Anda di halaman 1dari 27

PEMETAAN GEOLOGI

Dusun Banyuasin, Desa Kromong, Kecamatan


Ngusikan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur

Disusun oleh :
Muhammad Zulvi Rosadi (12.2018.1.00340)
Ahmad Junaidi (12.2018.1.00355)
Nurus Shofia Irmana (12.2018.1.00370)
Ahmad Purnomo Aji (12.2018.1.00371)

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2021
OUTLINE PRESENTASI

1. ABSTRAK 7. STRUKTUR GEOLOGI

2. FISIOGRAFI REGIONAL 8. SEJARAH GEOLOGI

3. GEOLOGI REGIONAL 9. POTENSI GEOLOGI

4. GEOMORFOLOGI 10. KESIMPULAN

5. POLA ALIRAN 11. DAFTAR PUSTAKA

6. STRATIGRAFI
ABSTRAK

Pemetaan ini dilakukan di Dusun Banyuasin,


Desa Kromong, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten
Jombang, Jawa Timur. Secara geomorfologi,
daerah penelitian berada di daerah denudasional
dan perbukitan struktural berupa antiklin (S9) yang
dibedakan berdasarkan tingkat erosinya yaitu
denudasional tererosi sedang sampai parah (S2)
dan denudasional tererosi kecil (S1). Sedangkan
pola aliran yang berkembang di daerah penelitian
yaitu pola aliran dendritik dan paralel. Urutan
stratigrafi pada daerah penelitian dari tua ke muda
Gambar Peta Index Daerah
yaitu formasi sonde, formasi lidah, dan formasi
Penelitian
pucangan. Adapun struktur geologi yang
berkembang yaitu antiklin asimetri dan juga
terindikasi sesar naik menggeser kiri
FISIOGRAFI REGIONAL

Van Bemmelen (1949) membagi fisiografi


Jawa ke dalam 7 zona fisiografi dari arah
utara hingga ke selatan, daerah penelitian
sendiri terletak di Zona Kendeng dan Zona
Rembang. Pada Zona Kendeng, terendapkan
Formasi Lidah bagian, sedangkan pada
Formasi Pucangan, berkembang pada Zona
Kendeng bagian bawah, sedangkan pada
Zona Kendeng, terendapkan Formasi sonde
Gambar Fisiografi Regional Daerah
yang merupakan litologi paling tua pada Penelitian
daerah penelitian.
GEOLOGI REGIONAL

Secara regional, lokasi penelitian berada pada


zona lipatan antiklin. Pada daerah ini terendapkan
formasi sonde, lidah, dan pucangan. Berdasarkan
Yulianti Puspitasari, dkk (2016) daerah penelitian di
dominasi oleh batuan yang terbentuk pada zaman
tersier dan kuarter. Di bagian Tengah dan Utara,
banyak terdapat lipatan-lipatan pada bagian Selatan
didominasi oleh endapan alluvium dengan morfologi
yang datar, sedangkan bagian Tengah dan Barat Daya
didominasi dengan morfologi bergelombang sampai
Gambar Peta Geologi Regional Daerah
Penelitian
perbukitan terjal. Dan bagian Timur Laut didominasi
dengan endapan alluvium dengan morfologi datar
GEOMORFOLOGI

Berdasarkan Klasifikasi (van Zuidam, 1983), terdapat 3


satuan geomorfologi daerah penelitian, adalah sebagai
berikut:
1. Satuan Bentuklahan Perbukitan & Lereng Denudasional
dengan erosi kecil (D1)
Lokasi pengamatan ini terletak di sebelah utara dan tengah dari
kavling, daerah ini termasuk ke dalam klasifikasi D1
(Perbukitan dan Lereng Denudasional dengan erosi kecil).
Dimana daerah ini dicirikan dengan lereng yang landai-curam
Gambar Peta Geomorfologi Daerah
menengah sedang dengan topografi yang bergelombang kuat Penelitian

dan tersayat lemah menengah. Elevasi pada daerah ini cukup


rendah, dan lokasi ini terletak pada base camp.
GEOMORFOLOGI

2. Perbukitan & Lereng Denudasional dengan erosi


sedang sampai parah (D2)

Pada lokasi pengamatan ini terletak di sebelah selatan


dari kavling, daerah ini termasuk ke dalam klasifikasi D2
(Van Zuidam 1983) yang merupakan perbukitan dan lereng
denudasional dengan erosi sedang sampai parah. Dimana
karakteristik umum pada daerah ini yaitu lereng yang curam
menengah hingga curam, topografi bergelombang kuat Gambar Peta Geomorfologi Daerah
Penelitian
hingga berbukit, dan tersayat menengah tajam.
GEOMORFOLOGI

3. Perbukitan Antiklin (S9)

Lokasi pemetaan ini termasuk ke dalam


klasifikasi S9, yaitu Perbukitan Antiklin dan Sinklin
(Van Zuidam 1983) dimana daerah ini memiliki
topografi bergelombang kuat hingga perbukitan. Pada
daerah ini, terdapat juga sungai-sungai yang berkelok
dan beberapa ada yang berbentuk V. Gambar Peta Geomorfologi Daerah
Penelitian
GEOMORFOLOGI

Gambar Perbukitan & Lereng Gambar Perbukitan & Lereng


Denudasional dengan erosi kecil (D1) Denudasional dengan erosi sedang sampai Gambar Perbukitan Antiklin (S9)
parah (D2)
POLA ALIRAN

Terdapat 2 pola aliran pada daerah penelitian, yaitu:


1. Pada lokasi pengamatan di sebelah utara terdapat
sungai utama yang cukup besar yang melintas di
pemukiman warga yang memiliki pola aliran
parallel, karakteristik pada pola aliran tersebut
cenderung lurus memanjang serta diikuti oleh anak
sungai dengan jumlah yang tidak banyak, dimana
anak sungai ini bergabung dengan sungai utama
yang melintasi pemukiman warga. Gambar Peta Pola Aliran Daerah
Penelitian
POLA ALIRAN

Sedangkan pada lokasi penelian di sebelah


selatan sampai dengan batas penggolongan atau
batas klasifikasi ditemukan banyak sekali sungai
sungai triburates kecil yang akhirnya menyatu
menjadi satu sungai utama. Pola aliran ini
umumnya terbentuk sungai-sungai yang mengalir
mengikuti kemiringan suatu lereng. Pada sungai
dendritik, pola aliran pada umumnya dikendalikan
oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran
dendritik dapat memiliki tekstur atau kerapatan Gambar Peta Pola Aliran Daerah
Penelitian
sungai yang dikendalikan oleh jenis batuannya.
POLA ALIRAN

Gambar Sungai Stadia Muda


Gambar Sungai Stadia Dewasa
PETA LINTASAN
STRATIGRAFI

Berdasarkan urutan stratigrafi dari tua ke muda


pada daerah penelitian adalah sebagai berikut :
• Formasi Sonde (Tpso)
Pada daerah penelitian, formasi sonde terendapkan
paling bawah dan diatasnya terdapat formasi Lidah
dan kemudian formasi Pucangan. Formasi ini
dicirikan oleh batunapal Sonde warna segar abu-
abu cerah, warna lapuk abu-abu gelap, dengan
porositas buruk, permeabilitas sedang, dibeberapa
tempat terdapat batunapal selingan tuffan.
Gambar Peta Geologi Daerah
Penelitian
STRATIGRAFI

• Formasi Lidah (Qtl)


Yang kedua adalah Formasi ini bersilang jari
dengan Formasi Sonde  dan Formasi Pucangan
dari Mandala Kendeng di daerah Mojokerto dan
Sidoarjo. Formasi ini dicirikan oleh batu lempung
lidah warna segar hijau cerah, warna lapuk abu-
abu gelap, dengan porositas buruk, permeabilitas
sedang, struktur massif. Umur dari formasi ini
adalah Pleistosen (Marks, 1957 dalam
Pringgoprawiro, 1983).
Gambar Peta Geologi Daerah
Penelitian
STRATIGRAFI

• Formasi Pucangan (Qtp)

Formasi pucangan terbentuk pada plistosen bawah.


Formasi ini merupakan formasi atau lapisan tanah
paling bawah yang terdapat di Sangiran. Ciri khas
dari lapisan ini tersusun dari material lempung
hitam hingga abu-abu dengan lapisan pasir tipis
yang halus. Kandungan mineral organik yang ada
pada lapisan pucangan diasumsikan bahwa lapisan
ini terbentuk dari lingkungan rawa dan hutan
bakau. Gambar Peta Geologi Daerah
Penelitian
STRATIGRAFI

Gambar Struktur Slump Gambar Singkapan Batuan


pada Formasi Sonde Pada Formasi Pucangan

Gambar Singkapan Batuan


Pada Formasi Lidah
STRUKTUR GEOLOGI

Kabupaten Jombang memiliki struktur geologi yang


bervariasi, masing-masing jenis keadaan struktur geologi
dibagi dalam tujuh jenis yaitu plistosen fasies gunung
api, plistosen fasies sedimen, alluvium fasies gunung
api, plistosen fasies sedimen, hasil gunung api kuarter tua, hasil
gunung api kuater muda dan aluvium. Adapun struktur yang
berkembang pada daerah penelitian yaitu terdapat struktur
antiklin dan indikasi sesar naik menggeser ke kiri seperti yang
terdapat pada peta geologi di bawah ini.
PETA GEOLOGI

Gambar Peta Geologi Daerah


Penelitian
PROFIL BATUAN

Gambar Profil Batuan Daerah


Penelitian
STRUKTUR GEOLOGI

Berdasarkan data strike dan dip yang diperoleh dilapangan,


dapat dihasilkan Diagram Stereogram dan Diagram Rosette.
Data strike dan dip tersebut dimasukkan kedalam program
DIPS kemudian dianalisis untuk diketahui hasilnya. Adapun
dari analisis tersebut didapatkan hasil dari Diagram
Stereogram memperlihatkan dari 40 kekar, didapatkan nilai
Torsi 1 dengan N28°E, Torsi 2 dengan N206°E. sedangkan
hasil dari Diagram Rossete memperlihatkan bahwa arah jurus
kekar yang terdapat pada lokasi penelitian mengarah ke barat
laut - tenggara. Bisa disimpulkan pada diagram tersebut gaya
pembentuk struktur mengarah ke barat laut - tenggara.
STRUKTUR GEOLOGI

Dari analisi kekar yang telah kita buat dan setelah


melihat arah jurus kekar yang terletak pada lokasi
penelitian mengarah ke barat laut - tenggara serta
setelah melihat dilapangan keterdapatan jenis antiklin
asymetris yaitu kedua sayapnya mempunyai sudut
kemiringan tidak sama besar. Kita dapat
mengindikasikan bahwa di daerah penelitian terdapat
sesar naik menggeser kiri.
STRUKTUR GEOLOGI
SEJARAH GEOLOGI

Pada umumnya vulkan-vulkan kuarter telah mengalami peristiwa collapse karena tumbuh di
atas sedimen yang plastis. Vulkan kuarter yang ada di Jombang bagian selatan
yaitu kompleks Anjasmoro-Arjuno-Kawi-Butak-Welirang-Kelud. Vulkan Anjasmoro telah
pecah menjadi beberapa blok yang tidak teratur, dan di sebelah utaranya terjadi pelipatan
lemah Lapisan Jombang di delta Brantas, yang membentuk Antiklin Jombang, Pojok,
Watudakon, Sekarputih, dan Kedungwaruh. Belum ada penelitian mendalam apakah ada
hubungan patahan blok Anjasmoro dengan pelipatan yang terjadi di sebelah utaranya, tetapi
sangat mungkin terjadi hubungan mutual efek samping dari tektonik gravitasional.
Deformasi pertama pada Zona Kendeng terjadi pada akhir Pliosen (Plio-Plistosen),
deformasi merupakan manifestasi dari zona konvergen pada konsep tektonik lempeng yang
diakibatkan oleh gaya kompresi berarah relatif utara-selatan dengan tipe formasi berupa
ductile yang pada fase terakhirnya berubah menjadi deformasi brittle berupa pergeseran
blok-blok dasar cekungan Zona Kendeng. (De Genevraye ,P. , Samuel , Luki . 1972.
Geology of the Kendeng Zone (Central and East Java). Indonesian Petroleum Association
Harsono, Pringgroprawiro. 1983.
POTENSI GEOLOGI

Pada daerah penelitian terdapat potensi rembesan minyak yang dikenal dengan sebutan
sumberlantung, minyak tersebut oleh warga sekitar digunakan untuk mengobati penyakit
kulit pada sapi. Adapun aspek hidrologi pada daerah penelitian yaitu berupa sumber mata air
yang dikenal dengan nama sendang palon, yang dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai
sumber air bersih untuk minum sehari-hari. Secara umum, potensi bahaya geologi pada
daerah penelitian yang merupakan daerah denudasional, dimana banyak daerah yang
mengalami erosi, dan juga longsor. Akan tetapi tata guna lahan yang dijadikan pemukiman
termasuk daerah yang aman dari longsor. Pada daerah penelitian, keterdapatan air bersih
masih cukup sulit didapatkan, dan beberapa sumur dan sungai sudah mulai mengering
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan daerah penelitian adalah sebagai berikut :


Pemetaan ini dilakukan di Dusun Banyuasin, Desa Kromong, Ke
camatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Secara
geomorfologi, daerah penelitian berada di daerah denudasional dan
perbukitan struktural berupa antiklin (S9) yang dibedakan
berdasarkan tingkat erosinya yaitu denudasional tererosi sedang
sampai parah (S2) dan denudasional tererosi kecil (S1). Sedangkan
pola aliran yang berkembang di daerah penelitian yaitu pola aliran
dendritik dan paralel. Urutan stratigrafi pada daerah penelitian dari
tua ke muda yaitu formasi sonde, formasi lidah, dan formasi
pucangan. Adapun struktur geologi yang berkembang yaitu antiklin
asimetri dan juga terindikasi sesar naik menggeser kiri.
DAFTAR PUSTAKA

De Genevraye ,P. , Samuel , Luki . 1972. Geology of the Kendeng


Zone (Central and East Java).
Indonesian Petroleum AssociationHarsono, Pringgroprawiro. 1983.
Stratigrafi daerah Mandala Rembang dan sekitarnya. Jakarta
Rahardjo, Wartono. 2004. Buku Panduan Ekskursi Geologi
Regional Pegunungan Selatan dan Zona Kendeng. Jurusan Teknik
Geologi.
Van Zuidam, et, al 1983. Guide to Geomorphologic aerial
photographic interpretation and mappingSuharsono Dkk, 1992

Anda mungkin juga menyukai