Anda di halaman 1dari 5

Bab 1

Pendahuluan

Perkembangan Hukum Pajak di Indonesia mengalami beberapa fase. Yang dimana jaman
dahulu bersifat memaksa, lalu menjadi sukarela, dan sekarang bersifat wajib. Tentu saja
perbedaan cara membayar tersebut, memiliki kegunaan yang berbeda pula. Dari yang
digunakan untuk kepentingan pribadi kerajaan hingga sekarang menjadi sistem untuk
kemakmuran rakyat khususnya rakyat Indonesia. Perkembangan Hukum Pajak kekinian,
biasa disebut dengan Pajak Modern. Karena peraturan-peraturan Pajak tersebut yang
terkandung dalam undang-undang yang sah, sehingga pemungut pajak tidak dapat semena-
mena lagi dalam memungut, dan Wajib Pajak pun juga harus membayar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan Hukum Pajak yang berlaku. Penerimaan Pajak di
Indonesia bisa didapat dari Retribusi, Bea Cukai, dan Hutang Pemerintah.

Berhubungan dengan pajak Indonesia pernah memiliki sistem pajak bernama Tax
Amnesty. Dimaman Pajak Amnesti Indonesia dinobatkan urutan no satu sebagai Pajak
Amensti tersuskses dalam sejarah. Terbukti dengan adanya penerimaan negara yang
hampir menebus 5 triliun. Tetapi sayangnya hal tersebut harus dihentikan karena
berdampak buruk jika dilakukan jangka panjang.

Karena ekonomi Indonesia yang mengalami penuruan drastis. Akhirnya terbentuklah


kebijakan fiskal. Dimana kebijakan fiskal ini mengelola jalannya keuangan negara,
sehingga dapat memaksimumkan kesejahteraan ekonomi negara tersebut. Tujuan
pendirian kebijakan fiskal ini sendiri adalah sebagai upaya untuk mengarahkan kondisi
perekonomian negara agar lebih baik.

Saat ini Indonesia sedang dilanda bencana virus yang begitu hebat. Ekonomi negara
terontang-anting karena banyaknya peranan sektor-sektor penerimaan negara yang
berkurang bahkan harus tutup. Kebijakan Fiskal disini berperan dalam pengalokasian
dana, dimana anggaran-anggaran pemerintah yang tidak signifikan, dialihkan kepada
penanganan covid. Hal tersebut dialkukan agar perekonomian dalam negeri segera
kembali seimbang dan pulih.
Bab 2

Pembahasan

2.1 Sejarah Hukum Pajak di Indonesia

Hampir seluruh negara di seluruh dunia memiliki sistem hukum mengenai pajak. Salah
satu negara tersebut adalah Indonesia. Di Indonesia sistem Hukum Pajak sudah ada
sejak zaman kerajaan, yang kemudian berkembang pada saat Hindia Belanda menjajah.
Pada zaman kerajaan hingga penjajahan Pajak itu bersifat memaksa. Dimana Pajak
tersebut biasanya bersifat tidak akuntabel dan proporsional, serta digunakan untuk
kepentingan kerajaan itu sendiri atau penguasa, dengan anggapan raja adalah sebagai
wakil Tuhan. Tetapi pajak tersebut memiliki timbal balik yakni rakyat mendapatkan
jaminan dan ketertiban dari raja. Tetapi dibalik itu ada juga beberapa kerajaan
melakukan sistem pembebasan pajak.

Sebenarnya upeti pada zaman kerajaan tersebut adalah untuk menunjukkan kekuatan,
ketegasan, dan kemakmuran sang penguasa daripada raja-raja lemah lainnya. Sistem
pemungutan Pajak zaman dahulu memiliki alur-alur tingkatan penyerahan Pajak
mengikuti hirearki pemerintah yang berlaku pada jamannya. Warga membayar pajak
kepada pejabat-pejabat lokal. Lalu para pejabat tersebut menyerahkan pajaknya ke
penguasa lokal. Lalu penguasa lokal menyerahkan kepada tingkatan tertinggi yakni raja
yang menaungi wilayahnya. Mungkin berbeda dengan pajak sekarang yang digunakan
untuk kemakmuran bersama, penyerahan pajak pada masa kerajaandijanjikan untuk
memakmurkan rakyat, padahal upeti-upeti tersebut hanya digunakan untuk
kemakmuran para penguasa saja.

Lanjut kepada Pajak zaman Masa Kolonial. Pada zaman tersebut pajak tetap
diberlakukan, hanya saja memiliki beberapa perbedaan pada pengklasifikasian
pajaknya. Seperti adanya pajak rumah, pajak usaha, sewa tanh yang diberlakukan pada
tahun 1839. Walaupun pajak tersebut berbeda-beda tetapi tetap saja hal tersebut
memberatkan masyarakat. Dikarenakan tidak adanya hukum pasti atau kejelasan seperti
tarif, lalu pekerjaan yang berbeda-beda penghasilan tetapi pajak yang disamaratakan.
Adanya zaman kolonial ini, juga merupakan lahirnya awal dari Pajak modern. Pada
tahun 1885 sistem pajak yang diberlakukan Belanda, Belanda membedakan tarif pajak
berdasarkan kewarganegaraan wajib Pajak. Seperti kenaikan pajak tinggal untuk warga
Asia naik menjadi 4 persen.

Lalu pada masa kemerdekaan, pemerintahan Indonesia sudah memasukkan Hukum


Pajak kedalam UUD 1945 pasal 23 pada sidang BPUPKI. Pajak sudah diatur dalam
UU, tetapi awal-awal kemerdekaan Indonesia belum memiliki hukum paten tersendiri
mengenai pajak. Lalu bagaimana pemerintah mengatur keuangan dan pembiayaan
negara dengan UU yang seadanya. Yakni adalah pemerintah juga memberlakukan
beberapa sistem peninggalan pemungutan pajak yang dilakukan pada saat masa
kolonial. Seiring dengan berjalannya jaman dan pengalaman negara tentang keuangan
dan pajak, akhirnya mereka membentuk berbagai macam Hukum Pajak yang diatur
dalam UU dengan harapan keadilan pemungutan Pajak tercipta bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pada intinya sistem pemungutan pajak dari awal kemerdekaan hingga
sekarang adalah untuk kemakmuran rakyat. Biasanya uang Pajak dari masyarakat
tersebut diolah oleh negara dan diperuntukkan kembali untuk kepentingan rakyat dalam
bentuk lain. Misal seperti layanan publik, perkembangan infrastruktur, maupun
kesejahteraan masyarakat.
Sumber Referensi

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/22/080000369/sejarah-pajak-indonesia-dimulai-
zaman-kerajaan?page=all#:~:text=Pajak%20di%20Indonesia%20sudah%20ada,bangsa%2C
%20tidak%20terkecuali%20bangsa%20Indonesia.&text=Uang%20tersebut%20dibayar%20oleh
%20penduduk%20sebagai%20sumbangan%20wajib%20kepada%20negara%20atau
%20pemerintah.

https://news.ddtc.co.id/reformasi-pajak-dan-penegakan-hukum-pasca-tax-amnesty-11816?
page_y=222

Sumber Referensi

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/22/080000369/sejarah-pajak-indonesia-dimulai-
zaman-kerajaan?page=all#:~:text=Pajak%20di%20Indonesia%20sudah%20ada,bangsa%2C
%20tidak%20terkecuali%20bangsa%20Indonesia.&text=Uang%20tersebut%20dibayar%20oleh
%20penduduk%20sebagai%20sumbangan%20wajib%20kepada%20negara%20atau
%20pemerintah.
https://news.ddtc.co.id/reformasi-pajak-dan-penegakan-hukum-pasca-tax-amnesty-11816?
page_y=222

Anda mungkin juga menyukai