Yang dimaksud dengan siasat membuka pidato ialah usaha atau kegiatan
yang
dilakukan oleh pembicara atau juru pidato untuk menciptakan prakondisi,
sehingga
perhatian sikap dan menta
l pendengar dapat digiring atau siap untuk mengikuti masalah
yang akan dibahas atau dibicarakan dalam pidato. Pembukaan pidato
merupakan bagian
yang sangat penting dan menentukan, karena permulaan yang bagus akan
menarik
perhatian pendengar/khalayak. Kegag
alan dalam membuka pidato akan menghancurkan
seluruh komposisi dan presentasi pidato. Tujuan utama pembukaan pidato
adalah menarik
perhatian, memperjelas latar belakang pembicaraan dan menciptakan kesan
yang baik.
muslikhah@uny.ac.id
Ada beberapa prinsip membuka pidato yang
harus dihindari dan yang harus
dilakukan oleh juru pidato atau orang yang akan berpidato. Prinsip
-
prisip tersebut antara
lain :
1.
Jangan membuka pidato dengan bahasa yang bertel
-
tele atau berputar
-
putar yang
dapat membuat pendengar bosan. Butalah kata
-
kata p
emula yang singkat tapi
menarik hati dan mengenai sasaran, yaitu ada hubungannya dengan pokok
masalah
yang dibicarakan.
2.
Sebaiknya jangan membuat kat
-
kata pembuka yang lucu, karena pendengar telah
siap mendengarkan ceramah atau pidato dan bukan badut. Selain itu, apabila
kata
lucu digunakan sebagai pembuka, akan memberikan dampak yang besar bila
berhasil atau gagal. Bila be
rhasil, pembukaan yang lucu akan sangat berkesan bagi
pendengar, tapi bila gagal, maka pendengar
akan kecewa dan akhirnya
mempengaruhi juru pidato dalam kelanjutan pidatonya. Oleh karena itu,
pembuka
pidato yang lucu biasanya tidak dianjurkan dipakai oleh
juru pidato. Lelucon
-
lelucon dapat saja dimasukkan pada saat pendengar terlihat dan tegang.
3.
Jangan membuka pidato dengan kata
-
kata bahwa sebenarnya anda belum siap
berpidato
. Apabila seseorang sudah berada di depan khalayak untuk nerpidato,
maka segala s
esuatunya sudah yakin siap.
4.
Timbulkan perhatian adan kinat pendengar, dan jangan mementahkan
semangat
untuk mendengarkan pidato. Dengan menggunakan cara
-
cara membuka pidato
yang baik diharapkan perasaan ingin tahu pendengar dapat timbul.
Cara
-
cara membuka
pidato dan berapa banyak waktu yang dibutuhkan sangat
tergantung pada topic, tujuan, situasi, khalayak, dan hubungan anara juru
pidato
dengan khalayak. Ada beberpa cara yang digunakan untuk membuka pidato,
yaitu :
1. Mulailah dengan sebuah kisah. Siapa yang tidak tertarik dengan sebuah kisah. Orang-orang
primitif mengelilingi api unggun untuk mendengar kisah. Orang-orang kota datang ke gedung
untuk menonton kisah teater. Anak-anak suka didongenkan kisah-kisah sebelum tidur. Kitab-
kitab suci seperti injil dan Al-Quran, memuat kisah-kisah nyata agar dapat dipetik hikmahnya.
Kisahkan awal pidato Anda dengan kata-kata yang menarik seperti kisah-kisah dalam novel.
2. Awali dengan pendapat bersama. Buatlah orang-orang setuju sejak awal. Jaga agar mereka
tetap mengiyakan. Apa ini salah ? Tidak juga. Selama pidato Anda rasional, kenapa tidak ?
Pendengar bukan menghadiri pidato Anda hanya untuk berdebat kusir dengan Anda.
3. Bangkitkan rasa ingin tahu pendengar Anda. Manusia mana yang tidak ingin pengetahuan
baru. Hewan pun mempunyai koriusitas atau rasa ingin tahu yang tinggi. Ajukan pertanyaan.
Bangun kerjasama yang apik dengan pendengar. Buatlah pendengar Anda bertanya-tanya
mengenai siapa, apa, mengapa, bagaimana dan silahkan Anda lanjutkan sendiri.
4. Kata-kata orang terkenal terbukti selalu menarik perhatian. Kenapa tidak mengawali pidato
dengan kutipan perkataan orang terkenal. Berhentilah sejenak setelah mengutip kata, lalu
sebutkan nama orang terkenal tersebut. Itu akan membuat suasana menjadi lebih mengesankan.
5. Gunakan alat peraga. Itu akan membuat perhatian hadirin lebih terpusat, dan mereka juga bisa
berimajinasi sendiri. Untuk hal ini, saya kira Anda terlalu cerdas untuk saya jelaskan lagi.
6. Kejutkan pendengar Anda. Berikan fakta yang mengejutkan hingga mereka berkata : oh iya
yah , berdecak kagum : Wah ! atau membuat mereka tercengang : Aaapaaaa ???
7. Kita pasti langsung berbalik saat mendengar orang di sebelah kita membicarakan mengenai
nama, sesuatu yang Kita suka atau hal-hal yang berhubungan dengan Kita. Awali pidato dengan
topik yang sangat diinginkan pendengar Anda. Bagaimana cara mengetahui topik apa yang
mereka inginkan ? Itulah gunanya persiapan. Itulah langkah-langkah dalam membuka pidato.
Lalu bagaimana menutup pidato ?
Penutupan pidato adalah titik paling strategis dalam sebuah pidato. Apa yang terakhir Anda
katakan akan terngiang di telinga pendengar. Bahkan, jika penutupan Anda benar-benar
berkesan, itu akan berbekas selamanya di ingatan pendengar. Pasti, Anda tidak ingin pidato Anda
seperti angin lalu, pergi begitu saja. Tanpa kesan, tanpa pesan.
Harus diakui, banyak kesalahan-kesalahan dalam menutup pidato. Misalnya dengan berkata
hanya ini yang bisa saya sampaikan . Pendengar tentu tahu apa yang telah Anda sampaikan.
Kalau sudah selesai, tutup dengan baik dan turunlah duduk. Tak perlu Anda berkata, hanya ini,
hanya itu. Lain lagi dengan orator yang tidak tahu harus menutup di titik mana. Ia berputar-
putar dengan kalimat itu-itu saja. Pada akhirnya, ia terlihat konyol dan berharap terjadi gempa
hingga membuat hadirin berpencar, agar ia terselamatkan dari sulitnya menutup pidato.
Sebaiknya Anda melakukan ini :
1. Contohi orator-orator sukses seperti Martin Luther King, Franklin Roosevelt atau Abraham
Linclon. Mereka mempersiapkan, menulis dan menghafalkan kata-kata yang tepat untuk
menutup pidatonya. Mereka melatihnya berulang kali hingga terlihat benar-benar memakau. Jika
diri sendiri saja belum terpukau, bagaimana bisa orang lain terpukau ?
1. Seperti pada pembuka pidato, Anda juga bisa mengutip perkataan orang-orang terkenal
pada penutup pidato Anda. Atau Anda juga bisa mengutip puisi sarat makna, pantun,
humor, pepatah dan semacamnya.
3. Sesuaikan penutupan pidato Anda dengan situasi dan kondisi forum. Sangat bijaksana, bila
Anda menyiapkan 2-3 penutupan. Jika yang satu kurang cocok, yang lain mungkin cocok.
4. Ringkaslah pidato Anda sebagai penutup yang konkret. Ulangi kembali ide-ide penting dengan
kata-kata yang berbeda. Jadikan penutup pidato Anda dapat terpahami dengan baik meski oleh
hadirin yang terlambat datang.
5. Pujian singkat dan tulus. Puji peningkatan sekecil apapun terhadap apa yang telah dilakukan
oleh pendengar Anda. Ingat ! puji secara tulus dari hati. Bukan pujian palsu seperti uang. Siapa
pula yang ingin dibayar dengan uang palsu ?
6. Berhenti di klimaks. Ini memang sulit. Tapi jika dilakukan dengan persiapan yang matang,
akan menghasilkan penutupan pidato yang sangat mengesankan. Pendengar akan berteriak,
tolong lanjutkan pidato Anda . Mereka juga menanti-nanti kapan Anda akan kembali berpidato.
Mengapa ? Karena tingkat kejemuan akan meningkat setelah melewati klimaks . Anda harus
berhenti, sebelum pendengar menginginkan Anda berhenti.
7. Terakhir, bersiaplah menjawab pertanyaan dari pendengar Anda. Caranya ? Dengan menguasai
topik Anda sepuluh kali lipat dari yang Anda tuangkan di pidato. Saring pertanyaan secukupnya
dengan menyesuaikan dengan ketersediaan waktu. Jika dimungkinkan, mintalah pendengar Anda
untuk menuliskan pertanyaanya pada kertas. Ini dimaksudkan agar Anda dapat mengumpul dan
memilah-milih pertanyaan terbaik menurut Anda. Jika tidak, Anda yang menulis pertanyaan
pendengar Anda, tapi batasi pertanyaan secukupnya.
Mayoritas orang yang tidak ahli dan enggan berlatih, memulai pidatonya dengan cara yang
buruk. Mereka mencoba melucu. Mereka seolah-olah dirasuki arwah tukul kalau bukan sule. Itu
bukan Anda. Sungguh, Anda memiliki khas dan identitas tersendiri. Lelucon sangat sulit dibuat.
Apalagi dalam forum seilmiah pidato. Itulah mengapa para comics adalah orang-orang yang
cerdas yang dapat membawakan stand up comedy dengan menarik. Melawak monolog, tanpa ada
lawan main sebagai obyek lelucon.
Kesalahan terbesar orator pemula adalah mengawali pidatonya dengan meminta maaf. maaf
saya bukan ahli pidato . Saya tidak siap untuk berpidato. Saya tidak bisa berkata apa-
apa. Lagipula, kalau Anda tidak siap, sebagian hadirin akan mengetahui tanpa Anda beri tahu.
Sama saja Anda menghina hadirin. Menganggap hadirin tidak penting, hingga tak perlu bersiap-
siap dengan persiapan yang terukur. Apa yang harus dilakukan ?
1. Mulailah dengan sebuah kisah. Siapa yang tidak tertarik dengan sebuah kisah. Orang-orang
primitif mengelilingi api unggun untuk mendengar kisah. Orang-orang kota datang ke gedung
untuk menonton kisah teater. Anak-anak suka didongenkan kisah-kisah sebelum tidur. Kitab-
kitab suci seperti injil dan Al-Quran, memuat kisah-kisah nyata agar dapat dipetik hikmahnya.
Kisahkan awal pidato Anda dengan kata-kata yang menarik seperti kisah-kisah dalam novel.
2. Awali dengan pendapat bersama. Buatlah orang-orang setuju sejak awal. Jaga agar mereka
tetap mengiyakan. Apa ini salah ? Tidak juga. Selama pidato Anda rasional, kenapa tidak ?
Pendengar bukan menghadiri pidato Anda hanya untuk berdebat kusir dengan Anda.
3. Bangkitkan rasa ingin tahu pendengar Anda. Manusia mana yang tidak ingin pengetahuan
baru. Hewan pun mempunyai koriusitas atau rasa ingin tahu yang tinggi. Ajukan pertanyaan.
Bangun kerjasama yang apik dengan pendengar. Buatlah pendengar Anda bertanya-tanya
mengenai siapa, apa, mengapa, bagaimana dan silahkan Anda lanjutkan sendiri.
4. Kata-kata orang terkenal terbukti selalu menarik perhatian. Kenapa tidak mengawali pidato
dengan kutipan perkataan orang terkenal. Berhentilah sejenak setelah mengutip kata, lalu
sebutkan nama orang terkenal tersebut. Itu akan membuat suasana menjadi lebih mengesankan.
5. Gunakan alat peraga. Itu akan membuat perhatian hadirin lebih terpusat, dan mereka juga bisa
berimajinasi sendiri. Untuk hal ini, saya kira Anda terlalu cerdas untuk saya jelaskan lagi.
6. Kejutkan pendengar Anda. Berikan fakta yang mengejutkan hingga mereka berkata : oh iya
yah , berdecak kagum : Wah ! atau membuat mereka tercengang : Aaapaaaa ???
7. Kita pasti langsung berbalik saat mendengar orang di sebelah kita membicarakan mengenai
nama, sesuatu yang Kita suka atau hal-hal yang berhubungan dengan Kita. Awali pidato dengan
topik yang sangat diinginkan pendengar Anda. Bagaimana cara mengetahui topik apa yang
mereka inginkan ? Itulah gunanya persiapan. Itulah langkah-langkah dalam membuka pidato.
Lalu bagaimana menutup pidato ?
Penutupan pidato adalah titik paling strategis dalam sebuah pidato. Apa yang terakhir Anda
katakan akan terngiang di telinga pendengar. Bahkan, jika penutupan Anda benar-benar
berkesan, itu akan berbekas selamanya di ingatan pendengar. Pasti, Anda tidak ingin pidato Anda
seperti angin lalu, pergi begitu saja. Tanpa kesan, tanpa pesan.
Harus diakui, banyak kesalahan-kesalahan dalam menutup pidato. Misalnya dengan berkata
hanya ini yang bisa saya sampaikan . Pendengar tentu tahu apa yang telah Anda sampaikan.
Kalau sudah selesai, tutup dengan baik dan turunlah duduk. Tak perlu Anda berkata, hanya ini,
hanya itu. Lain lagi dengan orator yang tidak tahu harus menutup di titik mana. Ia berputar-
putar dengan kalimat itu-itu saja. Pada akhirnya, ia terlihat konyol dan berharap terjadi gempa
hingga membuat hadirin berpencar, agar ia terselamatkan dari sulitnya menutup pidato.
Sebaiknya Anda melakukan ini :
1. Contohi orator-orator sukses seperti Martin Luther King, Franklin Roosevelt atau Abraham
Linclon. Mereka mempersiapkan, menulis dan menghafalkan kata-kata yang tepat untuk
menutup pidatonya. Mereka melatihnya berulang kali hingga terlihat benar-benar memakau. Jika
diri sendiri saja belum terpukau, bagaimana bisa orang lain terpukau ?
2. Seperti pada pembuka pidato, Anda juga bisa mengutip perkataan orang-orang terkenal
pada penutup pidato Anda. Atau Anda juga bisa mengutip puisi sarat makna, pantun,
humor, pepatah dan semacamnya.
3. Sesuaikan penutupan pidato Anda dengan situasi dan kondisi forum. Sangat bijaksana, bila
Anda menyiapkan 2-3 penutupan. Jika yang satu kurang cocok, yang lain mungkin cocok.
4. Ringkaslah pidato Anda sebagai penutup yang konkret. Ulangi kembali ide-ide penting dengan
kata-kata yang berbeda. Jadikan penutup pidato Anda dapat terpahami dengan baik meski oleh
hadirin yang terlambat datang.
5. Pujian singkat dan tulus. Puji peningkatan sekecil apapun terhadap apa yang telah dilakukan
oleh pendengar Anda. Ingat ! puji secara tulus dari hati. Bukan pujian palsu seperti uang. Siapa
pula yang ingin dibayar dengan uang palsu ?
6. Berhenti di klimaks. Ini memang sulit. Tapi jika dilakukan dengan persiapan yang matang,
akan menghasilkan penutupan pidato yang sangat mengesankan. Pendengar akan berteriak,
tolong lanjutkan pidato Anda . Mereka juga menanti-nanti kapan Anda akan kembali berpidato.
Mengapa ? Karena tingkat kejemuan akan meningkat setelah melewati klimaks . Anda harus
berhenti, sebelum pendengar menginginkan Anda berhenti.
7. Terakhir, bersiaplah menjawab pertanyaan dari pendengar Anda. Caranya ? Dengan menguasai
topik Anda sepuluh kali lipat dari yang Anda tuangkan di pidato. Saring pertanyaan secukupnya
dengan menyesuaikan dengan ketersediaan waktu. Jika dimungkinkan, mintalah pendengar Anda
untuk menuliskan pertanyaanya pada kertas. Ini dimaksudkan agar Anda dapat mengumpul dan
memilah-milih pertanyaan terbaik menurut Anda. Jika tidak, Anda yang menulis pertanyaan
pendengar Anda, tapi batasi pertanyaan secukupnya.
1. Seorang ibu usia 38 tahun diantar suaminya ke UGD bersalin dengan keluhan pusing, pandangan
kabur, mual,muntah. Dari hasil hasil anamnesa didapatkan data status obstetri G4P3A0 dengan usia
kehamilan 36 minggu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data tekanan darah 150/90 mmHg,
pemeriksaan protein urin ++, edema pada kaki, dan tangan.
Desy utami
Pilihan Jawaban
Seorang wanita hamil berusia 24 tahun datang ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kondisinya.
Dari hasil pemeriksaan yang di lakukan dokter TD :160/100 mmHg. Sakit kepala yang hebat
pandangan kabur, sakit pada ulu hati. sarah
Jawaban : B
Definisi
Subjektif
Dispnea
Sakit kepala pada saat bangun tidur
Gangguan penglihatan
Objektif
Gas darah arteri yang tidak normal
Ph arteri yang tidak normal
Konfusi
Sianosis
Karbondioksida menurun
Diaphoresis
Hiperkapnia
Hiperkarbia
Hipoksia
Hipoksemia
Iritabilitas
Gelisah
Somnolen
Takikardi
Saran Penggunaan
Gunakan diagnosis ini secara hati-hati, menurunnya aliran gas antara alveoli paru dan
system vascular, hanya dapat ditemukan dengan alat pemeriksaan diagnostic secara
medis yaitu AGD.
Seorang pasien mudah memiliki sebagian besar batasan kaakteristik tanpa secara
actual mengalami pertukaran gas alveolar. Lebih baik menggunakan pernyataan
diagnostic yang menjelaskan masalah oksigenasi yang dapat didiagnosis dan diatasi
secara mandiri oleh perawat, misalnya intoleransi aktivitas.
Jika pasien berisiko mengalami gangguan pertukaran gas, tulis masalah kolaborasi
yang sesuai, misalna potensial komplikasi tromboflebitis: emboli paru. Lihat saran
penggunaan untuk ketidakefektifan bersihan jalan napas, pola napas dan disfungsi
penapihan ventilator.
Gangguan pertukaran gas dapat dikaitkan dengan sejumlah diagnosisi medis, selain itu
penurunan suplai darah pulmonal dapat terkjadi sekunder akibat hipertensi paru, emboli
paru, gagal jantung kongestif, sindrom gawat napas dan anemia.
3. sedang
4. ringan
Indikator 1 2 3 4 5
Status kognisi
PaO2, PaCO2, pH arteri dan
SaO2
Tidal akhir CO2
Dispnea saat istirahat
Dispnea saat beraktivitas berat
Gelisah, sianosis dan somnolen
Frekuensi dan irama pernapasan
Kedalaman inspirasi
Ekspulsi paru
Bunyi napas saat istirahat
Pantau adanya edema perifer, distensi vena jugularis dan buni jantung s3 dan s4
Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa merokok itu tidak baik
Aktivitas kolaboratif
Konsultasikan dengan dokter tentang pentingnya pemeriksaan gas darah arteri
dan penggunaan alat bantu yang dianjurkan sesuai dengan adanya perubahan
pada kondisi pasien
Laporkan perubahan pada data pengkajian terkait
Aktivitas lain
Jelaskan kepada pasien sebelum memulai pelaksanaan prosedur untuk
menurunkan ansietas dan meningkatkan rasa kendali
Berikan penenangan kepada pasien selama periode gangguan atau kecemasan
Lakukan oral hygiene secara teratur
Buat rencana perawatan untuk pasien yang menggunakan ventilator, yang meliputi:
Meyakinkan keadekuatan pemberian oksigen dengan melaporkan
ketidaknormalan gas darah arteri, menggunakan ambu bag didekat pasien dan
berikan hiperoksigenasi sebelum melakukan pengisapan
Meyakinkan keefektifan pola pernapasan
Memantau komplikasi
Pasang jalan napas melalui mulut atau nasoparing, sesuai dengan kebutuhan
Perawatan dirumah
Kaji sumber allergen dan perokok pasif
Bantu pasien mengidentifikasi dan menghindari situasi yang dapat
mengakibatkan masalah pernapasan
Beri penekanan kepada keluarga bahwa seharusnya tidak ada yang merokok
dirumah
Rujuk kelaanan bantuan rumah tangga dan layanan pemeliharaan rumah untuk
menghemat energy
Untuk lansia
Pantau pernapasan dengan cermat ketika menggunakan depresan system saraf pusat
Jika diprogramkan menggunakan oksigen gunakan aliran rendah untuk mengantisipasi
gawat napas
Catatan:
Silahkan pilih intervensi keperawatan yang paling cocok untuk anda aplikasikan
terhadap klien anda dan jangan paksakan menggunakan intervensi keperawatan sesuai
dengan yang di artikel ini.
Sumber:
Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih Bahasa Ns. Esti
Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
Batasan karakteristik
Subjektif
Dispnea
Objektif
Suara napas tambahan
Perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan
NOC:
Pencegahan aspirasi; tindkaan personal untuk mencegah masuknya cairan atau partikel
padat kedalam paru
Status pernapasan: ventilasi; pergerakan udara yang masuk dan keluar ke dan dari paru
Status pernapasan: kepatenan jalan napas; jalur napas trakeobronkial bersih dan terbuka
untuk pertukaran gas
1. gangguan eksterm
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada gangguan
Indikator 1 2 3 4 5
Kemudahan bernapas
Frekuensi dan irama pernapasan
Pergerakan sputum keluar dari jalan
napas
Pergerakan sumbatan keluar dari jalan
napas
Pasien akan:
batuk efektif
mengeluarkan secret secara efektif
Intervensi NIC
Pengkajian
kaji dan dokumentasikan hal-hal berikut:
keefektifan pemberian oksigen dan terapi lain
aktivitas lain
anjurkan aktivitas fisik untuk memfasilitasi pengeluaran secret
anjurkan penggunaan spirometer insentif
jika pasien tidak mampu ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi tempat tidur kesisi
yang lainnya setiap dua jam
informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk menurunkan kecemasan
dan control diri
berikan pasien dukungan emosi
atur posisi pasien yang memungkinkan untuk pengembangan maksimal rongga dada
pengisapan nasoparing atau oroparing setiap.
Lakukan pengisapan endotrakea atau nasotrakea jika perlu
Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk mengencerkan secret
Singkirkan atau tangani factor penyebab, seperti nyeri, keletihan dan secret yang kental
Perawatan dirumah
Instruksikan pasien dan keluarga terlibat dalam perencanaan untuk perawatan dirumah
Kaji kondisi rumah untuk keberadaan factor allergen
BAB I
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian
Ketidakefektivan pola napas adalah inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
yang adekuat (Wilkinson, 2007).
B. Etiologi
Menurut Wilkinson (2007) etiologi dari masalah keperawatan ketidakefektivan pola napas,
antara lain:
a. Ansietas
b. Kelelahan otot-otot respirasi
c. Penurunan energi/kelelahan
d. Deformitas dinding dada
e. Nyeri
f. Disfungsi neuromuskular
C. Batasan Karakteristik
Menurut Wilkinson (2007) batasan karakteristik dari masalah keperawatan ketidakefektivan pola
napas, antara lain:
a. Dispnea
b. Napas pendek
c. Perubahan gerakan dada
d. Napas cuping hidung
e. Penggunaan otot-otot bantu pernapasan
E. Intervensi Keperawatan
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan bronkospasme.
Tujuan :
Pola nafas kembali efektif.
Kriteria hasil :
Pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas normal, batuk berkurang,
ekspansi paru mengembang.
Intervensi :
1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk
penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat
gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, wheezing.
Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.
3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.
4. Observasi pola batuk dan karakter sekret.
Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.
5. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
Rasional : dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah
ketidak nyaman upaya bernafas.
6. Kolaborasi
- Berikan oksigen tambahan
- Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer
Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban pada
membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.
Bab II
Tinjauan Kasus
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Nomor RM : =
Tanggal masuk : 10 Januari 2011 jam 17.05 WIB
Alamat : -
gnosa Medis : asma
B. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas
Breathing
Ada nafas, nafas cepat RR: 30x/m
Circulation
Ada nadi
Disability
GCS 15
2. Pengkajian Sekunder
a) Tingkat Kesadaran : CM
b) GCS : E4M6V5
c) Tanda-tanda vital : TD = 130/70 mmHg, N = 92 x/menit, RR = 30x/menit
d) Riwayat Kesehatan Sekarang : pasien baru dating bersama keluarga dengan keluhan sesak nafas.
C. Analisa data
No Data Fokus Masalah keperawatan Etiologi
1. DS: - Ketidakefektivan Kelelahan otot-
DO: Pola Napas otot pernapasan
a. Retraksi dinding dada (+)
b. Penggunaan otot bantu napas
(+)
c. Napas cuping hidung (-)
d. RR = 30 x/menit
e. Sianosis (-)
D. Intervensi NIC dan NOC
No NIC NOC
1. Posisikan pasien head up 30 derajat Setelah dilakukan tindakan
Pertahankan jalan napas
keperawatan diharapkan masalah
Perhatikan pergerakkan dada, amati
akan berkurang, dengan kriteria:
penggunaan otot-otot bantu
Pertahankan oksigen sesuai advis pergerakan dada normal,
dokter penggunaan otot-otot bantu
Pantau jumlah respirasi berkurang
Berikan nebu, sesuai advice dokter
E. Implementasi
Waktu No. Dx Implementasi Respon
10-/03/2011
17.05 1 Memposisikan nyaman Posisi semi fowler
pasien
17.06 1 Memberikan terapi Oksigen kanul 3 L/menit
oksigen sesuai advis
dokter
17.08 1 Mengauskultasi bunyi Terdengar whezeng
paru
17.10 1 Memberikan terapy Ps. kooperatif
sesuai program
Nebu ventolin 1:1
17.30 1 Mengobservasi status RR = 24 x/menit
respyratory Retraksi dan penggunaan
otot bntu berkurang
F. Evaluasi
Waktu No. Dx SOAP
10/03/2011 1 S:-
Jam 17.40 O:
a. Retraksi dinding dada berkurang
b. Penggunaan otot bantu napas berkurang
c. Napas cuping hidung (-)
d. RR = 24 x/menit
e. Sianosis (-)
A: Ketidakefektivan Pola Napas teratasi
P:
a. Anjurkan control dokter