Anda di halaman 1dari 31

KUALITAS AIR

PENGELOLAAN
TANAH DAN AIR 2022
Kualitas air untuk pertanian
• Kualitas Mutu Air : Tingkat kondisi
kualitas air yang menunjukkan kondisi
cemar / kondisi baik pada suatu sumber
air dalam waktu tertentu berdasarkan
perbandingan dengan baku mutu air
yang ditetapkan.

• Aktivitas pertanian menggunakan 70 % dari


air bersih yang tersedia di alam, sehingga
diperlukan sistem :
Irigasi: Agar tidak merusak
tanaman dan tanah
Drainase : Agar tidak
mencemari lingkungan

• kualitas air harus tetap dijaga sebelum  Eutrofikasi


dan di areal pertanian
Kualitas air yang dimaksud:

 Banyaknya konsentrasi endapan (sedimen)


Kandungan sedimen dalam air irigasi akan:
→Mempengaruhi tekstur, permeabilitas serta
kesuburan tanah
→Mempengaruhi daya tampung saluran sehingga
meningkatkan biaya untuk pemeliharaan saluran.
 Banyaknya unsur-unsur kimia serta mikroba
Mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman maupun sifat kimiawi
tanah.
Beberapa Kriteria Mutu Air Irigasi
Menurut FAO (1976) :
• DHL (< 750 – 3.000 μmhos/cm),
• Na (< 3 – 9 SAR),
• Khlorida (< 4 – 10 meq/L) dan
• Boron (< 75 – 2,0 mg/L).
• Selanjutnya KMA ini terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas air 1, 2 dan 3.

Menurut Oklahoma Water Quality Standard (1992) :


• DHL (500 - 6.000 μmhos/cm),
• %Na (45 – 85%), SAR (1-15) dan
• Boron (0,6 – 2,5 mg/L).
• Selanjutnya KMA irigasi ini terbagi dalam enam kelas yaitu sangat baik,
baik, cukup, buruk, sangat buruk dan tidak layak.
Parameter Untuk Menentukan Kualitas Air Irigasi

Kualitas air untuk irigasi


Tergantung:
- Total garam terlarut dalam air
DHL = Daya Hantar Listrik,
TDS = Total Dissolved Solids),
Derajat Kemasaman (pH)
(Parameter Utama)

- Jenis dan kondisi tanah


- Iklim
- Jenis tanaman yang
diusahakan
- Pengelolaan dan irigasi
(Parameter Sekunder)
Irrigation Water Quality Criteria
(USSL Staff 1954; Bresler et al. 1982).

a) Salinity hazard – kandungan total garam


terlarut
b) Sodium hazard – proporsi relatif sodium
(Na+) terhadap ion calcium (Ca2+) dan
magnesium (Mg2+)
c) pH dan Alkalinity – karbonat dan
bikarbonat
d) Ion spesifik : chloride (Cl), sulfate (SO42-),
boron (B), and nitrate-nitrogen (NO3-N).

Corn plant damaged by saline


a). Salinity Hazard : Konsentrasi Garam Total
(Salinitas)
❑Konsentrasi garam total  kriteria paling penting karena
mempengaruhi langsung tingkat kualitas tanah.
❑Tingkat konsentrasi garam yang tinggi sampai batas tertentu
akan meningkatkan tekanan osmotik tanaman sehingga
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
❑Besarnya kandungan garam biasanya disetarakan dalam
bentuk konduktifitas listrik (EC) / Daya Hantar Listrik (DHL)
dengan satuan mmhos/cm atau mhos/cm.
❑Total garam terlarut (TDS) mg/l = 640 EC (mhos/cm)
ppm = 0,64 EC (mhos/cm)
Kriteria air irigasi berdasarkan EC

Ref : Colorado State University


Nilai EC pada batasan curah hujan daerah
Tekstur tanah (% Toleransi Nilai EC pada batasan curah hujan daerah
clay) tanaman
< 350 mm 350-550 mm >550 mm
Halus (>30) Sensitif 1.0 1.0 1.5
Semi toleran 1.5 2.0 3.0
Toleran 2.0 3.0 4.5

Cukup halus Sensitif 1.5 2.0 2.5


(20-30) Semi toleran 2.0 3.0 4.5
Toleran 4.0 6.0 8.0

Cukup kasar Sensitif 2.0 2.5 3.0


(10-20) Semi toleran 4.0 6.0 8.0
Toleran 6.0 8.0 10.0

Kasar (<10) Sensitif - 3.0 3.0


Semi toleran 6.0 7.5 9.0
Toleran 8.0 10.0 12.5
Kriteria Air Irigasi Berdasarkan DHL
Kriteria Air Irigasi Berdasarkan Parameter Garam
Klasifikasi air berdasarkan kadar garamnya
(AS Kapoor, 2001)
Kadar garam (mg/l) Klasifikasi air
< 500 Bersih / segar
500 – 1500 Sedang
1500 – 5000 Payau
> 5000 Asin
35000 Sangat asin
> 35000 Pahit
Jenis Tanaman yang Sensitif, Semi Toleran dan Toleran
Terhadap Garam

Sensitif Semi toleran Toleran


Kacang tanah Jagung Gandum
Kacang panjang Padi Barley
Kedelai Tebu Oat
Jeruk Kapas Bit
Lemon Melon Jambu
Apel Semangka Palm
Peach Selada keriting Kelapa
Pear Kobis Tomat
Bawang Cabai
Kentang Ubi jalar
Mangga
Penurunan Hasil Akibat Salinitas Air Irigasi
b). Sodium Hazard : Perbandingan Jumlah Natrium
Terhadap Kation-kation Lain
Efek kandungan natrium yang tinggi dalam air irigasi:
- Rusaknya struktur tanah karena terdispersinya partikel tanah
- Tingginya pH sehingga akan meracuni tanaman
- Keberadaan kation lain (Ca dan Mg) dalam air akan mengurangi
sifat merusak dari natrium.

Penilaian bahaya natrium dinyatakan dalam: Sodium Adsorption


Ratio (SAR) → Rasio adsorpsi natrium.
Klasifikasi Air Irigasi Berdasarkan Nilai SAR

Colorado State University


Tabel 5. Klasifikasi air irigasi berdasarkan nilai SAR
(U.S. Salinity Lab.) – Sodium Hazard
Kelas Keterangan

S1 Air berkadar natrium rendah (SAR < 10).


Air ini dapat dipergunakan untuk irigasi hampir semua tanah dengan sedikit
kemungkinan bahaya terhadap pembentukan kadar Na+ tinggi. Untuk tanaman yang
peka terhadap Na+ harus dijaga kemungkinan akumulasi natrium.

S2 Air berkadar natrium sedang (SAR : 10 – 18).


Air ini berbahaya bagi tanah dengan tekstur halus yang mempunyai daya absorpsi
tinggi, terutama pada kondisi pencucian yang rendah. Tanah-tanah bertekstur kasar
yang mengandung gips atau pada tanah organik dengan permeabilitas yang baik, air
ini dapat digunakan.

S3 Air berkadar natrium tinggi (SAR : 18 – 26).


Air ini akan menghasilkan konsentrasi Na+ yang tinggi pada hamper semua tanah.
Untuk dapat digunakan pada tanah dengan drainase baik, diperlukan pengolahan
tanah secara khusus disertai dengan tersedianya air untuk pencucian yang cukup
banyak dan cukup tersedia bahan-bahan organic. Pada tanah mengamdung gips,
bahaya natrium ini dapat dikurangi.

S4 Air berkadar natrium sangat tinggi (SAR > 26).


Air ini umumnya tidak baik untuk irigasi, kecuali pada tanah dengan kandungan
garam (salinitas) sangat rendah.
Persentase Natrium (% Na+)
Persentase Natrium (% Na+) diperhitungkan berdasarkan rumus:
Na+
% Na+ = x 100%
Na+ + K+ + Ca2+ + Mg2+

Kadar kation-kation dinyatakan dalam meq/l


Kation : Na+, Ca2+, Mg2+
Tabel 6. Klasifikasi air irigasi menurut Scofield (1935)

Kelas DHL Na (%) Cl/SO42- Boron Kategori


air (mhos/cm) (ppm) (ppm)
1 0 – 250 0 – 20 0–4 0 – 0,67 Sangat baik
2 250 – 750 20 – 40 4–7 0,67 – 1,33 Baik
3 750 – 2000 40 – 60 7 – 12 1,33 – 2,00 Agak baik
4 2000 – 3000 60 – 80 12 – 20 2,00 – 2,50 Kurang baik
5 > 3000 > 80 > 20 > 2,50 Buruk
c). pH and Alkalinity
• Kadar keasaman atau kebasaan air irigasi dinyatakan sebagai
pH (< 7.0 asam; > 7.0 basa).
• Range pH normal 6.5 - 8.4.
• pH rendah → korosi pada sistem irigasi
• pH tinggi > 8.5 sering disebabkan kehadiran konsentrasi
bicarbonate (HCO3-) dan carbonate (CO32- ) atau disebut
alkalinity.
• High carbonates cause calcium and magnesium ions
Mengakibatkan pelepasan minerals dan menyisakan sodium
sebagai ion dominan dalam larutan.
• Air alkali ini dapat mengintensifkan kondisi tanah sodik
• Dalam kasus ini, SAR dihitung untuk mencerminkan
peningkatan bahaya natrium.
d). Ion Spesifik

Chloride (Cl)
Akibat Cloride bagi tanaman
 Kenampakan terbakar
pada daun (leaf burn)

Diatasi dengan:
Penyiraman pada malam
hari atau saat mendung.
Menghindarkan kontak Pemberian irigasi secara
air irigasi dengan daun tetes
Boron

Secara umum beberapa elemen perlu dibatasi sehubungan


efek tosiknya terhadap tanaman, yang dalam hal ini berbagai
parameter logam, umumnya yaitu parameter Boron (B).
Sulfate

• Mempengaruhi tanaman pada


konsentrasi yang tinggi.
• Karena mempengaruhi kapasitas
pengambilan ion lain yang dibutuhkan
tanaman.
• Untuk lahan berpasir, diijinkan hingga <1
% bahan organik dan <10 ppm SO4-S
pada air irigasinya.
Nitrogen

• Konsentrasi ion nitrate pada air irigasi biasanya lebih tinggi


daripada ammonium.
• Kandungan N yang tinggi dapat menyebabkan masalah
kualitas pada tanaman seperti barley dan gula bit dan
pertumbuhan vegetatif yang berlebihan pada beberapa
sayuran (dapat diatasi dengan pengelolaan pupuk dan irigasi
yang baik)
• Nitrat dalam pemupukan harus diaplikasikan secara
bertahap karena sifatnya yang mudah larut
d). Konsentrasi bikarbonat dalam hubungannya dengan
konsentrasi kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)

• Bahaya sodium selain dapat dinilai melalui SAR, juga dapat


dideteksi melalui Residual Sodium Carbonat (RSC).
• Konsep ini berdasarkan bahwa konsentrasi ion-ion
bikarbonat (HCO3) dapat menyebabkan presipitasi dari
kalsium dan magnesium bikarbonat dari larutan tanah yang
akhirnya dapat meracuni tanaman.

• Dapat dihitung menurut rumus:


• RSC = (CO32- + HCO3-) – (Ca2+ + Mg2+)
• Satuan meq/liter
Klasifikasi Air Irigasi Berdasarkan Nilai SAR
Keterangan :
• Kelas (1)
RSC (< 1,25 meq/l) :
• Digolongkan air yang cocok dan baik untuk semua
jenis tanah, sehingga memberikan pertumbuhan
tanaman yang normal.
• Air pada kelas ini tidak memberikan pengaruh buruk
terhadap koloid tanah.
• Kelas (2)
RSC (1,25 – 2,50 meq/l) :
• Air ini cocok untuk jenis tanah tertentu dan untuk tanaman
tertentu pula.
• Biasanya tanaman yang toleran dan agak toleran terhadap
sodium dapat tumbuh.
• Air ini tidak dapat digunakan pada tanah dengan drainase
buruk dan juga perlu pengolahan tanah secara khusus untuk
mengurangi salinitas misalnya dengan mengalirkan air bersih
(salinitas rendah).
• Untuk pemanfaatan tanah ini, dipilih tanaman yang toleran
terhadap kadar garam tinggi seperti tomat, cabai dan ubi
jalar.
• Kelas (3)
RSC (> 2,5 meq/l)
• Air ini tidak cocok dipakai untuk kepentingan
tanaman, karena tingkat kadar garamnya sangat
tinggi.
• Apabila tanah permeable dan pengolahan tanah
khusus dapat dilakukan seperti pencucian tanah
dengan air bersih yang intensif dan pemilihan
tanaman sangat toleran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dari kualitas air
1. Salinitas tanah akan meningkat seiring meningkatnya salinitas air
irigasi, banyaknya irigasi dalam satu musim tanam, kehalusan
tekstur tanah,dan penurunan konduktivitas hidrolik tanah.
2. Alkalinitas tanah meningkat seiring peningkatan nilai SAR atau
kandungan ion bikarbonat dalam air irigasi.
3. Meskipun pada salinitas rendah (1-3 mmhos/cm), alkalinitas tanah
meningkat seiring meningkatnya nilai RSC.
4. Air irigasi yang saline (Tipe Na-Cl), bisa aman digunakan di daerah
yang memiliki drainase yang baik, tekstur tanah kasar, dan muka air
tanah yang rendah.
5. Air saline bisa dipergunakan untuk mengairi tanaman yang toleran.
6. Efek merugikan air salin tidak terjadi di daerah dengan curah hujan
tinggi.
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai