Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEDIMEN DAN EROSI DI MUARA DAN PANTAI

DISUSUN OLEH
VINA YULIA ANGGRAENI
(020.01.0020)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2023
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pantai merupakan salah satu ekosistem yang sangat dinamis dan penting
dalam konteks global. Keberagaman hayati, keindahan alam, dan fungsi
ekologis pantai membuatnya menjadi sumber daya yang perlu dijaga. Namun,
pantai seringkali menjadi tempat rentan terhadap dua masalah utama: sedimen
dan erosi.

Sedimen, dalam konteks pantai, mencakup partikel-partikel padatan yang


membentuk permukaan pantai, termasuk pasir, kerikil, dan material organik.
Ketidakseimbangan dalam distribusi sedimen dapat memiliki dampak
signifikan pada ekosistem pantai, serta pada aktivitas manusia yang berkaitan
dengan pantai seperti pariwisata, perikanan, dan pembangunan infrastruktur.

Erosi pantai, di sisi lain, merujuk pada proses pengikisan dan perubahan
bentuk pantai akibat gelombang, arus, dan angin. Faktor-faktor seperti
perubahan iklim dan aktivitas manusia dapat mempercepat laju erosi pantai,
mengancam keberlanjutan ekosistem pantai dan mengakibatkan dampak serius
bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai.

Pemahaman mendalam tentang sedimen dan erosi di pantai bukan hanya


penting untuk menjaga keindahan alam, tetapi juga untuk melindungi
infrastruktur pesisir, ekosistem laut, dan keberlangsungan hidup masyarakat
lokal. Oleh karena itu, penelitian dan kajian ilmiah terkait dengan sedimen dan
erosi di pantai menjadi sangat relevan dalam upaya menjaga keseimbangan
ekologis dan sosial di wilayah pesisir.

Melalui makalah ini, kita akan mengeksplorasi permasalahan sedimen dan


erosi di pantai, menyelidiki penyebab utama, dampaknya, serta upaya-upaya
yang dapat diambil untuk mengatasi dan merawat ekosistem pantai yang rentan
ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika sedimen dan erosi,
diharapkan dapat dikembangkan strategi yang efektif dalam pelestarian
keberagaman hayati pantai dan memastikan keberlanjutan pemanfaatan sumber
daya pantai oleh masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembentukan sedimen dan erosi?
2. Apa jenis-jenis sedimen dan erosi?
3. Bagaimana transport sedimen di Pantai?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembentukan sedimen dan erosi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis sedimen dan erosi
3. Untuk mengetahui transpor sedimen di pantai
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Sedimen


2.1.1 Pengertian Sedimen
Sedimen adalah pecahan-pecahan material yang umumnya terdiri
atas uraian batu-batuan secara fisis dan secara kimia. Partikel seperti ini
mempunyai ukuran dari yang besar (boulder) sampai yang sangat halus
(koloid), dan beragam bentuk dari bulat, lonjong sampai persegi. Hasil
sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen terlarut dalam sungai
(suspended sediment), dengan kata lain bahwa sedimen merupakan
pecahan, mineral, atau material organik yang diangkut dari berbagai sumber
dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk
didalamnya material yang diendapkan dari material yang melayang dalam
air atau dalam bentuk larutan kimia (Usman, 2014).

2.1.2 Pembentukan Sedimen

Proses sedimentasi akibat dari erosi pantai adalah perubahan dari


ukuran butiran sedimen dari yang besar menjadi kecil akibat dari hempasan
energi gelombang yang kemudian menyebar sejalan dengan dinamika
perairan untuk memperoleh kestabilan dan karakteristik sedimen yang baru.
Proses yang terjadi dimulai dari penggerusan material sedimen di pinggir
pantai oleh gelombang dan arus menjadi butiran yang lebih kecil kemudian
butiran sedimen tersebut terbawa oleh arus menyebar seiring dengan
semakin kecilnya ukuran butiran sedimen. Pola penyebaran ukuran butiran
sedimen terbentuk dari yang besar ke kecil dmulai dari sumber erosi ke
perairan yang lebih tenang. Dampak yang ditimbulkannya dapat berupa
hambatan jalur pelayaran karena pendangkalan, perubahan garis pantai,
perubahan distribusi ukuran sedimen, peningkatan kekeruhan, perubahan
kedalaman dan ketidak nyamanan di daerah pariwisata pantai.
2.1.3 Jenis Sedimen
Sedimen adalah partikel yang terbawa oleh air, angin, atau gletser
dan kemudian terendapkan di tempat lain. Jenis sedimen dapat bervariasi
tergantung pada sumbernya dan proses pengangkutan serta deposisinya.
Berikut adalah beberapa jenis sedimen umum:

1. Batu Lumpur (Mud)


a) Lumpur: Partikel-partikel yang sangat halus, umumnya kurang dari
0,002 mm dalam diameter.
b) Pasir Lumpur (Silt): Partikel yang lebih besar dari lumpur tetapi
lebih kecil dari pasir, dengan diameter antara 0,002 hingga 0,063
mm.
2. Pasir
a) Pasir Kasar: Partikel yang relatif besar, dengan diameter antara
0,063 hingga 2 mm.
b) Pasir Halus: Partikel yang lebih kecil dari pasir kasar tetapi lebih
besar dari pasir lumpur, dengan diameter antara 0,063 hingga 0,125
mm.
3. Kerikil
a) Kerikil Kasar: Partikel yang lebih besar dari pasir, dengan diameter
antara 2 hingga 64 mm.
b) Kerikil Halus: Partikel yang lebih kecil dari kerikil kasar, tetapi
lebih besar dari pasir, dengan diameter antara 0,2 hingga 2 mm.
4. Batu
a) Batu Kecil: Partikel yang lebih kecil dari kerikil, dengan diameter
antara 64 hingga 256 mm.
b) Batu Besar atau Batu Kerikil: Partikel yang lebih besar dari batu
kecil, dengan diameter lebih dari 256 mm.
5. Lumpur Vulkanik
Terdiri dari partikel-partikel hasil letusan gunung berapi, seperti abu
vulkanik.
6. Tanah Liat (Clay)
Partikel yang sangat kecil, dengan diameter kurang dari 0,002 mm. Tanah
liat cenderung menahan air dengan baik.
7. Organik
Terdiri dari sisa-sisa organisme seperti tanaman dan hewan yang
terdekomposisi.
8. Material Kimia
Termasuk garam, mineral terlarut, dan material kimia lainnya yang
terendapkan dari larutan air.

2.2 Teori Erosi


2.2.1 Pengertian Erosi
Erosi adalah proses perubahan atau pengikisan permukaan bumi
oleh berbagai agen alami, seperti air, angin, es, atau aktivitas manusia.
Proses ini terjadi ketika tanah, batuan, atau material permukaan lainnya
dipindahkan atau dihilangkan dari satu tempat ke tempat lain. Erosi dapat
terjadi secara alami sebagai bagian dari proses geologis jangka panjang,
tetapi juga dapat dipercepat atau diinduksi oleh aktivitas manusia seperti
deforestasi, pertanian yang tidak berkelanjutan, atau pembangunan
perkotaan.
2.2.2 Jenis Erosi
1. Erosi Air (Water Erosion)
a) Erosi Lemah (Sheet Erosion): Terjadi ketika lapisan tipis tanah
dihilangkan secara merata oleh air hujan atau aliran air.

b) Erosi Saluran (Rill Erosion): Pembentukan alur kecil atau rill


pada permukaan tanah oleh air hujan atau air sungai.

c) Erosi Gully: Pembentukan gully atau jurang yang lebih besar


dan lebih dalam karena erosi air yang terus menerus.
2. Erosi Angin (Wind Erosion)
a) Erosi Deflasi: Angin mengangkat dan membawa partikel-
partikel tanah yang lembut, menyebabkan penurunan permukaan
tanah.
b) Erosi Abrasi: Partikel tanah diangkut oleh angin dan mengikis
permukaan batuan atau tanah.
3. Erosi Es (Glacial Erosion)
Erosi Abrasi oleh Es: Es yang bergerak dapat mengangkut dan mengikis
batuan dan tanah di sepanjang jalurnya, membentuk lembah atau bentuk
lahan lainnya.
4. Erosi Laut (Marine Erosion)
Erosi Oleh Ombak: Gelombang laut dapat mengikis dan membentuk
pantai, klif, dan bentuk lahan pesisir lainnya.
5. Erosi Manusia – Induced
a) Erosi Lahan: Disebabkan oleh praktik-praktik pertanian yang
tidak berkelanjutan, deforestasi, atau aktivitas konstruksi.
b) Erosi Tambang: Terjadi akibat penambangan yang tidak
berkelanjutan dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
yang signifikan.
2.3 Studi Kasus Sedimen dan Erosi
Gejala perubahan garis pantai perlu mendapat perhatian khusus mengingat
berdampak besar terhadap kehidupan sosial dan lingkungan untuk mengetahui
kemungkinan pemanfaatan lahan wilayah pesisir secara optimal. Abrasi pantai
umumnya terjadi di Kabupaten Lombok Barat khususnya daerah sepanjang
Pantai Ampenan dan Senggigi. Erosi dan abrasi pantai ini diakibatkan oleh
berbagai faktor seperti pembangunan jetty untuk mengatasi sedimentasi muara
sungai, pembangunan krib pantai sejajar pantai dan isu global seperti kenaikan
muka air laut yang berpengaruh besar terhadap kondisi kawasan pantai seperti
menyusutnya area pantai, hilangnya hutan bakau, hilangnya sarana dan
prasarana permukiman, dimana kerusakan tidak hanya terjadi secara fisik
tetapi juga secara sosial ekonomi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Tentang Sedimen
Erosi dan abrasi pantai di Pulau Lombok terutama terjadi di Kabupaten
Lombok Barat khususnya meliputi sepanjang Pantai Ampenan dan Senggigi.
Erosi dan abrasi pantai ini terjadi karena berbagai faktor yaitu pembangunan 2
struktur jetty untuk mengatasi sedimentasi muara sungai, pembangunan krib
pantai sejajar pantai senggigi dan issue global seperti kenaikan muka air laut
yang berpengaruh besar terhadap kondisi kawasan pantai seperti menyusutnya
area pantai, hilangnya hutan bakau, hilangnya sarana dan prasarana
permukiman, dimana kerusakan tidak hanya terjadi secara fisik tetapi juga
secara sosial ekonomi.
Di sisi lain terdapat arus sedimentasi yang cukup parah dimana pantai
Ampenan dipengaruhi oleh 3 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Putih di
Utara, DAS Jongkok di tengah, dan DAS Dodokan di Selatan. Fluktuasi aliran
pada sungai-sungai yang ada cukup besar, misalnya pada Sungai Dodokan,
debit aliran pada musim hujan mencapai 113,63 m3 /dt, debit aliran sungai yang
besar ini berkontribusi terhadap besarnya transport sedimen di pantai Ampenan
(Satriya, 2012).
Besarnya Gelombang laut dan transportasi sedimen telah memicu upaya
perbaikan dan pembuatan tanggul penahan gelombang di sepanjang pantai
Ampenan. Tanggul tersebut untuk melindungi permukiman warga sepanjang
pesisir pantai yang sering dihantam besarnya ombak dan merusak permukiman
penduduk. Titik tanggul penahan gelombang di pesisir pantai Ampenan,
masingmasing di Tanjung Karang sepanjang 300 meter, Kampung Banjar
sepanjang 300 meter dan Karang Panas rusak diterjang ombak. Saat ini telah
dibangun tanggul sepanjang 800 meter di wilayah pondok Perasi dan Gatep
dengan nilai 1,3 milliar atas bantuan pemerintah Arab Saudi. Pembangunan
jetty penahan gelombang di Kampung Banjar di muara Sungai Gedur sudah
terealisasi dengan panjang 85 meter yang direncanakan Jetty ini menggunakan
material beton yang disebut tetrapod dibangun di dua sisi sungai Gedur
Pembangunan jetty ini selanjutnya akan dilakukan di muara Sungai Jangkuk.
Muara Sungai Jangkuk ini adalah yang paling parah terkena terjangan
gelombang pasang. Pada Peristiwa terakhir yang terjadi pada bulan Februari
2009 sedikitnya enam rumah roboh di lokasi ini akibat ganasnya gelombang
laut (Vivanews, 2012).
Struktur pantai tersebut melindungi sebagian Pantai Ampenan, namun
menyebabkan erosi dan sedimentasi parah pada pantai yang lain. Bertambahnya
bangunan atau struktur pelindung di Pantai Ampenan membuat erosi dan abrasi
semakin parah, terutama pada bagian pantai yang tidak dilindungi struktur
pelindung pantai seperti revetment dan jetty. Dengan adanya faktor oseanografi
yang mempengaruhi perubahan garis pantai di Pantai Ampenan maka terdapat
pola perubahan garis pantai pada wilayah tersebut. Pemantauan terhadap
perubahan garis pantai sangat diperlukan untuk kajian dinamika pesisir,
perlindungan lingkungan pantai, dan pembangunan lingkungan pesisir.
Informasi garis pantai tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk membantu
kawasan pengelolaan kawasan pesisir, pembuatan peta kerentanan bencana,
transportasi laut serta pengembangan dan pengelolaan wilayah pesisir (Kasim,
2012; Putra et al., 2015)
3.1.1 Transpor Sedimen
Transpor sedimen atau littoral transport merupakan gerakan sedimen
di daerah dekat pantai oleh gelombang dan arus. Transpor menuju dan
meninggalkan pantai mempunyai arah rata-rata tegak lurus garis pantai,
sedangkan transport sepanjang pantai mempunyai arah rata-rata sejajar
pantai. Littoral transport dibedakan menjadi dua, yaitu transport sepanjang
pantai (longshore transport) dan transport tegak lurus pantai (onshore-
offshore). Material yang ditranspor disebut dengan littoral drift (Triatmodjo,
1999).
Transpor sedimen dipengaruhi oleh sifat dasar sedimen seperti
ukuran butir, berat jenis, dan kecepatan endap. Di antara beberapa sifat
tersebut, yang paling penting adalah ukuran butir sedimen. Berdasarkan
klasifikasi ukuran butir dan sedimen menurut Wentworth (Tabel 1), sedimen
pantai terdiri dari lempung, lumpur, pasir, kerikil, koral (pebble), cobble,
dan batu (boulder).

Tabel 1. Klasifikasi Ukuran Sedimen Berdasarkan Wentworth

Sumber : Wentworth, 1922 dalam Minarto et al., 2008

3.1.2 Angkutan Sedimen Sepanjang Pantai


Menurut Triatmodjo (1999), terdapat beberapa cara yang dapat digunakan
untuk memprediksi tranpor sedimen sepanjang pantai, yaitu:
1. Mengukur debit sedimen pada lokasi yang ditinjau.
2. Peta atau pengukuran yang menunjukkan perubahan elevasi dasar
dalam periode tertentu dapat memberikan petunjuk tentang
angkutan sedimen. Cara ini terutama baik apabila di daerah yang
ditinjau terdapat bangunan yang bisa menangkap transport sedimen
sepanjang pantai, misalnya groin, pemecah gelombang suatu
pelabuhan, dan sebagainya.
3. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang di daerah
yang ditinjau. Seperti telah disebutkan di atas, salah satu cara untuk
memprediksi transport sedimen adalah dengan menggunakan
rumus empiris.

3.2 Pembahasan Tentang Erosi


Garis pantai merupakan garis pertemuan antara daratan dan lautan yang
dipengaruhi oleh pasang surut laut. Garis pantai terdiri atas garis pantai
terendah, pasang tertinggi, dan tinggi muka air laut rata rata (Ciu dan Li, 2001).
Posisi garis pantai mengalami perubahan yang berlangsung secara terus
menerus. Perubahan dapat terjadi akibat pengikisan daratan yang disebut abrasi
maupun penambahan daratan yang disebut akresi. Proses abrasi dan akresi dapat
disebabkan oleh sedimen, pasang surut, gelombang, arus, aktivitas manusia dan
penggunaan lahan (Arief et al., 2011).
Perubahan garis pantai disebabkan oleh terjadinya abrasi dan erosi yang ada,
dimana penyebab utama dari hal tersebut adalah gelombang, angin, dan pasang
surut. Dari ketiga proses tersebut, gelombang merupakan proses yang paling
penting. Gelombang saat bergerak menuju pantai akan mengalami transformasi
yang kemudian akan membangkitkan arus di dekat pantai. Arus yang bergerak
di sepanjang pantai memindahkan sedimen sehingga menyebabkan perubahan
garis pantai (Angkotasan et al., 2012).
Erosi dan abrasi pantai di Pulau Lombok terutama terjadi di Kabupaten
Lombok Barat khususnya meliputi sepanjang Pantai Ampenan dan Senggigi.
Erosi dan abrasi pantai ini terjadi karena berbagai faktor yaitu pembangunan 2
struktur jetty untuk mengatasi sedimentasi muara sungai, Pembangunan krib
pantai sejajar pantai senggigi dan issue global seperti kenaikan muka air laut
yang berpengaruh besar terhadap kondisi kawasan pantai seperti menyusutnya
area pantai, hilangnya hutan bakau, hilangnya sarana dan prasarana
permukiman, dimana kerusakan tidak hanya terjadi secara fisik tetapi juga
secara sosial ekonomi.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Sedimen


Sedimen adalah partikel-partikel kecil yang terbawa atau terendapkan oleh
air, angin, atau proses lainnya, dan kemudian menumpuk di suatu tempat.
Partikel-partikel sedimen ini dapat berupa pasir, lumpur, batu kerikil, atau bahan
organik yang terendapkan dari air atau angin. Proses terbentuknya sedimen
melibatkan erosi, transportasi, dan deposisi.

4.2 Kesimpulan Erosi


Erosi pantai merujuk pada proses perubahan atau pengikisan daratan pantai
oleh berbagai kekuatan alam, seperti ombak, arus laut, angin, dan hujan. Proses
ini dapat menyebabkan penurunan atau perubahan bentuk pantai serta
perpindahan material pantai. Erosi pantai dapat memiliki dampak yang
signifikan pada lingkungan pesisir dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk geologi pantai, iklim, dan aktivitas manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Hutasuhut, Arsyah (2019) Analisis Perubahan Garis Pantai: Studi Kasus Di Pantai
Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Zonabmi.org, “Sedimentasi Erosi Pantai”, Sedimentasi Erosi Pantai, 21 Agustus 2013,
http://www.zonabmi.org/produk/jasa-studi-dan-kajian/sedimentasi/sedimentasi-erosi-
pantai 22 November 2023

Anda mungkin juga menyukai