Anda di halaman 1dari 41

INOVASI TEKNIK BUDIDAYA

TANAMAN KOPI

Oleh : Sutardjo

BANYUWANGI, 11 JULI 2019


Pendahuluan:
➢ Kopi berasal dari kawasan Afrika (Ethiopia)
➢ Dimanfaatkan oleh rokhaniawan Yaman, menyebar di Timur Tengah
➢ Kopi masuk Pulau Jawa th. 1696 (kopi arabika) dan robusta th. 1900
➢ Di Indonesia sentra tanaman kopi: Aceh, Sumut, Sumsel,Lampung,
Kerinci, Jatim, Bali, Toraja, Papua, Jatim, Bali, Toraja, Papua
➢ Indonesia merupakan ekspotir kopi no 4 dunia (600.000 ton), dimana
eksportir nomor satu Brasil sebanyak 3,3 juta ton, Vietnam 1,5 juta ton,
Kolombia 850.000 ton (Harian Kompas, 29 Juli 2017)
➢ Biji kopi mengandung anti inflamasi dan antioksidan

Perbedaan roasting mempengaruhi kadar asam klorogenik,


anti inflames dan antioksidan
Jenis kopi:
1. Kopi Arabika (Coffea arabica):
Varietas lama:Typica, Lini-S, Gayo, Kartika, Katimor jaluk
Varietas baru: S 795, Andungsari, Sigarar Utang, Klon
Andungsari 2 K, Gayo 1, Gayo 2, Komasti (Komposit
Andungsari Tiga)
Tumbuh di dataran tinggi (≥ 700 m dpl)
Suhu udara rata-rata 17 – 21 C
Ukuran biji 18 – 22 gram/100 btr, kafein 1,0 – 1,3 %,
Cita rasa: agak asam, fruity (ada rasa buah)
Warna biji agak coklat, hijau kebiruan jika hsl fermentasi
basah
Kopi arabika menyerbuk sendiri
KOPI ARABIKA
Coffea arabica
(58% dunia, 25% Indonesia)
2. Kopi Robusta:
Klon: BP 42, BP 358, BP 409, BP 436, BP 534, BP 936, BP 939
SA 203, BP 308,kouilou, ugandae
Tumbuh di dataran rendah (≤ 600 m dpl)
Suhu udara rata-rata 22 – 30 C
Ukuran biji 12 – 15 gram/100 btr, kafein 2,0 – 3,0 %
Warna biji agak coklat, hijau kebiruan jika hsl fermentasi basah
Cita rasa agak rendah (tdk asam) rasa netral
Kopi robusta menyerbuk silang
3. Kopi Arabusta: Hibrida de Timor
Hasil silangan arabika dengan kanepora
Tumbuh di dataran rendah (P.Timor)
Rasa tidak seenak arabika
4. Kopi Liberika Tungkal Komposit
Tempat tumbuh : dataran rendah
Produktivitas 1,1 – 1,3 ton biji/ha
Citarasa di antara robusta dan arabika, lebih menonjol rasa buah nangka
(Hulupi, Retno. 2013)
KOPI ROBUSTA
Coffea canephora
(42% dunia, 75% Indonesia)
KOPI LIBERIKA
Coffea liberica
(0,5% Indonesia)
PERSYARATAN KOPI ARABIKA KOPI ROBUSTA
TEMPAT TUMBUH

Iklim:
➢Curah Hujan •di atas 1.300 mm/th • di atas 1.250 mm/th, optimum
•masa bulan kering 3 bln, 1.550 – 2.000 mm/th
maksimum 4 bln (CH ˂ 60 mm) • masa kering 3 bln atau lebih
➢Suhu udara harian 15 – 24 C
o 24 – 30 o C
➢Elevasi wilayah 700 – 2.500 m dpl 0 – 500 m dpl
➢Kemiringan lereng * Maks 45 % * Maks 45 %

Tanah :
➢pH tanah 5,2 - 6,5 ≥ 4,5 – 7,0
➢Kesuburan tanah Baik Baik
➢Sifat fisik tanah Drainase baik darainase baik
Solum dalam (≥ 100 cm) Solum tanah dalam (≥ 100 cm)
KOPI ARABIKA (Coffea arabica)
KUALITAS/KARAKTERISTIK LAHAN

KELAS KESESUAIAN LAHAN


S1 S2 S3 N
Temperatur rerata (oC) harian 16- 22 15-16 14- 15 <14
22-24 24-26 >26
Ketinggian tempat dpl 700-1600 1600-1750 1750-2000 >2000
600-700 100-600 <100

KETERSEDIAAN AIR (w)


Curah hujan/thn (mm) 1200-1800 1000-1200 2000-3000 >3000
1800-2000 800-1000 <800
Kelembaban udara (%) 40-70 30-40 20-30 <20
70-80 80-90 >90
Lama masa kering 1-4 <1;4-5 5-6 >6
KETERSEDIAAN OKSIGEN (oa)
Drainase baik sedang Agak terhambat, Terhambat, sangat
agak cepat terhambat, cepat
MEDIA PERAKARAN (r)
Halus, agak - Agak kasar Kasar, sangat
Tekstur
halus, sedang halus
Bahan kasar (%) <15 15-35 35-60 >60
Kedalaman tanah (cm) > 100 75 - 100 50 - 75 < 50
GAMBUT :
Ketebalan (cm) <60 60-140 140-200 >200
Kematangan Saprik Saprik-hemik Hemik-fibrik fibrik
RETENSI HARA (nr)
KTK liat (cmol) >16 <16
Kejenuhan basa (%) >50 35-50 <35
pH H2O 5.6–6.6 6.6-7.3 <5.5;>7.4
C-Organik (%) >1.2 0.8-1.2 <.0.8
TOKSISITAS (xc)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI DAN MUTU BIJI KOPI (Hulupi,Retno, 2013)

1. Varietas/Klon anjuran: berasal dari kebun benih/kebun entres


2. Ketinggian tempat tanam: Arabika > 1.000 m dpl., Robusta 40
– 900 m dpl., Liberika > 10 m dpl.
3. Pengelolaan kebun:
* ada tanaman pelindung/penaung
* pemupukan: kimia dan organik (sesuai dosis/hasil
analisis kimia tanah)
* Pemangkasan: pangkas bentuk dan pemeliharaan
* Pengolahan tanah (terrasering/rorak)
* Pengendalian hama-penyakit dan gulma
4. Cara panen: petik merah dan sortasi buah hijau/hitam
5. Pengolahan, penjemuran, dan penyimpanan biji kopi
A. Pembibitan
1. Secara generatif (biji)
- Siapkan bedengan berukuran 1 m x 5 m
- Gemburkan tanahnya lalu dicampur bahan organik/kotoran ternak
- bedengan diberi naungan dari alang-alang
- tanam biji kopi dengan bagian rata menghadap ke bawah ± 0,5 cm
- jarak tanam 10 cm x 10 cm
- setelah bibit berdaun dua lembar bibit dicabut
- bibit dengan akar bengkok dibuang
- bibit dimasukan kedalam koker pembesaran yang berisi tanah: pasir:
kotoran ternak (1:1:1)
- Bibit disimpan di tempat teduh/dinaungi, disiram air tiap hari
- Bibit siap dipindah ke lapangan setelah berumur 1 th atau tinggi ≥ 50
cm
2. Secara vegetatif: stek, sambung stek, somatic embryogenesis,
dan kultur jaringan
- Cara ini akan diperoleh tanaman yang seragam
Arabika

Robusta Ditjenbun, Kemtan, 2014


B. Penanaman

- Siapkan lubang berukuran 30 cm x 30 cm x 30cm


- lubang diisi dengan bahan organi/pupuk kandang
- masukkan 1 sendok campuran pupuk urea:SP36:KCl (1:1:1), aduk
- Buang/robek plastik koker
- Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanaman
- Tutup kembali dengan tanah lalu disiram
- Tanaman peneduh harus ditanam terlebih dahulu
- Jarak tanam 3 m x 3 m (Populasi 1.600 phn/ha)

C. Pemeliharaan

- Lakukan pemupukan secara berkala yaitu awal musim hujan dan akhir
musim hujan (Sebaiknya berdasarkan hasil analisis kimia tanah)
- Dosis disesuaikan dengan umur tanaman
- Lakukan penyiangan gulma
PEMUPUKAN

• Prinsip pemupukan : • Manfaat pemupukan :


• 1. Tepat waktu • 1.Memperbaiki kondisi
• 2. Tepat jenis & daya tahan tanaman
• 3. Tepat dosis • 2.Meningkatkan
produktivitas & mutu
• 4. Tepat cara pemberian hasil
• 3.Mempertahankan
stablitas produktivitas
Dosis Pupuk Tanaman Kopi Pada Setiap Jenjang Umur

Umur Awal Musim Hujan (g/ph) Akhir Musim Hujan (g/ph)


(th)
Urea SP 36 KCl Dolomit Urea SP 36 KCl Dolomit
1 20 25 15 15 20 25 15 15

2 50 40 40 25 50 40 40 25

3 75 50 50 40 75 50 50 40

4 100 50 70 55 100 50 70 55

5-10 150 160 - 75 150 - 200 75

>10 200 200 - 100 200 - 250 100

Sumber: Hulupi, Retno, 2013. Pedoman Praktis Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi
Cara Pemupukan

Penempatan pupuk
•Pupuk perlu ditempatkan di lokasi akumulasi akar
hara kopi, agar sebesar-besarnya porsi pupuk diambil
tanaman

Pembibitan
•Pupuk anorganik dibenam di pinggir media tanah di
sebelah dalam polibeg
•Pupuk organik dicampur dengan media
PEMANGKASAN

a. Pangkas Bentuk :
1. Sistem topping sederhana
2. Sistem Batang Tunggal
3. Sistem Batang ganda

b. Memilih sistem pangkasan


Kondisi Lingkungan
Ketersediaan Tenaga/Dana
Jenis/varietas
Sistem Mercy
Sistem 2 etape
Pangkasan batang tunggal 2 etape
• Bila tanaman sudah besar lakukan pewiwilan
terhadap tunas yang tumbuh di batang/
cabang
• Pembuangan ranting-ranting tua
• Tinggi tanaman dipertahankan antara 125 -
150 cm
• Lakukan pemangkasan pohon pelindung bila
penutupannya lebih dari 75 %
• Jenis tanaman naungan: sebaiknya yg dapat
mengikat nitrogen dari udara seperti halnya
cemara dataran tinggi (Casuarina oligodon),
lamtoro, gamal dll
PENAUNG
Syarat Penaung
• Perakaran tidak mengganggu tanaman kopi
•Tahan dipangkas dan pertumbuhan tajuk cepat;
•Tidak menjadi tanaman inang nematoda;
•Pohonnya tinggi dan berdaun kecil “meneruskan cahaya
difus“
•Batang dan cabang kuat sehingga tidak mudah patah.
•Tidak mengahsilkan biji.
•Tidak bersifat menggugurkan daun, terutama pada musim
kemarau.
Pengendalian Hama Penyakit
Jenis Hama dan Penyakit

1. Hama bubuk buah (Stephanoderes hampei)


2. Hama bubuk cabang (Xylosandrus maorsttuti dan X.
morigerus)
3. Kutu putih dompolan (Pseudococcus citri dan Farrisia
virgata)
4. Nematoda Tylenchus coffeae dan T. similis
5. Penyakit karat daun (Hemileia vastatrix)
6. Penyakit cendawan akar coklat (Phellinus lamaensis)
• NEMATODA PARASIT
• Nematoda adalah cacing kecil (tidak kelihatan oleh
mata telanjang) yang menyerang akar, spesies yang
banyak menyerang kopi Robusta adalah Pratylenchus
coffeae, dan Meloydogine sp.
Kopi Robusta Klon BP 308 di
Daerah Endemik Nematoda
PENGGEREK BUAH

(Hypothenemus hampei atau Stephanoderes hampei)


• Pengendalian secara kultur teknis yaitu dengan memutus
daur (siklus) hidupnya, meliputi
• Petik bubuk, yaitu memetik semua buah masak pada awal
panen (15-30 hari menjelang panen besar)
• Lelesan, yaitu memungut semua buah kopi yang jatuh di
tanah
• Racutan/rampasan, yaitu memetik semua buah yang ada di
pohon pada akhir panen
• Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan
direndam dalam air panas selama 5 menit.
PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo).
• Menyerang buah kopi
yang masih hijau, merah,
dan yang sudah kering
hitam
• •Akibat gerekan PBKo
betina buah gugur,
berlubang, sehingga
menurunkan produksi
dan mutu.
Menggunakan agen hayati: Cendawan Trichoderma spp.
Untuk cendawan akar putih dan Beauveria spp. untuk
Pbko.

• Hypotan, salah satu solusi efektif & ramah


lingkungan untuk masalah PBKo
Contoh Produk Bioinsektisida dan Biofungisida
Berbahan Aktif APH

Bioinsektisida berbahan aktif B. Biofungisida berbahan aktif


bassiana untuk pengendalian hama Trichoderma spp untuk
penggerek buah kopi dan kakao pengendalian penyakit busuk buah
kakao
PENYAKIT KARAT DAUN
• Untuk menanggulangi penyakit karat pada
daun dengan rendaman daun mahoni
• Menanam kopi Arabika di atas ketinggian 1.000
mdpl
• Menggunakan klon tahan KDK (AS2K, S795
dan Sigararutang)
• Menanam tanaman tahan : S-795; Andungsari
1, Andungsari 2K, Gayo 1

• Fungisida tembaga (kontak) kons. 0,3 %


interval 2 minggu misal NORDOX, COPPER
SANDOZ, CUPRAVIT, VITIGRAN BLUE dll

• Fungisida triadimefon (sistemik) kons. 0,1%


satu/dua kali aplikasi misal BAYLETON

• Fungisida nabati : ekstrak daun mahoni


Agroforestri Kopi Menuju
eco-friendly coffee farming
Rorak untuk
serasah
daun kopi
PEMBUATAN STARTER KOMPOS CAIR
Panen
• Panen buah kopi saat buah sudah berwarna
merah atau
merah tua
• Panen bertahap yaitu panen awal (sedikit);
panen besar
(banyak) dan panen akhir (sedikit dan kecil)
• Kopi arabika dari pembuahan sampai panen ± 8
bln
• Kopi robusta dari pembuahan sampai panen ±
10 bln

-
PENUTUP

1. Pemilihan jenis tanaman kopi harus


disesuaikan dengan kondisi lingkungan
setempat: ketinggian wilayah, iklim dan jenis
tanah
2. Untuk kopi arabika kate harus mampu
memupuk dosis tinggi, dan tanaman naungan
sudah siap sebelumnya
3. Untuk tanaman kopi organik harus dipastikan
bahwa di daerah tsb banyak tersedia bahan-
bahan pupuk organik
4. Untuk menjaga kualitas hasil sebaiknya hanya
ditanam satu jenis tanaman kopi
Kebun Kopi Arabika Organik Kelompok Tani
di Tiom, Papua

Anda mungkin juga menyukai