Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Perencanaan pembibitan
“Komoditi Tanaman Karet”

Dosen pengampu:

Ir. M. Tahir, M.P.

Disusun oleh :

Wayan peki adi putra ( 21722067)

PRODUKSI DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERKEBUNAN

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


Kata pengantar

Puji syukur kepada Tuhan yang Mah Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga saya
dapat menyelesaikan pembuatan laporan, ini dengan judul "Merancang Pembibitan
Tanaman Karet". Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik
Pembibitan Dan Perbanyakan Tanaman.Saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan Tanaman yang telah memberikan tema yang
saya dapatkan. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Bandarlampung, 20 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 4
1.2 Tujuan....................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 5
2.1 Persyaratan Tumbuh ................................................................................................. 5
BAB III ............................................................................................................................ 15
PENUTUP........................................................................ Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 15
3.2 Saran ....................................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) merupakan tanaman perkebunan
yang memiiki nilai ekonomi sangat tinggi terutama bagi Indonesia yang merupakan
negara penghasil karet alam terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Hasil berupa
getah atau lateks dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai sumber bahan utama industri,
mulai dari peralatan masak, alat medis, transportasi dan lain-lain. Perkembangan
teknologi dan industri yang semakin berkembang menyebabkan penggunaan karet
alam semakin luas dalam kehidupan sehari-hari dan mendorong peningkatan
konsumsi karet dunia serta permintaan karet alam. Sebagai salah satu negara
pengekspor karet alam terbesar dunia, Indonesia memiliki peluang besar dalam
peningkatan hasil produktivitas tanaman karet ini.
Peningkatan kontribusi karet alam Indonesia dalam meningkatkan devisa negara
ini tidak diimbangi dengan penerapan budidaya yang baik terlihat pada masih
rendahnya produktivitas karet Indonesia. Masalah yang paling pokok adalah
penggunaan bahan tanam, penggunaan benih unggul bermutu untuk komoditi karet
yang masih sangat rendah sekitar 41% (Disbun Sumut, 2012).Tanaman karet
umumnya diperbanyak melalui okulasi, sehingga untuk menghasilkan bibit yang baik
perlu mempersiapkan adanya batang atas dan batang bawah. Batang bawah berupa
tanaman semaian dan biji klon anjuran sedangkan batang atasnya berasal dari mata
klon–klon anjuran.
Penggunaan benih unggul dan bermutu untuk komoditas karet terutama pada
perkebunan karet merupakan kendala yang harus diperhatikan dalam meningkatkan
produktivitas karet Indonesia. Pemulia dan balai-balai penelitian karet tidak banyak
yang dapat menyediakan bibit unggul dan bermutu karena keterbatasan sumber entres,
scion dan kemurnian bibit tersebut. Para pengusaha karet pun banyak yang
mengeluhkan tentang ketersediaan bibit karet yang unggul dan bermutu serta banyak
sekali pemalsuan terhadap bibit karet hasil okulasi.

1.2 Tujuan
Mengetahui syarat-syarat pertumbuhan dan Mampu menentukan rencana
pembibitan mulai dari media dan jadwal kegiatan apasaja yang akan dilakukan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persyaratan Tumbuh


1.Iklim

Daerah yang cocok adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU, dengan suhu
harian 25 – 30º C. Curah hujan .Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara
2.000-2.500 mm/tahun dengan hari hujan berkisar 100 s/d 150 HH/tahun.

2.Tinggi tempat

Tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m –
400 m dari permukaan laut (dpl).

3.Angin

Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk
penanaman karet. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang
besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 - 25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh
lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas.

4.Tanah

Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik
tanah vulkanis maupun alluvialTanah-tanah kurang subur seperti podsolik merah kuning
yang ada di negeri ini dengan bantuan pemupukan dan pengelolaan yang baik bisa
dikembangkan menjadi perkebunan karet dengan hasil yang cukup baik.Derajat
keasaman mendekati normal cocok untuk tanaman karet, yang paling cocok adalah pH
5-6.

