Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

OLAHRAGA PANAHAN

Nama: Sri Ranti Wahyuningsih

Kelas : XII MIA

M.Pelajaran : Penjasorkes

YAYASAN AL-AMIN PULOERANG

MADRASAH ALIYAH (MA) AL-AMIN


Jl. Raya Barat No. 129 Desa Puloerang

Kec. Lakbok Kab. Ciamis Telp. (0265) 7082120

ma.alamin.puloerang@gmail.com
Kode Pos : 46385

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat-Nylah
makalah yang berjudul "Olahraga Panahan" dapat selesaikan tepat pada waktunya untuk
memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
demi kesempurnaan makalah ini, saya mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat konstruktif
dari semua pihak, untuk itu saya ucapkan terimakasih.

Puloerang, 22 Februari 2020


DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian panahan

B.Bagaimana sejarah olahaga panahan?

C.Apa saja teknik dasar olahraga panahan?

D.Apa dan bagaimana peraturan olahraga panahan?

E.Apa manfaat dari olahraga panahan bagi tubuh?

F. Syarat Untuk Memanah

G. Penemu panahan

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

Saran

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Memanah merupakan aktivitas yang biasa dilakukan oleh para prajurit saat berperang. Awalnya
aktivitas memanah digunakan untuk berburu dan kemudian berkembang menjadi senjata dalam
pertempuran. Namun saat ini panahan lebih dikenal menjadi salah satu cabang olahraga.

Pemanah harus menguasai teknik memanah dengan benar agar mencapai prestasi yang
maksimal. Teknik tersebut adalah sikap memanah (shooting form), yang ditinjau dari segi
biomekanika tidak menyalahi hukum-hukum mekanika gerak yang berlaku. Penguasaan teknik
memanah dengan benar akan memungkinkan keajegan (consistency) dalam menembak. Seorang
pemanah menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Peralatan panahan yang
digunakan dalam olahraga memanah sudah tentu busur (bow), anak panah (arrow), pelindung jari
(finger tab), pelindung lengan (armguard), panah (side wuiver), dan teropong (flied glasses).

 Rumusan Masalah

A. Pengertian panahan
B.Bagaimana sejarah olahaga panahan?

C.Apa saja teknik dasar olahraga panahan?

D.Apa dan bagaimana peraturan olahraga panahan?

E.Apa manfaat dari olahraga panahan bagi tubuh?

F. Syarat Untuk Memanah

G. Penemu panahan
 Tujuan
Untuk menambah wawasan penulis terhadap olahraga panahan,untuk ikut serta
melestarikan olahraga tradisional yang mulai ditinggalkan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengerrtian Panahan        

Panahan awalnya adalah alat berburu dan mempertahankan hidup. Kini, panahan terdaftar
sebagai cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade.

Panahan adalah kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Bukti-
bukti menunjukkan panahan dimulai sejak 5.000 tahun lalu. Awalnya, panahan digunakan dalam
berburu sebelum berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian jadi olahraga
ketepatan.
 
B. Sejarah Panahan

Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai menggunakan panah sebagai alat berburu
mereka.Namun, sampai saat ini belum ada yang mengetahui dengan pasti sejak kapan panah
mulai digunakan. Data dari buku-buku kuno menunjukkan panahan mulai digunakan 2100 SM
dibuktikan dengan ditemukannya seorang prajurit mesir kuno yang mati karena tertembus anak
panah. Selain itu, sekitar 1600 SM panah sudah mulai berkembang dalam pemakaiannya. Tak
hanya sebagai alat berburu, pada saat itu alat ini juga sudah digunakan sebagai senjata perang
setiap bangsa yang ada yang hingga saat ini masih ada suku-suku primitif yang menggunakan
busur dan panah dalam mempertahankan kehidupannya seperti suku Irian di Papua, suku Veda di
pedalaman Sri Lanka, suku negro di afrika dan lainnya.

Dari banyaknya sumber tentang asal mulanya panah ini, ada 2 teori yang menonjol diantaranya.
Pertama, panah dan busur mulai dipakai pada zaman mesolitik atau kira-kira 5000-7000 tahun
silam, sedangkan yang kedua, percaya bahwa panahan dimulai dari awal masa yakni pada era
paleolitik atau sekitar 10.000 – 15.000 tahun lalu.
Pada perkembangannya, panahan dipandang sebagai media rekreasi atau untuk olahraga dimulai
sejak tahun 1676, atas ide dari Raja Charles II dari inggris yang menyebut bahwa panahan bisa
dijadikan sebagai olahraga dan hal itu mulai di ikuti oleh negara-negara lain pada saat itu. Pada
tahun 1844 di Inggris diselenggarakanlah kejuaraan nasional panahan yang diberi nama GNAS
(Grand National Archery Society), lalu diikuti oleh Amerika Serikat dengan kejuaraan
nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di Chicago.

Sebelumnya, pada 1483 sudah ada club panahan terbesar dan sekaligus menjadi tertua sampai
sekarang yang bernama Kilwinning dan beranggotakan pemanah asal Skotlandia.

Perkembangan Panahan di Indonesia sama halnya dengan sejarah panahan di dunia,


demikian pula tidak seorangpun yang dapat memastikan sejak kapan manusia di Indonesia
menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tetapi apabila kita memperhatikan
cerita-cerita wayang purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah
cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno,
Srikandi demikian pula Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata.

Kalau PON I kita pakai sebagai batasan waktu era kebangunan olahraga Nasional, maka
Panahan telah ikut ambil bagian dalam era kebangunan Olahraga Nasional itu. Dalam sejarah
PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun secara resminya
Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta
atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai perlombaan
yang terorganisir, baru diselenggarakan para tahun 1959 di Surabaya.
Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat sebagai Ketua Umum Perpani hampir duapuluh
empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Dengan terbentuknya Organisasi Induk Perpani,
maka langkah pertama yang dilakukan adalah menjadi anggota FITA (Federation Internationale
de Tir A L’arc).
Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931. Indonesia
diterima sebagai anggota FITA pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo, Norwegia. Sejak saat
itu Panahan di Indonesia maju pesat, walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan Panahan
hanya terdapat di beberapa kota di pulau Jawa saja. Kini boleh dikatakan bahwa hampir di setiap
penjuru tanah air, Panahan sudah mulai dikenal.
Dengan diterimanya sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada waktu itu di
Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan gaya duduk
dan instinctive, maka dikenal pula jenis ronde FITA yang merupakan jenis ronde Internasional,
yang menggunakan alat-alat bantuan luar negeri yang lebih modern dengan gaya menembak
berdiri. Dan dengan demikian terbuka pulalah kesempatan bagi pemanah Indonesia untuk
mengambil bagian dalam pertandingan-pertandingan Internasional.
Bersamaan dengan itu timbul masalah peralatan yang harus diatasi untuk bisa mengambil
bagian dalam pertandingan Internasional, pemanah kita harus memiliki peralatan yang memadai,
agar dapat berkompetisi dengan lawan-lawannya secara berimbang. Kenyataannya alat-alat ini
sangat mahal harganya dan sulit di dapat. Hanya beberapa pemanah saja yang dapat membayar
harga alat-alat tersebut. Keadaan ini merupakan faktor penghambat bagi perkembangan olahraga
ini.
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1963 Perpani menciptakan Ronde baru dengan
nama Ronde Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani pada dasarnya sama dengan ronde
FITA, kecuali tentang peralatannya yang dipakai dan jarak tembak disesuaikan dengan
kemampuan peralatan yang dibuat di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani ini
ditetapkan bahwa hanya busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri yang boleh
dipakai.
Dengan ketentuan tadi dua hal yang hendak dicapai, pertama untuk pemasalan belum
diperlukan peralatan yang mahal, yangg harus diimport, tetapi cukup alat-alat yang bisa dibuat di
Indonesia. Kedua, Ronde Perpani mempunyai peranan untuk mempersiapkan pemanah-pemanah
kita untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, tanpa menunggu
tersedianya alat yang harus dibeli dengan harga mahal.
Bagi mereka yang terbukti berhasil membuktikan kemampuannya melalui ronde Perpani,
diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan Ronde Tradisional dengan ciri-
ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive, sulit mengambil sumber pemanah langsung
dari ronde Tradisional, karena perbedaan-perbedaan yang sifatnya prinsipil tadi.
Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut, Perpani mengatur waktu untuk
kejuaraan nasional sebagai berikut : Setiap tahun genap diselenggarakan Kejuaraan Nasional
untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil diselenggarakan
Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA.
Kebijaksanaan ini adalah dalam hubungannya dengan ketentuan dari FITA yang
menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pada setiap tahun ganjil. Sehingga Kejuaraan Nasional
Ronde FITA tersebut dimaksudkan untuk persiapkan dan memilih para pemanah Indonesia yang
akan diterjunkan ke kejuaraan Dunia. Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde
sekaligus.
Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersamaan dengan PON X, pola kebijaksanaan
Perpani dirubah, yaitu bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun (kecuali tahun
diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan Nasional) dan diperlombakan ketiga ronde
Panahan sekaligus yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional.
Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yaitu tahun diterimanya Perpani
sebagai anggota FITA, pada PON - I tahun 1948 di Solo, PON II/1951 di Jakarta, PON - III/1953
di Medan, PON - IV/1957 di Makasar, panahan hanya memperlombakan Ronde Tradisional,
yaitu ronde duduk, dengan hanya satu jarak 30 meter, dengan 48 tambahan @ 4 anak panah dan
dengan sasaran bulatan dengan hanya dibagi tiga bagian saja.
Selanjutnya beberapa kejadian penting yang dapat dikemukakan mengenai dunia Panahan
Indonesia, antara lain :
1.      Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
2.      Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
3.      Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta.
4.      Asian Games IV di Jakarta, dimana regu Panahan Indonesia menduduki tempat kedua di
bawah Jepang.
5.      Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
6.      Genefo I di Jakarta, dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat dan regu
puterinya kedua.
7.      Tahun 1964 : Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC pemanah-
penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas. Sedangkan puteri kita
masih harus mengakui keunggulan pemanah-pemanah puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya
pemanah-pemanah tuan rumah, sedang pemanah puteri kita unggul dari pemanah-pemanah
Philipina.
8.      Tahun 1965 : Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia, dimana regu puteri Indonesia ketiga belas
dan regu puteri kesembilan terbaik di dunia.
9.      Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja. Regu putera menempati urutan teratas,
dan dua orang jago kita berhasil merebut medali emas dan perak untuk kejuaraan perorangan.
Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah RRC.
Untuk selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak mengecewakan.
Kejuaraan Nasional selalu diselenggarakan setiap tahun, yaitu tahun genap untuk Ronde Perpani
dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil untuk Ronde FITA (sejak tahun 1982
Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun untuk ketiga ronde Panahan yaitu Ronde FITA,
Ronde Perpani dan Ronde Tradisional sekaligus).
Demikian pula Perpani selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan-kejuaraan
Dunia, walaupun hasilnya masih di bawah pemanah-pemanah Asia masih menempati urutan
teratas. Juga pada pertandingan-pertandingan Internasional lainnya seperti Asian Games, SEA
Games, Asian Meeting Championships, Asia Oceania Target Archery Championships, Perpani
selalu ikut mengambil bagian.
Demikialah perkembangan Panahan dan Perpani sampai saat ini, dimana cabang Panahan
termasuk di dalam cabang yang diprioritaskan, bahkan termasuk cabang super-prioritas, di dalam
persiapan menghadapi Asian Games XIII/1986 di Seoul - Korea Selatan. Hal ini tentunya karena
prestasi cabang Panahan yang telah dicapai selama ini.
Perlu dicatat bahwa dalam forum Olympic Gamespun Panahan telah ikut berbicara,
walaupun pihak Pemerintah selalu mengirimkan pemanah-pemanah kita dalam jumlah yang
minim, yaitu satu putera dan satu puteri. Tetapi sejarah telah mencatat bahwa pada Olympic
Games tahun 1976 di Montreal - Kanada pemanah puteri kita yaitu Leane Suniar berhasil
menempati urutan kesembilan dan pada Olympic Games Tahun 1988 di Seoul - Korea Selatan,
pemanah team puteri kita berhasil menempati urutan kedua dan pertama kalinya Indonesia
mendapat perak di arena yang bertaraf Internasional. Suatu prestasi yang sangat membanggakan.

C. Teknik-Teknik Dasar Panahan

Pemanah pemula dalam latihan panahan harus mengetahui dan mencoba cara memasang tali
yang benar pada busur. Cara memasang tali yang benar penting sekali, yaitu agar bususr tidak
patah dan nocking point berada pada posisi yang benar. Ada dua cara memasang tali pada busur:

 Metode dorong tarik (push pull)


Metode ini dipakai pada busur yang lurus dan melengkung. Tali dipasang secara tepat di dalam
notch dari sisi busur sebelah bawah yang dibiarkan tenang. Tangan yang satu menarik bagian
tengah bususr keluar, sedangkan tangan yang lain mendorong untuk memaksa sisi busur kearah
bawah. Ketika lengkungan diperoleh, jari harus menyumbat ujung tali dalam penakik busur atas
(notch). Tali yang sudah dipasang harus diperiksa yaitu dalam keadaan lurus dengan busur.

Pemanah harus hati-hati dalam menggunakan metode ini, karena jika saat mendorong tidak hati-
hati tangan bisa tergelincir, akibatnya bususr bisa terbang ke depan dan dapat memukul wajah.

 Metode Tindak Langkah

Menempatkan sayap bawah di depan salah satu kaki dan tali bususr berada diantara kaki yang
lain. Pemanah manarik sayap bagian atas maju di atas paha dan masukkan tali sampai takik pada
ujung sayap. Kelemahan metode ini pemanah cenderung sering menarik sayap bagian atas kea
rah badan menjadi suatu garis lurus dengan tali bususr dan busur melengkung secara alami.

 Teknik memanah bagi pemula pada dasarnya ada sembilan langkah, yaitu :

1.Sikap Berdiri (stand)

2.Sejajar (square stance)

3.Memasang Ekor Panah (nocking)

4.Mengangkat Lengan Busur (extend)

 Menarik Tali Busur (drawing)

di bawah ini adalah gambar menarik busur :

Menjangkarkan Lengan Penarik (anchoring)

serta tangan penarik menempel di bawah dagu.

Menahan Sikap Panahan (tighten)

Membidik (Aiming)

Melepas Tali/Panah (release)


Menahan Sikap Panahan (after hold)

D.Peraturan Olahraga Panahan

Recurve, Compound dan standar Bow : Untuk jarak jauh menembakkan 6 anak panah, sebanyak
6 seri. Jadi total hasilnya dikalikan 6. Dan untuk jarak 50 dan 30 meter, harus menembakkan
anak 3 anak panah dikali 12. Penilaian ini berlaku untuk semua ronde.

Kompetisi di panahan dapat diadakan baik di dalam ruangan atau di luar ruangan. Jarak dari
garis shooting target adalah 18 meter dan 25 meter untuk indoor pemain. Kolam pemain
menembak dari jarak 30 meter untuk 90 meter untuk senior pemanah karena di luar kompetisi
terdiri dari beberapa jarak; Junior pemanah bisa menembak dari jarak dekat. Digunakan dalam
Olimpiade jaraknya 70 meter.

Dan didalam olahraga panahan, target ditandai dengan sepuluh cincin konsentris piringannya.
Dalam setiap cincin konsentris, nilai dari satu sampai sepuluh ditetapkan. Cincin terdalam
disebut ‘X’ cincin dan menjadi cincin kesepuluh dalam kompetisi indoor. Cincin ‘X’ dianggap
tiebreaker di kolam kompetisi dan barangsiapa Partitur jumlah yang paling ‘ x menang. FITA
warna cincin target sebagai berikut: 1 dan 2 cincin berwarna putih, cincin, 3 dan 4 hitam, 5 dan 6
cincin biru, 7 dan 8 cincin berwarna merah dan 9 dan 10 cincin emas.

Skor dari setiap archer adalah jumlah dari nilai-nilai cincin yang terkena panah. Dalam acara di
mana panah hits garis batas of the rings, Skor yang lebih tinggi diberikan untuk archer. Nilai-
nilai yang dinilai oleh setiap pemain dicatat pada lembar Skor dan mereka harus dalam urutan
terlepas dari urutan nyata gol. Sebelum dan selama penilaian, benar-benar tidak diperbolehkan
untuk menyentuh panah. Ketika konflik timbul dalam penilaian, seorang hakim dipanggil dan ia
akan memerintah di mana panah kebohongan. Hanya setelah penilaian dan kapan setiap lubang
ditandai akan panah dihapus. Poin akan diberikan ke lubang bertanda yang terjadi dalam
peristiwa-peristiwa seperti ‘melewati’ atau ‘bouncer.’ ‘Lulus melalui’ adalah ketika panah
melewati target sementara ‘penjaga’ ketika panah hits target tapi memantul. Ukuran wajah target
sangat tergantung pada jenis putaran dimainkan dan jarak dari garis menembak. Ukuran umum
namun diatur oleh FITA yang: 40 cm untuk di dalam ruangan dengan 18 m jarak, 60 cm untuk
indoor dengan jarak 25 m, 80 cm untuk kolam dengan 30 dan 50 m jarak dan 122 cm untuk
kolam dengan 70 dan 90 m jarak. Dalam Olimpiade, 122 cm target wajah digunakan.
E. Manfaat olahraga panahan bagi tubuh

Tidak hanya mengasyikan, ternyata olahraga panahan juga memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan dan kebugaran tubuh. Berikut ini lima di antaranya.

1. Menjaga Kesehatan Jantung

Olahraga panahan dapat menormalkan detak jantung dan menurunkan risiko serangan jantung
jika dilakukan rutin. Selain itu dapat membantu pernapasan, menjaga tekanan darah, dan
melancarkan sirkulasi darah.

2. Melatih Keseimbangan Tubuh

Saat membidik dan melepaskan busur, tubuh dilatih untuk mengontrol keseimbangannya. Otot-
otot tubuh akan beradaptasi untuk bisa bergerak stabil dan lebih kuat.

3. Menguatkan Otot Tubuh Bagian Atas

Olahraga ini banyak meletakkan tumpuan pada otot-otot tubuh bagian atas sehingga lebih kuat
sekaligus lentur, yaitu otot tangan, otot dada, otot bahu serta otot punggung.

4. Melatih Fokus

Jika dilakukan secara rutin, olahraga ini sangat bagus untuk melatih daya fokus. Saat membidik,
pemahan harus berkonsentrasi antara gerakan dan pikiran. Dia juga harus melatih koordinasi atas
otot-otot tangan dan mata.

5. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Berbagai polutan lingkungan, makanan tidak sehat, kurang istirahat dan pola hidup sedentary
membuat kita mudah terkena penyakit seperti batuk dan flu. Dengan melakukan olahraga
panahan kita dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara alami sehingga tidak mudah sakit.

F. Syarat Untuk Memanah

Dari beberapa penjelasan di atas mengenai teknik memanah maka terdapat pula syarat dalam
kegiatan olah raga ini.
 Syarat Pertama: Memiliki berat badan yang ideal sehingga saat berdiri kedua kaki haru
seimbang dengan persentase sekitar 60-70 % pada bola kaki sedangkan sisanya sekitar
30-40 % pada pertemuan tumit kaki.

 Syarat Kedua: memiliki posisi tubuh yang kuat dan harus seimbang serta berdiri dengan
tegak sehingga dalam memanah tidak mudah lepas konsentrasi dan dapat melakukan
gerakan dengan sempurna.

G. Penemu Panahan

 ABDUL HAMID adalah tokoh rang pertama yang menemukan Kusuma Wardani hingga bisa
mencapai prestasi gemilang di kancah internasional. Hamid pula yang memperkenalkan busur
pada Srikandi Indonesia asal Sulsel ini. Saat itu usia Kusuma masih belasan tahun. Ia anak
pasangan H Kasaming dan Hj Siti Syamsiar. Ditemui di kediamannya di Perumnas
Panakkukang di Jalan Toddopuli, Makassar, Kusuma  menceritakan kisah awal kecintaan dan
perjalannya di dunia panahan. Ia mengaku dunia olahraga sudah dekat dengan dirinya sejak
kecil. Hampir semua cabang olahraga pernah ia coba. Kusuma Wardani kemudian ingat pesan
 ayahnya, jika ingin berprestasi, kuasai satu bidang cabang olahraga. Pesan ayahnya yang
bekerja di kantor  Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel itu jadi pemicunya
untuk memilih satu cabang olah raga. Panahan menjadi pilihannya. Sang ayah yang bekerja di
kantor KONI membuat Kusuma Wardani muda punya akses untuk lebih mengenal bakat yang
dimilikinya.

Kenapa Kusuma memilih panahan sebagai olah raga yang digelutinya? Ternyata Kusuma
menyenangi hal-hal menantang. Itu, katanya, menjadi pembeda. “Saya sering liat atlet
panahan latihan, tapi tidak ada perempuan. Saya tanyalah sama pelatih Abdul Hamid, apakah
perempuan bisa jadi atlet panahan. Saat itu langsung direspon oleh  Pak Hamid dengan
mengajak saya berlatih,” jelas Kusuma saat mengisahkan perjalanannya hingga mampu
meraih medali perak di Olimpiade. Hari itu juga Kusuma Wardani langsung diberikan anak
panah dan busur oleh Abdul Hamid. Instingnya ternyata tepat. Tiga bulan rutin berlatih,
Kusuma langsung ikut salah satu kejuaraan nasional. “Tapi, waktu itu belum dapat juara.
Masih menjadi penggembira dan mencari pengalaman,” kenang Kusuma Wardani. Ia tak
patah semangat. Kerja keras Kusuma Wardani dan keuletan sang pelatih membimbingnya
akhirnya berbuah manis. Satu tahun kemudian ia mewakili Sulsel di Pra-PON tahun  1984. Di
ajang itu, Kusuma Wardani menorehkan tinta emas dalam kariernya dengan mempersembahkan
satu medali emas dan 2 perak. Itulah yang menjadi pembuka jalan terang baginya mengukir
prestasi di dunia panahan. Karena prestasinya itu pula ia lolos masuk Pelatnas bersama lima
atlet lainnya termasuk Lilies Handayani.  Akan halnya  Nurfitriyana merupakan senior dia.
Masuk Pelatnas dengan pola latihan lebih intens dan fokus semakin mengasah bakatnya 
hingga menjadi atlet panahan yang disegani di level nasional dan internasional.
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan
Panahan adalah kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Bukti-
bukti menunjukkan panahan dimulai sejak 5.000 tahun lalu. Awalnya, panahan digunakan
dalam berburu sebelum berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian jadi
olahraga ketepatan.

Panahan adalah kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah ke
sasaran.olahraga panahan ini juga termasuk permainan target. Teknik-teknik dasar olahraga
panahan ada sembilan, yaitu :

Sikap Berdiri (stand)

Memasang Ekor Panah (nocking)

Mengangkat Lengan Busur (extend)

Menarik Tali Busur (drawing)

Menjangkarkan Lengan Penarik (anchoring)

Menahan Sikap Panahan (tighten)

Membidik (Aiming)

Melepas Tali/Panah (release)

Menahan Sikap Panahan (after hold)

Recurve, Compound dan standar Bow : Untuk jarak jauh menembakkan 6 anak panah, sebanyak
6 seri. Jadi total hasilnya dikalikan 6. Dan untuk jarak 50 dan 30 meter, harus menembakkan
anak 3 anak panah dikali 12.

 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://www.anneahira.com/panahan.htm (Atikel Panahan) yang diakses pada 29 Agustus 2014

http://fadhliipad.blogspot.com/2012/12/panahan-dan-perkembangannya-di-indonesia.html yang
diakses tanggal 29 Agustus 2014

https://junipuspitha-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/junipuspitha.wordpress.com/2015/03/06/makalah-panahan/amp/?
amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE%3D#aoh=15822015569273&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fjunipuspitha.wordpress.com%2F2015%2F03%2F06%2Fmakalah-panahan%2F

https://www.pastisania.com/gaya-hidup/372/Panahan-Olahraga-yang-Ngetren-(Lagi)-Ini-5-
Manfaatnya-bagi-Kesehatan!

https://www-gudangilmu.blogspot.com/2015/03/a_6.html
https://materibelajar.co.id/teknik-memanah/
https://www.sportanews.com/detail/34440/Abdul-Hamid-Sang-Penemu-Pemanah-Sulsel-
Kusuma-Wardani

Anda mungkin juga menyukai