Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM

KESESUAIAN LAHAN TANAMAN


KARET

NAMA : LAURA OLIVIA HUTAURUK


NIM : 220304107
KELAS : AGRIBISNIS 3

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENDAHULUAN

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik


sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong
pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan
karet maupun pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun
sebagai negara dengan luas areal terbesar dan produksi kedua terbesar
dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya
produktivitas terutama karet rakyat yang merupakan mayoritas (91%) areal
karet nasional dan ragam produk olahan yang masih terbatas yang
didominasi oleh karet remah atau crumb rubber.
Produksi pertanian yang tinggi dan berkelanjutan, hanya dapat dicapai
dengan praktik pertanian yang didasarkan pada daya dukung lahan
(carrying capacity) yang diindikasikan dengan kemampuan lahan dan
kesesuaian lahan. Oleh karena itu, pengelolaan usaha tani (pengembangan
komoditi) pada suatu wilayah harus mempertimbangkan kemampuan lahan
dan kesesuaian lahan wilayah tersebut terhadap komoditi yang akan
dikembangkan.
Di sisi lain, informasi tentang kemampuan lahan dan kelas kesesuaian
lahan untuk berbagai tanaman masih terbatas. Tersedianya informasi
tentang kemampuan lahan dan kesesuaian lahan harus didahului dengan
tersedianya data karakteristik iklim dan lahan yang selanjutnya dievaluasi
untuk memperoleh kelas kemampuan dan kesesuaian lahan.
Kesesuaian lahan untuk tanaman karet adalah penilaian terhadap tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk budidaya atau pengembangan komoditas
perkebunan karet. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan
memperhatikan aspek-aspek seperti ekonomi, sosial, serta lingkungan
yang berkaitan dengan perencanaan tata guna lahan.
Penilaian kelas kesesuaian lahan untuk tanaman karet dilakukan dengan
membandingkan persyaratan tumbuh tanaman dengan kondisi lahan,
seperti suhu, ketersediaan air, ketersediaan oksigen, dan lain-lain. Hasil
evaluasi kesesuaian lahan karet dapat digunakan untuk menentukan nilai
atau kelas kesesuaian suatu lahan untuk tujuan tertentu. Kesesuaian lahan
untuk tanaman karet dapat ditingkatkan dengan melakukan upaya teknologi
seperti penambahan bahan organik, pemupukan, penanaman penutup
tanah, dan pengaturan tata air.
HASIL

DATA BPS KABUPATEN DAIRI (SIDIKALANG) TIDAK TERDAPAT DATA


PERKEBUNAN KARET
PEMBAHASAN

No Karakteristik Lahan Intensitas Faktor Pembatas

S1 S2 S3 N

1 Temperatur rerata 26-30 30-34 - >34

(°C)

2 Curah hujan (mm) 2.500-3.000 3.000- 3.500- >4.000


3.500
4.000

3 Bulan Kering (bln) 1-2 2-3 3-4 >4

4 Drainase Baik sedang Agak Sangat


terham terhambat
bat, , cepat
terham
bat

5 Tekstur tanah Halus, agak - Agak Kasar

halus, sedang kasar

6 Bahan kasar (%) < 15 15-35 35-60 > 60

7 Kedalaman tanah > 100 75-100 50-75 <50

8 Kemasaman (pH) 5,0-6,0 4,5-5,0 3,5-4,0 < 3,5

9 Kemiringan <8 8-16 16-30 > 30

Tabel Kesesuaian Lahan Tanaman Karet

Pengamatan kesesuaian lahan di daerah saya tepatnya di Kota


Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Pengamatan
kesesuaian lahan dilihat dari beberapa indicator seperti curah hujan,
topografi, kelembapan tanah, iklim, ph, dan temperature.
Untuk daerah Sidikalang akan diamati indikator kesesuaian lahan
sebagai berikut :

1. Curah Hujan
Rata rata curah hujan di daerah Dairi menurut data BPS adalah
sekitar 258 mm, dimana curah hujan ini kurang sesuai untuk
pertumbuhan karet. Tumbuhan karet dapat tumbuh dengan curah
hujan sekitar 2500- 3000 mm/tahun. Curah hujan sidikalang
termasuk kedalam kategori N.
2. Temperatur
Menurut data Klimatologi di website BMKG pada Kabupaten Dairi
tahun 2022 dari bulan Januari sampai November dapat diketahui
bahwa kondisi suhu udara rata-rata Kabupaten dairi adalah 16,54
°C sampai dengan 25°C , hal ini kurang sesuai untuk tanaman
sawit dikarenakan tanaman sawit cocok di temperatur 26-34 C.

3. Topografi
Kota Sidikalang adalah ibukota Kabupaten Dairi berada pada
ketinggian 1.066 meter diatas permukaan laut. Sedangkan untuk
tanaman karet tumbuh optimum pada dataran rendah dengan
ketinggian 200 m dpl.
4. Drainase
Kota Sidikalang memiliki Drainase yang kurang baik
untuk pertumbuhan tanaman karet. Hal ini dikarenakan
proyek drainase yang masih terhambat. Drinase
Sidikalang termasuk kedalam ktegori N.
5. Tekstur Tanah
Jenis tanah di Kawasan kabupaten dairi, terutama kota
sidikalang didominasi tanah liparit sekitar 53,85 %, dimana
tanah ini memiliki tekstur yang kasar sehingga kurang cocok
untuk tanaman karet. Tekstur Tanah kota sidikalang termaasuk
kedalam kategori N.
6. Kemiringan
Di daerah Sidikalang lebih didomanasi oleh daerah datar 0-15
seluas 11.165 km. Dimana daerah ini sesuai dengan
pertumbuhan karet (lebih kecil dari 8). Kemiringan kota
sidikalang termasuk kedalam kategori S1 dan S2.
7. Kemasaman (pH)
pH tanah untuk daerah sidikalang 5,67-6,00 dimana
kemasaman (pH) ini termasuk dalam S1 untuk kesesuaian
lahan tanaman karet yaitu sekitar 5,0-6,0.
8. Kedalaman tanah
Kedalaman tanah untuk daerah sidikalang berkisar 78-97 cm.
Dimana kedalaman tanah ini termasuk S2 untuk kesesuaian
lahan tanaman karet yaitu sekitar 75-200 cm.
Dari hasil pengamatan terhadap kriteria kesesuaian lahan di daerah
sidikalang untuk tanaman karet didapat hasil untuk faktor pembatas S1
Kemiringan dan Kemasaman. Untuk S2 Kedalaman tanah. Dan untuk
kategori N curah hujan, topografi, temperature, drainase dan tekstur
tanah. Sehingga dari hasil pengamatan tersebut, dapat disimpulkan
wilayah Sidikalang termasuk kedalam kategori N (tidak sesuai) sebagai
lahan untuk pertumbuhan Tanaman Karet
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari pembuatan piringan kelapa sawit adalah :
1. Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan penting,
baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa,
pendorong pertumbuhan ekonomi
2. Kesesuaian lahan untuk tanaman karet adalah penilaian terhadap tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk budidaya atau pengembangan komoditas
perkebunan karet
3. Ada beberapa karakteristik kesesuaian lahan tanaman karet yaitu,
temperature, curah hujan, topografi, drainase, tekstur tanah, bahan kasar,
kedalaman tanah, kemasaman (pH), dan kemiringan.
4. Dari pengamatan lahan di wilayah Sidikalang dapat disimpulkan
termasuk kedalam kategori N (tidak sesuai) untuk pertumbuhan Tanaman
Karet.

.
DAFTAR PUSTAKA
Azhimah, F. (2019). Kesesuaian lahan tanaman karet (hevea brasiliensis)
di Desa Giri Nanto Kabupaten Seluma. Jurnal Agroteknosains, 3(1).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi


https://dairikab.bps.go.id/subject/54/perkebunan.html#subjekViewT
ab3

Kaswanto, R. L., Aurora, R. M., Yusri, D., Sjaf, S., & Barus, S. (2021).
Kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan pertanian di Kabupaten
Labuhanbatu Utara. Analisis Kebijakan Pertanian, 19(2), 189-205.

Saidah, J. N., Arisanty, D., & Adyatma, S. (2015). Evaluasi Kesesuaian


Lahan Untuk Tanaman Karet Di Kecamatan Wanaraya, Kabupaten
Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. JPG (Jurnal Pendidikan
Geografi), 2(4).

Yusuf, M. I., Maryati, S., & Koem, S. (2022). Evaluasi Kesesuaian Lahan
Tanaman Karet, di Desa Tamaila. Jurnal Pendidikan Geografi
Undiksha, 10(3), 243-251.

Anda mungkin juga menyukai