Lokasi
Bendungan
Dawuhan
Gambar 6. 1 Peta fisiografi Daerah Jawa Tengah-Jawa Timur (van Bummelen, 1949)
Gunungapi Wilis yang berumur Kuarter. Deretan Gunungapi Di tengah Pulau Jawa yang
berumur Kuarter umumnya berbentuk kerucut yang menunjukkan masih berumur muda.
Lokasi Bendungan Dawuhan terletak berbatasan dengan fisiografi Depresi Sentral
Jawa dan Zona Kendeng disebelah utaranya. Secara geomorfologi dapat diketahui
berdasarkan morfometri, produk litologi, maupun struktur geologi yang berkembang. Pada
daerah Gunungapi Kuarter produk litologi berupa produk gunungapi berumur “muda”
Kuarter. Sementara itu pada Zona Depresi Sentral daerahnya berupa dataran diantara dua
tinggian dan tersusun atas aluvium, sedangkan pada Zona Kendeng banyak terdapat struktur
geologi sekunder berupa patahan maupun lipatan yang berkembang serta produk litologinya
berumur lebih tua dari produk gunungapi Kuarter.
B Pola Aliran
Pola aliran berkaitang dengan jenis batuan, struktru geologi, kondisi erosi sehingga
dapat berserita mengenai genesa pembentukan bumi. Pola aliran dihasilkan dari kegiatan
tektonik dan erosional sehingga batuan yang kurang resisten membentuk lembah-lembah
tempat air mengalir. Secaar regional, pola aliran dikontrol oleh kelerengan, jenis batuan,
struktur geologi, jenis dan kerapatan vegetasi, serta iklim.
Pada daerah Bendungan Dawuhan pola aliran yang berkembang adalah parallel, yaitu
pola aliran yang mempunyai arah relatif sejajar, mengalir pada daerah kemiringan lereng
sedang sampai curam, dapat pula pada daerah dengan morfologi yang parallel dan
memanjang. Pola aliran ini mempunyai kecenderungan berkembang ke arah pola dendritik
ataupun trellis. Pola pengaliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan
BAB 6 KAJIAN GEOLOGI TEKNIK
lereng yang seragam. Pola pengaliran ini kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan
besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam.
C Stadia Sungai
Stadia sungai di daerah Bendungan Gondang memperlihatkan stadia sungai dewasa.
Stadia sungai dewasa dicirikan oleh penampang melintang sungai atau lembah sungai
berbentuk huruf U, kecepatan aliran berkurang, gradien sungai sedang, dataran banjir mulai
terbentuk, mulai terbentuk meander sungai, erosi kesamping lebih kuat dibanding erosi
vertikal pada tingkat ini sungai mencapai kedalaman paling besar
D Stadia Daerah
Stadia daerah penelitian dikontrol oleh litologi, struktur geologi dan proses
geomorfologi. Perkembangan stadia daerah pada dasarnya menggambarkan seberapa jauh
morfologi daerah telah berubah dari morfologi aslinya. Menurut Lobeck (1939), stadia daerah
dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu muda, dewasa, tua dan peremajaan ulang
(rejuvenation). Tingkat kedewasaan suatu daerah dapat ditentukan dengan melihat keadaan
bentang alam dan stadia sungai yang terdapat di daerah kajian. Kondisi bentang alam di
daerah penelitian secara dominan telah dipengaruhi oleh proses eksogenik yang cukup
intensif. Proses eksogenik di lapangan dibuktikan dengan adanya proses eksogenik berupa
penelanjangan akibat denudasional dimana proses ini menyebabkan batuan dasar di daerah
kajian tersingkap dengan baik.
BAB 6 KAJIAN GEOLOGI TEKNIK