Anda di halaman 1dari 64

ANALISIS SUMBER DAYA ALAM

STUDIO WILAYAH PATI 1

Disusun Oleh :
Margarettha Roselyn (17/410118/TK/45475)
Mutia Mesanda (17/410121/TK/45478)
Nadela Fitrizqy (17/410122/TK/45479)
Danur Arkan M. (17/413475/TK/45915)
Jalu Risang H. (17/413481/TK/45921)
M. Alfi Hilman (17/413484/TK/45924)
Rahayu Santoso P. (17/413491/TK/45931)
Galuh Purnamaningrum (17/415096/TK/46385)

Dosen Pengampu:
Beti Guswantari, S.SI., M.Eng

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
A. Analisis Sumber Daya Alam Garam
Produktivitas
Produksi (Ton) Luas Lahan (ha)
(Ton/Ha/Musim)
381.704,00 2.838,11 134,49
Tabel 1. Produksi, Luas Lahan, dan Produktivitas Garam Rakyat Kabupaten Pati Tahun 2015

Sumber : Analisis Produksi Garam Indonesia dan Olahan Penulis

Berdasarkan data yang didapat, diketahui bahwa yang luas lahan yang berpotensi
untuk peruntukan tambak garam adalah sebesar 10.744 ha. Saat ini sudah terdapat 2.838,11 ha
lahan tambak garam. Dari data tersebut dapat dihitung ketersediaan cadangan lahan tambak
garam sehingga nantinya dapat dikembangkan. Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

Total Peruntukan Lahan


Penggunaan Lahan (Pasiva) Cadangan Lahan (ha)
Tambak Garam (Aktiva)
10.744 2.838,11 7.905,89
Tabel 2. Neraca Sumber Daya Luas Lahan Tambak Garam Kabupaten Pati

Sumber : Analisis Produksi Garam Indonesia dan Olahan Penulis, 2019

Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa cadangan lahan tambak garam yang
tersedia sekitar 7.905,89 ha. Maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Pati masih memiliki
cadangan sumber daya lahan tambak garam yang masih dapat dikembangkan secara optimal.
Penggunaan cadangan lahan tersebut dimaksimalkan dalam dua musim, yakni musim garam dan
musim tambak.

Setelah diketahui luas lahan yang berpotensi untuk tambak garam, luas lahan yang telah
digunakan untuk tambak garam dan luas ketersediaan cadangan lahan yang masih dapat
dikembangkan, maka dapat dihitung neraca moneter sumber daya lahan tambak garam.
Perhitungan ini menggunakan rata-rata produktivitas lahan tambak garam dan rata-rata harga
komoditas garam.

Rata-Rata Produktivitas Lahan


Rata-Rata Harga Komoditas (Rp/Ton)
(Ton/Ha/Musim)
134,49 Rp 550.000,00
Tabel 3. Rata-Rata Produktivitas Lahan dan Rata-rata Harga Komoditas Garam Kabupaten Pati

Sumber : Analisis Produksi Garam Indonesia dan Olahan Penulis, 2019


Berdasarkan data dari tabel di atas, maka dapat dilakukan perhitungan neraca
moneter. Hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

Total Peruntukan Lahan (Rp) Penggunaan Lahan (Rp) Cadangan Lahan (Rp)
Rp 794.728.308.000 Rp 209.933.577.645 Rp 584.794.730.355
Tabel 4. Neraca Moneter Sumber Daya Tambak Garam Kabupaten Pati

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Dari tabel neraca moneter yang telah dihitung di atas, dapat diketahui bahwa Kabupaten
Pati masih memiliki cadangan moneter sebesar Rp 584.794.730.355. Artinya, jika lahan di
Kabupaten Pati yang berpotensi untuk budidaya tambak garam dimanfaatkan secara optimal
maka Kabupaten Pati mampu menambah pendapatan sekitar Rp 584.794.730.355. Dengan
perhitungan tersebut diasumsikan tambak garam mampu menambah pendapatan perkapita
maupun pendapatan daerah Kabupaten Pati serta dapat meningkatkan kesejahteraan jika lahan
tambak garam dimaksimalkan dengan baik.

Kemudian, untuk melihat besaran cadangan produksi tambak garam yang tersedia, dapat
digunakan analisis perhitungan neraca sumber daya cadangan produksi tambak garam
berdasarkan standar produksi dari setiap komoditas. Perhitungan ini digunakan untuk melihat
seberapa jauh dan seberapa besar tingkat produktifitas kegiatan tambak garam. Berikut ini
merupakan hasil perhitungannya :

Produksi Tahun Standar Produksi Luas Lahan Produksi Cadangan


2015 (Ton) (Ton/Ha) (Ha) Seharusnya (Ton) (Ton)
381.704,00 80 2.838,11 227.048,8 154.655,2
Tabel 5. Neraca Sumber Daya Cadangan Produksi Tambak garam Berdasarkan Standar Produksi
Kabupaten Pati

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Dari tabel perhitungan di atas, dapat dilihat cadangan produksi dari tambak garam.
Cadangan produksi tersebut dapat digunakan sebagai indikator pengembangan tambak garam di
Kabupaten Pati. Perhitungan di atas juga dapat dijadikan sebagai indikator tingkat produktifitas
kegiatan tambak garam, sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengelola kegiatan tambak
garam yang produktivitasnya masih kurang.
A. Analisis Sumber Daya Alam Perkebunan
1. Kerangka Kerja Analisis

Curah Hujan

Kesesuaian
Kelerengan
Lahan

Jenis Tanah Potensi Lahan


Perkebunan
Peruntukan
Lahan Potensial
Peruntukan Lahan
Potensial yang
Aman Bencana
Rawan
Bencana

2. Analisis Kesesuaian Lahan


Sebelum dapat menghitung lahan yang dapat digunakan untuk perkebunan di
Kabupaten Pati, terlebih dahulu dilakukan analisis kesesuaian lahan untuk
mengetahui mana lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan lindung dan budidaya
secara keseluruhan. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 837 Tahun
1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung, terdapat tiga aspek
yang menjadi pertimbangan dalam analisis kesesuaian lahan, yaitu kelerengan lahan,
jenis tanah, dan curah hujan.
a. Kelerengan lahan

Tabel 1 - Penilaian Kelerengan Lahan


Sumber: SK Mentan No. 837 Tahun 1980

Kelas Kelerengan Klasifikasi Skor


I 0—8 Datar 20
II 8—15 Landai 40
III 15—25 Agak Curam 60
IV 25—40 Curam 80
V > 40 Sangat Curam 100
b. Jenis tanah

Tabel 2 - Penilaian Jenis Tanah


Sumber: SK Mentan No. 837 Tahun 1980

Kelas Jenis Tanah Klasifikasi Skor


I Aluvial, Glei, Planosol, Peka 15
Hidromerf, Laterik air tanah
II Latosol Kurang Peka 30
III Brown forest, soil, noncalcic brown Agak Peka 45
mediteran
IV Andosol, Latent, Grumosol, Podsolic Peka 60
V Regosol, Litosol, Organosol, Rensina Sangat Peka 75

c. Curah hujan

Tabel 3 - Penilaian Curah Hujan


Sumber: SK Mentan No. 837 Tahun 1980

Kelas Curah Tanah Klasifikasi Skor


I =< 13,5 mm/hari hujan Sangat rendah 10
II 13,6—20,7 mm/hari hujan Rendah 20
III 20,8—27,7 mm/hari hujan Sedang 30
IV 27,8—34,8 mm/hari hujan Tinggi 40
V > 34,8 mm/hari hujan Sangat tinggi 50
Gambar 1 – Peta Kelerengan Gambar 2 – Peta Jenis Tanah Gambar 3 – Peta Curah Hujan

Setelah skoring berdasarkan kriteria di atas, dilakukan kategorisasi peruntukan lahan


berdasarkan skornya.

Tabel 4 - Penilaian Kesesuaian Lahan


Sumber: SK Mentan No. 837 Tahun 1980

No Peruntukan Total Skor


1 Kawasan Budidaya < 124
2 Kawasan Penyangga 125—174
3 Kawasan Lindung >= 175

Gambar 4 – Peta Kesesuaian Lahan


Berdasarkan analisis kesesuaian lahan yang telah dilakukan, diperoleh luas untuk
masing-masing peruntukan sebagai berikut.
1) Kawasan Lindung : 30.067,80 Ha
2) Kawasan Penyangga : 28.131,80 Ha
3) Kawasan Budidaya : 126.125,19 Ha

Lahan yang akan digunakan untuk peruntukan Perkebunan seluruhnya akan berada
di dalam Kawasan Budidaya.

3. Analisis Peruntukan Lahan Potensial untuk Sumber Daya Perkebunan


Peruntukan lahan potensial untuk perkebunan dapat dihitung dari tutupan
lahan saat ini yang sesuai dengan kategori atau kriteria lahan perkebunan. Kriteria-
kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Bukan lahan dengan fungsi hutan
2) Bukan lahan dengan fungsi sawah
3) Bukan lahan dengan fungsi permukiman
4) Bukan merupakan area badan air
5) Bukan merupakan lahan tambak
6) Bukan merupakan kawasan rawan bencana longsor

Gambar 5 – Peta Peruntukan Gambar 6 – Peta Rawan


Lahan Kebun Potensial Bencana Longsor
Gambar 7 – Peta Peruntukan
Lahan Kebun Potensial yang Aman Bencana

4. Analisis Potensi Lahan untuk Sumber Daya Perkebunan


Untuk mengetahui potensi lahan perkebunan di Kabupaten Pati dilakukan
perhitungan dengan membandingkan antara peruntukan lahan kebun potensial dan
kesesuaian lahan kemudian mengambil irisan dari keduanya.

Gambar 8 – Peta Peruntukan Gambar 9 – Peta Kesesuaian Lahan


Lahan Kebun Potensial yang Aman Bencana
Gambar 7 – Peta Potensi Lahan Perkebunan

Berdasarkan perbandingan tersebut didapatkan hasil lahan potensial untuk


perkebunan seluas 35.911,88 hektar atau sebesar 22,88% dari total luas lahan
Kabupaten Pati. Hasil ini menunjukkan kalau perkebunan merupakan salah satu
sektor potensial di Kabupaten Pati karena lebih dari seperlima lahannya dapat
digunakan untuk sektor tersebut.
5. Kondisi Sumber Daya Perkebunan Saat ini
Setelah mengetahui potensi penyediaan lahan perkebunan di Kabupaten Pati,
selanjutnya dilihat penggunaan lahan perkebunan yang ada saat ini. Berdasarkan data
dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati, lahan perkebunan yang ada di
Kabupaten Pati saat ini tercatat seluas 28.739,36 hektar. Lahan tersebut digunakan
untuk sebelas komoditas, yaitu cengkeh, jambu mete, kelapa dalam, kelapa kopyor,
kopi, kakao, kapuk, karet, lada, tembakau, dan tebu. Tebu menjadi sektor dengan
produksi terbesar di Pati, sementara kelapa kopyor menjadi sektor unik karena
komoditas tersebut di Jawa Tengah hanya diproduksi di Pati.
Lahan perkebunan di Pati terkonsentrasi di wilayah bagian barat laut dan
terdapat sedikit di bagian selatan. Keduanya merupakan daerah yang relatif tinggi
dibanding wilayah Kabupaten Pati secara keseluruhan. Bagian barat laut mayoritas
digunakan untuk perkebunan tebu, kelapa dalam, dan kelapa kopyor, sementara
bagian selatan digunakan untuk perkebunan kapas.
6. Neraca Sumber Daya Alam Perkebunan
Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) dapat dihitung dalam dua bentuk
cadangan, yaitu fisik dan moneter. Penghitungan besaran cadangan sumber daya
alam suatu sektor dapat menggunakan operasi hitung sederhana, yaitu pengurangan
antara nilai aktiva dan pasiva.
a. Neraca Fisik
Nilai neraca fisik sektor perkebunan dinyatakan dalam bentuk cadangan lahan
dan jumlah produksi komoditas yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Hasil dari
perhitungan neraca fisik adalah sebagai berikut.
𝐶𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 − 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑣𝑎
𝐶𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 35911,88 − 28739,36
𝐶𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 7172,00 ℎ𝑎
Selanjutnya, nilai cadangan fisik dilanjutkan dengan perhitungan cadangan fisik
berupa jumlah produksi hasil perkebunan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 5 - Perhitungan Neraca Fisik Perkebunan Kabupaten Pati Tahun 2018


Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati, Olahan Studio Pati 1

Luas
Luas
Cadangan Rata-Rata
Jenis Luas Persentase Produksi Cadangan Neraca
No
Komoditas Area (Ha)
per Produksi
Pemanfaatan 2018 (Ton) Total Fisik (Ton)
Komoditas (Ton/Ha)
(Ha)
(Ha)
1 Cengkeh 861.10 3.00% 348,350 214.91 404.54 86,938.17
Jambu
2
Mete
19.25 0.07% 10,749 4.80 558.39 2,682.64
Kelapa
3
Dalam
4,155.77 14.46% 4,605,992 1,037.16 1,108.34 1,149,523.50
Kelapa
4
Kopyor
391.92 1.36% 882,927 97.81 2,252.82 220,353.26
5 Kopi 1,551.98 5.40% 1,227,429 7172.52 387.33 790.88 306,331.08
6 Kakao 26.20 0.09% 22,239 6.54 848.82 5,550.22
7 Kapuk 11,327.53 39.41% 3,420,563 2,827.03 301.97 853,674.42
8 Karet 9.71 0.03% 13,050 2.42 1,343.98 3,256.91
9 Lada 2.90 0.01% 2,378 0.72 820.00 593.48
10 Tembakau 52.00 0.18% 865,400 12.98 16,642.31 215,979.02
11 Tebu 10,341.00 35.98% 49,686,679 2,580.82 4,804.82 12,400,370.05
Total 28,739.36 100.00% 61,085,756 7172.52 7172.52 15,245,252.73
Tabel di atas menunjukkan bahwa potensi total produksi dari pemanfaatan
cadangan lahan sektor perkebunan di Kabupaten Pati adalah 15,245,252.73 ton.
Jika diamati, produksi terbesar berasal dari komoditas tebu, sedangkan
produktivitas tertinggi dipegang oleh tanaman tembakau.
b. Neraca Moneter

Tabel 6 - Perhitungan Neraca Moneter Perkebunan Kabupaten Pati Tahun 2018


Sumber: Ditjen Perkebunan, Badan Pusat Statistik, dan Olahan Studio Pati 1

Jenis Harga Komoditas Neraca Moneter


No
Komoditas (Rp/ton) (Rp)

1 Cengkeh* 94,961,000 8,255,735,484,146.55


2 Jambu Mete** 25,000,000 67,066,052,862.69
3 Kelapa Dalam** 6,000,000 6,897,141,009,369.72
4 Kelapa Kopyor*** 40,000,000 8,814,130,260,437.25
5 Kopi* 22,886,200 7,010,754,254,612.04
6 Kakao* 19,572,910 108,633,889,539.15
7 Kapuk** 5,100,000 4,353,739,550,799.88
8 Karet* 7,350,000 23,938,257,048.87
9 Lada* 84,084,000 49,902,222,605.34
10 Tembakau* 35,000,000 7,559,265,699,723.30
11 Tebu* 11,000,000 136,404,070,496,764.00
Total 179,544,377,177,909.00
*Sumber: Badan Pusat Statistik (Statistik Harga Produsen & BPS Kabupaten Madiun)
**Sumber: Ditjen Perkebunan (Aplikasi Informasi Harga Komoditas Kabupaten)
***Sumber: Radar Kudus
Tabel di atas menunjukkan bahwa potensi nilai moneter total produksi dari
pemanfaatan cadangan lahan sektor perkebunan di Kabupaten Pati adalah
Rp179.544.377.177.909,00. Nilai produksi terbesar masih tetap dipegang komoditas
tebu, sedangkan kelapa kopyor meroket menjadi peringkat kedua. Ini berarti kelapa
kopyor tetap dapat menyumbang besar bagi perekonomian Pati meskipun total
produksinya tidak seberapa tiap tahunnya karena harga komoditasnya yang tinggi.

B. Analisis Sumber Daya Alam Pertanian


Ruang lingkup yang digunakan dalam analisa neraca sumber daya pertanian bahan
pangan adalah pertanian lahan basah dan kering yang produknya digunakan sebagai bahan
makanan utama masyarakat yang meliputi padi, jagung, umbi, dan kacang-kacangan
dengan lingkup amatannya meliputi seluruh wilaya Kabupaten Pati secara administrasi.
Analisa yang dilakukan berdasarkan data yang ada pada tahun 2018 dan Analisa dilakukan
pada tahun 2019. Secara singkat, guna menganalisis neraca sumber daya maka dibutuhkan
data potensi dan data eksisting penggunaan sumber daya tersebut guna mendapatkan nilai
cadangan dari pertanian bahan pangan yang kemudian nilai tersebut dianalisis berdasarkan
neraca fisik dan neraca moneter. Untuk mengubah nilai cadangan menjadi neraca moneter
dikalikan dengan standar harga yang berada di pasaran.

Potensi (Passiva) Penggunaan (Aktiva) Cadangan

Fisik (Ton, Hektar) Moneter (Rupiah)

Dalam PDRB Kabupaten Pati, sektor pertanian, perikanan dan kehutanan


mendominasi kontribusi.
A. Kerangka Berpikir

b. Kawasan Budidaya

c. Guna lahan (bukan hutan, bukan kawasan Peta Kesesuaian Lahan


Overlay
lindung, bukan permukiman)
Pertanian Bahan Pangan
d. Kelerengan (<40%)

e. Curah Hujan (>1500 mm pertahun)


Perhitungan Potensi Luas
Lahan Pertanian
Peta Guna Perhitung Luas Lahan
Eksisting Pertanian
Lahan Eksisting
Potensi Lahan Pertanian
(Aktiva)
Penggunaan Lahan Eksisting
Pertanian (Pasiva)
Analisa Aktiva-Passiva =
Cadangan Lahan Pertanian
Bahan Pangan

Data Produksi serta Cadangan Produksi


Analisis Neraca Fisik dan Moneter
Luas Lahan Panen Pertanian Tanaman Pangan

Input
Keterkaitan NSDA dengan NSDA Pertanian Tanaman
Proses Perekonomian Kabupaten Pati Pangan

Output
B. Kondisi Eksisting Kabupaten Pati
Kabupaten Pati memiliki luas sebesar 150.368 ha dimana terbagi atas lahan
pertanian dan non pertanian yang masing-masingnya memiliki luas sebesar 119.637 dan
30.755 ha. Dengan kata lain, kurang lebih 70% dari wilayah kabupaten pati merupakan
lahan pertanian. Hal tersebut berkaitan dengan slogan RJPP yang dimiliki oleh Kabupaten
Pati yaitu “Bumi Mina Tani” dimana Kabupaten Pati menggunakan sumber daya alam
yang dimilikinya sebagai sektor unggul, dalam hal ini termasuk pertanian dan perikanan.

Adapun secata posisi geogragis, batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Pati sebagai
berikut:

 Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa


 Sebelah Barat : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara
 Sebeleh Selatan : Kabupaten Grobongan dan Kabupaten Blora
 Sebelah Timur : Kabupaten Rembang dan Laut Jawa

C. Analisis Kesesuaian Lahan


Analisis kesesuaian lahan dilakukan terlebih dahulu guna mengetahui lahan mana
yang cocok untuk dilakukan kegiatan budidaya, lindung, dan penyangga. Hasil dari analisis
ini berupa data awal untuk melihat lahan mana saja yang berpotensi untuk pemanfaatan
sumber daya pertanian.
Peraturan yang dijadikan sebagai landasan hukum dalam penganalisisan
kesesuaian lahan yaitu SK Mentan No. 638 tahun 1981 dan No 837 tahun 1980 yang
membagi kesesuaian lahan menjadi 3 kelompok, yaitu kawasan budidaya, kawasan
lindung, dan kawasan penyangga. Menurut SK Mentan tersebut terdapat tiga aspek dalam
pengidentifikasian kesesuaian lahan tersebut, yaitu kelerangan, curah hujan, dan jenis
tanah.
1. Kelerengan
Kelas Lereng Kelerengan (%) Keterangan Skor
1 0–8 Datar 20
2 8 – 15 Landai 40
3 15 – 25 Agak Curam 60
4 25 – 40 Curam 80
5 > 40 Sangat Curam 100

2. Jenis Tanah
Kelas Tanah Jenis Tanah Kepekaan Erosi Skor
Aluvial, Glei
Planosol,
1 Hidromorf Tidak Peka 15
Kelabu, Literita
Air Tanah
2 Latosol Agak Peka 30
3 Mediteran Kurang Peka 45
Andosol, Laterit,
4 Grumosol, Peka 60
Podsolik
Regosol, Litosol,
5 Orgonosol, Sangat Peka 75
Renzina

3. Curah Hujan
Kelas Curah Curah Hujan
Keterangan Skor
Hujan (mm/hari hujan)
1 < 13,6 Sangat Rendah 10
2 13,6 – 20,7 Rendah 20
3 20,7 – 27,7 Sedang 30
4 27,7 – 34,8 Tinggi 40
5 > 34,8 Sangat Tinggi 50

Setelah dilakukan overlay terhadap 3 indikator kesesuaian lahan tersebut lalu dihitung
skoring setiap lahan dan diklasifikasikan berdasarkan kriteria di atas, dan didapati luas
wilayah untuk masing-masing kawasan:
1) Kawasan Lindung: 3.067,80 ha
2) Kawasan Penyangga: 28.131,80 ha
3) Kawasan Budidaya: 126.125,19 ha
Gambar 1 – Peta Curah Hujan Gambar 2 – Peta Jenis Tanah

Gambar 3 – Peta Kelerengan Gambar 4 – Peta Kesesuaian Lahan


D. Analisis Potensi Pertanian Tanaman Pangan
Setelah didapatkan luasan untuk masing-masing kawasan, dilakukan lagi
penyesuaian terhadap ketentuan yang ada untuk mencari lahan yang sesuai untuk
kegiatan pertanian tanaman pangan. Ketentuannya adalah sebagai berikut:
1) Bukan merupakan kawasan lindung dan kawasan penyangga
2) Bukan berada di tutupan lahan sungai/badan air lainnya
3) Bukan merupakan kawasan guna lahan permukiman
4) Bukan merupakan kawasan lahan terbangun
5) Bukan merupakan jaringan jalan
6) Kelerengan < 40%
7) Curah Hujan > 1500 mm per tahun

Lahan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai lahan pertanian bukanlah lahan yang
sudah terbangun atau lahan yang berada di tutupan badan air atau dalam kata lain lahan
yang kosong. Namun dalam lahan kosongnya juga terdapat kriteria lebih lanjut yaitu berada
di kelerangan di bawah 40% dikarenakan jika berada di atas kelerengan 40% datarannya
sangatlah curam dan mengakibatkan rawan terjadinya bencana seperti erosi atau pun
longsor. Setelah itu dilakukan overlay berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas dan
didapati hasilnya sebagai berikut:
Gambar 5 – Peta Potensial Lahan Pertanian (Aktiva)

Dengan begitu, didapati luas potensi pertanian tanaman pangan Kabupaten Pati
sebesar 94.075,27 ha.
E. Cadangan Lahan Pertanian Tanaman Pangan
Analisa Neraca Fisik
Luas cadangan lahan pertanian tanaman pangan yang belum termanfaatkan didapati
dari hasil pengurangan antara luas potensial lahan pertanian (aktiva) dengan luas
penggunaan lahan pertanian eksisting (pasiva).

𝐶𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 −


𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑖𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔
= 94.075,27 − 59.299
= 𝟑𝟒. 𝟕𝟕𝟔, 𝟐𝟕

Berdasarkan hal tersebut diperoleh luas cadangan lahan pertanian yang belum
termanfaatkan sebesar 34.776,27 Ha. Hal tersebut mengartikan bahwa masih banyaknya
lahan potensial pertanian tanaman pangan yang belum dioptimalkan secara baik walaupun
sektor pertanian merupakan sektor penyumpang pertama dalam PDRB Kabupaten Pati.
Dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang ada secara baik dapat menaikkan
produksi sektor pertanian yang lebih terhadap PDRB Kabupaten Pati.

Analisa Neraca Moneter


Produksi Standa Harga
Jenis Tanaman Produksi (kg) Hasil pendapatan
(ton) (Rp/kg)*

Padi Sawah 634.099 634.099.000 5.200 3.297.314.800.000

Padi Ladang 9.931 9.931.000 5.500 54.620.500.000

Jagung 181.601 181.601.000 4.000 726.404.000.000

Kedelai 2.328 2.328.000 6.300 14.666.400.000

Kacang Tanah 3.433 3.433.000 7.500 25.747.500.000

Kacang Hijau 14.775 14.775.000 13.200 195.030.000.000

Ubi Kayu 606.871 606.871.000 2.000 1.213.742.000.000

Ubi Jalar 5.140 5.140.000 3.000 15.420.000.000

Total 4.551.983.508.000

*Berdasarkan Laporan Harian Harga Produsen Kabupaten Pati per 26 September 2019

Total jumlah produksi per kg per Produktivitas moneter


Luas lahan (ha)
tahun (Rp) (Rp/ha)
4.551.983.508.000 59.299 76.763.242,35

Berdasarkan jumlah produksi yang dihasilkan perkomoditasnya dan apabila


masing-masing komoditas jenis tanaman pangan dapat dioptimalkan sesuai dengan standar
produksinya, maka Kabupaten Pati akan mendapatkan hasil sebesar Rp 4.551.983.508.000.
Hasil berikut akan bertambah jika kegiatan pertanian bahan pangan diperluas serta adanya
peningkatan angka produktivitas untuk setiap komoditasnya. Hal yang dapat
mempengaruhi produktivitas untuk sektor pertanian yaitu adanya inovasi terbaru baik
dalam teknologi maupun dalam Teknik penanaman. Hal tersebut ditujukkan agar nantinya
para petani tidak lagi bergantung pada musim untuk melakukan panen.
F. Cadangan Produksi Pertanian Tanaman Pangan
Analisis Neraca Fisik
Komoditas tanaman pangan yang dimiliki oleh Kabupaten Pati bervariasi dimana
setiap komoditas memiliki luas panen serta jumlah produksi yang berbeda sehingga dapat
menghasilkan angka produktivitas yang berbeda pula. Angka produktivitas yang tertinggi
terdapat pada komoditas ubi kayu dan ubi jalar dengan nilai masing-masing sebesar 39.62
ton/ha dan 22.35 ton/ha.

Standar
Luas Panen Produktivitas Produksi
No Jenis Tanaman Produksi (ton) Produksi Cadangan (ton)
(Ha) (ton/ha) Seharusnya (ton)
(ton/ha)
1 Padi Sawah 634,099 10 101,003 6,28 1010030 375,931
2 Padi Ladang 9,931 10 2,750 3,61 27500 17,569
3 Jagung 181,601 5 28,608 6,35 143040 -38,561
4 Kedelai 2,328 1 1,728 1,35 1728 -600
5 Kacang Tanah 3,433 1 2,603 1,32 2603 -830
6 Kacang Hijau 14,775 1 12,531 1,18 12531 -2,244
7 Ubi Kayu 606,871 15 15,319 39,62 229785 -377,086
8 Ubi Jalar 5,140 15 230 22,35 3450 -1,690

Neraca sumber daya hasil produksi pertaniain bahan pangan secara fisik dihitung
berdasarkan standar produksi yang seharusnya dihasilkan dari masing-masing
komoditas tanaman pangan. Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
hanya tanaman padi sawah dan padi gogo yang memiliki cadangan produksi masing-
masing sebesar 375.931 dan 17.569 ton.
Produksi tanaman jagung belum optimal karena jumlah produksinya masih berada
di bawah nilai produksi yang seharusnya. Selain jagung, terdapat juga tanaman pangan
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar yang hasil produksinya
belum optimal.
C. Analisis Sumber Daya Alam Hortikultura Sayur
1. Kondisi Existing Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Pati

Komoditas Luas lahan (Ha) Jumlah produksi Produktivitas


(Kw) (Kw/Ha)
Bawang merah 2541 270722 106.5415191
Sawi 93 11125 119.6236559
kacang panjang 50 2947 58.94
Cabe besar 416 11475 27.58413462
Cabe rawit 46 1309 28.45652174
Tomat 20 1448 72.4
Terong 18 1387 77.05555556
Ketimun 17 1762 103.6470588
Kangkung 36 2978 82.72222222
Bayam 162 11744 72.49382716
Belewah 64 1364 21.3125
Melon 111 9505 85.63063063
Semangka 445 14152 31.80224719
Total 4019 341918 85.07539189
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka 2019

Kondisi eksisting sumber daya pertanian hortikultura sayuran Kabupaten Pati dihitung dari jumah luas
lahan panen dan produksi komoditas sayuran pada tahun terakhir, yaitu data Kabupaten Pati Dalam Angka
Tahun 2019. Dari tabel diatas, didapatkan bahwa lahan yang telah terpakai untuk panen pertanian
hortikultura sayuran Kabupaten Boyolali pada tahun 2014 seluas 4.019 Ha.

