Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-
Nyalah makalah ini dapat selesaikan tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas pelajaran
Penjaskes..
Terimakasih penulis ucapkan kepada semua paihak yang telah membantu dalam
penyelsain makalah ini .
Penulis menyadari bahwa maklah yang kami buat ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
demi kesempurnaan makalah ini ,penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
konstruktif dari semua pihak, untuk itun kami ucapkan terimakasih.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga panahan sudah lama dikenal di Indonesia, olahraga ini membutuhkan sentuhan
jiwa yang halus, kesabaran, keuletan, konsentrasi dan ketahanan mental yang tinggi serta
memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Sehingga unsur-unsur seperti postur tubuh, teknik
dasar, mekanisme gerak, mentalitas dan kondisi fisik sebagai sebuah kesatuan yang harus
dimiliki oleh seorang pemanah. Seperti sebuah seni, olahraga panahan sangat kompleks tidak
seperti yang kita lihat yaitu menarik, dan melepaskan panah.

Dilihat dari karakteristiknya olahraga panahan adalah melepaskan panah melalui lintasan
tertentu menuju sasaran pada jarak tertentu. Apabila diperbandingkan dengan olahraga yang
memerlukan gerak statis atau suatu keterampilan tertutup lainnya seperti cabang olahraga
menembak, perbedaan panahan dengan menembak terletak pada jenis kekuatan dorongannya.

Pada menembak kekuatan dorongan diperoleh dari ledakan alat itu sendiri, sedangkan pada
panahan kekuatan dorongan sangat tergantung pada energi atau tenaga yang timbul karena
tarikan atau rentangan pemanah terhadap busur, dimana energi yang diperoleh dari rentangan
diubah menjadi daya dorong pada waktu panah dilepaskan. Oleh karena itu penggunaan alat
tersebut memerlukan kekuatan dan daya tahan otot-otot tertentu terutama untuk menarik busur.
Dalam olahraga panahan atau olahraga lainnya, atlet sangat dituntut untuk menampilkan
penampilan terbaiknya. Nampaknya ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi atlet yang tidak
terlatih, bahkan atlet terlatih pun seringkali mengalami kesulitan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka ditemukan rumusan masalah seperti :
1. Apa saja teknik dasar panahan ?
2. Apa biomekanik teknik release dalam panahan ?

C. Tujuan Penulisan
Ada pun Tujuan penulisan mkalah ini Seperti :
1. Menjelaskan apa teknik dasar panahan
2. Menjelaskan atau menganalisa biomekanik teknik release dalam panahan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Tehnik dasar memanah


Pada dasarnya olahraga panahan merupakan cabang olahraga yang membutuhkan sentuhan
jiwa yang halus, kesabaran, keuletan dan ketahanan mental. Selain itu, ada unsur-unsur yang
mendasar dan mutlak dimiliki oleh setiap pemanah yaitu: bentuk dan struktur tubuh, teknik
dasar, mekanisme gerak, kondisi fisik dan kebugaran mental, karena unsur-unsur tersebut saling
melengkapi satu sama lain untuk mencapai otomatisasi dalam keterampilan memanah. Berikut
ini merupakan teknik yang harus di pelajari bagi pemanah :

1. Square Stance/Even/Sejajar

Untuk sikap berdiri ini, kaki pemanah harus dalam kondisi terbuka, namun lebarnya harus
disamakan dengan lebar bahu. Posisi kaki juga perlu dibuat sejajar lurus dengan garis tembak
secara tepat. Bagi para pemula, alangkah disarankan untuk dapat menggunakan teknik sikap
berdiri satu ini hingga 2 tahun sebelum mencoba sikap berdiri lainnya.

Sejajarnya cara berdiri pemanah akan membuat sang pemanah lebih gampang untuk proses
pengukuran garis lurus dengan targetnya. Dalam hal ini, perhatikan juga saat menarik atau pada
posisi holding. Tetaplah jaga tubuh tetap dalam kondisi tegap walau tubuh akan cenderung
bergerak agar pelepasan teknik berakhir sempurna.

2. Open Stance/Terbuka

Pada teknik sikap berdiri open stance ini, posisi kaki pemanah harus membuat sudut sebesar 450
derajat dengan garis tembak. Namun pada teknik ini, posisi badan lebih stabil ketimbang sikap
berdiri sebelumnya, terutama sewaktu pemanah melakukan penarikan tali busur. Bahkan kepala
juga akan jauh lebih rileks dengan cara sikap berdiri ini.

Hanya saja, para pemanah pemula tak disarankan untuk menggunakan teknik sikap berdiri
terbuka ini. Catatan penting di sini adalah bahwa cara berdiri seperti ini boleh dilakukan dan
dianjurkan pada para pemanah tingkat lanjut. Jika sudah punya jam terbang cukup tinggi, maka
eksekusi untuk teknik ini bakal lebih sempurna.

3. Oblique Stand/Miring

Teknik sikap berdiri selanjutnya adalah posisi miring alias oblique stand di mana teknik ini tak
dianjurkan untuk dilakukan oleh para pemanah pemula alias yang masih belajar. Ini karena
pemula biasanya belum cukup kuat untuk menopang tubuh saat anak panah dilepaskan saat
ditembakkan.

Untuk melakukan posisi ini, kaki harus diletakkan sejajar antara satu dengan lainnya, namun tak
pada posisi yang lurus, tapi lebih kepada posisi miring dengan arah jam 3. Seringkali posisi ini
tak sengaja dipraktikkan atau dipakai para pemula walau baru mencoba memanah.

4. Close Stance/Tertutup

Untuk cara berdiri dalam memanah selanjutnya, ada close stance atau sikap berdiri tertutup di
mana ini adalah kebalikan dari open stance atau sikap terbuka. Untuk menerapkannya, pemanah
perlu memosisikan kaki tak membentuk sudut 450 derajat, tapi justru kedua kaki saling
memperkuat. Kaki kiri posisi harus ada di bagian deban di mana arahnya sedikit serong ke
kanan, sementara kaki kanan ada di bagian belakang dengan sedikit sering ke kiri. Di antara 4
teknik sikap berdiri, sikap berdiri tertutup ini adalah yang dianggap terkokoh.

Nocking/Memasang Ekor Panah

Nocking adalah teknik gerakan yang mendasar dalam olahraga


panahan di mana teknik ini lebih kepada penempatan atau memasukkan ekor/ujung panah ke
nocking point atau anak panah ke tali busur dan meletakkan shaft atau gandar di sandarannya.
Berikut bisa diperhatikan langkah atau aspek pada teknik nocking yang perlu dikuasai setiap
pemanah.

 Pastikan supaya bulu indeks di bagian ekor panah menjauhi bagian sisi jendela busur.
 Perhatikan apakah ekor panah sudah benar-benar masuk secara tepat ke tali.
 Pastikan anak panah atau nocking point telah masuk sepenuhnya dan memang pas di
nock, karena terbangnya anak panah pasti akan terganggu bila anak panah terlalu besar
atau longgar.

Extend/Mengangkat Lengan Busur

Pemanah profesional biasanya menggunakan teknik extend ketika mengangkat lengan busur dan
untuk lebih spesifiknya, gerakan dilakukan dengan lengan diangkat setinggi bahu di mana tangan
penarik tali juga harus dalam posisi siap dalam penerapannya.

Dalam teknik ini, pemanah harus benar-benar dalam kondisi rileks saat menarik tali dan
penggunaan 3 jari utama adalah yang juga paling penting dalam penarikan tali busur, yakni jari
telunjuk, jari tengah dan tak lupa jari manis.

 Awalnya, letakkan tali busur pada ruas-ruas jari pertama.


 Berikan tekanan pada handle busur secara cukup terhadap telapak tangan yang dijadikan
penahan busur.
 Untuk lebih tepatnya, tekanan ada pada tengah titik V yang ibu jari dan jari telunjuk
bentuk pada lengan yang sedang memegang busur.
Hooking and Gripping

Dalam memanah, teknik hooking dan gripping


juga harus benar agar eksekusi berjalan lancar dengan tembakan yang tak meleset. Gerakan
memanah ini bisa dilakukan dengan menempatkan atau mengaitkan jari di tali sesudah anak
panah maupun nocking point yang sudah dipasang secara benar.

 Tempatkan posisi jari di tali dan tali busur sendiri juga perlu berada pada sendi pertama.
 Jangan sekali-kali melakukan peletakan tali di bagian sendi pertama pada jari atas dan
bawah.
 Sebelum menembak, cek lebih dulu tab tali antara posisi jari di tab serta nocking point.
 Gunakan pembatas jari sehingga posisi benar dan lebih rileks nantinya.

Mindset
Mindset merupakan teknik yang juga perlu dikuasai para pemanah karena hal ini berhubungan
erat dengan konsentrasi serta fokus ketika hendak menembakkan anak panah. Aspek satu ini juga
merupakan hal terpenting karena seorang pemanah saat menembakkan anak panah harus sangat
rileks. Setiap pemanah perlu untuk melatih diri sendiri supaya fokus terhadap tugas yang tengah
ia hadapi supaya saat menerbangkan anak busur, terdapat bonus maupun skor yang sempurna.

Drawing/Menarik Tali Busur

Drawing merupakan sebuah teknik gerakan di mana pemanah perlu menarik tali busur sampai
menyentuh dagu, bibir dan hidung yang dilanjutkan dengan peletakan tangan ke penarik tali
busur yang ada di dagu.

1. Pre-draw – Dalam drawing ada teknik pre-draw di mana gerakan ini adalah gerakan
tarikan awal dan saat penerapan, pemanah telah mengunci sendi bahu, sendi siku serta
sendi pergelangan supaya anak panah siap ditarik.
2. Primary-draw – Teknik ini adalah teknik tarikan utama di mana posisi dimulai dari pre-
draw hingga tali busur menyentuh bagian dagu, bibir serta hidung sang pemanah. Saat
anak panah akan dilepaskan, teknik seluruhnya berakhir di posisi penjangkaran.
3. Secondary-draw – Teknik selanjutnya disebut juga dengan tarikan kedua, yakni sebuah
gerakan yang akan menahan tarikan tali sewaktu berada di penjangkaran supaya lebih
siap hingga pelepasan tali.
Anchoring/ Penjangkaran Lengan Penarik

Pemanah dalam teknik ini perlu menjangkarkan


tangan yang ia pakai sebagai penarik tali busur di bagian dagu. Berikut adalah langkah yang
tepat untuk melakukannya:

 Tempatkan posisi yang sama akan penjangkaran tangan penarik tali dan jaga agar
kekokohannya tetap terjaga dan menempel di bawah dagu.
 Pemanah dapat melihat diantara mata yang membidik adanya bayangan tali pada busur di
saat yang sama.
 Pada teknik penjangkaran tengah, pemanah bisa menggunakan tangan yang bertugas
utama sebagai penarik tali busur di mana tangan tersebut harus menyentuh bagian tengah
dagu, bibir dan hidung dan tak ketinggalan juga tetap menempel di bawah dagu.
 Pada teknik penjangkaran samping, pemanah perlu memakai tangan penarik tali busur
dengan membuat tangan tersebut berada menyentuh bagian samping dagu, bibir serta
hidung namun menjaga tetap menempel di bawah dagu.

Tighten/Menahan Sikap Panahan

Pada teknik ini, artinya pemanah perlu berada dalam


kondisi menahan posisi memanah beberapa saat. Penerapan teknik ini bisa dilakukan sesudah
teknik penjangkaran serta sebelum pelepasan anak panah. Di waktu yang sama, biasanya otot
lengan penahan busur dan juga bersama dengan lengan penarik tali berkontraksi dengan
frekuensi yang sama agar posisi tak mengalami perubahan ketika hendak pelepasan anak panah.

Pemanah dalam teknik ini perlu benar-benar fokus pada pembidikan target yang sudah ada atau
telah ditentukan. Ketika melakukan pembidikan, pemanah harus bersikap mempertahankan
posisi memanahnya sebaik mungkin sampai anak panah dilepas secara sempurna.
Aiming/Membidik

Membidik atau aiming merupakan teknik penting


selanjutnya dalam olahraga panahan. Gerakan membidik adalah gerakan yang bertujuan sebagai
pengarah perlengkapan panahan pembidik supaya tepat dalam menembak ke sasaran. Posisi
badan pemanah perlu dipertahankan agar tak bergerak agar tak meleset ketika sudah menembak.

Hal lain yang juga pemanah perlu perhatikan adalah memerhatikan teknik yang digunakan.
Penerapan dari teknik ini biasanya akan membantu hasil eksekusi yang baik karena pemanah
juga akan jauh lebih fokus dan rileks saat melakukannya. Tetap perhatikan juga faktor arah mata
angin, kecepatan angin, hingga sudut antara target tembakan dan sang pemanah sendiri.

Release

Ketika sudah pada tahap pembidikan, tentu teknik


selanjutnya untuk diterapkan adalah release alias melepas tali atau panah. Gerakan melepaskan
tali busur bisa dilakukan dengan merilekskan jari-jari yang digunakan sebagai penarik tali. Ada 2
cara pelepasan anak panah yang bisa dikuasai oleh para pemanah, yaitu:

1. Dead Release – Pada teknik release ini, sesudah melepaskan tali busr, lengan penarik tali
harus berada tetap pada posisinya. Tetap jaga agar lengan menempel di dagu seperti di
awal.
2. Active Release – Sesudah pelepasan tali busur, lengan penarik tali bisa digerakkan ke
arah belakang menelusuri dagu dan juga bagian leher.
3. Follow-through – Masih menjadi bagian dari teknik release, follow-through bisa
digunakan dengan mengendalikan tembakan secara alami. Ketika dilakukan secara
berlebihan, kekacauan akan terjadi di titik berat panah.

Teknik akan berakhir baik bila dilakukan dengan kekuatan penuh yang diberikan dari tali pada
busur yang pemanah gunakan. Karena kekuatan dimaksimalkan, maka ini bisa menjadi pencegah
getaran tali.
After Hold/Menahan Sikap Panahan

Teknik paling akhir adalah teknik after hold di mana pemanah harus menahan sikap panahan
dalam beberapa detik pasca penembakan atau pelepasan anak panah. Setelah anak panah terlepas
dari busur, pastikan untuk posisi tubuh menahan sikap panahan dengan tujuan agar pengendalian
gerakan memanah yang telah diselesaikan.

Secara teknis, tangan penarik busur harus posisinya ada seperti pada posisi awal, lurus tepat ke
arah target karena hanya tali busur lah yang kembali ke awal sebelum ditarik. Tahanlah paling
tidak hingga 2 detik pasca pelepasan anak panah hingga anak panah sampai atau menyentuh
permukaan sasaran.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Olahraga panahan dikatakan
sebagai suatu kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Olahraga
panahan dilihat dari segi biomekanik terdapat pada klasifikasi keterampilan yaitu melontarkan
objek untuk mencapai ketepatan maksimum. Untuk mencapai keterampilan memanah yang baik
sudah tentu melalui pelatihan, dan dalam pelatihan tersebut membutuhkan pengetahuan tentang
gerakan-gerakan dalam memanah yang telah di jelaskan.

SARAN

Supaya pertumbuhan dan perkembangan olahraga panahan berjalan dengan normal, maka
sebagai olahragawan dan sebagai calon guru penjas, setidaknya ikut berpartisipasi dalam
memotivasi dan merangsang masyarakat umum (masyarakat/siswa/mahasiswa) dalam
pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai olahraga agar keingintahuan tentang dunia
olahraga bertambah. Demikian juga generasi yang akan datang lebih optimal dalam bidang
olahraga sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya dalam
berbagai bidang terutama dalam bidang olahraga.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber :
http://www.google.com
http://www.wikipedia.com
http://jiwocore.wordpress.com
htto://www.archery.metu.edu.tr

Anda mungkin juga menyukai