Anda di halaman 1dari 19

KULIAH FISIKA TANAH

DR. IR. LATIEF MAHIR RACHMAN, M.Sc. MBA


1 Aliran air tidak jenuh  mendominasi proses pergerakan
air di dalam tanah ……… mengapa ?

2 AAT J  rumit dan sulit dideskripsikan secara


kuantitatif akibat dinamisnya perubahan keadaan dan
kandungan air tanah selama terjadinya aliran.

3 Perubahan menyangkut hubungan yg kompleks antara


variabel-variabel kandungan air, tegangan dan
konduktivitas yg mungkin dipengaruhi oleh histeresis.

4 Perubahan dan pemecahan masalah AATJ sering memerlu


kan cara-cara penganalisaan secara tidak langsung didasar
kan pada pendugaan-pendugaan atau tehnik numerikal.
Prinsip-prinsip Aliran Air Dalam Tanah Jenuh dan Tidak Jenuh

1 Aliran air disebabkan oleh gaya penarik yg dihasil


kan dari gradien potensial efektif

2 Aliran berlangsung ke jurusan potensial yg lebih


rendah

3 Kecepatan aliran (kepadatan aliran) berbanding lurus


dengan gradient potensial,

4 Aliran air dipengaruhi oleh sifat-sifat geometris lubang


atau saluran pori dimana aliran berlangsung.
JENUH TIDAK JENUH
GAYA PENGGERAK TEKANAN POSITIF TARIKAN DAN TEKANAN SUB ATMOSFER,
GRADIEN TARIKAN TERBESAR PADA WETTING
FRONT BISA MENCAPAI RIBUAN KALI GAYA
GRAVITASI
PORI TANAH SELURUHNYA DIISI AIR SEBAGIAN DIISI AIR
KONDUKTIVITAS HIDROLIK MAKSIMAL MENURUN DENGAN MENURUNNYA KADAR AIR
LUAS PENAMPANG LINTANG MAKSIMAL, PENUH SEBAGIAN, TIDAK PENUH
ALIRAN
• Tarikan matriks disebabkan oleh afinitas
fisik air terhadap permukaan partikel-
partikel tanah dan pori-pori kapiler.
• Air cenderung ditarik dari daerah yg air
pembungkus sekeliling partikel lebih
tebal ke yg lebih tipis dan dari daerah
minikus kapiler yang kurang lengkung
ke yang lebih lengkung.
• Dengan perkataan lain air mengalir dari
tarikan rendah ke tarikan tinggi.
 Jika tarikan  pori-pori yg ukurannya besar lebih
dahulu menjadi kosong sehingga air yg tinggal untuk
mengalir hanya terdapat pada pori yg lebih kecil.
 Pori-pori kosong harus dikelilingi air  mengurangi
kejenuhannya dan menambah tortuoritas.
 Pada tanah bertekstur kasar  kadang-kadang air
menetap hampir di semua kapiler pada titik-titik
singgung partikel-partikel, membentuk kantong-
kantong air yg terpisah dan terputus-putus.
 Pada tanah beragregat  ruang-ruang besar antara
agregat yg memberikan konduktivitas tinggi pada
keadaan jenuh menjadi (jika dikosongkan) penghalang
aliran cairan dari agregat yg satu ke agregat yg lain.
 Peralihan dari jenuh  ketidak jenuh  penurunan
konduktivitas hidraulik yg tajam  sampai 1/100.000 dari
nilainya keadaan jenuh jika tarikan berubah dari 0 - 1 bar.
 Pada keadaan jenuh, tanah yg paling kondusif adalah tanah-
tanah yg pori-pori besarnya kontinyu menyusun volume pori
keseluruhan, sedangkan yg paling kurang kondusif ialah
tanah-tanah yg volume porinya tersusun dari pori-pori mikro
 Tanah pasir (sandy soil) yg melakukan air lebih cepat dari
pada tanah liat (clay soil). Keadaan sebaliknya mungkin
terjadi jika tanah tidak jenuh.
 Menurut Hukum Poiseuille  total kecepatan aliran melalui
tabung kapiler berbanding lurus dengan pangkat empat
jari-jari; sedangkan aliran per satuan luas penampang
lintang tabung berbanding lurus dengan kwadrat jari-jari.
Jadi pori yang berjari-jari 1 mm akan melalukan air sama
dengan 10.000 kali pori yang berjari 0,1 mm.
Gambar 5-1. Model Aliran Tidak Jenuh

• Perbedaan potensial antara ujung-ujung aliran masuk dan keluar diper-


tahankan oleh perbedaan tarikan (imposed suctions) dan bukan oleh
perbedaan tinggi tekanan hidrostatik positif.
• Karena tarikan berbeda-beda di sepanjang contoh tanah, maka
kelembaban dan konduktivitas pun akan berbeda-beda pula.
 Jika tarikan (suction heads) di kedua ujung tanah dipertahankan tetap 
proses aliran akan teratur dan gradien tarikan akan bertambah serta
konduktivitas berkurang menurut bertambahnya tarikan di sepanjang
sumbu (axis) (lihat Gambar 5-2).
 Gradien di sepanjang kolom tidak konstan  untuk memperoleh
konduktivitas tidak mungkin untuk membagi kerapatan aliran dengan rasio
keseluruhan antara perbedaan tinggi dengan jarak (ΔH/Δx).
 Nilai konduktivitas yg tepat serta variasinya menurut tarikan diperoleh
dengan cara membagi kerapatan aliran dengan gradien yg tepat di tiap titik
 Tinggi negatif rata-rata (average negative head) atau tarikan yg bekerja pada kolom adalah:

Ĥ=

 Anggap tarikan dimana-mana >


nilai udara masuk sehingga tanah
seluruhnya tidak jenuh.
 Melalui sederetan pengukuran
secara sistematik terhadap
kerapatan aliran vs gradien tarikan
untuk tiap nilai tarikan rata-rata
yg berbeda  hasil nya terlihat
seperti pada skema dalam Gambar
5-3.
 Dalam aliran jenuh: kerapatan
aliran berbanding lurus dengan
gradient.
 Koefisien arah kerapatan aliran vs
garis gradien  konduktivitas
hidraulik  berubah menurut
tarikan rata-rata.
 Pada Gambar 5-4 terlihat trend
umum dari konduktivitas yg
tergantung dari tarikan dalam
tanah dengan berbagai tekstur.
 Pada gambar itu, konduktivitas
jenuh tanah pasir Ks1 lebih besar
dari pada tanah lihat Ks2’
 Konduktifitas tidak jenuh tanah
pasir berkurang lebih cepat
dengan bertambahnya tarikan
dan kemudian menjadi lebih
rendah.
 Konduktivitas hidrolik tanah liat
tidak jenuh pada akhirnya lebih
besar dari tanah pasir
 Tidak ada persamaan dasar yg berlaku umum untuk hubungan konduktifitas
dengan tarikan atau dengan kelembaban.
 Pengetahuan yg ada tidak menunjukkan prediksi yg baik bagi konduktivitas
tidak jenuh dari sifat-sifat dasar tanah. Berbagai persamaan empiris telah
diajukan, seperti persamaan persamaan berikut (Gardner,1960):

 K= ……………………………. (5.1a)
 K= ……………………………. (5.1b)
 K= ……………….…………… (5.1c)
 K= a θm ….………………... (5.1d)
K = KS WSm .…………... (5.1e)

 dimana K = konduktivitas hidraulik pada sebarang tingkat kejenuhan (atau


ketidak jenuhan); Ks = konduktivitas jenuh untuk tanah yg sama; a, b, dan m =
konstan empiris (berbeda untuk tiap persamaan); ψ = tinggi tarikan matrik; θ =
volume kandungan air; Ws = tingkat kejenuhan dan ψc = tinggi tarikan dimana
K =1/2 Ks.
 Persamaan yg paling banyak dipakai adalah persamaan 5.1a dan 5.1b
(Persamaan 5.1a adalah yg paling sederhana tetapi tidak dapat dipakai pada
kisaran tarikan mendekati nol). Nilai m untuk persamaan kedua persamaan
kira-kira ≤ 2 untuk tanah liat dan mungkin ≥ 4 untuk tanah pasir.
 Hubungan antara konduktivitas dengan tarikan tergantung dari histerisis yg
berbeda untuk tanah basah dan tanah kering.
 Meski semula Hukum Darcy hanya untuk aliran jenuh seperti dikembangkan
oleh Richards(1931), Hukum Darcy tsb dapat dipakai untuk aliran tidak jenuh
dengan ketentuan konduktivitas sbg fungsi dari tarikan matrik (yaitu K=K (ψ )
q = - K (ψ) ……………………… (5-2)
(H∆)

dimana ) gradien tinggi hidraulik termasuk komponen-komponen tarikan dan gravitasi


H∆)

 Miller dan Miller (1956) menunjukkan rumus ini gagal untuk memasukkan sifat hysteresis
air tanah. Problema hysteresis terkadang dapat dihindari dengan membatasi penggunaan
Persamaan 5-1 pada keadaan perubahan tarikan (atau kelembaban monotonik-yaitu baik
penambahan maupun pengurangan secara kontinu).
 Dalam proses yg menyangkut fase pembasahan atau pengeringan, Persamaan 5-1 sukar
dipakai karena fungsi K(ψ) mungkin sangat hysteresis. Hubungan antara konduktivitas
dengan volume kelembaban K(θ) atau dengan tingkat kejenuhan K(WS) dipengaruhi oleh
hysteresis sampai ketingkat yg jauh lebih rendah dari pada yg dialami oleh fungsi K(ψ).
 Sekurang-kurangnya pada media yg sudah sebegitu jauh diperlukan (Top dan Miller,
1966). Hukum Darcy untuk tanah tidak jenuh dapat ditulis:
q = - K (θ) ……………………. 5-3)
(H∆)
 Yang tetap masih menimbulkan problema mengenai hysteresis antara K (θ) dan K(ψ).
 Untuk memperoleh persamaan aliran yg umum kita harus mengambil persamaan kontinuitas

=- .q ………………………. (5-4)

= . {K(ψ) } ………………… (5-5)


∆ (H ∆)

Kandungan Air Lempung Sharpy Lempung Berdebu
(% vol, Ɵv)
Kw (cm/hari) Ψm (cm) Kw (cm/hari) Ψm (cm)
0,05 0,000045 - 6975 -
0,06 0,00067 - 3365 -
0,08 0,0041 - 1255 -
0,10 0,048 - 447 -
0,12 0,026 - 330 -
0,14 0,052 - 259 -
0,16 0,078 - 209 -
0,18 0,11 - 168 0,00064 - 7685
0,20 0,27 - 134 0,0041 - 4025
0,22 0,74 - 106 0,002 - 2675
0,24 1,6 - 78 0,0036 - 1675
0,26 3,6 - 64 0,016 - 815
0,28 4,7 - 53 0,045 - 525
0,30 7,4 - 43 0,11 - 331
0,32 11 - 34 0,28 - 212
0,34 19 - 26 0,54 - 143
0,36 34 - 18 1 - 94
0,38 69 - 10 2,1 - 59
0,40 110 - 3 4,1 - 28
0,42 - - 6,2 - 21
0,44 - - 7,3 - 10
0,46 - - 9,5 0
• Dengan mengingat bahwa tinggi hidraulik pada umumnya adalah jumlah dari
tinggi tekanan dan tinggi gravitasi Z maka dapat kita tulis :

= _ { K( ) ( _Z) =_
} (K )+ …………… (5-6)

= K }_ {K }_ {K }+ } = … (5-7)

• dimana adalah koefisien arah sifat-sifat kelembaban tanah, yaitu kapasitas

air spesifik (specific water capacity). Pada aliran horizontal, ternyata Z = 0.


Proses-proses lainnya mungkin juga terjadi, dimana Z diabaikan dibanding
dengan gradien tarikan matrik yg kuat.
= {K( ) / }
Dalam hal semacam itu, …………… (5-8)

• Atau dalam system horizontal satu dimensi,


= { K( ) } ………………. (5-9)

_
Air mengalir steady state melalui tanah
- 40 -20 0 20 40 60 80 100 lempung menuju permukaan air bawah
0o o o o o o o o tanah pada kedalaman 100 cm karena
oA diberikan airi irigasi yg masuk ke tanah
- 20
ψh dengan kecepatan 11 cm/hari.
oB
- 40 Tentukan Kw pada potensial matrik pada
bagian/lapisan teratas profil tanah atau
ψz
- 60 ψm sekitar permukaan tanah (antara A dan B)

- 80
• Air ke atas dianggap positif
-100 o Titik Ref • q = - Kw (Δψh / Δz) = 11 cm/hari
• Jadi tinggal menghitung Δψh dan Δz
• Δz = ZA – ZB = -10 – (-40) = 30 cm
• Δψz = ψzA – ψzB = 30 cm
• Δψm = ψmA – ψmB = -34 – (-34) = 0 cm
• Δψh = ψm + ψz = 0 + 30 = 30 cm
• Δψh/ Δz = 30 cm/30 cm = 1
• q = - Kw (Δψh / Δz) = Kw =11 cm/hari
Potensial matriks di titik -10 cm di B -100 cm.
Rata-rata Kw antara A dan B 0,01 cm/det.
Tentukan jumlah air yg mengalir melalui area
seluas 10 cm2 dalam 10000 detik
- 5 o A
ΔψhA= ψmA + ψzA =- 10 cm+10 cm = 0 cm
ΔψhB = ψmB + ψzB = -100 cm+0 cm = -100 cm
- 10
Δψh ΔψhA – ΔψhB 0 cm – (-100 cm) 100 cm
---- = ----------= ------------- = -----
- 15 o B Ref Δz Z A – ZB 5 cm – (-15 cm) 10 cm

Δψh
Qw = - Kw * A t ----- = 0,01*10*10000/10 =
Δz
= - 10000 cm3
1. Pada suatu tanah yang memiliki kedalaman permukaan air tanah
(ground water table) sedalam 100 cm, air tanahnya berada pada
kondisi keseimbangan (equilibrium). Tentukan potensial matriks,
potensial tekanan, potensial gravitasi, dan potensial hidrolik
(total) pada sepanjang profil tanah ! Sebagai referensi adalah
permukaan tanah.
2. Pada suatu areal pertanian irigasi, pada sebidang tanah masing-
masing dipasang tiga buah tensiometer pada titik A, B, dan C
pada kedalaman 10 cm (A), 50 cm (B) dan 100 cm (C). Dalam
keadaan seimbang, tensiometer pada A menunjukkan 200 cm,
pada B 50 cm, dan pada C 10 cm. Tekanan osmotiknya pada A
1000 mmho, pada B 2000 mmho dan pada C 3000 mmho.
Tentukanlah arah pergerakan air berdasarkan konsep potensial
air tanah, jika garam yang dominan adalah NaCl (1 mmho =
0.6 mg NaCl/liter). Kerapatan air = 1 g/cm3. Tekanan osmotik
(cm) = 0.36 x 1000 x EC
15
Ks = (Qw * Δz) / (A*t* Δψh)
cm
Qw = Ks (A*t* Δψh) / Δz A
Qw = 0,01*100*24*(Δ ψh/Δz)= 24 *(Δ ψh/Δz)
25
ψhA = ψpA + ψzA = 15 cm + 25 cm = 40 cm cm
Ref B
ψhB = ψpB + ψzB = 0 cm + 0 cm = 0 cm

Δ ψh = ψhA – ψhB = 40 cm – 0 cm = 40 cm

Δz = ZA – ZB = 0 – (-15) cm = 15 cm

Qw = 24 *(Δ ψh/Δz) = 24*40/15 = 64 cm3


= 0,064 liter

Anda mungkin juga menyukai