Anda di halaman 1dari 39

12/2/2020

Erosi dan Pengendaliannya

Wahyu Wilopo
Departemen Teknik Geologi UGM

Tujuan
• Mengetahui parameter yang mengontrol erosi
• Mampu menghitung erosi
• Mengetahui metode untuk
mencegah/meminimalkan erosi

1
12/2/2020

Pendahuluan
• Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah
(detached) dan kemudian tanah tersebut
dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan alami (air,
angin, gletser atau gravitasi).
• Erosi normal adl terjadi secara alamiah dengan laju
penghancuran dan pengangkutan tanahnya sangat
lambat sehingga memungkinkan keseimbangan
antara penghancuran, pengangkutan dan
pembentukan tanah.
• Erosi dipercepat akibah pengaruh manusia sehingga
laju erosi jauh lebih bersar dari pada pembentukan
tanah.

SOIL EROSION IS GLOBAL PROBLEM


• 1/3 WORLD’S ARABLE LAND LOST SINCE 1950
• MOST IN ASIA, AFRICA, S. AMERICA
– 13-18 t/a/yr
• 30% OF US FARMLAND ABANDONED
– EROSION
– SALINIZATION
– WATER-LOGGING
• 90% OF US CROPLAND LOSING SOIL FASTER THAN IT
IS REPLACED
– >1 t/a/yr

2
12/2/2020

Berdasarkan Bentuknya Erosi


dibedakan:
• Erosi percik (splash erosion): tahap pertama dari
hujan yang menyebabkan erosi, disebabkan oleh
tenaga kinetis jatuhnya butir hujan ke permukaan
tanah & merusak porositas.
• Erosi lembar (sheet erosion): pengangkutan lapisan
tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan
bidang tanah. Kekuatan jatuh butir hujan dan aliran
di permukaan merupakan penyebab utama erosi ini.
Menghilangkan lapisan subur tanah.

Berdasarkan Bentuknya Erosi


dibedakan:
• Erosi Alur (rill erosion): terjadi pada tanah yang tidak
rata, maka air akan terkonsetrasi dan mengalir pada
tempat-tempat yang rendah sehingga pemindahan
tanah lebih banyak terjadi pada tempat-tempat
tersebut.
• Erosi parit (gull erosion): prosesnya sama dengan
erosi alur, tetapi saluran-saluran yang terbentuk
sudah dalam.
• Erosi tebing sungai (stream bank erosion): erosi yang
terjadi akibat pengikisan lateral pada tebing sungai
oleh aliran sungai.

3
12/2/2020

Jenis Erosi Berdasar Proses


Terjadinya
• Erosi Akibat gaya Berat : Batuan atau sedimen yang bergerak
terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yang
disebabkan oleh gaya berat massa.
• Erosi oleh Angin: Hembusan angin kencang yang terus
menerus di daerah yang tandus dapat memindahkan partikel-
partikel halus batuan di daerah tersebut membentuk suatu
formasi, (gurun/gumuk pasir) dan abrasi.
• Erosi oleh Air: aliran air hujan yang tidak terinfiltrasi sering
menyebabkan terjadinya erosi yang parah karena dapat
mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya,
terutama pada tanah yang gundul.
• Erosi oleh Es: erosi ini terjadi akibat perpindahan partikel-
partikel batuan karena aliran es yang terjadi di pinggiran
sungai.

SIGNIFICANT SOIL LOSS IN THE USA

WATER
3.5 X 109 T/yr

WIND
1.5 X 109 T/yr

4
12/2/2020

WIND EROSION
SUSPENSION
SALTATION

CREEP

• SALTATION DETACHES PARTICLES


• SMALLER PARTICLES SUSPENDED
• LARGER PARTICLES CREEP
• SANDY AND SILTY SOILS MOST SUSCEPTIBLE
• SOIL ACCUMULATION IN DITCHES AND FENCE ROWS

5
12/2/2020

WIND EROSION CAN BE SIGNIFICANT

Near Mitchell, SD

Dust bowl

• 1931-1939 there
was a drought
called the “dust
bowl”. It caused
huge dust storms
to erupt that
destructed billions
of acres of farm
land.

6
12/2/2020

Storms

• In the first year of


the drought there
were 14 storms
reported and the
second year there
were 38 storms. It
was getting worse.

Ruined land

• Tons of damage
was done to every
ones land and it
costs billions of
dollars to repair the
damages.

7
12/2/2020

WATER EROSION PROCESS

• BEGINS WITH RAINDROPS STRIKING BARE


SOIL DISLODGING PARTICLES
• INTENSE RAINS SEAL SURFACE
• WHEN RAINFALL EXCEEDS INFILTRATION
WATER IS STORED IN SMALL DEPRESSIONS
• ONCE DEPRESSIONS ARE FILLED, RUNOFF
BEGINS

WATER EROSION PROCESS

• Initially water flows in a discontinuous sheet


• Eventually it concentrates into small
channels or rills. The runoff now has energy
to break off particles and cut deeper
• The amount of erosion caused by sheet and
rill erosion increases with slope and distance
• Rills may eventually form gullies

8
12/2/2020

THE SOIL WATER EROSION PROCESS

DETACHMENT DEPOSITION
Detachment Sediment Load
Sediment Load
Sediment Transport
Deposition

Soil
Soil

EFFECTS ON ENVIRONMENTAL QUALITY


AND PRODUCTIVITY

• LOSS OF OM, CLAY, AND NUTRIENTS REDUCES


PRODUCTIVITY
• DAMAGE TO PLANTS
• FORMATION OF RILLS AND GULLIES AFFECTS
MANAGEMENT
• SEDIMENTATION IN WATERWAYS, DIVERSIONS,
TERRACES, DITCHES
• DELIVERY OF NUTRIENTS TO SURFACE WATER

9
12/2/2020

Faktor-faktor yang
mempengaruhi erosi
Menurut (Rahim, 2000) bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi erosi adalah
1. Energi, yang meliputi hujan, air limpasan,
angin, kemiringan dan panjang lereng,
2. Ketahanan; erodibilitas tanah (ditentukan
oleh sifat fisik dan kimia tanah), dan
3. Proteksi, penutupan tanah baik oleh vegetasi
atau lainnya serta ada atau tidaknya tindakan
konservasi.

Menurut Morgan (1979) faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap erosi tanah adalah:
• kemampuan mengerosi,
• agen erosi,
• kepekaan erosi dari tanah, k
• emiringan lereng, dan keadaan alami dari
tanaman penutup tanah

10
12/2/2020

Persamaan Erosi
Erosi adalah akibat interaksi kerja antara
faktor-faktor iklim, topografi, tumbuh-
tumbuhan (vegetasi), dan manusia terhadap
tanah (Arsyad, 1989) yang dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :

E = f ( i.r.v.t.m )

Dimana :
E = Erosi; i = Iklim; v = Vegetasi; m = Manusia;
f = fungsi; r = relief; t = Tanah

Iklim
• Iklim merupakan faktor terpenting dalam masalah erosi
sehubungan dengan fungsinya. Sebagai agen pemecah dan
transpor. Faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan
(Arsyad 1989).
• Suatu hujan yang lama hujannya kurang dari satu jam disebut
hujan lebih jike selurah air yang jatuh melebihi 20 mm.
• Indeks potensial erosi hujan/indeks erosi hujan (EI30)
dinyatakan
EI30 = E(I30.10-2) atau E = 210.3 + 89 log I
dimana : E = energi kinetik (ton meter/ha/cm hujan)
I = intensitas hujan (cm/jam)
I30 = intensitas hujan 30 menti (cm/jam)

11
12/2/2020

Relief
• Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor yang menentukan
karakteristik topografi suatu daerah aliran sungai. Kedua faktor tersebut
penting untuk terjadinya erosi karena faktor-faktor tersebut menentukan
besarnya kecepatan dan volume air larian (Asdak, 1995).
• Unsur lain yang berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah
lereng (Arsyad, 1989).
• Hubungan antara kecuraman lereng, aliran permukaan dan erosi (Zing,
1980)
Xc = 0,065 . S1,49
dimana, Xc = jumlah erosi, s = kemiringan lereng (%)
sedangkan hubungan antara panjang lereng dengan besarnya erosi adlh
X = 0,0025 L1,59
dimana, X = erosi, L = panjang lereng (ft)

Vegetasi
Vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang tebal, atau hutan yang
lebat akan menghilangkan pengaruh hujan dan topografi terhadap erosi
(Arsyad, 1989). Asdak (1995) mengemukakan bahwa yang lebih berperan
dalam menurunkan besarnya erosi adalah tumbuhan bahwa karena ia
merupakan stratum vegetasi terakhir yang akan menentukan besar kecilnya
erosi percikan. Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi dibagi
dalam lima bagian (Arsyad, 1989), yakni:
1. Sebagai intersepsi hujan oleh tajuk tanaman.
2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air.
3. Pengaruh akar dan kegiatan-kegiatan biologi yang berhubungan dengan
pertumbuhan vegetasi dan pengaruhnya terhadap stabilitas struktur dan
porositas tanah.
4. Transpiransi yang mengakibatkan kandungan air tanah berkurang
sehingga meningkatkan kapasitas infiltrasi.
5. Porositas tanah menjadi lebih besar.

12
12/2/2020

Tanah
• Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan erosi adalah
(1) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi,
permeabilitas menahan air, dan (2) sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap dispersi
dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran
permukaan.
• Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur,
struktur, bahan organik, kedalaman, sifat lapisan tanah, dan
tingkat kesuburan tanah.

Manusia
• Manusia dapat mencegah dan mempercepat
terjadinya erosi, tergantung bagaimana
manusia mengelolahnya.
• Manusialah yang menentukan apakah tanah
yang dihasilkannya akan merusak dan tidak
produktif atau menjadi baik dan produktif
secara lestari.

13
12/2/2020

USLE
Universal Soil Loss Equation

 Wischmeier, W.H. and D.D. Smith. 1978.


Predicting rainfall erosion losses. USDA
Agriculture Handbook 537, U.S. Department of
Agriculture.

• Empirical model:
– Analysis of observations
– Seeks to characterize response from these data.

• Based on:
– Rainfall pattern, soil type, topography, crop system and
management practices.

• Predicts:
– Long term average annual rate of erosion

• Subroutine in models such as:


– SWRRB (Williams, 1975), EPIC (Williams et al., 1980),
ANSWERS (Beasly et al., 1980), AGNPS (Young et al., 1989)

14
12/2/2020

Metode Perhitungan Besar Erosi


Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) oleh Wischmeier dan
Smith, 1976 & 1978

A=RKLSCP

A = Besar kehilangan tanah (ton/ha/th)


R = Faktor erosifitas hujan (mm/th)
K = Faktor erodibilitas tanah (range 0-1)
L = Faktor panjang Lereng (m)
S = Faktor kelerengan (%/o)
C = Faktor penutupan vegetasi (range 0-1)
P = Faktor pengelolaan tanah

Faktor-faktor pada metode USLE yang dapat berpengaruh proses erosi adalah
:
• Erosifitas Hujan : melalui intensitas hujan dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan tanah (energi kinetik)
• Erodibilitas Tanah : sifat fisik & organik tanah yang tidak mantap (tekstur, dan
struktur tanah)
• Aliran Permukaan : dapat menimbulkan kerusakan permukaan tanah
sehingga perlu dilakukan teknik konservasi tanah (terasering, sengkedan,
tegalan & tumbuhan bawah) sebagai penghalang terjadinya erosi
• Tumbuhan Permukaan : sebagai tumbuhan penutup tanah yang dapat
mengatur proses infiltrasi dan sebagai penghalang laju terjadinya erosi
• Pemilihan Jenis-jenis tanaman : untuk kegiatan konservasi tanah seperti; jenis
Leguminoceae, Tectona grandis sp, Leucaena spp, Grilicidia spp, Mimosa spp,
Eupotorium, Albizia spp dll maupun tanaman palawija lainnya, Sea mais,
Cocus nucivera, Oriseamae, Miristica spp, dll

15
12/2/2020

R (rainfall and runoff erosivity index)


A =R x K x LS x C x P

• Erosion index (EI) for a given storm:


– Product of the kinetic energy of the falling
raindrops and its maximum 30 minute intensity.

• R factor = Σ EI over a year / 100

K (soil erodibility)
A =R x K x LS x C x P

• Susceptibility of a given soil to erosion by


rainfall and runoff.

• Depend on:
– Texture, structure, organic matter content, and
permeability.

16
12/2/2020

Soil-erodibility nomograph

LS (slope length-gradient)
A =R x K x LS x C x P

Ratio of soil loss under given conditions to that at a site


with the "standard" slope and slope length.

17
12/2/2020

Topographic LS factor

C (crop/management)
A =R x K x LS x C x P

Ratio of soil loss from land use under specified conditions to that
from continuously fallow and tilled land.
Crop Factor
Grain Corn 0.40
Silage Corn, Beans & Canola 0.50
Cereals (Spring & Winter) 0.35
Seasonal Horticultural Crops 0.50
Fruit Trees 0.10
Hay and Pasture 0.02

Tillage Factor
Fall Plow 1.00
Spring Plow 0.90
Mulch Tillage 0.60
Ridge Tillage 0.35
Zone Tillage 0.25
No-Till 0.25

18
12/2/2020

P (conservation practices)
A =R x K x LS x C x P

Ratio of soil loss by a support practice to that of


straight-row farming up and down the slope.

Support Practice P Factor

Up & Down Slope 1.00

Cross Slope 0.75

Contour farming 0.50

Strip cropping, cross slope 0.37

Strip cropping, contour 0.25

Besar Erosi pada Agroforestry


• Erosi yang masih ditolerir/diterima dibawah tegakan tanaman
berada pada range 2.2-11.2 ton/ha/th
• Peranan agroforestry melalui siklus bahan organik dan unsur hara
akan memantapkan agregat tanah dalam mencegah erosi
(Young,1989)
• Kombinasi jenis-jenis tanaman agroforestry akan memelihara
struktur tanah sehingga erosi yang terjadi akan berlangsung
secara normal
• Besar erosi yang terjadi dari penerapan sistem agroforestry dapat
diklasifikasikan atas ; erosi kecil (< 2 ton/ha/th), sedang (2-10
ton/ha/th), tinggi (>10 ton/ha/th) (Bellows, 1992; Omoro, 1993)

19
12/2/2020

Tabel.Besar Erosi di Ekosistem Tropis


Besar Erosi (ton/ha/th)
Sistim Penggunaan Lahan
Minimum Sedang Maksimum

Kombinasi tanaman/pohon perkebunan 0.01 0.06 0.14

Hutan hujan alami 0.03 0.30 6.16


Pengolahan tanaman, periode belum ditanam 0.05 0.15 7.40

Hutan perkebunan belum terganggu 0.02 0.58 6.20

Pohon dengan tanaman penutup dan mulsa 0.10 0.75 5.60

Pengolahan tanaman dengan periode hasil 0.40 2.78 70.05

Sistem taungya, periode pengolahan 0.63 5.23 17.37

Pohon penutup, rerumputan teratur 1.20 47.60 182.90

Hutan perkebunan, kotoran sampah 5.92 53.40 104.80


atau kondisi hangus terbakar

Sumber : Wiersum (1984)

Tabel. Besar Erosi Tanah di Plot Pertumbuhan Awal Musim


Periode 1982-1987 Lal (1989)
Besar Erosi (ton/ha/th)
Jenis Perlakuan
Jarak (m) 1982 1983 1984 1985 1986 1987

A. Bajak - Pengerjaan 0.02 2.50 14.16 3.64 3.80 1.48

Tidak - Pengerjaan 0.01 0.004 0.026 0.23 0.20 0.16

B. Leucaena 4 0.69 1.38 0.17 0.17 0.63 0.49

Leucaena 2 0.25 0.18 0.07 0.07 0.03 0.02

C. Grilicidia 4 0.01 0.43 1.62 1.40 0.26 0.12

Grilicidia 2 0.02 0.10 2.05 0.20 1.11 0.06


LSD (0.05) (0.10)
(i) Perlakuan (T) 1.82 1.49
(ii) Sistem (S) 1.48 1.22
(iii) Tahun (Y) 2.57 2.12
(iv) S x Y 4.46 3.67
(v) T x S 2.57 2.12

20
12/2/2020

Tabel. Penggunaan Agroforestry sebagai kontrol terhadap erosi


Penggunaan Agroforestry Hasil bagi lingkungan Catatan
Kombinasi tanaman iklim basah bagi humus dan aktifitas Kombinasi tanaman perkebunan melalui bermacam
perkebunan humus tanaman yang efektif dalam mengontrol proses erosi
pada kemiringan lereng
Bermacam pohon perkebunan Pembentukan humus dan pengaruh iklim Memperkuat kontrol erosi terhadap kombinasi dari
di dalam rumah kebun basah bagi peningkatan proses aktifitas tanaman penutup melalui proses pemupukan secara
humus terus menerus
Gabungan tanaman lorong Menciptakan iklim sedang bagi proses Dapat memperkuat keberadaan lahan dengan ditanami
(alley) dan tanaman berbaris humus dan aktifitas humus berdasarkan kemiringan lereng untuk mengatur
terjadinya erosi
Struktur pohon-pohon dalam Menciptakan iklim sedang bagi proses Sebagai pelengkap dalam mengatur stabilitas dari
mengatur erosi humus dan aktifitas humus struktur tanaman dan keuntungan terus-menerus dari
produksi masing-masing tanaman; tanaman buah-
buahan, tanaman berkayu, berbatang, rerumputan
ternak, dan jenis yang dimanfaatkan
Penghalang angin dan Batas daerah kering Mengurangi kekuatan angin dan erosi; mengatur
tanaman pelindung peningkatan produksi
Penggunaan silvopastural Iklim, daerah kering dan aktifitas humus, Perlu waktu untuk pertumbuhan tanaman dan
dan pengaruh yang baik humus pengaturan program-program untuk penanaman rumput

Bermacam kegunaan Iklim, daerah kering dan aktifitas humus, Perencanaan desain pembangunan yang kuat
pengambilan penting dan pengaruh yang baik humus
tanaman hutan

keterpaduan dan kegunaan Iklim, daerah kering dan aktifitas humus, Perencanaan dan manajemen terpadu dari penggunaan
dari pengelolaan daerah aliran dan pengaruh yang baik humus lahan perlu waktu untuk mendapatkan hasil yang nyata
sungai dari sistem agroforestri yang dilakukan
Sumber : Adaptasi dari Young (1989)

Metode Pengukuran Erosi


• Pengukuran di daerah yang mengalami erosi
• Pengukuran sedimen hasil erosi pada sungai

21
12/2/2020

Pengukuran di daerah yang mengalami erosi

• Secara kualitatif: melakukan observasi ada/tidaknya


kehilangan tanah, antara lain dng
1. Adanya gejala erosi
2. Adanya perubahan dari warna tanah yang memucat, sebagai
tanda adanya erosi lembar
3. Adanya pemunculan tanah bawah (tanah induk) atau
munculnya akar tanaman.
• Secara kuantitatif (pengukuran kasar)
1. Mengukur tongkat ukur yang ditanam dalam tanah, lalu
diamati setelah beberapa waktu.
2. Mengukur elevasi muka tanah dan membandingakan dengan
titik atau tempat yang tetap.

22
12/2/2020

Secara kuantitatif

1. Penampungan tanah dan air pada suatu area


lahan.
2. Penampungan tanah dan air dengan plot
standar

Pengukuran Sedimen hasil erosi pada sungai

Pengukuran besarnya erosi dari suatu daerah


dengan mengukur besarnya sedimen pada
sungai banyak dilakukan untuk menghitung
umur waduk, terdiri dari:
1. Pengukuran muatan suspensi
2. Pengukuran muatan dasar

23
12/2/2020

24
12/2/2020

25
12/2/2020

26
12/2/2020

Standard USLE plot:

– 22.1m (72.6 ft) long


– 9% slope
– 4m (13.12 ft) wide.

Cara Mencegah/Mengurangi Erosi


• Cara Vegetatif
• Cara Teknik
• Cara Kimiawi
• Cara Gabungan

27
12/2/2020

REDUCING WIND EROSION

• MAINTAIN SURFACE COVER


– CROP RESIDUE
– COVER CROPS
• INCREASE STUBBLE HEIGHT
• INSTALL WINDBREAKS
– EFFECTIVE 15x HEIGHT
• IRRIGATE
• STRIP CROPS PERPENDICULAR TO
PREVAILING WIND

Cara Vegetatif
• Fungsi vegetasi:
1. Intersepsi hujan, mengurangi energi hujan
2. Menahan aliran permukaan (run off),
memperkecil/memperlambat energi alir
3. Menahan butir2 tanah yang terangkut
• Tanaman penutup tanah
1. Row crops (tanaman berderet) :jagung, kacang, kedelai, tebu
2. Small grain (padi-padian) : padi, gandum
3. Forage.hay crops: rumput, legum
4. Tress (pohon) : buah-buahan, hutan

28
12/2/2020

Cara Teknik
Dengan melakukan perubahan/tindakan terhadap
permukaan tanah atau pembuatan bangunan pencegah
erosi
Fungsi:
1. Mengurangi energi/daya rusak air
2. Memperbesar infiltrasi air dengan (a)
memperlambat run off; (b) menampung run off
kemudian menyalurkan dengan kecepatan yang
tidak merusak; (c) memperbaiki aerasi udara di
dalam tanah; (d) menyediakan air ke bidang tanah
dengan tujuan tertentu.

Cara Teknik
Teknik vegetatif
• Conturing, penumpukan tanah yang diolah
secara kontur sehingga akan menahan air,
penanaman sedikit miring thd kontur.
• Strip cropping, kombinasi counturing dengan
strip cropping/countur strip cropping.
• Bufffer strip cropping, mirip dengan strip
cropping bedanya ada strip sbg penyangga
yang ditanami forage secara menerus.

29
12/2/2020

Terrace Strip cropping

Conturing farming Cover croping

30
12/2/2020

Teknik Bangunan
• Guludan dan vegetatif waterways : dpt berfungsi baik untuk
tanah yang kepekaan erosi rendah dan pada kemiringan tanah
≤ 6%. Guludan haru disertai salurang bervegetasi (vegetatif
waterways).
• Teras dan terjunan: berfungsi untuk mengurangi panjang
lereng dan memperkecil kemiringan lereng. Ada 2 macam,
teras bangku dan teras berdasar lebar.
• Dam penghambat, check dam/ dam sederhana pada
parit/sungai kecil dibuat dari tanah, kayu, batu dll. Berfungsi
juga sbg reservoir yg disebut embung atau telaga buatan.

Keuntungan & Kekurangan Vegetatif Waterways

• Kelebihan
1. Dapat menapung aliran yang besar sehingga cocok untuk
membawa aliran permukaan dari daerah aliran sungai yang
besar.
2. Alat perkebunan dapat memotong vegetasi yang ada.
3. Ketika vegetasi sudah terbentuk biaya pemeliharaan sangan
rendah.
• Kekurangan
1. Bekerja sekitar waterway dengan peralatan perkebuanan
akan lebih sukar
2. Terbatasnya kedalaman dari waterway sebagai tempat aliran
air
3. Untuk melakuan vegetasi pada awal penanaman akan sulit.

31
12/2/2020

Definisi Teknik Bangunan

• Bangunan yang berfungsi untuk mengendalikan


erosi

Macam-macam:
- Guludan
- Guludan bersaluran
- Parit/saluran pengelak
- Teras
- Balong/waduk, Dam penghambat, Rorak, dan Tanggul

Guludan

 Tumpukan tanah yang dibuat


memanjang menurut arah kontur
(memotong lereng).
 Tinggi tumpukan dan lebar dasar
dibuat sekitar 25-30 cm.
 Jarak antar guludan tergantung
kecuraman lereng (0 – 6%), Guludan
kepekaan erosi tanah dan
erosivitas hujan.
 Guludan diperkuat dengan rumput
atau pohon perdu (rendah).

32
12/2/2020

Guludan bersaluran
 Pada lereng yang lebih curam (6% - 12%) atau tanah yang lebih peka
terhadap erosi.
 Dibangun memanjang searah kontur, dengan saluran di bagian lereng
atas sepanjang guludan.
 Ukuran guludan sama dengan guludan biasa. Kedalaman saluran 25-30
cm dan lebar atas saluran 30 cm.
 Guludan diperkuat rumput dan pohon perdu.
 Saluran dibuat dengan kemiringan 1% ke arah saluran pembuangan, agar
air yang tidak meresap dapat segera dibuang.

33
12/2/2020

Parit/Saluran Pengelak (diversion ditch)

 Parit  dibuat dengan memotong arah lereng dengan kemiringan


kecil sehingga kecepatan air tidak lebih dari 0,5 m/dt. Selanjutnya
dialirkan ke saluran pembuangan yang telah ada.
 Umumnya untuk tanah dengan permeabilitas rendah.
 Ukuran dan kemiringan parit berdasarkan perkiraan laju puncak
aliran.

Teras

Berfungsi
 megurangi panjang lereng dan
 menahan air sementara untuk mengurangi kecepatan dan
jumlah aliran permukaan serta memaksimalkan
pengendapan sedimen dan penyerapan air oleh tanah.

Ada 2 Tipe
1. Teras Tangga/bangku (bench terrace)
2. Teras berdasar lebar (broadbase terrace)

34
12/2/2020

1. Teras tangga atau bangku (bench terrace)

 Dibuat dengan memotong lereng (> 2%) dan meratakan tanah di


bagian bawah sehingga menjadi suatu deretan bentuk tangga atau
bangku.
 Dibuat  datar
 berlereng ke dalam: untuk tanah
permeabilitas rendah
 Kekurangan:
• Mesin-mesin pertanian sulit memasuki lahan.
• Pembuatan mahal
• Akibat cut-fill, tanah bagian bawah kurang subur sehingga harus
diterapi dengan bahan organic (+ 3 tahun).
• Luas areal yang bisa ditanami tinggal 55% karena berubah menjadi
lereng.

Bench terraces  mengurangi kemiringan lahan

35
12/2/2020

Teras bangku untuk


tanaman semusim

Teras bangku untuk


tanaman pohon

2. Teras berdasar lebar (broadbase terrace)

 Digunakan pada tanah


kemiringan 2 - 8% (tanah
klas II dan III).
 Lebar teras 6 – 15 meter.

36
12/2/2020

Balong/waduk, Dam penghambat, Rorak, dan Tanggul

 Berfungsi untuk mengurangi jumlah dan kecepatan aliran


permukaan, sehingga air dapat meresap ke dalam
tanah. Selain itu air yang tertampung juga bisa
dimanfaatkan untuk keperluan lain.

Balong/waduk
 Bisa dimanfaatkan sebagai sumber air.
 Beberapa tipe:
- Balong galian:
sumber air utamanya dari air tanah.
- Balong aliran permukaan:
sumber dari aliran permukaan / run off
- Balong mata air/sungai kecil:
dibuat dengan membendung mata air dimana
bangunannya lebih rendah dari mata airnya.
- Balong by-pass:
dibuat disisi sungai, air dimasukkan dengan pipa.

37
12/2/2020

Rorak (silt pit)


 Dibuat untuk menangkap air dan tanah
tererosi shg air masuk ke tanah.
 Dimensi rorak:
Dalam 60 cm, lebar 50 cm dan panjang 4-
5 meter.
Memotong lereng.
Jarak ke samping antar rorak 10 – 15
meter.
Jarak horisontal 10-20 meter.

Dam Penghambat
 Dibuat dengan memasang papan, bata,
batu atau lainnya pada alur / parit
sehingga kecepatan aliran terhambat dan
tanah terendapkan.

38
12/2/2020

Terracing & Contour Farming

THANK YOU

39

Anda mungkin juga menyukai