4. Membuat kesimpulan
PEMBAHASAN
Paragraf persuasif adalah salah satu jenis paragraf yang digunakan untuk
mengimbau atau mengajak orang lain melakukan atau memercayai suatu hal.
Arti kata persuasif sendiri ialah bersifat merayu atau membujuk. Langkah-
langkah untuk membuatnya adalah sebagai berikut.
1. Menentukan topik dan tujuan. Pada langkah ini, penulis menuliskan
tujuan penulisannya. Penulis juga dapat memberitahukan topik yang
sedang dibahas.
2. Membuat kerangka karangan. Paragraf persuasif memiliki kerangka
yang disusun secara sebab-akibat. Hal tersebut bertujuan untuk
membawa pembaca pada masalah yang dibahas.
Pengenalan isu berupa pengantar atau awalan pada teks yang mengenalkan isu atau
permasalahan yang akan dibahas pada teks.
2. Rangkaian Argumen
Rangkaian argumen berupa pendapat-pendapat dari penulis mengenai isu yang dikemukakan
sebelumnya. Pada bagian ini juga dikemukakan mengenai data atau fakta yang mendukung
argumen tersebut.
3. Pernyataan Ajakan
Pernyataan ajakan berupa kalimat-kalimat dorongan kepada para pembaca untuk melakukan
sesuatu. Pernyataan ajakan dapat berupa tersirat maupun tersurat pada teks.
Contoh:
Rokok atau sigaret adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau kering
yang telah dicacah. Rokok mengandung banyak bahan kimia, yang dapat membuat perokok tak hanya
merasa rileks tetapi juga kecanduan. Sebut saja nikotin, tar, sianida dan banyak lagi.
Banyak orang berpendapat bahwa rokok bisa membuat mood menjadi lebih baik, bisa membuat
pikiran lebih konsentrasi, dan sebagainya. Padahal, ini semua hanya ‘kesenangan’ sesaat. Apalagi
mengingat bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh rokok. Sejak beberapa tahun terakhir, di setiap
bungkusan rokok bahkan telah disertai pesan kesehatan yang memeringatkan perokok akan bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, seperti jantung koroner, kanker paru, penyakit paru
obstruktif dan lainnya. Walaupun imbauan tersebut lebih sering diabaikan.
Tapi, tidak pernah ada kata terlambat untuk membuat hidup lebih baik. Oleh karena dampak
negatifnya yang amat besar, dan tentunya bisa merugikan tak hanya diri sendiri tetapi juga orang lain,
maka sebaiknya kita menghindari rokok.
Sayangi tidak hanya diri Anda sendiri tetapi juga orang-orang di sekitar Anda. Percayalah bahwa
merokok tidak akan pernah membuat hidup Anda lebih sehat. Jangan sampai berbagai penyakit seperti
jantung koroner, paru-paru, dan lainnya menggerogoti badan Anda pelan-pelan. Ayo berhenti merokok!
Bab 1 : Bicara Satu Lawan Satu
Sebesar apapun bakat alami kita, sehebat apapun bakat alami yang diberikan oleh Tuhan, kita
masih harus melatihnya agar kemampuan alami tersebut berkembang dengan sempurna. Apalagi
jika bakat tersebut baru benar-benar diasah, kita harus berani melawan ketakutan akan kegagalan
yang menghantui kita.
Menurut Larry King, ada 4 dasar yang dapat membuat percakapan menjadi berhasil, yaitu
kejujuran, sikap yang benar, minat terhadap orang lain, dan keterbukaan terhadap diri sendiri.
Dalam dunia penyiaran atau bidang-bidang bicara apapun, biarkan para pendengar dan penonton
merasakan pengalaman dan perasaaan kita. Selain itu, kita juga harus menjadikan pemirsa atau
penonton menjadi bagian dari pengalaman kita dengan kejujuran tersebut.
Kemauan untuk berbicara, merupakan unsure dasar lain untuk menjadi pembicara yang baik.
Larry King pernah mengalami demam mic, dan sejak saat itu ia membuat komitmen bagi diri
sendiri bahwa ia akan tetap berbicara, serta akan meningkatkan kemampuan berbicaranya dengan
melatih kemampuan tersebut dengan serius. Kita dapat melakukan latihan sebagai pembicara
dengan buku-buku petunjuk, video-video pembicara, bahkan dengan berbicara sendiri di seputar
tempat tinggal kita. Bahkan Larry King menganjurkan kita untuk berlatih berbicara dengan
hewan piaraan! Karena kita jadi tidak perlu khawatir akan dibantah atau diinterupsi. Selain
kemauan, kita juga memerlukan perhatian yang dalam kepada orang lain, dan keterbukaan diri
kepada orang lain. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh mereka. Kita
juga senantiasa harus mengingat bawa setiap orang adalah ahli dalam suatu hal. Hargailah
keahlian itu.
Hindari pertanyaan ya atau tidak karena itu sama saja dengan mencari jalan buntu.
Hukum pertama percakapan ialah jika Anda ingin belajar banyak hari ini, Anda harus
melakukannya dengan mendengarkan. Dan jangan pernah menanyakan kabar seseorang jika
Anda tidak benar-benar peduli dengan jawabannya. Perhatikanlah jawaban orang lain. Orang
yang kita ajak bicara selalu lebih memperhatikan diri mereka sendiri dibandingkan diri kita.
Bahasa tubuh sama halnya dengan bahasa lisan. Jika terjadi secara alami, bahasa tubuh akan
menjadi bentuk komunikasi yang sangat efektif. Jika dibuat-buat, akan tampak palsu.
Buatlah dan pertahankan kontak mata yang baik akan membuat kita menjadi pembicara yang
hebat di mana pun. Tapi jangan terus-terusan karena banyak orang yang merasa kurang nyaman
jika terus-terusan. Perliharalah kontak mata jika teman bicara kita sedang berbicara atau ketika
kita menajukan pertanyaan. Jangan pernah memalikngkan mata ke awing-awang, melewati
punggungnya,jelalatan, seakan mencari orang lain.
Cara bicara dengan bawahan: beri instruksi-instruksi yang jelas, pastikan mereka
memahaminya dan tentukanlah batas waktu yang jelas. Dorong mereka untuk bertanya
agar kita yakin mereka memahami apa yang harus mereka lakukan dan kapan harus
diselesaikan
Jangan mempermainkan anggota stag kita dengan mengunkapkan kekecewaan kita
kepada seorang bawahan lain dan menggunakan mereka untuk menyampaikan pesan kita.
Bantuan dari asisten: tunjukkanlah horat dan penghargaan terhadap kompetensi dan
pengetahuan seorang asisten.
Berbicara dalam negosiasi: jika kita pria, kenakanlah setelan abu-abu. Jika kita wanita,
kenakanlah gaun konservatif. Pakailah arloji emas mahal dan kunci Phi Beta Kappa jika
kita bisa meminjamnya. Penampilan dan bahasa tubuh kita harus menampilkan
keberhasilan, bukan keputusasaan.
Dalam rapat: jika sebagai peserta, semakin sedikit bicara akan semakin baik. Jangan
menjatuhkan orang lain. Bersedialah menanyakan pertanyaan ‘bodoh’. Jangan bicara
tanpa persiapan. Jangan takut menggunakan humor.
Jika kita mengadakan pertemuan, mulailah tepat waktu, berani memutuskan, dan bersikap
tegas.
Dalam presentasi: slide sangat membantu untuk menambah apa yang kita katakana
dengan apa yang kita lihat oleh audiens. Berlatihlah jauh-jauh hari sebelumnya.
Seni mengelak: “bicara banyak tapi tidak ada isinya” jika ingin menghindari pertanyaan
atau membuat bingung si penanya.
Tamu terburuk: mengatakan hal-hal yang sama berulang kali, terlalu terobsesi pada
sesuatu, terlalu melawak, hanya menjawab pertanyaan ya/tidak.