Kriteria kesesuaian lahan tanaman karet sebagai berikut:

Persyaratan Kelas Kesesuaian Lahan


Penggunaan/
Karakteristik Lahan S1 S2 S3 N
(Sangat (Sesuai) (Agak (Titak
Sesuai) Sesuai) Sesuai)
Temperatu(C)
Temperatur rerata(0C) 26-30 30-34 - >34
24-26 24-22 <22
Ketersedian Air (wa)
Curah Hujan (mm) 2500-3.000 2000-2.500 1.500-1000 < 1.500
3000-3.500 3.500- >4.000
4.000
3-4
Lama Bulan Kering 1-2 2-3 >4

Ketersediaan Oksigen
(oa) Agak
Drainase Baik Sedang terhambat Terhambat
cepat
Media Perakaran (rc) Agak kasar
Tekstur Halus, agak Halus, agak Kasar
halus, halus,
sedang sedang 3-15
Persentase batu di - 0-3 >15
permukaan (%) 35 - 60
Bahan Kasar (%) < 15 15 - 35 50 - 75 > 60
Keadalam Tanah (cm) > 100 75 - 100 < 50
Gambut 100-150
Ketebalan (cm) - <100 200-400 >200
+Dengan sisipan <140 140-200 >400
pengkayaan kematangan Hemik
Saprik + Saprik fibrik + Fibrik
Retensi hara (nr) Hemk +
KTK liat (cmol) -
Kejenuhan basa (%) - - >50 -
pH H2O <35 35-50 >6,5
5,0-6,0 6,0-6,5 <4,5
C-Organik 4,5-5,0
Toksisitas (xc) >0,8 <0,8
Salinitas (ds/m) 1,0-2,0
Sodisitas (xn) <0,5 0,5-1,0 >2,0
Alkalinitas/ESP (%) -
Bahaya sulfidik (xs) - - -
Kedalaman sulfidik 75-125
(cm) < >175 125-175 <75
Bahaya Erosi (eh)
Lereng (%) 16-30
<8 8-16 16-45 >30
Bahaya erosi Berat < 45
Sangat Ringan- 75-125 Sangat berat
Bahaya banjir ringan sedang
Genangan E1 E2
Penyiapan lahan (lp) E0 -
Batuan di permukaan 15 - 40 >40
(%) <5 5-15
Singkapan batuan (%) 15-25 > 25
<5 5 – 15
Sumber : Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2002
Karakteristik tanaman karet

Tanaman karet (Hevea brasiliensis)merupakan tanaman perkebunan yang bernilai


ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya pertama kali pada
umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet (lateks) tersebut bisa diolah menjadi
lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang
merupakan bahan baku industri karet. Kayu tanaman karet, bila kebun karetnya
hendak diremajakan, juga dapat digunakan untuk bahan bangunan, misalnya untuk
membuat rumah, furniture dan lain-lain.
Tanaman karet merupakan tanaman asli Brazil yang mempunyai nama latin Hevea
brasiliensis. Tanaman karet adalah tanaman berumah satu (monoecus). Pada satu
tangkai bunga yang berbentuk bunga majemuk terdapatbunga betina dan bunga jantan.
Penyerbukannya dapat terjadi denganpenyerbukan sendiri dan penyerbukan silang.
Penyerbukan silang terjadi dengan bantuan serangga seperti jenis-jenis Nitudulidae,
Phloeridae, Curculionidae, dan jenis-jenis lalat.
Klasifikasi botani tanaman karet sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Hevea

Spesies : Hevea brasiliensis Muell Arg.

Tanaman karet ( Hevea brasilliensis Muell Arg) adalah tanaman getah-getahan.


Dinamakan demikian karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak
mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan
tanaman terlukai (Santosa, 2007).Sebelum dipopulerkan sebagai tanaman budidaya
yang dikebunkan secara besar-besaran,penduduk asli Amerika Selatan, Afrika, dan
Asia sebenarnya telah memanfaatkan beberapa jenis tanaman penghasil getah. Karet
masuk ke Indonesia pada tahun 1864, mula-mula karet ditanam di kebun Raya Bogor
sebagai tanamankoleksi. Dari tanaman koleksi karet selanjutnya dikembangkan ke
beberapa daerah sebagai tanaman perkebunan komersial.
BAB III

ISI

✓ Luas Lahan dan Kondisi Lahan

Luas lahan pembibitan tanaman karet adalah 1500 Ha dengan kondisi tanah normal
Perhitungan Luas Lahan Pembibitan

Pembibitan tanaman karet di lakukan dalam dua tahapan yaitu pembibitan awal (pre-
nursery) dan pembibitan utama (main-nursery).
Luas Lahan Pembibitan awal (Pre-Nursery)
Luas Lahan : 1500 Ha
Jarak Tanam : 7m×3m
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛
✓ Populasi Tanaman = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚

10.000 𝑚2
= 7 𝑚 ×3 𝑚
10.000 𝑚2
=
21 𝑚2

= 476 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛⁄𝐻𝑎

✓ Faktor Koreksi
▪ Daya kecambah : 90%
▪ Daya hidup : 99%
▪ Benih terserang hama penyakit : 4,5%
▪ Benih rusak : 1%
▪ Sulaman : 3%
▪ Bibit siap okulasi : 92%×
▪ Okulasi jadi :95%
▪ Stum siap tanam :98%
100 100 100 100 103 100 100 100
Maka, Fk = × × 95,5 × × 100 × × ×
90 99 99 92 95 98

= 1,11 × 1,01 × 1,04 × 1,01 × 1,03 × 1,08 × 1,05 × 1,02


=1,40
✓ Jumlah Kebutuhan Bibit = Luas Lahan × Populasi per Ha
= 1500 Ha × 476 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛⁄𝐻𝑎 × 1,40
= 999.600 Tanaman
a. Pembibitan Pre Nursery
Ukuran bedengan : 1.2 m × 10 m
Jarak tanam benih : 3 cm × 4 cm

✓ Jumlah benih per meter bedengan


Lebar bedengan : 1.2 m 12.000 𝑐𝑚2
12.000 𝑐𝑚2 12.000 𝑐𝑚2
Maka, = = 10.000 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ⁄𝑚
3 𝑐𝑚 ×4 𝑐𝑚 12𝑐𝑚2

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ


✓ Jumlah bedengan = 𝑗𝑢𝑚𝑗𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
999.600 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ
= 10.000 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ

= 99,96 bedengan/100 bedengan

✓ Jumlah blok (jika 1 blok = 10 bedengan)


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
Maka, = 10
100
= = 10 Blok
10

✓ Luas bedengan yang diperlukan untuk 1500 Ha

1,2m 1m

1m

0,5m

10m

1m 22,5m

0,5m

1m
✓ Lebar = 1,2 m × 5 m = 6 m
Jarak antar bedengan = 0,5 m × 4 = 2 m
Jarak antar blok =1m×2=2m
Jadi,lebarnya adalah =10 m

✓ Panjang = 10 m × 2 = 20 m
Jarak antar blok =1m×2=2m
Jarak antar baris bedengan = 0,5 m
Maka,panjangnya adalah =22,5 m

✓ Total Luas Blok


= 22,5 m × 10 m
= 225 m2

✓ Luas Pembibitan Pre-Nursery


= 225 m2 × 10 blok
= 2.025 m2
= 0,2025 ha

✓ Keperluan bahan
• Pasir
• Pupuk kandang
• Top soil
✓ Volume media bedengan
1,2 x 10m x 0,2 m = 2,4 m3
✓ Keb. Pasir
3
x 2,4 = 1,2 m3
6

✓ Keb. Top soil


2
x 2,4 = 0,8 m3
6

✓ Keb. Pupuk kandang


1
x 2,4= 0,4 m3
6

1 dam= 3m3= Rp. 800.000


✓ Keperluan pasir
1,2 / bedengan
1,2
x 800.00 = Rp 320.000
3

✓ Keperluan top soil


0,8
x Rp 110.000= Rp 88.000
1

✓ Keperluan pupuk kandang


0,4
x Rp 140.000= Rp 56.000
1

Rp 320.000 + Rp 88.000 + Rp 56.000= Rp 464.000


Harga media 10 blok= 10 x 10 x Rp 464.000= Rp 46.400.000
Perhitungan Luas Kebun Entres
✓ 1m batang entres terdapat 20 mata okulasi
✓ Kebutuhan benih = 882.980 benih/tanaman
✓ Jarak tanamn kebun entres= 1m x 1m
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 999.600 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ/𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛
✓ Pohon entres yang diperlukan= 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑒𝑠 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 20 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
𝑝𝑜ℎ𝑜𝑛

= 49.980atang
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑒𝑠
✓ Luaskebun entres: Populasi = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑛 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑒𝑠
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑒𝑠
49.980 batang = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑒𝑠
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑒𝑠
49.980 batang = 1𝑚 𝑥 1𝑚

Luas kebun entres = 49.980batang x 1m2


= 49.980 m2
= 4,998 ha

❖ Biaya bangunan pembibitan


✓ Pembuatan naungan
• Tinggi naungan
Tinggi tiang atas :180 cm
Tinggi tiang bawah : 20 cm
Jumlah : 220 cm

12 tiang x 220 cm = 2.640 cm

26.4 𝑚
=

= 3,77 (4 batang)

Harga per 1 tiang= Rp 10.000=4 x 10.000


= Rp 40.000

• Lebar naungan
Lebar naungan= 12 m
= 12 m x 4 m
= 48 m2
• Panjang naungan
Panjang = 22,5 m
22,5 m x 3 m = 67,5 m2

Lebar naungan + panjang naungan = 48 m2 + 67,5 m2


= 115,5 m2 (116 m2)
116 = 16,57 batang (17 batang)

= 17 x Rp 10.000 = Rp 170.000

Jadi Rp 170.000 + Rp
40.000 = Rp 210.000
/ blok = Rp 210.000 x
10 blok

= Rp 2.100.000
Pembibitan Main Nursery

✓ Seleksi kecambah yang hidup setelah dipindahkan


3
× 999.600 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 = 29.898 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖
100
Maka, 999.600 - 29.898 = 969.702 kecambah
✓ Menghitugng luas bedengan
Ukuran bedengan : 10 m × 0.5 m
Jarak tanam : 40 cm × 40 cm
Jarak antar bedengan: 0.6 m
✓ Jumlah kecambah per bedengan
Diketahui : dalam 1 bedengan : 2 baris tanaman
Dalam 1 baris : 25 kecambah
Maka, jumlah kecambah dalam satu bedengan adalah 25 × 2 = 50 kecambah
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
✓ Jumlah bedengan = 𝑗𝑢𝑚𝑗𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
969.702𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
= 50 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ

= 19.394 bedengan
✓ Jumlah blok (jika 1 blok = 10 bedengan)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
Maka, = 10
19.394 𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛
= 10

= 1.939 blok
✓ Luas bedengan dan lahan pemeliharaan
1m
0.5 m

1m
0.6 m
10 m

1m
Luas bedengan = 1.1 m × 11 m = 12, 1 m2
12.1 ×1.939
= = 2,34 𝐻𝑎
10.000

✓ Seleksi bibit dipersemaian yang dapat diokulasi 92%


8
× 999.600 = 79.968 𝑏𝑖𝑏𝑖𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖
100
Maka, 999.600 – 79.968 = 919.632 bibit
✓ Seleksi okulasi yang jadi 95%
5
× 919.632 = 45.981𝑏𝑖𝑏𝑖𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖
100
Maka, 919.632 – 45.981= 873.651 bibit
✓ Seleksi stum yang dapat ditanam 98%
2
× 873.651 = 17.473 𝑏𝑖𝑏𝑖𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑘𝑠𝑖
100
Maka, 873.651–17.473 =856.178 bibit
Jadi, stum yang dapat ditanam dibibit polybag sekitar 856.178 bibit stum.
Jadi total kebutuhan luas lahan pembibitan untuk luasan 1500 ha adalah
0,2025 Ha+ 2,34 Ha = 2,5425 Ha atau 2,54H
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perencanaan pembibitan tanaman karet ini yang sesuai untuk tanaman karet yaitu mengacu
kepada kesesuaian syarat tumbuh yang telah ditentukan, jika kita sudah dapat tempat yang
sesuai dengan tanaman karet itu sendiri baru kita bisa melakukan kegiatan pemibitan hingga
penanaman tanaman karet dilapangan. Pada perencanaan pembibitan tanaman karet ini harus
memiliki persiapan yang maksimal baik dari persiapan lahan, bahan, alat yang
dibutuhkan,dan anggaran biaya yang baik. untuk menghasilkan bibit yang unggul.

3.2 Saran
Sebaiknya para pratikan dapat serius dalam mendengarkan setiap materi yang diberikan agar
pada saat dilapangan, dapat menerapkannya dengan benar dan baik serta dapat disiplin dalam
melaksanakan pratikum sehingga proses pratikum teknik pembibitan dan perbanyakan
tanaman ini berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai