Anda di halaman 1dari 137

DEFINISI & TERBENTUKNYA

LINDI (LEACHATE)
Definisi

Stegmann, R.; Heyer, K., 2006: Long term emissions of landfills


Definisi
Lindi / leachate :

Cairan yang timbul akibat


masuknya air eksternal ke
dalam timbunan sampah,
melarutkan dan membilas
materi-materi terlarut,
termasuk materi organik hasil
proses dekomposisi secara
biologi.

Lindi akan bergerak ke dasar


lahan urug secara gravitasi
dengan membawa cemaran,
baik yang tersuspensi maupun
yang terlarut.
Terbentuknya Lindi (1)
Sampah yang belum
jenuh akan terus
menyerap air hingga
mencapai field capacity
(kondisi jenuh air), baru
lindi berperkolasi menuju
tanah/air tanah

Secara teoritis lindi baru


akan keluar dari timbunan
sampah setelah field
capacity air dari sampah
terlampaui.
Timbulan Lindi
Timbulan Lindi atau Jumlah timbulan lindi
Leachate yang berasal dipengaruhi oleh reaksi
dari landfill seringkali dekomposisi sampah,
menimbulkan beberapa tetapi sebagian besar
problem lingkungan ditentukan oleh jumlah air
(Pencemaran air tanah). eksternal (air hujan) yang
Sistem penutup akhir memasuki landfill.
yang baik pada landfill Informasi debit lindi (l/det)
harus dirancang untuk diperlukan dalam
mengurangi infiltrasi dan perencanaan bak
timbulan lindi. pengumpul dan pengolah
lindi.
Terbentuknya Lindi (2)
Umumnya lindi
mengandung zat organik
dan anorganik dengan
konsentrasi tinggi,
terutama pada timbunan
sampah yang masih baru.

Dalam pengelolaan TPA


yang baik perlu
pengelolaan lindi, karena
lindi terus terbentuk.
Terbentuknya Lindi (2)
Skema umum dalam
memprediksi timbulan lindi
Debit dan Karakteristik Lindi
SANGAT Juga jangan lupa:
BERFLUKTUATIF Posisi pengambilan
Karakteristik dan sampel: apa benar
kuantitas lindi lindi?
dipengaruhi oleh: Waktu pengambilan:
Karakteristik dan sedang hujan?
komposisi sampah
Kalau dari IPAL:
Jenis tanah penutup
landfill composit atau grab?
Iklim/musim
Kondisi kelembaban
dalam timbulan sampah
Umur penimbunan
sampah.
Hal-hal yang sering muncul
Lindi hanya diolah
dengan kolam stabilisasi Ada landfill yang punya
anaerob/aerob, mungkin instalasi pengolah lindi,
warna sulit hilang baru dijalankan bila ada
Tidak ada operator yang kunjungan
memonitor Kurang/ tidak ada
Membiarkan instalasi lindi perhatian dari pengelola
jalan apa adanya tanpa TPA, dianggap mahal
kontrol Sepertinya jarang yang
diuji-coba seeding,
aklimatisasi, koreksi
Karakteristik Umum Lindi
Logam berat yang
Umumnya mempunyai kadang tinggi, hal tsb
konsentrasi BOD dan dikarenakan pH lindi
COD yang tinggi di awal yang asam yang dapat
Kandungan nitrogen melarutkan logam berat
tinggi yang mungkin tercampur
Daya hantar listrik tinggi, dalam sampah
menunjukkan banyaknya pH netral sampai asam
mineral yang terlarut Warna yang sulit
dalam lindi dihilangkan (coklat muda
sampai hitam)
Berbau asam.
Data Karakteristik Lindi
Karakteristik Lindi Berdasarkan Umur Landfill
Parameter Landfill umur < 2 th Tipikal Landfill umur >10 th
( mg/L)
Rentang ( mg/L) Rentang (mg/L)
BOD 2.000-30.000 10.000 100-200
COD 3.000-60.000 18.000 100-500
pH 4,5-7,5 6,0 6,6-7,5
TSS 200-2.000 500 100-400
N-NO2 5-40 200 20-40
N-NO3 5-40 25 5-10
Alkalinitas 1.000-10.000 3.000 200-1.000
Sulfat 50-100 300 20-50
Kalsium 200-3.000 1.000 100-400
Klorida 200-2.500 500 100-400
Natrium 200-2.500 500 100-400
Besi total 50-1.200 60 20-200
Data Karakteristik Lindi di Indonesia

Kota pH COD N-NH4 N-NO2 DHL


Bogor 7,5 28.723 770 0 40.480
8 4.303 649 0,075 24.085
Cirebon 7 3.648 395 0,225 10.293
7 13.575 203 0,375 12.480
Jakarta 7,5 6.839 799 0 13.680
7 413 240 0,075 3.823
8 1.109 621 0,35 1073
Bandung 6 58.661 1.356 6,1 26.918
7 7.379 738 2,775 20.070
Solo 6 6.166 162 0,225 3.540
Magelang 8 24.770 - - 6.030
Data Karakteristik Lindi di Indonesia
Data efisiensi IPL di beberapa kota di Indonesia
Data Karakteristik Lindi di Indonesia
Data BOD dan COD lindi berdasarkan usia
penimbunan sampah
Kondisi Umum IPL di Indonesia
Kesimpulan dari beberapa kajian/penelitian terkait lindi di
Indonesia
Timbulan lindi :
semakin banyak air eksternal yg masuk ke timbunan sampah, semakin
banyak polutan pencemar yg akan terbawa dapat diminimalkan
dengan lapisan tanah penutup yang tepat
Komposisi lindi :
Semakin lama umur timbunan sampah di landfill, maka semakin
berkurang parameter polutan yg terkandung dalam lindi.
Komposisi lindi tergantung pada karakteristik sampah, komposisi
sampah, ukuran dan sel pada landfill, besarnya kompaksi,
kelembaban, dan infiltrasi hujan serta metode sampling dan analisis
yang diterapkan
Penurunan senyawa organik pada lindi disebabkan oleh proses
dekomposisi dan pembilasan air hujan, sedangkan penurunan
senyawa inorganik hanya disebabkan adanya infiltrasi air hujan
Semakin bertambah umur landfill, maka senyawa organik dalam lindi
berkurang lebih cepat dibanding senyawa inorganik.
Penanganan Lindi
Mencari lahan yang Mengisolasi lahanurug
mempunyai tanah dasar tersebut agar air eksternal
dengan kemampuan baik tidak masuk, misal dengan
untuk menetralisir cemaran. pengaturan bahan penutup
Memanfaatkan sifat-sifat (tanah, plastik, dsb).
hidrolis: pengaturan air Mengembalikan lindi
tanah sehingga aliran lindi (resirkulasi) ke arah
tidak menuju ke arah air timbunan sampah
tanah tembok Mengalirkan lindi menuju
penghalang (barrier) pengolah air buangan
sekeliling landfill, dibangun domestik
dari soil bentonite atau Mengolah lindi dengan
dengan steel sheetpile. pengolahan sendiri.
Penanganan Lindi
Pengolahan Lindi di Negara Industri
Di negara maju biasanya masalah lindi ini ditangani
dengan diolah seperti halnya air limbah biasa, malah
lebih ketat.
Beberapa jenis pengolahan yang biasa digunakan
adalah:
Pengolahan kimia fisika, biasanya koagulasi-flokulasi-
pengendapan.
Pengolahan secara aerobik: proses lumpur aktif
biasa, lumpur aktif squenzing-batch-reactor (SBR),
kolam stabilisasi atau kolam aerasi.
Pengolahan secara anaerobik, biasanya kolam
stabilisasi
Pemanfaatan sifat-sifat sorpsi seperti karbon aktif.
Beberapa hasil pengolahan lindi di
negara industri (1)
Pengendapan dengan kapur:
Efeknya terlihat mulai pH = 7 dengan dosis 1-6 gram/L
Salah satu hasil mendapatkan:
Penyisihan COD = 61 % dari 18.550 mg/L
Penyisihan BOD = 51,7 % dari 10.910 mg/L
Penyisihan Fe = 98,8 % dari 312 mg/L
Penyisihan Zn = 97,1 % dari 21 mg/L
Penyisihan Hg = 57,1 % dari 0,007 mg/L
Beberapa hasil pengolahan lindi di
negara industri (2)
Koagulasi-flokulasi
Koagulan Alumunium sulfat:
Dosis 100 mg/L menyisihkan COD < 10 % dan Fe
sampai 60 %
Dosis 1000 mg/L menyisihkan COD < 10 % dan Fe
sampai 96 %
Koagulan ferri khlorida:
Dosis 100 mg/L menyisihkan COD sampai 12 %
dan Fe sampai 21 %
Dosis 1000 mg/L menyisihkan COD sampai 16,3 %
dan Fe sampai 95 %
Beberapa hasil pengolahan lindi
di negara industri (3)
Proses lumpur aktif:
Banyak diterapkan di lapangan, dan sangat efektif
terutama bila diawali dengan pengendapan mineral
(logam berat) dengan pembubuhan kapur.
Salah satu hasilnya adalah penyisihan:
BOD = 99,1% dari 12.000 mg/L
COD = 94,9% dari 18.000 mg/L
Cd = 87,5% dari 0,08 mg/L
Cr = 75% dari 0,28 mg/L
Fe = 99,2% dari 376 mg/L
Ni = 60,2% dari 1,91 mg/L
Pb = 85,4% dari 0,82 mg/L
Zn = 97,4% dari 22 mg/L
Hg = 28,9% dari 0,006 mg/L
Beberapa hasil pengolahan lindi
di negara industri (4)
Kolam stabilisasi aerobik:
Cocok untuk kondisi Indonesia karena relatif tersedia sinar
matahari, sederhana dan relatif murah.
TPA Lingen (Jerman): dengan waktu kontak 100 hari diperoleh
penyisihan BOD sebesar 99,8 %.
TPA Ugley (Inggris): dengan waktu kontak 100 hari mempunyai
kemampuan penyisihan BOD sebesar 99,7 % dan COD sebesar
97,1%
TPA Peslan (Perancis): total penyisihan BOD (diakhiri dengan
pembubuhan kapur) adalah 96 % sedangkan COD sebesar 80%.