Dari segi jumlah produksi, bawang merah merupakan komoditas yang jumlah produksinya paling besar,
yaitu sebesar 270.722 Kuintal pada tahun 2018. Kemudian, dari segi produktivitas, Sawi merupakan
komoditas yang produktivitasnya paling besar, yaitu sekitar 119,6 Kw/Ha. Hal ini disebabkan besarnya
jumlah produksi sawi yaitu sebesar 11.125 Kuintal yang hanya membutuhkan lahan sekitar 93 Ha. Selain
sawi, bawang merah juga memiliki produktivitas yang tinggi, yaitu sebesar 106,54 Kw/Ha, selurus dengan
jumlah produksinya yang paling besar jika dibandingkan dengan komoditas hortikultura sayuran lainnya.

2. Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian Hortikultura Sayuran Kabupaten Pati

Untuk mengetahui lahan-lahan yang sesuai untuk kegiatan pertanian hortikultura sayuran, dilakukan
analisis kesesuaian lahan yang ditentukan oleh beberapa faktor. Berdasarkan Petunjuk Teknis Evaluasi
Lahan Untuk Komoditas Pertanian yang diterbitkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian pada tahun 2011, faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan
penentuan kawasan budidaya pertanian hortikultura sayuran antara lain:
a. Curah hujan berkisar antara 750-2250 mm per tahun
b. Kelengan < 15%
c. Jenis tanah yang memenuhi adalah alluvial dan latosol
d. Area yang terdapat akuifer produktif
e. Berada dalam kawasan budidaya
f. Guna lahan yang dapat dikonversi menjadi hortikultura sayuran yakni kebun, sawah tadah hujan,
tegalan, dan lahan terbuka
Dari keenam faktor tersebut, dilakukan proses intersect sehingga didapatkan luasan lahan yang dianggap
potensial sebagai lahan peruntukkan hortikultura sayuran.

Selain keenam faktor yang dijadikan kriteria kesesuaian lahan hortikultura sayuran diatas, terdapat
beberapa faktor pembatas seperti area yang tidak terdapat akuifer produktif serta area yang rawan
longsor. Sehingga, setelah melakukan intersect pada keenam peta diatas, dilakukan penyesuaian lagi
terhadap kedua faktor pembatas tersebut sehingga dihasilkan totalan luas lahan bersih yang memiliki
kesesuaian untuk kegiatan hortikultura sayuran. Dari beberapa proses geomapping tersebut,
dihasilkaan peta potensial hortikultura sayuran di Kabupaten Pati sebagai berikut :
Dari peta tersebut, didapatkan bahwa luas lahan potensial untuk hortikultura sayuran adalah sebesar
12.055 Ha.
3. Neraca Fisik Hortikultura Sayuran Kabupaten Pati

Neraca fisik dapat digunakan untuk mengetahui cadangan luas lahan dan produksi dengan mencari gap
antara potensi sumber daya dengan pemanfaatan saat ini. Dari analisis yang telah dilakukan pada poin
sebelumnya, telah didapatkan besaran potensi lahan dan pemanfaatan lahan saat ini untuk pertanian
hortikultura buah-buahan di Kabupaten Pati, selanjutnya akan dilakukan analisis sebagai berikut.

Potensi lahan hortikultura Pemanfaatan lahan Cadangan luas lahan (Ha)


sayur (Ha) hortikultura sayur existing
(Ha)
12055 4019 8036

Dari analisis tersebut terlihat bahwa lahan pertanian hortikultura untuk buah-buahan di Kabupaten Pati
masih dapat ditingkatkan karena masih terdapatnya cadangan lahan yang cukup besar untuk kegiatan
tersebut yaitu sebesar 8.036 Ha. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Pati masih memiliki potensi
untukmeningkatkan produksi pertanian horitkultura jenis sayuran yang juga akan membawa pengaruh
terhadap perekonomian Kabupaten Pati. Selain itu, peningkatan produksi ini dapat meningkatkan supply di
Kabupaten Pati sendiri.

Apabila potensi ini tidak dimanfaatakan maka kerugian yang diperoleh Kabupaten Pati yakni tidak
optimalnya perekonomian yang disumbangkan oleh pertanian hortikultura jenis sayuran. Selain itu,
kecenderungan konversi lahan pertanian menjadi permukiman juga semakin tinggi sehingga apabila lahan
potensial tersebut tidak dimanfaatkan untuk produksi maka akan cenderung untuk terjadi konversi lahan.

Hal ini dikarenakan lahan pertanian hortikultura jenis sayuran ini memiliki karakteristik yang sama untuk
lahan permukiman.

Adapun analisis lebih lanjut untuk memperlihatkan cadangan lahan dan produksi komoditas hortikultura
buah-buahan Kabupaten Pati, sebagai berikut.

Tabel Neraca Fisik Lahan Tanam Hortikultura Sayur-Sayuran Kab. Pati

Komoditas Luas lahan (Ha) Persentase Cadangan luas per


pemanfaatan (%) komoditas (Ha)
Bawang merah 2541 0.632246828 7622
Sawi 93 0.023140085 279
kacang panjang 50 0.012440906 150
Cabe besar 416 0.103508335 1248
Cabe rawit 46 0.011445633 138
Tomat 20 0.004976362 60
Terong 18 0.004478726 54
Ketimun 17 0.004229908 51
Kangkung 36 0.008957452 108
Bayam 162 0.040308534 486
Belewah 64 0.015924359 192
Melon 111 0.027618811 333
Semangka 445 0.110724061 1335
Total 4019 1 8.036

Tabel Neraca Fisik Produksi Hortikultura Sayur-Sayuran Kab. Pati


Komoditas Produktivitas Cadangan luas per Cadangan produksi
(Kw/Ha) komoditas (Ha) per komoditas (Kw)
Bawang merah 106.5415191 5081 541309
Sawi 119.6236559 186 22244
kacang panjang 58.94 100 5893
Cabe besar 27.58413462 832 22944
Cabe rawit 28.45652174 92 2617
Tomat 72.4 40 2895
Terong 77.05555556 36 2773
Ketimun 103.6470588 34 3523
Kangkung 82.72222222 72 5955
Bayam 72.49382716 324 23482
Belewah 21.3125 128 2727
Melon 85.63063063 222 19005
Semangka 31.80224719 890 28297
Total 85.07539189 8036 683666
Cadangan produksi sejumlah 683.666 Kw tersebut dapat dicapai jika semua cadangan lahan seluas 8.036
Ha dimanfaatkan dengan optimal salah satunya dengan meningkatkan produktivitas dari masing-masing
komoditas yang dapat dilakukan dengan upaya seperti intensifikasi lahan, adanya upgrading terhadap skill
petani buah dan kemajuan teknologi yang dapat menghasilkan bibit unggul atau bisa disebabkan oleh
tingginya demand terhadap buah tersebut sehingga produktivitasnya lebih digencarkan untuk memenuhi
permintaan pasar.

4. Neraca Moneter Hortikultura Sayuran Kabupaten Pati

Neraca moneter ini digunakan untuk mengetahui cadangan pendapatan sumber daya pertanian hortikultura
jenis buah-buahan di Kabupaten Pati. Untuk mengetahui neraca moneter maka perlu melihat standar biaya
yang dihasilkan setiap satu hektar lahan dalam bentuk uang. Dengan menggunakan hasil analisis neraca
fisik cadangan produksi buah sebagai berikut.

Neraca Moneter Hortikultura Sayur-Sayuran Kab. Pati

Komoditas Cadangan produksi


Harga Jual per Kg Cadangan (Rp)
per komoditas (Kw)
Bawang merah 541309 20409 1.10474E+12
Sawi 22244 4278 9516828472
kacang panjang 5893 3863 2276465900
Cabe besar 22944 22125 50763600000
Cabe rawit 2617 11689 3059011300
Tomat 2895 4345 1257877500
Terong 2773 2208 612278400
Ketimun 3523 2369 834598700
Kangkung 5955 0 0
Bayam 23482 2334 5480698800
Belewah 2727 2422 660479400
Melon 19005 5399 10260799500
Semangka 28297 3629 10268981300
Total 683666 1.19973E+12

Didapatkan bahwa terdapat cadangan sebesar Rp 1.19973E+12 pada neraca moneter dari hasil perhitungan
cadangan produksi (Kw) di neraca fisik dengan standar harga buah per kg. Melihat besarnya nilai pada
neraca moneter ini, mengindikasikan bahwa jika dioptimalkan lagi produktivitas hortikultura buah-buahan
di Kabupaten Pati maka dapat meningkatkan pendapatan daerah yang cukup besar dengan memberikan
nilai tambah pada sektor hortikultura PDRB dan mampu mendukung perekonomian petani buah di
Kabupaten Pati.
D. Analisis Sumber Daya Alam Hortikultura Buah
1. Analisis Kesesuaian Lahan Holtikultura Buah
Kesesuaian lahan adalah adalah kecocokan suatu jenis lahan tertentu untuk
penggunaan tertentu. Lewat analisis ini nantinya dapat diidentifikasi lahan potensial yang
dapat digunakan untuk holtikultura buah. Diatur dalam SK Menteri Pertanian No.
837/KPTS/UM/11/1980 untuk menetukan kesesuaian lahan, dilakukan metode skoring.
Akan tetapi sebelum melakukan Skoring terdapat peta yang harus di overlay yauitu Jenis
Tanah, Kelerengan, dan Curah Hujan. Selanjutnya dilihat apakah sesuai dengan skoring
yang telah diatur. Berikut tabel skoring yang diatur dalam SK Menteri Pertanian No.
837/KPTS/UM/11/1980:

Kesesuaian Lahan
Kelas Jenis Tanah Klasifikasi Skor
1 Aluvial Sangat Peka 15
2 Latosol Peka 30
3 Grumusol Kurang Peka 45
4 Regosol Tidak Peka 60
Kelas Kelerengan Klasifikasi Skor
1 0-8% Datar 20
2 8 - 25 % Landai 40
3 15 - 25% Agak Curam 60
4 25 - 40% Curam 80
5 > 40% Sangat Curam 100
Kelas Intensitas Curah Hujan Klasifikasi Skor
1 8 - 13,6 Sangat Rendah 10
2 13,6 - 20,7 Rendah 20
3 20,7 - 27,7 Sedang 30
4 27,7 - 34,8 Tinggi 40
5 > 34,8 Sangat Tinggi 50
Setelah dilakukan skoring pada peta kesesuaian lahan maka lahan dengan skor <124, yaitu
lahan budidaya merupakan lahan yang cocok digunakan sebagai lahan pertanian (SK Mentan No
837/KPTS/UM/11/1980 Tentang Pedoman Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan).
Dari analisis kesesuaian lahan tersebut didapatkan total luas lahan budidaya yang dapat digunakan
untuk kegiatan lahan pertanian, yaitu sebesar 126.125,19 Ha pada tahun 2018.

2. Analisis Potensi Lahan Untuk Sumber Daya Perkebunan


Potensi lahan untuk sumber daya perkebunan yang ada di Kabupaten Pati dapat dihitung dengan melakukan pengurangan
dari hasil nilai kesesuaian lahan untuk budidaya dengan luas lahan kepentingan budidaya selain perkebunan sehingga didapatkan
luas lahan budidaya potensi perkebunan. Untuk mendapatkan kesesuaian lahan perkebunan tersebut, dilakukan dengan analisis
skoring dengan melihat kriteria kriteria berikut ini:

1. Berada di kawasn budidaya


2. Bukan lahan fungsi hutan
3. Bukan lahan fungsi sawah irigasi
4. Bukan lahan fungsi permukiman
5. Bukan lahan fungsi pasir darat
6. Bukan merupakan area badan air
7. Kelerengan <40%
8. Curah hujan >1500 mm per tahun atau .4.1 mm per hari
Setelah menghitung dengan mempertimbangkan kriteria diatas, didapatkan bahwa
lahan potensial untuk holtikultura buah-buahan sebesar 22.344,17 Ha atau sebesar 14%
dari total luas Kabupaten Pati. Angka tersebut juga merupakan aktiva lahan holtikultura
buah-buahan.
3. Analisis Eksisting Holtikultura Buah
Menurut Data BPS, Kabupaten Pati memiliki luas lahan untuk pertanian sebesar 114,158
Hektar dimana jika di bandingkan dengan luas Kabupaten Pati yang sebesar 150,368, luas
pertanian tersebut merupakan 75,91% dari total luas Kabupaten Pati. Sehingga dapar disimpulkan
bahwa lahan pertanian di Kabupaten Pati merupakan peruntukan lahan paling besar dan sektor
pertanian merupakan salah satu penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Pati, lebih tepatnya
23,71% pada tahun 2018.
Analisis eksisting sumber daya alam dilakukan untuk mengetahui jumlah produksi dan luas
lahan untuk holtikutura buah-buahan di kabupaten pati saat ini. Untuk data lengkapnya bisa dilihat
pada tabel di bawah ini:
Standard
Jenis Produksi Jumlah Tanaman Produktivitas
Produksi Luas Lahan Pendapatan Penjualan Produktivitas Harga Jual per Ku
Tanaman Produksi Produksi Moneter
(Pohon/ (Ha)** (Rp)*** (Ku/Ha) (Rp)*
Buah-buahan (Ku) (Pohon) (Rp/Ha)****
Ha)
Alpukat 8907 7670 100 76.7 IDR 9,027,876,897.00 IDR 117,703,740.51 116.1277705 IDR 1,013,571.00
Belimbing 1220 1344 300 4.48 IDR 967,633,240.00 IDR 215,989,562.50 272.3214286 IDR 793,142.00
Duku 3876 3217 100 32.17 IDR 3,094,683,672.00 IDR 96,197,813.86 120.4849238 IDR 798,422.00
Durian 47667 51752 100 517.52 IDR 18,108,883,968.00 IDR 34,991,660.16 92.10658525 IDR 379,904.00
Jambu Biji 5242 6552 1000 6.552 IDR 1,964,098,770.00 IDR 299,770,874.54 800.0610501 IDR 374,685.00
Jambu Air 13236 8511 1000 8.511 IDR 1,006,448,497.92 IDR 118,252,672.77 1555.163906 IDR 76,038.72
Jeruk Siam 31696 23748 156 152.23 IDR 21,127,222,368.00 IDR 138,784,179.27 208.2102072 IDR 666,558.00
Jeruk Besar 99578 29092 156 186.49 IDR 11,924,875,761.36 IDR 63,944,748.34 533.9670012 IDR 119,754.12
Mangga 211354 193615 100 1936.15 IDR 128,991,459,740.00 IDR 66,622,658.23 109.1619967 IDR 610,310.00
Manggis 2433 2846 100 28.46 IDR 288,180,285.84 IDR 10,125,800.63 85.48840478 IDR 118,446.48
Nangka 52185 29092 100 290.92 IDR 22,884,844,605.00 IDR 78,663,703.44 179.3792108 IDR 438,533.00
Nanas 65 1732 2500 0.6928 IDR 32,352,060.00 IDR 46,697,546.19 93.8221709 IDR 497,724.00
Pepaya 36801 37755 1000 37.755 IDR 9,892,624,014.00 IDR 262,021,560.43 974.7318236 IDR 268,814.00
Pisang 229061 392100 1000 392.1 IDR 23,338,567,168.00 IDR 59,521,976.97 584.1902576 IDR 101,888.00
Rambutan 89162 135078 100 1350.78 IDR 39,579,368,448.00 IDR 29,301,121.17 66.00778809 IDR 443,904.00
Salak 820 1887 2500 0.7548 IDR 393,588,520.00 IDR 521,447,429.78 1086.380498 IDR 479,986.00
Sawo 10192 6390 100 63.9 IDR 5,923,804,432.00 IDR 92,704,294.71 159.4992175 IDR 581,221.00
Sirsat 1123 3144 200 15.72 IDR 466,662,650.00 IDR 29,685,919.21 71.43765903 IDR 415,550.00
Sukun 60887 35205 100 352.05 IDR 4,268,013,087.36 IDR 12,123,315.12 172.9498651 IDR 70,097.28
Melinjo 4449 14744 100 147.44 IDR 750,092,324.04 IDR 5,087,441.16 30.17498644 IDR 168,597.96
Petai 71983 92364 100 923.64 IDR 11,147,909,313.12 IDR 12,069,539.34 77.93404357 IDR 154,868.64
Total 981937 1077838 10912 6525.013549 IDR 315,179,189,821.64 IDR 2,311,707,558.33 351.8857521

*) BPS Indonesia 2018


**) Hasil Bagi Tanaman Produksi dengan Standard Produksi
***) Hasil Kali Jumlah Produksi dengan Harga Jual
****) Hasil Bagi Pendapatan Penjualan dengan Luas Lahan
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa pasiva (lahan yang terpakai eksisting) untuk
holtikultura buah-buahan berjumlah 6525.01 Ha. Jambu air merupakan jenis komoditi yang paling
produktif dengan produktivitas sebesar 1555.16 Ku/Ha, tetapi jika melihat Produktivitas moneter
nya jambu air hanya menghasilkan Rp.118,252672. Hal ini dikarenakan harga jual jambu air yang
tergolong murah, hanya 76 ribu per kuintalnya.

Untuk Produktivitas moneter, dapat dilihat bahwa jenis komoditi yang paling produktif
adalah salak dengan produktivitas Rp.521,447,429 per hektar, akan tetapi jika dilihat luas lahan
untuk komoditi salak sendiri tidak mencapai satu hektar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
komoditi salak kurang dimaksimalkan potensinya meskipun Produktivitas Moneternya yang besar.
Kedepannya, Kabupaten Pati harus mengembangkan komoditi salak sehingga lebih maksimal.

4. Neraca Sumber Daya Holtikultura Buah

Neraca fisik merupakan suatu perhitungan untuk mengetahui cadangan luas lahan dan
cadangan produksi pertanian holtikultura buah-buahan di Kabupaten Pati.
Neraca Fisik
 Potensi Lahan Pertanian = 126.125,19 Ha
 Potensi Lahan Pertanian Holtikultura Buah* (Aktiva) = 22.344,17 Ha
 Pemanfaatan Lahan Eksisting Pertanian Holtikultura Buah** (Pasiva) =
6.525,01Ha

*) Analisis Penulis : Pengurangan potensi lahan pertanian (budidaya) dengan kriteria khusus
pertanian holtikultura buah
**) Data Sekunder Dinas Pertanian Kabupaten Pati

Untuk cadangan lahan, berikut perhitungannya:


Cadangan Fisik = Activa-Pasiva
= 22.344,17 𝐻𝑎 − 6.525 𝐻𝑎
= 15.819,15 𝐻𝑎
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa lahan pertanian holtikultura
buah-buahan di Kabupaten Pati masih dapat di maksimalkan lagi. Terdapat cadangan sebesar
15.819 Ha dan baru digunakan sebasar 6.525 Ha dari 22.344,17 Ha atau baru digunakan sebesar
29,20%. Dari angka tersebut dapat dikatakan bahwa pemanfaatan lahan tersebut masih tergolong
sangat rendah karena tidak sampai setengah dari potensi lahan yang dapat dimanfaatkan secara
maksimal.
Nantinya cadangan lahan sebesar 15,819 Ha tersebut harus dimanfaatkan agar holtikultura
buah Kabupaten Pati bisa semakin bersaing dengan kabupaten sekitarnya dan dapat membantu
memberikan pemasukan ekonomi di Kabupaten Pati pada sektor pertanian.
Berikut Tabel cadangan lahan per komoditas dan cadangan Produksi holtikultura buah-
buahan Kabupaten Pati:
Tabel Neraca Fisik Lahan Tanam Holtikultura
Buah-buahan Per Komoditas Kabupaten Pati 2018

Persentase Luas Cadangan Per Komoditas


Luas Tanam
Tanaman pemanfaatan (cadangan total*Persentase
(Ha)
(%) pemanfaatan)
Alpukat 76.7 1.175599001 185.9697693
Belimbing 4.48 0.068666017 10.86238027
Duku 32.17 0.493077182 78.00061902
Durian 517.52 7.932151171 1254.798892
Jambu Biji 6.552 0.10042405 15.88623114
Jambu Air 8.511 0.130450106 20.63609787
Jeruk Siam 152.2307692 2.333276925 369.1045768
Jeruk Besar 186.4871795 2.85833301 452.1639863
Mangga 1936.15 29.67582797 4694.46374
Manggis 28.46 0.436213136 69.00521036
Nangka 290.24 4.448576975 703.7270645
Nanas 0.6928 0.010618709 1.67978952
Pepaya 37.755 0.578679795 91.54222478
Pisang 392.1 6.009809233 950.7007373
Rambutan 1350.78 20.70372383 3275.153129
Salak 0.7548 0.011568998 1.830117104
Sawo 63.9 0.97941038 154.9343971
Sirsat 15.72 0.24094415 38.11531648
Sukun 352.05 5.395953431 853.5939672
Melinjo 147.44 2.259847675 357.4886935
Petai 923.64 14.15684825 2239.49306
Total 6524.333549 100 15819.15
Tabel Neraca Fisik Produksi Holtikultura Buah-
buahan Per Komoditas Kabupaten Pati 2018
Luas Cadangan
Per Komoditas
(cadangan
Tanaman Produktivitas Cadangan produksi
total*Persenta
se
pemanfaatan)
Alpukat 185.9697693 116.1277705 21596.2547
Belimbing 10.86238027 272.3214286 2958.058912
Duku 78.00061902 120.4849238 9397.898642
Durian 1254.798892 92.10658525 115575.2411
Jambu Biji 15.88623114 800.0610501 12709.95477
Jambu Air 20.63609787 1555.163906 32092.51456
Jeruk Siam 369.1045768 208.2102072 76851.34039
Jeruk Besar 452.1639863 533.9670012 241440.6478
Mangga 4694.46374 109.1619967 512457.0355
Manggis 69.00521036 85.48840478 5899.145355
Nangka 703.7270645 179.7994763 126529.7577
Nanas 1.67978952 93.8221709 157.6014994
Pepaya 91.54222478 974.7318236 89229.1197
Pisang 950.7007373 584.1902576 555390.1086
Rambutan 3275.153129 66.00778809 216185.6137
Salak 1.830117104 1086.380498 1988.203531
Sawo 154.9343971 159.4992175 24711.91511
Sirsat 38.11531648 71.43765903 2722.868982
Sukun 853.5939672 172.9498651 147628.9615
Melinjo 357.4886935 30.17498644 10787.21648
Petai 2239.49306 77.93404357 174532.7497
Total 15819.15 351.9057648 2380842.208

Cadangan produksi sebanyak 238,084,220.8 kuintal tersebut hanya dapat didapatkan jika semua
cadangan lahan seluas 15,819.15 Ha sudah dimanfaatkan dengan maksimal. Hal tersebut dapat
dicapai dengan meningkatkan produktivitas masing-masing komoditas, insentif dari pemerintah,
dan teknologi yang digunakan agar semakin besar produktivitas holtikultura buah-buahan
Kabupaten Pati.
 Neraca Moneter
Tabel Neraca Moneter Holtikultura Buah-buahan
Per Komoditas Kabupaten Pati 2018
Jenis
Produksi
Cadangan
Tanaman Harga Jual per Ku (Rp)* Moneter
produksi
Buah-
buahan
Alpukat 2159625.47 1013571 IDR 21,889,337,470.07
Belimbing 295805.8912 793142 IDR 2,346,160,761.75
Duku 939789.8642 798422 IDR 7,503,489,029.85
Durian 11557524.11 379904 IDR 43,907,496,403.01
Jambu Biji 1270995.477 374685 IDR 4,762,229,402.50
Jambu Air 3209251.456 76038.72 IDR 2,440,273,728.65
Jeruk Siam 7685134.039 666558 IDR 51,225,875,750.70
Jeruk Besar 24144064.78 119754.12 IDR 28,913,512,313.82
Mangga 51245703.55 610310 IDR 312,757,653,346.37
Manggis 589914.5355 118446.48 IDR 698,733,002.34
Nangka 12652975.77 438533 IDR 55,487,474,211.73
Nanas 15760.14994 497724 IDR 78,442,048.70
Pepaya 8922911.97 268814 IDR 23,986,036,581.75
Pisang 55539010.86 101888 IDR 56,587,587,384.80
Rambutan 21618561.37 443904 IDR 95,965,658,669.80
Salak 198820.3531 479986 IDR 954,309,860.11
Sawo 2471191.511 581221 IDR 14,363,084,011.68
Sirsat 272286.8982 415550 IDR 1,131,488,205.60
Sukun 14762896.15 70097.28 IDR 10,348,388,647.94
Melinjo 1078721.648 168597.96 IDR 1,818,702,691.89
Petai 17453274.97 154868.64 IDR 27,029,649,587.01
Total 238084220.8 IDR 764,195,583,110.05

E. Analisis Sumber Daya Alam Ternak Ruminansia

Metode Analisis NSDA Peternakan Kabupaten Pati

Neraca sumber daya alam merupakan potret ketersediaan setiap jenis sumber daya alam yang didapat dari
hasil pengurangan jumlah potensi alam yang ada dikurangi dengan besarnya jumlah penggunaan yang akan
menghasilkan besarnya cadangan sebuah sektor yang dimiliki dalam sebuah wilayah. Data besaran
cadangan per sektor yang dimiliki disajikan dalam 2 bentuk neraca yang terdiri atas :
1. Neraca fisik yang merupakan penggambaran arus barang lingkungan ke dalam penggunaan ekonomi,
yang berguna untuk merekam perubahan yang terjadi selama periode perhitungan.
2. Neraca Moneter yang berfungsi untuk menyajikan nilai monenter sumber daya alam setelah dilakukan
perhitungan.

Dalam konteks sumber daya peternakan, perhitungan dilakukan terhadap jumlah hewan ternak yang ada di
Kabupaten Pati dikaitkan dengan ketersediaan jumlah pakannya baik dalam satuan fisik maupun moneter.
Dengan dilakukannya analisis serta perhitungan ini, nantinya diharapkan dapat mengetahui besaran
cadangan SDA dari sektor peternakan yang dimiliki Kabupaten Pati.
Kerangka Berpikir

Jenis Tanah

Kelerengan

Curah Hujan Analisis Analisis Kesesuaian


Kesesuaian Ekologis Ternak
Lahan Populasi Ternak (Ekor)

Konversi
Produktivitas
Pertanian Populasi Ternak (ST)
Lahan Potensi
Budidaya Ternak
konversi

Standar Kebutuhan
Potensi Penyediaan Analisis Lahan Peruntukan Pakan Minimum Ternak/TON
Pakan Ternak ( Aktiva- Pasiva) BKC/Ekor/Tahun

Pakan Hijau Total


Pakan dari Luas Lahan Luas Lahan
Produktivita Kebutu
limbah alami Potensial (Ha) Termanfaatk s Lahan BKC han
an (Ha) Ton/th/Ha Pakan
(BKC
Ton/th)

Total Potensi
Persediaan Pakan

konversi

Kemampuan selisih
Wilayah (ST)

Kapasitas
Penambahan Ternak
(ST)

konversi
Valuasi harga berlaku ton/rp

Penambahan Penambahan cadangan


cadangan ternak ternak (Rp)
(Ton)
Analisis Kesesuaian Lahan

Analisis kesesuaian lahan merupakan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kecocokan
lahan terhadap kegiatan yang dilakukan diatasnya. Analisis kesesuaian lahan digunakan sebagai salah satu
cara untuk melakukan pengklasifikasian lahan berdasarkan tingkat kesesuaianya (lindung, penyangga,
budidaya). Analisis ini menggunakan metode skoring atau perhitungan bobot serta harkat masing-masing
variable yang dimiliki lahan antara lain terdiri dari kelerengan tanah, jenis tanah, dan curah hujan.

Table Bobot variabel kelerengan tanah

No Kelerengan (%) Keterangan Bobot (20)


1 0-8 Datar 20
2 8-15 Landai 40
3 15-25 Agak Curam 60
4 25-40 Curam 80
5 >40 Sangat Curam 100
Sumber : Pedoman Penyusunan Pola RLKT Tahun 1994

Peta Kelerangan Tanah


Table Bobot variabel curah hujan

No Curah Hujan Keterangan Bobot


(10)
1 <13,6 Sangat Rendah 10
2 13,6-20,7 Rendah 20
3 20,7-27,7 Sedang 30
4 27,7-34,8 Tinggi 40
5 >34,8 Sangat Tinggi 50
Sumber : surat keterangan mentri pertanian

Peta Curah Hujan


Table Bobot variabel Jenis tanah

No Jenis Tanah Keterangan Bobot


(Kepekaan terhadap Longsor) (15)
1 Alluvial, tanah Glei Planosol, Tidak Peka 15
Hidromorf Kelabu, Literita Air
Tanah
2 Latosol Peka 30
3 Mediteran Kurang Peka 45
4 Andosol, Laterit, Grumosol, Peka 60
Podsolik
5 Rogosol, Litosol, Organosol, Sangat Peka 75
Renzina
Sumber : Pedoman Penyusunan Pola RLKT Tahun 1994

Peta Jenis Tanah


Table Kalkulasi Skor

Total Skor Keterangan

>174 Kawasan Lindung

125-174 Kawasan Penyangga

<125 Kawasan Budidaya


Kalkulasi skor digunakan untuk mendapatkan hasil kesesuaian masing-masing lahan yang ada.

Analisis Ekologi Ternak

Peta analisis ekologis ternak di dapat dengan mengoverlay peta kesesuaian lahan dengan peta rawan
bencana. Dimana nantinya lokasi yang berpotensi untuk pengembangan ternak akan diperoleh dari kedua
data ini.

Peta Kesesuaian Lahan Peta Rawan Bencana

Data Kesesuaian Lahan Skor Data Jenis Bencana Skor


Kawasan Budidaya 30 Tidak Rawann Bencana 30
Kawasan Penyangga 20 Rawan Kekeringan Tinggi 20
Rawan Longsor Tinggi 15
Kawasan Lindung 10 Rawan Banjir Tinggi 5
Setelah overlay, dilakukan skoring dari setiap data tersebut dan selanjutnya dilakukan penjumlahan untuk
mengidentifikasi ekologis ternak-nya :

Total Skor Keterangan


>35 Sesuai
<35 Tidak Sesuai

Peta ekologis ternak ini bertujuan untuk melihat daerah di kabupaten Pati yang potensial dikembangkan
untuk peternakan. Dan dari peta ini dapat dilihat di Kabupaten Pati terdapat lahan yang cukup luas dan
potensial untuk dikembangkan aktivitas budidaya peternakan. Berdasarkan kedua data tersebut didapat
pula potensi lahan untuk penyediaan pakan ternak di Kabupaten Pati. Lahan yang berpotensi
menjadi sumber pakan ternak meliputi pertanian , sawah maupun tegalan, perkebunan dan juga
perkarangan.

Peta Ekologis Ternak


Neraca Sumber Daya Alam Peternakan Ruminansia Kabupaten Pati

Perhitungan Neraca Sumber Daya Alam ( NSDA ) dilakukan untuk mendapatkan output akhir
berupa nilai cadangan yang dimiliki, baik dalam satuan fisik (Ton/Ha) maupun dalam satuan
moneter (rupiah) . perhitungan NSDA digunakan untuk mengetahui besaran cadangan hewan
ternak ruminansia yang dapat dibudayakan di Kabupaten Pati. Yang tergolong dalam ternak
ruminansia antara lain adalah sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, dan babi. Neraca
ini secara umum didapatkan melalui proses :

1. Perhitungan Daya Dukung Wilayah


Perhitungan ini didapat melalui identifikasi sumber pakan dan perhitungan produksi pakan
ternak
2. Perhitungan populasi ternak eksisting dan kebutuhan pakannya
Perhitungan ini didapatkan melalui perkalian jumlah ternak yang ada (setelah dikonversi
dalam satuan ternak/ST) dengan kebutuhan pakan minimum
3. Perhitungan cadangan populasi ternak
Perhitungan ini didapatkan dnegan melihat selisih antar daya dukung wilayah dalam
menyediakan pakan ternak dengan populasi ternak eksisting. Angka yang didapat berupa
besaran kapasitas yang dapat dilakukan untuk melakukan penambahan jumlah ternak.

Metode yang digunakan untuk medapatkan perhitungan diatas menggunakan metode perhitungan
produksi pakan ruminansia dari Atmiyati 2006. Yang memiliki dua sumber utama pakan ternak
yakni yang berasal dari limbah dan yang berasal dari pakan hijau alami yang dijelaskan sebagai
berikut :

a. Perhitungan Potensi Pakan Hijauan Alami (BKC Ton / Th )

Potensi hijauan alami = {(pkarang x 0.53 x 2) + (teg. + huma + lad + kebun + l.bera) x
2.875) + (penggem x 0.75)) + (Hryt x 0.6) + (lain x 0.75) + (Lkld x 10) + (Lkrt x 2) + (Lkst x
5) + (Lckh x 5)} x 0.5
Keterangan :

Pkg = Pekarangan Lain = Lain-lain


Teg = Tegalan Lkld = Luas tanaman kelapa dalam
Lad = Ladang Lkrt = Luas tanaman karet
L.bera = Lahan bera Lkst = Luas tanaman kelapa sawit
Penggem = Penggembalaan Lckh = Luas tanaman cenkeh
Hryt = Hutan Rakyat
Catatan : luas dalam Ha
b. Indeks *
Satu St ( Satuan Ternak ) setara dengan 250 Kg berat hidup, yaitu berat rata-rata sapi lokal
dewasa (Juwarini dan Petheram, 1983)
Nilai konversi adalah :
Kerbau = 0,8
Sapi dan Kuda = 0,7
Domba = 0,06
Kambing = 0,05
Babi = 0,16

c. Indeks **

Kebutuhan pakan minimum ternak ruminansia untuk satu satuan ternak ( ST)
menurut Thahar,dkk (1991, 1993) :

K = 2,5% × 50% × 363 × 250 Kg =1,14 ton BKC


Keterangan :
K = Kebutuhan pakan minimum untuk satu ST dalam Ton bahan kering tercerna atau
disebut juga DDM ( Digestible Dry Mather ) selama satu tahun
2,50% = Kebutuhan minimum jumlah ransum hijauan pakan (bahan kering) terhadap
berat badan ternak
50% = nilai rata-rata daya cerna berbagai jenis tanaman
365 = Jumlah hari dalam setahun
250 kg = Jumlah biomasa untuk satu satuan ternak (ST)
Perhitungan Potensi Pakan Hijauan Alami (BKC Ton/Th) :
IDD <1 = Kritis
IDD 1-2 =Rawan
IDD >2 = Aman

d. Indeks***
1,14 ton BKC /tahun atau kelipatannya sesuai estimasi peningkatan kebutuhan pakan

Perhitungan Potensi Pakan dari Limbah (BKC Ton / Th ) =


Potensi Pakan limbah= (ps x 0.4) + (pl x 3x 0.4) + (jg x 3 x 0.5) + (kd x 3 x 0.55) +
{(kh + kt) x 2 x 0.55} + {(uj x 0.25/6) + (uk x 0.25/4)} x 0.65

Keterangan :
Ps = Padi sawah
Pl = Padi ladang
Jg = jagung
kd = Kedelai
kh = Kacang hijau
kt = kacang tanah
uj = ubi jalar
uk = ubi kayu
1. Perhitungan Potensi Penyediaan Pakan Ternak

a. Pakan Dari Limbah

Pakan limbah kabupaten Pati didapat dari komoditas padi sawah, padi ladang, jagung,
ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah , kedelai, dan kacang hijau. Berikut ini merupakan data
produksi pertanian kabupaten Pati pada tahun 2018 :

Tabel Data Produksi Pertanian Kabupaten Pati 2018

Jumlah Produksi (Ton)


No Kecamatan Ubi Jalar Kacang
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Kedelai Kacang Hijau
Tanah Total
83.999,640 1.173,575 54.679,405 3.882,270 0 0 185,748 577,584 144.498,22
1 Sukolilo
53.136,992 270,825 23.147,509 5.546,100 0 25,042 1.115,834 2.554,434 85.796,74
2 Kayen
33.505,686 870,251 38.653,230 0 0 245,148 415,914 4.912,902 78.603,13
3 Tambakromo
45728,952 2.867,134 19.631,271 0 1.843,845 31,632 6,730 1.514,439 71.624,00
4 Winong
60206,020 357,489 26.168,681 0 0 0 4,038 2.298,303 89.034,53
5 Pucakwangi
40.298,482 3.524,336 387,167 2456,130 1.066,320 171,340 0 622,278 48.526,05
6 Jaken
15.858,228 0 126,940 0 0 0 0 0 15.985,17
7 Batangan
15.563,162 0 12,694 0 0 0 0 228,627 15.804,48
8 Juwana
47.957,642 736,644 0 0 399,870 22,406 0 3.544,578 52.661,14
9 Jakenan
23.134,430 0 88,858 950,760 0 6,590 39,034 654,939 24.874,61
10 Pati
38.590,866 0 507,760 0 0 13,180 492,636 3.582,396 43.186,84
11 Gabus
26.970,288 0 8.930,229 20.005,575 0 173,976 65,954 1.046,871 57.192,89
12 Margorejo
8.299,516 0 2.957,702 116.190,795 0 429,668 0 0 127.877,68
13 Gembong
12.499,498 129996 2.964,049 15.679,6170 0 268,872 1,346 3438 164.847,38
14 Tlogowungu
8.186,512 0 184,063 4.912,260 0 0 0 0 13.282,84
15 Wedarijaksa
12.512,054 0 63,470 25.551,675 0 60,628 0 0 38.187,83
16 Trangkil
19.819,646 0 0 51.499,500 0 0 0 0 71.319,15
17 Margoyoso
20.020,542 0 2.481,677 88.064,145 1.821,630 1.121,618 0 0 113.509,61
18 Gunungwungkal
18.595,436 0 495,066 102.325,545 0 114,666 0 0 121.530,71
19 Cluwak
31.314,664 0 0 14.023,710 0 701,176 0 0 46.039,55
20 Tayu
17.898,578 0 101,552 12.280,650 0 44,812 0 0 30.325,59
21 Dukuhseti
634.096,83 139.796,25 181.581,32 463.368,73 5.131,67 3.430,75 2.327,23 24.975,35 1.454.708,14
Jumlah
Sumber Data: Kabupaten Pati Dalam Angka 2019, dan Olahan Penulis
Setelah melakukan identifkasi jumlah hasil produksi pertanian yang akan menjadi sumber pakan limbah
maka dilakukan Perhitungan besaran Pakan dari limbah (BKC Ton/Th) dengan cara mengalikan jumlah
produksi setiap komoditas dengan indeks masing-masing komoditas untuk mendapatkan besaran pakan
yang dihasilkan.
Perhitungan Potensi Pakan Ternak dari Limbah (BKC Ton /Th) =

Potensi Pakan Ternak Dari Limbah = (ps x 0.4) + (pl x 3x 0.4) + (jg x 3 x 0.5) + (kd x 3 x
0.55) + {(kh + kt) x 2 x 0.55} + {(uj x 0.25/6) + (uk x 0.25/4)} x 0.65

Tabel Data Potensi Pakan Ternak Dari Limbah Kabupaten Pati Tahun 2018

Jumlah (TON)
Kacang Kacang
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kedelai
Tanah Hijau
No Kecamatan Jumlah
BKC Ton/th BKC Ton/th BKC Ton/th BKC Ton/th BKC Ton/th BKC Ton/th BKC Ton/th BKC Ton/th
(*0.25/4*0,6 (*0.25/6*0,6
(*0,4) (*3*0,4) (*3*0.5) (*2*0,55) (*3*0,55) (*2*0.55)
5) 5)
1 Sukolilo 33.599,86 1.408,29 82.019,11 157,7172 0 0 306,4842 635,3424 118.211,729
2 Kayen 21.254,8 324,99 34.721,26 225,3103 0 27,5462 1.841,126 2.809,877 61.326,2305
3 Tambakromo 13.402,27 1.044,301 57.979,85 0 0 269,6628 686,2581 5.404,192 78.786,5339
4 Winong 18.291,58 3.440,561 29.446,91 0 49,93747 34,7952 11,1045 1.665,883 52.967,6606
5 Pucakwangi 24.082,41 428,9868 39.253,02 0 0 0 6,6627 2.528,133 66.299,2125
6 Jaken 16.119,39 4.229,203 580,7505 99,78028 28,8795 188,474 0 684,5058 22.000,2614
7 Batangan 6.343,291 0 190,41 0 0 0 0 0 6.533,701
8 Juwana 6.225,265 0 19,041 0 0 0 0 251,4897 6.495,7957
9 Jakenan 19.183,06 883,9728 0 0 10,82981 24,6466 0 3.899,036 2.4007,3767
10 Pati 9.253,772 0 133,287 38,62463 0 7,249 64,4061 720,4329 10.238,5695
11 Gabus 15.436,35 0 761,64 0 0 14,498 812,8494 3.940,636 20.965,9734
12 Margorejo 10.788,12 0 13.395,34 812,7265 0 191,3736 108,8241 1.151,558 26.885,5637
13 Gembong 3.319,806 0 4.436,553 4.720,251 0 472,6348 0 0 15.490,9188
14 Tlogowungu 4.999,799 155.995,2 4.446,074 636,9844 0 295,7592 2,2209 3781,8 170.500,829
15 Wedarijaksa 3.274,605 0 276,0945 199,5606 0 0 0 0 3.857,7158
16 Trangkil 5.004,822 0 95,205 1.038,037 0 66,6908 0 0 6.763,6978
17 Margoyoso 7.927,858 0 0 2.092,167 0 0 0 0 11.146,577
18 Gunungwungkal 8.008,217 0 3.722,516 3.577,606 49,33581 1.233,78 0 0 185.44,4233
19 Cluwak 7.438,174 0 742,599 4.156,975 0 126,1326 0 0 14.702,2526
20 Tayu 12.525,87 0 0 569,7132 0 771,2936 0 0 14.173,6455
21 Dukuhseti 7.159,431 0 152,328 498,9014 0 49,2932 0 0 8.128,5928
Jumlah 253.638,75 167.755,5 272.371,99 18.824,355 138,98259 3.773,8296 3.839,936 27.472,886 758.027,260
Sumber Data : Kabupaten Pati Dalam Angka 2019, dan Olahan Penulis

Dari perhitungan tersebut di dapati bahwa jumlah pakan hijauan alami yang mampu dihasilkan Kabupaten Pati
sebesar 758.027,2605 BKC Ton/Tahun.

b. Pakan Hijauan Alami


Selain dari limbah sumber pakan ternak lainnya berasal pakan hijauan alami yang berasal dari beberapa
sumber yaitu pekarangan, tegal/kebun, ladang, perkebunan, hutan rakyat , padang rumput, dan
,lainnya. Berikut merupakan data luasan lahan komoditas hijauan alami yang ada di Kabupaten Pati :
Tabel data luasan lahan komoditas hijauan alami kabupaten Pati 2018

Luas (Ha)
No Kecamatan
Hutan Padang Jumlah
Pekarangan Tegal/Kebun Ladang Perkebunan Lainnya
Rakyat Rumput
4.825
1 Sukolilo 0 4.335 0 0 108 0 66
2.365
2 Kayen 0 1.632 0 0 108 0 625
2.979
3 Tambakromo 0 1.514 1.363 0 0 0 0
3.720
4 Winong 0 2.217 0 0 0 0 0
6.345
0
5 Pucakwangi 1.377 0 0 102 0 0
2.355
6 Jaken 0 1.508 0 0 49 0 5
2.121
7 Batangan 0 39 0 0 0 0 2082
2.956
8 Juwana 0 47 0 0 0 0 2909
268
9 Jakenan 0 102 0 0 0 0 166
270
10 Pati 0 87 0 0 0 0 183
108
11 Gabus 0 64 0 0 44 0 0
2.300
12 Margorejo 0 1.293 0 42 1 0 4
4.675
13 Gembong 0 3.564 0 1.004 15 0 92
6.114
14 Tlogowungu 0 3.856 0 65 0 0 2193
874
15 Wedarijaksa 0 87 0 0 0 0 787
2.246
16 Trangkil 0 1.079 0 0 0 0 1167
3.055
17 Margoyoso 0 1.589 0 27 9 0 1430
2.983
18 Gunungwungkal 0 2.832 0 21 0 0 130
3.830
19 Cluwak 0 2.700 0 241 0 0 0
1.309
20 Tayu 0 489 0 0 0 0 820
4.616
21 Dukuhseti 0 997 0 913 0 0 2.706
0 31.408 1.363 2.313 436 0 15.365 60.314
Jumlah
Sumber Data : Kabupaten Pati Dalam Angka 2019, dan Olahan Penulis
Setelah teridentifikasi komoditas yang menjadi sumber pakan hijauan alami dan diketahui luasan lahannya,
selanjutnya dilakukan penghitungan dengan mengalikan jumlah luasan perkomoditas
dengan indeks masing-masing komoditas untuk mendapatkan besaran pakan dihasilkan (dalam BKC
Ton/Th). Perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:

Perhitungan Potensi Pakan Hijauan Alami (BKC Ton / Th )

Potensi hijauan alami = {(pkarang x 0.53 x 2) + (teg. + huma + lad + kebun + l.bera) x
2.875) + (penggem x 0.75)) + (Hryt x 0.6) + (lain x 0.75) + (Lkld x 10) + (Lkrt x 2) + (Lkst x
5) + (Lckh x 5)} x 0.5

Tabel Data Potensi Pakan Ternak Dari Pakan Hijau Alami Kabupaten Pati 2018

Luas (Ha)
Hutan Padang
No Kecamatan Pekarangan Tegal/Kebun Ladang Perkebunan Lainnya
Rakyat Rumput
BKC ton/th BKC ton/th BKC ton/th BKC ton/th BKC ton/th BKC ton/th BKC ton/th
(*2*0.53*0.5) (*2.875*0.5) (*2.875*0.5) (*2.875*0.5) (*0.6*0.5) (*0,75*0.5) (*0,75*0.5) Jumlah
6.231,563 0 0 32,4 24,75 6.288,713
1 Sukolilo 0 0
2.346 0 0 32,4 234,375 2.612,775
2 Kayen 0 0
0
2.176,375 1.959,313 0 0 4.135,688
3 Tambakromo 0 0

0
3186,938 0 0 0 3.186,938
4 Winong 0 0
0
0 1.979,438 0 0 30,6 2.010,04
5 Pucakwangi 0
1,875
0 0 0 14,7 16,575
6 Jaken 0 0
780,75
2.167,75 0 0 0 2.948,5
7 Batangan 0 0
1.090,875
56,0625 0 0 0 1.146,938
8 Juwana 0 0
62,25
67,5625 0 0 0 129,8125
9 Jakenan 0 0
68,625
146,625 0 0 0 215,25
10 Pati 0 0

0
125,0625 0 0 13,2 138,2625
11 Gabus 0 0

1,5
92 0 60,375 0,3 154,175
12 Margorejo 0 0
1.858,688 0 1443,25 4,5 34,5 3.340,938
13 Gembong 0 0

822,375
5.123,25 0 93,4375 0 6.039,063
14 Tlogowungu 0 0
295,125
5.543 0 0 0 5.838,125
15 Wedarijaksa 0 0

437,625
125,0625 0 0 0 562,6875
16 Trangkil 0 0

536,25
17 1551,063 0 38,8125 2,7 2.128,826
Margoyoso 0 0

48,75
2284,188 0 30,1875 0 2.363,126
18 Gunungwungkal 0 0
0
4.071 0 346,4375 0 4.417,438
19 Cluwak 0 0

307,5
3.881,25 0 0 0 4.188,75
20 Tayu 0 0

1014,75
21 702,9375 0 1.312,438 0 3.030,126
Dukuhseti 0 0
0 43.715,82 1.959,313 3.324,938 130,8 0 5.761,875 54.892,74
Jumlah

Dari perhitungan tersebut didapati jumlah pakan hijauan alami yang mampu dihasilkan Kabupaten Pati
sebesar 54.892,74 BKC Ton/Tahun.

a. Potensi Total Penyediaan Pakan Ternak

Tabel Total Potensi Penyediaan Pakan Ternak Kabupaten Pati 2018

Potensi Pakan Total Potensi Penyediaan Pakan


No Kecamatan dari Limbah
Potensi pakan Alami
Ternak
(BKC
(BKC ton/tahun) (BKC ton/tahun)
ton/tahun)
118.211,729 6.288,713 124.500,44
1 Sukolilo
61.326,2305 2.612,775 63.939,01
2 Kayen
78.786,5339 4.135,688 82.922,22
3 Tambakromo
52.967,6606 3.186,938 56.154,60
4 Winong
66.299,2125 2.010,04 68.309,25
5 Pucakwangi
22.000,2614 16,575 22.016,84
6 Jaken
6.533,701 2.948,5 9.482,20
7 Batangan
6.495,7957 1.146,938 7.642,73
8 Juwana
2.4007,3767 129,8125 24.137,19
9 Jakenan
10.238,5695 215,25 10.453,82
10 Pati
20.965,9734 138,2625 21.104,24
11 Gabus
26.885,5637 154,175 27.039,74
12 Margorejo
15.490,9188 3.340,938 18.831,86
13 Gembong
170.500,829 6.039,063 176.539,89
14 Tlogowungu
3.857,7158 5.838,125 9.695,84
15 Wedarijaksa
6.763,6978 562,6875 7.326,39
16 Trangkil
11.146,577 2.128,826 13.275,40
17 Margoyoso
185.44,4233 2.363,126 2.363,13
18 Gunungwungkal
14.702,2526 4.417,438 19.119,69
19 Cluwak
14.173,6455 4.188,75 18.362,40
20 Tayu
8.128,5928 3.030,126 11.158,72
21 Dukuhseti
758.027,2605 54.892,74 812.920,00
Jumlah

Dari perhitungan yang telah dilakukan, untuk mengetahui besaran potensi pakan ternak yang berasal dari
limbah maupun hijauan alami, Kabupaten pati memiliki potensi total penyediaan pakan ternak sebesar
812.920,00 BKC Ton/tahun

2. Perhitungan Cadangan Ternak


a. Populasi Ternak Eksisting

Populasi Ternak ruminansia yang ada di Kabupaten Pati adalah sebagai berikut:
Tabel Data Ternak Existing Kabupaten pati 2018

JenisTernak ( Ekor)
No Kecamatan Sapi Sapi Jumlah
Potong Perah Kerbau Kambing Domba Babi
1 Sukolilo 67.270
6.376 0 1.096 49.331 10.467 0
13.655
2 Kayen 3.660 0 0 8.646 1.349 0
3 8.747
Tambakromo 4.018 0 0 4.113 616 0
13.076
4 Winong 6.288 0 1 6.210 577 0
5 21.100
Pucakwangi 10.082 0 43 10.522 453 0
17.147
6 Jaken 12.875 0 0 3.129 1.143 0
7 7.943
Batangan 4.234 0 0 3.415 294 0
10.608
8 Juwana 2.495 0 310 7.219 402 182
9 9.847
Jakenan 7.707 0 0 2.140 0 0
5.966
10 Pati 3.408 0 0 2.558 0 0
11 15.281
Gabus 3.970 0 0 10.790 521 0
8.634
12 Margorejo 4.510 123 20 3.765 216 0
13 14.880
Gembong 2.764 4 117 11.770 225 0
14.132
14 Tlogowungu 5.629 0 0 8.503 0 0
15 6.288
Wedarijaksa 3.440 0 21 2.694 133 0
23.358
16 Trangkil 5.996 0 0 12.537 4.825 0
17 17.580
Margoyoso 7.520 0 0 9.230 830 0
16.769
18 Gunungwungkal 2.633 0 0 14.130 0 6
19 24.448
Cluwak 1.922 0 19 22.315 71 121
7.549
20 Tayu 2.717 7 19 3.338 1.468 0
21 11.485
Dukuhseti 5.085 0 152 4.319 1.915 14
Jumlah 107.329 134 1.798 200.674 25.505 323 335.763

Untuk mendapatkan jumlah dalam satuan ternak (ST) maka dilakukan perkalian antara jumlah ternak
dengan indeks hewan ternak itu sendiri sebagai berikut :

Tabel Data Perhitungan Ternak Kabupaten Pati 2018

Sapi Sapi
No Kecamatan Potong Perah Kerbau Kambing Domba Babi Jumlah
ST(*0,7) ST(*0,7) ST(*0,8) ST (*0,05) ST(*0,06) ST(*0,16)
4.463,2 0 876,8 2.466,55 628,02 0 8.434,57
1 Sukolilo
2.562 0 0 432,3 80,94 0 3.075,24
2 Kayen
2.812,6 0 0 205,65 36,96 0 3.055,21
3 Tambakromo
4.401,6 0 0,8 310,5 34,62 0 4.747,52
4 Winong
7.057,4 0 34,4 526,1 27,18 0 7.645,08
5 Pucakwangi
9.012,5 0 0 156,45 68,58 0 9.237,53
6 Jaken
2.963,8 0 0 170,75 17,64 0 3.152,19
7 Batangan
1.746,5 0 248 360,95 24,12 29,12 2.408,69
8 Juwana
5.394,9 0 0 107 0 0 5.501,9
9 Jakenan
2.385,6 0 0 127,9 0 0 2.513,5
10 Pati
2.779 0 0 539,5 31,26 0 3.349,76
11 Gabus
3.157 86,1 16 188,25 12,96 0 3.460,31
12 Margorejo
1.934,8 2,8 93,6 588,5 13,5 0 2.633,2
13 Gembong
3.940,3 0 0 425,15 0 0 4.365,45
14 Tlogowungu
15 2.408 0 16,8 134,7 7,98 0 2.567,48
Wedarijaksa
4.197,2 0 0 626,85 289,5 0 5.113,55
16 Trangkil
5.264 0 0 461,5 49,8 0 5.775,3
17 Margoyoso
1.843,1 0 0 706,5 0 0,96 2.550,56
18 Gunungwungkal
1.345,4 0 15,2 1.115,75 4,26 19,36 2.499,97
19 Cluwak
1.901,9 4,9 15,2 166,9 88,08 0 2.176,98
20 Tayu
3.559,5 0 121,6 215,95 114,9 2,24 4.014,19
21 Dukuhseti
75.130,3 93,8 1.438,4 10.033,7 1.530,3 51,68 88.278,2
Jumlah

b. Kapasitas Penambahan / Cadangan Ternak

Setelah diketahui potensi penyediaan pakan serta kebutuhan pakan eksisting, maka dapat dihitung jumlah
ternak yang bisa ditambah (cadangan) dengan langkah sebagai berikut :

Total
Populasi Kemampuan Total
Persediaan
No Kecamatan Ruminansia Wilayah Kebutuhan IDD Kapasitas KET
Pakan
Penambahan
(BKC Ton/th) (ST) (ST) (BKC Ton/th) (ST)
A B C D C/2.28 D*1.14 C/(D*1.14) (C/2.28)-D H
124.500,44 8.434,57 54.605,46 9.615,41 12,94801 46.170,89
1 Sukolilo Aman
63.939,01 3.075,24 28.043,43 3.505,774 18,2382 24.968,19
2 Kayen Aman
82.922,22 3.055,21 36.369,39 3.482,939 23,80812 33.314,18
3 Tambakromo Aman
56.154,60 4.747,52 24.629,21 5.412,173 10,37561 19.881,69
4 Winong Aman
5 68.309,25 7.645,08 29.960,2 8.715,391 7,837772 22.315,12
Pucakwangi Aman
22.016,84 9.237,53 9.656,509 10.530,78 2,090713 418,98
6 Jaken Aman
7 9.482,20 3.152,19 4.158,86 3.593,497 2,638711 1.006,67
Batangan Aman
7.642,73 2.408,69 3.352,075 2.745,907 2,783317 943,39
8 Juwana Aman
24.137,19 5.501,9 10.586,49 6.272,166 3,848302 5.084,59
9 Jakenan Aman
10.453,82 2.513,5 4.585,009 2.865,39 3,648306 2.071,51
10 Pati Aman
21.104,24 3.349,76 9.256,246 3.818,726 5,526513 5.906,49
11 Gabus Aman
27.039,74 3.460,31 11.859,54 3.944,753 6,854609 8.399,23
12 Margorejo Aman
18.831,86 2.633,2 8.259,588 3.001,848 6,273422 5.626,39
13 Gembong Aman
176.539,89 4.365,45 77.429,78 4.976,613 35,4739 73.064,33
14 Tlogowungu Aman
9.695,84 2.567,48 4.252,561 2.926,927 3,312635 1.685,08
15 Wedarijaksa Aman
7.326,39 5.113,55 3.213,329 5.829,447 1,25679 -1.900,22
16 Trangkil Krisis
17 13.275,40 5.775,3 5.822,544 6.583,842 2,016361 47,24
Margoyoso Aman
Gunungwung 2.363,13 2.550,56 1.036,461 2.907,638 0,812732 -1.514,10
18 kal Krisis
19.119,69 2.499,97 8.385,829 2.849,966 6,708743 5.885,86
19 Cluwak Aman
18.362,40 2.176,98 8.053,684 2.481,757 7,398952 5.876,70
20 Tayu Aman
11.158,72 4.014,19 4.894,175 4.576,177 2,438437 879,99
21 Dukuhseti Aman
812.920,00 88.278,2 356.543,9 100.637,1 166,2902 260.132,19
Jumlah
7,918579
Rata-Rata

Keterangan:
Kritis : Pakan ternak sudah tidak mencukupi.
Rawan : Pakan ternak masih mencukupi namun dengan pilihan yang terbatas.
Aman : Pakan ternak masih tersedia dengan berbagai pilihan.

c. Valuasi FIsik – Moneter


Jenis Ternak Harga ( Rp/Ton) Rata-Rata Harga (Rp/Ton)
Sapi Potong 0,11
Sapi Perah 0,11
Kerbau 0,11 0,1216
Kambing 0,1
Domba 0,1
Babi 0,2

Tabel Fisik Moneter


Cadangan Cadangan Cadangan
No Kecamatan
ST (Ton) (Miliar Rupiah)
A B C (C*0.25) (C*0.25)*0.1216
1 Sukolilo 46.170,89 11.542,72 1403,595

24.968,19 6.242,048 759,033


2 Kayen
3 33.314,18 8.328,545 1012,751
Tambakromo
19.881,69 4.970,423 604,4034
4 Winong
5 22.315,12 5.578,78 678,3796
Pucakwangi
418,98 104,745 12,73699
6 Jaken
7 1.006,67 251,6675 30,60277
Batangan
943,39 235,8475 28,67906
8 Juwana
9 5.084,59 1.271,148 154,5716
Jakenan
2.071,51 517,8775 62,9739
10 Pati
11 5.906,49 1.476,623 179,5574
Gabus
8.399,23 2.099,808 255,3367
12 Margorejo
13 5.626,39 1.406,598 171,0423
Gembong
73.064,33 18.266,08 2221,155
14 Tlogowungu
15 1.685,08 421,27 51,22643
Wedarijaksa
-1.900,22 -475,055 -57,7667
16 Trangkil
17 47,24 11,81 1,436096
Margoyoso
-1.514,10 -378,525 -46,0286
18 Gunungwungkal
19 5.885,86 1.471,465 178,9301
Cluwak
5.876,70 1.469,175 178,6517
20 Tayu
21 879,99 219,9975 26,7517
Dukuhseti
65.033,05 7.908,019
Jumlah 260.132,19

Dari hasil perhitungan yang dilakukan di atas, maka diketahui bahwa Kabupaten Pati masih aman untuk
dilakukan penambahan ternak sebesar 260.132,19 ST atau sebesar 65.033,05 Ton atau dengan valuasi
moneter senilai Rp 7.908,019 Miliar. Penambahan dapat dilakukan di seluruh kecamatan, namun
penambahan lebih diutamakan untuk kecamatan yang dikategorikan dalam keadaan kritis, yaitu Kecamatan
Trangkil dan Kecamatan Gunungwungkal.

NSDA Lahan Pakan Ternak


Menurut Atmiyati (2006), luas lahan yang memiliki kemampuan sebagai sumber lahan pakan ternak terdiri
atas penjumlahan dari berbagai lahan yang mampu memproduksi pakan ternak. Secara garis besar lahan
yang memiliki potensi sebagai penghasil akan ternak dibagi menjadi dua lahan yaitu lahan yang
menghasilkan pakan limbah dan lahan yang menghasilkan pakan hijauan alami. Neraca ini didapatkan
melaluin beberapa proses :
a. Perhitungan luas lahan yang berpotensi menghasilkan pakan ternak
Merupakan penjumlahan dari berbagai lahan yang dapat memproduksi pakan ternak yang antara
lain adalah lahan pertanian , perkebunan, dan lahan lainnya yg sesuai
b. Perhitungan lahan yang telah dimanfaatkan
Merupakan perkalian antara populasi ternak dengan kebutuhan pakan minimum yang kemudian
dibagi oleh rata-rata produktivitas
c. Perhitungan cadangan lahan pakan ternak
Merupakan selisih antara luas lahan yang berpotensi menghasilkan pakan ternak dengan lahan yang
telah dimanfaatkan

a. Perhitungan Luas Lahan Potensial


Tabel Luas Lahan Potensial

Hijauan Pertanian dan


Alami Perkebunan
No Kecamatan Total
(Pakan Limbah)
(Ha)
( Ha)
6.288,713 22.892,00 29.180,71
1 Sukolilo
2.612,775 14.660,00 17.272,78
2 Kayen
4.135,688 15.021,00 19.156,69
3 Tambakromo
3.186,938 12.164,00 15.350,94
4 Winong
2.010,04 15.152,00 17.162,04
5 Pucakwangi
16,575 8.058,00 8.074,58
6 Jaken
2.948,5 2.546,00 5.494,50
7 Batangan
1.146,938 2.614,00 3.760,94
8 Juwana
9 129,8125 9.940,00 10.069,81
Jakenan
215,25 4.138,00 4.353,25
10 Pati
11 138,2625 8.687,00 8.825,26
Gabus
154,175 6.998,00 7.152,18
12 Margorejo
3.340,938 5.047,00 8.387,94
13 Gembong
6.039,063 6.659,00 12.698,06
14 Tlogowungu
5.838,125 1.457,00 7.295,13
15 Wedarijaksa
562,6875 2.694,00 3.256,69
16 Trangkil
2.128,826 4.457,00 6.585,83
17 Margoyoso
2.363,126 6.736,00 9.099,13
18 Gunungwungkal
4.417,438 5.710,00 10.127,44
19 Cluwak
4.188,75 5.874,00 10.062,75
20 Tayu
3.030,126 3.211,00 6.241,13
21 Dukuhseti

54.892,74 219.607,75
Jumlah 51.862,62

Setelah dilakukan perhitungan jenis pakan dan jumlah lahan yang tersedia, selanjutnya dilakukan
perhitungan jumlah besaran lahan yang dibutuhkan untuk menyediakan pakan ternak. Perhitungan ini
dilakukan dengan cara mengalikan populasi ternak yang ada dengan kebutuhan minimum pakan lalu dibagi
dengan nilai produktivitas lahan yang dimilikinya.

b. Perhitungan Luas Lahan Termanfaatkan


Tabel Penggunaan Lahan Kabupaten Pati

Kebutuhan Pakan Rerata Produktivitas Penggunaan Lahan


No Kecamatan Populasi
(BKC Ton/th) (BKC Ton/Ha/Tahun) (Ha)
A B C C*1.14 D (C*1.14)/D
8.434,57 9.615,41 5,44 1.767,539
1 Sukolilo
3.075,24 3.505,774 4,36 804,0766
2 Kayen
3.055,21 3.482,939 5,52 630,9672
3 Tambakromo
4.747,52 5.412,173 4,62 1.171,466
4 Winong
7.645,08 8.715,391 4,51 1.932,459
5 Pucakwangi
9.237,53 10.530,78 2,73 3.857,429
6 Jaken
3.152,19 3.593,497 2,57 1.398,248
7 Batangan
2.408,69 2.745,907 3,61 760,6391
8 Juwana
9 5.501,9 6.272,166 2,53 2.479,117
Jakenan
2.513,5 2.865,39 2,51 1.141,59
10 Pati
3.349,76 3.818,726 2,44 1.565,052
11 Gabus
3.460,31 3.944,753 3,86 1.021,957
12 Margorejo
2.633,2 3.001,848 3,10 968,3381
13 Gembong
4.365,45 4.976,613 26,11 190,6018
14 Tlogowungu
2.567,48 2.926,927 6,79 431,0644
15 Wedarijaksa
5.113,55 5.829,447 4,68 1.245,608
16 Trangkil
5.775,3 6.583,842 2,63 2.503,362
17 Margoyoso
2.550,56 2.907,638 0,32 9.086,369
18 Gunungwungkal
2.499,97 2.849,966 2,99 953,1659
19 Cluwak
2.176,98 2.481,757 3,16 785,3661
20 Tayu
4.014,19 4.576,177 3,84 1.191,713
21 Dukuhseti
88.278,2 100.637,1 98,31 35.886,13
Jumlah
4,68
Rata-Rata

Setelah diketahui besaran jumlah lahan yang termanfaatkan yang berfungsi sebagai penyedia pakan ternak.
Kemudian, dilanjutkan dengan perhitungan nilai cadangan lahan pakan ternak yang belum termanfaaatkan,
yang didapatkan dengan melakukan pengurangan potensi lahan pakan dengan luasan lahan yang
termanfaatkan.

c. Perhitungan cadangan lahan pakan ternak yang belum termanfaatkan


Penggunaan Cadangan Presentase
Potensi Lahan
No Kecamatan Lahan Lahan Cadangan
(Ha) (Ha) (Ha) (%)
A B C D C-D ((C-D)/C)*100
29.180,71 1.767,539 27.413,17 93,94
1 Sukolilo
17.272,78 804,0766 16.468,70 95,34
2 Kayen
3 19.156,69 630,9672 18.525,72 96,71
Tambakromo
15.350,94 1.171,466 14.179,47 92,37
4 Winong
17.162,04 1.932,459 15.229,58 88,74
5 Pucakwangi
8.074,58 3.857,429 4.217,15 52,23
6 Jaken
5.494,50 1.398,248 4.096,25 74,55
7 Batangan
3.760,94 760,6391 3.000,30 79,78
8 Juwana
10.069,81 2.479,117 7.590,69 75,38
9 Jakenan
4.353,25 1.141,59 3.211,66 73,78
10 Pati
8.825,26 1.565,052 7.260,21 82,27
11 Gabus
7.152,18 1.021,957 6.130,22 85,71
12 Margorejo
13 8.387,94 968,3381 7.419,60 88,46
Gembong
12.698,06 190,6018 12.507,46 98,50
14 Tlogowungu
7.295,13 431,0644 6.864,07 94,09
15 Wedarijaksa
3.256,69 1.245,608 2.011,08 61,75
16 Trangkil
6.585,83 2.503,362 4.082,47 61,99
17 Margoyoso
9.099,13 9.086,369 12,76 0,14
18 Gunungwungkal
10.127,44 953,1659 9.174,27 90,59
19 Cluwak
10.062,75 785,3661 9.277,38 92,20
20 Tayu
6.241,13 1.191,713 5.049,42 80,91
21 Dukuhseti
219.607,75 35.886,13 183.721,65 1.659,41
Jumlah
79,01
Rata-rata

Dari perhitungan diatas, diketahui cadangan lahan yang tersedia sebesar 183.721,65 Ha atau masih 79,01
% dari total potensi lahan yang ada. Nilai tersebut dapat manfaatkan sebagai tambahan input pada usaha
pertanian, dengan skenario pembatasan sebagai berikut:

Batas
Besar Cadangan Makna
Penggunaan

Batas Aman
(79,01% -50%)*
(50%
Penggunaan) 219.607,75 Ha =
6.370.820,83 Ha Kebutuhan pakan ternak dapat terpenuhi
dengan pilihan pakan secara aman
Batas
Minimum
(sama
219.607,75 Ha, sama Kebutuhan ternak terpenuhi dengan pilihan
dengan total cadangan
dengan pakan yang terbatas
lahan
besaran total
cadangan)

d. Perhitungan Cadangan Lahan Moneter ( Rupiah )

Rata-Rata
Estimasi Produksi Harga Rata-
Jenis Batas Produksi Cadangan
Luasan(Ha) Pakan Rata Pakan
Penggunaan Pakan Moneter
(Ton/Tahun) (Rp/Ton)
(Ton/Ha)
A B C B*C D (B*C)*D
4,68 5.963.088.297
1 6.370.820,83 29.815.441,5
200,000
4,68 205.552.854
2 219.607,75 1.027.764,27
Dari hasil perhitungan neraca, diketahui bahwa Kabupaten Pati masih memiliki cadangan lahan pakan
ternak pada batas aman dimana kebutuhan pakan ternak tercukupi dengan adanya pilihan seluas
6.370.820,83 Ha atau senilai dengan 5.963.088.297 Milyar Rupiah

Sedangkan besar cadangan minimum dimana kebutuhan akan ternak mampu terpenuhi tetapi dengan
pilihan terbatas seluas 219.607,75 Ha atau senilai 205.552.854 Milyar Rupiah

e. Aktiva Pasiva
Tabel aktiva pasiva merupakan tabel yang berfungsi untuk menunjukan bagaimana potensi penyediaan ,
penggunaan dan cadangan yang lebih jelas dan informative. Tabel aktiva dan pasiva neraca sumber daya
ternak ruminansia Kabupaten Pati adalah sebagai berikut :
Penggunaan / Cadangan
Jenis Komoditas Potensi / Aktiva
Pasiva Fisik Moneter
260.132,19 ST
Ternak 347.081,3 88.278,2 65.033,05 Ton 7.908,019
Lahan Pakan
Batas Aman 6.370.820,83 Ha 6.370.820,83 Ha 5.963.088.297
219.607,75 Ha 35.886,13 Ha 219.607,75 Ha
Batas Minimum 205.552.854

F. Analisis Sumber Daya Alam Unggas


1. Perhitungan Pakan Ternak
a. Pakan dari limbah
Pakan limbah di Kabupaten Pati didapatkan dari berbagai komoditas pertanian seperti
kacang kedelai, kacang tanah, ubi jalar, dan ubi kayu padi, jagung,

N TAHUN PADI PADI LADANG JAGUNG KEDELAI


O
BKC BKC BKC BKC
Ton/thn Ton/thn Ton/thn Ton/thn
1 2010 634099 253639.6 9931 11917.2 181601 272401.5 2328 3841.2
2 2011 620206 248082.4 17171 20605.2 164480 246720 4970 8200.5
3 2012 625675 250270 13669 16402.8 168376 252564 2529 4172.85
4 2013 631899 252759.6 14169 17002.8 138075 207112.5 4172 6883.8
5 2014 484466 193786.4 12605 15126 126401 189601.5 3058 5045.7
6 2015 576909 230763.6 7361 8833.2 96028 144042 3988 6580.2
7 2016 565819 226327.6 10087 12104.4 119123 178684.5 2764 4560.6
8 2017 512067 204826.8 12665 15198 114220 171330 3714 6128.1
9 2018 588951 235580.4 20554 24664.8 123180 184770 2723 4492.95
JUMLAH 3841.2 3841.2 3841.2 3841.2 3841.2 3841.2 3841.2 3841.2
NO TAHUN KACANG KACANG UBI KAYU UBI JALAR
TANAH HIJAU
BKC BKC BKC BKC
Ton/thn Ton/thn Ton/thn Ton/thn
1 2010 3433 3433 14775 16252.5 606870 37929.375 5140 214.17
2 2011 2907 2907 10522 11574.2 701920 43870 1959 81.63
3 2012 2496 2496 9296 10225.6 699099 43693.6875 2513 104.71
4 2013 3669 3669 10075 11082.5 661975 41373.4375 1403 58.46
5 2014 4584 4584 12748 14022.8 744746 46546.625 2122 88.42
6 2015 3423 3423 12510 13761 695460 43466.25 1184 49.33
7 2016 4703 4703 16214 17835.4 732961 45810.0625 2689 112.04
8 2017 3364 3364 15050 16555 532874 33304.625 1787 74.46
9 2018 4377 4377 15130 16643 643558 40222.375 2463 102.63
JUMLAH 32956 32956 116320 127952 6019463 376216.44 21260 885.83
Tabel Produksi Pertanian Kabupaten Pati
b. Perhitungan potensi pakan ternak dari limbah tahun 2018
Potensi pakan dari limbah (BKC Ton/Tahun) =
(Padi Sawah x 0,4) + (padi ladang x 3 x 0.4) + (Jagung x 3 x 0.5) + (Kedelai x 3 x 0.55) +
{(Kacang Hijau + Kacang tanah) x 2 x 0.55) + (Ubi jalar x 0.25/6) + (Ubi Kayu x 0.25/4)
= 599,971.84 BKC Ton/Tahun

c. Pakan hijauan alami


NO KECAMATAN TEGALAN PERKEBUNAN HUTAN
RAKYAT LAINNYA
1 Sukolilo 4335 0 108 66
2 Kayen 1623 0 108 625
3 Tambakromo 1514 0 0 0
4 Winong 2217 0 0 0
5 Puncakwangi 1377 0 102 0
6 Jaken 1508 0 49 5
7 Batangan 39 0 0 2082
8 Juwana 47 0 0 2909
9 Jakenan 102 0 0 166
10 Pati 87 0 0 183
11 Gabus 64 0 44 0
12 Margorejo 1293 42 1 4
13 Gembong 3564 1004 15 92
14 Tlogowungu 3856 65 0 2193
15 Wedarijaksa 87 0 0 787
16 Trangkil 1097 0 0 1167
17 Margoyoso 1589 27 9 1430
18 Gunungwungkal 2832 21 0 130
19 Cluwak 2700 241 0 0
20 Tayu 489 0 0 820
21 Dukuhseti 997 913 0 2706

JUMLAH 31427 2313 436 15365


d. Tabel Perhitungan Pakan Hijauan Alami (BKC Ton/Tahun)
NO KECAMATAN TEGALAN PERKEBUNAN HUTAN
RAKYAT LAINNYA
1 Sukolilo 12463.1 0 60.5 49.5
2 Kayen 4666.1 0 60.5 468.75
3 Tambakromo 4352.8 0 0.0 0
4 Winong 6373.9 0 0.0 0
5 Puncakwangi 3958.9 0 57.1 0
6 Jaken 4335.5 0 27.4 3.75
7 Batangan 112.1 0 0.0 1561.5
8 Juwana 135.1 0 0.0 2181.75
9 Jakenan 293.3 0 0.0 124.5
10 Pati 250.1 0 0.0 137.25
11 Gabus 184.0 0 24.6 0
12 Margorejo 3717.4 120.8 0.6 3
13 Gembong 10246.5 2886.5 8.4 69
14 Tlogowungu 11086.0 186.9 0.0 1644.75
15 Wedarijaksa 250.1 0 0.0 590.25
16 Trangkil 3153.9 0 0.0 875.25
17 Margoyoso 4568.4 77.6 5.0 1072.5
18 Gunungwungkal 8142.0 60.4 0.0 97.5
19 Cluwak 7762.5 692.9 0.0 0
20 Tayu 1405.9 0 0.0 615
21 Dukuhseti 2866.4 2624.9 0.0 2029.5
JUMLAH 90323.875 6649.875 436 11523.75

e. TOTAL PERSEDIAAN PAKAN TERNAK KABUPATEN PATI TAHUN 2018


NO PAKAN LIMBAH PAKAN HIJAU TOTAL
(BKC Ton/Tahun) BKC Ton/Tahu BKC Ton/Tahun
1 4673032.97 108933.5 4781966.47

2. Perhitungan Cadangan Ternak


a. Populasi ternak unggas eksisting

NO KECAMATAN AYAM RAS AYAM JUMLAH


BURAS
1 Sukolilo 1376000 143038 1519038
2 Kayen 2387750 63760 2451510
3 Tambakromo 229600 27613 257213
4 Winong 686410 78210 764620
5 Puncakwangi 1322000 128820 1450820
6 Jaken 166000 17811 183811
7 Batangan 590800 2136 592936
8 Juwana 222000 30612 252612
9 Jakenan 12506 27208 39714
10 Pati 42416 10612 53028
11 Gabus 195532 231524 427056
12 Margorejo 1279031 31332 1310363
13 Gembong 623400 28596 651996
14 Tlogowungu 524700 42041 566741
15 Wedarijaksa 185800 23843 209643
16 Trangkil 416943 24503 441446
17 Margoyoso 605500 20175 625675
18 Gunungwungkal 148855 39379 188234
19 Cluwak 175986 28632 204618
20 Tayu 229046 54353 283399
21 Dukuhseti 1018015 41903 1059918
JUMLAH 12438290 1096101 13534391

b. Tabel Penghitungan Ternak dalam satuan ST


NO KECAMATAN AYAM RAS AYAM JUMLAH
BURAS
1 Sukolilo 13760.0 1430.4 15190.4
2 Kayen 23877.5 637.6 24515.1
3 Tambakromo 2296.0 276.1 2572.1
4 Winong 6864.1 782.1 7646.2
5 Puncakwangi 13220.0 1288.2 14508.2
6 Jaken 1660.0 178.1 1838.1
7 Batangan 5908.0 21.4 5929.4
8 Juwana 2220.0 306.1 2526.1
9 Jakenan 125.1 272.1 397.1
10 Pati 424.2 106.1 530.3
11 Gabus 1955.3 2315.2 4270.6
12 Margorejo 12790.3 313.3 13103.6
13 Gembong 6234.0 286.0 6520.0
14 Tlogowungu 5247.0 420.4 5667.4
15 Wedarijaksa 1858.0 238.4 2096.4
16 Trangkil 4169.4 245.0 4414.5
17 Margoyoso 6055.0 201.8 6256.8
18 Gunungwungkal 1488.6 393.8 1882.3
19 Cluwak 1759.9 286.3 2046.2
20 Tayu 2290.5 543.5 2834.0
21 Dukuhseti 10180.2 419.0 10599.2
JUMLAH 124382.9 10961.0 135343.9
G. Analisis Sumber Daya Alam Perikanan Budidaya

Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak di tepi
Pantai Utara Jawa. Sesuai dengan slogan kabupaten yaitu “Bumi Mina Pati Sejahtera”, sektor
perikanan di Kabupaten Pati menjadi salah satu sektor yang digenjot pemerintah dengan serius.
Bahkan, pengelolaan sektor perikanan di Kabupaten Pati menjadi rujukan pengelolaan sektor
serupa bagi daerah-daerah lain (jawapos.com, 2019).

Analisis Sumber Daya Alam sektor perikanan tambak diperlukan untuk mengetahui nilai
produksi dan nilai produktivitas eksisting sektor. Selanjutnya, analisis dapat digunakan untuk
menyusun Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) sebagai proyeksi untuk mengetahui cadangan-
cadangan lahan yang tersedia untuk dijadikan lahan budidaya perikanan tambak, serta
mengetahui potensi produksi yang akan diterima Kabupaten Pati apabila lahan-lahan cadangan
digunakan secara optimal untuk perikanan tambak.

1. Data Perikanan Tambak Eksisting Kabupaten Pati


a. Jumlah Produksi Pertahun Perikanan Tambak Kabupaten Pati
Tabel 1. Jumlah Produksi Pertahun Perikanan Tambak
Produksi (kg)
No Jenis
2015 2016 2017
1 Bandeng 22.082.299,20 18.431.700,00 24.575.251,05
2 Udang Windu 11.485.563,82 9.459.718,00 14.959.898,40
3 Udang Vaname 495.648,02 868.698,16 766.667,42
4 Udang Jerbung 26.885,86 26.219,29 41.020,03
5 Nila N/A N/A 277.212
Total 34.090.396,89 28.786.335,45 40.620.048,94
Sumber: Kelautan dan Perikanan Pati Dalam Angka 2017, Kabupaten Pati Dalam Angka
2017

Dari tabel di atas, ikan bandeng merupakan komoditas terbanyak dalam segi
produksi, bahkan selalu menyumbang lebih dari 50% produksi ikan tambak
kabupaten tiap tahunnya. Namun, pada tahun 2016 terjadi penurunan secara
keseluruhan yang diikuti dengan penurunan produksi perkomoditas, kecuali udang
vaname yang mengalami peningkatan drastis. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan
produksi total yang drastis, bahkan produksi sepanjang tahun tersebut lebih tinggi
daripada tahun 2015.

b. Harga Perkilogram Komoditas Perikanan Tambak 2015-2017


Tabel 2. Harga Perkilogram Komoditas Perikanan Tambak
Harga (Rp/kg)
No Jenis
2015 2016 2017
1 Bandeng Rp 20.000,00 Rp 20.500,00 Rp 20.000,00
2 Udang Windu Rp 5.500,00 Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
3 Udang Vaname Rp 55.000,00 Rp 55.000,00 Rp 60.000,00
4 Udang Jerbung Rp 28.000,00 Rp 28.000,00 Rp 30.000,00
5 Nila Rp 24.500,00 Rp 24.000,00 Rp 25.000,00
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara, 2017

Kami mengalami keterbatasan data dan sumber informasi harga


perkilogram komoditas perikanan tambak di Kabupaten Pati. Oleh karena itu, kami
menggunakan referensi harga komoditas perikanan tambak dari Kabupaten Jepara
karena kedua wilayah tersebut terletak berdekatan dan memiliki kondisi geografis
yang serupa. Harga perkomoditas relatif sama setiap tahunnya, sehingga nilai
moneter perkomoditas lebih dipengaruhi oleh jumlah produksi perkomoditas
perikanan tambak.

c. Luas Lahan Perikanan Tambak Kabupaten Pati


Menurut dokumen Kelautan dan Perikanan Pati dalam Angka 2017,
Kabupaten Pati memiliki luas perikanan tambak 10.406,05 Ha. Namun, untuk
mengalkulasi luas lahan perikanan tambak perkomoditas, kami menggunakan
rumus sebagai berikut sebagai pendekatan.
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐾𝑜𝑚𝑜𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴 =
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴 × 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑛𝑒𝑛 𝐴

Tabel 3. Luas Lahan Perkomoditas Perikanan Tambak


Kepadatan Frekuensi Panen
No Jenis Luas (Ha) Sumber
(kg/Ha) Tahunan
1 Bandeng 1.200 2 10.239,69 kkp.go.id
2 Udang Windu 45.000 3 110,81 SNI 01-6142-2006, agronet.co.id
3 Udang Vaname 49.000 3 5,22 SNI 01-6142-2006, researchgate.net
4 Udang Jerbung 50.000 3 0,27 SNI 01-6142-2006
5 Nila 2.250 2 61,60 ikannila.com
Total 10.417,59
Sumber: Tertera, Olah Data Penulis

Kepadatan ikan perkomoditas kami sadur dari beberapa sumber, begitu juga
dengan frekuensi panen tahunan. Kami menggunakan pendekatan dengan rumus
berikut karena panen perikanan tambak dilakukan lebih dari sekali dalam setahun
sehingga frekuensi panen tahunan perlu dimasukkan sebagai variabel untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat dan reliable. Dari kalkulasi di atas, luas total
yang didapatkan hampir sama dengan luas perikanan tambak menurut data
sekunder dari Kabupaten Pati dengan selisih sekitar 10,5 Ha. Dari perhitungan di
atas, lebih dari 90% lahan perikanan tambak digunakan untuk membudidayakan
ikan bandeng.

2. Produktivitas, Valuasi Moneter, dan Produktivitas Moneter Perikanan Tambak


a. Produktivitas

Produktivitas adalah jumlah (berat) komoditas yang dapat dipanen dalam


satu satuan luas. Nilai produktivitas tiap komoditas dalam analisis sumber daya
alam dapat dihitung menggunakan rumus berikut.
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐴
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴

Tabel 4. Produktivitas Perkomoditas Perikanan Tambak


Produktivitas (kg/Ha)
No Jenis
2015 2016 2017
1 Bandeng 2.156,54 1.800,03 2.400,00
2 Udang Windu 103.647,17 85.365,68 135.000,00
3 Udang Vaname 95.035,03 166.563,27 147.000,00
4 Udang Jerbung 98.314,85 95.877,37 150.000,00
5 Nila N/A N/A 4.500,00
Total 299.153,59 349.606,34 438.900,00
Sumber: Olah Data Penulis

Produktivitas tertinggi perikanan tambak di Kabupaten Pati selalu ditempati


oleh komoditas udang, walaupun berbeda varietas. Pada tahun 2015, udang windu
merupakan komoditas dengan produktivitas tertinggi, sedangkan pada tahun 2016
ditempati oleh udang vaname dan tahun 2017 oleh udang jerbung. Produktivitas
tertinggi yang selalu ditempati oleh udang-udangan disebabkan karena kebutuhan
lahan perikanan tambak udang jauh lebih kecil dibandingkan kebutuhan lahan
untuk bandeng dan nila.

b. Valuasi Moneter
Valuasi moneter adalah total penjualan perkomoditas pada tahun tertentu.
Valuasi moneter menandakan seberapa besar kontribusi tiap-tiap komoditas dalam
pemasukan daerah dalam suatu sektor. Valuasi moneter dapat dicari dengan
mengalikan harga produksi dengan jumlah produksi suatu komoditas pada tahun
yang spesifik.
𝑉𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑀𝑜𝑛𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐴 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐴 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝐴

Tabel 5. Valuasi Moneter Perkomoditas Perikanan Tambak


Valuasi Moneter (Rp)
No Jenis
2015 2016 2017
1 Bandeng Rp 441.645.984.000,00 Rp 377.849.850.000,00 Rp 491.505.021.000,00
2 Udang Windu Rp 63.170.601.000,00 Rp 47.298.590.000,00 Rp 74.799.492.000,00
3 Udang Vaname Rp 27.260.641.000,00 Rp 47.778.399.000,00 Rp 46.000.045.000,00
4 Udang Jerbung Rp 752.804.000,00 Rp 734.140.000,00 Rp 1.230.601.000,00
5 Nila N/A N/A Rp 6.930.301.000,00
Total Rp 532.830.030.000,00 Rp 473.660.979.000,00 Rp 620.465.460.000,00
Sumber: Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati 2015-2017, Olah Data Penulis

Ikan bandeng menjadi komoditas dengan valuasi moneter terbanyak 3 tahun


berturut-turut walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 2016. Hal ini
menunjukkan bahwa ikan bandeng memiliki peran besar dalam pemasukan daerah
dari sektor perikanan. Hal ini juga memiliki kaitan dengan logo kontemporer
Kabupaten Pati yang menggunakan ikan bandeng sebagai ornamen utama
pembentuk citra logo yang juga telah dibangun menjadi tugu.

c. Produktivitas Moneter
Produktivitas moneter adalah nominal penghasilan yang dapat diterima
dalam tiap satuan luas pada tiap-tiap komoditas. Produktivitas moneter dapat
dihitung menggunakan rumus berikut.
𝑉𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑀𝑜𝑛𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐴
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑀𝑜𝑛𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐴 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴

Tabel 5. Produktivitas Moneter Perkomoditas Perikanan Tambak


Produktivitas Moneter (Rp/Ha)
No Jenis
2015 2016 2017
1 Bandeng 43.130.805,03 36.900.523,95 48.000.000,00
2 Udang Windu 570.059.428,68 426.828.410,14 675.000.000,00
3 Udang Vaname 5.226.926.487,14 9.160.979.716,00 8.820.000.000,00
4 Udang Jerbung 2.752.815.900,52 2.684.566.321,66 4.500.000.000,00
5 Nila N/A N/A 112.500.000,00
Total 8.592.932.621,37 12.309.274.971,75 14.155.500.000,00
Sumber: Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati 2015-2017, Olah Data Penulis

Udang vaname merupakan komoditas dengan produktivitas moneter tiga


tahun berturut-turut dan mengalami peningkatan yang pesat pada tahun 2016,
disusul oleh udang jerbung. Hal ini disebabkan oleh harga udang vaname yang
relatif tinggi dan kebutuhan lahan budidaya perikanan tambak komoditas tersebut
yang relatif sedikit.

Anda mungkin juga menyukai