Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRATIKUM

KEANEKARAGAM ANTAR SPESIES UDANG DI PERAIRAN LAUT BACAN

BERDASARKAN KARAKTER MORFOMETRIK

MATAKULIAH BIOLOGI MARITIM

Dosen Pengampuh:

Dr. Abdu Mas’ud, M.Pd


Zulkifli Ahmad, S.Pd.,M.Sc
Dr. Ilham Majid, M.Pd
Ningsi Saibi, S.Pd., M.Si

Nama: Karima galela

Npm: 03101611065

Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat
Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala,
El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan.
Udang vannamei resmi diizinkan masuk ke Indonesia melalui SK Menteri Kelautan
danPerikanan RI. No. 41/2001, dimana produksi udang windu menurun sejak 1996 akibat
serangan penyakit dan penurunan kualitas lingkungan. Pemerintah kemudian melakukan kajian
pada komoditas udang laut jenis lain yang dapat menambah produksi udang selain udang windu
di IndonesiaCrustacea adalah salah satu anggota filum Arthropoda yang hidup menempati
perairan baik air tawar maupun air laut, bernapas dengan mengunakan insang. Tubuhnya terbagi
menjadi tiga yaitu kepala (cephalo), dada (thorax), dan perut (abdomen) atau kadang-kadang
kepala dan dada bersatu membentuk cephalothorax. Umumnya dari kelas Crustacea ini yang
paling banyak dikenal adalah jenis yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti udang, kepiting
dan lain sebagainya. Crustacea memiliki bentuk dan ukuran tubuh serta cara hidup yang
beraneka ragam. Diperkirakan Crustacea di dunia berjumlah lebih dari 60.000 spesies dan
menempati habitat seperti terestrial, perairan air tawar (danau dan sungai), estuari, mangrove,
padang lamun, ekosistem terumbu karang, serta zona intertidal (pasang surut) dan laut dalam
(Rusyana, 2013:142).
Udang memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem karena merupakan salah satu
komponen dalam rantai makanan di perairan. Menurut Wowor dkk (2009) dalam Taufik
(2011:3) udang mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Udang berperan dalam rantai makanan, sebagai makanan bagi hewan akuatik yang lebih besar,
seperti ikan. Udang juga berperan sebagai pemakan bangkai dan detritus di sungai, kolam dan
danau. Selain itu udang juga berperan penting dalam meningkatkan taraf hidup nelayan karena
memiliki nilai ekonomi..
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum keanekaragaman jenis-jenis udang di perairan Laut bacan
berdasarkan data Morfometrik yaitu :
1. Jenis-jenis udang apa saja di perairan laut bacan udang windu , udang jerbung dan udang
vanemei?

2. Bagaimanakah keanekaragaman antar spesies udang windu (Penaeus monodon);Udang


Jerbung (Penaeus merguiensis); dan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) berdasarkan
karakter morfologi?

C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum keanekaragaman jenis-jenis udang di perairan laut bacan
berdasarkan data Morfometrik yaitu:
1. Untuk mengetahui jenis-jenis udang apa saja di perairan laut bacan ?
2. Untuk mengetahui keanekaragaman antar spesies udang windu (Penaeus monodon); Udang
Jerbung (Penaeus merguiensis); udang vannamei (Litopenaeus vannamei) berdasarkan karakter
morfologi
D. Manfaat Pratikum
Manfaat pada praktikum keanekaragaman jenis-jenis udang di perairan laut bacan yaitu:
1. Menambah wawasan bagi mahasiswa tentang jenis-jenis udang apa saja di perairan laut bacan

2. Menambah wawasan bagi mahasiswa tentang keanekaragaman jenis-jenis udang di perairan


Maluku Uatara berdasarkan data Morfometrik
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. BiologiUdang Vannamei (Litopenaeus vannamei)


Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda
dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak
terdapat tempat untuk penyimpanan sperma. Pertumbuhan udang vannamei dipengaruhi dua
faktor yaitu frekuensi molting/ganti kulit (waktu antara molting) dan pertumbuhan pada setiap
molting. Tubuh udang mempunyai karapas/kulit luar yang keras, sehingga pada setiap kali
berganti kulit, karapas terlepas dan akan membentuk karapas baru. Ketika karapas masih lunak,
udang berpeluang untuk dimangsa oleh udang lainnya.
Udang merupakan organisme pemakan segala (omnivorus). Pada habitatnya, udang
vannamei memakan jasad renik/krustasea kecil, amphipoda dan polychaeta. Udang vannamei
tidak makan sepanjang hari, tetapi hanya beberapa waktu saja dalam sehari. Nafsu makan
tergantung oleh kondisi lingkungan dan laju konsumsi pakan akan meningkat pada kondisi
lingkungan optimum.

1. Klasifikasi Udang Vannamei


Menurut Haliman dan Adijaya (2005), Klasifikasi udang vannamei adalah sebagai berikut:

Kingdom         : Animalia
Subkingdom    : Metazoa
Filum               : Arthropod
Subfilum         : Crustacea       
Kelas               : Malacostraca
Subkelas          : Eumalacostraca
Superordo       : Eucarida
Ordo                : Decapoda
Subordo          : Dendrobrachiata
Famili               : Penaeidea
Genus              : Litopenaeus
Spesies             : Litopenaeus vannamei
2. Morfologi Udang Vannamei
Udang putih vaname termasuk dalam famili Penaidae, karena itu sifat umum morfologi 
sama dengan udang  windu. Tubuh udang putih vaname secara morfologis dapat dibedakan
menjadi dua bagian yaitu cephalotorax atau bagian kepala dan dada serta bagain abdomen atau
perut. Bagian chepalotorax terlindung oleh chitin yang tebal yang dinamakan carapace. Kulit
chitin pada udang penaeid, akan selalu mengalami pergantian kulit setiap kali tubuhnya akan
membesar, setelah itu kulitnya akan mengeras kembali.

Udang vannamei memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit luar atau
eksoskeleton secara periodik (moulting). Bagian tubuh digunakan untuk makan, bergerak,
membenamkan diri ke dalam lumpur, menopang insang,dan organ sensor. Morfologi tubuh
udang vannamei dapat ditunjukkan pada

Gambar 2.1. Morfologi Udang Vannamei (Haliman dan Adijaya, 2005)


Kepala udang vannamei terdiri dari antenula, antena, mandibula, dan dua pasang
maxillae. Kepala udang vannamei juga dilengkapi dengan tiga pasang maxillipied untuk makan
dan lima pasang kaki berjalan (periopoda) atau kaki sepuluh (decapoda). Endopodit kaki
berjalan menempel pada chepalothorax yang dihubugkan oleh coxa. Di antara coxa dan
dactylus, terdapat ruang berturut-turut disebut basis, 6 ischium, merus, carpus, dan cropus.
Genus penaeus ditandai
dengan adanya gigi pada bagian atas dan bawah rostrum serta hilangnya bulu cambuk (setae)
pada tubuhnya. Secara khusus udang ini memiliki 2 gigi pada tepi rostrum bagian ventral dan 8-
9 gigi pada tepi rostrum bagian dorsal (Haliman dan Adijaya, 2005). Udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) berasal dari daerah subtropics pantai barat Amerika, mulai dari Teluk
California di Mexico bagian utara sampai
Udang vannamei mulai banyak di budidayakan di Indonesia dan dijadikan sebagai
pengganti dari udang windu. Hal ini disebabkan udang windu sering mengalami kematian
massal akibat virus. Udang vannamei banyak dibudidayakan karena udang vannamei banyak
mempunyai keunggulan diantaranya yaitu dapat mencapai ukuran besar, dapat tumbuh secepat
udang windu.

3. Habitat dan siklus hidup


Habitat udang Vannamei adalah dilaut tropis dengan suhu udara lebih dari 20 derajat
Celcius, mereka bertelur di laut terbuka dan di Stadia postlarva mereka bermigrasi ke pantai
sampai stadium remaja mereka akan kembali kelaut lagi setelah dewasa dan bertelur lagi disana.
Siklus hidup udang Vannamei adalah telur → naupli → mysis → post larva → juvenil →
dewasa → telur. Udang jenis Vannamei semakin diminati untuk dibudidayakan karena udang
Vannamei memiliki kemampuan yang unggul yaitu:
1. Kemampuan adaptasi yang tinggi, udang Vannamei mampu beradaptasi terhadap suhu,
dan salinitas.
2. Pertumbuhan pesat yang cepat pada bulan I dan II
3. Kelangsungan hidup yang tinggi
4. Memiliki pasar yang fleksibel, Udang jenis Vannamei memiliki pasar mulai ukuran kecil
hingga besar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat

Praktikum keanekaragaman antar spesies jenis-jenis udang di perairan laut bacan


dilaksanakan pada bulan januari 2021 berlokasi di laut bacan Selanjutnya mengukur karakter
morfologi di Laboratorium Biologi atau di lokasi masing-masing tempat pengambilan data.

A. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum keanekaragaman jenis-jenis udang di perairan Laut
bacan dapat dilihat sbb.

Tabel 3.1 Alat Dan Fungsi Kegunaan Dalam Pratikum

NO Nama alat Kegunaan


1 Buku identifiksi menidentifikasi jenis-jenis udang di perairan laut bacan
2 pisau/kater memotong jenis udang untuk di ukur
3 ember/wadah meletakan udang di dalam ember
4 pengaris mengukur karakteristik morfologi pada jenis udang
5 kamera dokumentasi
6 alat tulis menulis
7 kertas tabel menempel nama jenis udang

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum keanekaragaman jenis-jenis udang di perairan Laut
bacan dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Bahan Dan Fungsi Kegunanya Dalam Pratikum


NO Nama bahan Kegunaan
Udang vanemei,dan
1 windu Di jadikan sebagai sampel
2 Alkohol 60% atau menghambat jenis udang yang mati
C.PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja pada praktikum keanekaragaman jenis-jenis udang di perairan laut bacan
adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tempat/lokasi pengambilan sampel praktikum (jenis-jenis udang).

2. Wawanca kepada penjual jenis-jenis udang (jenis-jenis udang tersebut tersebar/sebaran pada
perairan mana saja). Panduan wawancara terlampir.
3. Pengukuran karakter morfologi jenis-jenis udang.

Perhitungan Karakteristik Morfometrik jenis-jenis Udang di Perairan laut bacan

1) Panjang seluruh tubuh (PST), yaitu diukur dari ujung caput sampai ujung abdomen
2) Panjang Caput (PC), yaitu diukur dari batas thorax sampai ujung caput
3) Panjang Torax (PT), yaitu diukur dari pangkal trakea sampai batas abdomen
4) Panjang Abdomen (PA), yaitu diukur dari pangkal thorax sampai ujung abdomen
5) Panjang Telson (PT), yaitu diukur dari ujung posterior sampai ujung telson
6) Panjang Uropod (PU 1), yaitu diukur dari ujung posterior sampai ujung uropod (ekor) ke-1
7) Panjang Uropod (PU 2), yaitu diukur dari ujung posterior sampai ujung uropod (ekor) ke-2
8) Panjang Uropod (PU 3), yaitu diukur dari ujung posterior sampai ujung uropod (ekor) ke-3
9) Panjang Uropod (PU 4), yaitu diukur dari ujung posterior sampai ujung uropod (ekor) ke-4
10) Panjang Uropod (PU 5), yaitu diukur dari ujung posterior sampai ujung uropod (ekor) ke-5

Caput Torax Abdomen

Telsom

Uropod
11) Panjang Antena kiri (PAtni), yaitu diukur dari pangkal antena sampai ujung proksimal
antenna kiri
12) Panjang Antena (PAtna), yaitu diukur dari pangkal antena sampai ujung proksimal antena
kanan
13) Panjang Antenula (PAtnui), yaitu diukur dari pangkal antenaula sampai ujung proksimal
antenaula kiri
14) Panjang Antenula (PAtnua), yaitu diukur dari pangkal antenaula sampai ujung proksimal
antenaula kanan
15) Panjang Kaki Renang (PKR 1), yaitu diukur dari pangkal kaki renang sampai ujung kaki
renang ke-1
16) Panjang Kaki Renang (PKR 2), yaitu diukur dari pangkal kaki renang sampai ujung kaki
renang ke-2
17) Panjang Kaki Renang (PKR 3), yaitu diukur dari pangkal kaki renang sampai ujung kaki
renang ke-3
18) Panjang Kaki Renang (PKR 4), yaitu diukur dari pangkal kaki renang sampai ujung kaki
renang ke-4
19) Panjang Kaki Renang (PKR 5), yaitu diukur dari pangkal kaki renang sampai ujung kaki
renang ke-5
20) Panjang Kaki Kanan (PKK 1), yaitu diukur dari pangkal kaki kanan sampai ujung kaki
kanan ke-1
21) Panjang Kaki Kanan (PKK 2), yaitu diukur dari pangkal kaki kanan sampai ujung kaki
kanan ke-2
22) Panjang Kaki Kanan (PKK 3), yaitu diukur dari pangkal kaki kanan sampai ujung kaki
kanan ke-3
23) Panjang Kaki Kanan (PKK 4), yaitu diukur dari pangkal kaki kanan sampai ujung kaki
kanan ke-4
24) Panjang Kaki Kanan (PKK 5), yaitu diukur dari pangkal kaki kanan sampai ujung kaki
kanan ke-5
25) Panjang Kaki Kiri (PKK 1), yaitu diukur dari pangkal kaki kiri sampai ujung kaki kiri ke-1
26) Panjang Kaki Kiri (PKK 2), yaitu diukur dari pangkal kaki kiri sampai ujung kaki kiri ke-2
27) Panjang Kaki Kiri (PKK 3), yaitu diukur dari pangkal kaki kiri sampai ujung kaki kiri ke-3
28) Panjang Kaki Kiri (PKK 4), yaitu diukur dari pangkal kaki kiri sampai ujung kaki kiri ke-4
29) Panjang Kaki Kiri (PKK 5), yaitu diukur dari pangkal kaki kiri sampai ujung kaki kiri ke-5
Antenaula

Antena Kaki jalan Kaki renang


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

1. Data Morfometri Jenis-Jenis Udang


Data praktikum ini berupa rerata pengukuran kuantitatif morfologi udang di perairan Laut
bacan Total sampel adalah 6 individu jantan maupun betina. Pengukuran karakter morfometrik
secara kuantitatif berdasarkan parameter morfometri (data rerata) antar spesies udang windu
(Penaeus monodon); Udang Jerbung (Penaeus merguiensis); dan udang vannamei (Litopenaeus
vannamei) di kepulauan laut bacan ditunjukkan pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Data morfometrik (data rerata) antar spesies udang windu (Penaeus
monodon); Udang Jerbung (Penaeus merguiensis); udang galah (Macrobanchium rosenbergi);
dan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di kepulauan laut bacan

Uv Uv Uv Uv Uv Uv Uv Uv Uv Uv
N
O Karakter Jenis Kelamin 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀
1 Panjang seluruh tubuh (pst) 19 16 16 3 15 17 18 17 18 17
2 panjang caput (PC) 4 5 6 4 3,4 4 3,2 3,1 3,1 5
3 Panjang Torax (PT) 4 5,2 7 3 4 6 4 6 4 5
4 Panjang Abdomen (PA) 4 1,3 5,5 1,6 6 6,5 4 8 5 3
5 Panjang Telsom (PT) 1,7 3,5 1,2 2,4 2,8 1,3 2,8 4 2,9 1,7
6 Panjang Uropod 1 (PU1) 2,3 3,8 3,2 2,4 3,2 3,9 3,2 3,1 3,2 2,5
7 Panjang Uropod 2 (PU2) 2,4 3,5 3,5 1,7 3,2 3,9 3,2 2,1 3,2 2,5
8 Panjang Uropod 3 (PU3) 1,7 3,5 3,3 1,7 2,9 3,6 2,9 2,9 2,9 1,6
9 Panjang Uropod 4 (PU4) 1,6 1,6 3,5 3,5 2,9 3,6 2,9 2,8 2,9 1,6
10 Panjang Uropod 5 (PU5)
18, 10, 11,
11 Panjang antena (1) (Patni) 6,6 19,2 19,2 6,7 6,7 2 7,6 6 6 7,6
20, 19, 20, 19,
12 Panjang antena (2) (PAtna) 21,6 21,6 21,6 6 8 6 8 9,2 9,6 5
13 Panjang antenula (1) (PAtnui) 5 1,3 1,3 1,4 1,5 3 1,5 3 2 1,9
Panjang antenula (2)
14 (PAtnua) 3,1 2 2 2,1 2,2 3 2,2 3 2 2,3
Panjang kaki renang (1)
15 (PKR1) 5 1,3 1,3 2 2 1,7 2 2,8 2,7 2
Panjang kaki renang (2)
16 (PKR2) 1,8 2,8 2,8 1,9 1,8 2,8 1,8 3,1 3,1 2,4
Panjang kaki renang (3)
17 (PKR3) 1,6 2 2 1,7 1,9 3 1,9 3,2 3,2 2,8
Panjang kaki renang (4)
18 (PKR4) 3 3,8 3,8 2 2 3,5 2 3,6 3,6 2,5
Panjang kaki renang (5)
19 (PKR5) 2 2 2 1 1 3 1 2,9 2,8 2,1
20 Panjang kaki kanan (1) (PKK1) 3,3 4 4 2,2 2,3 5 2,3 4,6 4,7 3,2
21 Panjang kaki kanan (2) (PKK2) 2,2 4,2 4,2 2,2 2,3 4,5 2,3 4,4 4,5 3,2
22 Panjang kaki kanan (3) (PKK3) 2,2 5,7 5,7 2,2 2,3 5,7 2,3 5,5 5,5 3,2
23 Panjang kaki kanan (4) (PKK4) 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4
24 Panjang kaki kanan (5) (PKK5) 2,8 3 3 2,9 3,1 3,3 3,1 3,8 3,9 3,4
25 Panjang kaki kiri (1) (PKK1) 1,5 4,1 4,1 4,1 1,9 4,5 1,9 4,6 4,7 1,8
26 Panjang kaki kiri (2) (PKK2) 1,7 3,9 3,9 1,7 1,7 4,5 1,9 4,6 4,7 1,8
27 Panjang kaki kiri (3) (PKK3) 1,6 5,7 5,7 1,7 1,9 3,3 1,8 5,5 5,6 3
28 Panjang kaki kiri (4) (PKK4) 1,7 4 4 1,7 1,9 4,2 1,9 3 4 2
29 Panjang kaki kiri (5) (PKK5) 1,8 3 3 1,7 1,9 3,2 1,9 3,3 3,9 3

Data keanekaragaman jenis-jenis Udang di perairan laut bacan berdasarkan data karakter
morfometrik (rerata) menunjukkan bahwa 4 individu udang Vannemei yaitu 5 jantan dan 5
betina.
2. Data Udang Matriks dan Dendrogram Morfometri Jenis-Jenis Udang
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat 6 karakter morfologi antar spesies udang
windu (Penaeus merguiensis ) dan udang vannemei (Litopenaeus vannamei) di kepulauan laut
bacan baik jantan maupun betina yang telah diukur dan dibandingkan (data rerata) pada masing-
masing individu. Perbandingan tersebut meliputi karakter morfologi antar spesies udang windu
(Penaeus monodon); Udang Jerbung (Penaeus merguiensis); dan udang vannamei (Litopenaeus
vannamei) di kepulauan laut bacan Selanjutnya data pada Tabel 1 dianalisis terkait dengan
hubungan keanekaragaman yang terdiri dari analisis kemiripan matriks (jarak genetik) dan
analisis dendogram. Data dari analisis kemiripan matriks karakter morfologi spesies udang
windu (Penaeus monodon); Udang Jerbung (Penaeus merguiensis); dan udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) di kepulauan baik jantan maupun betina dapat ditunjukan pada Tabel 1
laut bacan baik jantan maupun betina yang telah diukur dan dibandingkan (data rerata) pada
masing -masing individu. Perbandingan tersebut meliputi karakter morfologi antar spesies
udang windu (Penaeus monodon); Udang Jerbung (Penaeus merguiensis); udang galah
(Macrobanchium rosenbergi); dan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di kepulauan laut
bacan Selanjutnya data pada Tabel 2 dianalisis terkait dengan hubungan keanekaragaman yang
terdiri dari analisis kemiripan matriks (jarak genetik) dan analisis dendogram. Data dari analisis
kemiripan matriks karakter morfologi spesies udang windu (Penaeus monodon);
(Macrobanchium rosenbergi); dan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di kepulauan baik
jantan maupun betina dapat ditunjukan pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Data Kemiripan Matriks Karakter Morfologi spesies udang windu (Penaeus
monodon); Udang Jerbung (Penaeus merguiensis); udang galah (Macrobanchium rosenbergi);
dan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di kepulaua laut bacan dapat dianalisis
menggunakan metode UPGMA.
Udang Udang windu Udang Udang vannemei Udang Udang
windu betina Vannemei betina Jerbung Jerbung betina
jantan jantan jantan (♀)
(♂) (♀) (♂) (♀) (♂)
udang
windu 1,000
jantan

udang 0,724 1,000


windu
betina

udang 0,724 0,655 1,000


vanemei
jantan
udang 0,724 0,724 0,586 1,000
vnemei
betina
udang 0,448 0,586 0,379 0,517 1,000
jerbung
jantan
udang 0,517 0,586 0,448 0,517 0,724 1,000
jerbung
betina

Berdasarkan analisis kemiripan matriks, dendrogram yang menunjukkan


pengelompokan individu ke dalam kelompok (kemiripan) ditunjukkan pada Gambar 2
UPGMA
udang j.betina
udang j.jantan
udang v.jantan
udang v.betina
Udang W.Betina
Udang W.jantan
0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

Simple Matching Coefficient

Hasil dendrogram dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan genetik antar spesies
udang windu (Penaeus monodon); Udang Jerbung (Penaeus merguiensis); dan udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) di kepulauan laut bacan berdasarkan analisis morfometri. Selanjutnya
hubungan genetik antar spesies udang windu (Penaeus monodon); Udang Jerbung (Penaeus
merguiensis); dan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di kepulauan laut bacan dapat
dipastikan berdasarkan nilai kemiripan pada dendogram. Hasil analisis UPGMA (dendogram)
menunjukkan antar spesies udang windu (Penaeus monodon); dan udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) di kepulauan laut bacan memiliki 0, 714 cluster pertama. Cluster
pertama terdiri 0,724 dari 1,000 dengan nilai kesamaan 1 Cluster kedua 0,571 terdiri dari 1,000
dengan nilai kemiripan 0.9.
B. Pembahasan
Menurut Tommy Yuniarso Udang Vannamei, atau yang sering juga disebut udang putih
oleh masyarakat umum, adalah jenis udang yang sedang semarak dibudidayakan oleh
masyarakat hampir di seluruh Indonesia Udang Vannamie dengan nama latin Litopenaeus
Vannamei, memiliki tubuh yang terbentuk oleh 2 Cabang (biramous), dan tubuh Udang Vannamei
berbuku-buku. Kepala udang Vannamie terbentuk dari Antenula, Antena, Mandibula dan dua pasang
Maxillae serta tiga pasang Maxiliped udang merupakan organisme pemakan segala (omnivorus).
Pada habitatnya, udang vannamei memakan jasad renik/krustasea kecil, amphipoda dan
polychaeta. Udang vannamei tidak makan sepanjang hari, tetapi hanya beberapa waktu saja
dalam sehari. Udang Vanname (Litopenaeus Vannamei) adalah salah satu jenis udang yang
habitat aslinya di pantai dan laut Amerika Latin, seperti Mexico dan Puertorico. Di Indonesia
telah dikembangkan budidaya udang Vanname dengan teknologi intensif, dan pengembangan
yang dilakukan hanya pada media air payau, padahal sebenarnya Vanname memiliki toleransi
salinitas yang cukup tinggi untuk dapat hidup.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada praktikum keanekaragaman jenis-jenis antar
spesies udang windu (Penaeus monodon); Udang Jerbung (Penaeus merguiensis); udang galah
(Macrobanchium rosenbergi); dan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di perairan laut
bacan dapat kita tarik kesimpulan
1. Udang vannamei mulai banyak di budidayakan di Indonesia dan dijadikan sebagai
pengganti dari udang windu. Hal ini disebabkan udang windu sering mengalami
kematian massal akibat virus. Udang vannamei banyak dibudidayakan karena udang
vannamei banyak mempunyai keunggulan diantaranya yaitu dapat mencapai ukuran
besar, dapat tumbuh secepat udang windu.
2. Hasil analisis UPGMA (dendogram) menunjukkan antar spesies udang windu (Penaeus
monodon); dan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di kepulauan laut bacan
memiliki 0, 714 cluster pertama. Cluster pertama terdiri 0,24 dari 1, 000 . dengan nilai
kesamaan 1 Cluster kedua 0,571 terdiri dari 1, 000 dengan nilai kemiripan 0.9
B.Saran
Saran saya pada praktikum keanekaragaman jenis-jenis antar spesies udang windu
(Penaeus monodon); Udang Jerbung (Penaeus merguiensis); udang galah (Macrobanchium
rosenbergi); dan udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di perairan laut bacan yaitu
1. Udang vanname yang di budidayakan sebaiknya dalam pemeliharan benar- benar di
perhatikan kualitasnya karena apabila kurang berkualitas akan menyebabkan mortalias yang
tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Felix, G.L dan M. Perz, 2002. Current Status of Pacific White shrimp Litopenaeus vannamei.
Departemento de Investigaciones Tecnologicas. Universitad de Sonora. Mexico.

Sukadi, M.F, 2004. Vannamei, Fenomena Baru Dalam Bisnis Budidaya Udang. Buletin
Departemen Kelautan dan Perikanan

Adiwidjaya D, dan Erik S. 2007. Aplikasi Pemberian Pakan Buatan Secara Optimal pada
Budidaya Udang Windu Intensif Berkelanjutan. http://www.udang-bbbap.com/organisasi/1154-aplikasi-
frekuensi-pemberian-pakan-buatan-secara-optimal-pada-budidaya-udang-windu-intensif-berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai