Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ridho Prabandanu

NIM : 17/413660/TK/46100

1. Apa yang Anda pahami tentang moral dan etika?

Etika berasal dari kata Yunani yaitu “ethos” yang berarti tempat tinggal biasa, kebiasaan
adat, dan cara berpikir. Perspektif sempit mengenai etika berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik sebagaimana diwariskan antar generasi. Akan tetapi melihat Etika
sebagai suatu ilmu yang bisa dipelajari dalam menentukan kriteria tindakan berdasar
orientasi nilai baik dan buruk merupakan perspektif luas mengenai etika atau dikenal
dengan moralitas. Realitas masyarakat sering tidak jelas dalam memahami konteks
etika sehingga prinsip paradigma tidak menjadi refleksi yang mendalam. Etika
memiliki kecenderungan diartikan sebagai cara berperilaku yang tepat sesuai harapan
dalam masyarakat tertentu tergantung adat dan kebiasaan setempat, terikat pada suatu
norma.
Hal ini berbeda dengan moralitas yang merupakan filsafat tindakan dalam mendasari
nilai baik dan buruk. Pemahaman yang jelas mana yang baik dan buruk, secara universal
sebagai manusia, seperti akhlak dan budi pekerti. Contohnya mencuri, menganiaya, dan
melakukan anarkisme. Dimana saja dilakukan pasti tetap dianggap salah.

2. Bagaimana hubungan antara moral dengan karakter?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa karakter adalah sifat-sifat
kejiwaan; akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
Istilah karakter secara etimologi -menurut Abdullah Munir- berasal dari bahasa Yunani
charassein yang berarti mengukir. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat pada benda
yang diukir. Sementara Doni Koesoema menyebutkan bahwa karakter berasal dari kata
“ Karasso” yang artinya cetak biru atau format dasar.

Karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan
seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat
diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk
kondisi-kondisi tertentu.
Untuk menjalankan etika dan moral, diperlukan karakter kuat dalam diri manusia yang
mampu melakukan semuanya dengan penuh kesadaran, bukan dengan paksaan. Maka
dari itu, hubungan antara karakter, etika dan moral tidak dapat dilepaskan dalam upaya
mencetak generasi yang bertanggung jawab dan kondisi masyarakat yang sejahtera
melalui pendidikan karakter.

3. Lalu bagaimana Anda memahami Pancasila sebagai sistem moral? Jelaskan.


Pancasila merupakan pandangan hidup (way of life) yang menjadi pedoman dan
memberikan tuntunan bersikap dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sistem etika
dimaksudkan sebagai mekanisme sistematis dalam menjamin penerapan etika sehingga
dapat menjadi rambu normatif masyarakat dan penyelenggara negara.
Penerapan Pancasila sebagai system etika didasari pada internalisasi setiap sila sebagai
satu keseluruhan meliputi:
a. Keyakinan seluruh manusia Indonesia bahwa Tuhan adalah penjamin prinsip-
prinsip moral sehingga tumbuhnya ketaatan dalam menerapkan kebaikan
diantara masyarakat.
b. Perilaku manusia bersifat actus homanus yang menggambarkan bahwa suatu
tindakan terikat dengan konsekuensi sehingga dapat lahir peradaban yang saling
menghargai satu sama lain.
c. Terwujudnya kesediaan untuk hidup bersama. Hal ini merupakan tujuan dalam
penerapan norma masyarakat dalam membangun solidaritas sosial dan
kesetiakawanan.
d. Setiap orientasi perilaku masyarakat harus mengutamakan kepentingan kolektif
dalam mengambil keputusan dan menanggung setiap implikasi bersama
e. Pembangunan kehidupan bermasyarakat berfokus dalam refleksi keutamaan
nilai (virtue ethics) mengenai konteks keadilan setiap anggota masyarakat
sehingga tidak hanya pelaksanaan formalitas atas dasar kewajiban dan hasil
semata.
4. Bisakah kita menjadi individu bermoral tanpa Pancasila?
Bisa karena Pancasila bukanlah satu-satunya sumber ajaran moral bangsa. Ajaran
moral masih bisa didapatkan melalui agama, adat istiadat dan lain lain.
Pancasila sendiri hanya berlaku pada daerah tertentu saja seperti Indonesia dan
terbentuk setelah Indonesia merdeka. Sedangkan di negara lain ataupun sebelum
Indonesia merdeka, manusia tetap menjadi individu yang bermoral tanpa adanya
Pancasila.
5. Apabila Pancasila bukan satu-satunya sumber ajaran moral bangsa, lantas apa
relevansi Pancasila dalam kehidupan bernegara?
Relevansi Pancasila dalam kehidupan bernegara adalah sebagai dasar dari ajaran
moral bangsa itu sendiri yang berguna untuk menyeragamkan segala bentuk moral
dan etika dari berbagai daerah.

Anda mungkin juga menyukai