Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG SEJARAH VOC DI

INDONESIA

DISUSUN OLEH :
RISKA DWI ARIANTY
XI MIPA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Sejarah VOC di Indonesia” dengan baik tanpa halangan
apapun. Makalah ini berisikan informasi tentang sejarah VOC di Indonesia dari
awal terbentuknya sampai kebangkrutan VOC itu sendiri.

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang
telah memberikan tugas makalah ini, sehingga saya lebih mengerti tentang
sejarah VOC yang ada di Indonesia. Dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan – kekurangan baik teknik penulisan maupun materi, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat di
harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Demikian makalah ini di buat semoga bermanfaat bagi pembaca.

Depok, 30 September 2020


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Yang menjadi alasan memilih judul “Sejarah VOC di Indonesia” ini
adalah kita sebagai siswa yang masih banyak memerlukan pengetahuan yang
perlu diketahui, serta untuk memahami lebih lanjut tentang sejarah VOC itu
sendiri. Selain itu latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pembuatan makalah dari guru sejarah kami.

Makalah ini membahas tentang awal terbentuknya, perkembangan, dan


kebangkrutan VOC. Disini diterangkan materi yang dibutuhkan sebagai
referensi agar dapat menyempurnakan topik yang akan diperbincangkan.

Indonesia memang terkenal akan kekayaan alamnya terutama rempah –


rempahnya sehingga banyak yang datang untuk melakukan perdagangan dengan
rakyat Indonesia, tetapi kenyataannya daerah tersebut di manfaatkan untuk
memperluas kekuasaan, sehingga terjadi persaingan antar Bangsa Eropa.

Untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat, seorang anggota parlemen


Belanda bernama Prints Maurits mengajukan usul yaitu penggabungan seluruh
perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang. Usulan
tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri VOC
(Verenidge Oost Compagnie).

Dari situlah awal cerita VOC dalam menguasai rempah – rempah


Indonesia. Sehingga mereka dapat berkembang yang kemudian dapat bangkrut
dan akhirnya dibubarkan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa latar belakang terbentuknya VOC ?
2) Bagaimana perkembangan VOC di Indonesia ?
3) Usaha apa yang dilakukan VOC untuk menguasai perdagangan di
Indonesia ?
4) Faktor apa yang menyebabkan VOC bangkrut ?
1.3 TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :

a) Untuk mengetahui penyebab terbentuknya VOC di Indonesia


b) Mengetahui perkembangan VOC di Indonesia
c) Mengetahui apa saja yang dilakukan VOC baik itu kebijakan
maupun kejahatan yang diterapkan pada rakyat Indonesia
d) Mengetahui proses kemunduran VOC
e) Mengetahui penyebab kebangkrutan VOC hingga akhirnya
dibubarkan

BAB II
PEMBAHASAN
2.2 LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA VOC
Belanda datang ke Indonesia sejak tahun 1596, beberapa kongsi dagang
Belanda melakukan monopoli perdagangan dan meraup keuntungan yang
melimpah dari kepulauan Indonesia itu sendiri, sehingga terjadi persaingan
antar kongsi dagang Belanda, selain itu Belanda juga harus bersaing dengan
kongsi dagang Inggris yaitu EIC (East India Compagnie).

Terkait adanya persaingan antar kongsi Belanda, maka Pemerintahan dan


Parlemen Belanda mengusulkan agar antar kongsi Belanda mendirikan sebuah
perusahaan dagang yang lebih besar. Pada tanggal 20 Maret 1602 secara resmi
dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda yang diberi nama Vereenigde
Oost Indische Compagnie (VOC). VOC memiliki kantor pusat di Amsterdam.

Adapun tujuan dibentuk VOC adalah :

a) Menghindari persaingan antara kongsi dagang Belanda itu sendiri


b) Membantu keuangan pemerintah Belanda
c) Memperkuat posisi sehingga dapat melaksanakan monopoli
perdagangan
d) Menjalankan pemerintahan sebagai wakil pemerintah Belanda di
Hindia Timur.

Pengurus pusat VOC terdiri atas 17 orang atau dikenal dengan sebutan
heeren zeventien. Dalam melaksanakan tugasnya VOC mendapat wewenang
dari pemerintah Belanda berupa hak oktroi, yang meliputi :

a) Hak mencetak uang


b) Hak untuk memelihara angkatan perang
c) Hak untuk memerintah daerah yang diduduki
d) Hak untuk melakukan perjanjian dengan raja – raja
e) Hak untuk memonopoli perdagangan rempah – rempah

Keberhasilan VOC memperluas wilayah merepotkan heeren zeventien


dalam mengurusi keorganisasian VOC, sehingga pada tahun 1610 heeren
zeventien menunjuk seorang Gubernur Jenderal yang bertugas mengendalikan
kekuasaan di wilayah kekuasaan VOC, Gubernur Jenderal pertama VOC adalah
Pieter Both, dan untuk menjalankan tugasnya Gubernur Jenderal VOC dibantu
oleh sebuah dewan bernama Raad Van Indie (dewan hindia).

2.2 KEBIJAKAN – KEBIJAKAN VOC


Untuk menguasai perdagangan rempah – rempah di kepulauan Maluku,
VOC menerapkan kebijakan – kebijakan sebagai berikut :

a) Hongi tochten (pelayaran hongi) yaitu pelayaran pantai yang


dilengkapi dengan angkatan perang untuk mengawasi para
pedagang Maluku agar tidak menjual tanaman rempah – rempah
kepada pedagang lain dan jika melanggar peraturan maka akan
mendapat hukuman berat.
b) Ekstirpasi yaitu menebang tanaman rempah – rempah penduduk
agar produksi rempah – rempah tidak berlebihan.
c) Contingenten yaitu kewajiban rakyat untuk membayar pajak bumi.
2.3 PERKEMBANGAN VOC
Jenderal Pieter Both memimpin VOC hingga tahun 1614, selanjutnya
digantikan oleh Gerard Reynst selama satu tahun, kemudian pada tahun 1615
Gubernur Jenderal VOC dipegang oleh Laurents Reael. Di bawah
kepemimpinannya VOC berhasil membangun gedung Mauritius di tepi Sungai
Ciliwung. Gubernur Jenderal Laurents Real memimpin VOC hingga tahun 1619
dan digantikan oleh Jan Pieterszoon Coen.

Pada masa pemerintahan J.P Coen pada tanggal 30 Mei 1619 ia bersama
18 kapal perangnya berhasil menguasai Jayakarta dan membakar isi kota
Jakarta. Selanjutnya di atas puing – puing kota Jayakarta J.P Coen membangun
kota baru yang di beri nama Batavia. Sejak saat itu kota Batavia menjadi pusat
kekuatan VOC. Setelah memiliki basis kekuatan di Ambon dan Batavia, usaha
VOC untuk menguasai kerajaan – kerajaan local dan pelabuhan semakin
ditingkatkan, dengan cara menerapkan politik adu domba (devide it impera).

Dalam perkembangannya, VOC pandai memanfaatkan konflik pribumi.


Dalam konflik tersebut, biasanya penguasa setempat akan meminta bantuan
kepada VOC, dan sebagai imbalannya VOC meminta daerah kekuasaan yang
nantinya akan di jadikan pangkalan VOC dan tempat untuk memasarkan
barang. Pada tahun 1641 VOC berhasil menggantikan Portugis di Malaka,
setelah menguasai Malaka VOC berhasil menguasai Aceh.

Untuk mengawasi kegiatan monopoli perdagangan di beberapa wilayah,


VOC tetap menjalankan pelayaran hongi. Sementara itu, untuk memperkuat
kedudukannya, VOC mendirikan benteng pertahanan di setiap wilayah yang
berhasil dikuasai, benteng tersebut antara lain :

 Benteng Duurstede
 Benteng Nassau
 Benteng Victoria
 Benteng Orange
 Benteng Rotterdam

VOC juga berusaha memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Papua pada


tahun 1606, selanjutnya pada tahun 1667 pulau – pulau di sekitar Papua yang
sebelumnya di bawah kekuasaan kerajaan Tidore berhasil dikuasai oleh VOC.
Di setiap wilayah yang dikuasai, VOC tidak hanya melakukan monopoli
perdagangan tetapi berusaha mengatur kegiatan politik dan pemerintah di
wilayah tersebut. Dengan hak oktroi yang dimiliki, VOC dapat bertindak
selayaknya sebuah negara.

2.4 KEBANGKRUTAN VOC


Pada abad ke-17 hingga awal abad ke-18, VOC mengalami puncak
kejayaan. Penguasa dan kerajaan – kerajaan local berhasil diungguli. Jalur
perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas membentang dari
Amsterdam, Tanjung Harapan, India sampai Irian/Papua. Keuntungan
perdagangan rempah – rempah juga melimpah. Namun di balik itu ada
persoalan – persoalan yang bermunculan. Semakin banyak daerah yang dikuasai
ternyata juga membuat pengelolaan semakin kompleks.

Kendala dan pemasalahan yang dihadapi VOC, terutama yang


berhubungan dengan masalah keuangan yang pada akhirnya membawa kongsi
dagang itu kepada kebangkrutan. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal VOC itu sendiri

Faktor internal yang menyebabkan kemerosotan VOC yaitu :

a) Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi


b) Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah kekuasaan VOC
yang sangat luas
c) Kegemaran rakyat VOC untuk berfoya – foya

Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC yaitu :

a) Meletusnya revolusi Prancis yang menyebabkan Belanda jatuh


ketangan Belanda dibawah kepemimpinan Napoleon Bonaparte
b) Reaksi penetangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam
bentuk peperangan yang banyak menyedot dana dan tenaga.

Untuk mengatasi hal tersebut VOC segera meminta bantuan berupa pinjaman
uang kepada pemerintah Belanda. Dalam perkembangan selanjutnya, VOC
tidak memiliki pemasukan, sehingga hutang VOC kepada pemerintah Belanda
semakin menumpuk dan tidak mungkin sanggup untuk membayarnya. Setelah
melihat ketidakberesan dalam kongsi dagang tersebut, saham dan daerah
kekuasaan VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda, kemudian pada tanggal
31 Desember 1799 VOC dibubarkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah menemukan daerah penghasil rempah – rempah, perdagangan
antar bangsa pun meningkat. Untuk menghindari persaingan antar pedagang
satu bangsa dibentuklah kongsi dagang. Dalam bab ini, maka Belanda
mendirikan VOC (Vereenigde Oost – Indische Compagnie) di Indonesia yang
diatur oleh pengurus pusat yang disebut heeren zeventien.

VOC merupakan organisasi yang mengurusi masalah perdagangan


Belanda di Hindia Timur (Indonesia). Namun dalam perkembangannya VOC
bertindak seperti sebuah Negara. VOC didirikan untuk mencari keuntungan
sebanyak – banyaknya hingga akhirnya menjadi kongsi penjajah. Mulailah
bercokol kolonialisme dan imperialism di Indonesia.

Pada kejayaannya, wilayah kekuasaan VOC semakin meluas sehingga


menimbulkan masalah dalam manajemen pemerintahan. Pengawasan tidak lagi
berjalan lancar, pengurus VOC mulai hidup berfoya – foya dan adanya korupsi.
Sehingga hutang VOC meningkat dan habis untuk membiayai perang. VOC
mulai mengalami kebangkrutan, dan kekuasaan VOC diambil alih oleh
pemerintah Belanda. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan.

3.2 SARAN
Dalam makalah ini, penulis berharap supaya kita sebagai bangsa Indonesia
dapat menjadikan pelajaran tentang peristiwa sejarah masuknya bangsa Eropa
ke Indonesia, termasuk keberadaan VOC yang membawa banyak pengaruh bagi
bangsa Indonesia. Pengaruh yang ada harus kita evaluasi dengan baik, jangan
sampai kita kembali terjajah dengan kedatangan bangsa dan organisasi asing
seperti VOC. Indonesia memiliki banyak sumber daya yang harus kita kelola
sepandai – pandainya agar tidak mudah dikuasai oleh bangsa asing yang akan
menjadikan kita budak di negara sendiri. Sebagai generasi bangsa kita harus
mengisi kemerdekaan dan menjaga keutuhan serta kesatuan wilayah Indonesia
supaya masa penjajahan tidak terulang lagi.

Anda mungkin juga menyukai