Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Permasalahan


Paratransit saat ini berkembang di Indonesia dalam perkembangan yang relatif
kecil, padahal di negara-negara maju paratransit telah berkembang menjadi suatu
alternatif transportasi yang sangat menguntungkan di berbagai aspek, dan juga terhadap
aktor-aktor yang terlibat didalamnya. Dengan motto misalnya saja di Boston ,” Share a
Cab, save a Bundle, a New Fast Convenient door to door cab service”, yaitu suatu bentuk
paratransit yang memberikan jasa kepada para pelanggannya untuk dapat melakukan
perjalanan kesuatu tempat secara rutin, dan pelanggan akan secara rutin diantar dan
jemput dalam suatu cab dengan pelanggan lain yang searah. Juga seperti misalnya “Home
To Work Service, Dial-a-bus”, bus paratransit yang di secara khusus dibuat untuk
mengantar jemput pelanggannya ke tempat kerja di New York. Dan banyak lagi contoh-
contoh lainnya yang tidak terbatas hanya pada contoh diatas.
Berdasarkan studi yang dilakukan dinegara-negara maju terdapat banyak sekali
dampak positif penggunaan moda paratransit yaitu ;
- Memperbaiki mobilitas, khusus kepada penduduk yang tidak memiliki akses baik
kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum.
- Memperkecil total biaya pengguna transportasi
- Memperkecil kemacetan dan kebutuhan parkir.
Dari point-point diatas terlihat bahwa begitu besar keuntungan yang diperoleh dengan
pengembangan moda paratransit ini. Namun sayangnya mungkin karena banyak faktor
yang berpengaruh, sistem para transit kurang berkembang dan walupun berkembang
tidak memberikan dampak-dampak positif yang diharapkan, justru sebaliknya menjadi
sumber kemacetan dan penyebab penurunan kualitas lingkungan.
Untuk melihat gambaran salah satu sistem para transit di Indonesia dapat kita lihat
misalnya Ojek.. Ojek menjadi salah satu primadona daerah-daerah yang kondisi medan
jalannya tidak mampu di lalui oleh mobil biasa. Di lain hal, kadang-kadang kumpulan
pengemudi ojek juga sering sekali mengklaim rute perjalanan ojeknya, sehingga bila ada

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


2

angkutan lain yang masuk kedalam rutenya, akan segera babak belur dipukuli para
pengemudi ojek. Contoh yang paling dekat saja misalnya di pintu masuk jalan Tubagus
Ismail Bandung, ketika pukul 21.00 para pengemudi ojek mulai bekerja, tidak ada
satupun angkutan kota jurusan Caringin-Sadang Serang yang berani masuk ke jalan
Tubagus Ismail. Contoh lainnya adalah becak, walaupun hanya mengandalkan tenaga
manusia, becak ini menjadi primadona karena biayanya dapat dijangkau semua lapisan
masyarakat dan dapat masuk ke jalan-jalan yang ukurannya sempit..
Sebagaimana mana kita ketahui begitu pentingnya manajemen transportasi
terutama dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas transportasi, maka penulis
berlogika bila transportasi paratransit ini dimanajemen dengan baik mungkin akan
mendapatkan hasil yang lebih baik dari sekarang. Mungkin sistem paratransit menjadi
lebih berkembang atau lebih efektif dan efisien dari kinerjanya. Untuk mencapai tujuan
tersebut kita perlu mengetahui bagaimana proses manajemen transportasi paratransit ini
yaitu terdiri dari tahapan-tahapan berupa perencanaan, desain transportasi, implementasi,
operasi dan evaluasi.

1.2 Tujuan Studi


Telah jelas dalam latar belakang yang dijelaskan diatas bahwa makalah ini
bertujuan “untuk menyusun bagaimana caranya untuk memanajemen transportasi
paratransit yang tidak terlepas dari tujuan manajemen itu sendiri untuk memperoleh
sistem transportasi yang efektif dan efisien.”

1.3 Ruang Lingkup Studi.


Studi ini dibuat dalam suatu lingkup studi yaitu lingkup manajemen sistem
paratransit dan hal-hal lain yang mungkin perlu ditambahkan. Beberapa contoh muncul
dengan maksud untuk memperjelas penjelasan sebelumnya.

1.4 Metoda Studi.


Studi ini dibuat dengan metoda deskriptif analitis, yaitu metoda yang memberikan
gambaran bagaimanakah suatu hal itu berlangsung dan kemudian dibuat analisis yang
perlu berkenaan dengan hal tersebut.

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


3

Dalam studi ini tidak dilakukan survey primer namun hanya terbatas kepada
pemaparan berbagai literatur dan bahan-bahan yang dikumpulkan penulis dari berbagai
sumber.

1.5 Sistematika Pembahasan


Dalam makalah ini dibuat suatu sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan , terdiri dari
1.1 Latar belakang permasalahan.
1.2 Tujuan studi
1.3 Ruang Lingkup Studi
1.4 Metoda Studi.
1.5 Sistematika Pembahasan, kemudian pada bab selanjutnya.
BAB II Paratransit: Pengertian, Klasifikasi, dan Pembentukan Sistem Transportasi
Paratransit, terdiri dari subbab sebagai berikut :
1.1. Pengertian Paratransit.
1.2. Klasifikasi Paratransit
1.3. Pembentukan Sistem Tranportasi Paratransit
BAB III Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit , dan bab terakhir
BAB IV Kesimpulan

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


4

BAB II
Paratransit: Pengertian, Klasifikasi, dan Pembentukan Sistem
Transportasi Paratransit.

2.1 Pengertian Paratransit


Dikutip dari buku “Paratransit Handbook” diperoleh bahwa pengertian
paratransit yang secara umum dapat diterima adalah salah satu bentuk transportasi
intraurban yang diperuntukkan untuk umum, berbeda dengan sistem transportasi
konvensional (angkutan kota, bis, kereta api yang waktu dan jadwalnya tertentu) dan
dapat beroperasi baik di jalan bebas hambatan ataupun di jalan biasa.
Dalam pelaksanaannya sistem paratransit ini melibatkan empat aktor yaitu pemakai
jasa, operator, pemilik usaha dan pemerintah. Pemakai jasa bertindak sebagai pembeli
jasa, dimana pemakai ini terlebih dahulu bernegosiasi dengan operator untuk menentukan
jadwal, rute dan lokasi yang akan dicapai. Kemudian operator beritindak sebagai yang
mengoperasikan segala kegiatan pelayanan jasa. Pemilik bertindak sebagai orang yang
memiliki usaha, kadangkala pemilik ini bertindak pula sebagai operator. Dan yang
terakhir yaitu pemerintah bertindak sebagai pihak yang memberikan regulasi dan
peraturan.

2.2 Klasifikasi Paratransit


Karena begitu luas nya cakupan moda paratransit, maka dibutuhkan kejelasan
batasan-batasan sesuai dengan pengertian paratransit itu sendiri. Oleh karena itu tedapat
klasifikasi paratransit dimana klasifikasi ini dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini.

2.2.1 Klasifikasi berdasarkan Koordinasi pelayanan (Coordinated dispatching vs


non-Coordinated dispatching).
Maksudnya adalah pelayanan transportasi paratransit secara garis besar terbagi
menjadi pelayanan yang terkoordinasi dan yang tidak terkoordinasi. Pelayanan yang

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


5

terkoordinasi adalah pelayanan yang sifatnya centralisasi dalam arti permintaan pertama
kali masuk ke pusat komunikasi operator kemudian oleh pusat komunikasi secara random
permintaan-permintaan itu dipenuhi satu per satu dengan menyuruh angkutan
paratransitnya menuju tempat permintaan berada. Contoh paratransit yang pelayanannya
terkoordinasi seperti ini adalah taksi.
Sedangkan transportasi paratransit yang tidak terkoordinasi pelayanannya adalah
moda paratransit yang langsung berinteraksi dengan calon penumpang. Dimana bertemu
dengan calon penumpang yang membutuhkan maka disitulah terjadi interaksi jual beli
jasa transportasi. Sebagai contohnya adalah becak dan ojek..

2.2.2 Klasifikasi berdasarkan eklusifisme (Ekslusive vs Share)


Klasifikasi ini maksudnya adalah klasifikasi moda paratransit dengan penekanan
pada perbedaan penggunaan moda paratransit eklusif untuk orang-orang tertentu saja atau
penggunaan moda paratransit untuk umum. Contohnya adalah taksi disewa hanya untuk
sekelompok kecil orang saja dan biasanya terkesan lebih eklusif dibandingkan dengan
menyewa mobil bus, sedangkan penyewaan mobil bus sifatnya melayani sebagian besar
orang dan juga dari kesannya hanya kesan biasa-biasa saja.

2.2.3 Klasifikasi berdasarkan target pasar .(general market vs target market)


Klasifikasi ini didasarkan kepada target pasar moda paratransit. Sebagai contoh
adalah Ojek yang memiliki target pasar daerah yang belum atau tidak dijangkau oleh
kendaraan umum, sedangkan angkutan kota target pasarnya lebih umum.

2.2.4 Klasifikasi berdasarkan karakteristik permintaan. (advance request vs


immediate request)
Klasifikasi ini didasarkan kepada karakteristik permintaan, apakah permintaan
terhadap moda paratransit itu sifatnya harus cepat dipenuhi ataukah tidak perlu cepat
dipenuhi . Contohnya mungkin seperti taksi yang setelah permintaan ada harus segera
ketempat permintaan berada atau mobil-mobil paratransit yang lain yang sifat
pelayanannya berjadwal hari per hari, atau minggu per minggu.

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


6

2.2.5 Klasifikasi berdasarkan rute dan jadwal (unconstrained vs partially


constrained routes dan schedules)..
Klasifikasi ini didasarkan kepada rute dan jadwal pelayanan paratransit.
Maksudnya adalah bahwa pelayanan paratransit yang sifatnya terkoordinasi seringkali
menawarkan berbagai varietas rute dan pola jadwal seperti di jelaskan dibawah ini.
a. Unconstrained Route dan Schedule.
i. Many to many, pelayanan transit yang sifatnya demand-responsive yang
melayani berbagai tujuan seperti rumah, dan berbagai tempat dalam
jangkauan pelayanan.
b. Partially Constrained Route dan Schedule.
i. Many to Few, sistem transit yang demand responsive yang melayani
berbagai tujuan, seperti rumah dan tempat-tempat yang terpiilih saja.
Biasanya dihubungkan dengan pusat aktivitas pelayanan dan transfer
point.
ii. Many to One, sistem transit yang demand responsive yang melayani
banyak tujuan seperti rumah dan hanya satu tempat tujuan saja, seperti
shopping center dll.
iii. Deviation from Point, sistem transt yang demand responsive yang
membuat jadwal pemberhentian yang teratur pada beberapa tempat tapi
bebas memberikan pelayanan dari pintu ke pintu antara checkpints.
iv. Deviation from Route, sistem transit yang demand responsive yang
melayani dalam rute permintaan.

2.2.6 Klasifikasi berdasarkan servis. (door-to door versus limited-doorstop


service).
Beberapa rute mungkin ditawarkan sebagai servis dari pintu ke pintu atau limited-
doorstop service, seperti diterangkan di bawah ini :
- Door to door sercie, sistem transit yang demand responsive yang memberikan
servis dari beberapa tempat origin ke beberapa tempat tujuan.

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


7

- Limited doorstop service, sistem transit yang demand responsive yang


memberikan pelayanan dari tempat pelayanan terpilih baik origin atau destination,
pengguna jasa harus berjalan dulu ketempat yang telah ditentukan.

2.2.7 Klasifikasi berdasarkan Institusi yang memegang.


Klasifikasi ini didasarkan kepada institusi yang memegannya apakah berupa
institusi pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat atau lembaga-lembaga
lainnya.

2.3 Pembentukan Sistem Transportasi Paratransit.


Sistem transportasi paratransit tidak jauh berbeda dengan sistem transportasi umum
yang terdiri dari sistem pergerakan, sistem jaringan, sistem kegiatan, sistem kelembagaan
dan sistem lingkungan. Namun salah satu yang unik dari sistem transportasi paratransit
ini adalah adanya karakteristik dimana sistem transportasi ini muncul karena adanya
kejelian seseorang untuk menganalisis pasar kebutuhan akan moda paratrasnit. Contoh
sederhananya saja adalah para pengemudi becak mangkal pada tempat-tempat tertentu
dimana orang-orang membutuhkan jasanya seperti diperempatan, di dekat permukiman,
dan ditempat-tempat lain yang membutuhkannya. Kemampuan para pengemudi becak
untuk melihat prospek ini sebenarnya adalah merupakan kemampuan menganalisis pasar
akan kebutuhan moda paratransit.
Berdasarkan teori yang dikutip dari buku yang berjudul “Paratransit Handbook”,
dimana kita dapat membuat suatu sistem transportasi paratransit. Dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Perencanaan, dalam tahap ini dilakukan tahapan-tahapan pula berupa,
- Identifikasi kebutuhan lokal akan moda paratransit.
- Identifikasi tujuan
- Identifikasi aktor-aktor yang akan terlibat.
- Identifikasikan isue-isue yang ada.
- Identifikasi sumber-sumber keuangan.
- Identifkasi target lokasi
- Identifikasikan kebijaksanaan yang akan dibuat.

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


8

- Estimasi demand dan supply.


- Estimasi biaya dan penerimaan.
- Penyusunan alternatif.
- Pilih dan gambarkan target lokasi.
- Perisapan desain dan pengimplementasian jadwal dan keuangan.
- Buat proposal rencana.
b. Desain, dalam desain ini terdapat prosedur-prosedur yang sebaiknya dilakukan yaitu :
- Pilih dukungan teknis.
- Melakukan survey.
- Buat batas-batas pelayanan secara jelas.
- Desain rute dan koordinasi.
- Penghitungan kebutuhan armada dan demand yang ada.
- Desain tata cara jual beli.
- Pemilihan moda.
- Desain sistem komunikasi.
- Desain jadwal dan sistem naik turunya penumpang.
- Kembangkan perkiraan biaya dan penerimaan.
- Pilih operator.
- Desain fasilitas yang mungkin dibutuhkan.
- Kembangkan staff dan pelatihan.
- Rencanakan dana untuk pelaksanaan.
c. Implementasi, dalam implementasi ini ada beberapa prosedur yang sebaiknya
dilakukan :
- Siapkan dana.
- Pilih dan jadwalkan kerja para staff.
- Siapkan kendaraan, fasilitas dan kebutuhan lainnya.
- Isi peraturan yang dibutuhkan.
- Latih para staff.
- Kembangkan dan distribusikan marketing dan pengguna informasi.
- Buat prosedur pengukuran kinerja.
- Kumpulkan basis data yang diperlukan.

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


9

- Test awal sistem yang ada.


d. Operasi, dalam operasi juga ada beberapa prosedur yang harus dilakukan, yaitu :
- Monitor sistem kinerja.
- Modifikasi sistem bila dibutuhkan.
e. Evaluasi, dalam evaluasi ini dibutuhkan suatu rencana evaluasi dengan hal-hal yang
penting untuk dievaluasi, sebagai berikut :
- Elemen dari desain eksperimental.
- Daerah dampak.
- Kriteria evaluasi.
- Tujuan dan Issue
- Variabel bebas.
- Pilihan penduduk.
- Instrumentasi pengukuran.
- Analisis dampak.
- Test statistik.
- Masalah keabsahan data.
- Evaluasi aktivitas penjadwalan.
- Publikasi dan evaluasi rencana.
Setelah melalui tahapan diatas diperolehlah suatu sistem paratransit yang kita
harapkan. Namun selain itu kita perlu pula mengerti bahwa karakteristik sistem moda
paratransit ini berbeda dengan moda-moda biasa. Seperti saja sistem moda paratransit
yang berorientasi kepada target market, kita perlu mengetahui bagaimanakah
karakteristik daerah yang dilayani, kemudian juga supply moda paratransit yang ada saat
itu, juga sejauh manakah kualitas pelayanan yang telah diberikan, dan juga apakah dari
sisi pembiayan efektif. Begitu pula jika kita melakukan pendekatan pasar secara umum,
juga harus dipertimbangkan hal-hal diatas.

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


10

BAB III
Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit.

Setelah diatas dijelaskan bagaimana cara untuk membentuk suatu sistem


transportasi yang berprinsip kepada sistem paratransit. Maka jelaslah bahwa pengelolaan
yang diperlukan agar sistem transportasi paratransit berjalan dengan efektif dan efisien
adalah pengelolaan pada keseluruhan sistem yang ada dimulai dari perencanaan, desain,
implementasi, operasi dan evaluasi.
Namun selain itu ada pula beberapa tambahan yang juga penting dalam
pengelolaan paratransit, yaitu :
a. Pengetahuan mengenai berbagai tipe kendaraan, seperti dari efisiensi dan efektifitas
angkutnya, dan hal-hal lainnya.
b. Computerisasi dalam pengelolaannya, sistem komputerisasi yang dibuat sesuai
dengan kebutuhan. Beberapa contoh seperti ruang kontrol komputer untuk
memproses permintaan yang masuk, permintaaan dan penjadwalan kembali,
komputer sumber informasi pelanggan, dan lain-lain.
c. Sistem komunikasi, jadi maksudnya adalah sistem komunikasi yang mempermudah
komunikasi antara pelanggan dengan pusat kontrol dan juga antara pusat kontrol
dengan kendaraan.
d. Marketing dan informasi bagi pelanggan, bentuknya dapat berupa publikasi-publikasi
yang mudah di cerna orang. Seperti misalnya brosur-brosur, benda-benda untuk
promosi, iklan di koran-koran, dan banyak lagi yang lainnya. Namun yang perlu
diingat bahwa dalam marketing ini diperlukan suatu strategi yang tepat disesuaikan
dengan kondisi keuangan yang ada.
e. Tenaga kerja, artinya bagaimana kita dapat mengalokasikan tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan sehingga menguntungkan baik dari tenaga kerja itu sendiri
ataupun dari pihak pengelola. Bila dari sisi tenaga kerjanya misalnya gaji yang cukup,
adanya jaminan keselamatan kerja, dll.

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


11

f. Keuangan, dari sisi inilah seringkali para pengusaha Indonesia merasa kesulitan
untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu kebanyakan pengusaha yang
bergerak dibidang paratransit di Indonesia, harus menyusun strategi agar dapat
mengembangkan usahanya tanpa terhambat atas faktor keuangan.
g. Kemungkinan perkembangan usaha, maksudnya adalah bagaimana kita dapat
memproyeksikan baik secara jangka pendek ataupun jangka panjang kemungkinan
perkembangan jasa usaha paratransit. Selain itu proyeksi keuangan dan proyeksi
kemungkinan perkembangan teknologi juga sangat penting.

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit


12

BAB IV
Kesimpulan.
Sistem transportasi paratransit adalah sistem transportasi yang berbeda dengan
sistem transportasi yang konvensional namun karena perbedaannya itulah sistem
transportasi ini memiliki berbagai macam keuntungan seperti biaya transportasi per orang
yang lebih murah, memperkecil kemacetan, dan memperkecil kebutuhan akan tempat
parkir.
Kemungkinan untuk lebih mengembangkan transportasi paratransit ini terbuka
luas. Teknologi dari hari ke hari terus menunjukkan perkembangan, dan mungkin
perkembangan ini dapat pula di adopsi untuk kemajuan transportasi paratransit.
Komputerisasi adalah sudah diperlukan terutama untuk mengantisipasi perubahan jaman
dan efesiensi dan efektifitas kerja. Masalah keuangan mungkin masih sulit dimasa krisis
ini namun mungkin diperlukan proyeksi dan rencana-rencana kedepan terutama
berhubungan dengan masalah keuangan.
Dan akhirnya aktor-aktor yang terlibat dalam sistem transportasi paratransit ini
sangatlah memainkan peranan penting dalam perkembangan sistem transportasi
paratransit. Kecilnya peranan bukanlah indikator peduli atau tidaknya aktor-aktor tersebut
dalam perkembangan paratransit, namun bagaimana aktor-aktor tersebut dapat
memainkan peranan sesuai dengan fungsinya. Peranan yang kecil tapi terus menerus
mungkin membuahkan hasil tapi peranan yang besar tapi sesaat saja tidak ada artinya.

Pengelolaan Sistem Transportasi Paratransit

Anda mungkin juga menyukai