JUAN TALITHA
NRP 3106 100 086
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Nadjadji Anwar, MSc
Ir. Sudiwaluyo, MS
ABSTRAK
Daerah Irigasi Jatiroto secara administratif berada di wilayah Kabupaten Lumajang yang meliputi 2 (dua)
Kecamatan, yaitu Kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Rowokangkung. Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Jatiroto
memanfaatkan sumber air dari K. Jatiroto melalui Bendung Jatiroto sebagai penangkap airnya. Bendung Jatiroto
mengalirkan air dengan sistem gravitasi untuk mengairi areal pertanian seluas 4.337 Ha. Jenis tanaman yang ada
pada daerah irigasi ini terdiri dari padi, palawija serta tanaman tebu dengan pola tanam yang digunakan adalah
padi/polowijo/tebu padi/polowijo/tebu polowijo/tebu.
Dalam perkembangannya selama ini, pengoperasian Daerah Irigasi Jatiroto telah mengalami banyak
perubahan kondisi dan penurunan fungsi. Dengan keterbatasan air yang tersedia, dilakukan studi optimasi agar dapat
memaksimalkan keuntungan hasil usaha tani berdasarkan luas tanaman yang optimal. Untuk analisa ini digunakan
program linear dengan program bantu Quantity Methods for Windows 2. Dengan volume andalan yang ada dan
kebutuhan air tiap alternatif pola tanam yang direncanakan, dijadikan batasan/kendala yang digunakan sebagai input
untuk pengoperasian program linearnya. Hasil dari perhitungan ini diharapkan dapat mengetahui luas sawah yang
bisa ditanami sesuai dengan jenis tanaman dan musim tanamnya serta keuntungan hasil tani optimal yang akan
diperoleh pada daerah irigasi Jatiroto.
Dari beberapa alternatif yang direncanakan, diperoleh pola tanam yang menghasilkan keuntungan terbesar
yaitu pola tanam padi-padi-padi/palawija dan tebu dengan awal masa tanam di bulan Nopember dekade I.
Keuntungan yang diperoleh selama 1 tahun masa tanam ialah sebesar Rp 46,239,434,034.02 dengan intensitas
tanam sebesar 300 %, sehingga bisa disimpulkan dengan hasil pola tanam yang baru akan meningkatkan
keuntungan sebesar 16,7% dari eksisting, yaitu Rp 39,622,061,000.00, serta intensitas tanam dari 282,27% menjadi
300%..
Langkah 3 : Mencari harga Perbedaan Tekanan Uap 1 Tekanan Uap Jenuh (ea) mbar 35.98 35.92 35.63 35.28 34.86 33.78 32.67 32.42 33.92 35.70 36.65 36.53
air (ea - ed) 2 Tekanan Uap Nyata (ed) mbar 27.32 26.88 26.41 26.24 25.43 24.73 23.83 23.34 24.05 25.19 26.65 27.19
3 Perbedaan Tek. Uap (ea-ed) mbar 8.66 9.04 9.22 9.04 9.43 9.05 8.84 9.08 9.87 10.51 10.00 9.34
(ea ed) = 35,98 27,32 = 8,66 mbar
4 Fungsi Angin f(U) km/hari 0.32 0.33 0.32 0.31 0.31 0.31 0.33 0.32 0.34 0.33 0.33 0.32
Langkah 4 : Mencari harga fungsi Angin f(U)
5 Faktor Pembobot ( 1 W ) 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.25 0.25 0.24 0.25 0.24 0.24 0.24
f(U) = 0,27 x ( 1 + U/100 ) = 0,32 km/hari
6 Radiasi extra terrestial (Ra) mm/hari 15.80 16.00 15.60 14.70 13.40 12.80 13.30 14.00 15.00 15.70 15.80 15.70
Langkah 5 : Mencari harga faktor (W) dan (1-W)
7 Radiasi gel. Pendek (Rs) mm/hari 7.70 7.66 7.24 7.50 7.59 7.03 7.46 7.89 8.23 8.40 7.95 7.82
Dari data T = 27,13C, dan ketinggian rata-rata air
8 Radiasi Netto Gel.Pendek (Rns) mm/hari 5.78 5.75 5.43 5.62 5.69 5.27 5.59 5.92 6.18 6.30 5.96 5.86
laut = 0 m, maka didapat W = 0,76 dan (1-W) = 0,24
9 Fungsi Tek. Uap nyata f(ed) 0.11 0.11 0.11 0.11 0.12 0.12 0.13 0.13 0.12 0.12 0.11 0.11
( lihat lampiran A tabel A.6 dan A.7 )
10 Fungsi penyinaran f(n/N) 0.53 0.51 0.49 0.57 0.67 0.64 0.66 0.67 0.64 0.61 0.56 0.55
Langkah 6 : Mencari harga Radiasi extra terrestial
11 Fungsi suhu f(t) 16.19 16.19 16.16 16.12 16.08 15.97 15.86 15.84 15.98 16.16 16.26 16.25
( Ra (mm/hari)) ; Lokasi berada di 6o
12 Radiasi netto Gel. Panjang (Rn1) mm/hari 0.94 0.93 0.89 1.05 1.27 1.24 1.31 1.34 1.27 1.18 1.02 0.98
LS, maka Ra = 15,80 mm/hari
13 Radiasi netto (Rn) mm/hari 4.84 4.82 4.54 4.57 4.42 4.04 4.28 4.58 4.91 5.12 4.94 4.88
( lihat lampiran A tabel A.10 )
14 Faktor Pembobot Rn ( W ) 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.75 0.75 0.76 0.75 0.76 0.76 0.76
Langkah 7 : Mencari harga Radiasi gel. Pendek (Rs)
15 Faktor koreksi (c ) 1.04 1.04 1.04 1.04 1.03 1.03 1.03 1.03 1.04 1.04 1.04 1.04
Rs = (0,25 + 0,5*(n/N)) * Ra
Potensial Evaporasi (Eto) mm/hari 4.52 4.55 4.32 4.31 4.18 3.85 4.07 4.31 4.69 4.92 4.72 4.61
= (0,25 + 0,5 (47,50%)) 15,80 = 7,70 mm/hari
Langkah 8 : Mencari harga f(T) koreksi akibat Sumber : Hasil Perhitungan
temperatur
Dari data T = 27,13C, maka didapat f(T) = 16,19
( lihat lampiran A tabel A.8) BAB V
Langkah 9 : Mencari harga f(ed) koreksi akibat KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI
tekanan uap nyata Dalam bab ini dibahas mengenai tinjauan
f(ed) = 0,34-0,044ed = 0,34-0,04427,32 = 0,11 umum tentang kebutuhan air untuk irigasi. Dengan
( lihat lampiran A tabel A.9) pengelolaan air irigasi yang baik, dengan
Langkah 10 : Mencari harga f(n/N) memberikan sejumlah air yang tepat pada waktunya
f(n/N) = (0,1 + 0,9*(n/N)) = 0,1 + 0,9(47,50%) sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman, maka akan
= 0,53 diperoleh hasil panen yang baik.
Langkah 11 : Mencari harga Radiasi netto Setiap tanaman memerlukan air dalam masa
Gelombang. Panjang (Rn1) pertumbuhannya sebagai zat tumbuh. Kebutuhan
Rn1 = f(T) * f(ed) * f(n/N) = 16,19 * 0,11 * 0,53 akan air ini berbeda-beda selama masa tumbuhnya.
= 0,94 mm/hari Masa tumbuh setiap tanaman berbeda, sehingga
Langkah 12 : Mencari harga Netto Gelombang dalam satu tahun kita dapat mengatur macam
Pendek (Rns) tanaman yang ditanam sesuai dengan masa
Rns = Rs (1 ) = 7,70* (1-0,25) = 5,78 mm/hari tumbuhnya. Sehingga dalam satu tahun dapat
Langkah 13 : Mencari harga Radiasi netto (Rn) diperoleh suatu pola tanam yang sesuai dengan masa
Rn = Rns Rn1= 5,78 0,94 = 4,84 mm/hari tanamnya.
Langkah 14 : Mencari harga Faktor koreksi (c ) = Umumnya setiap jenis tanaman selama
1,04 pertumbuhannya akan terus menerus membutuhkan
ETo = c { W. Rn + (1-W). f(u). (ea - ed) } air, namun kuantitas air yang dibutuhkan sangat
= 1,04 { 0,76. 4,84 + (0,24). (0,32). (8,66) } bervariasi. Misalnya padi yang membutuhkan
= 4,52 mm/hari penggenangan air yang cukup selama masa
Untuk Perhitungan bulan yang lain direkap pada tabel pertumbuhannya, sedangkan palawija membutuhkan
4.7. air hanya untuk mempertahankan kelembaban tanah
di sekitarnya. Jenis tanaman yang biasa ditanam di
Tabel 4.5 Data Rerata Klimatologi daerah irigasi Jatiroto ini meliputi padi, palawija dan
Lokasi : 6 Lintang Selatan sebagian besar tebu.
Bulan
No JENIS DATA Satuan 5.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
o
Didalam perhitungan kebutuhan air untuk
1 Suhu ( T ) C 27.13 27.10 26.97 26.80 26.61 26.10 25.58 25.46 26.16 27.00 27.44 27.39
irigasi di sawah, ada beberapa faktor yang
2 Kelembaban Relatif ( RH ) % 75.94 74.83 74.11 74.39 72.94 73.22 72.94 72.00 70.89 70.56 72.72 74.44 mempengaruhi antara lain (Standar perencanaan
3 Lama Penyinaran ( n/N ) % 47.50 45.78 42.83 52.00 63.33 59.89 62.17 62.78 59.78 57.06 50.61 49.61 irigasi KP-03) :
km/jam 0.84 0.93 0.74 0.61 0.57 0.65 0.96 0.83 1.02 0.99 0.87 0.79 1. Curah hujan efektif,
Turunnya curah hujan pada suatu areal lahan
4 Kecepatan Angin ( u ) km/day 20.16 22.32 17.76 14.64 13.68 15.6 23.04 19.92 24.48 23.76 20.88 18.96
mempengaruhi pertumbuhan tanaman di areal
Sumber : Stasiun Agroklimatologi PG. Jatiroto
tersebut. Curah hujan tersebut dapat dimanfaatkan
oleh tanaman untuk mengganti kehilangan air yang
terjadi akibat evapotranspirasi, perkolasi, kebutuhan
pengolahan tanah dan penyiapan lahan. Curah hujan Untuk lebih jelasnya perhitungannya akan
efektif merupakan curah hujan yang jatuh pada suatu disajikan pada tabel 5.7
daerah dan dapat digunakan tanaman untuk
pertumbuhannya. Jumlah hujan yang dapat Tabel 5.4 Perhitungan Curah Hujan Re 80%
dimanfaatkan oleh tanaman tergantung pada jenis Curah Hujan (mm) peringkat ke-
Bulan Periode
tanaman. Curah hujan efektif juga dapat dihitung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 144 139 129 129 119 119 91 66 61 33
berdasarkan data hujan yang tersedia dengan peluang Januari 2 222 159 112 100 91 91 78 39 29 7
keandalan 80%. Data berasal dari data curah hujan 3 163 135 119 111 110 110 76 63 60 42
1 192 160 154 152 94 88 59 54 36 29
yang tercatat di stasiun hujan yang berdekatan / Februari 2 171 155 144 137 129 127 111 110 89 40
berada dalam cakupan areal irigasi tersebut yang 3 133 125 115 81 71 71 69 50 46 10
1 139 127 112 112 110 108 90 40 37 24
meliputi: Maret 2 266 166 142 127 123 95 89 86 60 50
Stasiun Kaliboto Jatiroto 3
1
178
144
165
130
153
126
148
109
125 108
105 99
87
83
61
60
46
33
40
15
Stasiun Rowokangkung April 2 272 198 193 139 136 130 93 84 40 10
Data curah hujan harian yang tersedia ialah 3
1
124
105
98
91
54
55
51
51
38
45
16
36
7
28
3
21
0
14
0
0
data hujan harian dari tahun 1997 sampai dengan Mei 2 84 79 40 28 19 14 2 0 0 0
tahun 2006 dari stasiun hujan Rowokangkung dan 3
1
91
38
50
32
14
30
12
20
4
9
2
4
0
0
0
0
0
0
0
0
Kaliboto Jatiroto yang ditampilkan pada lampiran B. Juni 2 53 50 31 26 22 15 4 3 0 0
115 90 46 6 4 0 0 0 0 0
Data tersebut kemudian direkap menjadi data hujan 3
1 132 76 54 4 1 0 0 0 0 0
10 harian, untuk rekapan dari tiap stasiun ditampilkan Juli 2 46 41 13 3 0 0 0 0 0 0
49 2 0 0 0 0 0 0 0 0
pada tabel 5.1 dan 5.2. Setelah memperoleh data 3
1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
hujan periode 10 harian tersebut untuk masing- Agustus 2 9 1 0 0 0 0 0 0 0 0
24 10 4 0 0 0 0 0 0 0
masing stasiun hujan selanjutnya dilakukan 3
1 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0
perhitungan curah hujan rata-rata. Salah satu cara September 2 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0
132 27 4 1 0 0 0 0 0 0
perhitungan curah hujan rata-rata ini ialah dengan 3
1 135 20 17 0 0 0 0 0 0 0
menggunakan rumus cara rata-rata aljabar dengan Oktober 2 389 271 79 74 66 0 0 0 0 0
211 152 102 92 37 28 19 15 0 0
alasan, bahwa cara ini ialah obyektif yang berbeda 3
1 221 154 64 62 60 52 20 14 12 0
dengan cara isohyet, dimana faktor subjektif turut Nopember 2 239 147 93 91 80 75 42 37 17 8
390 151 132 131 121 107 82 77 66 11
menentukan (Sosrodarsono, Suyono : 1985). 3
1 185 142 134 95 92 84 65 48 46
Contoh perhitungan pada bulan Januari tahun 1997 Desember 2 274 173 133 129 113 77 68 56 46 40
211 184 147 144 117 109 102 80 75 18
periode I : 3
September
1
2
0
0 0 140,7 0,00 0,00
0,00
0,00
lempung berliat dengan permeabilitas sedang,
3
1
0
0
0,00
0,20
maka laju perkolasi dapat dipakai berkisar 1
Oktober 2
3
0
7,5
7,5 147,6 6,00 0,20 0,20
0,20
sampai dengan 3 mm/hari. Dengan perhitungan
Nopember
1
2
7
18,5 64 141,6 54,07 1,80
1,80
1,80
ini nilai perkolasi diambil sebesar 2 mm/hari,
3
1
38,5
24
1,80
2,41
mengikuti kondisi eksisting di lapangan.
Desember 2
3
28
40
92 138,3 72,39 2,41 2,41
2,41
4. Pengolahan tanah dan penyiapan lahan
Keterangan: Faktor ini merupakan langkah pertama yang
Kolom 1 = bulan
Kolom 2 = periode dekade ke-i
dibutuhkan oleh tanaman dalam mempersiapkan
Kolom 3 = 50% x Re80 / 10 hari (mm/hari) (tabel 5.4) tanahnya untuk penanaman. Setiap jenis tanaman
Kolom 4 = total kolom 3 selama 3 dekade tiap bulan (mm/bulan) membutuhkan pengolahan tanah yang berbeda-
Kolom 5 = evapotranspirasi tiap bulan (mm/bulan) ( tabel 4.7) beda. Pengolahan tanah untuk padi membutuhkan
Kolom 6 = Repalawija (interpolasi dari tabel 5.5)
Kolom 7 & 8 = Repalawija pada kolom 6/30 hari (mm/hari)
air irigasi yang lebih banyak, karena padi akan
memerlukan tanah dengan tingkat kejenuhan yang
baik dan dalam keadaan tanah yang lunak dan
Tabel 5.7 Curah Hujan Efektif untuk Padi, Tebu, gembur. Pengolahan tanah ini dilakukan antara 20
Palawija sampai dengan 30 hari sebelum masa tanam.
Minggu pertama sebelum kegiatan penanaman
Bulan Periode R 80%
padi
Reff (mm/hari)
tebu polowijo dimulai, petak sawah diberi air secukupnya untuk
1 2
1
3
66,00
4
4,62
5
3,96
6
2,68
melunakkan tanahnya. Biasanya dilakukan
Januari 2 39,00 2,73 2,34 2,68 dengan membajak atau mencangkul sawah.
3 63,00 4,41 3,78 2,68
1 54,00 3,78 3,24 2,52 Kebutuhan air untuk pengolahan tanah
Februari 2
3
110,00
50,00
7,70
3,50
6,60
3,00
2,52
2,52
dipengaruhi oleh proses evapotranspirasi
1 40,00 2,80 2,40 1,87 potensial yang terjadi.
Maret 2 86,00 6,02 5,16 1,87
3 61,00 4,27 3,66 1,87
April
1
2
60,00
84,00
4,20
5,88
3,60
4,04
1,63
1,63
LP = M. ek / ( ek 1 )
3 3,00 0,21 0,18 1,63
1 21,00 1,47 1,26 0,37
Mei 2 0,00 0,00 0,00 0,37 Berikut contoh perhitungan pada bulan Januari :
0,00 0,37
3
1 0,00
0,00
0,00
0,00
0,00 0,28 Eo = ETo x 1,10 = 4,52 x 1,10 = 4,972 mm/hari
Juni 2
3
3,00
0,00
0,21
0,00
0,18
0,00
0,28
0,28
P = 2 mm/hari
1 0,00 0,00 0,00 0,00 M = Eo + P = 7,972 mm/hari
0,00 0,00
Juli 2
3 0,00
0,00
0,00
0,00
0,00 0,00 T = 31 hari
Agustus
1
2
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah
3 0,00 0,00 0,00 0,00 dengan 50 mm
0,00 0,00
Jadi 250 + 50 = 300 mm
1 0,00 0,00
September 2 0,00 0,00 0,00 0,00
3
1
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,20
k = 7,972 mm/hari x 31 hari / 300mm = 0,824
Oktober 2 0,00 0,00 0,00 0,20 LP = 7,972. e 0,824 / ( e 0,824 1 ) = 14,202 mm/hari
3 15,00 1,05 0,90 0,20
1 14,00 0,98 0,84 1,80
Nopember 2
3
37,00
77,00
2,59
5,39
2,22
1,92
1,80
1,80
Untuk perhitungan bulan yang lain direkap pada tabel
1 48,00 3,36 2,88 2,41 5.8.
Desember 2 56,00 3,92 3,36 2,41
3 80,00 5,60 4,80 2,41
Keterangan :
Kolom 1 = bulan
Kolom 2 = periode dekade ke-i
Kolom 3 = curah hujan rata-rata 80 % (mm/10 harian)
Kolom 4 = Reff. Padi = (R80% / 10 harian) x 70%
Kolom 5 = Reff. Tebu = (R80% / 10 harian) x 60%
Kolom 6 = Reff. palawija = dari tabel 5.6
Tabel 5.8 Perhitungan Kebutuhan Air untuk tanam Nopember I yang akan disajikan pada table
Persiapan Lahan 5.9, 5.10 dan 5.11.
bulan
No. parameter satuan Tabel 5.9 Kebutuhan Air Tanaman Padi Pada
jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des
1 Eto mm/hr 4,52 4,55 4,32 4,31 4,18 3,85 4,07 4,31 4,69 4,92 4,72 4,61 Awal Tanam Nopember I
2 Eo=Eto x 1.10 mm/hr 4,972 5,005 4,752 4,741 4,598 4,235 4,477 4,741 5,159 5,412 5,192 5,071
Padi (Nopember I)
Musim Eto Re P
3 P mm/hr 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bulan Periode WLR Koef. Tanaman Etc NFR DR
Tanam
(mm/hr) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr) c1 c2 c3 c (mm/hr) (mm/hr) (l/dt/ha) (l/dt/ha)
4 M = Eo + P mm/hr 6,972 7,005 6,752 6,741 6,598 6,235 6,477 6,741 7,159 7,412 7,192 7,071
1 4,72 0,98 2,00 LP LP 23,56 22,58 2,61 4,02
5 T hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 Nop 2 4,72 2,59 2,00 1,1 LP LP 23,56 20,97 2,43 3,73
3 4,72 5,39 2,00 1,10 1,10 LP LP 23,56 18,17 2,10 3,24
6 S mm 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 1 4,61 3,36 2,00 0,83 1,10 1,10 1,10 1,10 5,07 4,54 0,53 0,81
7 k = MT/S 0,72 0,654 0,698 0,674 0,682 0,624 0,669 0,697 0,716 0,766 0,719 0,731 Des 2 4,61 3,92 2,00 1,67 1,05 1,10 1,10 1,08 4,98 4,73 0,55 0,84
3 4,61 5,60 2,00 1,67 1,05 1,05 1,10 1,07 4,93 3,00 0,35 0,53
mm/hr 14,202 18,765 21,203 19,613 19,863 15,859 18,89 21,114 23,275 27,772 23,565 24,205 Musim Hujan
1 4,52 4,62 2,00 1,67 1,05 1,05 1,05 1,05 4,75 3,80 0,44 0,68
k k Jan 2 4,52 2,73 2,00 1,67 0,95 1,05 1,05 1,02 4,61 5,55 0,64 0,99
8 LP = (M.e )/(e -1) l/dt/ha 1,644 2,172 2,454 2,27 2,299 1,836 2,186 2,444 2,694 3,214 2,727 2,802
3 4,52 4,41 2,00 0,83 0,95 0,95 1,05 0,98 4,43 2,85 0,33 0,51
Keterangan : Eto : Evapotranspirasi potensial ( mm/hari ) 1 4,55 3,78 2,00 0,00 0,95 0,95 0,63 2,87 1,09 0,13 0,19
Eo : Evaporasi potensial ( mm/hari ) Feb 2 4,55 7,70 2,00 0,00 0,95 0,32 1,46 -4,24 -0,49 0,00
3 4,55 3,50 2,00 0,00 0,00 0,00 -1,50 -0,17 0,00
P : Perkolasi ( 2 mm/hari )
1 4,32 2,80 2,00 LP LP 21,20 18,40 2,13 3,28
M : Kebutuhan evaporasi dan perkolasi Mar 2 4,32 6,02 2,00 1,1 LP LP 21,20 15,18 1,76 2,70
T : Waktu Pengolahan ( hari ) 3 4,32 4,27 2,00 1,10 1,10 LP LP 21,20 16,93 1,96 3,02
1 4,31 4,20 2,00 0,83 1,10 1,10 1,10 1,10 4,74 3,37 0,39 0,60
S : Kebutuhan untuk penjenuhan lapisan atas
Apr 2 4,31 5,88 2,00 1,67 1,05 1,10 1,10 1,08 4,65 2,44 0,28 0,44
LP : Kebutuhan untuk pengolahan (mm/hari) Musim 3 4,31 0,21 2,00 1,67 1,05 1,05 1,10 1,07 4,61 8,07 0,93 1,44
1/8,64 : Angka konversi satuan dari mm/hari ke lt/dt/ha Kemarau I 1 4,18 1,47 2,00 1,67 1,05 1,05 1,05 1,05 4,39 6,59 0,76 1,17
Mei 2 4,18 0,00 2,00 1,67 0,95 1,05 1,05 1,02 4,26 7,93 0,92 1,41
5. Koefisien tanaman 3 4,18 0,00 2,00 0,83 0,95 0,95 1,05 0,98 4,10 6,93 0,80 1,23
Besarnya nilai suatu Koefisien tanaman Juni
1
2
3,85
3,85
0,00
0,21
2,00
2,00
0,00 0,95 0,95 0,63 2,43 4,43 0,51
0,00 0,95 0,32 1,23 3,02 0,35
0,79
0,54
tergantung dari umur dan jenis tanaman yang ada. 3 3,85 0,00 2,00 0,00 0,00 0,00 2,00 0,23 0,36
Koefisien tanaman ini merupakan faktor yang Juli
1
2
4,07
4,07
0,00
0,00
2,00
2,00
LP
1,1 LP
LP 18,89 20,89 2,42
LP 18,89 20,89 2,42
3,72
3,72
dapat digunakan untuk mencari besarnya air yang 3 4,07 0,00 2,00 1,10 1,10 LP LP 18,89 20,89 2,42 3,72
1 4,31 0,00 2,00 0,83 1,10 1,10 1,10 1,10 4,74 7,57 0,88 1,35
habis terpakai untuk tanaman untuk masa Ags 2 4,31 0,00 2,00 1,67 1,05 1,10 1,10 1,08 4,65 8,32 0,96 1,48
pertumbuhannya. Besarnya koefisien tanaman ini Musim 3 4,31 0,00 2,00 1,67 1,05 1,05 1,10 1,07 4,61 8,28 0,96 1,47
Kemarau II 1 4,69 0,00 2,00 1,67 1,05 1,05 1,05 1,05 4,92 8,59 0,99 1,53
akan mempengaruhi besarnya kebutuhan air untuk Sep 2 4,69 0,00 2,00 1,67 0,95 1,05 1,05 1,02 4,78 8,45 0,98 1,51
tanaman. Untuk mengetahui besarnya nilai 3
1
4,69
4,92
0,00
0,00
2,00 0,83 0,95
2,00 0,00
0,95 1,05 0,98 4,60 7,43 0,86
0,95 0,95 0,63 3,10 5,10 0,59
1,32
0,91
koefisien tanaman, dalam studi ini bisa dilihat Okt 2 4,92 0,00 2,00 0,00 0,95 0,32 1,57 3,57 0,41 0,64
3 4,92 1,05 2,00 0,00 0,00 0,00 0,95 0,11 0,17
pada tabel 2.1 dan 2.2 pada bab II.
Sumber : Hasil Perhitungan
6. Efisiensi irigasi
Agar air yang sampai pada tanaman tepat
Berikut Penjelasan perhitungan yang terdapat pada
jumlahnya seperti yang direncanakan, maka air
tabel 5.9 :
yang dikeluarkan dari pintu pengambilan harus
lebih besar dari kebutuhan. Besarnya nilai Kolom 1 : Musim tanam
efisiensi irigasi ini dipengaruhi oleh jumlah air Kolom 2, 3 : bulan dan dekade
yang hilang selama di perjalanan. Efisiensi Kolom 4 : Evaporasi Potensial ( Tabel
kehilangan air pada saluran primer, sekunder dan 4.7) (mm/hari)
tersier berbeda-beda pada daerah irigasi. Besarnya Kolom 5 : Hujan Efektif untuk tanaman
kehilangan air di tingkat saluran primer 80%, padi ( Tabel
sekunder 90% dan tersier 90% (untuk lebih 5.7 ) (mm/hari)
jelasnya bisa dilihat pada tabel 2.3 pada bab II). Kolom 6 : Perkolasi = 2 mm/hari
Sehingga efisiensi irigasi total = 90% x 90% x
80% = 65 %. Kolom 7 : Water Layer Requirement
7. Penggolongan (mm/hari)
Pada tugas akhir ini pembagian golongan Kolom 8,9,10 : Koefisien Tanaman c (Tabel
diasumsikan dibagi menjadi tiga golongan dengan 2.1)
luas yang sama besar. Kolom 11 : Rata-rata koefisien tanaman
per golongan
5.3 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Kolom 12 : Etc = kc x Eto (mm/hari)
Dalam mencari besarnya kebutuhan air untuk Kolom 13 : kebutuhan air bersih untuk
irigasi tanaman, dilakukan analisa kebutuhan air yang irigasi (NFR) (mm/hari)
dipengaruhi oleh faktor pengolahan tanah, perkolasi, NFRpadi = Etc Re (untuk masa Land
curah hujan efektif, evapotranspirasi, efisiensi irigasi, Preparation)
koefisien tanaman serta faktor lainnya yang telah NFRpadi = Etc + P Re + WLR
dibahas sebelumnya. Kolom 14 : kebutuhan air bersih untuk
Berikut contoh perhitungan kebutuhan irigasi irigasi (NFR) (lt/dt/ha) =
untuk tanaman padi, palawija dan tebu pada awal (Kolom 13 ) / 8,64
Kolom 15 : Kebutuhan air di intake (DR) Berikut Penjelasan perhitungan yang terdapat pada
(lt/dt/ha) tabel 5.10 dan 5.11 :
Kolom 1 : Musim tanam
Kolom 2, 3 : bulan dan dekade
Tabel 5.10 Kebutuhan Air Tanaman Palawija
Kolom 4 : Evaporasi Potensial ( Tabel
(Jagung) Pada Awal Tanam Nopember I 4.7) (mm/hari)
Musim Eto Re
Polowijo (Nopember I) Kolom 5 : Hujan Efektif untuk tanaman
Bulan Periode Koef. Tanaman Etc NFR DR
Tanam
(mm/hr) (mm/hr) c1 c2 c3 c (mm/hr) (mm/hr) (l/dt/ha) (l/dt/ha) jagung dan
Nop
1
2
4,72
4,72
1,80
1,80
0,50
0,73 0,50
0,17
0,41
0,79
1,94
-1,01
0,14
-0,12
0,02
0,00
0,02
tebu ( Tabel 5.7) (mm/hari).
3
1
4,72
4,61
1,80
2,41
0,95
0,96
0,73
0,95
0,50
0,73
0,73
0,88
3,43
4,06
1,63
1,65
0,19
0,19
0,29
0,29
Kolom 6,7,8 : Koefisien Tanaman c (Tabel
Des 2 4,61 2,41 1,00 0,96 0,95 0,97 4,47 2,06 0,24 0,37 2.1 dan 2.2).
3 4,61 2,41 1,05 1,00 0,96 1,00 4,63 2,22 0,26 0,39
Musim Hujan
1 4,52 2,68 1,02 1,05 1,00 1,02 4,63 1,95 0,23 0,35 Kolom 9 : Rata-rata koefisien tanaman
Jan 2 4,52 2,68 0,99 1,02 1,05 1,02 4,61 1,93 0,22 0,34
3 4,52 2,68 0,95 0,99 1,02 0,99 4,46 1,78 0,21 0,32 per golongan
Kolom 10
1 4,55 2,52 0,95 0,99 0,65 2,94 0,42 0,05 0,08
Feb 2 4,55 2,52 0,95 0,32 1,44 -1,08 -0,12 0,00 : Etc = kc x Eto (mm/hari)
3
1
4,55
4,32
2,52
1,87 0,50
0,00
0,17
0,00
0,72
-2,52
1,14
-0,29
0,13
0,00
0,20 Kolom 11 : kebutuhan air bersih untuk
Mar 2
3
4,32
4,32
1,87
1,87
0,73
0,95
0,50
0,73 0,50
0,41
0,73
1,77
3,14
0,23
1,27
0,03
0,15
0,04
0,23
irigasi (NFR) (mm/hari)
Apr
1 4,31 1,63 0,96 0,95 0,73 0,88 3,79 2,16 0,25 0,39 NFRpal/teb = Etc Repal/teb
2 4,31 1,63 1,00 0,96 0,95 0,97 4,18 2,55 0,30 0,45
Musim 3 4,31 1,63 1,05 1,00 0,96 1,00 4,32 2,69 0,31 0,48 Kolom 12 : kebutuhan air bersih untuk
Kemarau I 1 4,18 0,37 1,02 1,05 1,00 1,02 4,28 3,91 0,45 0,70
Mei 2 4,18 0,37 0,99 1,02 1,05 1,02 4,26 3,89 0,45 0,69 irigasi (NFR)
3 4,18 0,37 0,95 0,99 1,02 0,99 4,12 3,75 0,43 0,67
1 3,85 0,28 0,95 0,99 0,65 2,49 2,21 0,26 0,39 (lt/dt/ha) = (Kolom 11 ) / 8,64
Juni 2
3
3,85
3,85
0,28
0,28
0,95 0,32
0,00
1,22
0,00
0,94
-0,28
0,11
-0,03
0,17
0,00
Kolom 13 : Kebutuhan air di intake (DR)
Juli
1
2
4,07
4,07
0,00
0,00
0,50
0,73 0,50
0,17
0,41
0,68
1,67
0,68
1,67
0,08
0,19
0,12
0,30
(lt/dt/ha)
3 4,07 0,00 0,95 0,73 0,50 0,73 2,96 2,96 0,34 0,53
1 4,31 0,00 0,96 0,95 0,73 0,88 3,79 3,79 0,44 0,68
Ags 2 4,31 0,00 1,00 0,96 0,95 0,97 4,18 4,18 0,48 0,74 BAB VI
Musim 3 4,31 0,00 1,05 1,00 0,96 1,00 4,32 4,32 0,50 0,77
Kemarau II 1 4,69 0,00 1,02 1,05 1,00 1,02 4,80 4,80 0,56 0,85 OPTIMASI LUAS LAHAN IRIGASI
Sep 2 4,69 0,00 0,99 1,02 1,05 1,02 4,78 4,78 0,55 0,85
3 4,69 0,00 0,95 0,99 1,02 0,99 4,63 4,63 0,54 0,82
6.1 Model Optimasi
Okt
1
2
4,92
4,92
0,20
0,20
0,95 0,99
0,95
0,65
0,32
3,18
1,56
2,98
1,36
0,35
0,16
0,53
0,24
Dalam studi ini, penggunaan model optimasi
3 4,92 0,20 0,00 0,00 -0,20 -0,02 0,00 merupakan salah satu upaya untuk mengatasi
Sumber : Hasil Perhitungan
permasalahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan
air. Di samping itu juga ditujukan pada
Tabel 5.11 Kebutuhan Air Tanaman Tebu Pada pengembangan daerah studi, agar daerah tersebut bisa
menghasilkan keuntungan hasil produksi yang
Awal Tanam Nopember I maksimum.
Tebu (Nopember I)
Musim
Bulan Periode
Eto Re
Koefisien Tanaman Etc NFR DR
Pada pengembangan di daerah irigasi Jatiroto
Tanam
(mm/hr) (mm/hr) c1 c2 c3 c (mm/hr) (mm/hr) (l/dt/ha) (l/dt/ha) ini diharapkan mampu mengatasi masalah
1 4,72 0,84 0,55 0,60 0,60 0,58 2,75 1,91 0,22 0,34
Nop 2 4,72 2,22 0,55 0,55 0,60 0,57 2,67 0,45 0,05 0,08 ketidakseimbangan air pada daerah tersebut. Untuk
3 4,72 1,92 0,55 0,55 0,55 0,55 2,60 0,68 0,08 0,12 itu diperlukan cara untuk menentukan metode
1 4,61 2,88 0,80 0,55 0,55 0,63 2,92 0,04 0,00 0,00
Des 2 4,61 3,36 0,80 0,80 0,55 0,72 3,30 -0,06 -0,01 0,00 pengembangan, yang dalam hal ini ialah dengan
Musim Hujan
3
1
4,61
4,52
4,80
3,96
0,80
0,90
0,80 0,80 0,80 3,69 -1,11 -0,13 0,00
0,80 0,80 0,83 3,77 -0,19 -0,02 0,00
menentukan luasan lahan tiap masing-masing jenis
Jan 2 4,52 2,34 0,95 0,90 0,80 0,88 3,99 1,65 0,19 0,29 tanaman yang ada di daerah tersebut. Hal ini juga
3
1
4,52
4,55
3,78
3,24
1,00
1,00
0,95 0,90 0,95 4,29 0,51 0,06 0,09
1,00 0,95 0,98 4,47 1,23 0,14 0,22
didasarkan pada ketersediaan air irigasi di lokasi
Feb 2 4,55 6,60 1,00 1,00 1,00 1,00 4,55 -2,05 -0,24 0,00 yang bersumber pada Bendung Jatiroto. Selanjutnya
3 4,55 3,00 1,00 1,00 1,00 1,00 4,55 1,55 0,18 0,28
1 4,32 2,40 1,05 1,00 1,00 1,02 4,39 1,99 0,23 0,35
akan digunakan analisa optimasi yang
Mar 2 4,32 5,16 1,05 1,05 1,00 1,03 4,46 -0,70 -0,08 0,00 bertujuan untuk pembagian luasan tersebut di atas
3 4,32 3,66 1,05 1,05 1,05 1,05 4,54 0,88 0,10 0,16
1 4,31 3,60 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 0,93 0,11 0,16 benar-benar optimal dan mendapatkan hasil produksi
Apr 2 4,31 4,04 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 0,49 0,06 0,09 yang maksimal.
Musim 3 4,31 0,18 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 4,35 0,50 0,77
Kemarau I 1 4,18 1,26 1,05 1,05 1,05 1,05 4,39 3,13 0,36 0,56 Untuk memperoleh hasil yang optimal
Mei 2
3
4,18
4,18
0,00
0,00
1,05
1,05
1,05 1,05 1,05 4,39 4,39 0,51 0,78
1,05 1,05 1,05 4,39 4,39 0,51 0,78
tersebut, dapat diselesaikan dengan pendekatan
1 3,85 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,04 4,04 0,47 0,72 optimasi. Optimasi merupakan suatu cara untuk
Juni 2 3,85 0,18 1,05 1,05 1,05 1,05 4,04 3,86 0,45 0,69
3 3,85 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,04 4,04 0,47 0,72
membuat nilai suatu fungsi agar beberapa variabel
1 4,07 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,27 4,27 0,49 0,76 yang ada menjadi maksimum atau minimum dengan
Juli 2 4,07 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,27 4,27 0,49 0,76
3 4,07 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,27 4,27 0,49 0,76 memperhatikan kendala-kendala yang ada.
1 4,31 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 4,53 0,52 0,81 Dalam studi ini untuk memperoleh
Ags 2 4,31 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 4,53 0,52 0,81
Musim 3 4,31 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 4,53 0,52 0,81 penyelesaian yang optimal dilakukan dengan model
Kemarau II
Sep
1
2
4,69
4,69
0,00
0,00
0,80
0,80
1,05 1,05 0,97 4,53 4,53 0,52 0,81
0,80 1,05 0,88 4,14 4,14 0,48 0,74
optimasi. Persamaan yang digunakan ialah persamaan
3 4,69 0,00 0,80 0,80 0,80 0,80 3,75 3,75 0,43 0,67 linear, sehingga disebut dengan Linear
Okt
1
2
4,92
4,92
0,00
0,00
0,60
0,60
0,80 0,80 0,73 3,61 3,61 0,42 0,64
0,60 0,80 0,67 3,28 3,28 0,38 0,58
Programming. Adapun langkah-langkahnya sebagai
3 4,92 0,90 0,60 0,60 0,60 0,60 2,95 2,05 0,24 0,37 berikut :
Sumber : Hasil Perhitungan
1) Menentukan Model Optimasi 2) Untuk ketersediaan air yang akan digunakan
2) Menentukan peubah-peubah yang akan untuk mengoptimasi luas lahan ialah dengan
dioptimalkan ( dalam studi ini yang menjumlahkan volume andalan sungai sesuai
akan dioptimalkan ialah luasan lahan dengan musim tanam sebagai berikut :
sawah ). Volume Andalan (m ) 3
Musim
3) Menghitung harga batasan yang ada
dalam persamaan model optimasi ( Hujan 57638304
berdasarkan hasil perhitungan bab IV dan Kemarau I 49832928
bab V ). Kemarau II 37752480
4) Penyusunan model matematis. Sumber : Hasil Analisa
3) Kebutuhan air untuk irigasi tidak boleh melebihi
Model matematis dalam analisa optimasi terdiri dari : kapasitas intake bendung. Kapasitas intake
a. Fungsi Sasaran / Tujuan, merupakan suatu bendung Jatitoro dianggap sama dengan debit
rumusan dari tujuan pokok, yaitu hubungan intake maksimum yaitu 4728 l/dt = 49019904
antara peubah-peubah yang akan dioptimalkan. m3/musim.
Dalam optimasi ini, yaitu : 4) Produksi tanaman tebu dianggap panen tiap akhir
Memaksimalkan : nilai keuntungan, tahun saja.
luas lahan 5) Model yang digunakan sebagai berikut :
Meminimalkan : kebutuhan air Maximumkan :
b. Fungsi Kendala, merupakan persamaan yang Z = A.X1a + B.X1b + 0.X1c + A.X2a + B.X2b +
membatasi kegunaan utama, yaitu : kapasitas 0.X2c + A.X3a + B.X3b + C.X3c , dimana :
intake bendung, luas Z = Nilai tujuan yang akan dicapai (
maximumkan keuntungan (Rp))
6.2 Analisa Hasil Usaha Tani A = Pendapatan produksi padi (Rp/Ha)
Hasil usaha tani merupakan hasil pendapatan B = Pendapatan produksi polowijo (Rp/Ha)
bersih petani yang didapat dari penerimaan petani C = Pendapatan produksi tebu (Rp/Ha)
dikurangi biaya produksi yang dikeluarkan petani tiap X1a = Luasan areal tanam padi musim Hujan
hektarnya. Penerimaan petani yaitu banyaknya hasil (Ha)
produksi tanaman tiap hektar dikalikan dengan harga X1b= Luasan areal tanam polowijo musim Hujan
produksi tanaman tersebut. (Ha)
Hasil perhitungan ini berupa pendapatan bersih X1c = Luasan areal tanam tebu musim Hujan
untuk masing-masing tanaman yang akan dipakai (Ha)
sebagai fungsi sasaran pada perhitungan keuntungan X2a= Luasan areal tanam padi musim Kemarau I
yang akan dicapai. Perhitungan hasil analisa usaha (Ha)
tani dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut : X2b = Luasan areal tanam polowijo musim
Kemarau I (Ha)
Tabel 6.1 Analisa Usaha Tani Tahun 2006 di X2c= Luasan areal tanam tebu musim Kemarau I
Kabupaten Lumajang (Ha)
X3a = Luasan areal tanam padi musim Kemarau
II (Ha)
X3b = Luasan areal tanam polowijo musim
Kemarau II (Ha)
X3c= Luasan areal tanam tebu musim Kemarau II
(Ha)
6) Fungsi batasan yang digunakan sebagai berikut :
Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura Kabupaten 1. Luas Maksimum :
Lumajang X1a + X1b + X1c Xt
X2a + X2b + X2c Xt
6.3 Model Matematika Optimasi
X3a + X3b + X3c Xt
Untuk memperoleh hasil yang efektif, dengan Keterangan :
maksud mendekati kondisi kenyataan yang ada Xt = Luasa total daerah irigasi Jatiroto (=
dengan metode yang dipakai maka analisa ini 4337 Ha)
dilakukan dengan mengambil batasan yang mengacu 2. Volume Andalan Sungai :
pada persyaratan sesuai kondisi di lapangan sebagai Vp1.X1a + Vj1.X1b + Vt1.X1c Vs1
berikut : Vp2.X2a + Vj2.X2b + Vt2.X2c Vs2
1) Daerah Irigasi Jatiroto seluas 4337 Ha, dianggap Vp3.X3a + Vj3.X3b + Vt3.X3c Vs3
sebagian besar ditanami tebu dengan luas Keterangan :
mnimum 3247 Ha sesuai dengan kondisi Vpi = Kebutuhan air padi tiap musim
eksisting dan sebagian kecil ditanami padi dan (Lampiran B)
jagung.
Vji = Kebutuhan air palawija tiap musim Tabel 6.2 Contoh Model Optimasi untuk Awal
(Lampiran B) Tanam Nopember 1 ( Menggunakan Linear
Vti = Kebutuhan air tebu tiap musim Programming dengan Program Bantu Quantity
(Lampiran B) Methods for Windows 2 )
Vs1 = Volume andalan sungai pada musim
Hujan = 57638304 m3 (Tabel 4.4)
Vs2 = Volume andalan sungai pada musim
Kemarau I = 49832928 m3 (Tabel 4.4)
Vs3 = Volume andalan sungai pada musim
Kemarau II = 37752480 m3 (Tabel 4.4)
3. Tanaman Tebu :
X1c Xte
X2c Xte
X3c Xte
X1c - X2c = 0
X2c - X3c = 0 Sumber : input QM for Windows 2
Keterangan :
Xte = Luas minimum tanaman tebu yang 6.4 Perhitungan optimasi
disyaratkan Berdasarkan model optimasi tersebut diatas,
(= 3247 Ha) dengan menggunakan Linear programming dengan
4. Kapasitas Intake program bantu QM for Windows 2 akan diperoleh
Vp1.X1a + Vj1.X1b + Vt1.X1c Qb luasan optimum yang akan menghasilkan hasil
Vp2.X2a + Vj2.X2b + Vt2.X2c Qb keuntungan produksi yang maksimum. Berikut hasil
Vp3.X3a + Vj3.X3b + Vt3.X3c Qb yang diperoleh dari model tersebut :
Kerangan : Tabel 6.3 Contoh Hasil Optimasi Pada Awal
Qb = Kapasitas Intake (=49019904 m3) Tanam Nopember I ( Menggunakan Linear
Programming dengan Program Bantu Quantity
(Contoh perhitungan untuk awal tanam nopember I) Methods for Windows 2 )
Maksimumkan
Z = 5840750.X1a + 3312000.X1b + 0.X1c +
5840750.X2a +
3312000.X2b + 0.X2c + 5840750.X3a +
3312000.X3b +
8747000X3c
Persamaan Kendala :
13426.92 X1a + 2097.18 X1b + 1160.03 X1c
57638304
14662 X2a + 3807.89 X2b + 4996.77 X2c
49832928
Sumber : QM for Windows 2
18607.08 X3a + 5561.96 X3b + 7348.54 X3c
37752480
Dari hasil perhitungan linear programming
13426.92 X1a + 2097.18 X1b + 1160.03 X1c
tersebut diperoleh solusi optimum sebagai berikut :
49019904
Padi MH = 1090 ha
14662 X2a + 3807.89 X2b + 4996.77 X2c
Polowijo MH = 0 ha
49019904
Tebu MH = 3247 ha
18607.08 X3a + 5561.96 X3b + 7348.54 X3c Padi MKI = 1090 ha
49019904 Polowijo MKI = 0 ha
X1a, X1b, X1c, X2a, X2b, X2c, X3a, X3b, X3c 0 Tebu MKI = 3247 ha
Padi MKII = 591,21ha
Selanjutnya, persamaanpersamaan tersebut Polowijo MKII = 498,79 ha
dimasukkan kedalam tabel simpleks untuk dilakukan Tebu MKII = 3247 ha
iterasi. Sebagai alat bantu penyelesaian optimasi Dari nilai luasan masing-masing tanaman
tersebut dapat juga dilakukan dengan menggunakan tersebut dimasukkan ke persamaan tujuan
program bantu QM for Windows 2 seperti pada tabel maksimumkan
6.2. Z = 5840750.X1a + 3312000.X1b + 0.X1c +
5840750.X2a + 3312000.X2b + 0.X2c +
5840750.X3a + 3312000.X3b + 8747000X3c
sehingga dapat dihasilkan keuntungan produksi
tanam sebesar = Rp 46.239.434.034,02
Dari hasil optimasi diatas, didapat pola tanam sebagai Tabel 6.6 Pembagian Golongan Daerah Irigasi
berikut : Berdasarkan Luasan Optimum
1. Musim Hujan : Padi/Tebu Golongan & Luas Padi (Ha) Palawija (Ha) Tebu (Ha) Total Tanaman (Ha)
2. Musim Kemarau I : Padi/Tebu No.
(Ha) MH MK I MK II JML MH MK I MK II JML MH MK I MK II JML MH MK I MK II
3. Musim Kemarau II : Padi/Polowijo/Tebu 1 Gol. A = 1445 Ha 363 363 197 923 0 0 166 166 1082 1082 1082 3246 1445 1445 1445
sehingga pola tanam Nopember I = Padi/Tebu 2 Gol. B = 1445 Ha 363 363 197 923 0 0 166 166 1082 1082 1082 3246 1445 1445 1445
Padi/Tebu Padi/Polowijo/Tebu 3 Gol. C = 1447 Ha 364 364 197 925 0 0 167 167 1083 1083 1083 3249 1447 1447 1447
1090 1090 591 0 0 499 3247 3247 3247
Untuk hasil perhitungan yang lebih lengkap
yang dilakukan oleh program QM for Windows 2 Sumber : Hasil Analisa
bisa dilihat pada lampiran C.