Jaman
2 Kerajaan
Dikenal dengan nama Upeti
Jaman
3 Penjajahan
Land rent, pajak atas tanah, dll
Jaman Setelah
4 Kemerdekaan
Ordonansi-ordonasi
Reformasi Perpajakan
5 1983
UU KUP, UU PPh, UU PPN
SEJARAH HUKUM PAJAK JAMAN
ROMAWI
HUKUM PAJAK
FORMAL
Contoh UU KUP, UU PPSP
HUKUM PAJAK
MATERIA
L
Contoh UU PPN, UU PBB,
UU PPh, UU Bea Meterai
HUKUM
PAJAK
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
DALAM SISTEM HUKUM DI
INDONESIA
HUKUM PAJAK
FORMAL
Hukum Pajak ialah Hukum Pajak yang peraturan-peraturan
Formal memuat mengenai
cara-cara Hukum Materia menjad kenyataan Hukum memua cara-
Pajak l i . ini t cara
pendaftaran untu memperoleh Poko Wajib (NPWP) cara-
diri k Nomor k Pajak , cara
pembukuan cara-cara cara-cara hak dan kewajiban
, pemeriksaan, penagihan, Wajib
Pajak, cara-cara penyidikan, macam-macam sanksi, dan lain-
lain.
Contoh
:
UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa.
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
DALAM SISTEM HUKUM DI
INDONESIA
HUKUM PAJAK
MATERIAL
Hukum Material ialah Hukum yang memua norma- yang
Pajak , Pajak t norma
menerangkan keadaan- perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa
keadaan, hukum
yang harus dikenakan siapa-siapa yang harus dikenakan berapa
pajak, pajak, besarnya
pajak atau dikatakan pula segala sesuatu tentang besarnya dan
dapat timbulnya, ,
hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib
pajak.
Contoh
:
UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan
UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai
UU No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan
UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea
Material.
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK DI INDONESIA
Huku
m
HUKU PUBLI ialah huku yang mengatu
M K m r
Hukum Hukum
hubunga Huku antar Pemerinta denga
Privat/Perdat Publik/Pidan n m a h n
a a warganya
,
Hukum
Perdata/Burgelijke Hukum Tata
Wetboek Negara HUKUM PERDATA Hukum mengatu
(BW) ialah yang r
hubunga Huku antar peroranga di dala
Hukum Dagang/ n m a n m
Wetboek van
Hukum Tata Usaha masyarakat
Negar
Koophandel
(W.V.K)
a .
Hukum
Pajak
PENAFSIRAN
HUKUM PAJAK
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN TAT BAHASA (GRAMATIKA) , PENAFSIRA
A N
RESMI/AUTENTI (SAHIH) PENAFSIRAN HISTORIS,
K ,
PENAFSIRA SISTEMATIS PENAFSIRAN SOSIOLOGI,
N (DOGMATIS),
PENAFSIRAN EKSTENSIF , PENAFSIRAN NASIONAL, PENAFSIRA
N
RESTRIKTI , PENAFSIRAN ANALOGIS, PENAFSIRA A
FCONTRARI N
O
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN TATA BAHASA
(GRAMATIKA)
Penafsiran tata ialah cara penafsiran berdasarkan pada ketentuan undang-
bahasa, bunyi undang,
dengan berpedoman pada perkataan perkataan dalam hubungannya satu sama lain
arti dalam
kalimat- yang oleh undang- yang ialah semat-mata perkataa
kalimat dipakai undang, dianut arti n
menurut tata bahasa atau kebiasaan, yakni arti dalam pemakaian sehari-
hari.
Contoh Peraturan melarang orang membawa makanan pada suatu tertentu Peratura
: tempat . n
tersebu tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan istilah Menginga makana
t “makanan”. t n
dapa berupa lauk atau Penafsiran tata bahasa merupakan
t nasi, pauk, snack. menurut penafsiran
yang paling penting dibandingkan dengan penafsiran-penafsiran sebab apabila kata-
lainnya, kata
dalam suatu dalam undang-undang telah jelas maksudnya maka tidak boleh
kalimat pasal lagi
dipergunakan cara-cara penafsiran
lainnya.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN RESMI/AUTENTIK
(SAHIH)
Penafsira resmi/autenti ialah penafsiran yang terhadap kata tersebu
n k pasti kata t
sebagaimana yang diberikan oleh pembentuk Undang-
undang.
PENAFSIRAN SISTEMATIS
(DOGMATIS).
Penafsiran sistematis ialah penafsiran susunan yang berhubungan dengan pasal
memiliki bunyi -
pasal lainnya baik dalam undang-undang itu maupun dengan undang-undang yang
lain.
Contoh: jatuh tempo penyetoran dan pelaporan PPN UU PPN lama, harus disetor
tanggal di paling
lama 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan PPN tersebut
tanggal disetor
paling lama 20 (dua puluh) setelah akhir Masa di UU PPN yang baru “penyetoran
hari Pajak, PPN
oleh Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya
Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan disampaikan”,
Nilai sesuai
dengan UU
KUP
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN
SOSIOLOGI.
Penafsiran yaitu penafsiran dengan maksud dan tujuan
sosiologi mengingat undang-
undang Hal ini pentin karen kebutuhan- masyaraka beruba dan
. g a kebutuhan t h
berkembang sesuai perkembangan masa, sedangkan undang-undang tetap
saja.
PENAFSIRAN
EKSTENSIF
Penafsiran ekstensif ialah penafsiran dengan memperluas arti, kata-kata dalam
peraturan
itu sehingga sesuatu peristiwa dimaksudkan dalam ketentuan Misalnya
dapat itu. “aliran
listrik termasuk
benda”.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN
NASIONAL
Penafsiran adalah penafsiran yang menilik tidaknya dengan
nasional sesuai sistem
hukum yang Misalnya :Pengertian hak milik Pasa 570 sekarang
berlaku. sesuai l harus
ditafsirkan menurut hak milik sistem hukum
Indonesia.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN
RESTRIKTIF.
Penafsiran ialah penafsiran dengan arti kata-kata dalam
restriktif mempersempit suatu
undang-undang, misalnya “kerugian” tidak termasuk kerugian yang “tak berwujud”
seperti
sakit, cacat dan lain-
lain.
Contoh: Putusan Hoge Road Belanda tentang kasus Per Kereta Api “Linden baum”
bahwa
kerugian yang dimaksud 1365 KUH Perdata juga termasuk kerugian yaitu
pasal immateril
pejalan harus bersikap hati- sehingga pejalan juga harus
kaki hati kaki menanggung
tuntutan ganti rugi separuhnya (orang yang dirugikan juga ada
kesalahannya).
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN
ANALOGIS.
Penafsiran analogis ialah penafsiran pada suatu hukum dengan ibara (kiyas
memberi t )
pada kata-kata sesua dengan asas sehingga suatu peristiwa
tersebut i hukumnya, yang
sebenarnya tidak dapat dimasukkan, kemudian dianggap dengan peratura
sesuai bunyi n
tersebut
.
Namun demikian banyak yang tidak setuju dengan penafsiran secara dala
ahli analogi m
hukum pidana itu dengan maksud agar suatu perbuatan yang semula bukan
merupakan
perbuatan yang terlarang undang-undang jangan kemudian
menurut itu, sampai secara
analog dipandang suatu perbuatan yang hingga pelakunya
i sebagai terlarang, menjadi
dapa dihukum karena telah melakukan suatu perbuatan yang sebenarnya tidak
t pernah
dinyatakan sebagai suatu perbuatan yang terlarang menurut undang-
undang.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN A
CONTRARIO:
Penafsiran a contrario adalah penafsiran suatu penafsiran yang dilakukan dengan
cara
memberika perlawana pengertia antar pengertia konkre yang dihadap dan
n n n a n t i
peristiwa yang atur dalam undang-undang.Sehingga dengan berdasarkan
di perlawanan
pengertian itu dapat ambi kesimpulan bahwa peristiwa yang itu tidak liputi
di l dihadapi di
oleh undang-undang yang maksud atau berada luar ketentuan undang-
di di undang
tersebut
.
Contoh Pasa 34 KUH Perdata menentukan bahwa perempuan tidak boleh menikah
: l lagi
sebelum 300 setelah perceraian. Berdasarkan penafsiran maka ketentuan tidak
hari ini ini
berlaku bagi seorang laki-laki, karena yang diatur adalah untuk
perempuan
PENGERTIAN
PAJAK
PENGERTIAN PAJAK
FUNGSI ANGGARAN
(BUDGETAIR)
FUNGSI MENGATUR (REGULEREND)
FUNGSI
STABILITAS
FUNGSI REDISTRIBUSI
PENDAPATAN
FUNGSI PAJAK
FUNGSI ANGGARAN
(BUDGETAIR)
Sebaga sumbe pendapatan pajak untuk pengeluaran
i r negara, berfungsi membiayai -
pengeluaran Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
negara. melaksanakan
pembangunan negara membutuhkan Biaya dapa diperoleh penerimaa
biaya. ini t dari n
pajak Dewasa pajak digunakan untuk pembiayaan rutin belanja
. ini seperti pegawai,
belanja pemeliharaan dan lain Untuk pembiayaan
barang, , sebagainya. pembangunan,
uang dikeluarkan tabungan yakn penerimaan dalam dikurang
dari pemerintah, i negeri i
pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah dari tahun ke tahun harus ditingkatkan
ini sesuai
kebutuha pembiayaa pembanguna yang semaki meningka dan ini terutam
n n n n t a
diharapkan dari sektor
pajak.
FUNGSI PAJAK
FUNGSI MENGATUR
(REGULEREND)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan melalu kebijaksanaan Denga
ekonomi i pajak. n
fungs mengatur pajak bisa digunakan alat untuk tujuan Contohny
i , sebagai mencapai . a
dalam rangka menggiring penanaman baik dalam maupun negeri
modal, negeri luar ,
diberikan macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka produks
berbagai melindungi i
dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar
negeri.
FUNGSI PAJAK
FUNGSI
STABILITAS
Dengan adanya pemerintah dana untuk menjalankan kebijakan
pajak, memiliki yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga dapa dikendalikan Hal ini bisa
inflasi t .
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang masyarakat,
di pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan
efisien.
FUNGSI PAJAK
FUNGSI REDISTRIBUSI
PENDAPATAN
Paja yang sudah oleh negara akan digunakan membiaya semu
k dipungut untuk i a
kepentingan termasu juga membiaya pembangunan sehingga
umum, k untuk i dapat
membuka kesempatan yang pada akhirnya akan meningkatkan
kerja, dapat pendapatan
masyarakat
.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
OFFICIAL
ASSESSMENT
SELF ASSESSMENT
WITHHOLDING SYSTEM
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
ASAS
EQUALITY
ASAS
CERTAINTY
ASAS CONVINIENCE OF
PAYMENT
ASAS
EFFICIENCY
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK (ADAM SMITH)
ASAS DOMISILI
ASAS SUMBER
ASAS
KEBANGSAAN
WEWENANG PEMUNGUTAN PAJAK
ASA DOMISIL ata disebu jug asa kependuduka (domicile/residenc
S I u t a s n e
principle): berdasarkan asas negara akan mengenakan pajak atas suatu
ini penghasilan
yang diterima atau diperoleh orang atau apabila kepentinga
pribadi badan, untuk n
perpajakan orang tersebu merupakan penduduk atau di
, pribadi t (resident) berdomisili
negara itu atau apabila badan yang bersangkutan berkedudukan negara Dala
di itu. m
kaitan tidak dipersoalkan mana penghasilan yang akan dikenakan pajak
ini, dari itu
berasal Itulah sebabnya negara yang asas dalam sistem
. bagi menganut ini, pengenaan
pajak terhadap penduduk-nya akan menggabungkan domisil (kependudukan
asas i )
dengan konsep pengenaan pajak atas penghasilan baik yang diperoleh negara
di itu
maupun penghasilan yang diperoleh di luar negeri (world-wide income
concept).
WEWENANG PEMUNGUTAN PAJAK
TEORI ASURANSI
TEORI KEPENTINGAN
TEORI KEWAJIBAN PAJAK MUTLAK ATAU TEORI BAKTI
TEORI DAYA BELI
TEORI DAYA PIKUL
TEORI FALSAFAH PANCASILA
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK
TEORI
ASURANSI.
Menuru teori ini Negara pajak karena Negara bertugas untuk
t memungut melindungi
orang dan segala kepentingannya, keselamatan dan keamanan jiwa juga harta
bendanya.
Pembayaran pajak disamakan dengan pembayaran dengan pembayaran sepert
premi, i
halny perjanjia asurans (pertanggungan) mak untu perlindunga diperluka
a n i , a k n n
pembayaran berupa
premi
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK
TEORI
KEPENTINGAN.
Menuru teori ini Negara pajak karena Negara kepentingan
t memungut melindungi jiwa
dan harta benda teori ini memperhatikan pembagian beban pajak yang
warganya, harus
dipungut seluruh penduduk. Pembagian beban harus didasarkan atas
dari ini kepentingan
oran masin masin dalam tugas- pemerinta (yan bermanfaa baginya)
g g g tugas h g t ,
termasuk juga perlindungan atas jiwa beserta harta Maka sudah
bendanya. selayaknya
bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Negara untuk menunaikan di
kewajibannya,
bebankan kepada
mereka
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK
TEORI DAYA
BELI.
Teori ini tidak mempersoalkan mula Negara memungut pajak, hanya melihat
asal kepada
efeknya dan memandang efek yang baik itu dasar Menuru
, dapat sebagai keadilannya. t
teori ini fungs pemungutan pajak jika dipandang gejala dalam masyarakat,
i sebagai dapat
disamaka denga pompa yaitu mengambi gaya beli dari rumah- dala
n n , l tangga m
masyaraka untuk rumah tangga dan kemudian menyalurkannya ke
t Negara, kembali
masyaraka denga maksu untu memelihar hidu masyaraka dan untu
t n d k a p t k
membawanya kearah
tertentu
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK
TEORI DAYA
PIKUL.
Teori ini menganut bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa-jasa
yang
diberikan oleh Negara pada warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta
bendanya.
Untuk keperluan diperlukan biaya- biaya dipiku oleh orang yang
ini biaya, ini l menikmati
perlindungan berupa Pokok teori ini adalah asas yaitu
itu, pajak. pangkal keadilan,
tekanan pajak haruslah sama beratnya untuk setiap Pajak harus menuru
orang. dipikul t
gaya pikulnya dan ukurannya dapa dipergunakan selain besarnya
sebagai , t penghasilan
dan kekayaan juga pengeluaran atau pembelanjaan
seseorang
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK
Berdasarkan
Berdasarkan Berdasarkan
Wewenang
Golonga Sifa
Pemungu
n t
t
Pajak Pajak
Pajak
Langsun Subjekti
Pusat
g f
Pajak Tidak
Pajak Pajak
Lansun
Daerah Objektif
g
PEMBAGIAN PAJAK BERDASARKAN
GOLONGANNYA/
PIHAK YANG
MENANGGUNG
PAJAK
LANGSUNG
Pajak langsung adalah pajak yang pembayarannya harus ditanggung oleh
sendiri wajib
pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, misalnya PPh,
PBB.
PAJAK TIDAK
LANGSUNG
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembayarannya dapat dialihkan atau
dibebankan
kepada pihak lain, misalnya PPN, PPn BM, Bea
Meterai
PEMBAGIAN PAJAK BERDASARKAN WEWENANG PEM
UNGUTAN
PAJAK , Pajak adalah pajak yang oleh pemerintah
PUSAT pusat dipungut pusat,
diman perumusan pelaksanaka kebijaka dan standardisas tekni dilimpahka
a , n n i s n
kewenangannya kepada Direktorat Jenderal Pajak dibawah Kementerian Keuangan
RI.
Contoh: PPN, PPn BM, PPh, Bea
Meterai
PAJAK
SUBJEKTIF
Pajak adalah pajak yang pengenaannya didasarkan atas keadaan
subjektif subjek/Wajib
Pajak tanpa melihat keadaan objeknya, misalnya PPh dikenakan atas
sendiri penghasilan
Wajib Pajak dikurangi dengan tanggungan yang dimiliki oleh Wajib Pajak
tersebut.
PAJAK
OBJEKTIF
Pajak adalah pajak yang pengenaannya didasarkan atas keadaan Objek
Objektif Pajak
tanpa keadaan misalnya PPN dikenakan kepada siapa saja
melihat subjeknya, yang
mengonsumsi BKP/JKP tanpa melihat tanggungan yang dimiliki oleh Wajib
Pajak.
DASAR PENGENAAN PAJAK
KONSUMSI
(CONSUMPTION)
KEKAYAAN (WEALTH)
DASAR PENGENAAN PAJAK
A
Kategori Konsumsi
(Consumption) B C Kategori Kekayaan (Wealth)
DASAR PENGENAAN PAJAK
KATEGORI
KONSUMSI
dikenakan jenis pajak penjualan (sales pajak honorarium (use pajak
pajak: tax), tax), bahan
bakar minyak (fuel taxes), pajak minuman beralkohol (alcoholic beverage taxes), pajak
produk
tembakau (tobacco products pajak (hotel/mote tax), pajak
taxes), hotel/motel l restauran
(restauran meals pajak percakapan telepon (telephone tax), dan pajak
t tax), call perjudian
(gambling taxes). Contoh kategori ini di Indonesia diantaranya PPN, PPn
BM.
DASAR PENGENAAN PAJAK
KATEGORI
KEKAYAAN
terdir dari jenis pajak: pajak bangunan (property tax), pajak (estate tax), pajak
i bumi warisan
(inheritance pajak hibah (transfer Contoh ini di Indonesia
tax), taxes). kategori diantaranya
PBB
.
TARIF PAJAK
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 10% berapapun dasar pengenaan
pajaknya.
TARIF PAJAK
TARIF (a progresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan semakin
PROGRESIF naik
sebanding dengan naiknya pengenaan Contoh tarif Pajak Penghasilan
dasar pajak. : di
Indonesia meningkat seiring dengan meningkatnya
penghasilan.
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
s.d Rp.50.000.000 5%
Diatas Rp.50.000.000 s.d Rp.250.000.000 15%
Diatas Rp.250.000.000 s.d Rp.500.000.000 25%
Diatas Rp.500.000.000 30%
TARIF PAJAK
Contoh Tarif Bea Masuk sehubungan dengan kegiatan barang PT. Impo Jaya
: impor . r
mengimpor barang jenis pakaian sebanyak 1000 dengan harga per Rp100.00
jadi unit unit 0
(termasuk dan ongkos Jika Bea Masuk atas Barang
asuransi angkut). tarif Impor tersebut
20%, maka besarnya Bea Masuk yang harus dibayar
adalah:
Nilai Barang Impor: 1000 unit x Rp.100.000 =
Rp100.000.000
Tarif Bea Masuk: 20% x Rp.100.000.000 =
Rp.20.000.000
TARIF PAJAK
TARIF adalah tarif pemungutan pajak yang besarnya tetap tanpa
TETAP memerhatikan
dasa pengenaan Tarif ini diterapkan dalam UU 13 Tahun 1985 tentang
r pajak. No. Bea
Meterai
.
Contoh: tarif Bea
Meterai
Dokumen yang menyebut nilai uang dengan nominal Tarif Bea Meterai
Rp.1.000.000,- Rp.6.000
Rp.5.000.000,- Rp.6.000
Rp.100.000.000,- Rp.6.000
Rp.500.000.000,- Rp.6.000
LATIHAN
SOAL
Menuru Adam Smith (1723- dalam bukunya Inguiry into the Nature and Causes
LATIHAN th
tWealth of 1790) of Wealth of Nations) disebutkan bahwa Every tax oughte
Nations (terkenal dengan nama SOAL
to
be levied at the or in the in which it is most likely to be convenient for the
time,
to pay manner,
Pajak hendaknya contributor
dipungut pada saat yang paling baik para wajib yaitu
it. bagi
sedekat mungkin dengan diterimanya penghasilan yang bersangkutan,pajak, saat
disebut juga dengan
asas:
Ada penafsiran dalam Ilmu Hukum yang dilakukan oleh para Misalnya
berbagai ahli. yang berhubungan dengan
berdasarkan susunan pasal- penafsiran
lainnya baik dalam
bunyi pasal
undang itu maupun dengan undang-undang yang lain. Penafsiran undang-
tersebut disebut
juga:
Menuru para terdapa beberapa yang pembenaran pemungutan pajak
tJustifikas ahli t
pemungutan teori menjadi
diantaranya dikemukakan atauJ.J.Rousseau (1712-
oleh Dala
inaskah pajak,Fundamentalis 1778).
penguasa akan dan kepentingan m
‘Leges ’
masyarakatnya dan melindungi
masyarakat akan membayar biaya mengurus
teori tersebut warga
disebut
tersebut, dengan:
Pemerintah bisa pertumbuhan melalu kebijaksanaan Dengan
mengatur ekonomi
mengatur pajak bisa digunakan alat untuki pajak. LATIHAN
tujuan Contohnyafungsi
dalam
,menggiringsebagai mencapai SOAL
penanaman baik dalam negeri maupun luar . rangka berbagai
diberikan
modal, negeri,
fasilita keringana pajak Dalam macam
melindung produks dalam pemerinta
smenetapkan
n bea masuk
. yang rangka untuk produk
i i
negeri negeri, adalah h
Tujuan paja
tinggi
sebagai luar . ini fungsi k
juga:
Asas yang digunakan oleh negara dalam mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang
diterima
atau diperoleh orang atau badan hanya apabila penghasilan yang akan dikenakan
pribadi pajak
itu diperoleh atau diterima oleh orang atau badan yang bersangkutan sumber
pribadi
sumber yang berada di negara itu disebut dari -
juga:
Ada macam kriteria tarif yang digunakan dasar untuk melakukan
berbagai sebagai
pajak diantaranya adalah tetap Tari tetap adalah pemungutan
pemungutan pajak yang
,tetap tanpa
tarif memerhatikan . f tarif
pengenaan besarnya
Di Indonesia ini digunakan
dasar
menghitung pajak. tarif untuk
:
Pemunguta paja di duni diusahaka sesederhan mungki untu mempermuda
n
pelaksanaannyak a diantaranya
lapangan n a
dengan n advalorem
tarif k LATIHAN
Di hIndonesia
di membuat . SOAL
tarif
advalorem diterapkan
pada:
Ahmad seorang karyawan dengan 10 juta sebulan dan Fara seorang dengan 5
gaji karyawati
juta sebulan sama-sama membeli handphone gaji 200
seharga 2 juta dan dikenakan PPN sebesar
ribu.
PPN dikenakan atas barang tanpa melihat berapa penghasilan subjek pajak merupakan ciri
bahwa
PPN
adalah:
Ada macam asas yang digunakan untuk melakukan pemungutan Menuru W.J.
berbagai pajak. pajak yang dipungut harus berdasarkan besar kecilnya penghasilan
Langen besar kecilnya t
wajib
pajak Semakin penghasilan maka semakin pajak yang Asas disebu
.juga tinggi tinggi dibebankan. ini t
dengan:
SEKIAN
Prepared by:
gading.dwisakti@gmail.co
m