Anda di halaman 1dari 31

PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA SAWIT

BELUM MENGHASILKAN (TBM)


PEMELIHARAAN TBM

1.Konsolidasi Tanaman
2.Pemeliharaan Piringan & Pengendalian Gulma
3.Kastrasi
4.Tunas Pasir
5.Pemupukan
6.Pengendalian Hama
7.Persiapan Panen
PEMELIHARAAN TBM

A. Konsolidasi Tanaman
 Menginventarisasi tanaman (mati,
tumbang, terserang hama/penyakit )
 Menegakkan tanaman dan memadatkan
tanah
Penyisipan tanaman
● Mengganti tanaman mati atau yang
terserang hama/penyakit
● Cara penanaman seperti tanaman baru
● Bibit untuk penyisipan disediakan ± 5%
● Penyisipan dilakukan maksimal hingga
tanaman berumur 5 tahun
Perlu disisip
PEMELIHARAAN TBM

B.Pemeliharaan Piringan & Pengendalian Gulma


● Membersihkan piringan pohon :
‐Radius piringan : 1 m (TBM 1); 1,25 m (TBM 2); & 1,50 m (TBM 3)
‐Secara manual dengan rotasi 1-1,5 bulan sekali (norma 2,5- 4 HK /ha /rotasi)
‐Pemeliharaan secara kimia dianjurkan mulai TBM 3 → 2 bulan sekali
(glyphosate 300 cc /ha/rotasi )
● Pemeliharaan penutup tanah → P0, P1, P2, P3 dan P4
● Pengendalian gulma :
‐Anakan kayu didongkel → mencabut hingga ke akarnya
‐Lalang “haram” hukumnya → wiping dengan bahan glyphosate dengan rotasi
sebulan sekali.

Keterangan :
PO : Clean weeding
P 1 : 100 % LCC
P 2 : 85 % LCC, 15 % rumput lunak (soft grasses)
P 3 : 70 % LCC, 30 % rumput lunak (soft grasses)
P 4 : 50 % LCC, 50 % rumput lunak (soft grasses)
PEMELIHARAAN TBM
Pemeliharaan Kacangan Penutup Tanah
● Bertujuan mempertahankan kondisi areal agar
tetap murni kacangan.
● Teknik pelaksanaan : Fungsi Kacangan Penutup Tanah:
- Cabut atau garuk gulma di antara kacangan secara - Menjaga kelembaban tanah
teratur - Sumber bahan organik dan hara
- Balik dan potong sulur kacangan yang masuk - Menekan perkembangan gulma
piringan pohon atau membelit pohon - Mencegah erosi tanah/hara
- Dongkel kayuan pada areal kacangan - Menekan perkembangan Oryctes
● Pemupukan kacangan dengan RP pada umur 2, 4
dan 6 bulan berturut-turut sebanyak 40, 40 dan
120 kg / ha
PEMELIHARAAN TBM

Rawat kacangan manual Rawat kacangan khemis


Rawat kacangan secara manual

Hk/Ha
Umur
Penutup tanah Rotasi Per rotasi Per Thn Keterangan
tanaman

Cabut rumput
selektif diantara
Kacangan murni 1-3 tahun 6x 6 36 kacangan dan
bongkar tumbuhan
pengganggu
Penutup tanah Bongkar tumbuhan
campuran pengganggu
1-3 tahun 4x 2 8
(Kacangan +
gulma lain)

Rawat kacangan secara kimiawi

Herbisida Konsentrasi (%) Rotasi


Gulma
Graminae Round Up 0,7
6x
Daun lebar 2,4 D-Amine 0,5
PEMELIHARAAN TBM
Pemeliharaan Penutup Tanah
P 0 = menyingkirkan semua gulma sebelum kacangan ditanam.
P 1 = menyingkirkan semua gulma, kacangan bersih dari gulma (kacangan 100%)
umur 0-6 bulan, rotasi 2 minggu
P 2 = kacangan 85%, rumput lunak 15%, umur 7-12 bulan, rotasi 3 minggu
P 3 = kacangan 70%, rumput lunak 30%, umur 7- 12 bulan, rotasi 3 minggu
P 4 = dongkel perdu, kacangan campur rumput lunak, umur 13- 30 bulan, rotasi 4
minggu
P 5 = babat layang, bebas dari lalang dan anakan kayu
PEMELIHARAAN TBM
C. Kastrasi
Manfaat kastrasi :
● Membuang seluruh bunga jantan dan bunga
1. Merangsang pertumbuhan vegetatif
betina 2.Mendapatkan buah dengan berat
● Dimulai pada saat tanaman mulai berbunga yang seragam
(umur 9-12 bulan) 3.Sanitasi tanaman → mengurangi
● Rotasi 1 bulan sekali → norma kerja 2,5 kemungkinan serangan hama –
HK/Ha/rotasi penyakit.
● Kastrasi dihentikan setelah tanaman berumur
24 bulan → diharapkan umur 30 bulan panen
standar
PEMELIHARAAN TBM
D. Tunas Pasir
•Dilakukan 6 bulan sebelum TM (berumur 24 bulan bersamaan kastrasi terakhir)
•Pelepah kering dan pelepah yang menempel di tanah dipotong memakai dodos ukuran
5 – 7,5 cm → norma kerja 1,5 – 3 HK/ha/ rotasi.
•Tunas pasir dilakukan sekalian untuk pembersihan buah-buah busuk → buah busuk
dipotong, dikumpulkan di TPH, lalu dibakar agar Marasmius sp tidak menular
PEMELIHARAAN TBM
E. Pemupukan
• Pemupukan di TBM dilakukan sesuai
dengan standard yang dikeluarkan oleh
PPKS → berdasarkan umur tanaman
• Jenis pupuk yang umum digunakan adalah
pupuk makro (Urea, TSP, RP, MOP, Dolomite)
dan mikro (HGF Borate, Cu, Zn, Fe)
• Pemupukan dilakukan di piringan pohon
PEMELIHARAAN TBM
GEJALA DEFISIENSI HARA PADA TBM

Defisiensi Boron Defisiensi Kalium

Defisiensi Nitrogen

Defisiensi Magnesium
Dosis Pupuk TBM PEMELIHARAAN TBM
Dosis Pupuk (gram/pohon)
URAIAN Umur
(Bulan) UREA SP TSP MOP DOLOMIT BORATE CuSO4

Lubang
- 250 - - 500 - -
Tanam
1 150 - - - - - -
3 250 - 350 150 250 - -
5 250 - - 250 250 - -
TBM-1
8 500 - 500 350 500 25 25
12 500 - - 500 500 - -
Jumlah 1.650 250 850 1.250 2.000 25 25
16 750 - 750 750 750 25 25
20 750 - - 750 750 - -
TBM-2
24 1.000 - 1.000 750 1.000 50 -
Jumlah 2.500 - 1.750 2.250 2.500 75 25
28 1.000 - 1.000 750 1.000 75 -
32 1.000 - - 1.000 1.250 - -
TBM-3
36 1.250 - 1.000 1.000 1.250 75 -
Jumlah 3.250 - 2.000 2.750 3.500 150 -
Jumlah seluruh 7.400 250 4.600 6.250 8.000 250 50
PEMELIHARAAN TBM
F. Pengendalian Hama
•Jenis hama yang sering menyerang TBM → ulat pemakan daun kelapa sawit
(UPDKS), belalang, apogonia, kumbang tanduk (Orytes rhinoceros), tikus, babi
dan gajah.
PEMELIHARAAN TBM

Pengendalian Hama & Penyakit


● Sistem pengendalian yang digunakan adalah sistem pengendalian hama terpadu
(PHT)
● Pengendalian dilakukan jika populasi hama pada populasi kritis
● Mengutamakan pelestarian dan pemanfaatan musuh alami seperti:
‐ Feromonas → Oryctes
‐ Metarhizep → UPDKS (ulat api)
‐ Tyto alba → tikus
● Penggunaan bahan kimia sintetik sebagai tindakan terakhir dan dipilih yang paling
aman terhadap lingkungan
PEMELIHARAAN TBM
Pengendalian Oryctes (Kumbang Tanduk)
Pengendalian hama Oryctes sp dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
 Secara mekanis yaitu dengan mengutip
oryctes sp yang ada di dalam pelapah.
 Pengutipan larva di batang lapuk.
 Dengan aplikasi Feromon (ferotrap).
 Pemasangan jaring (net)
 Pemberian bahan kimia seperti marshall
pada tajuk daun muda (pupus).

Aplikasi feromon dengan


ferotrap
PEMELIHARAAN TBM
G. Persiapan Panen
● Panen dilakukan setelah tanaman berumur 30 bulan
● Areal dianggap telah menjadi tanaman menghasilkan
(TM) jika pohon yang berbuah (matang panen) sebanyak
60% dengan RBT 3 kg
● Sarana panen yang perlu dipersiapkan adalah :
‐ Jalan pikul : interval 2 baris tanaman, lebar 0,8-1 m
‐ Tempat pengumpulan hasil (TPH) setiap 5 gawangan
‐ Tangga-tangga panen dan jalan ereng-ereng pada areal
berlereng
‐ Titi panen pada areal rendahan (berparit)
PEMELIHARAAN TBM
Sarana Panen

Jalan pikul Titi panen

Tangga panen TPH


PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA
SAWIT MENGHASILKAN (TM)
PEMELIHARAAN TM
1. Pengendalian gulma
2. Penunasan pelepah (Pruning)
3. Pengendalian hama dan penyakit
4. Pengawetan tanah dan air
5. Pemupukan
6. Pemeliharaan jalan
Pengendalian Gulam
1. Pengendalian gulma di piringan
pengendalian gulma di piringan pohon dapat
dilakukan secara manual atau kimia dengan rotasi
masing-masing satu bulan atau tiga bulan.

2. Pengendalian gulma dijalan pikul


dapat dilkukan secara kimia atau manual untuk
daerah datar dan untuk daerah berbukit dilakukan
dengan cara manual ( dibabat).

3. Pengendalian gulma di gawangan


gawangan adalah areal yang terletak diantara
bariasan tanaman kecuali piringan pohon.
pengendalian gulma lunak dilakukan dengan
membabat setinggi 30 cm di atas permukaan tanah
dengan rotasi 3 bulan sekali, sedangkan
pengendalian gulma berkayu dilakukan dengan
cara mendongkel hingga ke akar-akarnya dengan
rotasi 6 bulan sekali.
PENUNASAN PELEPAH (PRUNING)
 Penunasan (pruning) pada tanaman kelapa sawit merupakan upaya untuk mengatur
jumlah pelepah yang perlu dipertahankan tetap berada pada tanaman atau dengan
kata lain merupakan pengelolahan tajuk (canopy management).

 Penunasan bertujuan untuk memudahkan pemotongan tandan buah dan


pengamatan buah masak, menghindari tersangkutnya buah berondol pada ketiak
pelepah, mempelancar proses penyerbukan alami, sanitasi, dan mempermudah
kegiatan pemeliharaan, seperti pemupukan dan penyiangan.

- Standar jumlah pelepah tanaman umur ≥ 8 tahun adalah 40 – 48 pelepah/pohon dan


umur ˂ 8 tahun sebanyak 48 – 56 pelepah/pohon.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama tanaman kelapa sawit
→ ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS),
→ belalang,
→ apogonia,
→ kumbang tanduk (Orytes rhinoceros),
→ tikus,
→ babi
→ gajah.
Dari bebrapa jenis hama yang menyerang tersebut tikus belukar merupakan jenis
yang paling dominan dan dijumpai pada hampir semua perkebunan kelapa sawit.

Tikus menyerang bunga betina dan jantan, memakan mesocrp (daging buah), baik
pada tandan muda maupun yang sudah matang.
Pengendalian Hama

● Sistem pengendalian yang digunakan adalah sistem pengendalian hama


terpadu
(PHT)
● Pengendalian dilakukan jika populasi hama pada populasi kritis
● Mengutamakan pelestarian dan pemanfaatan musuh alami seperti:
‐ Feromonas → Oryctes
‐ Metarhizep → UPDKS (ulat api)
‐ Tyto alba → tikus
● Penggunaan bahan kimia sintetik sebagai tindakan terakhir dan dipilih
yang paling aman terhadap lingkungan
2. Penyakit tanaman kelapa sawit
→ penyakit busuk pangkal batang (BPB)
- disebabkan Ganoderma Bonenensen infeksi infeksi dan penularan penyakit terjadi
melalui kontak antara bagian yang sehat dan bagian yang terinfeksi atau melalui
spora.
- Pengendalian busuk pangkal batang dapat dilakukan melalui sanitsi sumber inokulum
yaitu akar dan batang yang terinfeksi dan pemberian agens antagonis Trichoderma sp
pada lubang tanam.
→ Penyakit karat daun (red rust)
 Ddisebabkan oleh patogen Cephaleuros virescen. Menyerang daun-daun tua pada
TM berumur ˃ 5 tahun . Penyakit karat daun dipicu oleh curah hujan tinggi dan
kelembaban udara serta banyak dan beragamya inang di sekitar kebun.
 Pengendalian dilakukan dengan menunas pelepah secara teratur dan benar, dan
penyemprotan fungisida tembaga dosis 2,5-5 g/2 Liter air denga rotasi 1 minggu.
→ penyakit busuk tandan
 Disebabkan oleh patogen Marasminus palmivorus.
- Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan mengurangi kelembaban udara melalui
penunasan yang teratur, membuang tandan yang busuk dan menyemprotkan
fungisida.
PENGAWETAN TANAH DAN AIR
 Pemeliharaan teras (kontur atau tapak kuda)

 Perawatan dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan tetap


mempertahankan sudut kemiringan 8 – 10 °
PEMUPUKAN
Faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam
penentuan dosis pupuk adalah :
• Tanah (jenis, sifat fisik, dan kimia tanah)
• Iklim (curah hujan, hari hujan dan penyebaranya)
• Hasil penelitian pemupukan
• Umur tanaman
• Produktivitas tanaman yang dicapai
• Realisasi pemupukan 2 tahun sebelumnya
• Hasil analisis daun dan tanah
• Hasil pengamatan tanaman secara visual di
lapangan
STANDAR UMUM PEMUPUKAN TANAMAN
Umur Dosis pupuk (kg/pohon/tahun)
(bulan) Urea SP-36 MoP Kieserit Jumlah

3–8 2 1,50 1,50 1 6


9 – 13 2,75 2,25 2,25 1,50 8,75
14 - 20 2,50 2 2 1,50 7,75
21 - 25 1,75 1,25 1,25 1 5,25

• Pemupukan dengan cara ditabur


• Waktu pemupukan pada saat curah hujan 60-200 mm/bln selang waktu 2
bulan
• Frekwensi pemupukan 2-3 kali setahun
Dua sistem pengambilan sampel daun:
1. sistem terpusat
pohon contoh terpusat pada wilayanh tertentu yang
mewakili, umumnya pada areal dengan topografi datar -
berombak.

2. sistem tersebar
pohon contoh tersebar merata di seluruh unit, umumnya
pada areal dengan topografis bergelombang - berbukut

Syarat – syarat pohon contoh :


• Pohon tidak dekat jalan, sungai, bangunan, atau parit
• Bukan merupakan pohon sisipan
• Tidak berdekatan dengan areal terbuka (hiaten)
• Pertumbuhan pohon normal dan tidak terserang hama
penyakit
PEMELIHARAAN JALAN
• Jalan utama dirawat 1 kali setiap 6 bulan dengan pengerasan serta perawatan
jalan produksi dan jalan kontrol dengan rotasi 1 kali sebulan.
• Perataan jalan dengan di grader dan dipadatkan dengan compactor
sebanyak 4 – 6 kali putaran
• Perawatan jalan diikuti dengan perawatan parit membersikan dan
mengeruk endapan
• Hasil kerukan ditempatkan pada sisi parit sebagai benteng untuk menahan
laju erosi permukaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai