Anda di halaman 1dari 36

BAB II

PEDOMAN OPERASI

2.1. RENCANA POLA TATA TANAM


2.1.1. Rencana Tata Tanam
Penyusunan Rencana Tata Tanam Tahunan dilakukan berdasarkan prinsip
partisipatif dengan melibatkan peran aktif masyarakat petani. Secara aktif petani
mendiskusikan komoditas yang akan ditanam bersama dengan petani lain dalam
P3A maupun dengan kelompok P3A lainnya, sementara pemerintah bertindak dan
berperan sebagai pembimbing atau penasehat yang memberi masukan dan
pertimbangan berkaitan dengan ketersediaan air yang mungkin bisa dipergunakan
untuk pertanian.

Perencanaan tata tanam tahunan terdiri dari :

1. Rencana Tata Tanam Global (RTTG)


Rencana Pola Tanam bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan
menambah luasan serta intensitas tanaman. Rencana Pola Tanam diusahakan
menyesuaikan pola tanam yang sudah berjalan selama ini di Daerah Irigasi
Mergangsan dengan mempertimbangkan kondisi ketersediaan air dan lahan yang
ada.
Rencana pola tata tanam Daerah Irigasi Mergangsan mengikuti kebiasaan petani
setempat dan sesuai dengan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 233/Kep/2020 tentang Tata Tanam Tahunan Daerah Irigasi
serta Pembagian dan Pemberian Hak Guna Pakai Air Irigasi Periode Tahun
2020/2021. Luas sawah irigasi Daerah Irigasi Mergangsan berdasarkan keputusan
gubernur tersebut mempunyai luas sebesar 8,35 Ha.
Rencana Pola Tanam disesuaikan dengan pola tanam yang sudah lama para petani
jalankan selama ini yaitu : Padi ( MT I ) – Padi ( MT II ) – Padi ( MT III ).

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Tabel 2. 1 Pola Tanam DI Mergangsan


Daerah Irigasi Mergangsan
No. Kode / Zone DI 34-00-0035/II
Nama organisasi -
Jumlah anggota 1 P3A
Pengamatan Kota dan Bantul Utara
Luas sawah irigasi 8,35 ha
Kabupaten Yogyakarta/Bantul
Keputusan Komir
Uraian
Luas (ha) Varietas
Musim tanam I Des’ 20 s/d Mar ’21
- Padi 6,00 IR64

-Palawija

-Sayuran

- Luas tanam MT I 8,35


- Tgl. Pengolahan tanah 1 Desember 2020

Musim tanam II
- Padi 6,00 IR64

-Palawija

-Sayuran

- Luas tanam MT I
- Tgl. Pengolahan tanah 1 April 2021

Musim tanam III


- Padi 6,00 IR64

-Palawija

-Sayuran

- Bero 2,35

- Luas tanam MT I 8,35


- Tgl. Pengolahan tanah 1 Agustus 2021

Luas tanam padi 18,00 ha


Intensitas tanam padi 215,57 %
Total lahan diusahakan 16,70 ha
Sumber: Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1233/Kep/2020 tentang Tata
Tanam Tahunan Daerah Irigasi serta Pembagian dan Pemberian Hak Guna Pakai Air Irigasi
Periode Tahun 2020/2021

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
BAB 2
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Sumber: Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 233/Kep/2020 tentang Tata Tanam Tahunan Daerah Irigasi serta Pembagian dan Pemberian Hak Guna
Pakai Air Irigasi Periode Tahun 2020/2021
Gambar 2. 1 Rekapitulasi Tata Tanam Tahunan Daerah Irigasi Musim Tanam Tahun 2020/2021

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan 2-3
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

2.1.2. Periode Pengeringan Saluran


Dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi, maka secara rutin tiap
tahun diadakan pengeringan saluran secara total yang berlangsung selama 30 hari.

Untuk Jaringan Irigasi DI Mergangsan rencana schowing/pengeringan saluran


dilaksanakan pada bulan September.

2.2. KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAN KEHILANGAN AIR PADA


SALURAN PEMBAWA
2.2.1. Neraca Air (Water Balance)
Analisis Hidrologi dilakukan dalam rangka mengkaji ketersediaan air, kebutuhan
air penggunaan air dan neraca keseimbangan air di Bendung Mergangsan.
Hasil analisis ketersediaan air (debit andalan) Bendung Mergangsan dan analisis
kebutuhan air di bangunan pengambilan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Tabel 2. 2 Ketersediaan Air Daerah Irigasi Mergangsan Desember - Mei


Des Jan Feb Mar Apr Mei
No URAIAN SATUAN
I II I II I II I II I II I II
  JUMLAH HARI 1 PERIODE   15 16 15 16 15 13 15 16 15 15 15 16
  DATA HUJAN                          
101.
1 Curah Hujan (P) mm/15hr 77.6 95.5 65.2 79.4 77.0 65.1 66.9 8 46.6 44.3 3.5 10.8
2 Hari hujan (h) hari 6 7 5 9 8 6 6 6 5 5 1 2
  EVAPOTRANS. TERBATAS (Et)                          
79.0 60.1
3 Evapotrans. Potensial (Rto) mm/15hr 74.1 4 74.55 79.52 72 62.4 56.4 6 51.6 51.6 48.6 51.84
58.1 58.1 58.1 58.1
4 Permukaan lahan terbuka (m) % 58.16 6 58.16 58.16 6 58.16 58.16 6 58.16 58.16 6 58.16
24.3 20.9 20.2 24.0
5 Perubahan Evapotrans. (∆E) mm/15hr 25.86 6 27.32 20.81 4 21.05 19.68 9 19.51 19.51 3 24.12
54.6 51.0 39.8 24.5
6 Evapotrans. Terbatas (Et) mm/15hr 48.24 8 47.23 58.71 6 41.35 36.72 7 32.09 32.09 7 27.72
  KESEIMBANGAN AIR                          
40.8 25.9 61.9
7 Air Hujan Dipermukaan Tanah (Ds) mm/15hr 29.34 6 17.99 20.68 5 23.72 30.21 1 14.46 12.23 -21 -16.9
8 Kandungan Air Tanah mm/15hr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kapasitas Kelembaban Tanah (SMC) mm/15hr 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
40.8 25.9 61.9
10 Kelebihan Air (WS) mm/15hr 29.34 6 17.99 20.68 5 23.72 30.21 1 14.46 12.23 0 0
RUNOFF & GROUNDWATER
  STORAGE                          
11 Koefisien infiltasi   0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58
15.0 35.9
12 Infiltrasi (I) mm/15hr 17.02 23.7 10.43 12 5 13.76 17.52 1 8.387 7.095 0 0
13 Fartor resesi aliran air tanah (k)   0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
14 Volume Penyimpanan (Vn) mm/15hr 0 21.3 26.45 31.96 39.1 43.67 50.71 72.8 65.86 59.07 47.2 37.8

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

3 1 8 6
21.3 7.15 22.1
15 Perubahan Volume Air (DVn) mm/15hr 20 3 5.123 5.506 7 4.558 7.033 8 -7.03 -6.79 -11.8 -9.45
7.89 13.7 11.8
16 Aliran Dasar (BF) mm/15hr -2.98 2.37 5.309 6.49 7 9.198 10.49 3 15.42 13.88 1 9.451
17.1
17 Aliran Langsung (DR) mm/15hr 12.32 6 7.554 8.686 10.9 9.962 12.69 26 6.074 5.138 0 0
19.5 39.7 11.8
18 Aliran (R) mm/15hr 9.338 3 12.86 15.18 18.8 19.16 23.17 4 21.49 19.02 1 9.451
  DEBIT ALIRAN SUNGAI                          
26.6 26.6 26.6 26.6
19 Luas DTA, (A) km2 26.69 9 26.69 26.69 9 26.69 26.69 9 26.69 26.69 9 26.69
0.37 0.38 0.76 0.24
20 Debit Aliran Sungai, (Q) m3/s 0.192 7 0.265 0.293 7 0.455 0.477 7 0.443 0.392 3 0.182

Tabel 2. 3 Ketersediaan Air Daerah Irigasi Mergangsan Juni - November


N SATUA Jun Jul Agu Sep Okt Nov
URAIAN
o N I II I II I II I II I II I II
  JUMLAH HARI 1 PERIODE   15 15 15 16 15 16 15 15 15 16 15 15
  DATA HUJAN                          
mm/ 36.5 55.2
1 Curah Hujan (P) 15hr 1.23 0.34 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 4.27 9 7
2 Hari hujan (h) hari 1.00 0.00 0.00 1.00 0.00 0.00 0.40 0.00 1.00 2.40 4.20 5.40
  EVAPOTRANS. TERBATAS (Et)                          
mm/ 48.4 48.4 66.4 70.8 72.3 77.1 77.1 77.1 76.9 82.0 73.6 73.6
3 Evapotrans. Potensial (Rto) 15hr 5 5 5 8 0 2 0 0 5 8 5 5
58.1 58.1 58.1 58.1 58.1 58.1 58.1 58.1 58.1 58.1 58.1 58.1
4 Permukaan lahan terbuka (m) % 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
mm/ 23.9 25.3 34.7 35.0 37.8 40.3 39.4 40.3 38.0 37.2 29.5 26.9
5 Perubahan Evapotrans. (∆E) 15hr 5 6 8 4 4 7 6 6 4 4 6 9

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

mm/ 24.5 23.0 31.6 35.8 34.4 36.7 37.6 36.7 38.9 44.8 44.0 46.6
6 Evapotrans. Terbatas (Et) 15hr 0 9 7 4 6 5 4 4 1 4 9 6
  KESEIMBANGAN AIR                          
- - - - - - - - - -
mm/ 23.2 22.7 31.6 35.5 34.4 36.7 37.6 36.7 38.7 40.5 -
7 Air Hujan Dipermukaan Tanah (Ds) 15hr 7 5 7 3 6 5 4 4 8 7 7.51 8.61
mm/
8 Kandungan Air Tanah 15hr 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
mm/ 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
9 Kapasitas Kelembaban Tanah (SMC) 15hr 100
1 mm/
0 Kelebihan Air (WS) 15hr 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.61
RUNOFF & GROUNDWATER
  STORAGE                          
1
1 Koefisien infiltasi   0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58
1 mm/
2 Infiltrasi (I) 15hr 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.99
1
3 Fartor resesi aliran air tanah (k)   0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80
1 mm/ 30.2 24.1 19.3 15.4 12.3
4 Volume Penyimpanan (Vn) 15hr 4 9 6 8 9 9.91 7.93 6.34 5.07 4.06 3.25 7.09
1 mm/ -
5 Perubahan Volume Air (DVn) 15hr -7.56 -6.05 -4.84 -3.87 -3.10 -2.48 -1.98 -1.59 -1.27 -1.01 0.81 3.84
1 mm/
6 Aliran Dasar (BF) 15hr 7.56 6.05 4.84 3.87 3.10 2.48 1.98 1.59 1.27 1.01 0.81 1.15
1 mm/
7 Aliran Langsung (DR) 15hr 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.61
1 mm/
8 Aliran (R) 15hr 7.56 6.05 4.84 3.87 3.10 2.48 1.98 1.59 1.27 1.01 0.81 4.76
  DEBIT ALIRAN SUNGAI                          
1 Luas DTA, (A) km2 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
2
0 Debit Aliran Sungai, (Q) m3/s 0.16 0.12 0.10 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02 0.10

Debit Andalan Bendung Mergangsan


1 0

0.9 20

0.8 40

0.7 60

Hujan 15 harian (mm)


0.6 80
Debit (m3/s)

0.5 100

0.4 120

0.3 140

0.2 160

0.1 180

0 200
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov

Hujan Debit Andalan D.I Mergangsan

Gambar 2. 2 Hujan Andalan Bendung Mergangsan

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Tabel 2. 4 Kebutuhan Air Daerah Irigasi Mergangsan


Des Jan Feb Mar Ap Mei
Parameter Satuan
I II I II I II I II I II I II
Pola Tanam   Musim Tanam (MT 1) : Padi ( 8 Ha) Musim Tanam 2 (MT 2)
Kebutuhan tanaman : PADI                          
a 4.94 4.94 4.97 4.97 4.80 4.80 3.76 3.76 3.44 3.44 3.24 3.24
Evapotranspirasi, (Eto) mm/hari
.
b LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP 1.10 1.10
Koefisien tanaman, (Kc)  
.
  a. golongan 1 (C1)   LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP 1.10 1.10
c. Konsumsi air tanaman, (Etc) mm/hari 0.00 0.00 5.47 5.47 5.04 5.04 3.57 0.00 0.00 0.00 3.56 3.56
d 8.06 8.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.33 8.33 0.00 0.00
Keb. Air persiapan tanah, (Ptn) mm/hari
.
e 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Perkolasi, (P) mm/hari
.
f. Air pengganti, (Pla) mm/hari 0.00 0.00 0.00 1.67 1.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.67 1.67
g 2.59 3.18 2.17 2.65 2.57 2.17 2.23 3.39 1.55 1.48 0.12 0.36
Hujan Efektif, (Re) mm/hari
.
h 11.51 10.58 8.14 9.98 9.45 7.49 5.14 0.00 13.51 13.62 10.94 10.57
Kebutuhan Air/satuan luas, (qir) mm/hari
.
i. Luas daerah layanan, (AIR) ha 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35
j. Kebutuhan Air untuk Padi (QIR) m3/s 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01
m3/s 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01
Kebutuhan Air Irigasi
l/s 11.12 10.23 7.87 9.65 9.13 7.24 4.97 0.00 13.06 13.17 10.58 10.22
Jun Jul Agu Sep Okt Nov
Parameter Satuan
I II I II I II I II I II I II
Pola Tanam   Musim Tanam 2 (MT 2) Musim Tanam 3 (MT 3) : Padi 8 Ha)
Kebutuhan tanaman : PADI                          
a
Evapotranspirasi, (Eto) mm/hari 3.23 3.23 4.43 4.43 4.82 4.82 5.14 5.14 5.13 5.13 4.91 4.91
.
b
Koefisien tanaman, (Kc)   1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
.

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

  a. golongan 1 (C1)   1.05 1.05 0.95 0.00 LP LP 1.10 1.10 1.05 1.05 0.95 0.00
c. Konsumsi air tanaman, (Etc) mm/hari 3.39 3.39 4.21 0.00 0.00 0.00 5.65 5.65 5.39 5.39 4.66 0.00
d
Keb. Air persiapan tanah, (Ptn) mm/hari 0.00 0.00 0.00 0.00 8.33 8.33 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
.
e
Perkolasi, (P) mm/hari 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
.
f. Air pengganti, (Pla) mm/hari 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.67 1.67 0.00 0.00 0.00 0.00
g
Hujan Efektif, (Re) mm/hari 0.04 0.01 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.14 1.22 1.84
.
h
Kebutuhan Air/satuan luas, (qir) mm/hari 8.23 8.28 9.55 3.06 15.90 15.90 14.34 14.34 11.36 11.14 8.38 0.24
.
i. Luas daerah layanan, (AIR) ha 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35 8.35
j. Kebutuhan Air untuk Padi (QIR) m3/s 0.01 0.01 0.01 0.00 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00
m3/s 0.008 0.008 0.008 0.009 0.003 0.015 0.015 0.014 0.014 0.011 0.011 0.008
Kebutuhan Air Irigasi
l/s 7.955 7.999 9.231 2.958 15.364 15.364 13.858 13.858 10.976 10.771 8.096 0.234

Tabel 4. 1 Imbangan Air D.I Mergangsan


Satua Des Jan Feb Mar Ap Mei
Parameter
n I II I II I II I II I II I II
Debit Andalan m3/s 0.19 0.38 0.26 0.29 0.39 0.46 0.48 0.77 0.44 0.39 0.24 0.18
Kebutuhan air irigasi m3/s 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01
Selisih m3/s 0.18 0.37 0.26 0.28 0.38 0.45 0.47 0.77 0.43 0.38 0.23 0.17
100
Keandalan (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
%
Satua Jun Jul Agu Sep Okt Nov
Parameter
n I II I II I II I II I II I II
Debit Andalan m3/s 0.16 0.12 0.10 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02 0.10
Kebutuhan air irigasi m3/s 0.01 0.01 0.01 0.00 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00
Selisih m /s3
0.15 0.12 0.09 0.07 0.05 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.10
100
Keandalan (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
%
Sumber : Analisis Konsultan, 2020

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Neraca Air (Desember - November)


1 0
0.9 20
0.8 40

Hujan 15 harian (mm)


0.7 60
0.6 80
Debit (m3/s)

0.5 100
0.4 120
0.3 140
0.2 160
D. I 8,35 Ha
0.1 180
0 200
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
Des Jan Feb Mar Ap Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
Hujan Debit Andalan B. Mergangsan Kebutuhan Air D.I. Mergangsan

Gambar 2. 3 Neraca Air D.I Mergangsan

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

2.3. OPERASI MUSIM HUJAN


2.3.1. Operasi Bangunan dan Pengisian Papan Operasi
Pengoperasian pintu-pintu bangunan utama berdasar pada kondisi aliran sungai
dengan tujuan untuk menjaga agar bangunan irigasi dan saluran dapat terjaga
dengan baik/tidak mengalami kerusakan akibat air yang masuk ke jaringan
melampaui kapasitasnya.

1. Operasi Bangunan Pengambilan Utama


Dengan adanya pintu-pintu penguras, bila pengoperasian berjalan sesuai dengan
aturan/pedoman yang ada, maka dapat mencegah masuknya sedimen ke jaringan
irigasi.
Pengoperasian pintu-pintu di bangunan utama memerlukan sistem operasi sebagai
berikut :
a. Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan yang terkoordinir akan
menyebabkan debit air dapat dialirkan sesuai dengan kebutuhan.
b. Pintu pengambilan ditutup pada saat sebelum terjadi banjir, karana penutupan
pintu pada saat banjir atau pada saat kandungan endapan di sungai tinggi
operasi pintu sangat berat yang mengakibatkan rusaknya pintu pengambilan.
c. Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak tanggul banjir
atau elevasi yang ditetapkan.
d. Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap jam di musim
banjir.
e. Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi perubahan.
f. Kantong lumpur secara teratur harus selalu dibersihkan, selama pengurasan
aliran sungai yang cukup harus dialirkan ke kantong lumpur untuk membantu
pengurasan. Tenaga kerja juga diperlukan untuk membantu mendorong
lumpur.
Pengurasan secara rutin harus dilaksanakan pada musim hujan minimal sekali
seminggu selama masa curah hujan tinggi. Pengurasan tambahan juga harus
diselenggarakan bilamana endapan melebihi tinggi muka air.
Sebelum menguras kantong lumpur, perlu dicek dahulu bahwa setiap endapan
yang terdapat di hulu pintu pengambilan harus dibersihkan dengan
mengoperasikan pintu penguras bangunan utama.

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai berikut :


1) Untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran,
2) Untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran,
3) Untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran.
Apabila pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi berlangsung
tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali ada salah satu pintu yang sedang
diperbaiki.
Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu
bangunan pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di saluran dihentikan.
Kalau di depan pintu pengambilan di pasang saringan sampah, pembersihan
sampah dilakukan setelah pintu pengambilan ditutup.
Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai berikut :
1) Untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran,
2) Untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran,
3) Untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran.

2.3.2. Pembagian Air Musim Hujan


Pada musim hujan umumnya air tersedia cukup, baik dari air hujan efektif
maupun debit sungai yang cukup besar.

2.4. OPERASI MUSIM KEMARAU


2.4.1. Operasi Bangunan dan Pengisian Papan Operasi
1. Operasi Bangunan
a. Kantong Lumpur
Prosedur pengurasan kantong lumpur pada saat tidak banjir adalah sebagai
berikut :
Bila Qs > Qi
 Apabila MA sungai di hilir pintu penguras kantong lumpur lebih rendah
dari pada MA di kantong lumpur

- Tutup pintu pembilas bangunan utama (untuk menjamin agar dapat


diperoleh tenaga aliran pengurasan yang sebesar-besarnya)
- Tutup pintu pemasukan yang ada di hilir kantong Lumpur

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

- Buka pintu intake (buka beberapa balok penebat yang ada di depan
pintu pemasukan untuk mengalirkan air secara bebas) dan biarkan air
menjadi tinggi
- Apabila proses pengurasan dengan tenaga air dirasa kurang berhasil,
maka perlu dibantu dengan kegiatan pengurasan oleh tenaga
(Petani/P3A) untuk menggali dan membuang lumpur ke arah muara
saluran kantong lumpur
 Apabila MA sungai di hilir pintu penguras kantong lumpur lebih tinggi
dari pada MA di kantong lumpur, maka tidak ada pengurasan
 Apabila pengurasan sudah selesai :

- Tutup pintu intake dan pintu pembilas kantong lumpur


- Tutup pintu pembilas di bangunan utama rapat-rapat secara perlahan-
lahan
- Pasang kembali balok penebat di depan pintu pemasukan pada
bangunan utama
 Apabila elevasi MA telah kembali seperti semula, sampai elevasi yang
dibutuhkan untuk operasi, buka pintu intake sesuai kebutuhan.

Bila Qs < Qi
Tidak perlu menguras kantong lumpur, kecuali sewaktu-waktu pintu penguras
digerak-gerakkan selama beberapa menit saja sekedar untuk membuang
material beban dasar (bed load).

b. Bangunan Bagi dan Sadap


Untuk pengelolaan air yang efektif, bangunan pengatur tinggi air harus
dioperasikan berdasarkan fungsi dibawah ini :
 Bila aliran hanya mencapai sebagian kapasitas saluran pembawa, maka
bangunan pengatur tinggi air harus dioperasikan dengan memperkecil
bukaan pintu atau menambah balok sekat, untuk menjaga duga air dalam
saluran agar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh bangunan sadap di
hulu.
 Bila debit dalam saluran berubah, maka penjaga pintu air harus

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

memperhatikan penyetelan bangunan pengatur tinggi air agar sesuai


dengan kebutuhan yang diinginkan.
 Bila terjadi kerusakan pada tanggul atau pada bangunan pelengkap, maka
bangunan pengatur tinggi air dapat digunakan untuk membatasi volume
air yang mengalir keluar, yang berada diantara dua bangunan pengatur
tinggi air, dan juga mencegah agar tidak terjadi kekosongan di saluran-
saluran sekunder.
 Bila dalam masa pemberian air, ada beberapa saluran yang harus
diperbaiki atau diperiksa, maka bangunan pengatur tinggi air berfungsi
menutup aliran air yang masuk ke dalam saluran, untuk memungkinkan
diadakannya pemeriksaan dan perbaikan.
 Bila kecepatan aliran yang ada akan diukur untuk keperluan menghitung
kehilangan air di saluran pembawa, maka balok sekat harus diangkat
untuk membebaskan kecepatan aliran dari pengaruh air balik. Dalam hal
ini pengukuran dilaksanakan dalam keadaan aliran air normal (tidak
terlalu berubah).

Papan Operasi yang dipasang pada bangunan Bagi/Sadap adalah sebagai


berikut :
 Pada bangunan bagi sekunder, ditiap mulut pangkal saluran sekunder
dipasang Papan Operasi Saluran Sekunder. Cara pengisiannya analog
dengan Papan Operasi Saluran Induk
 Pada bangunan bagi sadap, Papan Operasi Saluran Sekunder dipasang
pada masing-masing mulut pangkal saluran sekunder dan sebuah (atau
lebih) Papan Operasi Tersier
Pengisian Papan Operasi Saluran Sekunder analog diatas, sedangkan
untuk Papan Operasi Tersier hanya memperhitungkan kebutuhan air
untuk tanaman pada satu petak tersier saja, tidak memperhitungkan
adanya Qlain-lain, Qhilang dan Qsuplesi.
Papan ini tiap hari harus dipantau oleh Mantri Pengairan. Apabila terjadi
perubahan faktor K, maka jatah air dan pengisian Papan Operasi

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

disesuaikan, pintu air dan atau balok penebat perlu disetel sesuai dengan
Q yang diberikan
 Pada ujung saluran sekunder umumnya ada 2 (dua) atau lebih sadap
tersier, dimana di simpul saluran tersebut dipasang 1 (satu) Papan
Operasi Tersier Gabungan.

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

PAPAN OPERASI SEKUNDER

Daerah Irigasi : ………………..


Koordinator Satuan Kerja : ………………..
Kode Nama Bangunan Pengambilan : ………………..
Luas Sawah Irigasi : ………………..

Periode Pemberian Air tgl. .…. s/d .…. Bln. ……….... 2015

Jumlah Usul Luas Tanam ………………. Ha

- Qt = Q di pintu tersier : (+) ………….. l/det (a)


- Ql = Q keperluan lain-lain : (+) ………….. l/det (b)
- Qh = Q hilang : (+) ………….. l/det (c)
- Qs = Q suplesi : (+) ………….. l/det (d)

- Qb = Q bangunan pengambil : (+) ………….. l/det (e)

Faktor "K" yang ditetapkan = 0 (e)


Debit yang harus dialirkan = (a) x (f) + (b) + (c) ± (d)
= ….. x ….. + ….. + ….. ± ….. = ……………….. l/det
Debit kenyataan Hz : …....Cm, Q = ……………….. l/det

Tanggal = ………………..
Kemantren = ………………..
Mantri = ………………..

7,5
10 5

30

Semua ukuran dalam cm


50

Gambar 2. 4 Contoh Papan Operasi Saluran Sekunder

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

PAPAN OPERASI TERSIER (TUNGGAL)

Daerah Irigasi : …………………………..


Koordinator Satuan Kerja : …………………………..
Nomor Petak Tersier : …………………………..
Nama Petak Tersier : …………………………..
Luas Sawah Irigasi : …………………………..

Periode Pemberian Air tgl. .…. s/d .…. Bln. ……….... 2015

Jenis Tanaman Usulan Luas Tanam (ha)

- Padi Izin …………………………..


- Palawija …………………………..
1
- Tebu …………………………..
- Padi Tidak Izin …………………………..

80 cm
Jumlah …………………………..

Kebutuhan air di pintu tersier ……………….. l/det

2 Faktor "K" yang ditetapkan = ……………….. (b)


3 Debit yang harus dialirkan = (a) x (b)
= ………. X ………… = ……………….. l/det
4 Debit kenyataan : …....Cm, Q = ……………….. l/det

Tabel Debit Tanggal = …………………


H Q Kemantren = …………………
Mantri = …………………

80 cm

Penjelasan :
1. Data diambil dari Blanko 05
2. Data diambil dari Blanko 09
3. Hasil perhitungan
4. Q yang kenyataan mengalir melalui alat pengukur debit
Bisa terjadi nilai 4 lebih besar/kecil dari 3, yaitu untuk petak tersier di sebelah hilir

Gambar 2. 5 Contoh Papan Operasi Saluran Tersier (Tunggal)

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

PAPAN OPERASI TERSIER (GABUNGAN)

Daerah Irigasi : ……………………………. Koordinator Satuan Kerja : ……………………………


Periode Pemberian Air : Tgl. ………… s/d ………. Bln. ……………………………. 2015

Nomor Petak Tersier : ………………………… ………………………… …………………………


Nama Petak Tersier : ………………………… ………………………… …………………………
Luas Sawah Irigasi : …………………………
ha …………………………
ha …………………………
ha

- Padi Izin : ………………………… ………………………… …………………………


- Palawija : ………………………… ………………………… …………………………
1
- Tebu : ………………………… ………………………… …………………………
- Padi Tidak Izin : ………………………… ………………………… …………………………

Jumlah : ………………………… ………………………… …………………………

Kebutuhan di pintu tersier: (a) ………………………….


l/det (a) ………………………….
l/det (a) ………………………….
l/det

2 - Faktor (K) ditetapkan : (b) …………………… (b) …………………… (b) ……………………


3 - Debit harus dialirkan : = …….. x ……. l/det = …….. x ……. l/det = …….. x ……. l/det
- (a) x (b) : = …………………… l/det = …………………… l/det = …………………… l/det
4 - Debit menyatakan : H …………………… cm H …………………… cm H …………………… cm
Q …………………… l/det Q …………………… l/det Q …………………… l/det

Tabel Debit Tabel Debit Tabel Debit


H Q H Q H Q Tanggal : ………….
- - - - - - Kemantren : ………….
- - - - - - Nama Mantri : ………….
4
3
2
1

150 cm

Penjelasan :
1. Data diambil dari Blanko 05
2. Data diambil dari Blanko 09
3. Hasil perhitungan
4. Q yang kenyataan mengalir melalui alat pengukur debit (hubungan H dan Q dapat dilihat pada Tabel Debit)
Bisa terjadi nilai 4 lebih besar/kecil dari 3, yaitu untuk petak tersier di sebelah hilir

Gambar 2. 6 Contoh Papan Operasi Saluran Tersier (Gabungan)

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

2.4.2. Pelaksanaan Pembagian Air Musim Kemarau


1. Pemberian Air Secara Umum (Sistem Giliran)
Pemberian air dapat diatur sebagai berikut :
a. Pembagian Secara Terus Menerus (Continues Flow)
Apabila debit tersedia Qt > 70% Qb (debit kebutuhan), maka pembagian air
dilakukan secara “Continues Flow”. Dalam hal ini Petani/P3A menerima
sedikit air secara kontinyu sebagai pengganti evapotranspirasi dan perkolasi
harian. Pemberian air akan ditangguhkan untuk sehari/beberapa hari apabila
curah hujan mencukupi sebagai pengganti evapotranspirasi dan perkolasi.
b. Pembagian Secara Giliran
Pada saat air tersedia (debit andalan) kurang (K < 1), Qt < 80% Qb, maka
untuk mengatasi kelemahan pemberian air secara kontinyu dilakukan
pemberian air secara giliran.

2. Pembagian Air dengan Perhitungan Faktor K


Penggunaan faktor–K yang merupakan faktor ketersediaan air, yaitu perbandingan
antara air yang tersedia di bangunan utama (bendung) dengan jumlah air yang
dibutuhkan di seluruh petak tersier.
a. Apabila faktor–K > 100%, berarti air yang tersedia lebih banyak dari yang
diperlukan. Pengelola dapat menetapkan pemberian debit yang lebih besar
yang dialirkan dari bangunan utama, tetapi tidak melebihi debit rencana
maksimum. Hal ini untuk memperluas areal tanam dan menghindari
sedimentasi di saluran. Debit yang lebih besar ini harus dibuang secara baik
dari jaringan irigasi melalui bangunan sadap tersier.
b. Apabila faktor-K < 100%, berarti kekurangan air. Dalam hal ini jumlah air
maksimum diambil dari bangunan utama, sedangkan pada bangunan sadap
sekunder dan tersier disesuaikan menurut faktor-K sebagai berikut :
- K = 80% - 100% dilakukan pembagian biasa (tanpa giliran)
- K = 60% - 80% dilakukan giliran antar saluran primer
- K = 40% - 60% dilakukan giliran antar saluran sekunder
- K  40% dilakukan giliran di petak tersier

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Tata cara perhitungan faktor K menggunakan Blanko 07-O dan Blanko 09-O.
Blanko 09-O digunakan untuk menghitung faktor K, yang diisi oleh
Pengamat/ Ranting Pengairan pada tanggal 1 dan 16 berdasarkan Blanko 07-
O dan Blanko 08-O (Blanko O ditampilkan pada lampiran).

Bagian 1. Debit Diperlukan (Qb)


Dari Blanko 07-O dikutip data bagian kebutuhan air sebagai berikut :
 Total kebutuhan air di pintu tersier (Qt) Kolom-7
 Kebutuhan lain-lain, untuk pabrik dll. (Q1) Kolom-8
 Qhilang (Qh) Kolom-9
 Debit tambahan ke jaringan, yaitu debit suplesi (Qs) Kolom-10
 Kebutuhan air bangunan utama (Qb = Qt + Q1 + Qh – Qs)

Bagian 2. Debit Tersedia (Qrs)


 Hitung rata-rata debit setengah bulanan
 Hitung rata-rata debit 5 harian terakhir
 Menggunakan data pencatatan debit tanggal 15 atau 30/31 untuk masing-
masing periode
 Bandingkan hasil rata-rata ½ bulanan, 5 harian dan pencatatan, kemudian
ambil debit yang paling realitas pada periode tersebut

Bagian 3. Debit Dialirkan


Dalam bagian ini terdaftar 2 data, yaitu Qtersedia (Qrs) dan Qdiperlukan (Qb) untuk
dibandingkan, dan dipilih Q yang akan dialirkan pada bangunan pengambilan
(Qa).
Cara pemilihannya adalah sebagai berikut :
 Qa = Qrs, apabila Qrs < Qb
 Qa = Qb, apabila Qb < Qrs

Besarnya Qa antara 100% dan 70% dari pada kapasitas saluran (Q100% dan
Q70% saluran). Untuk kondisi yang demikian, pemberian/pembagian air

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

dilakukan secara terus menerus. Tetapi apabila debit di saluran lebih kecil
dari pada Q70% saluran, maka pemberian air dilaksanakan secara giliran.

Bagian 4. Perhitungan Faktor K


Faktor K dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Total air yang tersedia di pintu pengambilan untuk tersier
K =
Total kebutuhan air di pintu tersier
(Qdialirkan + Qsuplesi) - (Qlain-lain +Qkehilangan)
K =
Q tersier
Setelah K dihitung nilainya, kemudian dimasukan ke Blanko 07-O untuk
menghitung debit yang akan diberikan pada tiap-tiap petak tersier pada
Kolom-12.

2.5. PEMANTAUAN DAN EVALUASI DENGAN CARA PELAPORAN


MENGGUNAKAN BLANKO OPERASI
Maksud dan tujuan diadakannya pemantauan dan evaluasi adalah untuk
mengamati perilaku pelaksanaan kegiatan operasi jaringan irigasi, untuk
mendapatkan masukan terhadap rencana pemanfaatan jaringan irigasi pada tahun-
tahun berikutnya, agar kinerja jaringan irigasi meningkat.
Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi operasi jaringan irigasi ini, para
petugas pemantau diharuskan menguasai serta memahami jumlah dan keadaan
bangunan di jaringan irigasi setempat. Karena dengan menguasai kondisi jaringan,
terutama pada bangunan-bangunan titik kontrol pemantauan pembagian air, maka
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi operasi dapat dilaksanakan dengan baik.
Untuk melaksanakan pemantauan ini, petugas pengairan dapat dibantu oleh
Petani/P3A.

2.5.1. Kegiatan Pemantauan


Hal-hal yang memerlukan pemantauan secara teratur adalah sebagai berikut:
 Luas areal yang ditanami, meliputi :

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

- Tanggal mulai, kemajuan persiapan lahan dan penanaman tiap ½ bulan,


musim atau tahun
- Dalam petak tersier, bagaimana kenyataan tanam yang mengikuti RTT-
nya.
 Pengelolaan pemberian/pembagian air, meliputi :
- Kondisi bangunan ukur, cara dan ketelitian pengukuran serta perhitungan
debit
- Kriteria kebutuhan air irigasi
- Kebenaran pencatatan data debit dan Tinggi Muka Air (TMA)
- Perhitungan debit dan faktor K
- Prosedur dan perhitungan pembagian air untuk blok-blok giliran
- Hubungan antara debit rencana dan debit nyata (RPPA)
- Mengecek/membandingkan banyaknya debit yang dicantumkan pada
RPA, Papan Operasi dan Blanko yang bersangkutan
- Kecocokan sistem golongan
- Kepatutan metode giliran
- Keadaan air atau kelembaban tanah di sawah
- TMA di saluran, khususnya di depan pintu sadap
- TMA di saluran pembuang, khususnya di musim kemarau
- Menemukan masalah-masalah yang ada serta cara/solusi pemecahannya
 Curah hujan dan debit sungai, meliputi :
- Kondisi penakar curah hujan dan peil schaal di sungai
- Pencatatan, pengolahan dan pengiriman data
- Kalibrasi alat-alat pengukur
 Operasi bangunan pengatur, meliputi :
- Prosedur operasi bangunan utama dan bangunan pembilas pada kantong
lumpur
- Kondisi pintu air dan bocoran dari bangunan
- Metode yang digunakan dalam menghadapi keadaan khusus/darurat
- Penyesuaian prosedur dengan kondisi di lapangan
 Saluran, meliputi :
- Kecocokan TMA di dalam saluran

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

- Laju kecepatan sedimentasi di dalam saluran


- Keadaan bobolan atau lokasi penyadap liar pada tanggul saluran
Dalam laju pemantauan di lapangan, bila diperlukan, POB dan PPA harus
langsung diberi instruksi/nasehat untuk memperbaiki kesalahannya. Dan apabila
POB/PPA telah bekerja dengan baik dan benar, maka harus ada penghargaan dari
pejabat yang mengadakan pemantauan pekerjaannya.
Salah satu sistim pemantauan operasi pembagian air di jaringan irigasi adalah
menggunakan pemantauan RPPA (Rasio Pelaksanaan Pembagian Air).
Pada saat ini RPPA dihitung untuk mengetahui ketepatan pemberian air
berdasarkan rencana.
Koordinator Wilayah Bantul Selatan dapat menghitung RPPA atas dasar :
 Melakukan inspeksi mendadak (sidak), kemudian catatan debit hasil sidak
dicocokkan dengan RPA lima belas harian.
 Mengevaluasi pencatatan debit saluran (Blanko 06-O) terhadap RPA lima
belas harian
Suatu usulan, pemantauan RPPA harian perlu di uji coba dan diamati
kegunaannya dalam memantau operasi sistem jaringan irigasi, untuk merealisasi
hal ini diperlukan pesawat HT (Handy Talky).
Pelaksanaan pemantauan operasi dengan pemantauan RPPA harian dilakukan
pada lokasi-lokasi atau titik kontrol yang penting.
Skema pembagian air dibuat dalam papan putih, dan digunakan sebagai alat
pemantauan kinerja pembagian air di Kantor UPT. Kemudian hasil pemantauan
debit di bangunan kontrol penting tersebut dicatat pada Blanko pencatatan.
Adapun tujuan dari sistem pemantauan ini adalah untuk mempermudah dan
mempercepat pemantauan pemerataan pembagian air, serta untuk efisiensi dan
efektifitas kerja petugas lapangan dalam memonitor perubahan yang terjadi.

RPPA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :


Qu
RPPA =
Qd

dimana,

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Qu = debit yang diukur pada waktu pengecekan


Qd = debit rencana pembagian / diberikan
Untuk mengetahui akurasi hasil RPPA tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
RPPA antara 0,75 – 1,25 baik
RPPA antara 0,40 – 0,75 atau 1,25 – 1,40 sedang
RPPA < 0,40 atau > 1,40 kurang
Pemantauan pelaksanaan pemberian air dilakukan dengan pemantauan RPPA
setiap hari. Dan pada umumnya pelaksanaan RPPA dilakukan dengan melihat
Blanko 14-O atau Blanko 06-O dan 07-O.

2.5.2. Pelaporan dengan Blanko Operasi


Berdasarkan Keputusan Gubernur DIY tentang Rencana Tata Tanam Tahunan
yang dilengkapi dengan Rencana Pembagian dan Pemberian Air, maka
pelaksanaan kegiatan operasi dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Laporan keadaan air dan tanaman.
Berdasarkan isian blangko 04-O yang dilaksanakan oleh PPA setiap 2 (dua)
mingguan dapat diketahui realisasi keadaan air dan tanaman di masing-masing
wilayah kerja PPA
2. Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan
Berdasarkan laporan realisasi keadaan air dan tanaman, maka ditetapkan
kebutuhan air di tiap pintu pengambilan sesuai dengan realisasi pada periode 2
(dua) mingguan dengan menggunakan blangko 05-O.

3. Pencatatan Debit Saluran


Pencatatan debit saluran dengan menggunakan blangko 06-O dilakukan oleh
petugas operasi bendung (POB) / petugas pintu air (PPA) pada setiap bangunan
pengambilan utama, sekunder, dan bangunan sadap tersier yang dilaksanakan
setiap 2 (dua) mingguan guna mengetahui realisasi detil yang dialirkan setiap luas
saluran sesuai dengan rencana pembagian dan pemberian air.
4. Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer.

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak tersier serta
kebutuhan air di pintu pengambilan maka dengan menggunakan blangko 07-O
dapat ditetapkan pembagian air pada jaringan sekunder dan primer yang
merupakan jumlah kebutuhan air di petak-petak tersier di masingmasing jaringan
sekunder dan primer ditambah dengan kehilangan air sebesar 10% sd. 20%
5. Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan
Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan dilakukan 2 kali
setiap hari (pagi dan sore) dengan menggunakan blangko 08-O oleh POB, baik
yang dialirkan ke jaringan primer maupun yang limpas bendung. Hal ini
dilakukan guna mengetahui apakah debit yang tersedia sesaui dengan yang
direncanakan.
6. Perhitungan faktor K
Dari hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan terjadi kekurangan
air (pada tanggal tertentu) maka pembagian dan pemberian air irigasi perlu
dikoreksi dengan menggunakan perhitungan faktor K. Dimana :
K = 1 Pemberian air continue flow
K = 0.65 - 1
K= Q tersedia di bendung K < 0.65 : Pembagian
Q yang diperlukan di bendung
air sistem
gilir/golongan
Maka koreksi pembagian dan pemberian air dengan blangko 09-O.
Untuk daerah yang telah menggunakan cara perhitungan / metode lain dalam
pembagian air (pasten, FPR, dll) tetap dapat digunakan.

7. Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi


Petugas Koordinator Wilayah Bantul Selatan melaksanakan pencatatan realisasi
luas tanam dan pembagian serta pemberian airnya per daerah irigasi dengan
melakukan pencatatan per musim tanam selama satu tahun dengan menggunakan
blangko 10-O. Blangko ini menginformasikan antara lain:
 Realisasi tanam per musim tanam (MTI, MTII, MTIII);
 Kerusakan tanaman;

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

 Rencana tanam pada tahun berjalan dan pada tahun mendatang;


 Keadaan air;
 Produksi tanaman.

8. Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten


Petugas Koordinator Wilayah Bantul Selatan melaksanakan pencatatan realisasi
luas tanam per daerah irigasi per musim tanam (MT) per kabupaten / kota.
Dengan menggunakan blangko 11-O yang dilaksanakan oleh petugas POB dan
PPA. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT III. Blangko ini
adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena
musibah.
9. Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi
Petugas Dinas PUP,ESDM Bidang SDAD yang membidangi irigasi melaksanakan
pencatatan rekapitulasi dari blangko 12-O yang diisi oleh petugas POB dan PPA
dilapangan. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MTIII.
Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan
areal terkena musibah.
10. Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh POB dan PPA untuk
mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.
Bagan alir pelaporan Blanko Operasi 01-O s/d 12-O dapat diperiksa pada tabel
berikut ini:

Tabel 2. 5 Bagan Alir Pelaporan Blanko Operasi

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

NOMOR :
NAMA KOORD. SATKER / BALAI PSDA :

NO BLANKO2 LAPORAN STANDAR DISTRI BU SI


BLANKO URAIAN P3A MANTRI KOORD.SATKER BALAI PSDA PUSAT
RENCANA TANAM GLOBAL
A
01 - O Rencana Luas Tanam per Petak Tersier o o o
A
02 - O Rencana Luas Tanam per Kemantren per Masa Tanam o o o
A
03 - O Rencana Luas Tanam Global o o o

RENCANA DISTRIBUSI AIR


1/2 M
04 - O Keadaan Air dan Tanaman pada Petak Tersier o o o
1/2 M
05 - O Kebutuhan Air di Pintu Tersier o o
1/2 M
06 - O Pencatatan Debit Saluran o o
1/2 M
07 - O Rencana Kebutuhan Air di Jaringan Utama dan Usulan Faktor K o o
1/2 M
08 - O Pencatatan Debit Sungai Normal o o
1/2 M
09 - O Perhitungan Faktor K o o

PEMANTAUAN
1/2 M 1/2 M
10 - O Pencatatan Debit Sungai Banjir o o o
M
11 - O Pencatatan Curah Hujan o o o
A
12 - O Data Curah Hujan Tahunan o o
A
13 - O Data Debit Sungai Tahunan o o o
A
14 - O Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per DI. o o o
S
15 - O Realisasi Luas Tanam per DI. Selama Masa Tanam o o
A
16 - O Realisasi Luas Tanam per Balai PSDA Selama 1 Tahun o o
1/2 M
17 - O Pemantauan Mengenai RPPA o o

Keterangan :
M : Blanko dikirim bulanan
1/2 M : Blanko dikirim setengah bulanan
A : Blanko dikirim tahunan
S : Blanko dikirim sebelum setiap musim tanam
o : Disiapkan Kantor atau Organisasi
o : Diterima Kantor atau Organisasi
o o : Blanko dikirim oleh Kantor o ke Kantor o
o o : Blanko dikembalikan oleh Kantor o ke Kantor o

Pengukuran debit pada pintu pengambilan induk bangunan utama menggunakan


alat ukur yang ada di saluran induk, sedangkan pengukuran debit pada bangunan
sadap menggunakan alat ukur yang ada di setiap bangunan sadap.
Dari hasil pemantauan dengan menggunakan RPPA, kurva hasil RPPA dapat
memberikan gambaran apakah estimasi pemberian air sudah tepat ataukah ada
kerusakan di saluran, bangunan atau pintu, atau mungkin alat ukur debitnya yang
tidak akurat. Bila hal tersebut terjadi, maka disarankan dilakukan kalibrasi pada
alat ukur debit.

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

2.5.3. Kegiatan Evaluasi


Hasil pemantauan digunakan untuk mengevaluasi kinerja jaringan serta untuk
mengetahui perbedaan antara rencana dan pelaksanaan. Perbedaan ini merupakan
masukan untuk menetapkan kebijaksanaan pada masa tanam berikutnya.
Hal-hal yang dievaluasi antara lain :
 Debit air yang dapat disediakan
 Luas tanam dan pola tanam
 Pemanfaatan air
 Kondisi dan fungsi jaringan
 Kondisi fasilitas penunjang pola inspeksi peralatan kerja, peralatan untuk
pemantauan dan telekomunikasi.
1. Kinerja Sistem Irigasi
Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja
sistem irigasi. Klasifikasi kinerja sistem irigasi sesuai Peraturan Menteri PU
No.12/PRT/M/2015 tentang Pedoman OP Jaringan Irigasi sebagai berikut :
Tabel 2. 6 Klasifikasi Kinerja Sistem Irigasi
No Indek Kinerja Sistem Irigasi Nilai Keterangan
1 Sangat Baik 80 - 100  
2 Baik 70 - 79  
3 Kurang 55 - 69 Perlu Perhatian
4 Jelek < 55 Perlu Perhatian
Sumber : Peraturan Menteri PU No.12/PRT/M/2015 tentang Pedoman OP Jaringan Irigasi

2. Indeks Kinerja Sistem Irigasi


Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam evaluasi kinerja sistem irigasi yaitu :
Tabel 2. 7 Indeks Kinerja Sistem Irigasi
No Uraian Bobot (%)
1 4
Prasarana Fisik
5
2 1
Produktifitas Tanam
5
3 1
Sarana Penunjang
0
4 1
Organisasi Personalia
5
5 Dokumentasi 5
6 1
Kondisi Kelembagaan P3A
0
1
Jumlah 0
0

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Sumber : Peraturan Menteri PU No.12/PRT/M/2015 tentang Pedoman OP Jaringan Irigasi

3. Prasarana Fisik
Prasarana fisik jaringan irigasi yang diperhitungkan dalam evaluasi kinerja sistem
irigasi yaitu :
1. Bangunan Utama = 13 %
2. Saluran Pembawa = 10 %
3. Bangunan pada Saluran Pembawa = 9 %
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya = 4 %
5. Jalan Masuk / Inspeksi = 4 %
6. Kantor / Perumahan dan Gudang = 5 %
Jumlah bobot indeks Prasarana Fisik = 45 %

Klasifikasi kondisi fisik jaringan irigasi sesuai Peraturan Menteri PU


No.12/PRT/M/2015 tentang Pedoman OP Jaringan Irigasi sebagai berikut :

Tabel 2. 8 Klasifikasi Kondisi Fisik Jaringan Irigasi


Tingkat Kerusakan
(Dibanding kondisi Program
No Klasifikasi Kondisi Fisik
awal bangunan / Penanganan
saluran)
1 Baik (B) < 10 % Pemeliharaan Rutin

2 Rusak Ringan ( RR ) 10 - 20 % Pemeliharaan Berkala


Perbaikan /
3 Rusak Sedang ( RS ) 21 - 40 %
Rehabilitasi
Perbaikan Berat /
4 Rusak Berat ( RB ) > 40 %
Penggantian
Sumber : Peraturan Menteri PU No.12/PRT/M/2015 tentang Pedoman OP Jaringan Irigasi

4. Produktifitas Tanaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tanam dalam evaluasi kinerja
sistem irigasi yaitu :
1. Pemenuhan kebutuhan air (faktor K). = 9 %
2. Realisasi luas tanam. = 4 %
3. Produktifitas padi. = 2 %

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Jumlah bobot indeks Produktifitas Tanam = 15 %

5. Sarana Penunjang
Sarana penunjang yang diperlukan dalam operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi yaitu :
1. Peralatan OP = 4 %
2. Alat Transportasi = 2 %
3. Alat-alat kantor Ranting / Pengamat / UPTD = 2 %
4. Alat Komunikasi = 2 %
Jumlah bobot indeks Sarana Penunjang = 10 %

6. Organisasi Personalia
Organisasi Personalia yang dievaluasi dalam pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari :
1. Organisasi O&P telah disusun dengan batasan – batasan tanggung jawab dan
tugas yang jelas :
a. Ranting / Pengamat / UPTD = 2 %
b. Mantri / Juru = 2 %
c. PPA = 1 %
2. Personalia :
a. Kuantitas / Jumlah sesuai kebutuhan. = 4 %
b. Prosentase Pegawai Negeri Sipil. = 2 %
c. Pemahaman O&P. = 4 %
Jumlah bobot indeks Organisasi Personalia = 15 %

7. Dokumentasi
Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan O&P jaringan irigasi yaitu:
1. Buku Data DI. = 2 %
2. Data dinding di kantor. = 1 %
3. Gambar pelaksana = 1 %
4. Skema Jaringan (Pelaksana dan Bangunan). = 1 %
Jumlah bobot indeks Dokumentasi = 5 %

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

8. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan P3A dalam pelaksanaan O&P jaringan irigasi
yang perlu dievaluasi yaitu :
1. Badan Hukum P3A / GP3A / IP3A = 1,5 %
2. Kondisi kelembagaan P3A / GP3A / IP3A = 0,5 %
3. Jadwal Rapat Ulu-ulu /P3A Desa/GP3A dengan = 2%
Ranting/Pengamat/UPTD
4. Keaktifan P3A dalam mengikuti survei / penelusuran jaringan. = 1%
5. Partisipasi P3A dalam perbaikan jaringan dan = 2%
penanganan bencana alam
6. Iuran P3A yang digunakan untuk perbaikan jaringan = 2%
7. Partisipasi P3A dalam perencanaan tata tanam dan pengalokasian air.= 1%
Jumlah bobot indeks P3A = 10%

2.5.4. Operasi Pintu Sorong

Pintu sorong sering digunakan karena :


- Mudah pengoperasiannya
- Debit yang dilewatkan bebas (besar / kecil)
- Ketelitian bukaan tidak terbatas
- Dapat melewatkan sedimen dengan baik.
Rumus Pengaliran Pintu Sorong sebagai berikut :

Q = .a.b. 2.g.z
dimana :
Q = Debit Air yang mengalir (m3/dt)
a = Tinggi Bukaan Pintu (m)
b = Lebar Pintu (m)
g = Percepatan Gravitasi (diambil 9,81 m/dt2)
z = Kehilangan Energi di Pintu (m)
 = Koefisien Debit :

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

 Untuk ambang dan sisi-sisi tajam  = 0,62 – 0 64


 Untuk ambang tajam dan sisi-sisi dibulatkan  = 0,64 – 0,68
 Untuk ambang dan sisi-sisi dibulatkan  = 0,80 – 0,85
 Untuk ambang rata dengan aliran  = 0,85 – 0 90

Gambar 2. 7 Ilustrasi Pintu Sorong

2.5.5. Pengukuran Debit


Agar pengelolaan air irigasi menjadi efektif, maka debit harus diukur dan diatur
pada saluran primer, saluran sekunder dan pada bangunan sadap.
Bangunan pengukur debit yang dipakai pada jaringan irigasi DI. Blawong adalah
tipe ambang lebar.
Contoh Pembacaan debit Alat Ukur Ambang Lebar antara lain :

a. Ukur lebar ambang dari Ambang Lebar, misalnya B = 5,00 m.


b. Lihat peilschall di hulu ambang. Baca tinggi air di peilschall tersebut,
misalnya H = 1,374 m.
c. Lihat tabel debit alat ukur Ambang Lebar, cari angka pada kolom di bawah B
(5.00). Baca angka di samping kanan angka H = 1,374 m Angka tersebut
adalah 13.763 m3/dt.
d. Jadi untuk Alat Ukur Ambang Lebar dengan lebar B = 6 m, tinggi air H =
1,374 m, didapat debit Q = 13,763 m3/dt.

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Adapun sket gambar dan grafik pembacaaan alat ukur ambang lebar dapat dilihat
pada halaman berikut:

Gambar 2. 8 Ilustrasi Bangunan Pengukur Debit

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

Gambar 2. 1 Rekapitulasi Tata Tanam Tahunan Daerah Irigasi Musim Tanam


Tahun 2020/2021.....................................................................................................3
Gambar 2. 2 Hujan Andalan Bendung Mergangsan................................................7
Gambar 2. 3 Neraca Air D.I Mergangsan................................................................9
Gambar 2. 4 Contoh Papan Operasi Saluran Sekunder.........................................15
Gambar 2. 5 Contoh Papan Operasi Saluran Tersier (Tunggal)............................16
Gambar 2. 6 Contoh Papan Operasi Saluran Tersier (Gabungan).........................17
Gambar 2. 7 Ilustrasi Pintu Sorong........................................................................31
Gambar 2. 8 Ilustrasi Bangunan Pengukur Debit..................................................32

Tabel 2. 1 Pola Tanam DI Mergangsan...................................................................2


Tabel 2. 2 Ketersediaan Air Daerah Irigasi Mergangsan Desember - Mei..............5
Tabel 2. 3 Ketersediaan Air Daerah Irigasi Mergangsan Juni - November.............6
Tabel 2. 4 Kebutuhan Air Daerah Irigasi Mergangsan............................................8
Tabel 2. 5 Bagan Alir Pelaporan Blanko Operasi..................................................26
Tabel 2. 6 Klasifikasi Kinerja Sistem Irigasi.........................................................27
Tabel 2. 7 Indeks Kinerja Sistem Irigasi................................................................27
Tabel 2. 8 Klasifikasi Kondisi Fisik Jaringan Irigasi.............................................28

BAB II......................................................................................................................1
PEDOMAN OPERASI............................................................................................1
2.1. RENCANA POLA TATA TANAM.........................................................1
2.1.1. Rencana Tata Tanam..........................................................................1
2.1.2. Periode Pengeringan Saluran.............................................................4
2.2. KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAN KEHILANGAN AIR PADA
SALURAN PEMBAWA.....................................................................................4
2.2.1. Neraca Air (Water Balance)..............................................................4
2.3. OPERASI MUSIM HUJAN....................................................................10
2.3.1. Operasi Bangunan dan Pengisian Papan Operasi............................10
2.3.2. Pembagian Air Musim Hujan..........................................................11
2.4. OPERASI MUSIM KEMARAU.............................................................11
2.4.1. Operasi Bangunan dan Pengisian Papan Operasi............................11
2.4.2. Pelaksanaan Pembagian Air Musim Kemarau.................................18
2.5. PEMANTAUAN DAN EVALUASI DENGAN CARA PELAPORAN
MENGGUNAKAN BLANKO OPERASI........................................................20
2.5.1. Kegiatan Pemantauan.......................................................................21
2.5.2. Pelaporan dengan Blanko Operasi...................................................23
2.5.3. Kegiatan Evaluasi............................................................................27

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan
PT. AMT CONSULTANTS PEDOMAN OPERASI

2.5.4. Operasi Pintu Sorong.......................................................................30


2.5.5. Pengukuran Debit.............................................................................31

Laporan Manual OP
Penyusunan DED Peningkatan Daerah Irigasi Mergangsan

Anda mungkin juga menyukai