Anda di halaman 1dari 26

Evaluasi Kesuburan

Tanah
Patria Novita Kusumawardani, S.P., M.Sc.
Pengambilan
Sampel

Missing
Percobaan Element
Analisis
Pemupuka
Jaringan
n

Uji Uji Cepat


Mikrobia Tanaman

Rekomendasi Gejala
Uji Kimia
visual
Tanah Pemupukan tanaman
Pengambilan sampel tanah dan tanaman

Prinsip pengambilan contoh tanah yaitu:


a) Mewakili suatu areal tertentu, secara relatif agak seragam dalam
hal jenis tanah, topografi, kemiringan dan bahan induk.

b) Pengambilan contoh tanah untuk mengetahui status hara


(kesuburan tanah) digunakan sistem composite sample

sedalam sekitar 25 cm (daerah perakaran).


sebanyak 10 - sampai 20 sampel
Lalu dikumpulkan dan dicampur sehomogen mungkin, kemudian diambil
beberapa gram untuk dianalisis.
 Pada dasarnya pemilihan contoh tanaman adalah:
1). Pertumbuhan organ tersebut telah cukup,
2). Tidak terlalu muda (pucuk) atau terlalu tua,
3). Sebaiknya sebelum fase generatif; mendekati tanaman
berbunga.
Metode uji kimia tanah

Langkah yang dikerjakan dalam uji tanah:


1. Pengambilan cuplikan yang mewakili (representative) di lapangan
2. Penetapan kadar hara tersedia dalam cuplikan di laboratorium
3. Penafsiran hasil uji kimia tanah (soil test calibration)
4. Perhitungan kebutuhan hara oleh tanaman (nutrient recommendation)

Keunggulan uji kimia tanah dibanding analisis jaringan adalah


kemampuannya untuk menentukan status hara dalam tanah sebelum
tanaman diusahakan di lapangan.
Kriteria Penilaian Beberapa Sifat Tanah
Sifat tanah SR R S T ST
C (%) < 1,0 1,0-2,0 2,01-3,00 3,01-5,00 > 5,00
N (%) < 0,10 0,10-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 > 0,75
C/N <5 5,0-10,0 11,0-15,0 16,0-25,0 > 25
P2O5 HCl 25% (mg% < 10 10-20 21-40 41-60 > 60
P2O5 Bray I (ppm) < 10 10-15 16-25 26-35 > 35
P2O5 Olsen (ppm) < 10 10-25 26-45 46-60 > 60
K2O HCl 25% (me%) < 10 10-20 21-40 41-60 > 60
Kation tertukar          
K (me/100 g) < 0,1 0,1-0,2 0,3-0,5 0,6-1,0 > 1,0
Na (me/100 g) < 0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 > 1,0
Ca (me/100 g) < 0,1 0,4-1,0 1,1-2,0 2,1-8,0 > 8,0
Mg (me/100 g) < 2,0 2,0-5,0 6,0-10 11-20 > 20
KPK (me/100 g) < 5 5-16 17-24 25-40 > 40
kejenuhan basa (%) < 20 20-35 36-50 51-70 > 70
Kejenuhan Al (%) < 10 10-20 21-30 31-60 > 60
DHL (mS/cm) < 1,0 1,0-2,0 2,0-3,0 3,0-4,0 > 4,0
  sangat masam agak netral agak alkalin
masam masam alkalin
pH H2O < 4,5 4,5-5,5 5,5-6,5 6,5-7,5 7,5-8,5 >8,5
 Dari hasil analisis tanah dapat diharkatkan:
(1). Sangat rendah (SR)
tanaman menderita gejala kekurangan hara atau disebut defisiensi. Masing-masing hara
menampakkan geajala tertentu. Produksi tanaman sangat rendah dan apabila dipupuk akan menun­
jukkan respon yang baik, artinya produksi secara nyata meningkat sedangkan gejala defisiensi
menghilang.
(2). Rendah (R)
sebagian tanaman tidak menampakkan gejala defisiensi tetapi produksi rendah. Bila dipupuk dengan
pupuk yang mengandung hara ini produksi naik cukup memadai atau menunjukkan respon terhadap
pemupukan.
(3). Cukup, sedang, medium (S)
kedaan hara dalam tanah cukup produksi juga cukup memadai, bila dipupuk dengan pupuk yang
mengandung hara ini sedikit menunjukkan kenaikan produksi atau masih respon terhadap
pemupukan.
(4). Tinggi (T)
Tanaman umumnya menampakkan gejala pertum­buhan normal. Produksi dalam keadaan optimal.
Pemupukan tidak nyata menunjukkan kenaikan produksi atau tanaman realtif sedikit respon
pemupukan.
(5). Sangat Tinggi (ST)
Apabila kadarnya melampaui ambang batas toleransi, sebagian tanaman akan menunjukkan gejala
penyimpangan pertumbuhan. Penyimpangan petumbuhan ini umumnya berupa gejala keracunan,
yang gejalanya berbeda satu tanaman dengan lainnya. Tetapi produksi menunjukkan penurunan
secara nyata.
Kegunaan analisis (baik tanah maupun analisis tanaman) adalah untuk:
1. mengetahui status hara dalam tanah maupun tana­man.
2. Kelestarian kesuburan tanah dan produktivitas lahan. Dengan
mengetahui kadar hara dalam tanah dan produksi tanaman dapat
dihitung kehilan­gan hara dari tanah karena panen
3. Menduga produksi tanaman serta menghitung keuntungan apabila
dilakukan pemupukan.
4. Untuk mengetahui hara yang menjadi faktor pembatas yang harus
diperbaiki dan membuat rekomendasi pemupukan.
5. Penilaian lahan secara ekonomis misalnya harga tanah, pajak dan
sebagainya.
Metode uji mikrobia

 Prinsip dasar kegiatan ini adalah:


(1). unsur yang dibutuhkan oleh mikrobia hampir sama dengan tanaman,
(2). Pertumbuhan mikrobia sangat cepat (jam-hari),
(3). hemat ruangan.

Azotobacter
Mikrobia ini peka terhadap unsur: P, K dan Ca.
Cara percobaan :
1. Siapkan media tanah yang diberi pati 5%.
2. Perlakuan: kontrol, + K, + P, + PK.
3. Masukkan media ke dalam petridish, atur lengas.
4. Inokulasi dengan Azotobacter, inkubasikan selama 72 jam pada t 30 oC.
5. Amati pertumbuhan koloni.
6. Tingkat kekahatan unsur berkorelasi negatif dengan pertumbuhan koloni.
Aspergillus niger bobot Serapan K kekahatan
Mikrobia ini peka terhadap unsur: P dan K kering (g) (mg/100 g)

Cara percobaan: < 1,4 < 12,5 sangat


kahat
1. Larutan hara (minus K) 30 mL + 2,5 g tanah 1,4 – 2,0 12,5 – 16,6 sedang
2. Masukkan dalam labu + inokulan (spora) > 2,0 > 16,6 tidak
kahat
3. Inkubasi selama 4 hari, t 30 oC.
4. Timbang bobot miselia.

 koloni (mm) kekahatan


Cunninghamella < 10 tinggi
Mikrobia ini peka terhadap unsur: P 11 – 15 sedang
Cara percobaan: sama dengan percobaan 16 – 20 kurang
Azotobacter, inkubasi 4 hari. > 20 tidak
Metode percobaan pemupukan

Percobaan pemupukan dapat dikerjakan di rumah kaca atau di lapangan.


Perlakuan dapat berupa jenis pupuk, takaran pupuk atau cara pemberian
pupuk.
 Dengan kegiatan ini dapat diketahui :
(1). respon tanaman terhadap
pemberian pupuk,
(2). dosis optimum pemupukan.

 Yang harus diperhatikan dalam


kegiatan ini adalah:
(1). tanah yang digunakan,
(2). perlakuan,
(3). tanaman indikator,
(4). pemeliharaan,
(5). panen.
Metode missing element

 Dikenal juga sebagai omission trial atau minus one test artinya suatu
set percobaan dengan memberikan semua hara yang diperlukan
tanaman (basal elements) kecuali unsur yang diamati.

 Prinsip dasar yang digunakan dalam metode ini adalah hukum Liebig.
Informasi yang didapat dengan cara ini adalah:
(1). mengetahui unsur yang kahat,
(2). mengetahui urutan keparahan kekahatan hara tersebut.

Ini merupakan langkah pertama yang biasanya dikerjakan setelah kegiatan


survei kesesuaian lahan dilakukan.
Metode analisis jaringan

• untuk konfirmasi suatu diagnosis visual,


• dapat mendeteksi kekahatan pada tahap dini
sehingga perbaikan masih dimungkinkan untuk
mencegah kehilangan hasil panen.

 Langkah yang dikerjakan dalam analisis jaringan


meliputi:
(1). pengambilan sampel di lapangan,
(2). penyiapan sampel (dikeringkan, dihaluskan),
(3). destruksi basah atau kering
(4). penetapan kadar hara (gravimetri, titrasi,
spektrofotometri, flamfotometri)
(5). penafsiran hasil dan pembuatan rekomendasi.
Pengambilan pada fase kebutuhan tanaman sampai dipuncaknya ( high
nutrient demand), misalnya:
(1). titik puncak fase vegetatif (peak vegetative growth stage), atau
(2). fase generatif (reproductive stage).

Manfaat analisis jaringan tanaman adalah:


(1). untuk mengetahui kadar hara dalam jaringan tanaman
(2). untuk menghitung serapan hara oleh tanaman.
Hasil (%)

100 C D
90
B

A = sangat kahat
B = kahat
A C = cukup
aras kritis
D = turah

kadar hara

Gambar 1. Hubungan kadar hara dan hasil


Aras Kecukupan Hara

 critical value, critical level, critical


nutrient concentration
 critical nutrient range
 sufficiency range, sufficiency level,
sufficiency zone):
 excessive or toxic level
Metode uji cepat tanaman

Deteksi dikerjakan di lahan petani secara cepat dan praktis (rapid, quick-test),
sehingga hasilnya dapat diketahui segera. Untuk mengetahui respon dari perlakuan
yang sedang diberikan bagi tanaman, misalnya diberi pupuk dengan cara disebar
atau melalui air irigasi.

• Chlorophyll meter: digunakan untuk mengukur tingkat kehijauan daun. Ini cara
praktis untuk mengukur kadar N daun secara tidak langsung. Warna hijau
ditentukan oleh kadar N sebagai penyusun klorofil. IRRI telah mengembangkan
penggunaan LCC (leaf colour chart = bagan warna daun) untuk menentukan
kebutuhan pupuk N pada tanaman padi.
Metode gejala visual tanaman

Prinsip yang harus dipegang dalam mengenali gejala visual


adalah:
(1). fungsi dasar unsur hara,
(2). dinamika atau mobilitas hara dalam tubuh tanaman
(3). interaksi hara.

• Gejala visual berkaitan dengan fungsi hara, misalnya hara N diperlukan dalam
pembentukan klorofil, maka kekurangan N akan diikuti klorosis daun.

• Letak munculnya gejala berkaitan dengan sifat mobilitas hara dalam jaringan
tanaman, misalnya unsur N dengan cepat dapat dipindahkan dari daun yang
tua ke titik tumbuh, sehigga dedaunan yang baru berwarna hijau, sedangkan
klorosis muncul pertama kali pada daun yang lebih rendah pada pohon atau
yang lebih tua..
Kunci Determinasi Kekahatan Hara
Gejala Unsur
A. Gejala utama berupa klorosis daun  
A1. Seluruh lembar daun  

A1a. pada bagian bawah tanaman, diikuti nekrosis dan lepas NITROGEN

A1b. seluruh bagian tanaman SULFUR


   
A2. Daging diantara tulang daun  
A2a. daun tua atau dewasa baru MAGNESIUM

A2b. daun muda  


A2b1. tak ada gejala lain BESI
A2b2. terdapat bintik kelabu pada daerah klorosis MANGAN

A2b3. ujung daun tetap hijau, klorosis pada urat daun, tepi TEMBAGA
daun mengalami nekrosis dengan cepat

A2b4. daun muda sangat kecil, tanpa lembar daun, ruas SENG
menjadi pendek (roset)

   
B. Klorosis bukan gejala utama  
B1. Gejala muncul pada bagian bawah tanaman  
B1a. Seluruh daun hijau tua, diikuti pertumbuhan kerdil, FOSFOR
muncul pigmen ungu terutama pada daun tua

B1b. Tepi daun tua mengalami klorosis dan terbakar, atau KALIUM
bintik klorosis berkembang cepat menjadi nekrosis
tersebar pada lembar daun tua

   
B2. Gejala muncul pada bagian atas tanaman  
B2a. Tunas muda mati, pertumbuhan berkembang BORON
menyamping; daun muda menjadi tebaI, berkulit dan
klorosis; terjadi retakan dan lubang pada cabang baru
atau tangkai bunga

B2b. Tepi daun tidak terbentuk, daun memanjang; titik KALSIUM


tumbuh terhenti; jaringan muda berwarna hijau terang
atau mengalami klorosis yang tidak merata; pertumbuhan
akar buruk pendek dan tebal
Rekomendasi Pemupukan

 Langkah yang ditempuh dalam menetapkan


rekomendasi pemupukan adalah:
1. Menghitung kebutuhan hara untuk suatu target hasil
panen,
2. Menghitung penyediaan hara dari tanah,
3. Menghitung efisiensi serapan hara,
4. Menghitung takaran hara,
5. Menentukan waktu aplikasi.
Contoh Rekomendasi Pemupukan
berdasarkan tingkat kesuburan lahan

Karakter Kategori kesuburan


tidak subur subur sangat subur
Tekstur pasiran, pasir geluh geluh
geluhan, geluh lempungan, lempungan,
pasiran lempung lempung
C-organik (% C) <1 1-1,5 1,5 – 2,5
KPK (cmolc kg-1) < 10 10-20 > 20
P-Olsen (ppm) <5 5-10 > 10
K tertukar (cmolc kg-1) <0.15 0.15–0.30 > 0,3
pH setelah tergenang <6.5 6,5-7 6,5 – 7
Kekahatan/keracunan hara ya nihil nihil
mikro
Hasil (GY0) (t ha-1) 2.5 4,0 5,0
INS (sediaan asli N) (kg N ha-1) 30 50 70
IPS (sediaan asli P) (kg P ha-1) 10 15 20
IKS (sediaan asli K) (kg K ha-1) 50 75 100
Tanah / Musim Kemarau Musim Hujan
Target (Ymax ~ 10 t ha-1) (Ymax ~ 7.5 t ha-1)
hasil
N P K N P K
ton.ha-1 kg.ha-1 kg.ha-1
Tanah tidak subur
4 60–80 8–12 20–40 60–80 8–12 20–25
5 90–110 15–25 50–60 90–120 15–25 50–60
6 120–150 25–40 80–100 - - -
7 150–200 35–60 110–140 - - -
Tanah / Musim Kemarau Musim Hujan
Target (Ymax ~ 10 t ha-1) (Ymax ~ 7.5 t ha-1)
hasil
N P K N P K
ton.ha-1 kg.ha-1 kg.ha-1
Tanah subur
4 0 8–12 10–40 0 8–12 10–40
5 50–70 10–15 15–50 50–70 10–15 15–50
6 90–110 12–18 30–60 100–120 12–18 40–60
7 120–150 15–30 60–80 - - -
8 160–200 35–50 110–130 - - -
Tanah / Musim Kemarau Musim Hujan
Target (Ymax ~ 10 t ha-1) (Ymax ~ 7.5 t ha-1)
hasil
N P K N P K
ton.ha-1 kg.ha-1 kg.ha-1
Tanah sangat subur
4 0 8–12 10–40 0 8–12 10–40
5 0 10–15 15–50 20–30 10–15 15–50
6 50–60 12–18 20–60 60–80 12–18 20–60
7 80–100 14–21 20–70 - - -
8 120–150 15–25 60–80 - - -

Anda mungkin juga menyukai