2. Repeater
Alat ini pada dasarnya berguna untuk “memperpanjang” pembatasan kabel,
misalnya kabel Ethernet coaxial cable batsnya 500 meter. Repeater akan memperkuat
semua sinyal yang diterimanya dan diteruskan ke kabel berikutnya dan untuk Ethernet
coaxial cable batasnya diperpanjang dengan 500 meter lagi. Penerusan sinyal tersebut
dilakukannya tanpa melakukan pengecekan apapun lagi, sehingga hampir tidak ada
penundaan (nilai) terhadap sinyal tersebut.
Repeater ini banyak digunakan untuk topologi bus, karena topologi ring
misalnya setiap system atau node sudah merupakan repeater dengan sendirinya,
sehingga setiap sinyal yang sampai ke suatu node akan diperkuat kembali sehingga
sama seperti aslinya . Keadaan ini tentunya tidak berlaku bagi topologi bus.
Contoh untuk Ethernet coaxial cable dapat digambarkan sebagai berikut :
Untuk Ethernet coaxial cable jarak antara kedua kabel tersebut tidak boleh
lebih dari 100 meter. DI samping itu 2 kabel maximum hanya dapat dipisahkan oleh 2
repeater (sinyal tidak dapat melalui lebih dari 2 repeater atau antara 2 node tidak
boleh terdapat lebih dari 2 repeater).
Jarak antara kabel dapat diperpanjang bila menggunakan repeater yang
menggunakan serat optik (fiber optics) dan umumnya sampai sekitar 1000 meter.
Keuntungan lain dari repeater yaitu ia “memisahkan” kabel yang satu terhadap
kabel yang lain bila salah satu mengalami gangguan sehingga tidak berfungsi. Ini
berarti kabel yang satu beserta segala peralatan yang terhubung tetap berfungsi, bila
kabel yang lain mengalami gangguan.
Bila dibandingkan dengan model OSI maka repeater hanyalah menyangkut
lapisan atau layer Physical saja, sehingga segala aturan yang menyangkut konfigurasi
(kecuali jarak kabel) berlaku seolah-olah kedua kabel yang dihubungkan tersebut
merupakan satu kesatuan kabel.
Ini juga berarti bahwa pada metode akses CSMA/CD, bila sistempada kabel
yang satu secara bersamaan hendak mengirim data dengan system yang berada pada
kabel lain yang terhubung dengan repeater tetap akan mengalami “tabrakan
(collision)”, meskipun berada pada kabel yang berbeda.
Jadi harus diperhatikan, bahwa repeater hanya dapat digunakan untuk dua
jaringan yang benar-benar sama termasuk protocol, metode akses, dan media
transmisi yang dipergunakannya.
3. Bridge
Berfungsi menghubungkan dua buah LAN yang sejenis, sehingga dapat
memiliki satu LAN yang jauh lebih besar dari ketentuan konfigurasi LAN tanpa
Bridge.
Bridge dapat menghubungkan dua LAN yang kedua-duanya menggunakan
metode transmisi baseband atau broadband ataupun LAN dengan baseband dan LAN
dengan broadband atau metode akses CSMA/CD dengan token passing dan
sebagainya bergantung pada jenis Bridge yang digunakan.
Bahkan ada jenis Bridge untuk microwave sehingga dapat menghubungkan 2
buah LAN yang berjarak sampai sekitar 6 kilometer.
Bridge tidak hanya “memperpanjang” kabel Ethernet, tetapi antara kedua
kabel tersebut tetap seolah-olah terpisah, sehingga misalnya system di LAN yang satu
dengan system di LAN yang lain yang terhubung oleh Bridge secara bersamaan dapat
mengirim data. Jadi peraturan konfigurasi berlaku untuk masing-masing LAN secara
terpisah.
Akibatnya gangguan pada LAN yang satu tidak akan mempengaruhi system
yang berada pada LAN yang lain.
Meskipun demikian secara jaringan kedua LAN yang terpisah oleh Bridge
tetap merupakan satu kesatuan sehingga system di LAN yang satu mengenal system
di LAN yang lain sehingga dapat dengan mudah berkomunikasi seolah-olah berada
pada LAN yang sama.
Pada dasarnya bila dibandingkan dengan model OSI maka Bridge menyangkut
tidak hanya lapisan atau layer physical saja, tetapi juga lapisan datalink. Hal ini
menyebabkan Bridge akan mempengaruhi unjuk kerja LAN, bila sering terjadi
komunikasi sitem yang berada di LAN yang berbeda terhubung oleh Bridge, karena
adanya proses yang harus dilakukan oleh Bridge untuk memenuhi layer datalink
tersebut.
Kita juga dapat mengkombinasikan penggunaan Bridge dan Repeater untuk
semakin memperbesar konfigurasi LAN. Demikian pula beberapa bridge dapat
digunakan untuk saling menghubungkan beberapa LAN, sehingga dapat menjadi
suatu LAN yang besar sekali. Namun harus diperhatikan, bahwa tetap terdapat
pembatasan mengenai banyaknya bridge yang dapat digunakan dan hal ini tergantung
baik dari bridge itu sendiri maupun LAN yang digunakan.
4. Router
Berfungsi agar data sampai ke tempat tujuan pada jaringan sesuai dengan apa
yang dikehendaki. Peralatan ini juga dapat memilih jalan alternatif terbaik, bila
memang ada beberapa jalan untuk mencapai tujuan atau bila salah jalan ke tempat
tujuan terputus karena sesuatu hal.
Bila dibandingkan dengan model OSI maka Router pada dasrnya menyangkut
lapisan atau layer physical, data link dan network.Karena itu router tidak dapat
digunakan sembarangan.
Router ini menjadi sangat penting bila jaringan sudah besar dan saling
berhubungan dengan jaringan LAN yang lain, bahkandengan WAN misalnya.
Bayangkan apa yang terjadi bila tidak memiliki router dan salh satu node tidak
berfungsi, maka seluruh komunikasi bisa terputus. Penggunaan router antara lain
dapat menghindarkan terjadinya keadaan sperti itu, karrena router dapat memilih jalan
alternatif.
5. Gateway
Berfungsi menghubungkan jaringan yang satu dengan yang lainyang tidak
sejenis. Misalnya menghubungkan jaringan LAN dengan WAN, suatu LAN dengan
PSDN (Public Switching Data Network), dan sebagainya. Jadi jaringan yang saling
dihubungkan dapat berbeda sama sekali dalam segala hal, bahkan arsitekturnya.
Pada dasarnya Gateway mengubah protocol yang digunakan oleh suatu jenis
jaringan ke protokol yang digunakan oleh jenis jaringan yang lain.
Bila dibandingkan dengan model OSI maka Gateway pada dasarnya berusaha
memenuhi semua layar dari OSI.
Perlu diperhatikan bahwa terdapat kemungkinan bahwa peralatan Router dan
Gateway menjadi satu untuk mencakup kedua fungsi masing-masing peralatan
tersebut.
2.2.1 Baseband
Pada metode ini data yang berupa signal digital langsung dikirim pada media
yang digunakan tanpa mengalami perubahan apapun. Dengan cara ini maka jarak
capai data benar-benar bergantung pada kualitas media yang digunakan. Media
tersebut juga hanya dapat digunakan secara tunggal (single channel), jadi tidak dapat
dibagi-bagi.
Peralatan yang diperlukan untuk metode ini juga sederhana. Media yang dapat
digunakan untuk metode transmisi ini bermacam-macam sehingga tidak tergantung
pada jenis media tertentu. Pada metode ini hanya data yang dapat dikirimkan melalui
media ini.
2.2.2 Broadband
Pada metode ini data yang dikirimkan harus diubah lebih dulu menjadi signal
analog atau mengalami modulasi terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan data dapat
dikirimkan pada jarak yang relatif lebih jauh dari baseband. Metode ini juga
menyebabkan media dapat digunakan secara berganda (multi channel), sehingga
pemakaian media lebih efisien. Tetapi metode ini juga memerlukan peralatan yang
lebih rumit, seperti misalnya memerlukan modem frekuensi radio (RF modem).
Pada dasarnya media yang paling banyak digunakan untuk metode transmisi
ini adalah coaxial cable. Kabel jenis ilain tidak dapat digunakan karena kualitasnya
buruk. Metode ini juga memungkinkan pengiriman data bersama dengan informasi
lain berupa suara (voice) dan gambar (video).
2.3 Topologi
Jenis jaringan juga dapat dibedakan atas bagaimana system atau node yang
satu dihubungkan dengan sitem atau node yang lain atau berdasarkan topolginya,
yakni :
1. Ponit to point
2. Star
3. Ring
4. Bus
5. Tree
2.3.1 Point to point
topologi yang paling sederhana yang dapat digambarkan sebagai berikut :
2.3.2 Star
Topologi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Kerugian topologi ini yaitu bila system atau node di pusat tidak bekerja, maka
seluruh jaringan/network juga tidak bekerja.
2.3.3 Ring
Topologi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Kerugian topologi ini yaitu salah satu saja dari system atau node berhenti
bekerja, maka hubungan yang harus melalui node tersebut juga terputus.
Karena itu perlu ada cara untuk mengatasi masalah tersebut.
2.3.4 Bus
Topologi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Topologi ini yang paling popular karena jaringan/network tidak bergantung pada
system atau node yang mana pun.
2.3.5 Tree
Topologi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada topologi ini suatu node hanya dapat berhubungan secara langsung dengan node
yang langsung di atasnya atau dibawahnya. Antara dua node hanya mungkin terdapat
satu jalur. Topologi ini merupakan salah satu topologi yang jarang sekali digunakan
karena ketergantungsn antara node yang satu dengan yang lain.