Anda di halaman 1dari 81

HUKUM PAJAK (TAX

Disusun oleh: Tim Dosen Brevet


LAW) Pajak, Batam
2020
PENGERTIAN HUKUM PAJAK
BROTODIHARDJO (1986 :
1)
Hukum Pajak yang juga Hukum adalah keseluruhan
disebut
peraturan- yan Fiskal,
meliput wewenandan pemerintah untu
peraturan g
mengambi kekayaan seseorang i dan menyerahkannya
g , k
kepad
lmasyaraka kembali
dengan Kas sehingga ia merupakan a
tdar Hukum melalui yang Negara, hubungan bagianhubungan hukum
inegara
Publik, mengatur
dan orang-orang antar
atau badan-badan yang
(Hukum)
membayar pajak (selanjutnya disebut Wajib berkewajiban
Pajak
SOEMITRO (1977 :
23)
Hukum Pajak ialah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat
sebagai pembayar
pajak
SEJARAH
PAJAK
1
Jaman Romawi
Kuno dengan nama Tributum (167 SM)
Dikenal

Jaman
2 Kerajaan
Dikenal dengan nama Upeti

Jaman
3 Penjajahan
Land rent, pajak atas tanah, dll

Jaman Setelah
4 Kemerdekaan
Ordonansi-ordonasi

Reformasi Perpajakan
5 1983
UU KUP, UU PPh, UU PPN
SEJARAH HUKUM PAJAK JAMAN
ROMAWI

Pajak bukanlah yang baru dunia Pengenaan pajak pertama suda


hal di ini. kali h
terdapa pada zaman Kuno antara lain dengan adanya pungutan yang
t Romawi , bernama
tributu yang berlaku dengan tahun 167 Pengenaan pajak
m sampai SM. penghasilan
secara yang dalam suatu Undang-undang Income Tax baru
eksplisit diatur sebagai dapat
ditemukan Inggris pada tahun 1799 sedangkan Amerika pajak
di di Serikat, penghasilan
untuk pertama dikena di New Plymouth pada tahun di mana dasar
kali l 1643, pengenaan
pajak a person's persona faculties and . Pada
adalah faculty, l abilitites tahun
1646 Massachusetts pengenaan pajak didasarkan returns and .
di dasar pada gain
Persona faculty and abilities adalah pengenaan pajak penghasilan atas orang
l pribadi,
sedangkan Returns and gain diartikan pajak penghasilan atas badan
dapat sebagai atau
perusahaa
n
SEJARAH HUKUM PAJAK JAMAN
KERAJAAN

Di jaman Mataram kuno (900 M) terliha di Prasast Rukam


misalnya, t i menceritakan
bagaimana seorang raja menunjuk seorang kepala daerah yang bertugas dan
merawat
memberikan persembahan kepada bangunan suci. Pejabat yang ditunjuk tersebut diberi
juga
kewenangan untuk upeti desa ongkos perawatan dan pemeliharaan
menarik sebagai desa,
meskipun dalam sifat upeti yang diberikan oleh tidak hany
perkembangannya, rakyat lagi a
untuk kepentingan raja tetap sudah mengarah kepada kepentingan itu
saja, i rakyat sendiri.
Artinya pemberian kepada atau penguasa digunakan untuk kepentingan
rakyat umum
sepert untuk pembiayan perang, menjaga keamanan rakyat, memelihara jalan,
i pembangun
saluran irigasi, membangun sarana sosial lainnya, serta kepentingan umum
lainnya.
SEJARAH HUKUM PAJAK JAMAN
PENJAJAHAN

Ketika Kerajaan Inggris alih jajahan-jajahan Kerajaan Belanda Sir


mengambil Thomas
Stamford Raffles (1811-1816) seorang warga negara Inggris yang kemudian
dipromosikan
sebaga Gubernur menyampaikan gagasan sewa tanah sistem
i Sumatera, dari pendapatan
dari tanah Hindia- Sewa tanah didasarkan pada pemikiran pokok hak
Inggris. mengenai
penguasa pemilik semua tanah yang Thomas Stamford Raffles
sebagai ada. menyebut
Sistem Sewa tanah dengan Landrent yang berlaku antara tahun 1813
istilah e sampai
1830
.
SEJARAH HUKUM PAJAK
JAMAN SETELAH
KEMERDEKAAN
Pada umumny peraturan- perundang- perpajaka pad mas
a peraturan undangan n a a
tersebu adalah peninggalan zaman belanda yang karena beberapa kesulitan belum
t dapat
diganti hany mengalam beberap perubaha untu disesuaika denga kemajua
, a i a n k n n n
perekonomian Merujuk pada II (Aturan Peralihan) 1945 jo Undang-Undang 4
. Pasal UUD. No.
Tahun 1952 antara lain menyatakan bahwa sejak 1 1951 semua Undang-
Januari , Undang,
Undang-Undang dan tentang Pajak yang dikeluarkan sebelum
Darurat Ordonasi pembentukan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dinyatakan berlaku seluruh Indonesia. Undang-
di undang
yang menyatakan berlaku dalam Undang-Undang No.4 Tahun 1952 Undang-undang
adalah:
Pajak Radio (U.U No 12 Tahun Undang-undang Pajak Pembangunan (U.U
. 1947), .
No 14 Tahun Undang-undang Darurat Pajak Peredaran (U.U No. 12
1947), . Tahun
1952) Ordonansi Pajak Peralihan 1944 (Stbl. 1994 No. 17),
. dll
SEJARAH HUKUM PAJAK
REFORMASI PERPAJAKAN
1983

Pada tahun 1983 yang merupakan tonggak negara memilik Undang-


awal ini i undang
Perpajakan dan dengan perpajakan jilid 1 dengan keluarnya
sendiri disebut reformasi tiga
pake undang- yakni Undang-Undang 6 Tahun 1983 Ketentuan
t undang, : No. tentang
Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) No. 49 Tahun TLN 3262)
(L.N. 1983, No. ,
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Pajak Penghasilan (PPh) (L.N. No. 50
Tentang Tahun
1983 TLN 3263) Undang-Undang 8 Tahun 1983 Pajak Pertambahan
, No. , No. tentang
Nilai Barang dan Jasa dan PPn Barang Mewah (L.N. No. 51 Tahun 1983, TLN
No.
3264)
.
KEDUDUKAN HUKUM
PAJAK DALAM SISTEM
HUKUM
DI
INDONESIA
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
DALAM SISTEM HUKUM DI INDONESIA

HUKUM PAJAK
FORMAL
Contoh UU KUP, UU PPSP

HUKUM PAJAK
MATERIA
L
Contoh UU PPN, UU PBB,
UU PPh, UU Bea Meterai
HUKUM
PAJAK
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
DALAM SISTEM HUKUM DI
INDONESIA
HUKUM PAJAK
FORMAL
Hukum Pajak ialah Hukum Pajak yang peraturan-peraturan
Formal memuat mengenai
cara-cara Hukum Materia menjad kenyataan Hukum memua cara-
Pajak l i . ini t cara
pendaftaran untu memperoleh Poko Wajib (NPWP) cara-
diri k Nomor k Pajak , cara
pembukuan cara-cara cara-cara hak dan kewajiban
, pemeriksaan, penagihan, Wajib
Pajak, cara-cara penyidikan, macam-macam sanksi, dan lain-
lain.
Contoh
:
UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa.
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
DALAM SISTEM HUKUM DI
INDONESIA
HUKUM PAJAK
MATERIAL
Hukum Material ialah Hukum yang memua norma- yang
Pajak , Pajak t norma
menerangkan keadaan- perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa
keadaan, hukum
yang harus dikenakan siapa-siapa yang harus dikenakan berapa
pajak, pajak, besarnya
pajak atau dikatakan pula segala sesuatu tentang besarnya dan
dapat timbulnya, ,
hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib
pajak.
Contoh
:
UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan
UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai
UU No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan
UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea
Material.
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK DI INDONESIA

Huku
m
HUKU PUBLI ialah huku yang mengatu
M K m r
Hukum Hukum
hubunga Huku antar Pemerinta denga
Privat/Perdat Publik/Pidan n m a h n
a a warganya
,
Hukum
Perdata/Burgelijke Hukum Tata
Wetboek Negara HUKUM PERDATA Hukum mengatu
(BW) ialah yang r
hubunga Huku antar peroranga di dala
Hukum Dagang/ n m a n m
Wetboek van
Hukum Tata Usaha masyarakat
Negar
Koophandel
(W.V.K)
a .

Hukum
Pajak
PENAFSIRAN
HUKUM PAJAK
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN TAT BAHASA (GRAMATIKA) , PENAFSIRA
A N
RESMI/AUTENTI (SAHIH) PENAFSIRAN HISTORIS,
K ,
PENAFSIRA SISTEMATIS PENAFSIRAN SOSIOLOGI,
N (DOGMATIS),
PENAFSIRAN EKSTENSIF , PENAFSIRAN NASIONAL, PENAFSIRA
N
RESTRIKTI , PENAFSIRAN ANALOGIS, PENAFSIRA A
FCONTRARI N
O
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN TATA BAHASA
(GRAMATIKA)
Penafsiran tata ialah cara penafsiran berdasarkan pada ketentuan undang-
bahasa, bunyi undang,
dengan berpedoman pada perkataan perkataan dalam hubungannya satu sama lain
arti dalam
kalimat- yang oleh undang- yang ialah semat-mata perkataa
kalimat dipakai undang, dianut arti n
menurut tata bahasa atau kebiasaan, yakni arti dalam pemakaian sehari-
hari.

Contoh Peraturan melarang orang membawa makanan pada suatu tertentu Peratura
: tempat . n
tersebu tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan istilah Menginga makana
t “makanan”. t n
dapa berupa lauk atau Penafsiran tata bahasa merupakan
t nasi, pauk, snack. menurut penafsiran
yang paling penting dibandingkan dengan penafsiran-penafsiran sebab apabila kata-
lainnya, kata
dalam suatu dalam undang-undang telah jelas maksudnya maka tidak boleh
kalimat pasal lagi
dipergunakan cara-cara penafsiran
lainnya.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN RESMI/AUTENTIK
(SAHIH)
Penafsira resmi/autenti ialah penafsiran yang terhadap kata tersebu
n k pasti kata t
sebagaimana yang diberikan oleh pembentuk Undang-
undang.

Contoh pengertian terutangnya Pajak Penghasilan 23 Undang-Undang


: “Saat Pasal Pajak
Penghasilan adalah pada pembayaran saat disediakan dibayarkan
saat , untuk (seperti:
dividen) dan jatuh tempo (seperti: bunga dan sewa), saat yang ditentukan dalam kontrak
atau
perjanjian atau (seperti royalti imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau
faktur : , jasa
lainnya) Sehingga berdasarkan penafsiran resmi/autentik yang dimaksud dengan
. ini "saat
disediakan untuk dibayarkan" untuk perusahaan yang tidak go adalah dibukuka
public, saat n
sebaga utang dividen yang akan dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen
i diumumkan
atau ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Tahunan.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN
HISTORIES:
Penafsira historie ialah penafsira terhada suat peratura perundang-
n s n p u n undangan
berdasarkan pada sejarah pembentukannya. Penafsiran histories dibagi 2 (dua)
yaitu:
Sejarah
hukumnya
Yang tafsirnya berdasarkan sejarah secara keseluruhan terjadinya hukum
diselidiki tersebut,
misalnya peraturan perundang-undangan perpajakan dimulai dari zaman kerajaan Mataram
Kuno
sampai dengan saat
ini.
Sejarah Undang-
undangnya
Yang perkembangan suatu undang-undang sejak perdebatan-perdebatan
diselidiki dibuat, yang
terjad di legislati dan maksud pembentuk undang-undang pada waktu undang
i f membuat -
undang itu, misalnya didenda f 10, sekarang ditafsirkan dengan uang RI, sebesar
Rp.10,-
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM

PENAFSIRAN SISTEMATIS
(DOGMATIS).
Penafsiran sistematis ialah penafsiran susunan yang berhubungan dengan pasal
memiliki bunyi -
pasal lainnya baik dalam undang-undang itu maupun dengan undang-undang yang
lain.
Contoh: jatuh tempo penyetoran dan pelaporan PPN UU PPN lama, harus disetor
tanggal di paling
lama 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan PPN tersebut
tanggal disetor
paling lama 20 (dua puluh) setelah akhir Masa di UU PPN yang baru “penyetoran
hari Pajak, PPN
oleh Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya
Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan disampaikan”,
Nilai sesuai
dengan UU
KUP
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM

PENAFSIRAN
SOSIOLOGI.
Penafsiran yaitu penafsiran dengan maksud dan tujuan
sosiologi mengingat undang-
undang Hal ini pentin karen kebutuhan- masyaraka beruba dan
. g a kebutuhan t h
berkembang sesuai perkembangan masa, sedangkan undang-undang tetap
saja.

Contoh Didaerah suku Dayak Kalimantan tanah dianggap ibu yang


: di , seperti dapat
dimilik oleh setiap orang dan harus layaknya seoran
i dijaga/dirawat menjaga/merawat g
ibu. Dalam ini hakim harus menyerasikan pandangan kemasyarakatanny
hal sosial a
dengan Undang-undang No. 5 tahun 1960 tentang Pokok-pokok
Agraria.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM

PENAFSIRAN
EKSTENSIF
Penafsiran ekstensif ialah penafsiran dengan memperluas arti, kata-kata dalam
peraturan
itu sehingga sesuatu peristiwa dimaksudkan dalam ketentuan Misalnya
dapat itu. “aliran
listrik termasuk
benda”.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM

PENAFSIRAN
NASIONAL
Penafsiran adalah penafsiran yang menilik tidaknya dengan
nasional sesuai sistem
hukum yang Misalnya :Pengertian hak milik Pasa 570 sekarang
berlaku. sesuai l harus
ditafsirkan menurut hak milik sistem hukum
Indonesia.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM

PENAFSIRAN
RESTRIKTIF.
Penafsiran ialah penafsiran dengan arti kata-kata dalam
restriktif mempersempit suatu
undang-undang, misalnya “kerugian” tidak termasuk kerugian yang “tak berwujud”
seperti
sakit, cacat dan lain-
lain.

Contoh: Putusan Hoge Road Belanda tentang kasus Per Kereta Api “Linden baum”
bahwa
kerugian yang dimaksud 1365 KUH Perdata juga termasuk kerugian yaitu
pasal immateril
pejalan harus bersikap hati- sehingga pejalan juga harus
kaki hati kaki menanggung
tuntutan ganti rugi separuhnya (orang yang dirugikan juga ada
kesalahannya).
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN
ANALOGIS.
Penafsiran analogis ialah penafsiran pada suatu hukum dengan ibara (kiyas
memberi t )
pada kata-kata sesua dengan asas sehingga suatu peristiwa
tersebut i hukumnya, yang
sebenarnya tidak dapat dimasukkan, kemudian dianggap dengan peratura
sesuai bunyi n
tersebut
.
Namun demikian banyak yang tidak setuju dengan penafsiran secara dala
ahli analogi m
hukum pidana itu dengan maksud agar suatu perbuatan yang semula bukan
merupakan
perbuatan yang terlarang undang-undang jangan kemudian
menurut itu, sampai secara
analog dipandang suatu perbuatan yang hingga pelakunya
i sebagai terlarang, menjadi
dapa dihukum karena telah melakukan suatu perbuatan yang sebenarnya tidak
t pernah
dinyatakan sebagai suatu perbuatan yang terlarang menurut undang-
undang.
PENAFSIRAN DALAM ILMU HUKUM
PENAFSIRAN A
CONTRARIO:
Penafsiran a contrario adalah penafsiran suatu penafsiran yang dilakukan dengan
cara
memberika perlawana pengertia antar pengertia konkre yang dihadap dan
n n n a n t i
peristiwa yang atur dalam undang-undang.Sehingga dengan berdasarkan
di perlawanan
pengertian itu dapat ambi kesimpulan bahwa peristiwa yang itu tidak liputi
di l dihadapi di
oleh undang-undang yang maksud atau berada luar ketentuan undang-
di di undang
tersebut
.
Contoh Pasa 34 KUH Perdata menentukan bahwa perempuan tidak boleh menikah
: l lagi
sebelum 300 setelah perceraian. Berdasarkan penafsiran maka ketentuan tidak
hari ini ini
berlaku bagi seorang laki-laki, karena yang diatur adalah untuk
perempuan
PENGERTIAN
PAJAK
PENGERTIAN PAJAK

PROF DR.P.J.A.ADRIAN seorang perpajakan Indonesia


.pernah menjadi
I akademisi dari yang
guru besar di Universitas Amsterdam Belanda mengatakan: “Pajak
adalah
iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib
membayarny menuru peraturan- umum (undang- denga tidak
a t peraturan undang) n
mendapat kembal yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
prestasi i untuk
membiaya pengeluaran- umu berhubun tuga negar untu
i pengeluaran m g s a k
menyelenggarakan
pemerintahan.”
PENGERTIAN PAJAK

PROF.DR.H.ROCHMAT SOEMITRO “Pajak adalah iuran kepad


SH: rakyat a
Kas Negar berdasarka undang- (yan dapa dipaksakan denga tiada
a n undang g t ) n
mendapa jasa (kontra yang langsung ditunjukkan dan
t timbal prestasi) dapat yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” tersebut kemudian
Definisi dikoreksinya
yang sebaga berikut “Pajak adalah peralihan kekayaan pihak
berbunyi i : dari rakyat
kepada Kas Negara untuk pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
membiayai untuk
public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment.”
PENGERTIAN PAJAK

Pengertian Pajak Pasa 1 angka 1 UU “Pajak adalah waji


menurut l KUP: kontribusi b
kepada negara yang terutang oleh orang atau badan yang memaks
pribadi bersifat a
berdasarkan Undang- dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
undang, dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.”
UNSUR PAJAK

1. Dipungut berdasarkan ketentuan peraturan perundang-


undangan
2. Bersifat
memaksa
3. Tidak ada kontra-prestasi (imbalan) secara
langsung
4. Pemungutannya dilakukan oleh
negara
5. Digunakan untuk membiayai pengeluaran negara untuk kemakmuran
rakyat
FUNGSI PAJAK

FUNGSI ANGGARAN
(BUDGETAIR)
FUNGSI MENGATUR (REGULEREND)

FUNGSI
STABILITAS
FUNGSI REDISTRIBUSI
PENDAPATAN
FUNGSI PAJAK
FUNGSI ANGGARAN
(BUDGETAIR)
Sebaga sumbe pendapatan pajak untuk pengeluaran
i r negara, berfungsi membiayai -
pengeluaran Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
negara. melaksanakan
pembangunan negara membutuhkan Biaya dapa diperoleh penerimaa
biaya. ini t dari n
pajak Dewasa pajak digunakan untuk pembiayaan rutin belanja
. ini seperti pegawai,
belanja pemeliharaan dan lain Untuk pembiayaan
barang, , sebagainya. pembangunan,
uang dikeluarkan tabungan yakn penerimaan dalam dikurang
dari pemerintah, i negeri i
pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah dari tahun ke tahun harus ditingkatkan
ini sesuai
kebutuha pembiayaa pembanguna yang semaki meningka dan ini terutam
n n n n t a
diharapkan dari sektor
pajak.
FUNGSI PAJAK

FUNGSI MENGATUR
(REGULEREND)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan melalu kebijaksanaan Denga
ekonomi i pajak. n
fungs mengatur pajak bisa digunakan alat untuk tujuan Contohny
i , sebagai mencapai . a
dalam rangka menggiring penanaman baik dalam maupun negeri
modal, negeri luar ,
diberikan macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka produks
berbagai melindungi i
dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar
negeri.
FUNGSI PAJAK

FUNGSI
STABILITAS
Dengan adanya pemerintah dana untuk menjalankan kebijakan
pajak, memiliki yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga dapa dikendalikan Hal ini bisa
inflasi t .
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang masyarakat,
di pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan
efisien.
FUNGSI PAJAK

FUNGSI REDISTRIBUSI
PENDAPATAN
Paja yang sudah oleh negara akan digunakan membiaya semu
k dipungut untuk i a
kepentingan termasu juga membiaya pembangunan sehingga
umum, k untuk i dapat
membuka kesempatan yang pada akhirnya akan meningkatkan
kerja, dapat pendapatan
masyarakat
.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

OFFICIAL
ASSESSMENT
SELF ASSESSMENT
WITHHOLDING SYSTEM
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

OFFICIAL , yaitu sistem pajak yang member


ASSESSMENT pemungutan i
wewenang kepada pemerintah Jendera Pajak untuk menentukan
(Direktorat l ) besarnya
pajak
terutang.

Contoh: Pajak dan Bangunan (PBB), dimana PBB kewenangan


Bumi ini pemungutannya
diserahkan kepada Pemerintah Daerah untuk PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan
(P2),
dan tetap dipungut oleh Pemerintah Pusat untuk PBB sektor Perkebunan, Perikanan,
dan
Pertambangan
(P3).
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

SELF , yaitu system pemungutan pajak yang memberikan


ASSESSMENT wewenang
kepercayaan dan tanggun jawa kepad Waji Paja untu menghitung
, g b a b k k ,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya apajak yang harus
dibayar.

Contoh : Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi, PPh


Badan.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

WITHHOLDING yaitu system pemungutan pajak yang


SYSTEM, memberikan
wewenang kepada pihak ketiga atau pihak penghasilan untuk memotong
pemberi atau
memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak.

Contoh PPh 21 atas Karyawan PPh 22 Pemungutan Pajak


: Pasal gaji , Pasal oleh
bendaharawan PPh 23 atas PPh 4 (2) atas
pemerintah, Pasal Jasa, Pasal ayat Jasa
Konstruksi PPh 26 atas penghasilan yang diterima oleh orang dan
, Pasal asing, lain
sebagainy
a
ASAS PEMUNGUTAN
PAJAK
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
(ADAM SMITH)
Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang THE
terkenal
FOUR MAXIMS, asas pemungutan pajak adalah sebagai
berikut.

ASAS
EQUALITY
ASAS
CERTAINTY
ASAS CONVINIENCE OF
PAYMENT
ASAS
EFFICIENCY
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK (ADAM SMITH)

ASAS (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas


EQUALITY keadilan):
pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus dengan kemampuan
sesuai dan
penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib
pajak.
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK (ADAM SMITH)

ASAS (asa kepastia hukum) semu punguta pajak haru


CERTAINTY s n : a n s
berdasarkan Undang- sehingga yang melanggar akan dikena sanks
undang, bagi dapat i i
hukum Pajak yang harus dibayar seseorang harus terang (certain) dan tidak
. mengenal
komprom (not arbitrary) Dalam asas certainty kepastian hukum yang
i . ini, dipentingkan
adalah yang subyek obyek besarnya dan juga ketentuan
mengenai , , pajak, mengenai
waktu
pembayarannya.
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK (ADAM SMITH)

ASAS CONVINIENCE OF (asas pemungutan pajak yang


PAYMENT tepat
waktu atau asas kesenangan). Every tax ought to be levied at the time, or in the
manner,
in which it is most likely to be convenient for the contributor to pay it”. Teknik
pemungutan
pajak yang dianjurkan (yang juga “convenience payment” menetapka
ini disebut of , n
bahwa pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik para wajib pajak,
bagi yaitu
saat sedekat mungkin dengan detik diterimanya penghasilan yang
bersangkutan.
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK (ADAM SMITH)

ASAS (asas efisien atau asas biaya pemungutan


EFFICIENCY ekonomis): pajak
diusahakan sehemat mungkin, jangan terjad biaya pemungutan pajak lebih
sampai i besar
dari hasil pemungutan pajak. Every tax ought to be so contrived as both to take out and
to
keep of the pockets the people as little as possible over and above it bring
out of what s
into to public treasury of the
state.
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK (W.J. LANGEN)
Menurut W.J. Langen dalam bukunya, De Grondbeginselen van het Ned. Belastingrecht, Jilid I,
1954,
asas pemungutan pajak adalah sebagai
berikut:
ASAS DAYA besa kecilnya yang haru berdasarkan kecilny
PIKUL: r pajak dipungut s besar a
penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi pajak yang
dibebankan.
ASAS pajak yang oleh negara harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan
MANFAAT: dipungut yang
bermanfaat untuk kepentingan
umum.
ASAS pajak yang dipungu oleh negar digunaka untu meningkatka
KESEJAHTERAAN: t a n k n
kesejahteraan
rakyat.
ASAS KESAMAAN: dalam yang sama antara wajib pajak yang satu dengan yang lain
kondisi harus
dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan
sama).
Asa beba yang sekecil- pemunguta pajak diusahaka sekecil- (serendah
s n kecilnya: n n kecilnya -
rendahnya) jika dibandingkan dengan nilai obyek pajak sehingga tidak memberatkan para wajib
pajak.
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK (ADOLF WAGNER)
Menuru Adol Wagne seoran ahli ekonom berkewarganegaraa jerman asas
t f r g i n ,
pemungutan pajak adalah sebagai
berikut:
ASAS POLITIK pajak yang negara jumlahnya sehingg
FINANSIAL: dipungut memadai a
dapat membiayai atau mendorong semua kegiatan
negara.
ASAS EKONOMI: penentuan obyek pajak harus tepat, misalnya: pajak pendapatan,
pajak
untuk barang-barang
mewah.
ASAS pungutan pajak berlaku secara umum tanpa untu
KEADILAN: diskriminasi, k
kondisi yang sama diperlakukan sama
pula.
ASAS menyangku masalah kepastian perpajakan (kapan dan
ADMINISTRASI: t dimana
harus pajak) keluwesan penagihan (bagaimana cara dan
membayar , membayarnya)
besarnya biaya
pajak.
Asas yuridis: segala pungutan pajak harus berdasarkan Undang-
undang.
WEWENANG PEMUNGUTAN PAJAK DI DUNIA

ASAS DOMISILI
ASAS SUMBER
ASAS
KEBANGSAAN
WEWENANG PEMUNGUTAN PAJAK
ASA DOMISIL ata disebu jug asa kependuduka (domicile/residenc
S I u t a s n e
principle): berdasarkan asas negara akan mengenakan pajak atas suatu
ini penghasilan
yang diterima atau diperoleh orang atau apabila kepentinga
pribadi badan, untuk n
perpajakan orang tersebu merupakan penduduk atau di
, pribadi t (resident) berdomisili
negara itu atau apabila badan yang bersangkutan berkedudukan negara Dala
di itu. m
kaitan tidak dipersoalkan mana penghasilan yang akan dikenakan pajak
ini, dari itu
berasal Itulah sebabnya negara yang asas dalam sistem
. bagi menganut ini, pengenaan
pajak terhadap penduduk-nya akan menggabungkan domisil (kependudukan
asas i )
dengan konsep pengenaan pajak atas penghasilan baik yang diperoleh negara
di itu
maupun penghasilan yang diperoleh di luar negeri (world-wide income
concept).
WEWENANG PEMUNGUTAN PAJAK

ASAS Negara yang asas akan mengenakan pajak


SUMBER: menganut sumber atas
suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang atau badan hanya
pribadi apabila
penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang
pribadi
atau badan yang bersangkutan sumber- yang berada negara Dala
dari sumber di itu. m
asas tidak persoalan siapa dan apa status orang atau
ini, menjadi mengenai dari badan
yang memperoleh penghasilan sebab yang landasan pengenaan
tersebut menjadi pajak
adalah objek pajak yang timbul atau berasal dari negara
itu.
Contoh Tenaga kerja asing bekerja Indonesia maka penghasilan yang di
: di dari didapat
Indonesia akan dikenakan pajak oleh pemerintah
Indonesia.
WEWENANG PEMUNGUTAN PAJAK

ASA KEBANGSAA ata asa nasionalita ata disebu jug asa


S N u s s u t a s
kewarganegaraan (nationality/citizenship Dalam asas yang
principle): ini, menjadi
landasan pengenaan pajak adalah status kewarganegaraan orang atau badan
dari yang
memperoleh Berdasarkan asas tidaklah persoalan mana
penghasilan. ini, menjadi dari
penghasilan yang akan dikenakan pajak Sepert halnya dalam asas
berasal. i domisili,
sistem pengenaan berdasarkan nasionalita ini dilakukan dengan
pajak asas s cara
menggabungkan asas nasionalitas dengan konsep pengenaan pajak atas world
wide
income
.
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN
PAJAK

TEORI ASURANSI
TEORI KEPENTINGAN
TEORI KEWAJIBAN PAJAK MUTLAK ATAU TEORI BAKTI
TEORI DAYA BELI
TEORI DAYA PIKUL
TEORI FALSAFAH PANCASILA
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK

TEORI
ASURANSI.
Menuru teori ini Negara pajak karena Negara bertugas untuk
t memungut melindungi
orang dan segala kepentingannya, keselamatan dan keamanan jiwa juga harta
bendanya.
Pembayaran pajak disamakan dengan pembayaran dengan pembayaran sepert
premi, i
halny perjanjia asurans (pertanggungan) mak untu perlindunga diperluka
a n i , a k n n
pembayaran berupa
premi
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK

TEORI
KEPENTINGAN.
Menuru teori ini Negara pajak karena Negara kepentingan
t memungut melindungi jiwa
dan harta benda teori ini memperhatikan pembagian beban pajak yang
warganya, harus
dipungut seluruh penduduk. Pembagian beban harus didasarkan atas
dari ini kepentingan
oran masin masin dalam tugas- pemerinta (yan bermanfaa baginya)
g g g tugas h g t ,
termasuk juga perlindungan atas jiwa beserta harta Maka sudah
bendanya. selayaknya
bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Negara untuk menunaikan di
kewajibannya,
bebankan kepada
mereka
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK

TEORI KEWAJIBAN PAJAK MUTLAK ATAU TEORI


BAKTI.
Teori ini berdasarkan atas paham Organische diajarkan bahwa justru
Staatsleer, karena
sifat Negara inilah maka timbulah hak mutlak untuk pajak Orang-
memungut . orang
tidaklah sendiri dengan tidak adanya tidaklah akan ada
berdiri , persekutuan, individu.
Oleh karena persekutuan itu (yang menjelma Negara berhak atas satu dan
jadi ) lain.
Sejak berabad-abad hak telah dan orang-orang selalu menginsafinya
ini diakui, sebagai
kewajiban untu membuktikan tanda baktinya terhadap Negara dalam
asli k bentuk
pembayaran
pajak.
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK

TEORI DAYA
BELI.
Teori ini tidak mempersoalkan mula Negara memungut pajak, hanya melihat
asal kepada
efeknya dan memandang efek yang baik itu dasar Menuru
, dapat sebagai keadilannya. t
teori ini fungs pemungutan pajak jika dipandang gejala dalam masyarakat,
i sebagai dapat
disamaka denga pompa yaitu mengambi gaya beli dari rumah- dala
n n , l tangga m
masyaraka untuk rumah tangga dan kemudian menyalurkannya ke
t Negara, kembali
masyaraka denga maksu untu memelihar hidu masyaraka dan untu
t n d k a p t k
membawanya kearah
tertentu
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK

TEORI DAYA
PIKUL.
Teori ini menganut bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa-jasa
yang
diberikan oleh Negara pada warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta
bendanya.
Untuk keperluan diperlukan biaya- biaya dipiku oleh orang yang
ini biaya, ini l menikmati
perlindungan berupa Pokok teori ini adalah asas yaitu
itu, pajak. pangkal keadilan,
tekanan pajak haruslah sama beratnya untuk setiap Pajak harus menuru
orang. dipikul t
gaya pikulnya dan ukurannya dapa dipergunakan selain besarnya
sebagai , t penghasilan
dan kekayaan juga pengeluaran atau pembelanjaan
seseorang
TEORI LEGALITAS PEMUNGUTAN PAJAK

TEORI SESUAI FALSAFAH


PANCASILA.
Soemitro 30) Pancasila mengandung kekeluargaan dan gotong
(2004 : sifat royong.
Gotong royong berbeda dengan tolong Gotong royong adalah usaha
menolong. yang
dilakukan secara bersama tanpa imbalan, yang ditujukan untuk kepentingan
diberi umum
atau kepentingan sepert membua jalan menjaga keamanan
bersama, i t umum, daerah,
dan Paja adalah salah satu gotong royong yang perlu
sebagainya. k bentuk tidak
dipersyaratkan, melainkan sudah hidup dalam masyarakat
Indonesia
PEMBAGIAN
PAJA
K
PEMBAGIAN PAJAK
Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang pemungut,
maupun
sifatnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
PAJA
K

Berdasarkan
Berdasarkan Berdasarkan
Wewenang
Golonga Sifa
Pemungu
n t
t
Pajak Pajak
Pajak
Langsun Subjekti
Pusat
g f

Pajak Tidak
Pajak Pajak
Lansun
Daerah Objektif
g
PEMBAGIAN PAJAK BERDASARKAN
GOLONGANNYA/
PIHAK YANG
MENANGGUNG
PAJAK
LANGSUNG
Pajak langsung adalah pajak yang pembayarannya harus ditanggung oleh
sendiri wajib
pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, misalnya PPh,
PBB.

PAJAK TIDAK
LANGSUNG
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembayarannya dapat dialihkan atau
dibebankan
kepada pihak lain, misalnya PPN, PPn BM, Bea
Meterai
PEMBAGIAN PAJAK BERDASARKAN WEWENANG PEM
UNGUTAN
PAJAK , Pajak adalah pajak yang oleh pemerintah
PUSAT pusat dipungut pusat,
diman perumusan pelaksanaka kebijaka dan standardisas tekni dilimpahka
a , n n i s n
kewenangannya kepada Direktorat Jenderal Pajak dibawah Kementerian Keuangan
RI.
Contoh: PPN, PPn BM, PPh, Bea
Meterai

PAJAK , Paja daerah adalah yang oleh


DAERAH k pajak dipungut pemerintah
daerah diman perumusan pelaksanaka kebijaka dan standardisas tekni
, a , n n i s
dilimpahkan kewenangannya kepada Dinas pendapatan daerah
(Dispenda).
Contoh Pajak dan Pajak Pajak Pajak Paja
: Bumi Bangunan, Hotel, Restoran, Hiburan, k
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C,
Pajak
Parkir, Daerah, Jasa Umum, Jasa Usaha, Perizina
Retribusi Retribusi Retribusi Retribusi n
Tertentu
.
PEMBAGIAN PAJAK BERDASARKAN SIFATNYA

PAJAK
SUBJEKTIF
Pajak adalah pajak yang pengenaannya didasarkan atas keadaan
subjektif subjek/Wajib
Pajak tanpa melihat keadaan objeknya, misalnya PPh dikenakan atas
sendiri penghasilan
Wajib Pajak dikurangi dengan tanggungan yang dimiliki oleh Wajib Pajak
tersebut.

PAJAK
OBJEKTIF
Pajak adalah pajak yang pengenaannya didasarkan atas keadaan Objek
Objektif Pajak
tanpa keadaan misalnya PPN dikenakan kepada siapa saja
melihat subjeknya, yang
mengonsumsi BKP/JKP tanpa melihat tanggungan yang dimiliki oleh Wajib
Pajak.
DASAR PENGENAAN PAJAK

PENGHASILAN DAN BISNIS (INCOME AND BUSINESS)

KONSUMSI
(CONSUMPTION)
KEKAYAAN (WEALTH)
DASAR PENGENAAN PAJAK

Kategori Penghasilan dan Bisnis


(Income and business)

A
Kategori Konsumsi
(Consumption) B C Kategori Kekayaan (Wealth)
DASAR PENGENAAN PAJAK

KATEGORI PENGHASILAN DAN


BISNIS
dikenakan pajak untuk pajak penghasilan orang (persona incom
jenis: pribadi l e
tax), pajak penghasilan badan hukum (corporate income tax), pajak
pertambahan
nilai (valu adde tax) pajak pemotonga (severanc tax) pajak prem
e d , n e , i
perusahaan (insurance company premium tax) dan pajak (licens
asuransi lisensi e
tax). Contoh kategori ini di Indonesia diantaranya PPh Orang Pribadi, PPh
Badan.
DASAR PENGENAAN PAJAK

KATEGORI
KONSUMSI
dikenakan jenis pajak penjualan (sales pajak honorarium (use pajak
pajak: tax), tax), bahan
bakar minyak (fuel taxes), pajak minuman beralkohol (alcoholic beverage taxes), pajak
produk
tembakau (tobacco products pajak (hotel/mote tax), pajak
taxes), hotel/motel l restauran
(restauran meals pajak percakapan telepon (telephone tax), dan pajak
t tax), call perjudian
(gambling taxes). Contoh kategori ini di Indonesia diantaranya PPN, PPn
BM.
DASAR PENGENAAN PAJAK

KATEGORI
KEKAYAAN
terdir dari jenis pajak: pajak bangunan (property tax), pajak (estate tax), pajak
i bumi warisan
(inheritance pajak hibah (transfer Contoh ini di Indonesia
tax), taxes). kategori diantaranya
PBB
.
TARIF PAJAK

1. TARIF PROPORSIONAL (a proportional tax rate structure)


2. TARIF PROGRESIF (a progresive tax rate structure)
3. TARIF DEGRESIF (a degresive tax rate structure)
4. TARIF ADVALOREM
5. TARIF TETAP
TARIF PAJAK

TARIF (a tax rate yaitu pajak


PROPORSIONAL proportional structure) tarif yang
presentasenya tetap meskipun terjadi perubahan dasar pengenaan
pajak.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 10% berapapun dasar pengenaan
pajaknya.
TARIF PAJAK

TARIF (a progresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan semakin
PROGRESIF naik
sebanding dengan naiknya pengenaan Contoh tarif Pajak Penghasilan
dasar pajak. : di
Indonesia meningkat seiring dengan meningkatnya
penghasilan.
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
s.d Rp.50.000.000 5%
Diatas Rp.50.000.000 s.d Rp.250.000.000 15%
Diatas Rp.250.000.000 s.d Rp.500.000.000 25%
Diatas Rp.500.000.000 30%
TARIF PAJAK

TARIF (a degresive tax rate structure) yaitu kenaikan persentase tarif


DEGRESIF pajak
akan semakin rendah ketika pengenaan pajaknya semakin Tarif ini
dasar meningkat.
merupakan kebalikan dari tarif
progresif.
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
s.d Rp.50.000.000 30%
Diatas Rp.50.000.000 s.d Rp.250.000.000 25%
Diatas Rp.250.000.000 s.d Rp.500.000.000 15%
Diatas Rp.500.000.000 5%
TARIF PAJAK
TARIF adalah suatu dengan persentase tertentu yang
ADVALOREM tarif dikenakan
atau ditetapkan pada harga atau nilai suatu
barang.

Contoh Tarif Bea Masuk sehubungan dengan kegiatan barang PT. Impo Jaya
: impor . r
mengimpor barang jenis pakaian sebanyak 1000 dengan harga per Rp100.00
jadi unit unit 0
(termasuk dan ongkos Jika Bea Masuk atas Barang
asuransi angkut). tarif Impor tersebut
20%, maka besarnya Bea Masuk yang harus dibayar
adalah:
Nilai Barang Impor: 1000 unit x Rp.100.000 =
Rp100.000.000
Tarif Bea Masuk: 20% x Rp.100.000.000 =
Rp.20.000.000
TARIF PAJAK
TARIF adalah tarif pemungutan pajak yang besarnya tetap tanpa
TETAP memerhatikan
dasa pengenaan Tarif ini diterapkan dalam UU 13 Tahun 1985 tentang
r pajak. No. Bea
Meterai
.
Contoh: tarif Bea
Meterai

Dokumen yang menyebut nilai uang dengan nominal Tarif Bea Meterai
Rp.1.000.000,- Rp.6.000
Rp.5.000.000,- Rp.6.000
Rp.100.000.000,- Rp.6.000
Rp.500.000.000,- Rp.6.000
LATIHAN
SOAL
 Menuru Adam Smith (1723- dalam bukunya Inguiry into the Nature and Causes
LATIHAN th
tWealth of 1790) of Wealth of Nations) disebutkan bahwa Every tax oughte
Nations (terkenal dengan nama SOAL
to
be levied at the or in the in which it is most likely to be convenient for the
time,
to pay manner,
Pajak hendaknya contributor
dipungut pada saat yang paling baik para wajib yaitu
it. bagi
sedekat mungkin dengan diterimanya penghasilan yang bersangkutan,pajak, saat
disebut juga dengan
 asas:
Ada penafsiran dalam Ilmu Hukum yang dilakukan oleh para Misalnya
berbagai ahli. yang berhubungan dengan
berdasarkan susunan pasal- penafsiran
lainnya baik dalam
bunyi pasal
undang itu maupun dengan undang-undang yang lain. Penafsiran undang-
tersebut disebut
 juga:
Menuru para terdapa beberapa yang pembenaran pemungutan pajak
tJustifikas ahli t
pemungutan teori menjadi
diantaranya dikemukakan atauJ.J.Rousseau (1712-
oleh Dala
inaskah pajak,Fundamentalis 1778).
penguasa akan dan kepentingan m
‘Leges ’
masyarakatnya dan melindungi
masyarakat akan membayar biaya mengurus
teori tersebut warga
disebut
tersebut, dengan:
 Pemerintah bisa pertumbuhan melalu kebijaksanaan Dengan
mengatur ekonomi
mengatur pajak bisa digunakan alat untuki pajak. LATIHAN
tujuan Contohnyafungsi
dalam
,menggiringsebagai mencapai SOAL
penanaman baik dalam negeri maupun luar . rangka berbagai
diberikan
modal, negeri,
fasilita keringana pajak Dalam macam
melindung produks dalam pemerinta
smenetapkan
n bea masuk
. yang rangka untuk produk
i i
negeri negeri, adalah h
Tujuan paja
tinggi
sebagai luar . ini fungsi k

 :Ketika Kerajaan Inggris alih jajahan-jajahan Kerajaan Belanda Thomas


mengambil Sirtanah
Raffle menyampaikan gagasan sewa sistem pendapatan Stamford
tanah Hindia-
sSewa tanah
darididasarkan pada pemikiran pokok dari hak penguasa Inggris.pemilik
mengenai
tanah yang ada. Thomas Stamford Raffles menyebut Sistemsebagai
Sewa tanah dengan semua
 istilah:
Pemerintah mengandalkan penerimaan pajak sumber penerimaan terbesar negara
sebagai
mendana segala macam kebutuhan negara agar roda untuk
pemerintahan tetap Hampir
ipenerimaan
berjalan.
negara berasal dari sektor pajak. Tujuan ini adalah fungsi pajak 80%
sebagai:
 Berdasarkan Undang-undang 36 Tahun 2008 Tentang Pajak
LATIHAN
tarif Paja
Nomor Penghasilan, SOAL k
Penghasilan Indonesia meningkat seiring dengan meningkatnya pengenaan
di
tersebut disebutpenghasilan, tarif

 juga:
Asas yang digunakan oleh negara dalam mengenakan pajak atas suatu penghasilan yang
diterima
atau diperoleh orang atau badan hanya apabila penghasilan yang akan dikenakan
pribadi pajak
itu diperoleh atau diterima oleh orang atau badan yang bersangkutan sumber
pribadi
sumber yang berada di negara itu disebut dari -

 juga:
Ada macam kriteria tarif yang digunakan dasar untuk melakukan
berbagai sebagai
pajak diantaranya adalah tetap Tari tetap adalah pemungutan
pemungutan pajak yang
,tetap tanpa
tarif memerhatikan . f tarif
pengenaan besarnya
Di Indonesia ini digunakan
dasar
menghitung pajak. tarif untuk
:
 Pemunguta paja di duni diusahaka sesederhan mungki untu mempermuda
n
pelaksanaannyak a diantaranya
lapangan n a
dengan n advalorem
tarif k LATIHAN
Di hIndonesia
di membuat . SOAL
tarif
advalorem diterapkan
 pada:
Ahmad seorang karyawan dengan 10 juta sebulan dan Fara seorang dengan 5
gaji karyawati
juta sebulan sama-sama membeli handphone gaji 200
seharga 2 juta dan dikenakan PPN sebesar
ribu.
PPN dikenakan atas barang tanpa melihat berapa penghasilan subjek pajak merupakan ciri
bahwa
PPN
 adalah:
Ada macam asas yang digunakan untuk melakukan pemungutan Menuru W.J.
berbagai pajak. pajak yang dipungut harus berdasarkan besar kecilnya penghasilan
Langen besar kecilnya t
wajib
pajak Semakin penghasilan maka semakin pajak yang Asas disebu
.juga tinggi tinggi dibebankan. ini t
dengan:
SEKIAN
Prepared by:
gading.dwisakti@gmail.co
m

Anda mungkin juga menyukai