Jika dibandingkan saat Ibu dan Bapak Guru menjadi murid dahulu dan murid-murid
sekarang, hal apa saja yang berbeda?
Menurut saya, setidaknya terdapat 2 (dua) hal signifikan yang menjadi pembeda antara
proses KBM ketika saya dulu menjadi murid dengan proses KBM bagi murid-murid generasi
sekarang, di antaranya :
1. Pendekatan Pembelajaran
Dulu ketika saya menjadi murid, guru memegang kendali KBM seutuhnya atau dengan kata
lain mendominasi proses pembelajaran dengan metode drill dan ceramah yang sangat
monoton dalam menyampaikan materi. Murid-murid hanya sebatas objek pembelajaran yang
siap menerima ilmu dan pengetahuan apa adanya dari guru tanpa memperhatikan kualitas
proses pembelajaran. Berbeda sekali dengan KBM bagi murid-murid sekarang, Pendekatan
yang digunakan pada kurikulum saat ini adalah Student Centered Learning atau pembelajaran
yang berpusat pada siswa yaitu pendekatan pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai
subjek pembelajaran sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar,
sementara guru sebatas berperan sebagai fasilitator yang menyediakan berbagai sumber daya
dan dukungan yang dibutuhkan oleh siswa.
2. Sumber belajar.
Sumber belajar yang saya gunakan ketika dulu menjadi murid yaitu hanya sebatas buku
pelajaran dan ilmu pengetahuan serta pengalaman dari guru saja. Berbeda sekali dengan
murid-murid sekarang, mereka memiliki akses tanpa batas untuk mencari sumber belajar
sebanyak-banyaknya dengan dukungan resources yang memadai terutama sumber belajar
online yang dapat menunjang pembelajaran di samping juga buku pelajaran yang disediakan
oleh sekolah serta pengetahuan dari guru yang kompeten dan berkualitas.
Setelah mempelajari materi ini, hal apa yang paling semangat ingin Ibu dan Bapak Guru
coba?
Setelah mempelajari materi ini, sebagai prioritas rencana jangka pendek, saya sangat antusias
untuk mempersiapkan rencana pembelajaran yang terbaik dengan mencoba menyusun modul
ajar dan media ajar yang benar-benar efektif, interaktif, sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, serta mampu mengakomodiasi berbagai macam gaya belajar dari peserta didik yang
berbeda-beda. Selain itu, saya juga akan mencoba mendiskusikan dengan siswa, orangtua
siswa, dan kepala sekolah dalam menentukan bentuk Project Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (P5) yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan sekolah.
Cerita Reflektif 1.2.1
Ibu dan Bapak Guru, ceritakan yuk tentang waktu favorit bersama murid, ketika sedang
melakukan apa?
Menurut saya, waktu favorit yang saya rasakan bersama murid adalah ketika melakukan
refleksi pembelajaran. Dengan bersama-sama merefleksi pembelajaran, seolah-olah saya
sedang berdialog dari hati ke hati dengan murid. Mereka berkesempatan untuk
mengekspresikan dan memberitahukan kompetensi apa saja yang mampu mereka kuasai
setelah pembelajaran. Selain itu, melalui refleksi pembelajaran, murid-murid dapat
mengutarakan keluh kesah akan kesulitan yang mereka rasakan selama kegiatan
pembelajaran. Dengan merefleksikan pembelajaran, kita selaku guru menjadi tahu capaian
keberhasilan pembelajaran yang sudah dilakukan serta mencari solusi untuk mengatasi
kesulitan murid dalam mencapai kompetensi yang belum bisa dikuasai sebagai perbaikan
pada pembelajaran berikutnya.
Perubahan apa yang Ibu/Bapak rasa akan paling signifikan di kelas dengan implementasi
Kurikulum Merdeka?
Perubahan signifikan yang saya rasakan setelah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
di kelas adalah Pembelajaran Berdifenesiasi, yaitu selaku guru harus mengelompokkan siswa
sesuai dengan gaya belajar dan tingkat kemampuan awal masing-masing siswa sebagai hasil
dari asesmen diagnostik. Guru harus merancang dan mengeksekusi modul ajar yang dapat
mengakomodir semua siswa tanpa kecuali, dengan level pemahaman yang berbeda dan gaya
belajar yang bervariasi yaitu kelompok siswa dengan gaya belajar Visual, Auditori, dan
Kinestetis.
Setelah mengenal perubahan utama pembelajaran pada kurikulum merdeka, hal apa yang
paling membuat Ibu dan Bapak Guru bersemangat? Mengapa?
Adapaun peran guru yang saya rasakan dominan ada pada diri saya ketika mengajar adalah
sebagai Motivator, fasilitator dan Pengelola kelas. Sebagai motivator, saya harus bisa menjadi
pendorong utama bagi para peserta didiknya untuk lebih semangat dan lebih aktif belajar.
Sebagai fasilitator, saya harus mampu berperan dalam memberikan fasilitas-fasilitas ataupun
kemudahan untuk proses belajar mengajar. Sedangkan sebagai pengelola kelas, saya dituntut
untuk bisa mengelola kelas dan lingkungan sekolah agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih
terfokus ke tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan belajar
yang bisa merangsang dan menantang para peserta didik untuk lebih giat belajar sekaligus
mampu memberikan rasa aman selama proses belajar mengajar.
Semoga dengan ke-tiga cara di atas, saya dapat membantu peserta didik menjadi individu
yang memiliki budi pekerti yang baik, siap menghadapi tantangan dalam kehidupan dan
berkontribusi positif bagi masyarakat.