Anda di halaman 1dari 5

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah T.S. 1993. Survey tanah dan evaluasi lahan. Jakarta: Penebar Swadaya
Jakarta. Hal. 57
Andreas, Eva Achmad, Addion Nizori. 2021. PEMETAAN KESESUAIAN LAHAN
TANAMAN KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI
Anggreini Putri Rachmawati, Susilo Budiyanto, Karno. 2022. Evaluasi Kesesuaian
Lahan Untuk Tanaman Perkebunan DI Kecamatan Candiroto, Kabupaten
Temanggung, Jawa Tengah
Arsyad, S. 2006. Konservasi tanah dan air edisi 2. IPB Press. Bogor
C33/FAO Staff (1983). Reconnaissance Land Resource Surveys. l : 250.000 scale
AtlasForma Prosedures. Bogor Indonesia.
Djaenuddin, D., Marwah. H., Subagjo. H., A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah. Balitbang
Pertanian. Bogor
Djomantara, S. dan Rachmawati, N. 2000. Cara Pemilihan Lahan Berpotensi untuk
Pengembangan Pertanian Suatu Wilayah. Buletin Teknik Pertanian 5:41-42.
FAO, 1976. A Framework for Land Evaluation. FAO Soil Bulletins 32: Rome and
ICRI Publication 22. The Italy.
FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation. Soil Resources Management and
Conservation Service Land and Water Development Division. FAO Soil
Bulletin No. 32. FAO-UNO. Rome.
FAO. 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys. ATLATS Format Procedure.
Center Receaars Bogor. 47 FAO. 1990. Land Evaluation for Raifend
Agriculture. FAO Soil Buletins 52:Rome, The Italy.
(https//republika.co.id/berita/qmv0dg383/imporkedelai-2021, 2021).
Goenadi BH, Purwoto. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis kakao di
Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian.

20
Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status Assessment Of Agricultural
Land As A Result Of Biomass Production In Probolinggo Regency East Java. ADRI
International Journal Of Agriculture, 1(1).
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, “Buku Pintar Budidaya Kakao”, Jakarta
Selatan : Agro Media Pustaka, 2010, Halaman 2-4.
Ritung S, Wahyunto, Agus F, Hidayat H. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan
dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat. Balai
Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia.
Ritung, S., K. Nugroho, A. Mulyani, dan E. Suryani. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi
Lahan Untuk Komoditas Pertanian (Edisi Revisi). Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Bogor. 168 hal.
Santun Sitorus. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung : Tarsito.
Sarwono Hardjowigeno Widiatmika, 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tataguna Lahan
Sipahutar, A. H., P. Marbun, dan Fauzi. 2014. Kajian c-organik, n dan p humitropepts
pada ketinggian tempat yang berbeda di kecamatan lintong nihuta. J. Online
Agroekoteknologi, 2 (4) : 1332 – 1338
Sukarman, Anny Mulyani dan Setiyo Purwanto. 2018. Modifikasi Metode Evaluasi
Lahan Berorientasi Perubahan Iklim. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian, Bogor
Sulkadri, Bakhtiar Ibrahim, Anwar Robbo. 2022. EVALUASI KESESUAIAN
LAHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) DI KECAMATAN
ARALLE KABUPATEN MAMASA PROVINSI SULAWESI BARAT
Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi Offset Yogyakarta,
Yogyakarta.
Sutedjo,M. M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Rineka Cipta
T. Nofelman, Abubakar Karim dan Ashabul Anhar. 2012. Analisis Kesesuaian Lahan
Kakao Di Kabupaten Simeulue. Darusalam Banda Aceh.

21
Wahyudi, T. R., Panggabean dan Pujianto (Editor). 2008. Panduan Lengkap Kakao.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah; Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media. Yogyakarta.
Yunista Sari, H. 2020. Evaluasi Kesesuain Lahan untuk Tanaman Kakao Di Nagari
Panyubarangan Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya Provinsi
Sumatera Barat. Sumatera Barat.

22
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kriteria kesesuain lahan untuk tanaman kakao


Persyaratan penggunaan/karakteristik Kelas kesesuaian lahan
lahan S1 S2 S3 N
Tempratur
22-25 - 19-22 <19
Tempratur rerata (°C)
25-28 28-32 >32
Ketersedian air
2.000- 1.750- 1.500- <1.500
3.000 2.000 1.750
Curah hujan (mm)
3.000- 3.500- >4.000
3.500 4.000
Lamanya masa kering 2-3 3-5 5-6 >6
45-80 80-90; >90; 30- <
Kelembaban udara (%) 30-35 35
Ketersedian oksigen
Drainase baik sedang agak terhambat,
terhambat sangat
, agak terhambat,
cepat cepat
Media perakaran
Tekstur halus, - agak kasar
agak kasar
halus,
sedang
Bahan kasar (%) <15 15-35 35-60 >60
Kedalaman tanah (cm) >100 75-100 50-75 >50
Gambut
Ketebalan (cm) <60 60-140 140-200 >200
Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan <140 140-200 200-400 >400
mineral/pangkayaan
Kematangan saprik⁺ saprik, hemik, fibrik
hemik⁺ fibrik⁺
Retensi hara
KTK liat (cmol) >16 ≤16
Kejenuhan basah (%) >20 ≤20
pH H₂O 5,3-6,0 6,0-6,5 >6,5
5,0-5,3 <5,3

23
C-organik (%) >0,8 ≤0,8
Toksisitas
Salinitas (dS/m) <1 - 1-2 >2
Sodisitas
Alkalinitas (%) - - - -
Bahaya sulfidik
Kedalaman sulfidik (cm) >175 125-175 75-125 <25
Bahaya erosi
<8 sangat 8-16 16-30; 16- >30; >50
Lereng (%) rendah 50
rendah sedang Berat sangat
Bahaya erosi berat
Bahaya banjir
Genangan F0 F0 F1 >F1
Penyiapan lahan
Batuan di permukaan <5 5-15 15-40 >
Singkapan batuan <5 5-15 15- 25 >

24

Anda mungkin juga menyukai