NIM : 17/413660/TK/46100
Etika berasal dari kata Yunani yaitu “ethos” yang berarti tempat tinggal biasa, kebiasaan
adat, dan cara berpikir. Perspektif sempit mengenai etika berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik sebagaimana diwariskan antar generasi. Akan tetapi melihat Etika
sebagai suatu ilmu yang bisa dipelajari dalam menentukan kriteria tindakan berdasar
orientasi nilai baik dan buruk merupakan perspektif luas mengenai etika atau dikenal
dengan moralitas. Realitas masyarakat sering tidak jelas dalam memahami konteks
etika sehingga prinsip paradigma tidak menjadi refleksi yang mendalam. Etika
memiliki kecenderungan diartikan sebagai cara berperilaku yang tepat sesuai harapan
dalam masyarakat tertentu tergantung adat dan kebiasaan setempat, terikat pada suatu
norma.
Hal ini berbeda dengan moralitas yang merupakan filsafat tindakan dalam mendasari
nilai baik dan buruk. Pemahaman yang jelas mana yang baik dan buruk, secara universal
sebagai manusia, seperti akhlak dan budi pekerti. Contohnya mencuri, menganiaya, dan
melakukan anarkisme. Dimana saja dilakukan pasti tetap dianggap salah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa karakter adalah sifat-sifat
kejiwaan; akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
Istilah karakter secara etimologi -menurut Abdullah Munir- berasal dari bahasa Yunani
charassein yang berarti mengukir. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat pada benda
yang diukir. Sementara Doni Koesoema menyebutkan bahwa karakter berasal dari kata
“ Karasso” yang artinya cetak biru atau format dasar.
Karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan
seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat
diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk
kondisi-kondisi tertentu.
Untuk menjalankan etika dan moral, diperlukan karakter kuat dalam diri manusia yang
mampu melakukan semuanya dengan penuh kesadaran, bukan dengan paksaan. Maka
dari itu, hubungan antara karakter, etika dan moral tidak dapat dilepaskan dalam upaya
mencetak generasi yang bertanggung jawab dan kondisi masyarakat yang sejahtera
melalui pendidikan karakter.