Anda di halaman 1dari 19

GEOLOGI DAERAH CIKADU WETAN, KECAMATAN

LURAGUNG, KABUPATEN KUNINGAN,


PROVINSI JAWA BARAT
Oleh:

Radhi Wahyuzi
270110130052

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
TujuanPenelitian
Tujuan Penelitian

Pemetaan dilakukan untuk mempelajari dan mengungkap aspek-aspek geologi daerah


pemetaan, antara lain :
1. Mengetahui unsur-unsur geomorfologi dan memisahkan unsur-unsur geomorfologi tersebut
ke dalam satuan-satuan geomorfologi.
2. Mengetahui jenis-jenis batuan, mendeskripsi karakteristik batuan, mengelompokannya ke
dalam satuan-satuan batuan sesuai dengan sandi stratigrafi baku, mengetahui penyebarannya,
menganalisis umur, mengetahui hubungan antar satuan batuan dan lingkungan
pengendapannya.
3. Mengetahui, mengukur, dan menganalisis indikasi struktur geologi, menentukan jenis-jenis
struktur geologi, dan menguraikan sejarah tektonik yang berkembang di daerah penelitian.
4. Mencoba mengungkapkan sejarah geologi daerah penelitian.
5. Mengetahui keterdapatan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis.
FisiografiRegional
Fisiografi Regional

Berdasarkan letaknya, maka secara


fisiografis daerah penelitian termasuk
kedalam Zona Bogor dan Zona Vulkanik
Kuarter. Zona Bogor terdapat di bagian
Selatan Zona Dataran Rendah Pantai Jakarta
dan membentang dari Barat ke Timur, yaitu
mulai dari Rangkasbitung, Bogor, Subang,
Sumedang, dan berakhir di Bumiayu dengan
Peta fisiografi Jawa Barat (Van Bemmelen, 1949) panjang kurang lebih 40 km.
Geomorfologi
Geomorfologi
Morfografi

Berdasarkan peta DEM, tampak pola-pola


punggungan yang berada di daerah penelitian
adalah berbentuk paralel (sejajar) dengan arah
relatif Barat Laut Tenggara. Pola punggungan
jenis ini dapat diinterpretasikan sebagai suatu
perbukitan yang terlipat karena adanya efek dari
tenaga endogen tadi.
Kelurusan punggungan pada peta DEM
Geomorfologi
Geomorfologi
Morfografi

Selatan - Sub-denritik 30%


Timur Trelis 15%
Timur Laut Sub-trelis 5%
Barat Paralel 50%

Pola Pengaliran daerah penelitian


Morfometri
Morfometri

Kelas lereng pada daerah penelitian ini, didominasi


oleh kelas lereng datar hingga landai (0%-4%), yaitu
sekitar 60% yang tersebar di seluruh bagian pada daerah
penelitian. Kelas lereng curam (8-16 atau 15%-30%)
memiliki persentase sekitar 10% tersebar di seluruh area
penelitian. Kelas lereng agak curam (4-8 atau 7%-
15%) memiliki persentase sekitar 15% tersebar di
seluruh area penelitian. Kelas lereng landai (2-4 atau
2%-7%) memiliki persentase sekitar 25%.
Kelas Lereng
Morfogenetik
Morfogenetik
Proses Eksogen
Proses eksogen merupakan proses yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor dari luar bumi. Proses eksogen
yang terjadi di daerah penelitian dipengaruhi oleh
iklim, biologi, dan artifisial.

Proses Endogen
Proses endogen merupakan proses yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor dalam kerak bumi. Antara lain
kegiatan tektonik yang menghasilkan patah (sesar),
lipatan, dan kekar.
Geomorfologi
Geomorfologi

Satuan Geomorologi daerah penelitian


dikelompokkan menjadi empat satuan geomorfologi
yaitu :
1. Satuan geomorfologi pedataran sedimen
strukural datar-landai
2.Satuan geomorfologi perbukitan vulkanik
struktural landai-agak curam
3.Satuan geomorfologi perbukitan sedimen
struktural agak curam-curam
4.Satuan geomorfologi perbukitan sedimen
Peta 3D Geomorfologi
struktural curam-sangat curam
Geomorfologi
Geomorfologi

Pembagian Satuan Geomorfologi


Stratigrafi
Stratigrafi

a. Satuan Batupasir (batupasir dan


batulempung
b. Satuan Batulempung (batulempung
dan batupasir)
c. Breksi
d. Satuan Batugamping
Hubungan Stratigrafi Daerah Pemetaan dengan
Stratigrafi Regional
StrukturGeologi
Struktur Geologi
Berdasarkan hasil pengolahan data
terhadap bidang perlapisan, memiliki
kedudukan umum sayap-sayap lipatan N 280
E/18 dan N 92 E/36. Berdasarkan klasifikasi
Fleuty (1964) lipatan ini tergolong Gentle Fold
dan Horizontal Fold dilihat dari sudut interlimb
dan plunge pada lipatan ini. Lipatan ini berada
pada satuan batupasir (Tmpbp). Berdasarkan
analisis stereografi didapatkan sudut interlimb
sebesar 123 maka, berdasarkan klasifikasi
Fluety (1964) sinklin ini merupakan jenis
Gentle Fold dan sudut antara Hingeline dan
Axial plane sekitar 3 maka plunge ini termasuk
jenis Horizontal Fold. Sedangkan pembentukan
sinklin diperkirakan terjadi pada kala pliosen-
pleistosen, dilihat dari keterdapatan sinklin
Sinklin Luragung berada pada satuan batupasir maka dapat
dikatakan sinklin berumur lebih muda dari
satuan batupasir.
StrukturGeografi
Struktur Geografi

Kekar merupakan suatu struktur yang


berkembang pada daerah penelitian. Satuan yang
terpengaruh struktur ini umumnya satuan
batulempung dan batupasir. Berdasarkan
rekontruksi stereografi didapatkan bahwa arah
tegasan utama yang bekerja pada area penelitian
berarah barat daya-timur laut yang didukung
dengan pola jurus (strike) perlapisan batuan yang
relatif barat laut-tenggara.
MS1UZY
StrukturGeologi
Struktur Geologi

Sigma 1: 125/25
Sigma 2: 274/62
Sigma 3: 31/13

Dari data sigma 1, sigma 2, dan sigma 3 yang


didapatkan dari hasil pengukuran pada software
DIPS, didapatkan hasil bahwa sigma 2 > sigma 1
> sigma 3. Hal ini mengindikasikan bahwa
kemungkinan struktur geologi yang akan
terbentuk berikutnya yaitu berupa sesar
mendatar. Dari hasil diagram Rosette, didapatkan
arah gaya utama yaitu dari barat daya ke timur
Proyeksi Stereogram Kekar laut atau dari timur laut ke barat daya
StrukturGeologi
Struktur Geologi

Indikasi Sesar Mendatar di Bagian Selatan


Strike/dip : N 313oE/46o Indikasi Sesar Mendatar di Bagian Utara
N 220oE/46o Strike/dip: N 100oE/25 oN
130oE/25 o
SejarahGeologi
Sejarah Geologi

Sejarah
Sejarah geologi
geologi daerah
daerah penelitian
penelitian merupakan
merupakan suatusuatu rangkaian
rangkaian fenomena
fenomena geologi
geologi sebagai
sebagai suatu
suatu proses
proses
yang
yang kemudian
kemudian menghasilkan
menghasilkan kenampakan
kenampakan geologi
geologi didi permukaan
permukaan maupun
maupun didi bawah
bawah permukaan
permukaan padapada
daerah
daerah penelitian.
penelitian. Fenomena
Fenomena geologi
geologi yang
yang terjadi
terjadi pada
pada daerah
daerah penelitian
penelitian terjadi
terjadi dari
dari umur
umur Tersier
Tersier
hingga
hingga Kuarter.
Kuarter. Analisis
Analisis dan
dan pengolahan
pengolahan datadata berdasarkan
berdasarkan informasi
informasi geologi
geologi maupun
maupun data-data
data-data geologi
geologi
yang
yang didapatkan
didapatkan didi lapangan
lapangan secara
secara lebih
lebih lanjut
lanjut akan
akan memberi
memberi gambaran
gambaran sejarah
sejarah geologi
geologi yang
yang terjadi
terjadi
pada
pada daerah
daerah penelitian
penelitian tersebut.
tersebut.
Pada
Pada daerah
daerah penelitian
penelitian dapat
dapat ditarik
ditarik 44 batas
batas utama
utama satuan
satuan persebaran
persebaran batuan,
batuan, yaitu
yaitu satuan
satuan batupasir,
batupasir,
yang
yang merupakan
merupakan anggota
anggota dari
dari formasi
formasi Halang.
Halang. Batuan
Batuan inilah
inilah yang
yang diendapkan
diendapkan pertama
pertama kali
kali pada
pada
periode
periode miosen
miosen atas-pliosen.
atas-pliosen. Berdasarkan
Berdasarkan produk
produk endapan
endapan yangyang berupa
berupa struktur
struktur laminasi
laminasi ditemui
ditemui dapat
dapat
diperkirakan
diperkirakan bahwa
bahwa satuan
satuan ini
ini terbentuk
terbentuk pada
pada lingkungan
lingkungan laut
laut dangkal.
dangkal.
Di
Di bawah
bawah satuan
satuan batupasir
batupasir diendapkan
diendapkan secara
secara selaras
selaras satuan
satuan batulempung
batulempung yang yang berdasarkan
berdasarkan
kesebandingan
kesebandingan regional
regional merupakan anggota
anggota dari
dari formasi
formasi Halang.
Halang. Yang
Yang berdasarkan
berdasarkan penampang,
penampang, polapola
jurus
jurus dan
dan keterdapatan
keterdapatan fosil
fosil diperkirakan
diperkirakan bahwa
bahwa satuan
satuan ini
ini berumur
berumur miosen
miosen tengah-miosen
tengah-miosen atas.
atas. Dan
Dan
menurut
menurut kesebandingan
kesebandingan regional
regional merupakan
merupakan anggta
anggta dari
dari formasi
formasi Halang.
Halang.
SejarahGeologi
Sejarah Geologi

Kemudian diatas batupasir dan batulempung diendapkan secara selaras


satuan breksi pada kala Miosen atas-pliosen. Diperkirakan terjadi aktifitas
vulkanik yang cukup intensif pada masa ini sehingga mempengaruhi
komponen-komponen breksi yang terdiri dari batuan beku andesitis.
Satuan batugamping, berada di bawah satuan batulempung dengan
umur miosen tengah dan tersingkap melalui aktifitas tektonik berupa
pengangkatan. Dan disertai proses pelapukan dan erosi yang kuat sehingga
muncul ke permukaan.
SejarahGeologi
Sejarah Geologi
Proses selanjutnya yang terjadi pada ketiga satuan batuan tersebut adalah proses
pengangkatan dari laut dangkal menjadi daratan pada kala Pliosen yaitu periode
tektonik Pulau Jawa. Proses pengangkatan secara tektonik tersebut menyebabkan
terbentuknya struktur lipatan berarah tenggara-barat laut akibat gaya tektonik yang
bekerja berasal dari proses subduksi pada bagian selatan Pulau Jawa dan struktur
lipatan yang dihasilkan memiliki arah strike yang tegak lurus terhadap arah gaya
tektonik. Pada daerah penelitian juga dapat ditemukan indikasi sesar yang terbentuk
akibat gaya tektonik yang bekerja pada batuan tersebut sudah melampaui sifat
elastisitas batuannya.
Sampai saat ini, fenomena geologi yang masih terjadi dan dapat diamati secara
langsung adalah proses pengendapan dari hasil pelapukan dan erosi batuan asal yang
berumur lebih tua. Material hasil pelapukan dan erosi batuan asal tersebut tersebut
mengalami transportasi dan diendapkan pada daerah cekunganyang relatif lebih
rendah.
SumberDaya
Sumber Dayadan
danKebencanaan
Kebencanaan
Geologi
Geologi
Potensi Kebencanaan Geologi

Dengan membuat pola kelurusan geomorfologi pada daerah


penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 3 daerah
perbukitan berarah tenggara-barat laut yang diduga memiliki
potensi kebencanaan longsor yang sangat tinggi. Bencana
longsor sering terjadi pada daerah tersebut karena pada beberapa
tempat memiliki kondisi kemiringan lereng yang sangat curam.
Selain itu, terdapat adanya alih fungsi lahan menjadi bentuk
lahan artifisial berupa sawah dan pemukiman sehingga
kurangnya pepohonan menyebabkan kondisi tanah pada lereng
terjal menjadi kurang stabil. Kemungkinan bencana longsor pada
daerah tersebut meningkat pada awal musim hujan dan masih
dapat terjadi selama musim hujan berlangsung karena setelah Potensi Longsor
musim kemarau, kondisi tanah menjadi kering dan adanya hujan
dengan intensitas yang tinggi dapat memicu terjadinya gerakan
tanah atau longsor.
SumberDaya
Sumber Dayadan
danKebencanaan
Kebencanaan
Geologi
Geologi
Bahan Galian Non-Logam

Pada daerah penelitian terdapat situs


penambangan pasir dengan skala
menengah namun, tidak dikelola
langsung oleh masyarakat sekitar.
Melainkan, dikelola oleh pengusaha atau
infestor. Bahan Galian Non-Logam

Anda mungkin juga menyukai