2 6 – 10 Kecil
3 11- 25 Sedang
5 51 – 75 Besar
E = R x K x LS x C x P
• Contoh:
Pada sebidang lahan apabila:
solum 1 m dan K = 0,3 maka A = 4 + 1,266 (10 – 0,3 – 2)
A = 13,75 ton/ha/th
solum 50 cm dan K = 0,3 maka A = 7,42 ton/ha/th
solum 50 cm dan K = 0,5 maka A = 7,16 ton/ha/th
Kesimpulan:
Semakin tebal solum dan semakin kecil nilai erodibilitas maka
semakin besar nilai erosi alam, berarti semakin besar pula nilai
erosi yang dapat ditolerir
NILAI EROSI ALAMI YANG
DIPERBOLEHKAN (USDA, 1973)
Kedalaman Erosi Diperbolehkan
Perakaran (cm) (ton/ha/th)
Tanah terbarukan Tanah tak terbarukan
<25 2,2 2,2
25 – 51 4,5 2,2
51 – 102 6,7 4,5
102 – 152 9,0 6,7
>152 11,2 11,2
KELAS BAHAYA EROSI
Kelas Kategori Ton/ha/th Luas (Ha) % Luas
I Sangat <15 17,82
Ringan, SR
II Ringan, R 15-60 7,89
III Sedang, S 60-120 4,43
IV Berat, B 120-180 2,90
V Sangat >180 3,03
Berat, SB
FAKTOR “R”
• R = E.I30
• Pemetaan R untuk
setiap unit wilayah
(misal kecamatan)
• Nilai R dihitung
berdasarkan rata-rata
hujan minimal 10 tahun
FAKTOR K
FAKTOR K
% Debu dan pasir % pasir kasar % Bahan Nilai K
halus organik
65 5 3 0,28
65 5 2 0,32
20 70 3 0,10
Struktur granular dan permeabilitas cepat akan meningkatkan infiltrasi dan mengurangi
runoff............. K rendah
Struktur blocky/lempeng/massive dan permeabilitas lambat akan mengurangi infiltrasi
dan meningkatkan runoff........K tinggi
FAKTOR PANJANG (L) DAN KEMIRINGAN
LERENG (S)
Pada kemiringan 9%, nilai L >1 untuk panjang >22 m dan <1 untuk panjang <22 m
Pada lereng sepanjang 22 m, nilai S >1 pada kemiringan >9% dan <1 pada
kemiringan <9%
Nilai LS = 1 pada lereng sepanjang 22 m dengan kemiringan 9%
TABEL NILAI FAKTOR LS
KEMIRINGAN
PANJANG (M)
(%)
4 15 25 200
0,2 0,05 0,05 0,05 0,06
5 0,30 0,49 0,58 1,33
10 0,51 0,97 1,19 3,50
16 0,79 1,73 2,20 7,43
20 0,96 2,22 2,85 10,23
25 1,16 2,82 3,65 13,80
30 1,34 3,39 4,42 17,37
FAKTOR P