Anda di halaman 1dari 10

GEOLOGI DAERAH SEKAR DAN SEKITARNYA

KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO


JAWA TIMUR

Oleh:
Maman1), Mustafa Luthfi2), dan Mohammad Syaiful3)

Abstrak
Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam daerah Sekar, Kecamatan Sekar, Kabupaten
Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 7° 21’ 00’’ - 7°
25’ 00’’ LS dan 111° 42' 00ʺ - 111° 46' 00ʺ BT. Luas daerah penelitian 64 km².
Berdasarkan bentuk morfologi dan litologi, daerah penelitian termasuk ke dalam Fisiografi Zona Kendeng
Jawa Timur. Berdasarkan cara terjadinya (morfogenesa), daerah penelitian dibagi menjadi 2 (dua) Satuan
Geomorfologi, yaitu: Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan dan Satuan Geomorfologi Dataran
Aluvial. Pola aliran sungai secara umum adalah Pola Aliran Trellis dengan genetika sungai konsekuen,
subsekuen dan obsekuen. Stadium erosi sungai berada pada tahap muda dan dewasa. Jentera geomorfik
secara umum adalah dewasa.
Berdasarkan litostratigrafi, daerah penelitian memiliki 3 (tiga) satuan batuan, yaitu : Satuan Batupasir
Selang-seling Batulempung Sisipan Batugamping (Formasi Kerek) di lingkungan Bathial Atas pada Kala
Miosen Tengah-Miosen Akhir (N.13-N.16) dan terjadi proses regresi. Kemudian di atasnya secara selaras
diendapkan Satuan Batulempung Sisipan Batupasir, Tuf, Batugamping dan Breksi (Formasi Kalibeng) di
lingkungan Neritik Tengah pada Kala Miosen Akhir-Pliosen (N.17-N.19) dan terjadi proses regresi.
Kemudian ditutupi secara tidak selaras oleh Satuan Endapan Aluvial menutupi batuan di bawahnya dengan
batas bidang erosi.
Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah lipatan dan sesar. Terdapat 2 (dua) lipatan
yang berkembang di daerah penelitian yaitu : Antiklin Bobol dan Sinklin Bobol. Struktur sesar yang
berkembang adalah Sesar Mendatar Karangmangu. Pembentukan struktur-struktur geologi di daerah
penelitian terjadi dalam satu perioda tektonik, yaitu pada Kala Pliosen dengan arah gaya utama N 20ºE atau
relatif utara-selatan.

Kata Kunci: Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi.

I. UMUM 1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat


Patahan
Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui sebaran
batuan yang terletak di desa Sekar. Dengan data 2. Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial
pemetaan tersebut penulis berharap dapat
2.1.1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat
menjelaskan bagaimana bentuk bentang alam,
Patahan
hubungan stratigrafi dan struktur yang berkembang
di daerah penelitian. Satuan ini terdiri dari 3 sub satuan yaitu; 1) Sub
Satuan Geomorfologi Paerbukitan Antiklin, 2) Sub
II. KONDISI GEOLOGI Satuan Geomorfologi Punggungan Homoklin, 3)
Sub Satuan Geomorfologi Lembah Sinklin
2.1. Geomorfologi
Berdasarkan genetika pembentukan 2.1.1.1. Sub Satuan Geomorfologi Perbukitan
bentangalamnya, serta adanya struktur, proses dan Antiklin
stadia (tahapan) geomorfiknya maka geomorfologi
Satuan geomorfologi perbukitan antiklin ini
daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan,
menempati 23% dari luas daerah Sekar dan pada
yaitu: peta geomorfologi di warnai oleh warna ungu.
Penyebaran satuan ini mulai barat hingga timur,

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 1


pada bagian tengah daerah Sekar. Batuan Secara morfometri satuan geomorfologi ini
penyusunnya yaitu Satuan Batupasir Selang-seling memiliki relief 50 – 175 meter di atas
Batulempung Sisipan Batugamping. permukaan laut dengan kemiringan lereng
berkisar antara 15° - 25°. Satuan geomorfologi
Secara morfometri satuan geomorfologi ini
punggungan homoklin merupakan morfologi
memiliki relief 50 – 350 meter di atas permukaan
yang dikontrol oleh struktur geologi berupa
laut dengan kemiringan lereng berkisar antara 10° -
lipatan dan patahan. Satuan ini dicirikan oleh
30°. Satuan geomorfologi perbukitan antiklin
perbukitan memanjang .
merupakan morfologi yang di kontrol oleh struktur
Stadia geomorfik pada satuan ini dapat
geologi berupa lipatan dan patahan. Satuan ini di
dimasukkan ke dalam stadia dewasa, hal ini
cirikan oleh perbukitan memanjang. Stadia
dicirikan oleh punggungan-punggungan bukit
geomorfik pada satuan ini dapat di masukkan ke
yang memperlihatkan relief landai,
dalam stadia dewasa, hal ini di cirikan oleh
bergelombang dan secara genetika dikontrol
punggungan-punggungan bukit yang
oleh struktur geologi berupa lipatan dan
memperlihatkan relief landai, bergelombang dan
patahan dengan bentuk perbukitan yang
secara genetika di kontrol oleh struktur geologi
memanjang berarah barat-timur.
berupa lipatan dengan bentuk perbukitan yang
memanjang berarah barat – timur.
B A R A T
T I M U R 2.1.1.3. Sub Satuan Geomorfologi Lembah
Sinklin

Satuan Geomorfologi Lembah Sinklin ini


menempati 26% dari luas daerah Sekar dan pada
peta geomorfologi diwarnai oleh warna abu-abu.
Penyebaran satuan ini mulai dari barat hingga
timur, pada bagian selatan daerah Sekar. Batuan
penyusunnya yaitu Satuan Batupasir Selang-seling
Foto 1 Perbukitan memanjang berarah barat - timur
Batulempung Sisipan Batugamping.
yang mewakili sub satuan geomorfologi perbukitan Secara morfometri satuan geomorfologi ini
antiklin. memiliki relief 50 – 225 meter di atas permukaan
laut dengan kemiringan lereng berkisar antara 5° -
2.1.1.2. Sub Satuan Geomorfologi Punggungan 20°. Satuan geomorfologi lembah sinklin ini
Homoklin merupakan morfologi yang dikontrol oleh struktur
geologi berupa lipatan dan patahan. Satuan ini
Satuan Geomorfologi Perbukitan Antiklin ini dicirikan oleh perbukitan memanjang.
menempati 50% dari luas daerah Sekar dan Stadia geomorfik pada satuan ini dapat
pada peta geomorfologi diwarnai oleh warna dimasukkan ke dalam stadia dewasa, hal ini
merah muda. Penyebaran satuan ini mulai dari dicirikan oleh punggungan-punggungan bukit yang
barat hingga timur, pada bagian utara dan memperlihatkan relief landai, bergelombang dan
selatan daerah penelitian. Batuan penyusunnya secara genetika dikontrol oleh struktur geologi
berupa lipatan dan patahan dengan bentuk
perbukitan yang memanjang berarah barat-timur.

BA TI
RA MU BARAT TIMUR
T R

Foto 2 Perbukitan memanjang berarah barat -


timur yang mewakili sub satuan geomorfologi
homoklin. Foto 3 Perbukitan berarah barat – timur yang mewakili
sub satuan geomorfologi Lembah Sinklin
yaitu Satuan Batupasir Selang-seling
Batulempung Sisipan Batugamping.

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2


2.1.2. Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial batupasir selang-seling batulempung yang
merupakan ciri dari Formasi Kerek, dan
Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial ini
Batulempung yang merupakan ciri dari Formasi
menempati 1 % dari luas daerah Sekar. Satuan
Kalibeng.
geomorfologi ini terbentuk sebagai hasil
pengendapan sungai. Penyebaran satuan Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan
geomorfologi ini tersebar di sebelah timur di desa ciri-ciri batuan yang tersingkap di lapangan dan
Bobol. kesebandingannya terhadap stratigrafi regional,
Satuan geomorfologi ini memiliki kisaran maka daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga
kelerengan 2°-5°, dengan kisaran ketinggian 1-5 satuan batuan, yaitu dengan urutan dari yang
meter di atas permukaan laut. Membentuk paling tua ke muda sebagai berikut:
morfologi pedataran, yang disusun oleh material-
material yang berukuran lempung, pasir, kerikil, Tabel 2 Kolom stratigrafi daerah penelitian
kerakal sampai bongkah hasil dari proses
pelapukan dan erosi dari batuan yang kemudian
tertransportasikan air sungai dan terendapkan di
daerah sekitar sungai.
Stadia geomorfik pada satuan ini dapat
dimasukkan ke dalam stadia muda, hal ini
dicirikan oleh adanya proses sedimentasi yang
masih berlangsung sampai saat ini.

Sumber: Hasil Analisis

2.2.1. Satuan Batupasir Selang - seling


Batulempung Sisipan Batugamping
Foto 4 Dataran yang mewakili satuan geomorfologi
Dataran Aluvial Penamaan satuan batuan ini didasarkan atas
dominasi kehadiran perselingan batupasir dan
2.2. Stratigrafi batulempung dan di beberapa tempat di jumpai
Tabel 1 Kolom stratigrafi regional batugamping hadir sebagai sisipan. Satuan batuan
ini menempati luas 39% luas daerah Sekar, pada
peta geologi diwarnai kuning. Secara lateral,
penyebaran di bagian selatan dan tengah daerah
Sekar yang membentuk bentang alam perbukitan.
Secara vertikal, ciri litologi pada bagian bawah
satuan batuan ini dicirikan dengan perselingan
batupasir dan batulempung dimana batupasir
memiliki ketebalan 5cm sampai 2m dan
batulempung dengan ketebalan 2cm sampai 1m
serta setempat-setempat di jumpai sisipan
batugamping di bagian atas satuan batuan ini.
Kedudukan lapisan satuan batuan ini pada
umumnya memiliki jurus yang berarah N 240°E –
N 280°E dan N 80°E – N 100°E dengan
kemiringan 20° - 40°. Kedudukan ini membentuk
lipatan antiklin. Berdasarkan hasil rekonstruksi
penampang pada peta geologi, satuan batuan ini
Sumber: Stratigrafi Regional (Pringgoprawiro dan memiliki ketebalan ± 500 meter.
Sukido, 1992)
Berdasarkan ciri litologi, data lapangan, dan Pada umumnya satuan batuan ini di daerah Sekar
kesamaan fisik di daerah penelitian dijumpai tersingkap dalam kondisi segar dan agak lapuk,

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3


dengan menunjukkan bentuk perlapisan yang jelas
dan di beberapa tempat tidak menunjukkan
perlapisan.
Satuan batuan ini tersingkap dengan baik di Sungai
Nglampin, Karangmangu, Bobol, Miyono, Deling
dan Sekar. Satuan batuan ini di bagian bawahnya
didominasi oleh perselingan antara batupasir dan
batulempung.
Untuk menentukan umur batuan ini didasarkan
pada kehadiran foraminifera planktonik yang
terkandung dalam contoh batuan yang diambil di Foto 6 Singkapan batugamping lokasi tebing Sungai
lokasi pengamatan LP 40 yaitu di litologi Bareng
batulempung dan LP 42 di litologi batulempung
pada bagian bawah. Dari hasil pengamatan
2.2.2. Satuan Batulempung Sisipan Batupasir,
mikroskop dengan munculnya fosil Globigerina
Tuf, Batugamping, dan Breksi
praebulloides dan Hastigerina aequllateralis pada
kisaran umur N.13 dan punahnya fosil Globigerina Penamaan satuan batuan ini didasarkan
bulbosa dan Globorotalia siakensis pada kisaran atas batulempung yang mendominasi di daerah
umur N.16. Maka disimpulkan umur Satuan penelitian dan beberapa di jumpai batupasir, tuf,
Batupasir Selang-seling Batulempung Sisipan batugamping dan breksi hadir sebagai sisipan.
Batugamping yaitu, N.13-N.16 atau Miosen Satuan ini menempati 60% luas daerah penelitian.
Tengah – Miosen Akhir. Berdasarkan klasifikasi Secara lateral, penyebaran di bagian tengah dan
lingkungan pengendapan (Phleger, 1962), analisis utara daerah Sekar yang membentuk bentang alam
fosil foraminifera bentos menghasilkan lingkungan perbukitan dan lembah. Secara vertikal, ciri litologi
pengendapan bathial atas (200–500 meter). pada bagian bawah satuan ini dicirikan
batulempung dengan ketebalan 5cm sampai 2m, di
Hubungan stratigrafi Satuan Batupasir Selang-
bagian atas satuan ini dicirikan batulempung
seling Batulempung Sisipan Batugamping dengan
dengan ketebalan 2cm sampai 1m dan setempat-
satuan batuan yang berada di bawahnya tidak
setempat di jumpai batupasir, tuf, batugamping dan
dijumpai di lapangan, tetapi hubungan stratigrafi
breksi. Kedudukan lapisan satuan batuan ini pada
dengan satuan batuan yang ada di atasnya yaitu
umumnya memiliki jurus yang berarah N 270°E –
Satuan Batulempung Sisipan Batupasir, Tuf,
N 290°E dan N 80°E – N 100°E dengan
Batugamping dan Breksi adalah selaras dicirikan
kemiringan 25° - 50°. Kedudukan ini membentuk
dengan kedudukan lapisan batuan yang retatif
lipatan antiklin dan sinklin. Berdasarkan hasil
sama, serta didukung oleh hasil analisa umur
rekonstruksi penampang pada peta geologi, satuan
batuan yang menerus. Satuan batuan ini memiliki
batuan ini memiliki ketebalan > 1400 meter.
ciri yang sama dengan Formasi Kerek
(Pringgoprawiro dan Sukido, 1992) maka satuan Pada umumnya satuan batuan ini di daerah Sekar
batuan ini termasuk Formasi Kerek (Tabel 2.3). tersingkap dalam kondisi segar dan agak lapuk,
dengan menunjukkan bentuk perlapisan yang jelas
A AN dan di beberapa tempat tidak menunjukkan
perlapisan.
Satuan batuan ini tersingkap dengan baik di Sungai
Bobol, Bareng, Karangmangu, Nglampin dan
Deling. Satuan batuan ini di bagian bawahnya
didominasi oleh batulempung sisipan batupasir,
serta sisipan batugamping, tuf dan breksi di
beberapa tempat di bagian tengah.
Untuk menentukan umur batuan ini didasarkan
Foto 5 Singkapan batupasir selang-seling batulempung kehadiran foraminifera planktonik yang
lokasi Sungai Miyono dengan kedudukan N277°E/15°. terkandung dalam contoh batuan yang diambil di
lokasi pengamatan LP 26 dan LP 92 yaitu di
litologi batulempung. Berdasarkan kehadiran fosil
indeks Globorotalia pleciotumida pada bagian
bawah dan bagian atas dengan umur N.17-N.19,

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4


maka disimpulkan umur Satuan Batulempung
Sisipan Batupasir, Tuf, Batugamping dan Breksi
yaitu N.17-N.19 atau Miosen Akhir-Pliosen.

Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan


(Phleger, 1962), analisis fosil foraminifera bentos
menghasilkan lingkungan pengendapan neritik
tengah (20–100 meter).
Hubungan stratigrafi Satuan Batulempung Ssisipan
Batupasir, Tuf, Batugamping, dan Breksi dengan
satuan batuan yang berada di bawahnya yaitu
Satuan Batupasir Selang-seling Batulempung
Sisipan Batugamping adalah selaras dicirikan
dengan kedudukan lapisan batuan yang relatif Foto 9 Singkapan Batugamping Lokasi Sungai Napis.
sama, serta didukung oleh hasil analisa umur
batuan yang menerus serta didukung oleh hasil
analisa umur batuan yang sama dan hubungan
stratigrafi dengan satuan batuan yang ada di
atasnya yaitu Satuan Endapan Alluvial adalah tidak
selaras yang dibatasi oleh bidang erosi. Satuan ini
di daerah penelitian memiliki ciri litologi yang
sama dengan Formasi Kalibeng (Pringgoprawiro
dan Sukido, 1992), dengan demikian maka satuan
ini adalah Formasi Kalibeng (Tabel 2.3).

Foto 10 Singkapan Breksi Lokasi Sungai Sekar

Foto 7 Singkapan Batulempung sisipan Batupasir Lokasi


Sungai Bobol dengan kedudukan batuan Kedudukan batuan N
101°E/15°

Foto 11 Singkapan Batupasir Lokasi Sungai Miyono

Foto 8 Singkapan Tuf Lokasi Desa Bobol.

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 5


2.2.3. Satuan Endapan Aluvial 2.3. Struktur Geologi
Penamaan satuan ini didasarkan pada material Data-data yang diperoleh dari pengamatan dan
aluvial sungai yang berukuran lempung, pasir, pengukuran langsung di lapangan adalah jurus dan
kerikil sampai kerakal di daerah penelitian kemiringan lapisan batuan, bidang sesar mikro,
bidang sesar, dan kelurusan topografi. Dari data
Satuan ini tersebar di sekitar Sungai Bobol pada tersebut, maka struktur yang ada di daerah
bagian timur di daerah Sekar. Satuan ini penelitian adalah:
menempati 1% luas daerah Sekar dan diwarnai
abu-abu pada peta geologi, satuan endapan ini 2.3.1. Struktur Lipatan
umumnya menempati daerah datar. Ketebalan
satuan ini berdasarkan pengamatan di lapangan, Struktur lipatan yang berkembang di daerah Sekar
memiliki ketebalan ±1m. ada dua jenis, yaitu antiklin dan sinklin. Antiklin
merupakan lipatan yang terbuka ke arah bawah
Satuan endapan ini disusun material aluvial sungai sedangkan sinklin merupakan lipatan yang terbuka
berukuran lempung, pasir, kerikil sampai kerakal ke arah atas. Di lapangan struktur lipatan ditandai
terdiri dari material lepas hasil pelapukan dengan ditemukannya kemiringan lapisan yang
batupasir, tuf, batugamping dan breksi, kemudian berhadapan dan berlawanan. Lipatan yang terdapat
tererosi dan terendapkan. Proses pengendapan di daerah Sekar adalah:
satuan endapan ini masih berlangsung sampai a. Antiklin Bobol
sekarang.
Penamaan antiklin ini dikarenakan
Berdasarkan pengamatan di lapangan, bahwa melewati Desa Bobol berada di utara daerah Sekar.
proses erosi, transportasi dan sedimentasi pada Antiklin ini memanjang barat–timur memiliki
satuan ini masih terus berlangsung hingga saat ini panjang kurang lebih 9 km. Pada antiklin ini
maka umur Satuan Endapan Aluvial ini adalah melipat pada Satuan Batupasir Selang-seling
Holosen. Batulempung Sisipan Batugamping (Formasi
Kerek). Besar kedudukan sayap utara dengan N
Hubungan stratigrafi Satuan Endapan Aluvial 270°E/20° dan kedudukan sayap bagian selatan N
dengan satuan batuan di bawahnya dibatasi oleh 90°E/20°. Berdasarkan besar kemiringan pada
bidang erosi atau tidak selaras. kedua sayap dari penampang geologi, maka
antiklin ini diklasifikasikan sebagai antiklin
simetri.

b. Sinklin Bobol
Penamaan sinklin ini dikarenakan
melewati Desa Bobol, berada di tengah daerah
Sekar. Sinklin ini berarah barat–timur memiliki
panjang kurang lebih 8 km. Pada sinklin ini
melipat Satuan Batulempung Sisipan Batupasir,
Tuf, Batugamping dan Breksi (Formasi Kalibeng).
Besar kedudukan sayap utara berkisar N 90ºE/13°
dan kedudukan sayap bagian selatan N 135ºE/27°.
Berdasarkan besar kemiringan pada kedua sayap
dari penampang geologi, maka sinklin ini
diklasifikasikan sebagai sinklin asimetri.

2.3.2 Struktur Patahan / Sesar


Berdasarkan hasil pengamatan unsur-unsur struktur
geologi di daerah penelitian, di daerah penelitian
terdapat satu sesar mendatar, yaitu:
Foto 12 Endapan aluvial sungai yang berukuran
a. Sesar Mendatar Mengiri Karangmangu
lempung, kerikil, sampai kerakal
Penamaan sesar mendatar Karangmangu ini
dikarenakan melewati daerah Karangmangu yang
berarah timurlaut-baratdaya dengan panjang sesar
± 9km. Dengan bukti di lapangan berupa:

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 6


a) Milonitisasi dengan arah 215°E 2.3.3 Analisa Gaya Utama
b) Breksiasi dengan arah umum 200°E
Untuk menentukan arah gaya utama
c) Kedudukan bidang sesar N 185°E/30°,
menggunakan arah umum jurus lapisan batuan
kedudukan gores garis 25°, N 200°E
yang searah dengan sumbu lipatan. Dari hasil
dengan pitch 17 °
analisa pola umum arah jurus lapisan batuan
dengan menggunakan Diagram Roset (Gambar
2.2), maka dihasilkan arah gaya utama yang
tegak lurus dengan arah pola umum jurus lapisan
batuan yaitu sebesar N4°E atau relatif utara-
selatan. Pola ini merupakan arah gaya utama
Jawa yaitu utara-selatan.

Foto 13 Milonitisasi di Sungai Deling

Gambar 1 Diagram Rosette yang memproyeksikan


hubungan arah pola umum kedudukan batuan dengan
arah gaya utama daerah penelitian.

Dalam menentukan umur struktur geologi,


menggunakan umur dari satuan batuan dimana
struktur geologi tersebut memotong satuan
batuan yang telah diendapkan. Umur satuan
batuan akan lebih tua dibanding umur satuan
Foto 14 Breksiasi di Sungai Sekar
batuan yang terlipat maupun terpatahkan.
Struktur geologi yang terbentuk di daerah
penelitian, berupa struktur lipatan dan patahan
terjadi pada Satuan Batupasir Selang-seling
Batulempung Sisipan Batugamping (Miosen
Tengah), dan Satuan Batulempung Sisipan
Batupasir, Tuf, Batugamping dan Breksi
(Miosen Akhir - Pliosen). Dengan demikian
kejadian tektonik yang menyebabkan terbentuk
proses struktur geologi tersebut terjadi setelah
Pliosen. Oleh karena itu, struktur geologi yang
berkembang di daerah penelitan dimulai pada
kala Pliosen.

Foto 15 Bidang sesar di Desa Sekar

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7


2.4. Sejarah Geologi 1. Geomorfologi yang ada pada daerah
penelitian terdiri dari satuan perbukitan
Sejarah geologi daerah Sekar dan sekitarnya,
lipat patahan dengan sub satuan
Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, Jawa
geomorfologi lembah sinklin dengan luas
Timur dimulai pada kala Miosen Tengah (N.13).
26%, sub satuan geomorfologi perbukitan
Pada kala ini diendapkan Satuan Batupasir
antiklin 23% dan sub satuan geomorfologi
Selang-seling Batulempung sisipan
perbukitan punggungan homoklin 50% dan
Batugamping (Formasi Kerek) sampai pada kala
satuan geomorfologi dataran aluvial 1%.
Miosen Akhir (N.16) pada lingkungan
Pola aliran sungai yang berkembang trelis
pengendapan bathial atas. Selama pengendapan
dengan genetika sungai berupa obsekuen,
satuan batuan ini berlangsung terjadi proses
konsekuen dan subsekuen . Stadia sungai
regresi. Proses regresi ini dibuktikan dengan
pada daerah penelitian muda hingga
adanya batugamping pada satuan batuan ini.
dewasa. Jentera geomorfik pada daerah
Pada kala Miosen Akhir-Pliosen Bagian Awal penelitian berupa dewasa.
(N.17-N.19), diendapkan Satuan Batulempung 2. Sebaran batuan yang ada pada daerah
sisipan Batupasir, Tuf, Batugamping dan Breksi penelitian terdiri dari 3 satruan batuan
(Formasi Kalibeng) pada lingkungan diantaranya satuan batupasir selang-seling
pengendapan neritik tengah. batulempung sisipan batugamping berumur
Pada kala Pliosen Bagian Akhir, terjadi aktivitas Miosen Tengah-Akhir ( N13 – N16 )
diendapkan pada batial atas. Satuan
tektonik yang mengakibatkan seluruh satuan Batulempung sisipan batupasir, tuf,
batuan yang berada di daerah penelitian terlipat batugamping dan breksi berumur Miosen
dan terangkat serta akhirnya tersesarkan. Akhir - Pliosen ( N17 – N19 ) diendapkan
Aktivitas tektonik ini membentuk perlipatan pada neritik tengah dan satuan endapan
(Antiklin Bobol dan Sinklin Bobol) dan aluvial yang di endapkan pada kala
pensesaran (Sesar Mendatar Mengiri Holosen.
3. Terdapat struktur geologi pada daerah
Karangmangu) pada satuan batuan yang telah
penelitian diantaranya Lipatan Antiklin
diendapkan. Deling, Lipatan Sinklin Sekar serta Sesar
Mendatar Sekar dengan arah gaya utama N
Pada kala Holosen terjadi proses eksogen berupa
15º E.
pelapukan, erosi dan sedimentasi, sehingga
menghasilkan satuan endapan aluvial yang
terdiri dari material lepas hasil dari rombakan
batuan sebelumnya yang berukuran lempung,
pasir, kerikil, kerakal sampai bongkah yang DAFTAR PUSTAKA
menutupi satuan batuan yang ada di bawahnya
dengan dibatasi oleh bidang erosi. Proses Bakosurtanal, 1999, Peta Rupa Bumi
eksogen ini masih berlangsung sampai sekarang. Indonesia 1:25.000 Lembar
Pilangkenceng No. 1508-512 dan
Ngambon No. 1508-514, Edisi I,
III. KESIMPULAN Bakosurtanal, Bogor.
Berdasarkan hasil pembahasan sebagaimana
Blow, W. H. dan Postuma J. A., 1969, Range
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, Chart, Late Miosen to Recent
maka geologi Daerah Sekar dan sekitarnya, Planktonic Foraminifera
Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Jawa Timur, Biostratigraphy, Proceeding of The
Provinsi Jawa Timur dapat disimpulkan sebagai First.
berikut:

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


Dunham, R.J., 1962, Classification of Carbonat Thornbury, W.D., 1969, Principles of
Rock According to Depositional Geomorphology, Second Edition,
Texture, Houston, Texas, USA. John Willey & Sons Inc., New York.

Lobeck, A.K., 1939, Geomorphology: an Van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of
Introduction to the study of Indonesia, Vol. IA: General
Landscape, New York and London: Geology of Indonesia and
Mc Graw-Hill Book Company. Inc. Adjacent Archipelagoes, The
Hague, Martinus Nijhoff, vol. 1A,
Moody J.D., dan Hill M.J., 1956, Wrench Fault Netherlands.
Tectonics, Bulletin of the
Geological Society of America.
PENULIS:
Pettijon, F.J., 1957, Sedimentary Rock, Harper
& Row, Newyork Nelson, Stephen
A., 2006, Clay Minerals Tulane 1. Maman, S.T. Alumni (2017) Program Studi
University, New Orleans. Teknik Geologi, Fakultas Teknik –
Universitas Pakuan.
Pheleger, F.B., 1951, Ecology of Foraminifera, 2. Ir. Mustafa Luthfi, M.T. Staf Dosen
Nortwest Gulf of Mexico, GSA
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
Memoir 46.
Teknik – Universitas Pakuan.
Pringgoprawiro, H., dan Sukido., 1992, Peta 3. Ir. Mohammad Syaiful, M.Si. Staf Dosen
Geologi Regional Lembar Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
Bojonegoro, Jawa Timur, Skala Teknik – Universitas Pakuan.
1:100.000, Pusat penelitian dan
pengembangan geologi, Direktorat
Jendral Geologi dan Sumber Daya
Mineral, Departemen
Pertambangan dan Energi,
Bandung.

Pulonggono dan Martodjojo., 1994, Perubahan


Tektonik Paleogen-Neogen
Merupakan Peristiwa Tektonik
Penting di Jawa. Proceding
Geologi dan Geologi Teknik Pulau
Jawa, ISBN, UGM Yogyakarta.

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10

Anda mungkin juga menyukai