Anda di halaman 1dari 20

KEDALAMAN DAN MEDIA TANAM

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Media tanaman merupakan media atau tempat tanaman dimana tanaman atau biji dapat tumbuh
dan berkembang. Contohnya seperti tanah, air, kapas, dan jenis-jenis yang lain. Saat ini dalam
kehidupan sehari-hari atau dalam perkebunaan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih
yang akan ditanam. Tanah sendiri terbagi menjadi beberapa macam yang mulai dari tanah
humus, tanah organosol, tanah liat atau lempung, tanah alluvial, tanah vulkanik, tanah latosol,
tanah gromosol, dan lain sebagaianya.

Masing-masing tanah itu sendiri memiliki kandungan berbeda-beda, dimana kandungan-


kandungan itu belum tentu dibutuhkan oleh tanaman, jadi ada tanah yang memerlukan
pengolahan dan tidak memerlukan pengolahan sebelum digunakan sebagai media tanam. Selain
tanah, air juga dapat digunakan sebagai media tanam, khususnya untuk tanaman hiproponik. Jadi
dapat dilihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam itu juga berbeda-beda. Tidak hanya
kegunaan saja yang berbeda tetapi juga pengaruhnya terhadap pertumbuhan. Pengaruh tersebut
dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung unsure-unsur dan struktur yang
berbeda-beda.

Selain media tanam kedalam tanam juga memiliki pengaruh terhadap tanaman. Pada pembibitan
atau penanaman benih pengaturan posisi dan kedalam benih sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan awal bibit dan mentukan kualitas sistim perakaran. Demikian pula dengan
kedalam media tanam yang berpengaruh pada perkecambahan dan keberhasilan tumbuhnya bibit.

Tanaman jagung sendiri memiliki syarat pertumbuhan, tanaman jagung berasal dari daerah
tropis. Namun jagung dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan diluar daerah tersebut. Hal
ini disebabkan variasi sifat pada sejumlah jenis jagung yang memiliki kemampuan beradaptasi
dengan baik.

Media tanam (tanah) disini harus mempunyai kandungan hara yang cukup. Tersedianya zat
makan didalam tanah sangat menunjang proses pertumbuhan tanaman hingga mengahsilkan atau
bereproduksi. Tanaman jagung tidak memerlukan tanah yang khusus, hampir berbagai macam
tanah dapat diusahakan untuk tanaman jagung. Tetapi jagung yang ditanam pada tanah gembur,
subur, dan kaya akan humus dapat member hasil yang baik. Disamping itu drainase dan aerasi
yang baik serta pengelolaan yang bagus akan membantu keberhasilan usaha penanaman jagung.

2. Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh kedalaman media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
B. Metode

1. Waktu dan Tempat

Praktikum “Kedalaman Dan Media Tanam” ini dilakukan mulai tanggal 04 Mei 2011 di Rumah
Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Alat dan Bahan

a. Alat

 Penggaris

 Cetok

 Timbangan

 Ember

 Gunting

 Oven

 Polybag

 Koran

 Strerples

b. Bahan

 Benih Jagung (Zea mays)

 Kompos

 Tanah

 Air

c. Cara Kerja

1. Menggemburkan tanah sesuai prosedur pengolahan tanah.

2. Kemudian memasukkan tanah tersebut bersama kompos kedalam polybag sesuai


perlakuan masing- masing ke dalam polybag yaitu B1: tanah, B2: tanah + kompos dengan
perbandingan 4:1, B3: tanah dan kompos dengan perbandingan 2:1.
3. Lalu mengaduk-aduk dengan rata dan membasahi media tanam tersebut dengan air
secukupnya.

4. Menanam benih sesuai perlakuan yaitu A1 dengan kedalaman tanam 1cm, A2 dengan
kedalaman tanam 2cm dan dipelihara sampai panen. Serta mencatat tinggi tanaman untuk
setiap minggunya.

5. Membersihkan jagung sampai akar dari tanah pada waktu panen dan menimbangnya serta
mencatatnya.

6. Memasukkan jagung yang telah dibersihkan kedalam oven, lalu menimbangnya kembali
sebagai berat kering dan mencatatnya.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

Tabel 1.1 Tinggi Tanaman Jagung

Minggu ke-
Perlakuan
1 (cm) 2 (cm) 3 (cm) 4 (cm) 5 (cm) 6 (cm)

A1B1 18 37,5 47 49 53,5 57,5

A1B2 20 36,5 39 45 65 75

A1B3 16 30 34 42 67 83

A2B1 17 41 42,5 50 54,5 62

A2B2 15 34 39 46 71 86

A2B3 14 31 37 53 74 93

Sumber: Laporan Sementara


Grafik 1.1 Tinggi Tanaman Jagung

Tabel 1.2 Berat Segar Berangkasan

No Perlakuan Berat (gr)

1 A1B1 6

2 A1B2 10,48

3 A1B3 17,02

4 A2B1 8,68

5 A2B2 18,81

6 A2B3 24,91

Sumber: Laporan Sementara

Tabel 1.3 Berat Kering Berangkasan

No Perlakuan Berat (gr)

1 A1B1 1,6

2 A1B2 1,86

3 A1B3 2,5

4 A2B1 1,86
5 A2B2 2,38

6 A2B3 3,58

Sumber: Laporan Sementara

2. Pembahasan

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-
rumputan.

 Klasifikasi tanaman jagung:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Classis : Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

 Jenis jagung dapat dikelompokkan menurut umur dan bentuk biji.

Menurut umur, dibagi menjadi 3 golongan:

 Berumur pendek (genjah): 75-90 hari, contoh: Genjah Warangan, Genjah Kertas,
Abimanyu dan Arjuna.

 Berumur sedang (tengahan): 90-120 hari, contoh: Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2,
Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu.
 Berumur panjang: lebih dari 120 hari, contoh: Kania Putih, Bastar, Kuning, Bima dan
Harapan.

Menurut bentuk biji, dibagi menjadi 7 golongan:

 Dent corn (Zea mays indentata = jagung gigi kuda)

 Flint corn (Zea mays indurate = jagung Mutiara)

 Sweet corn (Zea mays L. saccharta = jagung manis)

 Pop corn (Zea mays L. everta Sturt = jagung brondong)

 Flour corn atau softy corn (Zea mays L. amylacea Sturt = jagung tepung)

 Pod corn (Zea mays L. tunicate Sturt = jagung bungkus)

 Waxy corn ((Zea mays L. certain Kulesch)

Jagung merupakan tanman monokotil atau tanaman biji berkeping tunggal. Dimana tanamn
monokotil memiliki perkecambahan hipogeal, yaitu perkecambahan biji yang kotiledonnya tetap
berada di dalam tanah. Pada fase perkecambahn ini dapat di bedakan kedalam tiga tahap yaitu
menurut (Bambang, 2008):

 Masuknya air yang berdampak melunakkan kulit biji

 Di dalam terjadi metebolisme atau perubahan secara biologis dan kimia (biokhemis)

 Terjadi pembelahan sel-sel pada jaringan titik tumbuh, baik calon akar maupun calon
batang yang diikuti dengan calon akar menembus kulit biji.

Biji yang dikecambahkan, mula-mula secara imbibisi menyerap air dan udara hingga
menyebabkan terjadi pembengkakan pada biji. Perpaduan antara air bersama aerasi (udara) yang
bagus pada temperature optimum untuk perkecambahanmengakibatkan terjadinya proses
perubahan yang disebut proses biokhemis yaitu cadangan makanan. Demikian pula pernapasan
semakin giat yang menghasilkan tenaga (Kemal Prihatman, 2000).

Tenaga ini dipergunakan untuk mengangkut zat-zat yang larut ke jaringan-jaringan titik tumbuh
calon akar dan calon batang, sehingga terjadi pembelahan sel-sel pada jaringan titik tumbuh.
Dengan pembelahan pada jaringan titik tumbuh yang giat maka akan mengakibatkan
pemanjangan bagian (organ) dari biji yang pertama yaitu calon akar (radicle) biasanya 2-3 hari
setelah tanam. Kemudian diikuti oleh calon batang (plumule) coleoptiles keluar dari kulit biji 1-2
hari berikutnya dan memanjang (AAK, 1993).

Pengertian dari perkecambahan (berkecambah) itu sendiri adalah proses fisiologis yang terjadi di
dalam biji yang dapat menyebabkan terjadinya aktivitas/ kegiatan jaringan-jaringan plumule dan
radical yaitu calon batang dan calon akar, hingga menembus kulit biji. Akhirnya calon tersebut
tumbuh menjadi tanaman baru. Factor-foktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah
pertama factor dalam biji yang meliputi cadangan makanan (endosperm), dimana cadangan
makanan di dalam biji harus cukup untuk persediaan makanan selama proses perkecambahan
hingga kecambah dapat mencari makanan sendiri dari dalam tanah. Keadaan embrio, embrio
harus dalam keadaan hidup dan sehat. Sebab benih dengan keadaan tersebut akan menentukan
proses pertumbuhan berikutnya dan menentukan produksi yang akan dicapai. Faktor kedua
adalah faktor lingkungan diantaranya air, udara yang mengandung O2, sinar matahari yang
mementukan suhu untuk perkecambahan biji (Suprapto, 2000)

Kedalaman penanaman dan penutupan lubang sangatlah penting pengaruhnya terhadap


perkecambahan benih. Kondisi benih yang baik dan lingkungan yang mendukung. Termasuk
kelembapan dalam tanah dan suhu juga sangat mempengaruhi perkecambahan (Djoko, 2006)

Pertumbuhan tanaman jagung dilihat dari tingginya dan pertumbuhannya perminggu dari minggu
pertama hingga minggu ke delapan didapatkan tanaman jagung dengan tinggi dan pertumbuhan
tercepat adalah tanaman pada perlakuan A2B3 dengan ketentuan kedalaman tanam 2 cm dan
media tanam dengan komposisi perbandingan tanah dan kompos 2:1, yang semula
pertumbuhannya pada minggu pertama adalah yang paling lambat. Sedang pertumbuhan dan
tinggi tanaman terkecil hingga minggu ke delapan adalah pada perlakuan A1B2 dengan ketentua
kedalaman tanam 1 cm dan media tanam tanah: kompos = 4:1 yang semula pada minggu pertama
mengalami pertumbuhan yang tertinggi kedua, namun mulai terhambat pertumbuhanya pada
mingu-minggu terakhir. Dari semua perlakuan dapat diketahui bahwa pertambahan panjang
mengalami tidaklah konsisten (fluktruasi) ada minggu dimana pertambahan panjang tak
seberapa, kemudian minggu berikutnya menanjak, dan minggu berikutnya naik lagi, hal ini
terjadi hamper di semua perlakuan kecuali pada perlakuan A1B1 yang pertumbuhan dan
penambahan tingginya dari minggu ke minggu menurun.

Berat segar brangkasan terbesar adalah pada perlakuan A2B3 ini seimbang dengan tinngi
pertumbuhan yang tertinggi pula. Sedang berat segar brangkasan terkecil didapat pada perlakuan
A1B1 yang ternyata juga mengalami pertumbuhan terenda. Berat keringpu juga tak berbeda jauh
dengan berat segar, dimana berat terbesar pada perlakuan A2B3 dan terkecil pada A1B1. Semua
ini mungkin di pengaruhi oleh kedalam media tanam yaitu sesuai dengan tipe perkecambahan
jagung yaitu monokotil, dimana membutuhkan penanaman yang cukup dalam. Dan juga semua
ini dipengaruhi oleh kandungan oksigen, air dalam tanah.

D. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan praktikum dapat diambil beberapa kesimpulan sebagi berikut:

 Kedalaman dan penutupan luba pada penanaman bibit sangat berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
 Media tanam juga sangat berpengaruh dalam menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, karena dari tanahlah tanaman mendapatkan bahan makanan.

 Keadaan bibit juga memilki pengaruh kerena dengan bibit yang baik maka
perkecambahan dapat berlangsung dengan baik yangn kemujdian akan diimbangi dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.

 Faktor lingkungan seperti air, udara yang mengandung oksigen, cahaya juga berpengaruh
pada pertumbuhan tanaman.

2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

 Dalam pencampuran bahan media tanam sebaiknya menggunakan takaran yang benar-
benar tepat sesuai aturan.

 Dalam membuat lubang seharusnya menggunakan alat khusus seperti tugal miksalnya,
agar kedalamnya benar-benar tepat dengan ketentuan.

 Prawatan pada tanaman harus benar-benar di lakukan secara tepat juga.

Tentang iklan-iklan ini

https://nabsya.wordpress.com/2013/06/01/kedalaman-dan-media-tanam/

STRUKTUR PERTUMBUHAN BIBIT DAN UJI KEDALAMAN TANAM

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATURIUM PEMBIAKAN TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : REZKI HERU ADITYA


NIM : 111510501122
GOL/ KELOMPOK : SELASA / 6
ANGGOTA :
: STRUKTUR PERTUMBUHAN BIBIT DAN UJI KEDALAMAN TANAM
TANGGALPRAKTIKUM : 13 MARET 2012
TANGGALPENYERAHAN : 27 MARET 2012

ASISTEN :1. DEDI EKO S


2. FRENGKI HERMAWAN P.
3. MEIDA WULANDARI
4. NOVITA FRIDA S.
5. HAIKAL WAHONO
6. IFTITAH FIKA
7. AKHMAD NUR
8. AHMAD TAUFIQUL
9. DYAH AYU S
10. FIKA AYU S
11. HERLIA PUTRI
12.RAAFLUQMAN SYAH
13.KIKI ULFANIAH

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam upaya untuk tetap hidup maka tanaman melakukan beberapa aktivitas seperti
bernapas, berfotosintesis, respirasi, dan berkembang biak.Pada masa awal perkembangbiakan
tanaman akan ditandai dengan munculnya akar nuda atau perkecambahan.Perkecambahan adalah
tumbuhnya akar muda yang nantinya akan menjadi akar yang berfungsi sebagai penyuplai air
dan unsur hara dari dalam tanah atau media.Dan tentunya di dalamnya terdapat struktur yang
cukup rumit. Perkembangbiakan pada setiap tanaman tidaklah sama. Ada beberapa spesies
tanaman yang berkembangbiak dengan cara generatif dan ada juga yang berkembangbiak
dengan cara vegetatif. Perkembangbiakan baik secara vegetatif.
Perkembangbiakan vegetatif maupun generatif memiliki strutur pertumbuhan yang
berdeda sehingga untuk setiap jenis tanaman baik hasil perkembangbiakan vegetatif maupun
generative memiliki susunan akar dan kekuatan menembus tanah yang berbeda.Misalnya saja
perkembangbiakan secara generative dengan biji yang memiliki akat tunggang sehingga
penyerapan air dan unsur hara dari tanah lebih optimal serta lebih kokoh.Biji quiescent adalah
biji yang segera dapat berkecambah pada keadaan lingkungan yang sesuai seperti adanya air,
oksigen, temperature, cahaya.Kecepatan perkembangbiakan biji tergantung dari sifat genetic biji
tersebut misalnya daya kecambah dan varietas benih atau biji, dan biasanya sebuah benih juga
memiliki masa dormansi tertentu. Saat direndam biasanya embrio akan segera bangun dan akan
mulai tumbuh menjadi kecambah, yaitu merupakan rangkaian dari perubahan-perubahan
morfologis, fisiologis dan biokimia yang terdiri dari beberapa tahap.Setiap taha dari proses ini
memiliki kebutuhan berbeda missal tahap aktivitas, pada tahap ini adanya air sangat diperlukan.
Lalu benih akan menjadi emergence of seeding atau ketika benih melengkapi sistem
perakarannya.selanjutnya akan diikuti oleh pertumbuhan bibit menjadi tanaman dewasa.Benih
yang berkecambah pada media tanah akan segera melengkapi bagian-bagiannya yaitu sistem
perakaran di dalam tanah dan sistem pertunasan di atas tanah disebut.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur kecambah dua macam jenis benih dan mengetahui keragaan
perkecambahannya.
2. Untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan uji kekuatan tumbuh (vigor) bibit, dan
memahami relevansi uji kedalaman tanam.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible, karena adanya pembelahan
mitosis atau pembesaran sel atau dapat pula disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat
diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menuju
ke struktur dan fungsi tertentu. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai
dengan perkecambahan. Jadi, perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari
biji). Perkecambahan melibatkan proses fisika maupun kimiawi. Pada proses fisika terjadi ketika
biji menyerap air akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Pada proses kimia,
dengan masuknya air biji mengembang dan kulit biji akan pecah . Pada perkecambahan epigeal
terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang hijau.
Sedangkan pada perkecambahan hipogeal terjadi pembentangan ruas batang teratas sehingga
daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada
kacang kapri. Perkecambahan hanya terjadi bila syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi, yaitu
air yang cukup, suhu yang susuai, udara yang cukup dan cahaya matahari yang optimal, jika tdak
tercukupi maka biji akan mengalami masa dormansi. Lamanya biji dorman bertahan hidup dan
mampu berkecambah sangat bervariasi dan beberapa puluh tahun atau lebih bergantung pada
spesies dan kondisi lingkungan. (Pratiwi, dkk. 2004).
Pembibitan diartikan sebagai usaha mempersiapkan bahan tanaman berupa bibit yaitu
tanaman muda melalui penanaman biji (benih) maupun bagian vegetatif tanaman. Teknik
pembibitan untuk menghasilkan bibit berkualitas merupakan hal penting bagi pengembangan
tanaman tahunan termasuk tanaman jarak pagar. Rodrigues-Perez (2005) menyatakan bahwa
perkecambahan dan ketahanan bibit merupakan kemampuan suatu tanaman untuk terus dapat
hidup dan merupakan tahapan penting yang kritis dalam siklus hidup tanaman pada ekosistim
kering. Proses imbibisi yang merupakan proses penyerapan air oleh biji merupakan awal proses
dimulainya perkecambahan (Taiz dan Zeiger, 2002) dan efektivitasnya di lapang pertanaman
ditentukan oleh posisi mikropil maupun permeabilitas kulit biji (Hartmann et al., 1997). Pada
pembibitan tanaman nagasari (Mesua ferrea L) dilaporkan Budianto dan Santoso (1999) dan
Naning et al, (2002) bahwa pengaturan posisi benih sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan awal bibit dan menentukan kualitas sistim perakaran. Demikian pula dengan
kedalaman tanam benih berpengaruh terhadap perkecambahan dan jumlah semai yang berhasil
tumbuh pada Sweetclover (Haskin dan Gorz, 1985), gandum (Schillinger et al., 1998), dan pinus
(Dunlap dan Barnett, 1985). Berdasarkan beberapa hasil penelitian adanya pengaruh posisi benih
dan kedalaman tanam saat pembibitan pada beberapa tanaman tersebut di atas, maka pengaturan
posisi benih dan kedalaman benih saat tanam sangat penting untuk dipelajari pada pembibitan
tanaman jarak pagar agar proses perkecambahan yang merupakan awal dari pertumbuhan dan
perkembangan bibit dapat berlangsung dengan baik (Santoso, 2008).
Kerapatan tanam merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena
penyerapan energi matahari oleh permukaan daun yang sangat menentukan pertumbuhan
tanaman juga sangat dipengaruhi oleh kerapatan tanam ini juga, jika kondisi tanaman terlalu
rapat maka dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena dapat perkembangan
vegetatif dan hasil panen akibat menurunnya laju fotosintesis dan perkembangan daun.Selain itu
Mengolah tanah yang didefinisikan sebagai perlakuan terhadap tanah pertanian dengan
menggunakan suatu alat pertanian sedemikian rupa sdhingga dapat diperoleh persiapan tanah
sebaik-baiknya untuk keperluan budidaya. Pengolahan tanah juga sangat membantu dalam
perbaikkan struktur tanah dan porositasnya serta membantu perkembangan perakaran dan
perkecambahan di dalam tanah. Keuntumgam lain dalam pengolahan tanah adalah juga dapat
menjaga keseimbangan antara air, udara, dan suhu di dalam tanah. Pengolahan tanah perlu
dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang cukup baik, sebagai awal kegiatan budidaya
(Mursito dan Kawiji, 2001).
Fase pertumbuhan vegetatif mencakup pertumbuhan akar, batang dan daun. Dalam fase ini
tanaman memerlukan banyak cadangan makanan yang akan dirombak menjadi energi untuk
pertumbuhan. Mula-mula karbohidrat tersebut berasal dari keping biji, bila pertumbuhan diawali sejak
perkecambahan. Karbohidrat selanjutnya baru bentukan dan proses fotosintesis setelah tanaman
berdaun. Jadi, karbohidrat selain dibentuk juga dirombak untuk pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan
vegetatif ini ada tiga aspek penting yang perlu diketahui, yaitu pembelahan, sel pembesaran sel, dan
diferensiasi (penggandaan) sel. Pada saat pembelahan sel diperlukan banyak karbohidrat, saat
pembesaran sel dibutuhkan hormon dan air yang cukup, selanjutnya ketika diferensiasi sel juga
diperlukan karbohidrat dalam jumlah banayak. Apabila tumbuhan ditanam dengan menggunakan
bijinya, maka pertumbuhan vegetatif diawali dari proses perkecambahan. (Ashari, 1995)
Dormansi benih dapat disebabkan antara lain adanya impermeabilitas kulit benih
terhadap air dan gas (oksigen),embrio yang belum tumbuh secara sempurna, hambatan mekanis
kulit benih terhadap pertumbuhan embrio, belum terbentuknya zat pengatur tumbuh atau karena
ketidakseimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur tumbuh di dalam embrio
(Villlers,1972). Berbagai hasil penelitian memberikan indikasi kuat bahwa dormansi benih aren
dapat dipatahkan bila diberi perlakuan fisik dan kimia (Saleh, 2002b, dan Saleh, 2003a). Hal
yang sama juga dapat dilihat pada benih yang diberi perlakuan skarifikasi dengan kertas amplas
yang daya berkecambahnya 46,95%, sedangkan kontrol hanya 31,60%. Perlakuan ini
memungkinkan air masuk kedalam benih untuk memulai berlangsungnya proses perkecambahan
benih. Sutopo (2002) menjelaskan bahwa tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai
dengan proses penyerapan air, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma (Saleh,
2004).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan waktu


Acara praktikum Struktur Pertumbuhan Bibit dan Uji Kedalaman Tanam bertempat di
Laboratorium Produksi Pertanian Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Dilaksanakan pada tanggal 13 maret 2012 pukul 14.00 WIB.

3.2 Bahan dan alat


3.2.1 Bahan
1. Benih monokotil (padi atau jagung)
2. Benih dikotil (kakao atau kacang tanah)
3. Substrat tanah dan pasir
4. Media tanam (Pasir + tanah)

3.2.2 Alat
1. Bak pengecambah
2. Cutter
3. Timba
4. Penggaris
5. Hand sprayer penyemprot air
3.3

Cara Kerja
1.

Membuat media tanam berupa campuran tanah top soil dan pasir perbandingan 1 : 1, kemudian
dibersihkan dan diayak halus.
2. Masukkan campuran media tanam ke dalam bak pengcambah hingga ½ - 2/3 tinggi bak (untuk
kedalaman 2,5 – 7,5), siram sampai kelembapan secukupnya.
3. Menanam 20-25 butir benih monokotil (jagung atau padi) sebanyak 20-25 benih dan dikotil
(kedelai atau kacang tanah) dengan kedalaman 2,5 ; 5,0 ; dan 7,5 cm dalam tiga ulangan.
4. Menutup benih yang telah ditanam dengan campuran tanah lembap yang sama setinggi
kedalaman tanam.
5. Setiap bak pengecambah ditanam satu macam jenis benih dengan kedalaman tertentu (sesuai
perlakuan) sebanyak tiga lajur (tiga ulangan). Jangan lupa untuk selalu menjaga kelembapan
sebtrat setiap saat.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Perkecambahan % hari ke
Jenis Kedalama Ulangan Ke 6 Tinggi
Nornal Abnormal Mati
benih n tanah kecambah
2,5 1 10 - - 6,9 cm
2 10 - - 5,77 cm
3 10 - - 6,33 cm
5 1 9 - 1 6,35 cm
2 10 - - 6,23 cm
3 10 - - 6,68 cm
jagung 7,5 1 10 - - 20,9 cm
2 7 - 3 22,4 cm
3 2 2 - 15,7 cm
1 2 2 6 8,125 cm
2,5 2 1 5 4 8,75 cm
3 1 3 6 9,65 cm
1 3 3 4 7 cm
2 3 3 4 7,25 cm
5
3 5 3 2 8,35 cm
Kacang 1 5 3 2 8,94 cm
tanah 2 6 2 2 9,25 cm
7,5
3 3 3 4 8,33 cm

4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum uji kedalaman tanah pada jagung dan kacang tanah dengan
menggunakan media tanam pasir dan tanah diperoleh data sebagai berikut yang menunjukkan
perbedaan vigor pada setip kedalaman media yang berbeda. Grafik hasil
praktikum uji kedalaman tanah :

Grafik jagung Grafik kacang tanah


Dari data diatas dilakukan perhitungan kekuatan tumbuh dungan rumus perhitungan :

x 100 % dn diperoleh hasil sebagai berikut :

Kekuatan tumbuh jagung pada kedalaman 2,5 cm mencapai 100 % , pada kedalaman 5
cm 97 % dan 85,3 % pada kedalaman 7,5 cm hal tersebut menunnjukkan kekuatan tumbuh benih
jagung akan berkurang jika ditanam lebih dalam. Sedangkan pada kacang tanah diperoleh hasil
13,3 % pada kedalaman 2,5 cm, 36,7 % pada kedalaman 5 cm dan 46,7 % pad kedalaman 7,5
cm. Hal tersebut menunjukkan semakin dangkal maka kekuatan tumbuh kacang tanah akan
semakin berkurang.
Dari hasil praktikum uji kedalaman tanam diketahui bahwa pada penanaman benih
jagung maupun benih kacang tanah menunjukan bahwa kedalaman 2,5 cm pada tanaman jagung
lebih baik dari pada kedalaman 5 cm dan 7,5 cm. Dari data hasil kedalaman 2,5 memiliki tingkat
keberhasilan 100% yang menunjukkan peningkatan dari jarak tanan yang lebih dalam.
Sedangkan pada tanaman kacang tanah kedalaman ideal adalah 7,5 cm, hal tersebut ditunjukkan
oleh hasil praktikum yang menunjukkan bahwa pada kedalaman 7,5 cm prosentase keberhasilan
lebih tinggi di bandingkan 2,5 cm dan 5 cm dan data menunjukkan semakin dangkal penanaman
semakin kecil prosentase keberhasilan.Hal ini menunjukan bahwa suatu kedalaman tanam sangat
mempengaruhi pertumbuhan benih, pengaruh tersebut berkaitan dengan vigor benih. Benih
jagung memiliki kedalaman lebih rendah jika dibandingkan dengan benih kacang tanah hal
tersebut menunjukkan biji kacang tanah memiliki vigor dan kedalaman taanm lebih tinggi
dibandingkan dengan benih jagung
Faktor eksternal atau lingkungan ideal yang sangat berpengaruh terhadap perkenbangan
binih antar lain cahaya, oksigen, suhu dan tekanan partikel tanah atau keadaan media. Setiap
factor lingkungan tersebut memiliki pengaruh dan fungsi tersendiri dalam perkembangan binih
antara lain yaitu
a) Oksigen
Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih
Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29
persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Faktor ini secara langsung mempengaruhi tingkat
produktivitas tumbuhan dan ekosistem. Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi
akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan
energi panas. Kekurangan cahaya pada tumbuhan berakibat pada terganggunya proses
metabolisme yang berimplikasi pada tereduksinya laju fotosintesis dan turunnya sintesis
karbohidrat.
b) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga, pertumbuhan dan
differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga, munculnya serbuk sari, pembentukan
benih dan pemasakan benih . suhu ideal berlangsungnya perkecambahan benih dimana
presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C.
Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh
berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
c) Media atau tekanan partikel tanah
Tanah atau media yang dapat meningkatkan produksi benih adalah madia yang subur. . Medium
yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai
kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan
(Sutopo, 2002). Sehingga media tersebut bukanlah media yang asam maupun basa, memiliki
drainase baik agar terhindar dari rendaman air tetapi cukup menyimpan air agar tidak
kekeringan.
d) Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis
tanaman. Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas
cahaya, kualitas cahaya. Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4
golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya
untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat
perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap
maupun ada cahaya.
Kedalaman tanam merupakan hal penting karena tanah memiliki kandungan unsur yang
dibutuhkan tanaman pada kedalaman tertentu dan setiap tanaman memiliki keseesuaian tertentu
terhadap kedalaman tanam terkait vigor tanaman. Bibit normal dari benih yang vigor memiliki
kekuatan tumbuh pada tanah padat dengan asumsi benih yang mampu tumbuh normal pada
kedalaman tanam paling dalam, sedangkan kecambah dari benih yang kurang vigor tidak
memiliki kemampuan tersebut. Vigor dihubungkan dengan bobot benih .Dalam hal ini
dihubungkan dengan kekuatan kecambah, kemampuan benih menghasilkan perakaran dan pucuk
yang kuat pada kondisi yang tidak menguntungkan serta bebas dari serangan
mikroorganisme.Bibit tipe epigeal biasanya memerlukan penanaman yang lebih dangkal
daripada bibit tipe hipogeal. Air dan oksigen berada di dalam pori-pori tanah pada bagian atas
tanah hampir jenuh, oleh karena itu penanaman dangkal. Sedang pada musim kering bibit lebih
baik di tanam sedikit lebih dalam. Sewaktu benih di tanam bila benih menurun maka kecepatan
berkecambah menjadi lemah dan berat kering atau bobot benih saat dikecambahkan menjadi
rendah yang nantinya akan menghasilkan panen yang rendah. Kalau kita tanam biji jagung
dengan kedalaman yang berbeda,mesocotyl dan akar adventif ini dibentuk pada jarak yang
hampir sama (2,5-3,5 cm) dari permukaan tanah.Kalau biji jagung di tanam terlalu dalam (15-17
cm) dari permukaan tanah, maka coleoptyle ini kemudian menjadi kering didalam tanah tanpa
membentuk akar adventif, akibatnya bibit tadi akan mati
Berdasarkan data hasil praktikum jenis kedalaman tanam pada jagung
dan kacang tanah memiliki banyak perbedaan. Berdasarkan data tanamann
jagung akan lebih efisien jika penanaman dilakukan dilahan dengan
kedalaman 2,5 cm karena dari 3 ulangan menunjukkan tingkat keberhasilan
tinggi. Penanaman jangung pada lahan dengan kedalaman 2,5 lebih efektif
karena lapisan tanah yang terkena bajak biasanya hanya berkisar 4 cm dan
lapisan permukaan lebik kaya bahan orgaik serta ager tanaman lebih cepat
menyerap air serta tanaman jagung memiliki kedalaman tanam yang rendah
dikarenakan vigurnya rendah. Sedangkan pada kacang tanah kedalaman
tanam yang cocok berkisar antara 7,5 cm karena berdasarkan
data,kedalaman tersebut lebih efektif dan tanaman jagung lebih efisien
ditanam dengan kedalaman tanam lebih dalam karena memiliki vigor lebih
besar.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum struktur pertumbuhan bibit dan uji
kedalaman tanah yang sudah dilakukan, antara lain:
1. Faktor luar merupakan salah satu factor penting dalam perkembangan bibit karena
mempengaruhi pertumbuhan vigor benih.
2. Kedalaman tanam pada jagung yang baik adalah 2,5 cm, sedangkan kacang tanah adalah 7,5 cm.
3. Suatu kedalaman tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan benih, pengaruh tersebut berkaitan
dengan vigor benih
4. Pada biji hypogeal kotiledon tetap di tanah namun pada epigeal berada dipermukaan tanah dan
memiliki perkembangan benih berbeda.

5.2 Saran
Berikut beberapa saran yang mungkin bisa membantu kelancaran dari praktikum antara
lain:
1. Diperlukan ketelitian dalam menasukkan benih kelubang tanam agar posisi tepat.
2. Mempelajari terlebih dahulu prosedur dan cara kerja agar praktikum lebih cepat dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta.Universitas Indonesia.

Pratiwi,dkk.2004.Budidaya Tanaman Hortikultura.Yogyakarta: UGM.

Mursito, Djoko.Kawiji.2001. Pengaruh Kerapatan Tanam Dan Kedalaman Olah Tanah Terhadap Hasil
Umbi Lobak (Raphanus sativus L.).solo : UNS.

Santoso, Bambang,B.,dkk.2008. Pertumbuhan Bibit Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada
Berbagai Kedalaman dan Posisi Tanam Benih.Bogor :IPB.

Saleh, Salim, M.2004. Pematahan Dormansi Benih Aren Secara Fisik Pada Berbagai Lama Ekstraksi
Buah.Jurnal Agrosains Untad.

http://rezer-adt.blogspot.co.id/2012/12/struktur-pertumbuhan-bibit-dan-uji.html

Anda mungkin juga menyukai