Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ni Kadek Indah Andriani

No : 25
Kls : XI I

1.
A. Berikut Latar Belakang berdirinya VOC
Pendirian VOC pada tahun 1602 merupakan respons terhadap situasi ekonomi dan
geopolitik yang ada pada saat itu. Pada abad ke-17, Belanda merupakan salah satu
negara yang berperang untuk kemerdekaan dan kemandirian politik serta ekonomi
dari Spanyol yang kuasa.

B. Tujuan dibentuknya VOC pada dasarnya adalah untuk berdagang. Namun


karena kepentingan masing-masing pihak, tujuannya pun merembet ke bidang
politik. Berikut ini rincian tujuan dibentuknya VOC. :
 Mengurangi Persaingan Dagang Antar Masyarakat Belanda
Tujuan dibentuknya VOC yang utama adalah menggabungkan masing-masing
pedagang dan menghindari persaingan tak sehat antar sesama masyarakat
Belanda. Hal ini agar keuntungan yang diperoleh pun maksimal dan semua
pedagang dinaungi oleh satu perusahaan dagang Awalnya, masing-masing pihak
berdagang sendiri-sendiri. Mereka pun bersaing satu sama lain untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal. Namun, pemerintah Belanda tidak melihat ini
sebagai fenomena yang menguntungkan. Masing-masing pihak justru
menginginkan pihak lain merugi.
 Menandingi Persaingan Dagang Bangsa Eropa Lainnya
Tujuan dibentuknya VOC yang selanjutnya yakni agar posisi Belanda semakin
kuat dan cenderung monopoli dalam perdagangan di Asia. VOC dibentuk agar
persaingan dagang antar bangsa Eropa tetap dimenangkan oleh Belanda,
sedangkan Portugis dan Spanyol kalah. Sebelumnya, pihak Portugis dan Spanyol
pada 1580 dalam keadaan berperang dengan Belanda. Belanda pun khawatir atas
fenomena tersebut dan akhirnya mendorongnya menduduki Indonesia demi
berdagang rempah-rempah. Kemudian, Jan Huyghen Van Linschoten dan
Cornelis de Houtman menemukan jalur pelayaran Portugis yang membuatnya
berhasil menuju Banten. Itulah pelabuhan utama di Pulau Jawa pada 1595 hingga
1597. Ekspedisi itu ketika sampai ke Banten justru Belanda berseteru dengan
Portugis dan penduduk lokal. Perseteruan itu menyebabkan beberapa awak kapal
hilang. Akhirnya, Belanda pun mendirikan VOC di Amsterdam. VOC Dipimpin
oleh dewan dengan anggota 17 orang yakni Dewan Tujuh Belas atau de heeren
XVII. Kemudian pada 1602, Belanda kembali lagi ke nusantara dan mendirikan
VOC. Mereka pun bersaing dengan Portugis, Inggris, Prancis, dan Spanyol.
Meski sebelumnya sempat ada fenomena persaingan antar masyarakat Belanda,
akhirnya dapat diatasi dengan pembentukan VOC agar meminimalisir persaingan.
Selanjutnya, Belanda pun menjadi semakin kuat karena para pedagang yang
berada dalam satu kepemimpinan.
 Monopoli Rempah-Rempah
Tujuan dibentuknya VOC yang berikutnya adalah untuk menguasai rempah-
rempah di Indonesia. Belanda ingin menguasai sistem perdagangan rempah-
rempah di Asia terutama di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang kaya
akan sumber daya alam berupa rempah-rempah. Oleh karena itulah, Belanda
ingin memonopoli nya agar keuntungan maksimal pun diperolehnya.
 Memperkuat Eksistensi Belanda Di Dunia Internasional
Tujuan dibentuknya VOC yang cukup bersinggungan dengan politik adalah
Belanda ingin memperkuat eksistensinya di dunia. VOC yang sukses dan semakin
kuat, membuat Belanda disegani terutama di Eropa. Perdagangan Belanda dengan
VOC yang tak hanya membuat para pedagang bersatu, tetapi juga semakin kuat
dalam bersaing di bidang perdagangan dengan bangsa Eropa serta menduduki dan
mengeksploitasi sumber daya Indonesia pun membuatnya semakin kaya raya.
Akhirnya, Belanda pun semakin mampu bersaing di kancah internasional dan
disegani oleh masyarakat dunia.
 Dukungan Anggaran untuk Pemerintah Belanda
Keuntungan VOC yang maksimal ini akan dianggarkan untuk pemerintahan
Belanda. Saat itu, Belanda sempat diduduki oleh Spanyol dan keuangan negara
tersebut pun dalam keadaan krisis. Pendudukan itu menyebabkan Belanda merugi
dalam jumlah yang besar hingga kesulitan untuk bangkit. Kemudian, hadirnya
VOC ini membantu pemerintah Belanda untuk bangkit kembali.
 Pendudukan di Indonesia
Tujuan dibentuknya VOC yang juga bersinggungan dengan kepentingan politik
selanjutnya adalah terkait penguasaan terhadap Indonesia. Belanda menduduki
tempat strategis di Indonesia yakni pelabuhan. VOC pun diatur sedemikian rupa
untuk menguasai sumber daya Indonesia seperti rempah-rempah. Tak hanya itu,
VOC juga menguasai aset penting lainnya seperti pelabuhan.
 Menguasai Kerajaan Indonesia
Tujuan dibentuknya VOC selanjutnya, adalah ingin menguasai kerajaan-kerajaan
yang menduduki pemerintahan tradisional Indonesia. Lembaga-lembaga kerajaan
tersebut dipertahankan agar mudah dipengaruhi untuk mendukung keberhasilan
Belanda. Jika lembaga kerajaan-kerajaan di Indonesia berhasil dipengaruhi, maka
VOC pun dapat melangsungkan rencananya dengan baik. Tak hanya itu, lembaga
setempat bahkan mendukung VOC memaksimalkan tujuannya.

C. Hak Istimewa VOC


Pada awal abad ke-17 dan 18 segala aktivitas kolonial Belanda di wilayah Nusantara
dilakukan melalui VOC. Parlemen Belanda juga memberikan hak monopoli
perdagangan sebagai salah satu hak istimewa VOC. Berikut hak istimewa VOC atau
hak octrooi lainnya yang diberikan oleh Parlemen Belanda seperti dikutip dari buku
Sejarah Indonesia oleh Abdurakhman dan Arif Pradono :
1. Hak untuk merebut dan memerintah negara jajahan.
2. Hak untuk memonopoli perdagangan di wilayah timur Tanjung Harapan, termasuk
Nusantara.
3. Hak untuk mencetak mata uang sendiri.
4. Hak untuk memiliki angkatan perang sendiri.
5. Hak untuk memungut pajak.
6. Hak untuk mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat.
7. Hak untuk menyatakan perang dan membuat perjanjian damai.
8. Hak untuk mengangkat dan memberhentikan pegawai.

D. Kebijakan monopoli perdagangan Belanda terdiri dari Pelayaran Hongi, Hak


Ekstirpasi, Preanger Stelsel, Contingenten, dan Verplichte Leverantie. Adapun
beebrapa di amtara bentuk monopoli perdagangan VOC yang diterapkan pada rakyat
maluku, antara lain:

1. Hongi tochten (Pelayaran Hongi), yakni pelayaran pantai yang dilengkapi dengan
angkatan perang untuk mengawasi para pedagang Maluku supaya mereka tidak
menjual hasil rempah-rempahnya kepada pedagang lain dan jika melanggar mereka
akan mendapat hukuman berat.
2. Ekstirpasi, yaitu menebang tanaman rempah-rempah penduduk agar tidak
mengalami produksi yang berlebihan.
3. Contingenten, yaitu kewajiban rakyat untuk membayar pajak dalam bentuk hasil
bumi.