Kolam stabilisasi anaerobik:


(TPA San Liberale, Italia): waktu kontak 15 hari dengan beban 12
Kg COD/m3/hari diperoleh penyisihan COD antara 8590 % dari
COD masuk ratarata 27.000 mg/L.
Beberapa hasil penelitian di
ITB, sejak 1987 (1)
RESIRKULASI
Banyak diterapkan dalam pengelolaan lindi di negara industri.
Keuntungan utama:
Mempercepat proses evaporasi, dan
Mereduksi cemaran organik lindi
Penelitian laboratorium dan lapangan TPA Sukamiskin (1989)
mencatat bahwa proses resirkulasi lindi lebih mempercepat
stabilitas timbunan.
Pengembalian lindi ke massa sampah akan dapat menurunkan
beban organik sampai 90%, dan sekaligus menurunkan jumlah lindi.
Proses pengolahan mengacu kepada konsep trickling filter dan
konsep pengolahan anaerob pada media berbutir.
Pengalaman TPA Grenjeng (Cirebon) tahun 1990-an menyatakan
bahwa aplikasi resirkulasi ternyata dapat mengurangi bau (dan lalat)
serta memperbanyak biogas yang terbentuk.
Beberapa hasil penelitian di
ITB, sejak 1987 (2)
Aerasi lindi selama 10-14 hari dapat menurunkan COD
sampai 85%.
Kombinasi pengolahan lindi dengan COD di atas 10.000
mg/L melalui simulasi kolam yang di-aerasi, dilanjutkan
dengan karbon aktif menghasilkan penurunan COD
sampai 90 %.
Timbunan sampah yang sudah menjadi kompos ternyata
juga mampu menurunkan pencemar organik; simulasi
laboratorium dengan nilai umpan COD sekitar 2.500
mg/L dan dioperasikan secara anaerobik menghasilkan
penyisihan COD sampai 80%.
Pengolahan lindi sederhana (1)
(disarankan untuk landfill TPA kota kecil-sedang)
Kondisi nyata di kota-kota Indonesia: pengolahan air
buangan domestik-pun masih sangat sederhana.
Pengolahan lindi yang diusulkan di Indonesia: SISTEM
KOLAM
Alasan:
Sederhana dalam desain
Relatif mudah mengoperasikan
Fleksibel dalam pengaturan aliran dan beban
Memanfaatkan keberadaan sinar matahari yang berlimpah
Dapat dibagun secara bertahap, mulai dengan 1 kolam,
dilanjutkan dengan kolam-kolam berikutnya, atau pengolahan
yang lebih canggih, atau penambahan aerator
Kelemahan: butuh lahan luas dan tenaga perawat
yang tekun dan menetap di lokasi
Pengolahan lindi sederhana (2)
(disarankan untuk landfill TPA kota kecil-sedang)

Sistem kolam:
o Kolam penampung: sebagai penyeimbang aliran (beban)
o Kolam anaerob: dapat difungsikan sebaga kolam penyeimbang aliran
o Kolam fakultatif: dapat di-upgrade menjadi kolam oksidasi (aerator)
o Kolam maturasi (aerob): bisa berfungsi ganda sebagai kolam ikan
o Wet-land atau bio-filter
o Sistem by-pass
o Sistem resirkulasi
Kriteria Teknis
Pengolahan lindi sederhana

Sumber: PerMen PU 03/PRT/M/2013

Pengolah final dapat berbentuk: bio-filter, wet-land,


atau media karbon-aktif/zeolit.
Kolam Pengolah
Tersedia sinar matahari Bisa dikembangkan
yang cukup untuk proses dengan menambah
fotosintesis kolam
aerator.
stabilisasi aerobik sangat
potensial untuk Pengoperasian awal,
pengolahan lindi TPA pengawasan dan
Indonesia. observasi dibutuhkan
pada tahap.
Sistem kolam:
pengoperasian mudah, pengkondisian yang
tetapi tetap dibutuhkan mungkin berlangsung
pengelolaan rutin agar cukup lama, bisa
sistem ini berjalan baik. mencapai 1-2 bulan.
Land-treatment
Teknologi sejenis: Land treatment, bio-filter, wet-land
Cocok diterapkan karena relatif mudah, memanfaatkan
kondisi alam (tanaman, media berbutir).
Diposisikan pada pengolahan terakhir.
Konsep ini mengacu kepada kemampuan tanah (dan
tanaman) dalam 'menetralisir komponen-komponen
pencemar.
Land-treatment: aplikasi langsung di lapangan, misal
di perkebunan dibutuhkan analisis kemampuan
media tanah setempat untuk mengolah
komponenkomponen tersebut yang dikenal sebagai
land limiting constituents.
Bio-filter dan Wet-land
Bio-filter: lebih mementingkan peran media berbutir sebagai
pengolah atau penyaring limbah.
Wet-land: mengkombinasikan antara fungsi akar tanaman
penyerap komponen pencemar (logam-berat), tumbuhnya
bakteri pemakan organik limbah di sekitar akar dan tanah, dan
fungsi media berbutir untuk mengurangi pencemar secara
fisika, dan sorpsi (karbon aktif, zeolit).

Posisi: di pengolahan akhir: logam berat, warna, dan sedikit


organik (BOD, COD).
Dibutuhkan data kelulusan media yang digunakan agar luas
area yang dibutuhkan dapat diketahui mencegah beban
hidrolis yang berlebihan pengaturan beban masuk, misalnya
dengan resirkulasi lindi ke timbunan sampah.
Komponen Kolam Pengolah
Limbah (Umum)
Konfigurasi pengaliran kolam
pengolah
Pengaturan aliran kolam (1)

Beban lindi bisa secara ekstrem bervariasi misal menyebabkan


Kolam-1 overloaded Sistem by-pass:
o By-pass sebagian ke Kolam-2, bila Kolam-2 dan Kolam-3 masih
memenuhi kriteria
o Meresirkulasi sebagian ke timbunan sampah
o Membuang (sementara) ke luar
Titik inlet-outlet harus direkayasa agar waktu tinggal sesuai dengan
rencana melalui pengaturan level-air: sistem saluran, valve, atau
sistem box, atau pintu
Pengaturan aliran kolam (2)
Pengaturan tinggi level air kolam
Wet-land & Bio-filter
Wet-land
Wet-land
Wet-land
Wet-land
Kolam pengolah di beberapa TPA di
Indonesia Tahun 1990-an
Pengalaman IPL di TPA
Pengalaman IPL di TPA
Pengalaman IPL di TPA
Pengalaman IPL di TPA
Pengalaman IPL di TPA
Pengalaman IPL = IPAS di
TPST Bantargebang
Pengalaman IPAS di TPST
Bantargebang
Pengalaman IPAS di TPST
Bantargebang
Pengalaman IPAS di TPST
Bantargebang
Pengalaman IPL di TPA Bukit Tagar
(Malaysia)
Pengalaman IPL di SLF Bukit Tagar
(Malaysia)
Pengalaman IPL di SLF Bukit Tagar
(Malaysia)

Tangki leachate awal Tangki leachate terolah

Bangunan bahan kimia Tangki pemekat leachate


Pengalaman IPL di SLF Bukit Tagar
(Malaysia)

Tangki DAF

Tangki sodium hidroksida Tangki asam fosfor


Pengalaman IPL di SLF Bukit Tagar
(Malaysia)
Pengalaman IPL di SLF Bukit Tagar
(Malaysia)

Diagram sistem irigasi lahan


Pengalaman IPL di SLF Bukit Tagar
(Malaysia)

Tangki pengaliran Pipa utama sistem pengaliran

Pipa ke sistem semburan Sistem semburan


Pengalaman IPL di TPA
Pengalaman IPL di TPA
Pengalaman IPL di TPA
Reverse osmosis plant

Ammoniac stripping plant


Pengalaman IPL di TPA
Perencanaan pengolahan lindi

Masalah :
Fluktuasi debit lindi
Fluktuasi karakteristik lindi Perlu pengaturan/
penyeimbangan
Debit
Beban organik
Dasar perencanaan
pengolah lindi :
Beban hidrolis (Q)
Beban organik (BOD,
COD)
Perencanaan pengolahan lindi
Pengolahan lindi Lindi :
BOD, COD tinggi :
3.000 28.000 mg/l
Fisika
Aerob
Kimia
Anaerob
Biologi

Pengolahan utama :
Tergantung kepada Pengolahan secara
Bakteri/mikroorganisme Biologi : anaerob/aerob
Perencanaan pengolahan lindi
Pemilihan proses pengolahan terutama tergantung
pada karakteristik lindi.
Karena lindi mengandung senyawa organik
dengan nilai COD dan BOD tinggi, pengolahan
secara biologi dapat diterapkan
Pengolahan secara anaerob - aerob akan
memberikan beberapa keuntungan bila
dibandingkan dengan pengolahan secara aerob
saja
Perencanaan pengolahan lindi

Stegmann, R.; Heyer, K., 2006: Long term emissions of landfills


Perencanaan pengolahan lindi
Unit pengolahan lindi, terdiri dari :
- Kolam penyeimbang
- Kolam/ Tangki/anaerob
- Kolam/ Tangki fakultatif
- Kolam/ Tangki aerob
- Kolam/ Tangki maturasi (bila perlu)

Yang terpenting : bagaimana memelihara


bakteri agar bakteri hidup dan aktif

Perhatikan syarat kehidupan bakteri


Perencanaan pengolahan lindi

Faktor penting untuk mempertahankan konsentrasi


biomasa aktif/ bakteri :

pH : 6,6 7,6 (perlu diatur )


Temperatur : tergantung pada temperatur yang dipilih
Kebutuhan nutrien :
makro C/N/P = 100/6/1 atau COD/N/P = 500/7/1
mikro trace metal : Fe, Cl, K, Na, Ca, Mg dll
Senyawa toksikH2S NH3, logam-logam berat
Permasalahan Penanganan Lindi di
TPA di Indonesia
Beberapa persoalan spesifik terkait pengolahan lindi dari
beberapa kajian di Indonesia
Konsentrasi yang pekat serta kemungkinan menimbulkan
pencemaran
Variasi komposisi lindi yang berbeda dari setiap landfill,
menyebabkan pengolahan yang sesuai untuk landfill
tertentu tidak dapat begitu saja diterapkan untuk landfill
lainnya, jadi setiap landfill harus dikaji spesifik
Sumber utama lindi adalah perkolasi air dimana
tergantung curah hujan serta faktor musim
Kandungan kimia dari sampah sangat mempengaruhi
lindi
Fluktuasi dari kuantitas dan kualitas lindi sehingga desain
awalnya harus dievaluasi untuk menentukan apakah hasil
efluennya masih sama sejalan dengan umur landfill.
Perhitungan Desain
IPL TPA
Perhitungan Debit Lindi
Pendekatan yang biasa digunakan dalam memprediksi
banyaknyanya leachate dari sebuah landfill adalah dengan metode
neraca air dengan :
a. Metode Thorntwaite
b. Metode HELP, yang dikembangkan oleh USEPA.
Presipitasi (P)
Evapotranspirasi
(ET)
Run Off (RO) Metode Thorntwaite:
Leachate yang timbul setelah pengoperasian
selesai, dapat diperkirakan dengan menggunakan
suatu metoda yang disebut Metoda Neraca Air
Moisture Storage (ST) (Water Balance Method).
Metoda ini didasari oleh asumsi bahwa
Perkolasi Lindi = leachate hanya dihasilkan dari curah hujan
P - RO - ET - ST yang berhasil meresap masuk ke dalam
timbunan sampah (perkolasi).
Perhitungan Debit Lindi
Rumus-rumus yang digunakan:
PERC = P - (RO) - (AET) - (ST)
I = P - (R/O)
APWL = NEG (I - PET)
AET = (PET) + [ (I - PET) - (ST) ]
Perhitungan Debit Lindi
Debit Lindi :
Aplikasi Model HELP
1 3.07 (Software)
2

4 Q lindi = ???. liter/det


Perhitungan Timbulan Leachate
HELP Model
Menu Utama HELP Model

Perintah HELP : ada dibagian bawah (F1, F2, dst)


Analisis Hasil HELP
Debit lindi :
Berdasarkan hasil perhitungan pada kondisi puncak
(harian) selama periode tertentu.

Misalnya : Hasil hitungan (q) = 3.000 m3/hari

Maka debit lindi (Rancangan) Q:

Q = q/(24*60*60) m3/det atau l/det

Dari berbagai simulasi dapat diambil keputusan


Perhitungan Dimensi IPL

Tergantung alternatif mana yang dipilih


Perencanaan IPL
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sbg dasar perencanaan
dan memilih sistem, sbb:

Kualitas dan kuantitas air lindi yang akan diolah


Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM yang
memenuhi kualitas untuk OM IPL terpilih
Jumlah akumulasi lumpur
Kebutuhan dan ketersediaan lahan
Biaya, meliputi : biaya investasi, biaya operasi, biaya
pemeliharaan
Kualitas hasil olahan yang diharapkan
Kebutuhan energi, seperti untuk: pompa, aerator/blower,
penggerak shaft, serta keperluan utilitas lainnya.
Perencanaan IPL

Bagan Pemilihan Sistem IPL


Perencanaan IPL

Pengolahan dengan Proses Biologis


mengurangi kandungan bahan organik di dalam lindi.

Pengolahan dengan Proses Fisika


mengurangi zat padat baik tersuspensi maupun
terlarut di dalam lindi.

Pengolahan dengan Proses Kimia


mengurangi kandungan ion-ion di dalam lindi dan
proses koagulasi dan flokulasi untuk mengurangi
kandungan zat padat tersuspensi di dalam lindi.
Perencanaan IPL

Opsi Teknologi (PerMen PU 03/PRT/M/2013):


Beberapa pilihan alternatif teknologi yang dapat diterapkan di
Indonesia, sbb:
1. Alternatif-1 : Kolam anaerobik fakultatif maturasi
biofilter
2. Alternatif-2 : Kolam anaerobik fakultatif maturasi
landtreatment/Wetland
3. Alternatif-3 : Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dengan
Aerated Lagoon
4. Alternatif-4 : Proses koagulasi-flokulasi sedimentasi
Kolam Aerobik atau ABR
5. Alternatif-5 : Proses koagulasi-flokulasi sedimentasi I
Aerated Lagoon Sedimentasi II
Perencanaan IPL

3
Perencanaan IPL
Perencanaan IPL
Perencanaan IPL
Perencanaan IPL
Perencanaan IPL
Beberapa Baku Mutu yang Berlaku di Indonesia
Instalasi Pengolah Leachate
Instalasi Pengolah Leachate
Instalasi Pengolah Leachate
Instalasi Pengolah Leachate
Instalasi Pengolah Leachate
Teknologi Pengolahan
Limbah Cair
Skema Pengolahan Air Limbah
Pre-treatment (Primary
Treatment)
Secondary Treatment
Tertiary Treatment
(Advance Treatment)
Sludge Handling
Skema pengolah limbah
influen
PRE PRIMARY SECONDARY ADVANCED
efluen
TREATMENT TREATMENT TREATMENT TREATMENT

coarse materials sludge sludge sludge


and/or oil &
grease sludge
treatment

ke disposal
disposal

Proses fisika
-bar screen -proses kimia -proses kimia
-proses fisika
-grit removal unit -proses biologi -proses biologi
-sedimentation
-flotation unit -proses fisika
-straining
-comminution
Pengolahan Air Limbah
Pre-treatment (Primary Treatment)
Menghilangkan Suspended solid dan materi-materi kasar

Secondary Treatment
Menghilangkan kandungan organik terlarut

Tertiary Treatment (Advance Treatment)


Menghilangkan nutrien (N&P) atau bahan-bahan pencemar
sepesifik yang tidak dapat dihilangkan pada pengolahan tingkat
sebelumnya

Sludge Handling
Mengolah lumpur yang dihasilkan dalam proses sebelumnya
sehingga siap dibuang ke lingkungan
Pengolahan Air Limbah
(Unit Proses)
Pengolahan secara Fisika
Pengolahan secara Kimia
Pengolahan secara Biologi
Pengolahan Air Limbah
(Unit Proses)(2)
Pengolahan secara Fisika-Kimia
Diaplikasikanuntuk menghilangkan bahan
tersuspensi, senyawa yang tidak
biodegradable serta logam-logam

Contoh:
Koagulasi Flokulasi
Oksidasi

Presipilatasi

Filtrasi

Teknologi Membran
Pengolahan Air Limbah
(Unit Proses)(3)

Pengolahan Secara Biologi


Ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan organik
terutama yang terlarut dalam air limbah

Prinsip
Menggunakan mikroorganisme (biokatalis) dalam
reaksi perombakan (degradasi) bahan organik menjadi
mineral (CO2 dan H2O (aerob) atau CH4 (anaerob)

Mikroorganisme Biomassa diukur sebagai Mixed Liquor


Volatile Suspended Solid (MLVSS)
Primary Treatment
Solids Removal
1 1

Equalization Primary
Basin Clarifier Aeration Basin

Plant Inlet
(Influent) Return Activated Sludge (RAS
Gravity Sludge
Thickener
Waste Activated Sludge (WA
Pre Treatment & Primary Treatment
Pre-Treatment
Proses Fisika
Bar Screen
Grit Removal unit
Flotation unit
Comminution

Primary Treatment
Proses Fisika
Straining
Sedimentasi
1 1 1

Equalization Primary Secondary Nitrification


Basin Clarifier Aeration Basin Clarifier Basin

Plant Inlet
(Influent) Return Activated Sludge (RAS)
Gravity Sludge
Thickener
Waste Activated Sludge (WAS) Final
Filtration

Sludge
Dewatering Centrate
Disinfection
1
Aerobic / Anaerobic Plant Effluent
Sludge Digester Sludge
1
Disposal
Bar screen
Grit Removal
Comminution
Fat Flotation
Sedimentation
Secondary Treatment
Removal of Soluble
Organics
1 1 1

