Anda di halaman 1dari 32

By : WAHYUNI, S.Hut., M.

Hut
EROSI
APA ITU EROSI,,,??
 Erosi adalah peristiwa pindahnya atau
terangkutnya tanah atau bagian-bagian
tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh
media alami. Atau:

 proses penghancuran dan pengangkutan


partikel-partikel tanah oleh tenaga erosi
(presipitasi, angin)
THE SOIL WATER EROSION PROCESS

DETACHMENT DEPOSITION

Detachment Sediment Load Sediment Load


Sediment Transport
Deposition

Soil
Soil
PROSES EROSI OLEH AIR

Energ i
Pengangkut

B ila e n e r g i a lir a n p e r m u k a a n
t id a k m a m p u la g i
m e n g a n g k u t p a r tik e l
ta n a h

P a r t ik e l t a n a h
d ie n d a p k a n
Butir hujan dengan
kecepatan tinggi

Butir hujan mengenai tanah


yang tidak terlindung

Aliran dengan membawa material tanah


Tetesan air hujan

Air hujan biasanya berdiameter 2-5 mm.


Semakin besar butirannya, semakin cepat jatuhnya. Tetesan
paling besar mampu memukul tanah dengan kecepatan 30 km
per jam.

Saat butiran memukul tanah yang tidak terlindung, terdapat


transfer energi secara langsung ke tanah. Energi ini
menghancurkan ikatan antar partikel tanah kemudian
melemparkan partikel tersebut hingga sejauh 150 mm lebih
dari titik pukul.
Runoff

Terjadi ketika kecepatan (intensitas) air hujan melebihi kemampuan tanah untuk
menyerapnya, maka air akan melimpah di atas permukaan tanah dan mulai
mengalir.
Jika topografinya relatif datar, maka kecepatan mengalirnya akan rendah tetapi jika
kemiringannya besar, maka gravitasi akan menyebabkan aliran bergerak cepat
menuruni lahan.
Penggerusan (Scouring)

Air yang mengalir di atas tanah mempunyai potensi untuk mengeruk/menggerus


material dari permukaan tanah yang dilewatinya.
Semakin cepat aliran air semakin besar potensi penggerusannya.
Tanah clay loam dapat digerus oleh aliran air dengan kecepatan 800mm/detik lebih
sedangkan tanah berpasir akan tergerus pada kecepatan  400mm/detik.
Kecepatan dua kali lipatnya akan meningkatkan potensi penggerusan hingga 16
kali.
Transport

Aliran air akan membawa partikel tanah yang sudah terlepas.


Semakin kecil partikelnya semakin mudah terbawa.
Peningkatan kecepatan aliran hingga dua kali lipat akan meningkatkan kapasitas
transport hingga 32 kali.
Tenaga& Faktor Penyebab Erosi
 Erosion agent/tenaga pengerosi:
adl pembawa yg berperanan dlm sistem transport
perpindahan tanah: presipitasi (air hujan, salju, hujan es
dll), angin.
 Faktor: alam dan buatan yg mempengaruhi erosi:
E = f (i,r,v,t,m)
i >>> Iklim
r >>> Topografi
v >>> Vegetasi
t >>> Tanah
m >>> Manusia/Manajemen
Faktor iklim (i) : HUJAN

Erosivitas hujan : kemampuan hujan


untuk menimbulkan erosi.

Yang menentukan :

a. Jumlah curah hujan


b. Intensitas hujan
c. Ukuran butir hujan
d. Kecepatan jatuh butir hujan
e. Lama hujan
 Besarnya curah hujan adalah volume air hujan yg
jatuh pada suatu areal tertentu.(mm)
Ini dpt dimaksudkan untuk satu kali hujan atau
untuk masa tertentu : per hari, per bulan, per
musim, per tahun.

 Intensitas hujan : menyatakan besarnya curah


hujan yang jatuh dalam suatu waktu yg singkat

misal: 5, 10, 15 atau 30 menit. (mm per jam atau cm


per jam)

 Biasanya yang dipakai dalam penentuan erosi:


Intensitas hujan.
Klasifikasi intensitas hujan (dlm
Kohnke dan Bertrand,1959)
Intensitas hujan Klasifikasi
(mm/jam)

Kurang dari 6,25 Kecil (gerimis)

6,25 – 12.50 Sedang

12,50 – 50,00 Lebat

Lebih dari 50,00 Sangat lebat


Ukuran butir-butir Hujan
Berpengaruh thd timbulnya erosi
 Suatu hujan terdiri dr butir-butir yg
bermacam –macam ukurannya. Mulai dr
sedikit lebih besar dr kabut sampai 7 mm
(ukuran maksimum).
 Mayoritas terdiri dr 1 sampai 4 mm
 Ada korelasi antara ukuran butir hujan dg
intensitas hujan. Peningkatan ukuran butir 3
x akan menunjukkan peningkatan intensitas
hujan sebesar 80 x. (Laws and Parson,1944)
Kecepatan jatuh butir-butir hujan
 Ditentukan oleh :
− Grafitasi
− Kecepatan angin
Butir-butir hujan yg kecil hampir berbentuk
bola. Butir-butir besar berbentuk agak gepeng
dg permukaan bawah yg datar. Bentuk demiki
an akan menyebabkan tahanan udara yg lebih
besar shg butir besar mudah pecah oleh
tekanan udara. Maka butir hujan akan
berdiamater tidak lebih dari 7 mm.
 Angin juga menentukan kecepatan jatuh butir
hujan.
 Angin kencang dapat memperbesar
kecepatan jatuh butir hujan.
 Kecepatan jatuh butir hujan maksimum
sekitar 30 km per jam.
 Suatu sifat hujan yg sangat penting dalam
hubungannya dg terjadinya erosi energi
kinetik hujan.
 karena energi kinetik ini yg akan
menyebabkan terjadinya penghancuran
agregat tanah.
 Erosi berhubungan dengan energi

 Indek erosivitas hujan dinyatakan dengan


energi kinetik
 Ek = ½ mv2
m = massa Harus

v = kecepatan jatuh diketahui

 Sangat tidak praktis mengukur besar dan


kecepatan jatuh butir hujan.

 Sehingga untuk menghitung energi kinetik


menggunakan data intensitas curah hujan.
 Untuk menentukan erosivitas hujan
digunakan parameter majemuk antara energi
kinetik dan intensitas hujan.

 Wischmeier dan Smith menggabungkan


antara energi kinetik dengan Intensitas
maksimum 30 mnt.
 EI30 berkorelasi sangat erat dg besarnya
erosi yg terjadi, maka :
 EI dianggap Indeks Erosivitas suatu
30
kejadian hujan
 Indeks erosivitas hujan adalah pengukur
kemampuan suatu hujan utk minimbulkan
erosi.
Faktor Topografi (r)

 Unsur :
- kemiringan paling berpenga
- panjang lereng ruh thd erosi
- konfigurasi
- keseragaman
- arah lereng
 Kemiringan lereng
kemiringan lereng 100 persen = 45 derajat
makin curam lereng, makin cepat aliran
permukaan energi makin besar

 Panjang lereng
Lereng panjang lebih banyak air yang
mengalir makin besar kecepatan nya
sehingga erosi leb. besar dibagian ujung
bawah.
Klassifikasi Lereng (Dephut, 1998)

No Kelerengan Kategori
1. 0–8 Datar
2. 8 – 15 Landai
3. 15 – 25 Agak curam
4. 25 – 40 Curam
5. > 40 Sangat curam
Klassifikasi Lereng (Dephut, 2009)

No Kelerengan Kategori
1. 0–8 Datar
2. 8 – 15 Landai
3. 15 – 25 Agak curam
4. 25 – 40 Curam
5. 40 - 65 Sangat curam
6. >65  
Klassifikasi Lereng (Arsyad S.,
2000)

No. Simbol Klassifikasi Kriteria


lereng
1. A 0-3 Datar
2. B 3–8 landai atau berombak
3. C 8 – 15 agak miring/
bergelombang
4. D 15 – 30 miring atau berbukit
5. E 30 – 45 agak curam
6. F 45 – 65 Curam
7. G  65 sangat curam
Klassifikasi Lereng (Arsyad U.,
2010)

No. Klassifikasi lereng Kriteria


Arsyad, Dephut Arsyad,
2000 2009 2010
1. 0-3 0-3 0-3 Datar
2. 3–8 3–8 3–8 landai / berombak

3. 8 – 15 8 – 15 8 – 15 agak
miring/bergelomb
ang
4. 15 – 30   15 – 25 miring / berbukit
5. 30 – 45 15 – 25 25– 45 agak curam
6. 45 – 65 25 - 40 45 – 65 Curam
7.  65 40 - 65 65 - 85 sangat curam
  - -  85 ekstrim
 Konfigurasi
Erosi lembar lebih hebat pada permukaan
cembung dari pada cekung.
Erosi pada permukaan cekung cenderung
terbentuk erosi alur atau parit.
 Keseragaman lereng
Erosi leb. kecil pada lereng yg tidak
seragam
 Arah lereng
Unt. Belahan bumi bg utara: lereng
mengha
dap keselatan erosinya leb besar dr pd yg
menghadap ke utara.
Wassalam
&
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai