BAB II
CARA OPERASI
Operasi Jaringan irigasi adalah kegiatan pengaturan pemanfaatan air pada jaringan
irigasi tersebut, yang berupa pengaturan masa tanam, pola tanam dan tata tanam,
agar sesuai dengan potensi air yang tersedia, pengaturan pembagian air agar dapat
merata keseluruh areal irigasinya, serta monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh
pemerintah bersama HIPPA.
Sesuai isi Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi mengandung
makna Pembaruan kebijakan Pengelolaan irigasi, maka pengelolaan dilakukan dengan
kaidah :
(1) Kegiatan operasi dilaksanakan oleh perkumpulan petani pemakai air dengan dasar
pemanfaatan.
(2) Guna mendukung untuk mencapai tahapan yang diinginkan maka dilakukan :
a. PPKP (Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan)
Suatu metode untuk pemahaman secara sesuai dengan kemampuan
petani/kondisi pedesaan. Metode ini dilakukan agar petani dapat memahami
operasi dan pemeliharaan yang dilakukan.
b. Kerjasama Pengelolaan
Kerjasama pengelolaan yang selanjutnya disingkat KSP adalah kerjasama
antara pemerintah Daerah dengan perkumpulan petani pemakai air dalam
pelaksanaan pengelolaan daerah irigasi. Penerapan kerjasama pengelolaan
merupakan masa transisi dari keterlibatan petani yang bersifat pasif menjadi
berperan aktif mengelola jaringan irigasi secara mandiri.
Kerjasama operasi ini merupakan operasi jaringan yang dilaksanakan oleh
petugas Pengairan bersama petani /HIPPA.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
Berdasarkan tata tanam, setiap tahun disusun Rencana tata Tanam Global
(RTTG) dan Rencana tata Tanam Detail (RTTD). RTTG menggambarkan
rencana penanaman dalam suatu daerah irigasi, dan Rencana Tata Tanam
Detail menggambarkan rencana penanaman dalam suatu petak tersier.
Rencana tata tanam Global/Detail direncanakan setiap tahun berdasarkan
situasi iklim selama 3 tahun terakhir (perbedaan luas Rencana Tata Tanam
Global/Detail hendaknya tidak lebih dari 10% dari Rencana Tata Tanam).
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
Koreksi Rencana Tata Tanam Global (RTTG) atau rencana Tata Tanam detail
(RTTD) dilakukan setiap tahun dengan menganalisis ketersediaan debit
andalan (Formulir Analisis I - Eksploitasi), kemudian memadukan dengan
data tanaman (Formulir Analisis 2 dan 3 - eksploitasi).
Prosedur Persetujuan Rencana Tata Tanam Global ini adalah sebagai berikut :
(1) HIPPA mengajukan usulan rencana tata tanam dengan blanko formulir
25-E dan diserahkan kepada GHIPPA. GHIPPA melakukan rekapitulasi
usulan tata tanam dan menyerahkan ke UPT Dinas Kabupaten
(Pengamat Pengairan) melalui Juru Pengairan/Pimpinan kemantren.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
Formulir 26-E dan 26a-E yang berisikan rencana tata tanam setiap
petak tersier berdasarkan usulan dari HIPPA yang sudah
dipertimbangkan, disampaikan ke Dinas Pengairan Kabupaten akhir
bulan Juli.
(4). Balai Pengembangan Sumber Daya Air (Balai PSDA ) enerima tindasan
RTTG (Formulir 27-E). Selain dikirim ke Balai Pengembangan Sumber
Air Satuan Wilayah Sungai (Balai PSAWS), tindasan RTTG ini harus
masuk ke Propinsi awal Oktober.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
Jika ketersediaan air melimpah, nilai FPR(t) yang diperoleh dipakai sebagai
pedoman pembagian air, tetapi FPR(t) tidak boleh lebih dari FPR
Maksimum.
FPR Maksimum pada setiap musim disajikan pada tabel 2.5. Jika
pelaksanaan pembagian air mempergunakan FPR(t) lebih besar dari FPR
maksimum, maka debit air yang dialirkan akan melebihi kapasitas saluran
atau mengurangi ketersediaan air di jaringan irigasi dibawahnya.
Jika ketersediaan air hanya cukup memenuhi kebutuhan air irigasi, maka
FPR yang didapat sama atau lebih kecil dari FPR eksploitasi. FPR yang
dipakai pedoman adalah nilai FPR yang didapat.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
elevasi muka air disaluran tidak dapat mencapai elevasi sawah(kecuali jika
ada pintu pengatur)atau air irigasi hilang diperjalanan, sehingga dilakukan
pemberian air secara giliran.
Sistem Giliran Pemberian Air Irigasi dalam Satu Periode Pembagian Air
Sistem Giliran I dua kelompok petak tersier terairi dan satu kelompok petak
tersier tidak terairi
Sistem Giliran II satu kelompok petak tersier tidak terairi.
Adapun periode pembagian air untuk masing-masing system giliran adalah sebagai
berikut :
keterangan :
LPR(t)1, .. LPR(t)3 = LPR(t) kelompok 1, 2, 3
LPR(t)total = LPR(t)1 + LPR(t)2 + LPR(t)3
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
Curah hujan yang jatuh pada catchment area, sebagian akan mengalir di
atas permukaan tanah dan mencapai detention storage tidak lama setelah
hujan terjadi. Sebagian air akan berinfiltrasi ke dalam tanah dan mengalir
di bawah permukaan. Aliran-aliran ini dapat dibedakan menjadi tiga aliran
utama, yaitu aliran di atas tanah (overland flow atau survace flow), aliran
bawah permukaan (interflow) dan aliran bawah tanah (base flow). Hasil
akumulasi aliran-aliran ini merupakan volume air yang tertampung di
waduk dan merupakan sumber air bagi jaringan irigasi.
Volume air akan meningkat pada kondisi aliran yang tinggi, kemudian
dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi pada suatu periode
tertentu. Fluktuasi volume air akibat penambahan air dari catchment area
dan debit pengeluaran ditunjukkan oleh fluktuasi muka air waduk.
Data fluktuasi muka air diperoleh dari hasil pengukuran 10 harian selama
6 tahun. Data fluktuasi muka air dianalisis berdasarkan tiga periode operasi
waduk, yaitu periode tahun basah, periode tahun normal dan periode tahun
kering. Ketiga periode ini didekati dengan analisis frekwensi dengan
persamaan sebagai berikut:
Periode Tahun Basah : M A Tahun Basah = M A K . n 1
Periode Tahun Basah : M A Tahun normal = MA
Periode Tahun Basah : M A Tahun kering = M A K . n 1
Keterangan:
MATahun Basah = muka air dengan peluang kemungkinan terpenuhi 20%
(m3)
MATahun Normal = muka air dengan peluang kemungkinan terpenuhi 50% (m3)
MATahun kering = muka air dengan peluang kemungkinan tidak terpenuhi
20% (m3)
MA = rata-rata volume (m3)
n
=
M A
i 1
i
n
MAI = muka air periode ke-I
N = Jumlah data
K = nilai z dalam sebaran normal (0,8416)
n = standart deviasi
2
n
n
n MAi2 MAi
= i 1 i 1
n(n 1)
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
=
QA
i 1
i
n
QAI = muka air periode ke-I
N = Jumlah data
K = nilai z dalam sebaran normal (0,8416)
n = standart deviasi
2
n
n
n QA QAi
i
2
= i 1 i 1
n( n 1)
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
A. Bangunan Utama
Bangunan utama daerah irigasi adalah Waduk Pacal, yang mengalirkan air
irigasi dari Kali Dero yang merupakan saluran primer dari Waduk Pacal.
Operasi bangunan utama merupakan tanggung jawab Juru
pengairan/Pimpinan Kemantren pengairan, yang secara operasional harian
dilaksanakan oleh Penjaga Pintu Air.
(1). Selama periode hujan lebat, Penjaga Pintu Air (PPA) harus selalu
memantau ketinggian muka air pada peilscall.
Prosedur pembukaan atau penutup pintu sadap adalah sebagai berikut :
(2). Debit yang dialirkan baik yang ke petak tersier atau suplisi saluran
sekunder tidak boleh melebihi kapasitas saluran atau jatah pemberian.
(3). PPA dan pekarya hendaknya selalu memantau endapan disaluran ukur
agar tidak mengganggu pengukuran (pembersihan dilakukan setiap 20
hari sekali).
B. Bangunan Khusus
Bangunan khusus didaerah ini tidak ada.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
3. Pemantauan longsor yang terjadi pada sisi kanan kiri tanggul saluran,
terutama pada jarak 500m dari bangunan. Jika terjadi longsor,
hendaknya dilakukan penanggulangan.
4. Pintu-pintu tersier selalu tertutup selama debit air di saluran yang masih
tinggi.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
Operasional pada musim kemarau ditujukan agar ketersediaan air yang ada
dapat dimanfaatkan efektif dan efisien, dapat dibagi secara adil dan merata,
serta diberikan tepat cara, waktu dan jumlah. Jika ketersediaan air lebih kecil
dari kebutuhan air yang ada, sehingga perlu dilakukan giliran (lihat pada
rencana pembagian air).
Bangunan yang mendukung dalam air irigasi jaringan irigasi Waduk Pacal
adalah sebagai berikut:
1. Eksploitasi pintu pengambilan serta bangunan ukur pada bangunan
utama;
2. Pintu pengatur, pintu sadap dan bangunan ukur pada semua bangunan
pengatur (bangunan bagi, bagi/sadap dan bangunan sadap).
A. Bangunan Utama
Operasi bangunan utama merupakan tanggung jawab Juru
Pengairan/Pimpinan Kemantren Pengairan, yang secara operasional harian
dilaksanakan oleh Penjaga Pintu Air.
Prosedur yang dilakukan pada musim kemarau adalah sebagai berikut :
(1). Operasi bukaan dan penutupan pintu pengambilan disesuaikan dengan
jatah debit yang diberikan oleh Dinas Pengairan Kabupaten.
Adapun operasi bukaan dan penutupan pintu adalah sebagai berikut :
a. Tinggi bukaan pintu pengambilan dilakukan berdasarkan jatah air
yang diberikan.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
B. Bangunan Pengatur
Operasi bangunan pengatur (bangunan bagi, bangunan bagi-sadap dan
bangunan sadap) pada musim kemarau merupakan faktor utama dalam
pembagian air irigasi, sehingga operasi setiap bangunan sadap harus
dipantau secara langsung oleh HIPPA/GHIPPA bersama Juru
Pengairan/Pimpinan Kemantren.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
(2) Jika terjadi giliran maka pintu pengambilan untuk saluran sekunder atau
petak tersier yang tidak mendapatkan jatah air irigasi, dilakukan
penutupan secara penuh.
(3) Pada umumnya debit yang dialirkan kecil, sehingga perlu dilakukan
pemantauan pada bangunan sadap yang ada, jika ketinggian air kurang,
maka dapat dilakukan penambahan skot balok atau lainnya dengan
koordinasi Pimpinan Kemantren.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
Data hujan dari masing-masing stasiun yang menjadi tanggung jawab Juru
Pengairan /Pimpinan kemantren dicatat setiap hari (Formulir 03-E). Jika
terjadi hujan lebih besar dari 100 mm maka harus dilaporkan pada
Pengamat Pengairan, UPT Dinas pengairan melakukan suatu tindakan
preventif agar tidak terjadi genangan/banjir, sehingga UPT Dinas Pengairan
memberikan komando dalam operasional sistem drainase yang ada.
Tipe bangunan ukur yang ada adalah ambang lebar. Prosedur operasional
bangunan ukur adalah sebagai berikut :
(1) Bangunan ukur diusahakan memenuhi persyaratan hidrolis, sehingga
perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Endapan lumpur dihulu bangunan ukur ini diharapkan tidak
melebihi 20cm dari ambang bangunan ukur.
(2) Debit yang mengalir diduga dengan melihat tinggi muka air di peilscall
/papan duga bangunan ukur. Selain bangunan ukur pada ambang
pelimpah beberapa bangunan pengatur dipergunakan juga untuk
mengukur debit yang dialirkan.
Pencatatan debit pengambilan yang tercatat dibangunan ukur dilakukan
sekali setiap hari (pagi hari). Hasil pengukuran dicatat oleh Juru
Pengairan/Pimpinan Kemantren pada formulir 01-E dan papan operasi.
Hasil pencatatan debit ini hendaknya telah diolah sehingga diperoleh nilai
kehilangan air atau efisiensi.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
B. Intensitas Tanaman
Intensitas tanaman merupakan perbandingan luas areal tanam yang
tertinggi (top tanaman) dari berbagai jenis tanaman dibandingkan dengan
luas tanam. Intensitas dicatat dalam regristasi pencatatan yang tersendiri.
D. Produksi Padi
Pemantauan produksi tanaman yang harus dilaporkan adalah produksi padi.
Produksi padi dicatat setiap akhir musim tanam dengan mempergunakan
Formulir 13-E, kemudian dilaporkan UPT Dinas Pengairan dan Dinas
Pengairan Kabupaten. Dinas Pengairan Kabupaten akan merangkumnya
menjadi formulir 16-E, bersama-sama dengan Formulir 15-E berdasarkan
Formulir 02-E.
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
Jika FPR saran yang diperoleh lebih kecil dari FPR eksploitasi rencana
pemberian air secara bersama maka dilakukan perhitungan giliran (Formulir
04A-E).
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts
BUKU PEDOMAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Detail Desain Rehabilitasi Daerah Irigasi Pacal Tahap II
Kabupaten Bojonegoro
P T M A X ITEC H U TA M A IN D O N ES IA
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA
Engineering and Management Consultants BAB hal 8
8
E ng ine er ing and M an age m en t C o ns ultan ts