Anda di halaman 1dari 16

“Masa Kekuasaan VOC

di Indonesia”
Latar Belakang Pembentukan VOC

 Untuk memperkuat posisi Bangsa Eropa di dunia Timur, mereka membuat sebuah
kongsi dagang. Seperti contohnya pada tahu 1600 Inggris membentuk sebuah kongsi
dagang EIC (East India Company). Kongsi dagang EIC ini kantor pusatnya berada di
Kalkuta, India. Dari Kalkuta ini kekuatan dan setiap kebijakan Inggris di dunia Timur,
dikendalikan. Pada tahun 1811, kedudukan Inggris begitu kuat dan meluas bahkan
pernah berhasil menempatkan kekuasaan di Nusantara.
 Persaingan juga terjadi antar perusahaan dagang orang-orang Belanda. Masing-
masing ingin memenangkan kelompoknya agar mendapatkan keuntungan yang lebih
besar. Kenyataan ini mendapat perhatian khusus dari pihak pemerintah dan parlemen
Belanda, sebab persaingan antarkongsi Belanda juga akan merugikan Kerajaan
Belanda sendiri.
Faktor berdirinya VOC

 Terkait dengan itu, maka pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten Generaal)
pada tahun 1598 mengusulkan agar antar kongsi dagang Belanda bekerja
sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. Usulan ini
baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni pada 20 Maret 1602 di
Amsterdam secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di
Nusantara sebagai hasil fusi antar kongsi yang telah ada. Kongsi dagang
Belanda ini diberi ama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau dapat
disebut dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur atau
Kongsi Dagang India Timur”.
Tujuan Pembentukan VOC

 Menghindari persaingan yang tidak sehat


antar sesama kelompok atau kongsi
pedagang Belanda yang telah ada,
 Memperkuat kedudukan para pedagang
Belanda dalam menghadapi persaingan
dengan para pedagang negara lain,
 Sebagai kekuatan revolusi (dalam perang 80
tahun), sehingga VOC memiliki tentara.
Hak Oktroi VOC
 Melakukan monopoli perdagangan di wilayah
antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat
Magelhaens, termasuk Kepulauan Nusantara
 Membentuk angkatan perang sendiri
 Melakukan peperangan
 Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
setempat
 Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
 Mengangkat pegawai sendiri
 Memerintah di negeri jajahan.
Kebijakan VOC

HONGI
TOCHTEN
EKSTIRPASI CONTINGENTEN VERPLICHTE PREANGER
LEVERANTIE STELSEL
Pelayaran pantai
untuk mengawasi Menebang tanaman Kewajiban rakyat
pedagang Maluku rempah-rempah membayar pajak Kewajiban rakyat Kewajiban
agar tidak menjual yang diproduksi dalam bentuk hasil menyerahkan pajak menanam kopi bagi
rempah-rempah secara berlebihan. bumi. berupa hasil bumi. rakyat Priangan.
kepada pedagang
lain.
Masa Kekuasaan VOC

 Gubernur jenderal VOC pertama adalah Pieter Both (1602-


1614).
 Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di
Banten pada tahun 1610. pada tahun itu juga Pieter Both
meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta.
 Penguasa Jayakarta waktu itu, Pangeran Wijayakrama sangat
terbuka dalam hal perdagangan. Pedagang dari mana saja
bebas berdagang disamping dari Nusantara juga dari luar
seperti dari Portugis, Inggris, Gujarat/India, Persia, Arab,
termasuk Belanda.
 Tahun 1611, Pieter Both berhasil mengadakan
perjanjian dengan penguasa Jayakarta, guna
pembelian sebidang tanah seluas 50x50 vadem (satu
vadem sama dengan 182 cm) yang berlokasi disebelah
timur Muara Ciliwung. Tanah inilah yang akan menjadi
bakal hunian dan daerah kekuasaan VOC di tanah
Jawa dan menjadi cikal bakal Kota Batavia.
 Dilokasi ini kemudian didirikan bangunan batu berlantai
dua sebagai tempat tinggal, kantor dan sekaligus
gudang. Pieter Both juga berhasil mengadakan
perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di Maluku
Museum Fatahillah, merupakan bangunan pada masa VOC
digunakan sebagai pusat kantor di Batavia.
dan berhasil mendirikan pos perdagangan di Ambon.
Gubernur jenderal VOC

1619-1623 1623-1627
1614-1615
1602-1614 1615-1619 Jan
Pieter Both
Gerard
Laurens Reael Pieterzoon Pieter de
Reynst Carpentier
Coen

Gubernur Jenderal selanjutnya silahkan


dicari sendiri melalui internet.
Keserakahan VOC

• J.P. Coen adalah gubernur jenderal yang ambisius


untuk menguasai berbagai wilayah di Indonesia.
Ia juga dapat dikatakan sebagai peletak dasar
penjajahan VOC di Indonesia. Disertai dengan
sikap congkak dan tindakan yang kejam, J.P.
Coen berusaha meningkatkan eksploitasi
kekayaan bumi Nusantara untuk keuntungan
pribadi dan negaranya.
Peletak Dasar Kolonialisme
 Cara-cara VOC untuk meningkatkan eksploitasi
kekayaan alam dilakukan antara lain :
Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan
memaksakan monopoli, seperti monopoli rempah-
rempah di Maluku.
Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi
hasil pertanian. Cara memproduksi hasil pertanian
dibiarkan berada di tangan kaum pribumi, tetapi yang
penting VOC dapat memperoleh hasil-hasil pertanian itu
dengan mudah, sekalipun harus dengan paksaan.
Monopoli Perdagangan VOC

VOC selalu mengincar dan berusaha keras untuk menduduki tempat-tempat yang
memiliki posisi strategis. Cara-cara yang dilakukan, disamping dengan kekerasan
dan peperangan, juga melakukan politik adu domba.
VOC melakukan campur tangan (intervensi) terhadap kerajaan-kerajaan di
Nusantara, terutama menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi dan
pelaksanaan monopoli, serta melakukan intervensi dalam pergantian penguasa
lokal.
Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap dipertahankan
dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat, kalau tidak mau baru diperangi.
DEVIDE ET IMPERA
 Berbagai bentuk tindakan kekerasan, tipu muslihat dan politik
devide et impera (Adu Domba) terus dilakukan. Politik devide
et impera dan berbagai tipu daya dilaksanakan demi
mendapatkan kekuasaan dan keuntungan sebesar-besarnya.
 Contohnya, Mataram Islam yang merupakan kerajaan kuat di
Jawa akhirnya juga dapat dikendalikan secara penuh oleh
VOC. Hal ini terjadi setelah dengan tipu muslihat VOC, Raja
Pakubuwana II yang sedang dalam keadaan sakit keras
dipaksa untuk menandatangani naskah penyerahan
kekuasaan Kerajaan Mataram Islam kepada VOC pada tahun
1749. tidak hanya kerajaan-kerajaan di Jawa, kerajaan diluar
Jawa berusaha ditaklukkan.
VOC Gulung Tikar
 Penyebab kehancuran VOC, antara lain :
Adanya korupsi yang dilakukan oleh para pegawai VOC
Keuntungan yang didapatkan banyak yang diselewengkan oleh pegawai di
tingkat kantor cabang, hal ini dapat dilihat dari data pembukuan laba yang
berbeda di tingkat Asia dan kantor pusat
Banyak mengeluarkan biaya untuk keperluan perang di berbagai daerah
Pengeluaran dana untuk keperluan perluasan jangkauan perdagangan yang
menyebabkan membengkaknya hutang VOC
Persaingan dagang dengan Portugis dan Inggris
Persaingan menimbulkan konflik, ditandai dengan serangan terhadap kapal-
kapal VOC
Akibat serangan, VOC mengalami kekurangan armada kapal perdagangan
Banyaknya gaji yang harus dibayar kepada pegawainya, karena banyak sekali
pegawai-pegawai VOC
Adanya perubahan politik di negara Belanda setelah berdirinya Republik
Batavia pada tahun 1795.
Kemunduran VOC
 Dalam kondisi bagkrut VOC tidak dapat berbuat banyak.
Menurut penilaian pemerintah keberadaan VOC sebagai
kongsi dagang yang menjalankan roda pemerintahan di
negeri jajahan tidak dapat dilanjutkan lagi. VOC telah
bangkrut.
 Tanggal 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bubar.
Semua utang piutang dan segala milik VOC diambil alih
oleh pemerintah Belanda. Pada waktu itu sebagai
Gubernur Jenederal VOC yang terakhir, Van Overstraten
masih harus bertanggung jawab tentang keadaan di
Hindia Belanda. Ia bertugas mempertahankan Jawa dari
serangan Inggris
“Orang yang tidak memiliki rasa sejarah, seperti orang yang tidak
memiliki telinga dan mata”
- Adolf Hitler -

Anda mungkin juga menyukai