1
HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok : 6 Senin
Semarang,
2
PRAKATA
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusundapat menyelesaikan laporan praktikum
mikrobiologi industri dengan baik.
Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada :
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
5.1
Kesimpulan...............................................................................................21
5.2 Saran.........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 22
RINGKASAN
Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup. Enzim
menyusun sebagian besar total protein dalam sel. Enzim berfungsi sebagai
biokatalisator yaitu mempercepat laju suatu reaksi kimia tanpa ikut terlibat dalam
reaksi tersebut. Sebagai katalis, enzim memiliki ciri khas yaitu bersifat tidak
diubah oleh reaksi yang dikatalisnya dan enzim tidak mengubah kedudukan
normal dari kesetimbangan kimia, meskipun enzim mempercepat reaksi. Tujuan
praktikum ini yaitu mengisolasi enzim dari sekam padi, meghitung aktivitas
enzim pada sekam padi serta membandingkan aktivitas enzim dengan rasio
sampel-NaOH dan waktu uji kadar gula.
Enzim ikut serta dalam reaksi namun tidak ikut bereaksi, sehingga enzim
akan kembali ke keadaan sempurna. Enzim dikelompokkan menjadi 6, yaitu :
oksidoreduktase, transferasi, hydrolase, liase, isomerase, dan ligase. Enzim sangat
erat hubungannya dengan isolasi protein. Kinetika kinerja enzim ditentukan oleh
faktor berupa : suhu, pH, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, activator dan
inhibitor, serta lamanya waktu kontak.
Praktikum diawali dengan pembuatan starter, lalu fermentasi bahu
menggunakan starter, dan mencari mencari kadar glukosa dari setiap variabel.
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB 1
PENDAHULUAN
8
3. Membandingkan aktivitas enzim dengan rasio sampel-NaOH dan waktu uji
kadar gula
1.4. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat membuat enzim dari sekam padi.
2. Mahasiswa dapa memahami sifat dan karakterisasi enzim.
3. Mahasiswa dapat menganalisis dan mengetahui kondisi optimum enzim
sehingga dapat memaksimalkan proses produksi secara efisien.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim Sumber
α-amilase Aspergillus oryzae, Bacillus
amyloliquefaciens, Bacillus
licheniformis
β-glukonase Aspergillus niger
Pectinase Aspergillus sp.
Protease, asam Aspergillus sp.
Penicilin acylase Eschericia coli
(Susanti dan Fibriana, 2017).
10
kelompok Enzim
1. Oksidoreduktase Mengkatalisis reaksi Dehidrogenase
1.1. Pada CH-OH oksidasi dan reduksi, dan Oksidase
11
6.2. C-S antara karbon dengan
6.3. C-N karbon, karbon dengan
6.4. C-C sulfur, karbon dengan
nitrogen, serta karbon
dengan oksigen. Untuk
membentuk ikatan
tersebut diperlukan energi
ATP.
(Susanti dan Fibriana, 2017)
12
1. Suhu
o
Pada suhu dimana enzim masih aktif, kenaikan suhu sebanyak 10 C,
menyebabkan keaktifan menjadi 2 kali lebih besar (Q 10 = 2). Pada suhu optimum
reaksi berlangsung paling cepat. Bila suhu dinaikan terus, maka jumlah enzim
yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Enzim didalam tubuh
o
manusia memiliki suhu optimum sekitar 37 C. Enzim organisme mikro yang
hidup dalam lingkungan dengan suhu tinggi mempunyai suhu optimum yang
tinggi (Indah, 2004).
o
Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai +60 C.
Ini disebabkan karena proses denaturasi enzim. Dalam beberapa keadaan, jika
pemanasan dihentikan dan enzim didinginkan kembali aktivitasnya akan pulih.
Hal ini disebabkan oleh karena proses denaturasi masih reversible. pH dan zat-zat
pelindung dapat mempengaruhi denaturasi pada pemanasan ini (Indah, 2004).
Gambar 2.1
Pengaruh suhu terhadap kinerja enzim (Indah, 2004).
2. pH
Nilai pH optimum pada masing-masing enzim berbeda karena setiap enzim
mempunyai karakteristik tertentu, juga tergantung pada macam dan konsentrasi
substrat yang digunakan (Susanti dan Fibriana, 2017).
Pada pH rendah atau tingi, enzim akan mengalami denaturasi.
Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami
perubahan muatan listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim.
Misalnya suatu reaksi enzim dapat berjalan bila enzim tadi bermuatan negatif
(Enz-) dan substratnya bermuatan positif (SH+) :
Enz- + SH+ EnzSH
13
Pada pH rendah Enz- akan bereaksi dengan H+ menjadi enzim yang tidak
bermuatan:
Enz- + H+ Enz-H (Indah, 2004).
3. Konsentrasi Enzim
Kecepatan rekasi enzim (v) berbanding lurus dengan konsentrasi enzim
(Enz). Makin besar jumlah enzim makin cepat reaksinya. Dalam reaksinya Enz
akan mengadakan ikatan dengan substrat S dan membentuk kompleks enzim-
substrat, EnzS. EnzS ini akan dipecah menjadi hasil reaksi P dan enzim bebas
Enz.
Enz + S ⇌ EnzS ⇌ Enz + P
Enz + S ⇌ Enz + P
Semakin banyak Enz terbentuk, makin cepat reaksi ini berlangsung. Ini
terjadi sampai batas tertentu (Indah, 2004).
4. Konsentrasi Substrat
Bila konsentrasi substrat (S) bertambah, sedangkan keadaan lainya tetap
sama, kecepatan reaksi juga akan meningkat sampai suatu batas maksimum V.
14
Pada titik maksimum ini enzim telah jenuh dengan subtrat. Seperti pada gambar.
Pada titik-titik A dan B belum semua enzim bereaksi dengan subtrat, maka pada
A dan B penambahan subtrat S akan menyebabkan jumlah EnzS bertambah dan
kecepatan reaksi v akan bertambah, sesuai dengan penambahan S. Pada titik C
semua enzim telah bereaksi dengan subtrat, sehingga penambahan S tidak akan
menambah kecepatan reaksi, karena tidak ada lagi enzim bebas. Pada titik B
kecepatan reaksi tepat setengah kecepatan maksimum. Konsentrasi subtrat yang
menghasilkan setengah kecepatan maksimum dinamakan harga K m atau
konstanta Michaelis (Indah, 2004).
Linier kurva standar gula pereduksi, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut
dimana
AE = aktivitas enzim (µg/mL.menit)
x = konsentrasi gula pereduksi (µg/mL)
V = volume total sampel tiap tabung (mL)
p = jumlah enzim (mL)
q = waktu reaksi (menit)
fp = faktor pengenceran
Aplikasi perhitungan aktivitas enzim salah satunya adalah pada pengujian
aktivitas protease, dimana aktivitas protease ditentukan berdasarkan kemampuan
15
enzim protease untuk menghidrolisis ikatan peptide pada substrat. Dimana, Protease
adalah salah satu enzim penting yang telah digunakan secara luas dalam aplikasi
berbagai bidang industri. Protease alkali merupakan salah satu kelompok enzim
hidrolitik yang dapat mengkatalisis proses hidrolisis atau pemecahan protein menjadi
asam amino penyusunnya dan bekerja pada kisaran pH netral hingga basa (7-12)
(Ramadhani dan Putri, 2015).
Salah satu contoh grafik hasil perhitungan aktivitas protease dapat dilihat pada
grafik dibawah
16
1 Km 1 1
= +
V Vmaks V Vmaks
Dari persamaan di atas terlihat bahwa 1/V adalah fungsi dari 1/[S]. Oleh karena
Km dan Vmaks adalah konstanta maka apabila 1/V diganti dengan Y dan 1/[S] diganti
dengan X, maka persamaan tersebut menjadi persamaan garis lurus.
Y = ax + b
Dengan,
Km 1
a= b=
Vmaks Vmaks
BAB III
17
METODE PRAKTIKUM
Hasil fermentasi
Tambahkan kedalam Fermentasi sampel
disentrifugasi pada
larutan, starter 20% dan selama 1 malam pada
kecepatan 2500 rpm
urea shaker.
selama 20 menit
Saring menggunakan
Campur filtrat dan CMC
pompa vakum dan
Uji kadar glukosa 1:2 kemudian uji kadar
diperoleh filtratnya
sebelum inkubasi glukosa, basis larutan
(Crude enzim), maksimal
campuran 50 ml
30 menit tiap sampel
18
Inkubasi sampel salama 1 Uji kadar glukosa setelah
malam inkubasi
19
3.3 Gambar Alat
Tabel 3.2 Gambar Alat
Beaker glass
Termometer
Gelas Ukur
Pengaduk
Inkubator
Timbangan
Indikator pH
Kompor listrik
20
Buret
Kuvet
Corong Buchner
Shaker
Pompa Vakum
Erlemmeyer Penghisap
21
3.4.1 Persiapan Bahan Baku
a. Haluskan sekam padi yang diperoleh dengan mortar, setelah
halus timbang 200 gram, masukkan dalam beaker glass.
b. Bahan direndam kedalam larutan NaOH 0,72 M, kemudian
dipanaskan pada suhu 90oC selama 1 jam dengan perbandingan
bahan (gr) : NaOH (ml) = 1 : 8 untuk variabel 4 dan
perbandingan bahan (gr) : NaOH (ml) = 1 : 10 untuk variabel 1,
2, dan 3.
c. Setelah itu keringkan menggunakan oven pada suhu 110oC dan
didiamkan selama 1 malam.
3.4.2 Pembuatan Starter
a. Media inokulum dibuat dengan cara menyiapkan 150 ml larutan
media dalam erlenmeyer. Media terdiri dari 10 gr/L glukosa, 1
gr/L NaCl, 2 gr/L KH2PO4, 0,2 gr/L CaCl2, 1,7 gr/L MgSO4 dan
Aspergillus niger ditambahkan kedalam campuran.
b. Starter diinkubasi menggunakan shaker pada temperatur ruangan
selama 1 malam.
3.4.3 Fermentasi
a. Sampel dicampur menggunakan air dengan rasio sampel-air
b
dengan 15% , kemudian diaduk.
v
b. Atur pH larutan 4 untuk semua sampel.
gr
c. Tambahkan kedalam larutan starter sebanyak 20% v, 3 urea
l
gr
dan 1,15 gram gula untuk variabel 1 dan 4, 3 urea untuk
l
variabel 2 dan 1,15 gr glukosa untuk variabel 3.
d. Fermentasi dilakukan secara anaerob selama 1 malam pada
shaker.
22
3.4.4 Analisa Hasil
a. Hasil dari fermentasi di sentrifugasi pada kecepatan 2500 rpm
selama 20 menit.
b. Kemudian disaring menggunakan pompa vakum dan diperoleh
filtratnya (Crude enzim).
c. Filtrat yang diperoleh sebanyak 15 ml dicampur dengan
perbandingan sampel : larutan CMC = 1 : 2 dengan basis 50 ml.
d. Kemudian campuran tersebut diinkubasi selama (5, 25, 45, 75)
menit.
e. Sebelum dan setelah inkubasi lakukan uji kadar glukosa pada
sampel
3.4.5 Uji Kadar Glukosa
a. Membuat larutan glukosa standar dengan melarutkan 2,5 gram
glukosa dalam 1 liter aquadest. Standarisasi glukosa standar
dengan mencampur 5 ml glukosa standar dengan 5 ml fehling A
dan 5 ml fehling B. Campuran ini kemudian dipanaskan sampai
70oC dan dititrasi dengan larutan glukosa standar sampai warna
biru hampir hilang. Kemudian ditambah 2 tetes MB (methylen
blue) dan dilanjutkan titrasinya sampai warna merah bata.
Mencatat kebutuhan titran (F).
b. Kemudian sebanyak 5 ml sampel diambil, ditambahkan 5 ml
fehling A, 5 ml fehling B, dan 5 ml glukosa standar. Campuran
ini kemudian dipanaskan sampai 70oC dan dititrasi dengan
larutan glukosa standar sampai warna biru hampir hilang.
Kemudian ditambah 2 tetes MB dan dilanjutkan titrasinya
sampai warna merah bata. Mencatat kebutuhan titran (M). (M)
dan kadar glukosa dihitung dengan persamaan berikut :
Vtotal Vpengencenran
( F−M )× ×
Vtitrasi Vdiambil
C= × 2,5
Vtotal
23
Glukosa standar = 2,5 gram dalam 1 liter = 2,5 mg/mL
F = volume titran standarisasi glukosa standar (mg/mL)
M = volume titran uji glukosa sampel (mL)
V = dalam satuan mL
Dan perhitungan aktivitas enzim dihitung menggunakan rumus :
C
Aktivitas Enzim= × BM × 1000× 1unit /μmol
T
C = Konsentrasi glukosa per mL ekstrak enzim
T = Waktu inkubasi (menit)
BM = gr/ grmol
1 unit enzim = besarnya aktivitas enzim yang dibutuhkan untuk
membebaskan 1 μmol glukosa per menit per ml enzim.
24
25