Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PRASYARAT

SEDIMENTOLOGI
ACARA II
HIDRODINAMIKA

Nama Asisten Praktikum : M. Tidar Limanianto (H1C017023)


Tanggal Praktikum : Kamis, 17 September 2020
Tanggal Penyerahan : Rabu , 30 September 2020

Oleh:
Faizal Warih Wijaya
H1C019041

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PURBALINGGA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
I. Jelaskan perbedaan arus dan aliran.

Gambar I.1
Arus yaitu energi yang mampu menggerakkan material material sedimen,
kemudian untuk aliran yaitu bagian dari energi yang mampu menggeser
material sedimen, jadi saling berkaitan antara arus dan aliran
Dalam media fluida terdapat dua macam aliran yaitu laminar flow dan
turbulent flow. Laminar flow yaitu aliran yang memiliki kecepatan arus
tenang serta memiliki pola aliran yang teratur. Sedangkan turbulent flow
yaitu aliran yang memiliki kecepatan tinggi dan pola aliran tidak teratur.

II. Jelaskan diagram hjulstrom.

Gambar II.1
Diagram Hjulstrom merupakan diagram atau kurva yang mungkin
familiar dikalangan sedimentologist, Hidrologist, dan geosaintist . Kurva ini
pada awalnya ditemukan oleh Filip Hjulstrom pada tahun 1902-1982 , yang
mana pada prinsip dasarnya diagram ini menjelaskan hubungan
hidrodinamika antara erosi, transportasi, dan sedimen yang diendapkan .
Hjulstrom diagram menunjukkan dua kurva pembagian. Kurva bagian
atas yang berwarna biru mewakili kecepatan erosi (Entrainment) dalam
satuan“cm / s” sebagai fungsi dari ukuran partikel didalam “mm”
,sedangkan kurva bagian bawah yang berwarna cream menunjukkan
kecepatan pengendapan sebagai fungsi dari ukuran partikel .Sedangkan
diantara kurva erosi dan kurva sedimentasi terdapat kurva berwarna abu-abu
merupakan zona transisi dimana partikel tidak mengalami erosi maupun
sedimentasi melainkan tetap tertransportasi didalam suatu media.
Mean atau titik kritis , Kurva kecepatan menunjukan perkiraan
kecepatan yang diperlukan untuk mengangkat dan mentransportasi partikel
dengan berbagai ukuran .
Kurva kecepatan Sedimentasi menunjukan kecepatan di mana
partikel dari ukuran tertentu mengalami pembebanan gravitasisehingga
terendapkan dan tersuspensi. .
Entrainment atau Batas kurva erosi menunjukan mulainya proses
partikel sedimen bergerak.
Grafik Hjulstrom secara umum menjelaskan bahwa :
▪ Meningkatkan energi suatu aliran maka meningkatakan kecepatan
aliran.
▪ Suatu erosi membutuhkan energi dan kecepatan yang lebih tinggi
daripada transportasi.
▪ Pengendapan terjadi secara berurutan sebagaimana menurunnya
kecepatan.
▪ Hubungan Kurva ini tidak linear .Kurva erosi (entrainment) dan kurva
akan rata pada kecepatan yang lebih tinggi.
▪ Pasir sedang ( 0,25-0,5 mm ) digerakan pada kecepatan terendah.
▪ diperlukan kecepatan yang relatif tinggi untuk menggerakan partikel
lanau dan lempung, Hal ini disebabkan partikel-partikel tersebut
memiliki kohesifitas yang tinggi (daya tarik antara partikel yang kuat),
membuat partikel lanau dan lempung sulit untuk terpisah dan tererosi
.Namun sekali terpisah atau tererosi , partikel dapat digerakan cukup
jauh pada kecepatan yang lebih rendah sebelum partikel tersebut
diendapkan. Namun, sangat sedikit terjadi pada kecepatan tinggi
partikel dapat langsung diendapkan setelah partikel tersebut tererosi.
▪ partikel yang sangat kecil dapat tertransport tanpa ada batas waktu
sampai pada titik tertentu arus melemah.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa diagram Hjulstrom yang
dimodifikasi oleh Sundborg dibuat berdasarkan percobaan partikel silica
dan kuarsa yang dialiri air di dalam flume dengan sistem arus traksi,
Sehingga diagram ini sangat cocok digunakan pada sediment silica dan
butiran kuarsa dibawah kondisi arus traksi. Sedangkan pada kasus di
alam heterogenitas mineral dan batuan sangat berpengaruh terhadap
densitas butir, ukuran butir kohesifitas butir serta kolom dan densitas
fluida yang membawa yang memungkinkan terjadinya perubahan kurva
pada diagram Hjulstrom itu sendiri.
III. Jelaskan macam macam dan mekanisme gravity flow.

Gambar III.1
a. Turbidity current
Turbidity current merupakan arus gravitasi yang meluncur dari
suatu lereng di dalam tubuh air (laut atau danau). Mekanisme
terbentuknya ada dua yaitu:
(1) Arus turbid terbentuk pada tepian kontinen akibat adanya gempa
bumi atau badai yangterjadi pada paparan benua (continental
shelves).
(2) Arus turbid terjadi akibat aliran tetap uniform (steady uniform flow)
dari fluida yang densitasnya besar dan mengalir di bawah fluida
yang densitasnya lebih kecil.

b. Grain flows (grain interaction)


Grain flow adalah aliran dari butiran sediment yang inkohesif
yang terdapat pada lereng yang curam. Aliran ini terjadi ketika
akumulasi sedimen melebihi gaya gesek antar partikel dan Ketika
gempa bumi terjadi. endapan yang dihasilkan berupa pasir yang
terpilah baik, tak berstruktur sampai berlaminasi berlangsung secara
lokal.
Ciri sedimen hasil grain flows :
(1) Dominan terdiri atas fragmen sedimen (fragment dominated-
sediment).
(2) Terpilah baik dan bebas lempung.
c. Debris flow/mud flows "interparticle interaction”
Debris flow dan mudflow merupakan aliran sedimen gravitasi
pada tipe aliran fluida Bingham Plastik, dimana aliran ini terdiri atas
campuran partikel yang berukuran pasir halus dan lempung yang
membentuk lumpur dengan kekentalan yang memungkinkan untuk
mengangkut materialyang berukuran sangat kasar seperti boulder.
Aliran ini sering terjadi pada daerah yang beriklim kering (arid) atau
agak kering (semi arid) setelah terjadinya hujan yang lebat. Contoh
yang sering terjadi pada daerah gunung api adalah aliran lahar yang
disusun oleh material hasil erupsi gunung api adalah aliran lahar yang
disusun oleh material hasil erupsi gunung api.
Ciri sedimen hasil mud flows:
(1) Dominan terdiri atas sedimen berukuran matrik (matrix-dominated
sediment).
(2) Sortasi jelek.
(3) Pejal (tak berlapis).
d. Fluidized flows
Aliran yang terjadi apabila material sedimen lepas mengalir
bersama dengan cairan sebagai suspensi dan membentuk cairan
dengan kekentalan tinggi. Cairan ini dapat mengalir dengan kecepatan
tinggi pada kemiringan sekitar 3 derajat.
Ciri sedimennya :
(1) Tebal, non-graded clean sand
(2) Bersortasi jelek
(3) Batas atas dan bawahnya kabur.
IV. Jelaskan macam macam dan mekanisme fluid flow

Gambar IV.1
Fluid Flow pergerakan sedimen pada suatu fluida yang mana peranan fluida
lebih dominan. Macam macam fluid flow yaitu :
(a) Laminar flow : Kecepatan arus tenang, dan arah gerak arusnya
sejajar/parallel.
(b) Turbulent flow : Kecepatan arusnya tidak menentu, begitu juga
arah gerak arusnya.
V. Jelaskan tentang sekuen bouma

Gambar V.1
Bouma (1962) memberikan urutan ideal endapan turbidit yang dikenal
dengan Sekuen Bouma. Urut-urutan endapan turbidit yang umumnya berupa
perselingan antara batupasir dan batulempung merupakan suatu satuan yang
berirama (ritmis), dimana setiap satuan merupakan hasil tunggal dari suatu arus
turbid. Bouma Sequence yang lengkap dibagi 5 interval, peralihan antara satu
interval ke interval berikutnya dapat secara tajam, berangsur, atau semu, yaitu
a) Gradded Interval (Ta)
Merupakan perlapisan bersusun dan bagian terbawah dari urut-urutan ini,
bertekstur pasir kadang-kadang sampai kerikil atau kerakal. Struktur
perlapisan ini menjadi tidak jelas atau hilang sama sekali apabila batupasirnya
memiliki pemilahan yang baik. Tanda-tanda struktur lainnya tidak tampak.
b) Lower Interval of Parallel Lamination (Tb)
Merupakan perselingan antara batupasir dengan serpih atau
batulempung, kontak dengan interval dibawahnya umumnya secara berangsur.
c) Interval of Current Ripple Lamination (Tc)
Merupakan struktur perlapisan bergelombang dan konvolut.
Ketebalannya berkisar antara 5-20 cm, mempunyai besar butir yang lebih halus
daripada kedua interval dibawahnya. (Interval Tb).
d) Upper Interval of Parallel Lamination (Td)
Merupakan lapisan sejajar, besar butir berkisar dari pasir sangat halus
sampai lempung lanauan. Interval paralel laminasi bagian atas, tersusun
perselingan antarabatupasir halus dan lempung, kadang-kadang lempung
pasirannya berkurang ke arah atas. Bidang sentuh sangat jelas.
e) Pelitic Interval (Te)
Merupakan susunan batuan bersifat lempungan dan tidak menunjukan
struktur yang jelas ke arah tegak, material pasiran berkurang, ukuran besar butir
makin halus, cangkang foraminifera makin sering ditemukan. Bidang sentuh
dengan interval di bawahnya berangsur. Diatas lapisan ini sering ditemukan
lapisan yang bersifat lempung napalan atau yang disebut lempung pelagik
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM
BAB II
TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan praktikum sedimentologi acara II tentang Hidrodinamika yaitu:


1. Praktikan dapat mengetahui ciri ciri dari laminar flow dan turbulent flow.
2. Praktikan dapat mengetahui hubungan viskositas dengan proses erosi.
3. Praktikan dapat mengetahui macam macam sediment gravity flow.
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
Adapun hasil praktikum dari acara 1 tentang pengenalan sedimentologi
adalah :
1. Jelaskan Sekuen Bouma atau Model Fasies Turbidit lainnya.
2. Hubungkan Aliran Laminar Flow dan Turbulen Flow dengan Proses
Sedimen Gravity Flow.
3. Jelaskan Arus Traksi dan Pembagian Regim Aliran serta Struktur yang
terbentuk.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. Jelaskan Sekuen Bouma atau Model Fasies Turbidit lainnya.
Bouma (1962) memberikan urutan ideal endapan turbidit yang dikenal
dengan Sekuen Bouma. Urut-urutan endapan turbidit yang umumnya berupa
perselingan antara batupasir dan batulempung merupakan suatu satuan yang
berirama (ritmis), dimana setiap satuan merupakan hasil tunggal dari suatu
arus turbid. Bouma Sequence yang lengkap dibagi 5 interval, peralihan antara
satu interval ke interval berikutnya dapat secara tajam, berangsur, atau semu,
yaitu :
a) Gradded Interval (Ta)
Merupakan perlapisan bersusun dan bagian terbawah dari urut-urutan ini,
bertekstur pasir kadang-kadang sampai kerikil atau kerakal. Struktur
perlapisan ini menjadi tidak jelas atau hilang sama sekali apabila batupasirnya
memiliki pemilahan yang baik. Tanda-tanda struktur lainnya tidak tampak.
b) Lower Interval of Parallel Lamination (Tb)
Merupakan perselingan antara batupasir dengan serpih atau batulempung,
kontak dengan interval dibawahnya umumnya secara berangsur.
c) Interval of Current Ripple Lamination (Tc)
Merupakan struktur perlapisan bergelombang dan konvolut. Ketebalannya
berkisar antara 5-20 cm, mempunyai besar butir yang lebih halus daripada
kedua interval dibawahnya. (Interval Tb).
d) Upper Interval of Parallel Lamination (Td)
Merupakan lapisan sejajar, besar butir berkisar dari pasir sangat halus sampai
lempung lanauan. Interval paralel laminasi bagian atas, tersusun perselingan
antarabatupasir halus dan lempung, kadang-kadang lempung pasirannya
berkurang ke arah atas. Bidang sentuh sangat jelas.
e) Pelitic Interval (Te)
Merupakan susunan batuan bersifat lempungan dan tidak menunjukan
struktur yang jelas ke arah tegak, material pasiran berkurang, ukuran besar
butir makin halus, cangkang foraminifera makin sering ditemukan. Bidang
sentuh dengan interval di bawahnya berangsur. Diatas lapisan ini sering
ditemukan lapisan yang bersifat lempung napalan atau yang disebut lempung
pelagik.
Urut-urutan ideal seperti diatas mungkin tak selalu didapatkan dalam
lapisan, dan umumnya dapat merupakan urut-urutan internal sebagai berikut.
1. Base cut out sequence.Urutan interval ini merupakan urutan turbidit
yang lebih utuh,sedangkan bagian bawahnya hilang. Bagian yang hilang
bisa Ta, Ta-b, Ta-c dan Ta-d.
2. Truncated sequence. Urutan interval yang hilang dari sekuen yang
hilang adalah bagian atas, yaitu : Tb-e, Tc-e, Td-e, Te. Hal ini disebabkan
adanya erosi oleh arus turbid yang kedua.
3. Truncated base cut out sequence. Urutan ini merupakan kombinasi
dari kedua kelompok base cut out sequence dan truncated sequence yaitu
bagian atas dan bagian bawah bisa saja hilang.
Turbidit yang berada dekat dengan sumbernya, terutama dibagian saluran
transpor utama dimana sedimen suspensi terkonsentrasi, pada umumnya
berbutir kasar, masif, dan berlaminasi buruk. Beberapa aliran dengan
konsentrasi yang sangat tinggi mungkin juga mengendapkan turbidit berbutir
kasar di dalam saluran utama pada jarak yang agak jauh dari sumber. Di lain
pihak, turbidit tipis dan berbutir halus dapat pula terendapkan di dekat sumber
etika arus turbidit meluap dan menjadi lebih encer. Endapan dari suatu aliran
arus turbidit, selain menunjukkan gradasi ukuran butir secara vertikal juga
bergradasi secara lateral.
IV.2. Hubungkan Aliran Laminar Flow dan Turbulen Flow dengan
Proses Sedimen Gravity Flow.
Pada transportasi partikel sediment, prodak prodak pembentuk sedimen
tertransport langsung oleh pengaruh gravitasi atau disebut juga dengan proses
sedimen Gravity flow, sediment gravity flow yaitu proses transportasi
material sedimen yang mana material sedimen akan bergerak lebih dulu baru
kemudian medianya. Jadi disini partikel bergerak tanpa ada bantuan dari
fluida. Sediment gravity flow yang tergolong dalam aliran laminar yaitu
antara lain debris flow dan grain flow, hal ini dikarenakan air akan bisa
mengalir secara laminar pada kecepatan yang rendah dan dengan kedalaman
air yang dangkal.Aliran ini umumnya terjadi pada media yang memiliki
viskositas lebih tinggi dari air. Hal ini akan berbanding terbalik dengan
sediment gravity flow yang tergolong dalam aliran turbulent flow yaitu antara
lain turbidity current dan fluidized flow, hal ini dikarenakan air akan bisa
mengalir secara turbulent pada kecepatan yang tinggi dan dengan kedalaman
air yang dalam. Aliran ini umumnya terjadi pada media yang memiliki
viskositas lebih rendah dari air. Hal itu akan memunculkan hasil dari sediment
oleh gravity flow yang akan menghasilkan produk yang berbeda dengan hasil
sediment oleh fluida flow karena pada gravity flow transportasi dan deposisi
terjadi dengan cepat sekali akibat pengaruh gravitasi. Batuan sedimen yang
dihasilkan oleh proses ini umumnya akan mempunyai sortasi yang buruk dan
memperlihatkan struktur deformasi.
IV.3. Jelaskan Arus Traksi dan Pembagian Regim Aliran serta Struktur
yang terbentuk.
Arus traksi yaitu arus/media yang membawa sedimen didasarnya. disini
gravitasi lebih berpengaruh dari pada fluida seperti angin atau pasang-surut
air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir
yang berstruktur silang siur.
a. Regim Aliran Bawah (Lower Flow Regim)
Dalam aliran ini gaya dari garvitasi bumi lebih berpengaruh sehingga
terbentuk onggokan-onggokan dan erosi, cara transport yaitu prodak sedimen
diseret dan jatuh kedalam erosi dan sudut kemiringan dari cross lamiae dan
searah dengan arah arus dan menghasilkan struktur sedimen Cross-lamination
dan Cross-Bed
b. Regim Aliran Transisi (Transition Flow Regim)
Regim ini memiliki bentuk perlapisan campuran antara regim aliran atas
dan bawah. Memiliki nilai Froud = 1.
c. Regim Aliran Atas (Upper Flow Regim)
Pada aliran ini, fluida yang ada lebih berpengaruh dari pada gaya gravitasi
bumi,Sehingga akan membentuk Onggokan yang lebih disebabkan karena
penumpukan pada endapan, transport secara terus menerus akibat pergerakan
air yang kemudian akan menasilkan struktur sedimen silang siur dan planar-
antidune
BAB V
KESIMPULAN
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum Sedimentologi acara II tentang “Hidrodinamka” di
dapat kesimpulan sebagi berikut:
1. Mengetahui ciri ciri dari laminar flow dan turbulent flow dengan cara
membedakan antara jenis alirannya. Jika laminar flow, ciri cirinya yaitu
memiliki aliran yang lemah dan memiliki ketinggian aliran yang dangkal.
Sedangkan turbulent flow ciri cirinya yaitu memiliki aliran yang deras dan
memiliki ketinggian aliran yang dalam.
2. Mengetahui hubungan viskositas dengan proses erosi yaitu semakin tinggi
viskositas suatu fluida maka akan semakin laminar alirannya dan akan
semakin sulit untuk mengerosi batuan. Dan sebaliknya, semakin rendah
viskositas suatu fluida maka akan semakin turbulent alirannya dan akan
semakin mudah untuk mengerosi suatu batuan.
3. Mengetahui macam macam sediment gravity flow yang terdiri dari turbidity
current, fluidized flow dan grain flow
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
Boggs, Sam, Jr. 1995. Principles of Sedimentology and Stratigraphy. Edisi 2.
Prentice-Hall, New Jersey.
Sumber Internet :
Alamsyah,Muhammad Noor. 2008.Sequence bouma [online] https://www.
Researchgate.net/publication/340385149_Basic_Concept_of_Turbidite_S
edimentation_Indonesian_Language (diakses pada 23 september 2020
pukul 20.27 WIB)
Putra, Ludy.2018.Diagram Hjulstorm. [online] https://www.scribd.com/
document/ 379330420/Diagram-Hjulstrom (diakses pada 23 september
2020 pukul 20.27 WIB)
S. Surjono,Sugeng D. Hendra Amijaya.2017. Sedimentologi [online] https://
ugmpress.ugm.ac.id/id/product/geologi/sedimentologi (diakses pada 15
september 2020 pukul 08.37 WIB)
Win, Muhammad Bimo.2013.Sediment Gravity Flow.[online] https://www.
scribd.com/document/190048091/Sediment-Gravity-Flow (diakses pada
15 september 2020 pukul 08.37 WIB)

Anda mungkin juga menyukai