Equalization Primary Secondary Nitrification


Basin Clarifier Aeration Basin Clarifier Basin

Plant Inlet
(Influent) Return Activated Sludge (RAS)
Gravity Sludge
Thickener
Waste Activated Sludge (WAS) Final
Filtration

Sludge
Dewatering Centrate
Secondary Treatment

Proses Kimia
Proses Biologi
Jenis Pengolahan Secara Biologi

Berdasarkan kebutuhan oksigen:


Pengolahan secara aerob
COD < 4000 mg/l (relatif rendah)
Contoh:
Kolam (Kolam Stabilisasi, aerated Lagoon)
Trickling Filter
Rotating Biological Contractor
Activated Sludge
Modifikasi Activated Sludge (Kontak Stabilisasi, Extended
Aeration, Oxidation Ditch)

Pengolahan secara anaerob


Contoh:
Imhoff Tank
Up flow Anaerobic Sludge Blanket (UASB)
Konsep Pengolahan Biologi
Organik + O2 CO2 + H2O + biomassa
1 1 1

Equalization Primary Secondary Nitrification


Basin Clarifier Aeration Basin Clarifier Basin

Plant Inlet
(Influent) Return Activated Sludge (RAS)
Gravity Sludge
Thickener
Waste Activated Sludge (WAS) Final
Filtration

Sludge
Dewatering Centrate
Disinfection
1
Aerobic / Anaerobic Plant Effluent
Sludge Digester Sludge
1
Disposal
Tangki Aerasi
(Activated Sludge
(Lumpur Aktif)
Secondary Sedimentation
Tangki Aerasi dan Clarifier
Reaktor Dengan Menggunakan
Feedback Biomassa (Lumpur Aktif)
Trickling Filter
RBC Rotating Biological Contractor
Kombinasi Extended Aeration
DENGAN Contact Stabilization

Aeration Tank Aeration Tank Clarifier


(Contact) Tank
(Stabilization)

Total waktu untuk aerasi untuk Extended Aeration adalah 20 jam


Total waktu untuk contact stabilization adalah 6-7 jam
Sistem TSB mempunyai spare capacity 3 kali bila dioperasiikan
sebagai contact stabilisasi
Advance Treatment

Proses Kimia
Proses Biologi
Proses Fisika
Sludge Handling
Pengembangan Lanjut

Perkembangan Teknologi
Jenis/Tipe Pengolahan
Kontrol Proses
Model Proses Pengolahan (Parameter C,
N, P)
1 1 1

Equalization Primary Secondary Nitrification


Basin Clarifier Aeration Basin Clarifier Basin

Plant Inlet
(Influent) Return Activated Sludge (RAS)
Gravity Sludge
Thickener
Waste Activated Sludge (WAS) Final
Filtration

Sludge
Dewatering Centrate
Disinfection
1
Aerobic / Anaerobic Plant Effluent
Sludge Digester Sludge
1
Disposal
Contoh Desain IPL TPA
Layout
Layout & Profil Hidrolis
Kolam Anaerobik
Kolam Anaerobik & Resirkulasi
Lindi
Kolam Fakultatif dan Maturasi
Kolam Fakultatif dan Maturasi
Lahan Sanitasi
Contoh Desain Instalasi Pengolah Leachate
(Sistem Paralel)
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
PROSES PENGOLAHAN KIMIAWI

KELEBIHAN : KELEMAHAN :
Invetasi IPAL relatif Biaya operasi dan
murah perawatan mahal
Kebutuhan lahan Skill operator lebih
rendah tinggi
Proses cepat Produksi lumpur lebih

Kualitas hasil sangat banyak.


baik
Tidak ada gangguan
bahan toksik.
KEBUTUHAN BAHAN KIMIA

Koagulan:
Tawas (Aluminium Sulfat,Al2(SO4)3

Kapur Tohor (CaO)

Poli Aluminium Chloride (PAC)

Media Penyerap :
Karbon Aktif.
Pengalaman IPL Dengan
PENGOLAHAN KIMIA
TERIMA KASIH

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai