SEDIMENTOLOGI
ACARA II
HIDRODINAMIKA
Oleh:
Faizal Warih Wijaya
H1C019041
Gambar I.1
Arus yaitu energi yang mampu menggerakkan material material sedimen,
kemudian untuk aliran yaitu bagian dari energi yang mampu menggeser
material sedimen, jadi saling berkaitan antara arus dan aliran
Dalam media fluida terdapat dua macam aliran yaitu laminar flow dan
turbulent flow. Laminar flow yaitu aliran yang memiliki kecepatan arus
tenang serta memiliki pola aliran yang teratur. Sedangkan turbulent flow
yaitu aliran yang memiliki kecepatan tinggi dan pola aliran tidak teratur.
Gambar II.1
Diagram Hjulstrom merupakan diagram atau kurva yang mungkin
familiar dikalangan sedimentologist, Hidrologist, dan geosaintist . Kurva ini
pada awalnya ditemukan oleh Filip Hjulstrom pada tahun 1902-1982 , yang
mana pada prinsip dasarnya diagram ini menjelaskan hubungan
hidrodinamika antara erosi, transportasi, dan sedimen yang diendapkan .
Hjulstrom diagram menunjukkan dua kurva pembagian. Kurva bagian
atas yang berwarna biru mewakili kecepatan erosi (Entrainment) dalam
satuan“cm / s” sebagai fungsi dari ukuran partikel didalam “mm”
,sedangkan kurva bagian bawah yang berwarna cream menunjukkan
kecepatan pengendapan sebagai fungsi dari ukuran partikel .Sedangkan
diantara kurva erosi dan kurva sedimentasi terdapat kurva berwarna abu-abu
merupakan zona transisi dimana partikel tidak mengalami erosi maupun
sedimentasi melainkan tetap tertransportasi didalam suatu media.
Mean atau titik kritis , Kurva kecepatan menunjukan perkiraan
kecepatan yang diperlukan untuk mengangkat dan mentransportasi partikel
dengan berbagai ukuran .
Kurva kecepatan Sedimentasi menunjukan kecepatan di mana
partikel dari ukuran tertentu mengalami pembebanan gravitasisehingga
terendapkan dan tersuspensi. .
Entrainment atau Batas kurva erosi menunjukan mulainya proses
partikel sedimen bergerak.
Grafik Hjulstrom secara umum menjelaskan bahwa :
▪ Meningkatkan energi suatu aliran maka meningkatakan kecepatan
aliran.
▪ Suatu erosi membutuhkan energi dan kecepatan yang lebih tinggi
daripada transportasi.
▪ Pengendapan terjadi secara berurutan sebagaimana menurunnya
kecepatan.
▪ Hubungan Kurva ini tidak linear .Kurva erosi (entrainment) dan kurva
akan rata pada kecepatan yang lebih tinggi.
▪ Pasir sedang ( 0,25-0,5 mm ) digerakan pada kecepatan terendah.
▪ diperlukan kecepatan yang relatif tinggi untuk menggerakan partikel
lanau dan lempung, Hal ini disebabkan partikel-partikel tersebut
memiliki kohesifitas yang tinggi (daya tarik antara partikel yang kuat),
membuat partikel lanau dan lempung sulit untuk terpisah dan tererosi
.Namun sekali terpisah atau tererosi , partikel dapat digerakan cukup
jauh pada kecepatan yang lebih rendah sebelum partikel tersebut
diendapkan. Namun, sangat sedikit terjadi pada kecepatan tinggi
partikel dapat langsung diendapkan setelah partikel tersebut tererosi.
▪ partikel yang sangat kecil dapat tertransport tanpa ada batas waktu
sampai pada titik tertentu arus melemah.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa diagram Hjulstrom yang
dimodifikasi oleh Sundborg dibuat berdasarkan percobaan partikel silica
dan kuarsa yang dialiri air di dalam flume dengan sistem arus traksi,
Sehingga diagram ini sangat cocok digunakan pada sediment silica dan
butiran kuarsa dibawah kondisi arus traksi. Sedangkan pada kasus di
alam heterogenitas mineral dan batuan sangat berpengaruh terhadap
densitas butir, ukuran butir kohesifitas butir serta kolom dan densitas
fluida yang membawa yang memungkinkan terjadinya perubahan kurva
pada diagram Hjulstrom itu sendiri.
III. Jelaskan macam macam dan mekanisme gravity flow.
Gambar III.1
a. Turbidity current
Turbidity current merupakan arus gravitasi yang meluncur dari
suatu lereng di dalam tubuh air (laut atau danau). Mekanisme
terbentuknya ada dua yaitu:
(1) Arus turbid terbentuk pada tepian kontinen akibat adanya gempa
bumi atau badai yangterjadi pada paparan benua (continental
shelves).
(2) Arus turbid terjadi akibat aliran tetap uniform (steady uniform flow)
dari fluida yang densitasnya besar dan mengalir di bawah fluida
yang densitasnya lebih kecil.
Gambar IV.1
Fluid Flow pergerakan sedimen pada suatu fluida yang mana peranan fluida
lebih dominan. Macam macam fluid flow yaitu :
(a) Laminar flow : Kecepatan arus tenang, dan arah gerak arusnya
sejajar/parallel.
(b) Turbulent flow : Kecepatan arusnya tidak menentu, begitu juga
arah gerak arusnya.
V. Jelaskan tentang sekuen bouma
Gambar V.1
Bouma (1962) memberikan urutan ideal endapan turbidit yang dikenal
dengan Sekuen Bouma. Urut-urutan endapan turbidit yang umumnya berupa
perselingan antara batupasir dan batulempung merupakan suatu satuan yang
berirama (ritmis), dimana setiap satuan merupakan hasil tunggal dari suatu arus
turbid. Bouma Sequence yang lengkap dibagi 5 interval, peralihan antara satu
interval ke interval berikutnya dapat secara tajam, berangsur, atau semu, yaitu
a) Gradded Interval (Ta)
Merupakan perlapisan bersusun dan bagian terbawah dari urut-urutan ini,
bertekstur pasir kadang-kadang sampai kerikil atau kerakal. Struktur
perlapisan ini menjadi tidak jelas atau hilang sama sekali apabila batupasirnya
memiliki pemilahan yang baik. Tanda-tanda struktur lainnya tidak tampak.
b) Lower Interval of Parallel Lamination (Tb)
Merupakan perselingan antara batupasir dengan serpih atau
batulempung, kontak dengan interval dibawahnya umumnya secara berangsur.
c) Interval of Current Ripple Lamination (Tc)
Merupakan struktur perlapisan bergelombang dan konvolut.
Ketebalannya berkisar antara 5-20 cm, mempunyai besar butir yang lebih halus
daripada kedua interval dibawahnya. (Interval Tb).
d) Upper Interval of Parallel Lamination (Td)
Merupakan lapisan sejajar, besar butir berkisar dari pasir sangat halus
sampai lempung lanauan. Interval paralel laminasi bagian atas, tersusun
perselingan antarabatupasir halus dan lempung, kadang-kadang lempung
pasirannya berkurang ke arah atas. Bidang sentuh sangat jelas.
e) Pelitic Interval (Te)
Merupakan susunan batuan bersifat lempungan dan tidak menunjukan
struktur yang jelas ke arah tegak, material pasiran berkurang, ukuran besar butir
makin halus, cangkang foraminifera makin sering ditemukan. Bidang sentuh
dengan interval di bawahnya berangsur. Diatas lapisan ini sering ditemukan
lapisan yang bersifat lempung napalan atau yang disebut lempung pelagik
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM