Anda di halaman 1dari 35

MATERI AJAR

Semester VII
Prodi Budidaya Perkebunan

Falsafah
Kultur Teknis Tanaman

Aries Sukariawan
08121584246
TOPIK 1.
PENDAHULUAN
(PENGERTIAN & RELEVANSI)
Falsafah Kultur Teknis

◼ Gagasan/konsep mendasar dan teori-teori


terkait budidaya tanaman
◼ Merupakan alasan dan latar belakang
kegiatan kultur teknis perlu dilakukan
◼ Membahas hal-hal mendasar yang berada
di balik kegiatan kultur teknis tanaman
◼ Bukan secara langsung membahas apa
dan bagaimana kegiatannya, tetapi
“mengapa” dan sasaran dari kultur teknis
(tanaman) dilakukan.
Mengapa perlu dipelajari ?

◼ Kultur teknis bukan satu-satunya faktor


penentu produksi
◼ Dalam manajemen produksi (perkebunan),
banyak faktor dan komponen (sumberdaya)
yang harus dikelola
◼ Sasaran akhir mengelola produksi adalah
mendapatkan laba sebesar-besarnya
◼ Laba (profit) adalah selisih antara hasil
penjualan dikurangi dengan biaya (harga
pokok produksi, cost price)
Sasaran Pembelajaran

1. Memahami hal-hal mendasar dan teori-teori


yang melatar-belakangi kegiatan kultur
teknis tanaman (kelapa sawit dan karet)
2. Memahami manajemen produksi tanaman
secara lebih integral dan komperehensif
3. Mengetahui titik-titik kritis dalam
pengelolaan kultur teknis tanaman
4. Mampu melakukan tindakan (pencegahan/-
preventif maupun penanganan/kuratif).
Kompetensi yang diharapkan
◼ Hard competence, ttg. Teori terkait Kesesuaian
lahan, syarat tumbuh, bahan tanam, kultur teknis
(pemeliharaan) tanaman & eksploitasi (panen)
◼ Soft competence :
◼ Conceptual thinking (Berpikir Konseptual/Theory)
◼ Analytical thinking (Berpikir Analitis)
◼ Problem solving (Pemecahan Masalah)
◼ Decision making (Pengambilan Keputusan)
◼ Etc.
Manajemen Produksi

Usaha mengelola serangkaian sumberdaya


produksi meliputi SDM, SDA (tanaman, alam
berupa lahan/tanah, iklim, lingkungan biotik
dan abiotik), sumberdaya modal/kapital, dll.
melalui tahapan proses secara terarah
dengan mempergunakan ilmu dan seni
guna mencapai sasaran (target)
secara efektif dan efisien
Sasaran Manajemen Produksi

◼ Terlaksana kegiatan sesuai rencana


◼ Target produksi tercapai sesuai potensi
◼ Biaya (harga pokok produksi) terkendali
◼ Umur produktif tanaman optimal
◼ Periode produksi puncak maksimal

LABA USAHA MAKSIMAL


KPI ASISTEN TANAMAN
◼ TBM Prima
◼ Produktivitas
◼ Potensi produksi tergali maksimal
◼ Lossis lapangan rendah
◼ Tingkat pencurian rendah
◼ Harga Pokok Produksi
◼ HPP Panen rendah (standard)

◼ Semangat kerja karyawan tinggi


◼ Suasana kebun kondusif
KOMPONEN SUMBERDAYA

Potensi produksi tergantung investasi pada


sumberdaya:
1. Alam (tanaman, iklim, tanah dan topografi)
2. Modal (sarana produksi, alat-alat - mesin,
infrastruktur, dll.)
3. Manusia (kompetensi bidang kultur teknis,
manajerial dan leadership), selain fisik
4. Intangible resources (SD tidak berwujud)
meliputi strategi, perijinan/regulasi, keuangan,
harga komoditi, keamanan, waktu dll.
KULTUR TEKNIS TANAMAN
Perawatan
tanaman
Pemupukan
Pengendalian HPT
Panen
Lingkungan
Tanah
PRODUKTIVITAS
Iklim
KUALITAS
SUSTAINABILITAS
Bahan
tanaman
Indikator Kinerja
◼ Kuantitas (Produktivitas) tinggi
◼ Berat tandan (BJR)
◼ Jumlah tandan per pohon
◼ Jumlah pokok
◼ Kualitas (Mutu produksi) tinggi
◼ Rendemen
◼ ALB
◼ Sustainable (berkelanjutan)
◼ Stabil dalam produksi (trend curve)
◼ Periode puncak optimal
Falsafah Produksi

Pengelolaan :
◼ Syarat Tumbuh (KKL) dan
Biologi Tanaman

&
◼ Bahan Tanam (Bibit)
◼ Lahan & Penanaman
◼ Pemeliharaan TBM
◼ Pemeliharaan TM
◼ Panen, Angkut, Olah (PAO)
Tugas (Assignment) 1

1. Seorang planters harus menguasai kultur


teknis, aspek apa saja yang harus
dikuasai ?
2. Sebagai Asisten kebun, dalam
menjalankan tugas, kinerjanya mengacu
pada key performance indicator (KPI),
Mengapa demikian?
3. Sebagai Asisten Afdeling, sumberdaya
apa saja yang harus dikelola ?
TOPIK 2 & 3
SYARAT TUMBUH DAN
BIOLOGI TANAMAN
Aries Sukariawan
08121584246
Syarat Tumbuh (KKL)
dan Biologi Tanaman
Mengawali Pengusahaan Tanaman (Kebun)
◼ Pengelolaan Kelas Kesesuaian Lahan (KKL)
▪ Pengelolaan Iklim
▪ Pengelolaan Topografi
◼ Pengelolaan Syarat Tumbuh Optimal
◼ Pengelolaan Faktor Pembatas
▪ Faktor pembatas berat
▪ Faktor pembatas sedang
▪ Faktor pembatas ringan
SYARAT TUMBUH

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit


❖ Iklim tropika basah sekitar 12º LU/LS
❖ Ketinggian 0-400 m dpl.
❖ CH 2.000 – 2.500 mm/th.
❖ Distribusi hujan merata sepanjang tahun
❖ Topografi, sifat fisik, khemis dan biologi
tanah serta faktor iklim yang lain akan
mempengaruhi potensi tanaman
Kriteria Kesesuaian Lahan
Tanah Mineral IFP=Intensitas Faktor Pembatas

No. Karakteristik Sim IFP : Tanpa IFP : IFP : IFP :


bol (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat (3)

1. Curah hujan h 1.750-3.000 1.750-1.500 1.500-1.250 <1.250


(mm) >3.000
2. Bulan kering k <1 1-2 2-3 >3
(bulan)
3. Ketinggian dpl. l 0-200 200-300 300-400 >400
(Altitude) (m)

4. Bentuk W Datar- Berombak- Bergelomb Berbukit-


wilayah/kemirin berombak bergelomb ang- bergunun
gan lereng (%) <8 ang berbukit g
(Topografi) 8-15 15-30 >30
Kriteria Kesesuaian Lahan
Tanah Mineral IFP=Intensitas Faktor Pembatas

5. Batuan di b <3 3-15 15-40 >40


permukaan dan di
dalam tanah (%-
volume)
6. Kedalaman/solum s >100 100-75 75-50 <50
efektif (cm)
7. Tekstur tanah t Lpbd,lplibps, Li,libps,lpbps Psrblp,db Liat berat,
lplibdb,lpli , lp pasir

8. Kelas drainase d Baik;sedang Agak Cepat, Sangat cepat,


terhambat; terhambat sangat
agak cepat terhambat,
tergenang

9. Kemasaman tanah a 5,0-6,0 4,0-5,0 3,5-4,0 <3,5


(pH) 6,0-6,5 6,5-7,0 >7,0
Kriteria Kesesuaian Lahan Tanah Gambut
IFP = Intensitas Faktor Pembatas

No. Karakteristik Simbol IFP : Tanpa IFP : Ringan IFP : Sedang IFP : Berat
(0) (1) (2) (3)
1. Curah hujan (mm) h 1.750-3.000 1.750-1.500 1.500-1.250 <1.250
>3.000
2. Bulan kering (bulan) k <1 1-2 2-3 >3

3. Ketinggian di atas l 0-200 200-300 300-400 >400


permukaan laut (m)
4. Kandungan bahan b <3 3-15 15-40 >40
kasar (% vol)
5. Ketebalan gambut s 0-60 60-150 150-300 >300
(cm)
6. Tingkat pelapukan t Saprik Hemosaprik Hemik Fibrik
gambut Saprohemik Fibrohemik
Hemofibrik
7. Kelas drainase d - - Terhambat Sangat
terhambat;
Tergenang
8. Kemasaman tanah a 5-6 4-5 3,5-4 <3,5
(pH)
KKL - KELAPA SAWIT
Kelas Kesesuaian Lahan Kriteria

Kelas S1 Unit lahan yang memiliki tidak lebih


(Sangat Sesuai) dari satu pembatas ringan (optimal)
Kelas S2 Unit lahan yang memiliki lebih dari satu
(Sesuai) pembatas ringan dan/atau tidak
memiliki lebih dari satu pembatas
sedang
Kelas S3 Unit lahan yang memiliki lebih dari satu
(Agak Sesuai) pembatas sedang dan/atau tidak
memiliki lebih dari satu pembatas berat
Kelas N1 Unit lahan yang memiliki dua atau
(Tidak Sesuai Bersyarat) lebih pembatas berat yang masih
dapat diperbaiki
Kelas N2 Unit lahan yang memiliki pembatas
(Tidak Sesuai Permanen) berat yang tidak dapat diperbaiki
BIOLOGI TANAMAN

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq.)


◼ Monokotil, palma, tidak berkambium
◼ Akar serabut, perakaran dangkal
◼ Pelepah dengan filotaksis daun 3/8
◼ Berumah satu (monoecious)
◼ Bunga jantan dan betina terpisah
◼ Buah (fruit) tersusun dalam tandan (bunch)
Palma, Monokotil

◼ Pada umumnya tidak bercabang


◼ Pertumbuhan batang (meninggi) 35-75 cm/th
◼ Kadang bercabang (genetis atau patogenis)
◼ Tidak berkambium
◼ Batang yang luka/rusak tidak dapat pulih
◼ Xylem dan Floem tersebar pada batang

◼ Tanaman palma penghasil minyak


◼ Produktivitas tinggi dibandingkan tanaman lain
◼ TBS 25-30 ton/ha/th setara CPO 5-7,5 ton/ha/th
Pengelolaan Pelepah Daun

◼ Filotaksis : Susunan pelepah pada batang


◼ Rumus filotaksis 3/8
◼ 8 pelepah tersusun dalam 3 putaran (1 spiral)
◼ Arah spiral bervariasi (kiri dan kanan)
◼ Pemahaman filotaksis menjadi dasar dalam
pengelolaan tajuk (prunning)
◼ Kelapa sawit tidak mengalami self prunning
◼ Panjang pelepah penentu jarak tanam ideal
SUSUNAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT
DIAGRAM PHYLOTAXIS KELAPA SAWIT
Arah Susunan Pelepah
(Filotaksis)

Ke Kiri

Ke Kanan

Arah spiral tidak menunjukkan jenis/varietas tertentu


Sistem Perakaran

◼ Akar serabut, pertumbuhan ke samping


◼ Umur 7 th (TM4) akar sdh bersinggungan antar
tanaman (JT 9 m)
◼ Perakaran dangkal, berada 5-35 cm (samping)
dan 1,5-2 meter (kedalaman pada bonggol)
◼ Rentan terhadap cekaman kekeringan
◼ Respon cepat terhadap pemupukan terutama
dengan broadcast (ditabur)
Perakaran Kelapa Sawit
1. Sistem perakaran merupakan sistem serabut yang
terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarter

2. Akar kuarter merupakan akar absorbsi utama

3. Sistem perakaran aktif pada kedalaman 5 - 35 cm

4. Akar aktif yang tinggi terjadi pada gawangan dimana


pelepah ditumpuk dan mengalami dekomposisi

5. Akar berfungsi : menunjang struktur batang,


menyerap unsur hara dan air & sebagai salah satu
alat respirasi
SISTEM PERAKARAN KELAPA SAWIT
Kondisi Penampang Perakaran
Tampak samping Tampak samping

Profil akar
Tampak atas

9m

Tanaman Kelapa Sawit


Umur 7 tahun
Penampakan Perakaran Tanaman Kelapa Sawit
MONOECIOUS

◼ Berumah satu (monoecious)


◼ Bunga jantan dan betina terpisah
◼ Penyerbukan dibantu angin dan serangga
(SPKS, serangga penyerbuk kelapa sawit)
◼ Elaeidobius kamerunicus serangga utama
◼ E. kamerunicus berkembang biak di bunga jantan
◼ Populasi bunga dan SPKS mempengaruhi
efektifitas penyerbukan
SEX RATIO

◼ SR = (bunga betina : bunga total) x 100%


◼ Sex ratio (SR) mempengaruhi efektifitas
penyerbukan dan pembentukan buah
◼ Sex ratio Ideal (penyerbukan) = 80 – 90 %
◼ >> 90% berdampak kurang efektifnya
penyerbukan, banyak buah landak dan
partenokarpi (tandan tidak sempurna)
◼ << 80% penyerbukan efektif tapi tandan
yang dihasilkan sedikit
BIOLOGI TANAMAN

◼ Buah (fruit) tersusun dalam tandan (bunch)


◼ Bunch terdiri dari
◼ Tangkai (stalk)
◼ Spikelet
◼ Brondolan (fruit)

Anda mungkin juga menyukai