Anda di halaman 1dari 4

Nama : Diana Maria

NIM : 4401022069
PENDIDIKAN BIOLOGI R.3
DESIGN THINKING
T.2 - AKSI NYATA
Setelah mengalami fase Empathize dan membangun pemahaman empatik terhadap peserta
didik, mari refleksikan sejenak proses perkuliahan kali ini.
1. Bagaimana intensitas dan dinamika proses yang Anda rasakan pada fase empati?
Jawab : Proses yang saya rasakan pada fase empati ini memberikan pemahaman dan
gambaran tentang apa saja kebutuhan dan keinginan peserta didik. Sebagai guru tidak
hanya menyusun rencana atas kehendak sendiri, melainkan harus melihat karakteristik
peserta didik. Untuk mengetahui kaakeristik dan kebutuhan peserta didik, guru dapat
melakukan tes diagnostic, observasi, ataupun wawancara secara IDI (In depth interview)
untuk memahami dan menggali lebih dalam apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh peserta
didik. Fase empati ini merupakan proses menggali permasalahan yang dialami oleh peserta
didik agar masalah sebenarnya muncul ke permukaan, sehingga guru dapat memikirkan
solusinya.

2. Apa hal baru yang Anda dapatkan setelah menggunakan teknik empati pada Design
Thinking?
Jawab : Hal baru yang saya dapat setelah menggunakan teknik empati dari design
thinking yakni saya mendapatkan berbagai pengalaman dan juga pengetahuan tentang
kebutuhan peserta didik saat ini. Dengan menggunakan teknik empati pada design
thinking sebagai seorang calon guru saya juga mendapatkan hal baru tentang
permasalahan dalam proses pembelajaran yang sedang dialami oleh peserta didik dan
membutuhkan solusi yang tepat. Peserta didik adalah subjek dalam proses pembelajaran
sedangkan guru adalah fasilitator. Oleh karena itu kita memerlukan proses empati untuk
menciptakan suasana saling peduli sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan saling
mendukung dalam jangka waktu lama antara diri sendiri dan juga peserta didik. Orang lain
mungkin tidak akan dapat mengingat tindakan yang kita buat, tetapi mereka akan
mengingat bagaimana kita membentuk perasaan mereka. Hal ini berkaitan dengan
pembentukan empati diantara orang lain.

DESIGN THINKING 1
3. Adakah hal yang membuat Anda bersemangat selama proses perkuliahan?
Jawab : Hal yang membuat saya bersemangat selama proses perkuliahan yakni belajar
tentang tahapan dari Design Thingking terutama dalam fase empati. Empati menjadi salah
satu kemampuan paling penting yang perlu dipelajari dalam hidup. Kemampuan
memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain dapat membantu kita
membayangkan seperti apa rasanya jadi orang-orang yang ada di sekitar. Empati hadir
secara alami pada beberapa orang, tetapi sangat sulit bagi sebagian orang lain. Sebagai
calon guru profesional kita harus mampu berempati dengan peserta didik dan memahami
permasalahan yang sedang peserta didik alami sehingga mereka dapat belajar dengan baik.
Melalui tahapan design thinking kita dapat membuat penyelesaian masalah yang sedang
dihadapi oleh peserta didik dengan tepat.

4. Adakah suasana yang membuat Anda malas ketika berproses?


Jawab : Terkadang ada, namun dapat dikatakan jarang. Rasa malas normal dimiliki dan
dirasakan oleh individu jika berada dalam kondisi yang tidak diinginkan. Suasana yang
membuat saya malas ketika berproses adalah kelelahan, ketika bekerja terlalu keras pada
aktivitas sebelumnya, tidak cukup tidur, serta sering begadang membuat saya mengalami
kemalasan ketika berproses kembali. Suasana yang ramai dan kurang kondusif juga dapat
membuat saya malas ketika berproses. Selain itu perasaan takut membuat kesalahan
terkadang menjadi faktor penyebab timbul rasa malas dalam diri saya. Namun hal ini
sudah mulai berkurang karena saya sudah mampu mengatasi rasa malas yang saya alami
dengan cara meningkatkan motivasi diri dengan membuat jadwal yang terstuktur sehingga
saya mampu mengelola waktu dengan baik. Selain itu kebiasaan menunda ketika
mengerjakan sesuatu saya coba hindari sehingga saya memiliki pengaturan waktu yang
baik dan semua pekerjaan mampu diselesaikan dengan tepat. Saya mencoba
menumbuhkan dalam diri bahwa membuat kesalahan adalah hal normal, dan merupakan
salah satu cara agar dapat belajar sehingga saya tidak akan takut untuk memulai
mempelajari hal yang baru.

5. Apakah materi pada topik ini mengubah pandangan Anda terhadap diri sendiri, teman, dan
lingkungan khususnya lingkungan pendidikan?
Jawab : Materi ini dapat mengubah pandangan saya, salah satu konsep dari sikap empati
kepada diri sendiri adalah ketika kita memiliki self–awareness yang tinggi. Kita bisa

DESIGN THINKING 2
dengan jelas mengidentifikasi perasaan yang kita punya. Termasuk juga di dalamnya
perasaan sedih, kecewa, marah, senang, dan lainnya. Dengan demikian, ketika kita
memiliki masalah, kita tahu solusi terbaiknya. Selain itu, dengan memiliki self–empathy,
kita tidak akan berusaha mencari-cari penyebab kesalahan. Karena kita akan mengingat
kondisi ketika kita melakukan kesalahan tersebut, sehingga akan timbul sebuah perasaan
memaklumi dan juga memaafkan diri sendiri. Berempati dengan teman saat seseorang
berada dalam masalah yang cukup rumit, kebanyakan akan menceritakan masalahnya ke
teman terdekatnya, dengan bahasa yang panjang lebar dan super lama. Meski kita
mungkin sudah bosan mendengar keluh kesahnya, coba untuk tetap berusaha menjadi
pendengar yang baik dengan memperhatikan setiap penjelasan keresahan yang teman kita
rasakan. Serta sedikit apapun kemampuan kita untuk meringankan beban teman, cobalah
untuk memberikan bantuan meski terlihat kurang begitu penting, Setidaknya sudah
berusaha menjadi teman yang baik dengan sedikit memberikan bantuan terhadap kesulitan
yang dialami oleh teman kita. Setelah saya mempelajari mateti design thinking dengan
tahapan empati saya menyadari bahwa sangat penting memiliki kemampuan empati
kepada lingkungan sekitar misalnya dengan memperhatikan, mendengar dan peduli.
Seluruh orang dewasa yang ada di dalam sekolah atau institusi tersebut memiliki peranan
dalam membantu mengembangkan dan memperlihatkan sikap empati. Kolaborasi antar
peran dalam lingkungan pendidikan menjadikan dasar yang kuat dalam kehidupan
pendidikan. Jika setiap orang mampu menempatkan diri dengan tepat maka akan terjalin
keharmonisan dalam berhubungan sosial.

6. Adakah pembelajaran pada topik ini yang dapat membantu Anda ketika mengajar di
sekolah nanti?
Jawab : Ada, yaitu ketika saya melakukan tahapan empati dengan IDI (in depth
interview) untuk observasi dan kepekaan terhadap peserta didik.. Teknik in depth
interview dilakukan dengan wawancara terhadap peserta didik untuk mengetahui kesulitan
belajarnya. Empati pada design thinking menjadi titik awal dalam berproses. Hal ini dapat
saya lakukan ketika mengajar di sekolah nanti dengan berempati terhadap peserta didik
yang akan saya ampu, saya akan menerapaan IDI untuk mengetahui perasaan, keinginan,
permasalahan dan kebutuhan peserta didik dimulai dengan memberikan pertanyaan dasar
kemudain mulai merujuk pada keadaan belajar peserta didik seperti kesulitan, keinginan,
kebutuhan, dan lainnya. Ketika mempelajari double diamond mengasah kemampuan saya

DESIGN THINKING 3
untuk mampu menganalisis permasalahan dengan tepat kemudian mencari solusi yang
efektif dalam mengatasi permasalahan tersebut.

7. Apa harapan yang muncul setelah menjalani proses perkuliahan ini?


Jawab : Harapan saya setelah menjalani proses perkuliahan ini yakni saya mampu
meningkatkan rasa empati dalam diri saya sendiri dan memahami dan mengenali peserta
didik dimulai dari hal paling umum tentang mereka kemudian menuju permasalahan yang
sedang dihadapi yang nantiya akan dianalisis dan menentukan solusi yang dapat
diterapkan unuk mengatasi masalah tersebut.

DESIGN THINKING 4

Anda mungkin juga menyukai