Sinarti (1944040025) Raodatul Jannah (1944041014) Izzahra Reffisabilla (1944042033) A. Pengertian Emik dan Etik
Emik dan Etik adalah dua macam sudut pandang dalam
etnografi yang cukup mengundang perdebatan. Emik (native point of view) misalnya, mencoba menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri. Etik merupakan penggunaan sudut pandang orang luar yang berjarak (dalam hal ini siapa yang mengamati) untuk menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat . Kata ethic dan emic merupakan istilah antropologi yang dikembangkan oleh Pike (1967.dalam Segal, 1990). Pike, menggunakan istilah etik dan emik untuk menjelaskan dua sudut pandang (point of view) dalam mempelajari perilaku dalam kajian budaya. Ethic sebagai titik pandang dalam mempelajari budaya dari luar sistem budaya tersebut, dan merupakan pendekatan awal dalam mempelajari suatu sistem yang asing. Sedangkan Emic sebagal titik pandang merupakan studi perilaku dari dalam sistem budaya tersebut (Segall, 1990). Para psikolog yang berminat pada kajian lintas budaya, menggunakan istilah ethic dan emic sebagai aspek daripada titik pandang atau cara pendekatan. Ethic adalah aspek kehidupan yang muncul konsisten pada semua budaya. Emic adalah aspek kehidupan yang muncul hanya pada satu budaya tertentu. Ethic menjelaskan universalitas sebuah konsep kehidupan sedangkan emic menjelaskan keunikan dari sebuah konsep pada satu budaya (Matsumoto, 1996). B. Pendekatan Emik dan Etik Dalam Konseling
1. Pendekatan Emik Dalam Konseling
Secara sangat sederhana emik mengacu pada pandangan warga masyarakat yang dikaji, dan mengacu pada temuan-temuan yang tampak berbeda untuk budaya yang berbeda dengan demikian sebuah emik mengacu pada kebenaran yang bersifat khas-budaya (culture-specific). 2. Pendekatan Etik Dalam Konseling Etik mengacu pada pandangan si pengamat, Etik mencakup pada temuan-temuan yang tampak konsisten atau tetap di berbagai budaya, dengan kata lain sebuah etik mengacu pada kebenaran atau prinsip yang universal. C. Contoh Kasus
Pada sebuah fenomena masyarakat seperti pengemis. bila
perilaku pengemis disebut sebagai sebuah fakta sosial atau sebuah keniscayaan, maka berlaku sebutan: pengemis adalah sampah masyarakat, manusia tertindas, manusia yang perlu dikasihani, manusia kalah, manusia korban kemiskinan struktural, dsb. Anggapan ini bukan sebuah kesalahan berpikir, melainkan sebuah sudut pandang etik orang di luar pengemis untuk menunjukkan fakta yang semestinya berlaku seperti itu, bukan pandangan emik bagaimana pengemis melihat dirinya sendiri. Dalam pandangan emik yang bersifat interpretif atau fenomenologis, pengemis adalah subjek. mereka adalah aktor kehidupan yang memiliki hasrat dan kehidupan sendiri yang unik. pandangan subjektif seperti ini diperlukan untuk mengimbangi pandangan obyektif yang seringkali justru memojokkan mereka, melihat mereka sebagai korban kehidupan, kesenjangan ekonomi, atau ketidakadilan sosial, bukan sebagai entitas masyarakat yang memiliki pemikiran dan pengalaman hidup yang mereka rasakan dan alami sendiri. D. Kesimpulan
Pendekatan etik melibatkan penelitian yang berasal dari
budaya tertentu. Pendekatan emik mengacu pada pandangan bahwa data penelitian konseling lintas budaya harus dilihat dari sudut pandang budaya subjek yang diteliti, atau budaya asli dan unik. Dalam hal ini, etik dan emik merupakan perbedaan cara mendeskripsikan suatu kebudayaan, dipandang dari dalam budaya klien atau dari luar budaya klien. Isu ini sering menjadi perdebatan karena pada akhirnya berkaitan dengan hubungan konselor dan klien. THANK YOU
Karena Keterampilan Self Attending Ini Menunjuk Pada Bagaimana Kita Sebagai Calon Konselor Bertindak Sehingga Menimbulkan Kesan Bagi Klien Bahwa Dirinya Diterima Dan Dihargai Dalam Proses Konseling