E. Inilah penyebab utama kebangkrutan VOC :


 Korupsi, yang merajalela di VOC menjadi salah satu penyebab kebangkrutan
yang utama. Selama beroperasi, para pegawai berusaha untuk dapat menduduki
jabatan tinggi demi kekayaan berlimpah.
 Adanya Pesaing Rempah Nusantara, VOC mampu melihat potensi besar
sumber daya alam Indonesia berupa rempah-rempah. Namun, sejak abad ke-18,
pesaing hadir dan menyebabkan Nusantara tak lagi menjadi satu-satunya negara
pemasok rempah. Hal ini berdampak pada keuntungan yang tidak sesuai harapan.
 Utang, yang dimiliki VOC kian membengkak dan menyebabkan kongsi dagang
ini kesulitan membayar. Penyebabnya karena biaya perang yang meroket serta
besarnya anggaran bagi karyawan.
 Persaingan antar Kongsi Dagang, Persaingan dengan organisasi dagang lain
membuat posisi VOC terancam dan berujung bangkrut. Sebut saja kongsi dagang
dari Inggris yaitu East India Company (EIC) serta Compagnie des Indes (CDI)
asal Perancis.
 Perdagangan ilegal, Batavia yang kala itu menjadi pusat pemerintahan kolonial
Belanda semakin ramai oleh pendatang dari Jepang dan Tiongkok. Perdagangan
ilegal antar pejabat VOC pun tidak terhindarkan. Sementara di sisi lain,
perdagangan gelap juga dilakukan para pedagang nusantara dengan pihak asing.
1.
A. Kebijakan Herman William Daendels :
 Pertahanan dan Keamanan
Awalnya Daendels dikenal sebagai sosok pemuda yang demokratis. Akan tetapi
Daendels berubah menjadi keji dan tidak manusiawi karena kegiatan
pembangunan yang ia perintahkan. Adapun kebijakan di bidang pertahanan dan
keamanan yang dibuat Daendels guna mempertahankan tanah Jawa dari Inggris
adalah:
1. Mendirikan benteng-benteng pertahanan baru
2. Mendirikan pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon.
3. Meningkatkan jumlah tentara dengan mengambil orang-orang pribumi
sehingga jumlahnya menjadi 18.000 orang.
4. Membangun jalan raya Anyer-Panarukan yang memiliki panjang sekitar 1.100
km.
 Pemerintahan
Daendels juga turun tangan di bidang pemerintahan dan membuat kebijakan-
kebijakan baru, termasuk mengubah tata cara dan adat istiadat di kerajaan-
kerajaan Jawa. Ia berupaya memperkuat posisinya di Nusantara dengan membuat
beberapa kebijakan di antaranya:
1. Kekuasaan raja-raja di Nusantara dibatasi secara ketat.
2. Pembagian tanah Jawa menjadi 9 bagian prefektur (wilayah yang memiliki
otoritas). 3. Setiap prefektur dipimpin oleh seorang prefek yang bertanggung
jawab kepada Gubernur Jenderal secara langsung.
4. Bupati yang berkedudukan sebagai penguasa tradisional diubah oleh Daendels
menjadi pegawai pemerintah yang digaji. Walaupun begitu, para bupati masih
memiliki beberapa hak feodal tertentu.
5. Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai
wilayah pemerintahan kolonial.
 Sosial dan Ekonomi
Sebagai orang yang berkuasa pada masa itu, Daendels diamanatkan untuk
memperbaiki tanah Hindia. Adapun kebijakan yang ia buat di bidang sosial dan
ekonomi adalah:
1. Memaksa penguasa wilayah Surakarta dan Yogyakarta agar menyetujui
berbagai perjanjian. Inti dari perjanjian tersebut adalah penggabungan beberapa
daerah ke dalam wilayah pemerintahan kolonial
2. Meningkatkan perolehan keuntungan dengan cara pemungutan pajak
3. Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku guna diperdagangkan
secara internasional
4. Mewajibkan seluruh rakyat untuk menyerahkan hasil panen mereka ke
pemerintah kolonial
5. Memperdagangkan tanah-tanah kepada pihak swasta.

2.
A. Berikut ini kebijakan Thomas Stamford Raffles di Indonesia dalam
berbagai bidang :
 Kebijakan Raffles di bidang politik
1. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan (berlangsung hingga 1964), yang
dibagi lagi menjadi beberapa distrik.
2. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi
menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat. Sistem
pemerintahan feodal oleh Raffles dianggap dapat mematikan usaha-usaha
rakyat.
3. Penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang diperoleh secara turun-
temurun. Mereka kemudian dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang
langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
4. Politik memecah belah juga menjadi salah satu kebijakan Inggris di Indonesia
 Kebijakan Raffles di bidang ekonomi
1. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib
(Verplichte Leverantie) sejak zaman VOC yang dianggap memberatkan
rakyat.
2. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent system).
3. Pajak dibayarkan kepada kolektor yang dibantu oleh kepala desa tanpa melalui
bupati.
4. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedangkan
pemerintah membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman yang
paling menguntungkan.
5. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.
 Kebijakan Raffles di bidang sosial
1. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa).
2. Penghapusan perbudakan, meskipun pada praktiknya Raffles melanggar
undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis
perbudakan.
3. Peniadaan pynbank, yaitu hukuman kejam dengan melawan harimau.
 Kebijakan Raffles di bidang hukum
1. Sistem peradilan Raffles berorientasi pada besar kecilnya kesalahan, bukan
didasarkan atas warna kulit (ras) seperti Daendels.
2. Berikut ini badan-badan penegak hukum yang ada pada masa Raffles :
 Court of Justice pada setiap residen
 Court of Request pada setiap divise
 Police of Magistrate
3. Raffles juga meniadakan pengadilan yang dilaksanakan oleh para bupati,
karena akan menimbulkan dualisme dalam hukum.
 Kebijakan Raffles di bidang ilmu pengetahuan
1. Ditulisnya buku berjudul History of Java.
2. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (Residen Yogyakarta) untuk
mengadakan penelitian yang menghasilkan buku berjudul History of the
East Indian Archipelago.
3. Mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan
dan ilmu pengetahuan.
4. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.
5. Dirintisnya Kebun Raya Bogor.

B. Tujuan Sistem Sewa Tanah


 Pendapatan Pasif, Salah satu tujuan utama sistem sewa tanah adalah untuk
menghasilkan pendapatan pasif bagi pemilik tanah. Dengan menyewakan tanah
mereka kepada pihak lain, pemilik tanah dapat memperoleh penghasilan rutin
tanpa harus secara aktif terlibat dalam pengelolaan properti tersebut.
 Penggunaan Optimal Tanah, Sistem sewa tanah memungkinkan pemilik tanah
untuk mengoptimalkan penggunaan lahan mereka. Jika mereka tidak
menggunakan tanah tersebut secara pribadi, menyewakannya kepada pihak lain
yang membutuhkan dapat membantu memaksimalkan nilai dan manfaat dari tanah
yang dimiliki.
 Investasi Jangka Panjang, Bagi pemilik tanah, sewa tanah dapat menjadi bentuk
investasi jangka panjang. Nilai properti tanah cenderung meningkat seiring
berjalannya waktu, dan pendapatan dari sewa tanah dapat menjadi sumber
keuntungan jangka panjang bagi pemilik tanah.

4.

A. Beberapa aturan dibuat dalam melaksanakan sistem tanam paksa.


Aturan sistem tanam paksa, yaitu:

 Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan


sebagian dari tanahnya untuk penanaman tanaman ekspor yang dapat dijual di pasar
Eropa.
 Tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk tujuan tersebut tidak boleh melebihi
seperlima dari tanah pertanian yang dimiliki penduduk desa.
 Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman tersebut tidak boleh melebihi
pekerjaan untuk menanam tanaman padi.
 Tanah yang disediakan penduduk tersebut bebas dari pajak tanah
 Hasil tanaman diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda. Jika harganya ditaksir
melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, kelebihan tersebut diberikan kepada
penduduk.
 Kegagalan panen yang bukan karena kesalahan petani akan menjadi tanggungan
pemerintah.
 Bagi yang tidak memiliki tanah akan dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik-
pabrik milik pemerintah selama 65 hari setiap tahun.

B. Pelaksanaan tanam paksa diserahkan kepada pemimpin-pemimpin pribumi. Sistem


Tanam Paksa adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den
Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%)
untuk ditanami komoditas ekspor, khususnya teh, kopi, dan kakao. Hasil tanaman ini akan
dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah pasti dan hasil panen diserahkan
kepada pemerintah kolonial.gawai Eropa hanya bertindak sebagai pengawas secara umum.

C. Dampak Tanam Paksa bagi Rakyat Indonesia

 Dampak positif :
1. akyat Indonesia mengenal berbagai teknik menanam jenis-jenis tanaman baru.
Meningkatnya jumlah uang yang beredar di pedesaan, sehingga memberikan
rangsangan bagi tumbuhnya perdagangan.
2. Munculnya tenaga kerja yang ahli dalam kegiatan non pertanian yang terkait
dengan perkebunan dan pepabrikan di pedesaan.
3. Penyempurnaan fasilitas yang digunakan dalam proses tanam paksa, seperti
jalan, jembatan, penyempurnaan fasilitas pelabuhan dan pabrik serta gudang
untuk hasil budidaya.
 Dampak Negatif :
1. Timbul kelaparan
2. Memakan waktu
3. Memakan waktu
4. Membutuhkan air banyak

Anda mungkin juga menyukai