Anda di halaman 1dari 17

TUGAS AKHIR - RC 091380

STUDI OPTIMASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI JATIROTO DENGAN


MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER

JUAN TALITHA
NRP 3106 100 086

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Nadjadji Anwar, MSc
Ir. Sudiwaluyo, MS

JURUSAN TEKNIK SIPIL


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2010
STUDI OPTIMASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI JATIROTO DENGAN MENGGUNAKAN
PROGRAM LINIER
Nama mahasiswa : Juan Talitha
NRP : 3106 100 086
Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS
Dosen pembimbing : Prof.Dr.Ir. Nadjaji Anwar, MSc
Ir. Sudiwaluyo, MS

ABSTRAK
Daerah Irigasi Jatiroto secara administratif berada di wilayah Kabupaten Lumajang yang meliputi 2 (dua)
Kecamatan, yaitu Kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Rowokangkung. Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Jatiroto
memanfaatkan sumber air dari K. Jatiroto melalui Bendung Jatiroto sebagai penangkap airnya. Bendung Jatiroto
mengalirkan air dengan sistem gravitasi untuk mengairi areal pertanian seluas 4.337 Ha. Jenis tanaman yang ada
pada daerah irigasi ini terdiri dari padi, palawija serta tanaman tebu dengan pola tanam yang digunakan adalah
padi/polowijo/tebu padi/polowijo/tebu polowijo/tebu.
Dalam perkembangannya selama ini, pengoperasian Daerah Irigasi Jatiroto telah mengalami banyak
perubahan kondisi dan penurunan fungsi. Dengan keterbatasan air yang tersedia, dilakukan studi optimasi agar dapat
memaksimalkan keuntungan hasil usaha tani berdasarkan luas tanaman yang optimal. Untuk analisa ini digunakan
program linear dengan program bantu Quantity Methods for Windows 2. Dengan volume andalan yang ada dan
kebutuhan air tiap alternatif pola tanam yang direncanakan, dijadikan batasan/kendala yang digunakan sebagai input
untuk pengoperasian program linearnya. Hasil dari perhitungan ini diharapkan dapat mengetahui luas sawah yang
bisa ditanami sesuai dengan jenis tanaman dan musim tanamnya serta keuntungan hasil tani optimal yang akan
diperoleh pada daerah irigasi Jatiroto.
Dari beberapa alternatif yang direncanakan, diperoleh pola tanam yang menghasilkan keuntungan terbesar
yaitu pola tanam padi-padi-padi/palawija dan tebu dengan awal masa tanam di bulan Nopember dekade I.
Keuntungan yang diperoleh selama 1 tahun masa tanam ialah sebesar Rp 46,239,434,034.02 dengan intensitas
tanam sebesar 300 %, sehingga bisa disimpulkan dengan hasil pola tanam yang baru akan meningkatkan
keuntungan sebesar 16,7% dari eksisting, yaitu Rp 39,622,061,000.00, serta intensitas tanam dari 282,27% menjadi
300%..

Kata kunci :irigasi, pola tanam, optimasi, program linear.

rakyat Indonesia. Oleh karena itu pemberian air untuk


BAB I keperluan tanaman telah menjadi suatu permasalahan
PENDAHULUAN yang sangat penting.
Pengaturan pola tanam yang baik akan
1.1 Tinjauan Umum mempengaruhi hasil yang diinginkan, oleh karenanya
Ketersediaan air merupakan salah satu unsur dalam hal ini akan diusahakan pengaturan pola tata
pokok bagi pertumbuhan tanaman, dan juga salah tanam agar dapat menghasilkan produksi panen dan
satu faktor terpenting bagi peningkatan produksi air yang tersedia semaksimal mungkin untuk
pangan dalam bidang pertanian (irigasi) khususnya. memenuhi kebutuhan dari pola tata tanam itu sendiri.
Penentuan banyaknya air yang dibutuhkan oleh
tanaman perlu diketahui dengan pasti secara baik. 1.2 Latar Belakang
Maka dari itu penggunaan air irigasi selayaknya Daerah Irigasi Jatiroto secara administratif
dilakukan secara efektif dan efisien. Adapun berada di wilayah Kabupaten Lumajang yang
beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan air meliputi 2 (dua) Kecamatan, yaitu Kecamatan
antara lain, cara pemberian air, banyaknya hujan Jatiroto dan Kecamatan Rowokangkung. Jaringan
yang turun, waktu penanaman, pengolahan tanah, Irigasi DI Jatiroto memanfaatkan sumber air dari K.
pengaturan pola tanam, dan cara pengelolaan serta Jatiroto melalui Bendung Jatiroto sebagai penangkap
pemeliharaan saluran dan bangunan yang ada. Yang airnya. Bendung Jatiroto mengalirkan air dengan
menjadi tolak ukur utama dari banyaknya air yang sistem gravitasi untuk mengairi areal pertanian seluas
diperlukan terletak dari masa tanam yang dilakukan, 4.337 Ha. Jenis tanaman yang ada pada daerah irigasi
masa pertumbuhan tanaman dari mulai penyiapan ini terdiri dari padi, palawija serta tanaman tebu
lahan sampai dengan masa panen sehingga dapat dengan pola tanam yang digunakan adalah padi
menghasilkan produksi panen yang baik. Adapun padi/palawija palawija dan tebu.
beberapa tanaman produksi yang umum seperti Dalam perkembangannya selama ini,
tanaman padi, polowijo dan juga tebu. Tanaman padi pengoperasian Daerah Irigasi Jatiroto telah
sendiri merupakan tanaman terpenting di Indonesia mengalami banyak perubahan kondisi. Kapasitas
karena padi merupakan bahan makanan pokok bagi saluran mengalami penurunan sebagai akibat dari
endapan sedimen yang cukup besar di saluran primer. BAB II
Selain itu, pembagian air yang kurang proporsional TINJAUAN PUSTAKA
mengakibatkan kekurangan air terutama pada
saluran-saluran sekunder yang berada paling ujung 2.1 Analisa Hidrologi
atau hilir. 2.1.1 Debit Andalan
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil Debit andalan merupakan debit dari suatu
pertanian pada tiap satuan luasnya adalah dengan sumber air (mis: sungai) yang diharapkan dapat
menggunakan pengaturan cara pemberian air irigasi disadap untuk keperluan irigasi(SPI KP-1 : 1986).
yang baik dan juga pengaturan pola tanam yang lebih Misalnya ditetapkan debit andalan 80% berarti akan
optimal. Hal ini bisa dipresentasikan salah satu dihadapi resiko adanya debit-debit yang lebih kecil
caranya ialah dengan studi optimasi pola tata tanam dari debit andalan sebesar 20% pengamatan
dan juga studi optimasi luas lahan. Untuk analisa ini (Soemarto, CD : 1987). Dengan demikian
digunakan program linear dengan program bantu diharapkan debit tersebut cukup untuk keperluan
Quantity Methods for Windows 2. penyediaan air.
Debit andalan pada tugas akhir ini dihitung
1.3 Rumusan Masalah berdasarkan data yang tersedia ialah data debit
1. Berapa besar debit andalan di Sungai Sungai Jatiroto dari tahun 1997 sampai dengan
Jatiroto yang dapat digunakan untuk tahun 2006.Data debit tersebut akan digunakan
kebutuhan irigasi ? sebagai patokan ketersediaan debit yang masuk ke
2. Berapa besar kebutuhan air irigasi untuk jaringan irigasi
masing masing jenis tanaman yang 2.1.2 Analisa Klimatologi
direncanakan? Peristiwa evaporasi dan transpirasi yang
3. Berapa besar luasan tanaman yang dapat terjadi bersama-sama disebut evapotranspirasi.
dilayani dari tiap tiap alternatif awal tanam? (Wiyono, Agung : 2000). Evaporasi potensial sering
4. Berapa besarnya keuntungan maksimum juga disebut sebagai kebutuhan konsumtif tanaman
(Rp) dari hasil produksi dan bagaimana pola yang merupakan jumlah air untuk evaporasi dari
tanamnya? permukaan areal tanaman. Iklim mempunyai
peranan penting dalam penentuan karakteristik
1.4 Tujuan tersebut. Yang termasuk dalam data meteorologi
1. Dapat diketahui besar debit andalan dari antara lain : temperatur udara, kelembaban udara,
Sungai Jatiroto yang tersedia untuk irigasi kecepatan angin dan lama penyinaran matahari.
2. Dapat diketahui besar kebutuhan air irigasi Evaporasi Potensial dapat dihitung dengan
untuk masing masing jenis tanaman yang menggunakan metoda Penman modifikasi FAO
direncanakan. sebagai berikut ( Pruit, W.O. 1977 ) :
3. Dapat diketahui besarnya luasan tanam dari
tiap-tiap alternatif awal tanam ETo = c { W. Rn + (1-W). f(u). (ea - ed) } .(2.1)
4. Dapat diperoleh keuntungan yang
maksimum dari hasil optimasi dan pola dimana :
tanamnya. c = faktor pergantian kondsi cuaca akibat
siang dan
1.5 Batasan Masalah malam
1. Data yang digunakan adalah data sekunder W = faktor berat yang mempengaruhi
yang ada di lapangan penyinaran matahari pada
2. Periode pemberian air untuk irigasi evapotranspirasi Potensial.( mengacu
dilakukan setiap 10 harian. pada tabel Penman hubungan antara
3. Studi ini hanya membahas areal daerah temperatur dengan ketinggian ).
irigasi Jatiroto seluas 4.337 Ha. (1-W) = faktor berat sebagai pengaruh angin
4. Studi ini tidak memperhitungkan masalah dan kelembaban pada ETo
sedimentasi, hanya menganalisa air untuk (ea - ed) = perbedaan tekanan uap air jenuh
irigasi. dengan tekanan uap air nyata (mbar)
5. Dalam studi ini direncanakan dengan 5 awal ed = ea x RH
tanam yang berbeda yaitu awal tanam ea = tekanan uap jenuh ; RH =
Nopember I Desember II dengan musim kelembaban relatif
tanam sebagai berikut : Rn = Radiasi penyinaran matahari dalam
Musim Hujan : Nopember Februari Perbandingan penguapan atau radiasi
Musim Kemarau I : Maret Juni Matahari bersih (mm/hari)
Musim Kemarau II : Juli Oktober Rn = Rns Rn1
6. Studi ini mencakup perhitungan debit Rns = Harga netto gelombang pendek ,
andalan dari data debit Sungai Jatiroto Rn1= Radiasi netto gelombang panjang
dengan peluang keandalan 80%. Rns = Rs( 1 )
Rs = Radiasi gelombang pendek Data hujan yang digunakan pada daerah
= koefisien irigasi Jatiroto ini dihimpun dari 2 stasiun,
pemantulan = 0,25 yaitu stasiun Kaliboto dan stasiun
Rs = ( 0.25 + 0.5 (n/N) ) Ra Rowokangkung selama 10 tahun , yaitu mulai
n/N = lama penyinaran matahri tahun 1997 sampai dengan 2006
Ra = Radiasi extra terresial b.Curah hujan efektif
(bedasarkan lokasi stasiun Curah hujan efektif merupakan curah
pengamatan) hujan yang jatuh pada suatu daerah dan dapat
Rn1 = 2.01 x 109. T4 ( 0.34 0.44 ed 0.5 ) ( 0.1 digunakan tanaman untuk pertumbuhannya.
+ 0.9 n/N) Curah hujan efektif ini dimanfaatkan oleh
f(u) = Fungsi Pengaruh angin pada ETo tanaman untuk memenuhi kehilangan air
= 0.27 x ( 1 + U2/100 ) akibat evapotranspirasi tanaman, perkolasi dan
dimana U2 merupakan kecepatan angin selama 24 lain-lain. Jumlah hujan yang dapat
jam dalam km/hari diketinggian 2 m. dimanfaatkan oleh tanaman tergantung pada
jenis tanaman.
2.2 Analisa Kebutuhan Air Untuk Irigasi Besarnya curah hujan yang terjadi dapat
Kebutuhan air irigasi ialah jumlah volume air dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air,
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehingga dapat memperkecil debit yang
evapotranspirasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk diperlukan dari pintu pengambilan. Mengingat
tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang bahwa jumlah curah hujan yang turun tersebut
diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tidak semuanya dapat dipergunakan untuk
tanah. Suatu pertumbuhan tanaman sangat dibatasi tanaman dalam pertumbuhannya, maka disini
oleh ketersediaan air yang di dalam tanah. perlu diperhitungkan dan dicari curah hujan
Kekurangan air akan mengakibatkan terjadinya efektifnya.
gangguan aktifitas fisiologis tanaman, sehingga Curah hujan efektif (Reff) ditentukan
pertumbuhan tanaman akan terhenti. Kebutuhan air besarnya R80 yang merupakan curah hujan
untuk tanaman pada suatu jaringan irigasi merupakan yang besarnya dapat dilampaui sebanyak 80%
air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman atau dengan kata lain dilampauinya 8 kali
yang optimal tanpa kekurangan air yang dinyatakan kejadian dari 10 kali kejadian. Dengan kata
dalam Netto Kebutuhan Air Lapang ( Net Field lain bahwa besarnya curah hujan yang lebih
Requirement, NFR ). kecil dari R80 mempunyai kemungkian hanya
20%.
Kebutuhan air di sawah ditentukan oleh faktor Ada berbagai cara untuk mencari curah
faktor berikut (SPI KP 1: 1986 ) : hujan efektif yang telah dikembangkan
1) Curah hujan efektif berbagai ahli diantaranya dalah cara empiris
a. Curah hujan rata-rata dan statistik, dalam tugas akhir ini perhitungan
Curah hujan yang diperlukan untuk curah hujan efektif menggunakan metode
penggunaan suatu rancangan pemanfaatan air empiris.
dan rancangan pengendalian banjir ialah curah Harza Engineering Comp.Int.
hujan rata-rata di seluruh daerah yang menghitung besarnya curah hujan efektif
bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu berdasarkan R80 = Rainfall equal or exceeding
titik tertentu. Curah hujan ini disebut hujan in 8 years out of 10 years. Bila dinyatakan
wilayah dan dinyatakan dalam mm. Curah dengan rumus adalah sebagai berikut :
hujan daerah ini harus diperkirakan dari
beberapa titik hujan. n
R 80 = +........................(2.3)
1
Salah satu cara perhitungan curah hujan 5
rata-rata ini ialah dengan menggunakan rumus dimana :
cara rata-rata aljabar dengan alasan bahwa
cara ini lebih obyektif, dimana faktor Reff = R 80 = Curah hujan efektif 80% (mm/hari)
subyektif turut menentukan (Sosrodarsono, n
+ 1 = Rangking curah hujan efektif dihitung
Suyono : 1985). Adapun rumusan rata-rata 5
aljabar sebagai berikut : dari curah hujan terkecil.
n n = Jumlah data
R= 1
n Ri.....................................(2.2)
i =1
Analisa curah hujan efektif dilakukan dengan
maksud untuk menghitung kebutuhan air irigasi.
Curah hujan efektif ialah bagian dari keseluruhan
curah hujan yang secara efektif tersedia untuk
dimana : R = curah hujan daerah (mm)
kebutuhan air tanaman. Untuk irigasi padi curah
n = jumlah stasiun pengamatan
hujan efektif bulanan diambil 70% dari curah hujan
Ri = curah hujan tiap stasiun
minimum dengan periode ulang rencana tertentu
pengamat
dengan kemungkinan kegagalan 20% ( Curah hujan P = Perkolasi (mm/hari) (Tergantung tekstur tanah)
R80 ). Apabila data hujan yang digunakan 10 harian k = MT/S
maka persamaannya menjadi (SPI KP 01: 1986 ) : T = Jangka waktu penyiapan tanah ( hari )
Repadi = (R80 x 70%) S = Kebutuhan air (untuk penjenuhan ditambah
mm/hari. dengan lapisan air 50 mm, yakni 200 + 50
Retebu = (R80 x 60%) = 250 mm)
mm/hari.
Repolowijo = (R80 x 50%) mm/hari Untuk tanah bertekstur berat tanpa retak
2) Perencanaan golongan retak kebutuhan air untuk penyiapan lahan diambil
Agar kebutuhan pengambilan puncak dapat 200 mm. Setelah transplantasi selesai, lapisan air
dikurangi, maka areal irigasi harus dibagi bagi disawah akan ditambah 50 mm. Secara keseluruhan,
menjadi sekurang kurangnya tiga atau empat ini berarti bahwa lapisan air yang diperlukan menjadi
golongan. Hal ini dilakukan agar bisa mendapatkan 250 mm unutk penyiapan lahan dan lapisan air awal
luas lahan tanam maksimal dari debit yang tersedia. setelah transplantasi selesai. Bila lahan telah
Langkah ini ditempuh dengan alasan tidak dibiarkan bera selama jangka waktu yang lama (2,5
mencukupinya jumlah kebutuhan air apabila bulan atau lebih), maka lapisan air yang diperlukan
dilakukan penanaman secara serentak atau bisa juga untuk penyiapan lahan diambil 300 mm, termasuk 50
dengan asumsi apabila tidak turunnya hujan untuk mm untuk pengenangan setelah transplantasi (SPI
beberapa saat ke depan. Termasuk juga dikarenakan KP-1:1986).
keterbatasan dari sumber daya manusianya maupun 5) Kebutuhan air untuk konsumtif tanaman
bangunan pelengkap yang ada. Kebutuhan air untuk konsumtif tanaman
3) Perkolasi merupakan kedalaman air yang diperlukan untuk
Laju perkolasi sangat bergantung pada sifat- memenuhi evapotranspirasi tanaman yang bebas
sifat tanah. Dari hasil penyelidikan tanah pertanian penyakit, tumbuh di areal pertanian pada kondisi
dan penyelidikan kelulusan, besarnya laju perkolasi cukup air dari kesuburan tanah dengan potensi
serta tingkat kecocokan tanah untuk pengolahan pertumbuhan yang baik dan tingkat lingkungan
tanah dapat ditetapkan dan dianjurkan pemakaiannya. pertumbuhan yang baik. Untuk menghitung
Guna menentukan laju perkolasi, tinggi muka air kebutuhan air untuk konsumtif tanaman digunakan
tanah juga harus diperhitungkan. Perembesan terjadi persamaan empiris sebagai berikut :
akibat meresapnya air melalui tanggul sawah. Laju
perkolasi normal pada tanah lempung sesudah Etc = Kc x Eto ....................................................(2.5)
dilakukan genangan berkisar antara 1 sampai 3
mm/hari. Di daerah dengan kemiringan diatas 5 %, Dimana :
paling tidak akan terjadi kehilangan 5 mm/hari akibat Kc = Koefisien tanaman
perkolasi dan rembesan. Eto = Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
4) Kebutuhan penyiapan lahan Etc = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya 6) Pergantian lapisan air (Water Layer Requirement)
menentukan kebutuhan maksimum air pada suatu a) Setelah pemupukan, usahakan untuk
proyek irigasi. Faktor penting yang menentukan menjadwalkan dan mengganti lapisan air
besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan ialah: menurut kebutuhan.
a) Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk b) Jika tidak ada penjadwalan semacam itu,
penyiapan lahan dilakukan penggantian sebanyak 2 kali,
b) Jumlah air yang diperlukan untuk masing-masing 50 mm (atau 3,3 mm/hari
penyiapan lahan selama bulan ) selama sebulan dan dua
Untuk perhitungan kebutuhan air irigasi bulan setelah transplantasi.
selama penyiapan lahan, digunakan metode yang
dikembangkan oleh van de Goor dan Zijlstra (1968). Dari kelima faktor tadi maka perkiraan kebutuhan air
Metode ini didasarkan pada laju air konstan dalam irigasi ialah sebagai berikut ( SPI bagian penunjang ,
l/dt selama penyiapan lahan dan menghasilkan rumus 1986 ) :
berikut : Kebutuhan bersih air di sawah ( NFR )
NFRpadi = Etc + P Re + WLR ..................(2.6)
LP = M. ek / ( ek 1 )............(2.4) NFRpol = Etc Repol ..................................(2.7)
NFRtebu = Etc Retebu...................................(2.8)
Dimana : Kebutuhan air irigasi di pintu pengambilan
LP = Kebutuhan air irigasi untuk pengolahan DR = NFRi.............................................(2.9)
tanah (mm/hari)
M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan 8,64 xEI
air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah Dimana :
yang telah dijenuhkan : M = Eo + P Etc = Kebutuhan konsumtif (mm)
Eo = Evaporasi air terbuka (mm/hari) = ETo x 1,10
P = Kehilangan air akibat perkolasi dari sumber air yang dialirkan ke areal irigasi tidak
(mm/hari) semuanya dimanfaatkan oleh tanaman. Dalam
Re = Curah Hujan efektif (mm/hari) praktek irigasi terjadi kehilangan air. Agar air yang
EI = Efisiensi Irigasi secara total (%) sampai pada tanaman tepat jumlahnya seperti yang
WLR = Pergantian lapisan air (mm/hari) direncanakan, maka air yang dikeluarkan dari pintu
NFR = Kebutuhan air di sawah (mm/hari) pengambilan harus lebih besar dari kebutuhan.
DR = Kebutuhan air di pintu pengambilan Biasanya Efisiensi Irigasi dipengaruhi oleh besarnya
(l/dt/ha) jumlah air yang hilang di perjalanannya dari saluran
1/8,64 = Angka konversi satuan dari mm/hari primer, sekunder hingga tersier.
ke lt/dt/ha Tabel 2.3 Tabel Efisiensi

Dalam analisa kebutuhan air irigasi, dibahas


mengenai tinjauan umum yang juga ikut
mempengaruhi besarnya kebutuhan air meliputi pola
tanam, perencanaan golongan tanaman, perkolasi,
koefisien tanaman, efisiensi irigasi. Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP 01 : 1986
1) Koefisien Tanaman
Koefisien tanaman diberikan untuk 2.3 Optimasi dengan Program Linier
menghubungkan evapotranspirasi (Eto) dengan Program linear merupakan suatu model
evapotranspirasi tanaman acuan (Etc) dan dipakai matematis yang mempunyai dua fungsi utama, yaitu
dalam rumus Penman. Koefisien yang dipakai harus fungsi tujuan dan fungsi kendala/pembatas. Program
didasarkan pada pengalaman yang terus menerus linear bertujuan untuk mencapai nilai maksimum atau
proyek irigasi di daerah studi. Besarnya nilai suatu minimum dari suatu fungsi tujuan.
Koefisien tanaman tergantung dari umur dan jenis Untuk menyelesaikan persoalan program
tanaman yang ada. Koefisien tanaman ini merupakan linear, terutama bila mempunyai jumlah peubah yang
faktor yang dapat digunakan untuk mencari besarnya lebih banyak dari 2 buah, maka penggunaan tabel
air yang habis terpakai untuk tanaman untuk masa simpleks akan sangat membantu. Metode simpleks
pertumbuhannya. Adapun Koefisien tanaman periode merupakan prosedur perhitungan yang bersifat
10 harian yang akan digunakan di lokasi studi untuk iteratif, yang merupakan gerakan selangkah demi
padi dan polowijo mengacu pada tabel sebagai selangkah dimulai dari suatu titik ekstrim pada
berikut : daerah layak (feasible region) menuju ke titik ekstrim
Tabel 2.1 Koefisien Tanaman Padi dan Jagung yang optimum. Dalam hal ini solusi optimum (atau
solusi basis) umumnya didapat pada titik ekstrim.
Metode simpleks mengiterasikan sejumlah persamaan
yang mewakili fungsi tujuan dan fungsi-fungsi
kendala pada program linear yang telah disesuaikan
menjadi bentuk standar.
Berikut bentuk standar persamaan simpleks (
Anwar, Nadjadji : 2001 ) :
Maks./Min. Z = C1.X1 + C2.X2 + +
Cn.Xn
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP 01 : 1986 Kendala : A11.X1 + A12.X2 + +
A1n.Xn = b1
Tabel 2.2 Koefisien Tanaman Tebu A21.X1 + A22.X2 + +
A2n.Xn = b2 :
Am1.X1 + Am2.X2 + +
Amn.Xn = bn
X1,X2,X3 ... 0
Dalam penyelesaiannya, rumusan linear
harus dirubah / disesuaikan terlebih dahulu ke dalam
bentuk rumusan standar metode simpleks dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Fungsi pembatas merupakan persoalan
maksimasi atau minimasi. Bila semua suku
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP 01 : 1986
pada persoalan maksimasi dikalikan dengan
2) Efisiensi irigasi angka -1 (minus 1) maka akan menjadi
Efisiensi merupakan persentase perbandingan persoalan minimasi. Misalnya :
antara jumlah air yang dapat digunakan untuk Min z = 2X1 + 4X2 , sama dengan maks.(-z)
pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang = -2X1 - 4X2
dikeluarkan dari pintu pengambilan. Air yang diambil
2) Semua fungsi kendala dirubah menjadi BAB III
bentuk persamaan, dengan cara menambah METODOLOGI
atau mengurangi dengan bilangan-bilangan
slack, surplus atau artifisial. Misalnya :
a. 7X1 4X2 6, menjadi 7X1 4X2 + S1 =
6,S1 = bil. Slack
b. 7X1 4X2 6, menjadi 7X1 4X2 S2 +R
= 6, S2 = bil. Slack; R = artifisial
c. 7X1 4X2 = 6, menjadi 7X1 4X2 + R =
6,R = artifisial
3) Semua ruas kanan fungsi kendala bertanda
positif. Misalnya :
-2X1 + 4X2 -6, menjadi 2X1 4X2 6,
kemudian 2X1 4X2 - S2 + R = 6,
4) Semua peubah tidak negatif. Misalnya X1
0
Untuk penyelesaian selanjutnya dilakukan
dengan cara iterasi. Langkah langkah untuk satu
kali iterasi pada persoalan maksimasi dapat dilakukan
dari tabel simpleks sebagai berikut :
Langkah 1: Cari diantara nilai c1 pada baris
fungsi tujuan (baris ke-0) yang
paling bernilai positif. Angka
tetapan ini ialah faktor pengali
pada peubah nonbasis (PNB), Gambar 3.1 Bagan alir Pengerjaan Tugas Akhir
maka peubah dengan nilai c1
paling positif akan masuk
menjadi peubah basis pada tabel
simpleks berikutnya sebagai
peubah masuk (PM).
Langkah 2: Langkah ini bertujuan mencari
peubah keluar (PK) atau diantara
sejumlah peubah basis solusi (b1)
dibagi dengan angka matriks
pada baris yang sama dengan b1
dan merupakan faktor pengali
dari PM di baris tersebut. Angka
perbandingan positif yang
terkecil menentukan pada baris
tersebut ialah PBS yang akan
keluar menjadi PK.
Langkah 3: Melakukan perhitungan operasi
baris elementer (OBE) pada
setiap baris termasuk baris fungsi
tujuan sehingga didapat bahwa
POM sudah menjadi PBS, dan Gambar 3.2 Bagan alir Optimasi Linear
PK menjadi PNB. Programming
Langkah 4: Bila masih terdapat nilai c1 pada
baris fungsi tujuan, lanjutkan BAB IV
dengan memulai langkah 1 dan ANALISA HIDROLOGI
seterusnya hingga seluruh nilai c1 4.1 Perhitungan Debit Andalan
ialah nol atau positif bila keadaan Data debit yang tersedia merupakan debit
terakhir terpenuhi maka PBS intake bendung, yang diperoleh dari hasil pengukuran
ialah jawaban dari permasalahan debit dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2006
ini dan ruas kanan pada baris (Tabel 4.1). Untuk keperluan air irigasi akan dicari
fungsi tujuan ialah nilai optimum debit andalan bulanan dengan tingkat keandalan
dari fungsi tujuan. sebesar 80%. Dengan demikian diharapkan debit
tersebut cukup layak untuk keperluan penyediaan air
untuk irigasi.
Debit andalan 80% ialah debit dengan Tabel 4.2 Perhitungan Debit Andalan (m3/s)
kemungkinan terpenuhi 80% atau tidak terpenuhi Bulan Periode
Peringkat ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20% dari periode waktu tertentu. Untuk menentukan 1
2
16,711
17,919
12,417
11,937
10,151
11,111
10,078
10,656
9,491 7,653
10,440 9,305
6,351
9,259
6,322
6,351
4,048
3,350
2,992
3,107
Januari
kemungkinan terpenuhi atau tidak terpenuhi, debit 3 16,290 12,987 12,454 11,511 9,830 8,340 8,272 7,217 4,215 3,059
1 16,618 12,487 11,937 10,084 9,646 9,116 5,856 5,666 4,065 3,945
yang sudah diamati disusun dengan urutan dari Februari 2 13,987 13,640 13,552 10,514 10,084 9,561 8,024 7,695 6,352 5,456
3 14,634 13,454 12,835 11,880 11,549 10,084 8,440 7,102 6,258 5,456
terbesar menuju terkecil. Catatan n tahun sehingga 1 15,876 15,311 10,599 10,171 7,680 7,302 6,522 6,211 5,426 5,084
Maret 2 17,311 13,667 12,617 11,232 8,456 6,884 6,863 6,309 5,468 4,052
debit dengan kemungkinan tak terpenuhi 20%, dapat 3 13,667 13,624 10,929 10,171 10,069 6,432 6,137 5,296 4,324 3,207
1 13,077 12,617 11,224 9,681 9,133 7,860 4,793 4,746 3,729 2,246
dihitung volume andalan dengan menggunakan April 2 14,063 11,786 10,640 10,204 9,202 7,411 6,544 4,793 4,350 3,161
3 14,994 12,144 9,341 8,428 8,262 7,878 6,724 4,286 4,286 3,161
pendekatan empiris dengan rumus : 1 13,767 8,761 8,678 8,296 7,878 7,562 6,204 5,035 4,917 3,910
Mei 2 11,702 9,202 8,318 7,291 6,582 6,544 5,106 4,697 3,663 3,257
m = 0,20 n 3 11,351 9,376 9,341 8,318 5,345 5,185 5,003 3,663 3,342 2,225
1 12,260 6,051 6,003 6,003 5,484 5,182 4,537 3,567 2,409 1,526
keterangan : m = tingkatan tak terpenuhi Juni 2 7,405
6,414
6,051
6,051
6,003
5,484
5,673
5,259
5,259 5,106
5,259 5,106
4,841
4,617
4,537
4,537
1,842
4,157
1,677
2,711
3
n = jumlah tahun penngamatan Juli
1
2
7,980
6,204
6,240
6,011
5,259
4,958
4,917
4,829
4,779 4,625
4,625 4,416
4,540
4,350
4,030
4,030
3,759
3,449
3,017
3,017
3 5,823 5,683 5,096 4,616 4,568 4,419 4,350 4,283 3,545 3,017
1 5,796 5,683 5,113 4,958 4,728 4,658 4,130 3,403 3,399 1,364
Contoh Perhitungan untuk data bulan Januari Agustus 2
3
5,796
16,613
4,923
5,607
4,728
4,917
4,400
4,728
4,386 4,130
4,206 4,130
4,030
4,130
3,819
4,030
3,399
3,399
1,364
1,364
periode pertama : September
1
2
11,319
11,909
5,994
4,728
5,399
4,726
4,060
4,016
4,016 3,870
3,870 3,870
3,355
3,350
3,350
3,350
3,350
3,203
2,550
2,550
a. Merangking data debit intake bulanan dari 3
1
11,909
10,442
4,728
5,356
4,726
3,870
4,016
3,816
3,870 3,866
3,757 3,350
3,350
3,350
3,350
3,350
3,200
2,750
2,550
2,750
yang terbesar sampai yang terkecil dari Oktober 2
3
10,557
9,688
6,499
6,259
4,068
4,917
3,870
4,731
3,816 3,653
3,870 3,657
3,350
3,350
3,350
3,350
2,750
2,750
2,750
2,750
tahun 1997 sampai dengan tahun 2006 ( November
1
2
13,246
13,246
11,497
10,408
5,812
7,120
5,683
5,812
5,523 3,906
5,683 4,871
3,824
4,867
3,070
3,695
2,854
2,854
2,750
2,605
Tabel 4.2.). 3
1
11,137
12,137
9,097
10,912
8,682
9,280
8,347
7,320
7,885 5,399
6,889 6,116
4,578
6,080
4,516
5,251
3,763
4,066
2,778
4,000
b. Menghitung persentase kemungkinan tak Desember 2
3
13,752
10,640
12,088
10,171
9,830
9,802
9,276
7,824
8,107 7,217
7,468 7,468
6,116
6,653
4,723
5,103
4,139
4,798
4,090
3,472
terpenuhi Total 168,083

m = 0,20 n = 0,2 x 10 = 2 Ket : debit andalan sungai


(peringkat 2 terbawah tak terpenuhi)
Dapat disimpulkan, dari data yang telah 4.2 Klimatologi dan Evaporasi Potensial
diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil, karena 2 Perhitungan klimatologi ini meliputi
peringkat terbawah merupakan debit tak terpenuhi, temperatur udara, kecepatan angin, kelembaban
diambil peringkat 3 terbawah sebagai nilai debit relatif dan lama penyinaran matahari yang berguna
andalannya. untuk menghitung evapotranspirasi. Karakteristik
Tabel 4.1 Data Debit Sungai Jatiroto Periode 10 data klimatologi sebagai berikut :
harian (m3/s) a) Suhu udara terendah terjadi pada bulan
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Agustus sebesar 25,46C dan suhu
1 6,322 10,151 10,078 7,653 2,992 4,048 6,351 16,711 12,417 9,491
Januari 2 9,259 11,111 10,656 9,305 3,107 3,350 6,351 17,919 11,937 10,440 tertinggi terjadi pada bulan November
7,217 8,272 11,511 9,830 3,059 4,215 8,340 16,290 12,454 12,987
sebesar 27,44C.
3
1 5,666 12,487 10,084 5,856 4,065 3,945 9,116 16,618 9,646 11,937
Februari 2
3
8,024
11,880
10,514
11,549
10,084
10,084
6,352
6,258
5,456
5,456
7,695
8,440
9,561
7,102
13,640
12,835
13,987
13,454
13,552
14,634 b) Kelembaban udara relatif terendah terjadi
Maret
1
2
10,599
6,863
7,302
11,232
5,084
5,468
6,522
8,456
5,426
4,052
7,680
6,309
6,211
6,884
15,311
17,311
10,171
12,617
15,876
13,667
pada bulan Oktober sebesar 70,56% dan
3
1
6,137
3,729
10,929
9,681
3,207
2,246
6,432
4,793
4,324
4,746
10,069
9,133
5,296
7,860
13,624
11,224
10,171
13,077
13,667
12,617
tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar
April 2
3
10,204
8,262
6,544
7,878
3,161
3,161
4,793
4,286
4,350
4,286
9,202
9,341
7,411
6,724
14,063
12,144
11,786
14,994
10,640
8,428
75,94%
1 8,761 7,878 3,910 7,562 4,917 8,678 5,035 8,296 13,767 6,204 c) Lama penyinaran matahari terendah terjadi
Mei 2 3,663 6,544 3,257 8,318 5,106 9,202 4,697 7,291 11,702 6,582
3 3,663 3,342 2,225 8,318 5,185 9,341 5,345 11,351 9,376 5,003 pada bulan Maret sebesar 42,83% dan
3,567 2,409 1,526 5,484 4,537 5,182 6,051 12,260 6,003 6,003
Juni
1
2 4,841 1,842 1,677 5,673 4,537 5,106 6,051 7,405 6,003 5,259 tertinggi pada bulan Mei sebesar 63,33%
3
1
4,617
3,759
4,157
4,540
2,711
3,017
5,484
6,240
4,537
4,917
5,106
4,625
6,051
4,779
6,414
7,980
5,259
5,259
5,259
4,030 d) Kecepatan angin terendah terjadi pada
Juli 2
3
3,449
3,545
4,829
5,096
3,017
3,017
6,011
5,823
4,958
4,568
4,625
4,283
4,416
4,419
6,204
4,616
4,350
4,350
4,030
5,683
bulan Mei sebesar 0,57 km/jam dan
Agustus
1
2
3,403
3,819
5,113
4,923
1,364
1,364
5,796
5,796
4,958
4,400
4,658
4,386
3,399
3,399
4,728
4,728
4,130
4,130
5,683
4,030
tertinggi terjadi pada bulan September
3
1
4,206
4,016
16,613
11,319
1,364
2,550
5,607
5,399
4,917
4,060
4,130
3,355
3,399
3,870
4,728
5,994
4,130
3,350
4,030
3,350
sebesar 1,02 km/jam.
September 2 4,016 11,909 2,550 4,726 3,870 3,203 3,870 4,728 3,350 3,350 Data rerata klimatologi dari Stasiun
3 4,016 11,909 2,550 4,726 3,866 3,200 3,870 4,728 3,350 3,350
1 2,750 10,442 3,816 5,356 3,757 3,350 2,750 3,870 3,350 3,350 Agroklimatologi PG. Jatiroto selengkapnya disajikan
2,750 10,557 3,816 6,499 4,068 3,653 2,750 3,870 3,350 3,350
Oktober 2
3 2,750 9,688 4,731 6,259 4,917 3,657 2,750 3,870 3,350 3,350 pada tabel 4.6. Berikut contoh perhitungan evaporasi
November
1
2
2,750
2,605
11,497
10,408
13,246
13,246
5,812
5,812
3,906
4,867
3,824
4,871
3,070
3,695
5,523
7,120
5,683
5,683
2,854
2,854 potensial pada bulan Januari :
3
1
2,778
6,080
9,097
9,280
11,137
7,320
5,399
4,000
4,516
4,066
4,578
6,116
8,347
10,912
8,682
12,137
7,885
6,889
3,763
5,251
Diketahui data-data pada bulan Januari sebagai
Desember 2
3
7,217
7,824
12,088
9,802
9,830
6,653
4,139
3,472
4,090
4,798
6,116
5,103
8,107
7,468
13,752
10,640
9,276
10,171
4,723
7,468
berikut :
Total 195,007 312,932 194,718 218,247 159,637 203,775 205,707 348,605 290,857 256,745 Lokasi = 6o Lintang Selatan
Sumber : PU Pengairan Kabupaten Lumajang
Suhu rata-rata(T)C = 27,13 C
Kelembaban Relatif (%) = 75,94 %
Lama Penyinaran matahari (%) = 47,50 %
Kecepatan angin (U) = 0,84 km/jam
= 20,16 km/hari
Langkah 1 : Mencari harga Tekanan Uap Jenuh (ea)
(mbar)
Dari data T = 27,13C , didapat ea = 35,98 mbar
( lihat lampiran A tabel A.5)
Langkah 2 : Mencari harga tekanan uap nyata Tabel 4.6 Perhitungan Evaporasi Potensial
(ed)(mbar) No PERHITUNGAN Satuan
Bulan
ed = ea x RH = 35,98 x 75,94 % = 27,32 mbar Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des

Langkah 3 : Mencari harga Perbedaan Tekanan Uap 1 Tekanan Uap Jenuh (ea) mbar 35.98 35.92 35.63 35.28 34.86 33.78 32.67 32.42 33.92 35.70 36.65 36.53

air (ea - ed) 2 Tekanan Uap Nyata (ed) mbar 27.32 26.88 26.41 26.24 25.43 24.73 23.83 23.34 24.05 25.19 26.65 27.19
3 Perbedaan Tek. Uap (ea-ed) mbar 8.66 9.04 9.22 9.04 9.43 9.05 8.84 9.08 9.87 10.51 10.00 9.34
(ea ed) = 35,98 27,32 = 8,66 mbar
4 Fungsi Angin f(U) km/hari 0.32 0.33 0.32 0.31 0.31 0.31 0.33 0.32 0.34 0.33 0.33 0.32
Langkah 4 : Mencari harga fungsi Angin f(U)
5 Faktor Pembobot ( 1 W ) 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.25 0.25 0.24 0.25 0.24 0.24 0.24
f(U) = 0,27 x ( 1 + U/100 ) = 0,32 km/hari
6 Radiasi extra terrestial (Ra) mm/hari 15.80 16.00 15.60 14.70 13.40 12.80 13.30 14.00 15.00 15.70 15.80 15.70
Langkah 5 : Mencari harga faktor (W) dan (1-W)
7 Radiasi gel. Pendek (Rs) mm/hari 7.70 7.66 7.24 7.50 7.59 7.03 7.46 7.89 8.23 8.40 7.95 7.82
Dari data T = 27,13C, dan ketinggian rata-rata air
8 Radiasi Netto Gel.Pendek (Rns) mm/hari 5.78 5.75 5.43 5.62 5.69 5.27 5.59 5.92 6.18 6.30 5.96 5.86
laut = 0 m, maka didapat W = 0,76 dan (1-W) = 0,24
9 Fungsi Tek. Uap nyata f(ed) 0.11 0.11 0.11 0.11 0.12 0.12 0.13 0.13 0.12 0.12 0.11 0.11
( lihat lampiran A tabel A.6 dan A.7 )
10 Fungsi penyinaran f(n/N) 0.53 0.51 0.49 0.57 0.67 0.64 0.66 0.67 0.64 0.61 0.56 0.55
Langkah 6 : Mencari harga Radiasi extra terrestial
11 Fungsi suhu f(t) 16.19 16.19 16.16 16.12 16.08 15.97 15.86 15.84 15.98 16.16 16.26 16.25
( Ra (mm/hari)) ; Lokasi berada di 6o
12 Radiasi netto Gel. Panjang (Rn1) mm/hari 0.94 0.93 0.89 1.05 1.27 1.24 1.31 1.34 1.27 1.18 1.02 0.98
LS, maka Ra = 15,80 mm/hari
13 Radiasi netto (Rn) mm/hari 4.84 4.82 4.54 4.57 4.42 4.04 4.28 4.58 4.91 5.12 4.94 4.88
( lihat lampiran A tabel A.10 )
14 Faktor Pembobot Rn ( W ) 0.76 0.76 0.76 0.76 0.76 0.75 0.75 0.76 0.75 0.76 0.76 0.76
Langkah 7 : Mencari harga Radiasi gel. Pendek (Rs)
15 Faktor koreksi (c ) 1.04 1.04 1.04 1.04 1.03 1.03 1.03 1.03 1.04 1.04 1.04 1.04
Rs = (0,25 + 0,5*(n/N)) * Ra
Potensial Evaporasi (Eto) mm/hari 4.52 4.55 4.32 4.31 4.18 3.85 4.07 4.31 4.69 4.92 4.72 4.61
= (0,25 + 0,5 (47,50%)) 15,80 = 7,70 mm/hari
Langkah 8 : Mencari harga f(T) koreksi akibat Sumber : Hasil Perhitungan
temperatur
Dari data T = 27,13C, maka didapat f(T) = 16,19
( lihat lampiran A tabel A.8) BAB V
Langkah 9 : Mencari harga f(ed) koreksi akibat KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI
tekanan uap nyata Dalam bab ini dibahas mengenai tinjauan
f(ed) = 0,34-0,044ed = 0,34-0,04427,32 = 0,11 umum tentang kebutuhan air untuk irigasi. Dengan
( lihat lampiran A tabel A.9) pengelolaan air irigasi yang baik, dengan
Langkah 10 : Mencari harga f(n/N) memberikan sejumlah air yang tepat pada waktunya
f(n/N) = (0,1 + 0,9*(n/N)) = 0,1 + 0,9(47,50%) sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman, maka akan
= 0,53 diperoleh hasil panen yang baik.
Langkah 11 : Mencari harga Radiasi netto Setiap tanaman memerlukan air dalam masa
Gelombang. Panjang (Rn1) pertumbuhannya sebagai zat tumbuh. Kebutuhan
Rn1 = f(T) * f(ed) * f(n/N) = 16,19 * 0,11 * 0,53 akan air ini berbeda-beda selama masa tumbuhnya.
= 0,94 mm/hari Masa tumbuh setiap tanaman berbeda, sehingga
Langkah 12 : Mencari harga Netto Gelombang dalam satu tahun kita dapat mengatur macam
Pendek (Rns) tanaman yang ditanam sesuai dengan masa
Rns = Rs (1 ) = 7,70* (1-0,25) = 5,78 mm/hari tumbuhnya. Sehingga dalam satu tahun dapat
Langkah 13 : Mencari harga Radiasi netto (Rn) diperoleh suatu pola tanam yang sesuai dengan masa
Rn = Rns Rn1= 5,78 0,94 = 4,84 mm/hari tanamnya.
Langkah 14 : Mencari harga Faktor koreksi (c ) = Umumnya setiap jenis tanaman selama
1,04 pertumbuhannya akan terus menerus membutuhkan
ETo = c { W. Rn + (1-W). f(u). (ea - ed) } air, namun kuantitas air yang dibutuhkan sangat
= 1,04 { 0,76. 4,84 + (0,24). (0,32). (8,66) } bervariasi. Misalnya padi yang membutuhkan
= 4,52 mm/hari penggenangan air yang cukup selama masa
Untuk Perhitungan bulan yang lain direkap pada tabel pertumbuhannya, sedangkan palawija membutuhkan
4.7. air hanya untuk mempertahankan kelembaban tanah
di sekitarnya. Jenis tanaman yang biasa ditanam di
Tabel 4.5 Data Rerata Klimatologi daerah irigasi Jatiroto ini meliputi padi, palawija dan
Lokasi : 6 Lintang Selatan sebagian besar tebu.
Bulan
No JENIS DATA Satuan 5.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
o
Didalam perhitungan kebutuhan air untuk
1 Suhu ( T ) C 27.13 27.10 26.97 26.80 26.61 26.10 25.58 25.46 26.16 27.00 27.44 27.39
irigasi di sawah, ada beberapa faktor yang
2 Kelembaban Relatif ( RH ) % 75.94 74.83 74.11 74.39 72.94 73.22 72.94 72.00 70.89 70.56 72.72 74.44 mempengaruhi antara lain (Standar perencanaan
3 Lama Penyinaran ( n/N ) % 47.50 45.78 42.83 52.00 63.33 59.89 62.17 62.78 59.78 57.06 50.61 49.61 irigasi KP-03) :
km/jam 0.84 0.93 0.74 0.61 0.57 0.65 0.96 0.83 1.02 0.99 0.87 0.79 1. Curah hujan efektif,
Turunnya curah hujan pada suatu areal lahan
4 Kecepatan Angin ( u ) km/day 20.16 22.32 17.76 14.64 13.68 15.6 23.04 19.92 24.48 23.76 20.88 18.96
mempengaruhi pertumbuhan tanaman di areal
Sumber : Stasiun Agroklimatologi PG. Jatiroto
tersebut. Curah hujan tersebut dapat dimanfaatkan
oleh tanaman untuk mengganti kehilangan air yang
terjadi akibat evapotranspirasi, perkolasi, kebutuhan
pengolahan tanah dan penyiapan lahan. Curah hujan Untuk lebih jelasnya perhitungannya akan
efektif merupakan curah hujan yang jatuh pada suatu disajikan pada tabel 5.7
daerah dan dapat digunakan tanaman untuk
pertumbuhannya. Jumlah hujan yang dapat Tabel 5.4 Perhitungan Curah Hujan Re 80%
dimanfaatkan oleh tanaman tergantung pada jenis Curah Hujan (mm) peringkat ke-
Bulan Periode
tanaman. Curah hujan efektif juga dapat dihitung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 144 139 129 129 119 119 91 66 61 33
berdasarkan data hujan yang tersedia dengan peluang Januari 2 222 159 112 100 91 91 78 39 29 7
keandalan 80%. Data berasal dari data curah hujan 3 163 135 119 111 110 110 76 63 60 42
1 192 160 154 152 94 88 59 54 36 29
yang tercatat di stasiun hujan yang berdekatan / Februari 2 171 155 144 137 129 127 111 110 89 40
berada dalam cakupan areal irigasi tersebut yang 3 133 125 115 81 71 71 69 50 46 10
1 139 127 112 112 110 108 90 40 37 24
meliputi: Maret 2 266 166 142 127 123 95 89 86 60 50
Stasiun Kaliboto Jatiroto 3
1
178
144
165
130
153
126
148
109
125 108
105 99
87
83
61
60
46
33
40
15
Stasiun Rowokangkung April 2 272 198 193 139 136 130 93 84 40 10
Data curah hujan harian yang tersedia ialah 3
1
124
105
98
91
54
55
51
51
38
45
16
36
7
28
3
21
0
14
0
0
data hujan harian dari tahun 1997 sampai dengan Mei 2 84 79 40 28 19 14 2 0 0 0
tahun 2006 dari stasiun hujan Rowokangkung dan 3
1
91
38
50
32
14
30
12
20
4
9
2
4
0
0
0
0
0
0
0
0
Kaliboto Jatiroto yang ditampilkan pada lampiran B. Juni 2 53 50 31 26 22 15 4 3 0 0
115 90 46 6 4 0 0 0 0 0
Data tersebut kemudian direkap menjadi data hujan 3
1 132 76 54 4 1 0 0 0 0 0
10 harian, untuk rekapan dari tiap stasiun ditampilkan Juli 2 46 41 13 3 0 0 0 0 0 0
49 2 0 0 0 0 0 0 0 0
pada tabel 5.1 dan 5.2. Setelah memperoleh data 3
1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
hujan periode 10 harian tersebut untuk masing- Agustus 2 9 1 0 0 0 0 0 0 0 0
24 10 4 0 0 0 0 0 0 0
masing stasiun hujan selanjutnya dilakukan 3
1 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0
perhitungan curah hujan rata-rata. Salah satu cara September 2 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0
132 27 4 1 0 0 0 0 0 0
perhitungan curah hujan rata-rata ini ialah dengan 3
1 135 20 17 0 0 0 0 0 0 0
menggunakan rumus cara rata-rata aljabar dengan Oktober 2 389 271 79 74 66 0 0 0 0 0
211 152 102 92 37 28 19 15 0 0
alasan, bahwa cara ini ialah obyektif yang berbeda 3
1 221 154 64 62 60 52 20 14 12 0
dengan cara isohyet, dimana faktor subjektif turut Nopember 2 239 147 93 91 80 75 42 37 17 8
390 151 132 131 121 107 82 77 66 11
menentukan (Sosrodarsono, Suyono : 1985). 3
1 185 142 134 95 92 84 65 48 46
Contoh perhitungan pada bulan Januari tahun 1997 Desember 2 274 173 133 129 113 77 68 56 46 40
211 184 147 144 117 109 102 80 75 18
periode I : 3

Jumlah stasiun Pengamat n = 2 buah Sumber : Hasil Perhitungan


Point Kaliboto Jatiroto = 98 mm
Point Rowokangkung = 102 mm Tabel 5.5 Curah Hujan efektif rata-rata bulanan
Jumlah = 200 mm dikaitkan dengan ET Tanaman rata-rata bulanan
dan curah hujan rata-rata bulanan
Maka R = Area Rainfall (mm) = R = 12 (200) = (USDA(SCS),1696)
100 mm reratacurahhujan(mm) 12.5 25 37.5 50 62.5 75 87.5 100 112.5 125 137.5 150 162.5 175 187.5 200
Untuk perhitungan bulan dan tahun yang lain Eto
25 8 16 24
direkap dalam tabel 5.3. Setelah nilai hujan rata-rata 50 8 17 25 32 39 46
diperoleh langkah selanjutnya ialah tahap 75 9 18 27 34 41 48 56 62 69
perhitungan curah hujan efektif. Proses 100 9 19 28 35 43 52 59 66 73 80 87 94 100
125 10 20 30 37 46 54 62 70 76 85 92 98 107 116 120
perhitungannya ialah sebagai berikut : 150 10 21 31 39 49 57 66 74 81 89 97 104 112 119 127 133
175 11 23 32 42 52 61 69 78 86 95 103 111 118 126 134 141
Contoh Perhitungan Curah Hujan Efektif 200 11 24 33 44 54 64 73 82 91 100 109 117 125 134 142 150
Tahapan yang dilakukan sebagai berikut : 225
250
12
13
25
25
35
38
47
50
57
61
68
72
78
84
87 96
92 102
106
112
115
121
124
132
132
140
141
150
150
158
159
167
a. Menghitung curah hujan rata - rata (tabel sumber:Ref(FAO,1977)
5.3).
b. Urutkan hasil hujan rata-rata tiap tahunnya Contoh Perhitungan :
dari urutan yang besar sampai yang terkecil. Diketahui : Curah hujan rata-rata bulanan = 100 mm
c. Menghitung R80 = (n/5) + 1, dimana n = Eto tanaman = 150 mm ;
Jumlah data = 10, maka R80 = (10/5) + 1 = 3 Pemecahan : Curah hujan efektif palawija = 74 mm
d. Dari 10 data hujan rata-rata yang telah
diurutkan tersebut diambil urutan ke-3 dari
urutan terkecil sebagai curah hujan R80 nya
(tabel 5.4).
e. Menghitung Re masing-masing tanaman
dengan rumus :
Repadi = (R80 x 70%)/10 mm/hari
Retebu = (R80 x 60%)/10 mm/hari
Repolowijo = (R80 x 50%)/10 mm/hari
dikaitkan dengan tabel 5.5
Tabel 5.6 Perhitungan Curah Hujan Efektif untuk 2. Evapotranspirasi
Tanaman Palawija Evapotranspirasi ini merupakan proses
Bulan Periode
50% Re 80
mm/10hari
Re Eto Re pol
mm/bulan mm/bulan mm/bulan
Re Pol
mm/hari evaporasi dan transpirasi yang terjadi yang
1 2
1
3
33
4 5 6 7 8
2,68 diperoleh berdasarkan temperatur udara,
Januari 2
3
19,5
31,5
84 135,6 80,38 2,68 2,68
2,68 kecepatan angin, kelembaban relatif dan lama
Februari
1
2
27
55 107 136,5 75,46 2,52
2,52
2,52 penyinaran matahari yang terjadi di lokasi. Nilai
3
1
25
20
2,52
1,87 ini akan digunakan untuk memperkirakan
93,5 129,6 56,15 1,87
43 1,87
kebutuhan air untuk pengolahan tanah untuk padi
Maret 2
3 30,5 1,87
30 1,63
di sawah. Hasil perhitungan evapotranspirasi ini
1
April 2 42 73,5 129,3 48,82 1,63 1,63
1,5 1,63
telah disajikan pada tabel 4.3 pada bab 4.
3
1 10,5 0,37
0 10,5 125,4 11,20 0,37 0,37
3. Perkolasi
Mei 2
3 0 0,37
0 0,28
Perkolasi atau yang biasa disebut peresapan
1
Juni 2 1,5 1,5 115,5 8,30 0,28 0,28
0 0,28
air ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa
3
1 0 0,00
Juli 2 0 0 122,1 0,00 0,00 0,00
3 0 0,00 faktor, antara lain tekstur tanah dan
1 0 0,00
Agustus 2 0 0 129,3 0,00 0,00 0,00 permeabilitasnya. Berdasarkan tekstur tanah
3 0 0,00

September
1
2
0
0 0 140,7 0,00 0,00
0,00
0,00
lempung berliat dengan permeabilitas sedang,
3
1
0
0
0,00
0,20
maka laju perkolasi dapat dipakai berkisar 1
Oktober 2
3
0
7,5
7,5 147,6 6,00 0,20 0,20
0,20
sampai dengan 3 mm/hari. Dengan perhitungan
Nopember
1
2
7
18,5 64 141,6 54,07 1,80
1,80
1,80
ini nilai perkolasi diambil sebesar 2 mm/hari,
3
1
38,5
24
1,80
2,41
mengikuti kondisi eksisting di lapangan.
Desember 2
3
28
40
92 138,3 72,39 2,41 2,41
2,41
4. Pengolahan tanah dan penyiapan lahan
Keterangan: Faktor ini merupakan langkah pertama yang
Kolom 1 = bulan
Kolom 2 = periode dekade ke-i
dibutuhkan oleh tanaman dalam mempersiapkan
Kolom 3 = 50% x Re80 / 10 hari (mm/hari) (tabel 5.4) tanahnya untuk penanaman. Setiap jenis tanaman
Kolom 4 = total kolom 3 selama 3 dekade tiap bulan (mm/bulan) membutuhkan pengolahan tanah yang berbeda-
Kolom 5 = evapotranspirasi tiap bulan (mm/bulan) ( tabel 4.7) beda. Pengolahan tanah untuk padi membutuhkan
Kolom 6 = Repalawija (interpolasi dari tabel 5.5)
Kolom 7 & 8 = Repalawija pada kolom 6/30 hari (mm/hari)
air irigasi yang lebih banyak, karena padi akan
memerlukan tanah dengan tingkat kejenuhan yang
baik dan dalam keadaan tanah yang lunak dan
Tabel 5.7 Curah Hujan Efektif untuk Padi, Tebu, gembur. Pengolahan tanah ini dilakukan antara 20
Palawija sampai dengan 30 hari sebelum masa tanam.
Minggu pertama sebelum kegiatan penanaman
Bulan Periode R 80%
padi
Reff (mm/hari)
tebu polowijo dimulai, petak sawah diberi air secukupnya untuk
1 2
1
3
66,00
4
4,62
5
3,96
6
2,68
melunakkan tanahnya. Biasanya dilakukan
Januari 2 39,00 2,73 2,34 2,68 dengan membajak atau mencangkul sawah.
3 63,00 4,41 3,78 2,68
1 54,00 3,78 3,24 2,52 Kebutuhan air untuk pengolahan tanah
Februari 2
3
110,00
50,00
7,70
3,50
6,60
3,00
2,52
2,52
dipengaruhi oleh proses evapotranspirasi
1 40,00 2,80 2,40 1,87 potensial yang terjadi.
Maret 2 86,00 6,02 5,16 1,87
3 61,00 4,27 3,66 1,87

April
1
2
60,00
84,00
4,20
5,88
3,60
4,04
1,63
1,63
LP = M. ek / ( ek 1 )
3 3,00 0,21 0,18 1,63
1 21,00 1,47 1,26 0,37
Mei 2 0,00 0,00 0,00 0,37 Berikut contoh perhitungan pada bulan Januari :
0,00 0,37
3
1 0,00
0,00
0,00
0,00
0,00 0,28 Eo = ETo x 1,10 = 4,52 x 1,10 = 4,972 mm/hari
Juni 2
3
3,00
0,00
0,21
0,00
0,18
0,00
0,28
0,28
P = 2 mm/hari
1 0,00 0,00 0,00 0,00 M = Eo + P = 7,972 mm/hari
0,00 0,00
Juli 2
3 0,00
0,00
0,00
0,00
0,00 0,00 T = 31 hari
Agustus
1
2
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah
3 0,00 0,00 0,00 0,00 dengan 50 mm
0,00 0,00
Jadi 250 + 50 = 300 mm
1 0,00 0,00
September 2 0,00 0,00 0,00 0,00
3
1
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,20
k = 7,972 mm/hari x 31 hari / 300mm = 0,824
Oktober 2 0,00 0,00 0,00 0,20 LP = 7,972. e 0,824 / ( e 0,824 1 ) = 14,202 mm/hari
3 15,00 1,05 0,90 0,20
1 14,00 0,98 0,84 1,80
Nopember 2
3
37,00
77,00
2,59
5,39
2,22
1,92
1,80
1,80
Untuk perhitungan bulan yang lain direkap pada tabel
1 48,00 3,36 2,88 2,41 5.8.
Desember 2 56,00 3,92 3,36 2,41
3 80,00 5,60 4,80 2,41
Keterangan :
Kolom 1 = bulan
Kolom 2 = periode dekade ke-i
Kolom 3 = curah hujan rata-rata 80 % (mm/10 harian)
Kolom 4 = Reff. Padi = (R80% / 10 harian) x 70%
Kolom 5 = Reff. Tebu = (R80% / 10 harian) x 60%
Kolom 6 = Reff. palawija = dari tabel 5.6
Tabel 5.8 Perhitungan Kebutuhan Air untuk tanam Nopember I yang akan disajikan pada table
Persiapan Lahan 5.9, 5.10 dan 5.11.
bulan
No. parameter satuan Tabel 5.9 Kebutuhan Air Tanaman Padi Pada
jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des
1 Eto mm/hr 4,52 4,55 4,32 4,31 4,18 3,85 4,07 4,31 4,69 4,92 4,72 4,61 Awal Tanam Nopember I
2 Eo=Eto x 1.10 mm/hr 4,972 5,005 4,752 4,741 4,598 4,235 4,477 4,741 5,159 5,412 5,192 5,071
Padi (Nopember I)
Musim Eto Re P
3 P mm/hr 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bulan Periode WLR Koef. Tanaman Etc NFR DR
Tanam
(mm/hr) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr) c1 c2 c3 c (mm/hr) (mm/hr) (l/dt/ha) (l/dt/ha)
4 M = Eo + P mm/hr 6,972 7,005 6,752 6,741 6,598 6,235 6,477 6,741 7,159 7,412 7,192 7,071
1 4,72 0,98 2,00 LP LP 23,56 22,58 2,61 4,02
5 T hr 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 Nop 2 4,72 2,59 2,00 1,1 LP LP 23,56 20,97 2,43 3,73
3 4,72 5,39 2,00 1,10 1,10 LP LP 23,56 18,17 2,10 3,24
6 S mm 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 1 4,61 3,36 2,00 0,83 1,10 1,10 1,10 1,10 5,07 4,54 0,53 0,81
7 k = MT/S 0,72 0,654 0,698 0,674 0,682 0,624 0,669 0,697 0,716 0,766 0,719 0,731 Des 2 4,61 3,92 2,00 1,67 1,05 1,10 1,10 1,08 4,98 4,73 0,55 0,84
3 4,61 5,60 2,00 1,67 1,05 1,05 1,10 1,07 4,93 3,00 0,35 0,53
mm/hr 14,202 18,765 21,203 19,613 19,863 15,859 18,89 21,114 23,275 27,772 23,565 24,205 Musim Hujan
1 4,52 4,62 2,00 1,67 1,05 1,05 1,05 1,05 4,75 3,80 0,44 0,68
k k Jan 2 4,52 2,73 2,00 1,67 0,95 1,05 1,05 1,02 4,61 5,55 0,64 0,99
8 LP = (M.e )/(e -1) l/dt/ha 1,644 2,172 2,454 2,27 2,299 1,836 2,186 2,444 2,694 3,214 2,727 2,802
3 4,52 4,41 2,00 0,83 0,95 0,95 1,05 0,98 4,43 2,85 0,33 0,51
Keterangan : Eto : Evapotranspirasi potensial ( mm/hari ) 1 4,55 3,78 2,00 0,00 0,95 0,95 0,63 2,87 1,09 0,13 0,19
Eo : Evaporasi potensial ( mm/hari ) Feb 2 4,55 7,70 2,00 0,00 0,95 0,32 1,46 -4,24 -0,49 0,00
3 4,55 3,50 2,00 0,00 0,00 0,00 -1,50 -0,17 0,00
P : Perkolasi ( 2 mm/hari )
1 4,32 2,80 2,00 LP LP 21,20 18,40 2,13 3,28
M : Kebutuhan evaporasi dan perkolasi Mar 2 4,32 6,02 2,00 1,1 LP LP 21,20 15,18 1,76 2,70
T : Waktu Pengolahan ( hari ) 3 4,32 4,27 2,00 1,10 1,10 LP LP 21,20 16,93 1,96 3,02
1 4,31 4,20 2,00 0,83 1,10 1,10 1,10 1,10 4,74 3,37 0,39 0,60
S : Kebutuhan untuk penjenuhan lapisan atas
Apr 2 4,31 5,88 2,00 1,67 1,05 1,10 1,10 1,08 4,65 2,44 0,28 0,44
LP : Kebutuhan untuk pengolahan (mm/hari) Musim 3 4,31 0,21 2,00 1,67 1,05 1,05 1,10 1,07 4,61 8,07 0,93 1,44
1/8,64 : Angka konversi satuan dari mm/hari ke lt/dt/ha Kemarau I 1 4,18 1,47 2,00 1,67 1,05 1,05 1,05 1,05 4,39 6,59 0,76 1,17
Mei 2 4,18 0,00 2,00 1,67 0,95 1,05 1,05 1,02 4,26 7,93 0,92 1,41
5. Koefisien tanaman 3 4,18 0,00 2,00 0,83 0,95 0,95 1,05 0,98 4,10 6,93 0,80 1,23
Besarnya nilai suatu Koefisien tanaman Juni
1
2
3,85
3,85
0,00
0,21
2,00
2,00
0,00 0,95 0,95 0,63 2,43 4,43 0,51
0,00 0,95 0,32 1,23 3,02 0,35
0,79
0,54
tergantung dari umur dan jenis tanaman yang ada. 3 3,85 0,00 2,00 0,00 0,00 0,00 2,00 0,23 0,36
Koefisien tanaman ini merupakan faktor yang Juli
1
2
4,07
4,07
0,00
0,00
2,00
2,00
LP
1,1 LP
LP 18,89 20,89 2,42
LP 18,89 20,89 2,42
3,72
3,72
dapat digunakan untuk mencari besarnya air yang 3 4,07 0,00 2,00 1,10 1,10 LP LP 18,89 20,89 2,42 3,72
1 4,31 0,00 2,00 0,83 1,10 1,10 1,10 1,10 4,74 7,57 0,88 1,35
habis terpakai untuk tanaman untuk masa Ags 2 4,31 0,00 2,00 1,67 1,05 1,10 1,10 1,08 4,65 8,32 0,96 1,48
pertumbuhannya. Besarnya koefisien tanaman ini Musim 3 4,31 0,00 2,00 1,67 1,05 1,05 1,10 1,07 4,61 8,28 0,96 1,47
Kemarau II 1 4,69 0,00 2,00 1,67 1,05 1,05 1,05 1,05 4,92 8,59 0,99 1,53
akan mempengaruhi besarnya kebutuhan air untuk Sep 2 4,69 0,00 2,00 1,67 0,95 1,05 1,05 1,02 4,78 8,45 0,98 1,51
tanaman. Untuk mengetahui besarnya nilai 3
1
4,69
4,92
0,00
0,00
2,00 0,83 0,95
2,00 0,00
0,95 1,05 0,98 4,60 7,43 0,86
0,95 0,95 0,63 3,10 5,10 0,59
1,32
0,91
koefisien tanaman, dalam studi ini bisa dilihat Okt 2 4,92 0,00 2,00 0,00 0,95 0,32 1,57 3,57 0,41 0,64
3 4,92 1,05 2,00 0,00 0,00 0,00 0,95 0,11 0,17
pada tabel 2.1 dan 2.2 pada bab II.
Sumber : Hasil Perhitungan
6. Efisiensi irigasi
Agar air yang sampai pada tanaman tepat
Berikut Penjelasan perhitungan yang terdapat pada
jumlahnya seperti yang direncanakan, maka air
tabel 5.9 :
yang dikeluarkan dari pintu pengambilan harus
lebih besar dari kebutuhan. Besarnya nilai Kolom 1 : Musim tanam
efisiensi irigasi ini dipengaruhi oleh jumlah air Kolom 2, 3 : bulan dan dekade
yang hilang selama di perjalanan. Efisiensi Kolom 4 : Evaporasi Potensial ( Tabel
kehilangan air pada saluran primer, sekunder dan 4.7) (mm/hari)
tersier berbeda-beda pada daerah irigasi. Besarnya Kolom 5 : Hujan Efektif untuk tanaman
kehilangan air di tingkat saluran primer 80%, padi ( Tabel
sekunder 90% dan tersier 90% (untuk lebih 5.7 ) (mm/hari)
jelasnya bisa dilihat pada tabel 2.3 pada bab II). Kolom 6 : Perkolasi = 2 mm/hari
Sehingga efisiensi irigasi total = 90% x 90% x
80% = 65 %. Kolom 7 : Water Layer Requirement
7. Penggolongan (mm/hari)
Pada tugas akhir ini pembagian golongan Kolom 8,9,10 : Koefisien Tanaman c (Tabel
diasumsikan dibagi menjadi tiga golongan dengan 2.1)
luas yang sama besar. Kolom 11 : Rata-rata koefisien tanaman
per golongan
5.3 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Kolom 12 : Etc = kc x Eto (mm/hari)
Dalam mencari besarnya kebutuhan air untuk Kolom 13 : kebutuhan air bersih untuk
irigasi tanaman, dilakukan analisa kebutuhan air yang irigasi (NFR) (mm/hari)
dipengaruhi oleh faktor pengolahan tanah, perkolasi, NFRpadi = Etc Re (untuk masa Land
curah hujan efektif, evapotranspirasi, efisiensi irigasi, Preparation)
koefisien tanaman serta faktor lainnya yang telah NFRpadi = Etc + P Re + WLR
dibahas sebelumnya. Kolom 14 : kebutuhan air bersih untuk
Berikut contoh perhitungan kebutuhan irigasi irigasi (NFR) (lt/dt/ha) =
untuk tanaman padi, palawija dan tebu pada awal (Kolom 13 ) / 8,64
Kolom 15 : Kebutuhan air di intake (DR) Berikut Penjelasan perhitungan yang terdapat pada
(lt/dt/ha) tabel 5.10 dan 5.11 :
Kolom 1 : Musim tanam
Kolom 2, 3 : bulan dan dekade
Tabel 5.10 Kebutuhan Air Tanaman Palawija
Kolom 4 : Evaporasi Potensial ( Tabel
(Jagung) Pada Awal Tanam Nopember I 4.7) (mm/hari)
Musim Eto Re
Polowijo (Nopember I) Kolom 5 : Hujan Efektif untuk tanaman
Bulan Periode Koef. Tanaman Etc NFR DR
Tanam
(mm/hr) (mm/hr) c1 c2 c3 c (mm/hr) (mm/hr) (l/dt/ha) (l/dt/ha) jagung dan
Nop
1
2
4,72
4,72
1,80
1,80
0,50
0,73 0,50
0,17
0,41
0,79
1,94
-1,01
0,14
-0,12
0,02
0,00
0,02
tebu ( Tabel 5.7) (mm/hari).
3
1
4,72
4,61
1,80
2,41
0,95
0,96
0,73
0,95
0,50
0,73
0,73
0,88
3,43
4,06
1,63
1,65
0,19
0,19
0,29
0,29
Kolom 6,7,8 : Koefisien Tanaman c (Tabel
Des 2 4,61 2,41 1,00 0,96 0,95 0,97 4,47 2,06 0,24 0,37 2.1 dan 2.2).
3 4,61 2,41 1,05 1,00 0,96 1,00 4,63 2,22 0,26 0,39
Musim Hujan
1 4,52 2,68 1,02 1,05 1,00 1,02 4,63 1,95 0,23 0,35 Kolom 9 : Rata-rata koefisien tanaman
Jan 2 4,52 2,68 0,99 1,02 1,05 1,02 4,61 1,93 0,22 0,34
3 4,52 2,68 0,95 0,99 1,02 0,99 4,46 1,78 0,21 0,32 per golongan
Kolom 10
1 4,55 2,52 0,95 0,99 0,65 2,94 0,42 0,05 0,08
Feb 2 4,55 2,52 0,95 0,32 1,44 -1,08 -0,12 0,00 : Etc = kc x Eto (mm/hari)
3
1
4,55
4,32
2,52
1,87 0,50
0,00
0,17
0,00
0,72
-2,52
1,14
-0,29
0,13
0,00
0,20 Kolom 11 : kebutuhan air bersih untuk
Mar 2
3
4,32
4,32
1,87
1,87
0,73
0,95
0,50
0,73 0,50
0,41
0,73
1,77
3,14
0,23
1,27
0,03
0,15
0,04
0,23
irigasi (NFR) (mm/hari)
Apr
1 4,31 1,63 0,96 0,95 0,73 0,88 3,79 2,16 0,25 0,39 NFRpal/teb = Etc Repal/teb
2 4,31 1,63 1,00 0,96 0,95 0,97 4,18 2,55 0,30 0,45
Musim 3 4,31 1,63 1,05 1,00 0,96 1,00 4,32 2,69 0,31 0,48 Kolom 12 : kebutuhan air bersih untuk
Kemarau I 1 4,18 0,37 1,02 1,05 1,00 1,02 4,28 3,91 0,45 0,70
Mei 2 4,18 0,37 0,99 1,02 1,05 1,02 4,26 3,89 0,45 0,69 irigasi (NFR)
3 4,18 0,37 0,95 0,99 1,02 0,99 4,12 3,75 0,43 0,67
1 3,85 0,28 0,95 0,99 0,65 2,49 2,21 0,26 0,39 (lt/dt/ha) = (Kolom 11 ) / 8,64
Juni 2
3
3,85
3,85
0,28
0,28
0,95 0,32
0,00
1,22
0,00
0,94
-0,28
0,11
-0,03
0,17
0,00
Kolom 13 : Kebutuhan air di intake (DR)
Juli
1
2
4,07
4,07
0,00
0,00
0,50
0,73 0,50
0,17
0,41
0,68
1,67
0,68
1,67
0,08
0,19
0,12
0,30
(lt/dt/ha)
3 4,07 0,00 0,95 0,73 0,50 0,73 2,96 2,96 0,34 0,53
1 4,31 0,00 0,96 0,95 0,73 0,88 3,79 3,79 0,44 0,68
Ags 2 4,31 0,00 1,00 0,96 0,95 0,97 4,18 4,18 0,48 0,74 BAB VI
Musim 3 4,31 0,00 1,05 1,00 0,96 1,00 4,32 4,32 0,50 0,77
Kemarau II 1 4,69 0,00 1,02 1,05 1,00 1,02 4,80 4,80 0,56 0,85 OPTIMASI LUAS LAHAN IRIGASI
Sep 2 4,69 0,00 0,99 1,02 1,05 1,02 4,78 4,78 0,55 0,85
3 4,69 0,00 0,95 0,99 1,02 0,99 4,63 4,63 0,54 0,82
6.1 Model Optimasi
Okt
1
2
4,92
4,92
0,20
0,20
0,95 0,99
0,95
0,65
0,32
3,18
1,56
2,98
1,36
0,35
0,16
0,53
0,24
Dalam studi ini, penggunaan model optimasi
3 4,92 0,20 0,00 0,00 -0,20 -0,02 0,00 merupakan salah satu upaya untuk mengatasi
Sumber : Hasil Perhitungan
permasalahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan
air. Di samping itu juga ditujukan pada
Tabel 5.11 Kebutuhan Air Tanaman Tebu Pada pengembangan daerah studi, agar daerah tersebut bisa
menghasilkan keuntungan hasil produksi yang
Awal Tanam Nopember I maksimum.
Tebu (Nopember I)
Musim
Bulan Periode
Eto Re
Koefisien Tanaman Etc NFR DR
Pada pengembangan di daerah irigasi Jatiroto
Tanam
(mm/hr) (mm/hr) c1 c2 c3 c (mm/hr) (mm/hr) (l/dt/ha) (l/dt/ha) ini diharapkan mampu mengatasi masalah
1 4,72 0,84 0,55 0,60 0,60 0,58 2,75 1,91 0,22 0,34
Nop 2 4,72 2,22 0,55 0,55 0,60 0,57 2,67 0,45 0,05 0,08 ketidakseimbangan air pada daerah tersebut. Untuk
3 4,72 1,92 0,55 0,55 0,55 0,55 2,60 0,68 0,08 0,12 itu diperlukan cara untuk menentukan metode
1 4,61 2,88 0,80 0,55 0,55 0,63 2,92 0,04 0,00 0,00
Des 2 4,61 3,36 0,80 0,80 0,55 0,72 3,30 -0,06 -0,01 0,00 pengembangan, yang dalam hal ini ialah dengan
Musim Hujan
3
1
4,61
4,52
4,80
3,96
0,80
0,90
0,80 0,80 0,80 3,69 -1,11 -0,13 0,00
0,80 0,80 0,83 3,77 -0,19 -0,02 0,00
menentukan luasan lahan tiap masing-masing jenis
Jan 2 4,52 2,34 0,95 0,90 0,80 0,88 3,99 1,65 0,19 0,29 tanaman yang ada di daerah tersebut. Hal ini juga
3
1
4,52
4,55
3,78
3,24
1,00
1,00
0,95 0,90 0,95 4,29 0,51 0,06 0,09
1,00 0,95 0,98 4,47 1,23 0,14 0,22
didasarkan pada ketersediaan air irigasi di lokasi
Feb 2 4,55 6,60 1,00 1,00 1,00 1,00 4,55 -2,05 -0,24 0,00 yang bersumber pada Bendung Jatiroto. Selanjutnya
3 4,55 3,00 1,00 1,00 1,00 1,00 4,55 1,55 0,18 0,28
1 4,32 2,40 1,05 1,00 1,00 1,02 4,39 1,99 0,23 0,35
akan digunakan analisa optimasi yang
Mar 2 4,32 5,16 1,05 1,05 1,00 1,03 4,46 -0,70 -0,08 0,00 bertujuan untuk pembagian luasan tersebut di atas
3 4,32 3,66 1,05 1,05 1,05 1,05 4,54 0,88 0,10 0,16
1 4,31 3,60 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 0,93 0,11 0,16 benar-benar optimal dan mendapatkan hasil produksi
Apr 2 4,31 4,04 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 0,49 0,06 0,09 yang maksimal.
Musim 3 4,31 0,18 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 4,35 0,50 0,77
Kemarau I 1 4,18 1,26 1,05 1,05 1,05 1,05 4,39 3,13 0,36 0,56 Untuk memperoleh hasil yang optimal
Mei 2
3
4,18
4,18
0,00
0,00
1,05
1,05
1,05 1,05 1,05 4,39 4,39 0,51 0,78
1,05 1,05 1,05 4,39 4,39 0,51 0,78
tersebut, dapat diselesaikan dengan pendekatan
1 3,85 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,04 4,04 0,47 0,72 optimasi. Optimasi merupakan suatu cara untuk
Juni 2 3,85 0,18 1,05 1,05 1,05 1,05 4,04 3,86 0,45 0,69
3 3,85 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,04 4,04 0,47 0,72
membuat nilai suatu fungsi agar beberapa variabel
1 4,07 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,27 4,27 0,49 0,76 yang ada menjadi maksimum atau minimum dengan
Juli 2 4,07 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,27 4,27 0,49 0,76
3 4,07 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,27 4,27 0,49 0,76 memperhatikan kendala-kendala yang ada.
1 4,31 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 4,53 0,52 0,81 Dalam studi ini untuk memperoleh
Ags 2 4,31 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 4,53 0,52 0,81
Musim 3 4,31 0,00 1,05 1,05 1,05 1,05 4,53 4,53 0,52 0,81 penyelesaian yang optimal dilakukan dengan model
Kemarau II
Sep
1
2
4,69
4,69
0,00
0,00
0,80
0,80
1,05 1,05 0,97 4,53 4,53 0,52 0,81
0,80 1,05 0,88 4,14 4,14 0,48 0,74
optimasi. Persamaan yang digunakan ialah persamaan
3 4,69 0,00 0,80 0,80 0,80 0,80 3,75 3,75 0,43 0,67 linear, sehingga disebut dengan Linear
Okt
1
2
4,92
4,92
0,00
0,00
0,60
0,60
0,80 0,80 0,73 3,61 3,61 0,42 0,64
0,60 0,80 0,67 3,28 3,28 0,38 0,58
Programming. Adapun langkah-langkahnya sebagai
3 4,92 0,90 0,60 0,60 0,60 0,60 2,95 2,05 0,24 0,37 berikut :
Sumber : Hasil Perhitungan
1) Menentukan Model Optimasi 2) Untuk ketersediaan air yang akan digunakan
2) Menentukan peubah-peubah yang akan untuk mengoptimasi luas lahan ialah dengan
dioptimalkan ( dalam studi ini yang menjumlahkan volume andalan sungai sesuai
akan dioptimalkan ialah luasan lahan dengan musim tanam sebagai berikut :
sawah ). Volume Andalan (m ) 3
Musim
3) Menghitung harga batasan yang ada
dalam persamaan model optimasi ( Hujan 57638304
berdasarkan hasil perhitungan bab IV dan Kemarau I 49832928
bab V ). Kemarau II 37752480
4) Penyusunan model matematis. Sumber : Hasil Analisa
3) Kebutuhan air untuk irigasi tidak boleh melebihi
Model matematis dalam analisa optimasi terdiri dari : kapasitas intake bendung. Kapasitas intake
a. Fungsi Sasaran / Tujuan, merupakan suatu bendung Jatitoro dianggap sama dengan debit
rumusan dari tujuan pokok, yaitu hubungan intake maksimum yaitu 4728 l/dt = 49019904
antara peubah-peubah yang akan dioptimalkan. m3/musim.
Dalam optimasi ini, yaitu : 4) Produksi tanaman tebu dianggap panen tiap akhir
Memaksimalkan : nilai keuntungan, tahun saja.
luas lahan 5) Model yang digunakan sebagai berikut :
Meminimalkan : kebutuhan air Maximumkan :
b. Fungsi Kendala, merupakan persamaan yang Z = A.X1a + B.X1b + 0.X1c + A.X2a + B.X2b +
membatasi kegunaan utama, yaitu : kapasitas 0.X2c + A.X3a + B.X3b + C.X3c , dimana :
intake bendung, luas Z = Nilai tujuan yang akan dicapai (
maximumkan keuntungan (Rp))
6.2 Analisa Hasil Usaha Tani A = Pendapatan produksi padi (Rp/Ha)
Hasil usaha tani merupakan hasil pendapatan B = Pendapatan produksi polowijo (Rp/Ha)
bersih petani yang didapat dari penerimaan petani C = Pendapatan produksi tebu (Rp/Ha)
dikurangi biaya produksi yang dikeluarkan petani tiap X1a = Luasan areal tanam padi musim Hujan
hektarnya. Penerimaan petani yaitu banyaknya hasil (Ha)
produksi tanaman tiap hektar dikalikan dengan harga X1b= Luasan areal tanam polowijo musim Hujan
produksi tanaman tersebut. (Ha)
Hasil perhitungan ini berupa pendapatan bersih X1c = Luasan areal tanam tebu musim Hujan
untuk masing-masing tanaman yang akan dipakai (Ha)
sebagai fungsi sasaran pada perhitungan keuntungan X2a= Luasan areal tanam padi musim Kemarau I
yang akan dicapai. Perhitungan hasil analisa usaha (Ha)
tani dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut : X2b = Luasan areal tanam polowijo musim
Kemarau I (Ha)
Tabel 6.1 Analisa Usaha Tani Tahun 2006 di X2c= Luasan areal tanam tebu musim Kemarau I
Kabupaten Lumajang (Ha)
X3a = Luasan areal tanam padi musim Kemarau
II (Ha)
X3b = Luasan areal tanam polowijo musim
Kemarau II (Ha)
X3c= Luasan areal tanam tebu musim Kemarau II
(Ha)
6) Fungsi batasan yang digunakan sebagai berikut :
Sumber : Dinas Tanaman Pangan & Holtikultura Kabupaten 1. Luas Maksimum :
Lumajang X1a + X1b + X1c Xt
X2a + X2b + X2c Xt
6.3 Model Matematika Optimasi
X3a + X3b + X3c Xt
Untuk memperoleh hasil yang efektif, dengan Keterangan :
maksud mendekati kondisi kenyataan yang ada Xt = Luasa total daerah irigasi Jatiroto (=
dengan metode yang dipakai maka analisa ini 4337 Ha)
dilakukan dengan mengambil batasan yang mengacu 2. Volume Andalan Sungai :
pada persyaratan sesuai kondisi di lapangan sebagai Vp1.X1a + Vj1.X1b + Vt1.X1c Vs1
berikut : Vp2.X2a + Vj2.X2b + Vt2.X2c Vs2
1) Daerah Irigasi Jatiroto seluas 4337 Ha, dianggap Vp3.X3a + Vj3.X3b + Vt3.X3c Vs3
sebagian besar ditanami tebu dengan luas Keterangan :
mnimum 3247 Ha sesuai dengan kondisi Vpi = Kebutuhan air padi tiap musim
eksisting dan sebagian kecil ditanami padi dan (Lampiran B)
jagung.
Vji = Kebutuhan air palawija tiap musim Tabel 6.2 Contoh Model Optimasi untuk Awal
(Lampiran B) Tanam Nopember 1 ( Menggunakan Linear
Vti = Kebutuhan air tebu tiap musim Programming dengan Program Bantu Quantity
(Lampiran B) Methods for Windows 2 )
Vs1 = Volume andalan sungai pada musim
Hujan = 57638304 m3 (Tabel 4.4)
Vs2 = Volume andalan sungai pada musim
Kemarau I = 49832928 m3 (Tabel 4.4)
Vs3 = Volume andalan sungai pada musim
Kemarau II = 37752480 m3 (Tabel 4.4)
3. Tanaman Tebu :
X1c Xte
X2c Xte
X3c Xte
X1c - X2c = 0
X2c - X3c = 0 Sumber : input QM for Windows 2
Keterangan :
Xte = Luas minimum tanaman tebu yang 6.4 Perhitungan optimasi
disyaratkan Berdasarkan model optimasi tersebut diatas,
(= 3247 Ha) dengan menggunakan Linear programming dengan
4. Kapasitas Intake program bantu QM for Windows 2 akan diperoleh
Vp1.X1a + Vj1.X1b + Vt1.X1c Qb luasan optimum yang akan menghasilkan hasil
Vp2.X2a + Vj2.X2b + Vt2.X2c Qb keuntungan produksi yang maksimum. Berikut hasil
Vp3.X3a + Vj3.X3b + Vt3.X3c Qb yang diperoleh dari model tersebut :
Kerangan : Tabel 6.3 Contoh Hasil Optimasi Pada Awal
Qb = Kapasitas Intake (=49019904 m3) Tanam Nopember I ( Menggunakan Linear
Programming dengan Program Bantu Quantity
(Contoh perhitungan untuk awal tanam nopember I) Methods for Windows 2 )
Maksimumkan
Z = 5840750.X1a + 3312000.X1b + 0.X1c +
5840750.X2a +
3312000.X2b + 0.X2c + 5840750.X3a +
3312000.X3b +
8747000X3c

Persamaan Kendala :
13426.92 X1a + 2097.18 X1b + 1160.03 X1c
57638304
14662 X2a + 3807.89 X2b + 4996.77 X2c
49832928
Sumber : QM for Windows 2
18607.08 X3a + 5561.96 X3b + 7348.54 X3c
37752480
Dari hasil perhitungan linear programming
13426.92 X1a + 2097.18 X1b + 1160.03 X1c
tersebut diperoleh solusi optimum sebagai berikut :
49019904
Padi MH = 1090 ha
14662 X2a + 3807.89 X2b + 4996.77 X2c
Polowijo MH = 0 ha
49019904
Tebu MH = 3247 ha
18607.08 X3a + 5561.96 X3b + 7348.54 X3c Padi MKI = 1090 ha
49019904 Polowijo MKI = 0 ha
X1a, X1b, X1c, X2a, X2b, X2c, X3a, X3b, X3c 0 Tebu MKI = 3247 ha
Padi MKII = 591,21ha
Selanjutnya, persamaanpersamaan tersebut Polowijo MKII = 498,79 ha
dimasukkan kedalam tabel simpleks untuk dilakukan Tebu MKII = 3247 ha
iterasi. Sebagai alat bantu penyelesaian optimasi Dari nilai luasan masing-masing tanaman
tersebut dapat juga dilakukan dengan menggunakan tersebut dimasukkan ke persamaan tujuan
program bantu QM for Windows 2 seperti pada tabel maksimumkan
6.2. Z = 5840750.X1a + 3312000.X1b + 0.X1c +
5840750.X2a + 3312000.X2b + 0.X2c +
5840750.X3a + 3312000.X3b + 8747000X3c
sehingga dapat dihasilkan keuntungan produksi
tanam sebesar = Rp 46.239.434.034,02
Dari hasil optimasi diatas, didapat pola tanam sebagai Tabel 6.6 Pembagian Golongan Daerah Irigasi
berikut : Berdasarkan Luasan Optimum
1. Musim Hujan : Padi/Tebu Golongan & Luas Padi (Ha) Palawija (Ha) Tebu (Ha) Total Tanaman (Ha)
2. Musim Kemarau I : Padi/Tebu No.
(Ha) MH MK I MK II JML MH MK I MK II JML MH MK I MK II JML MH MK I MK II
3. Musim Kemarau II : Padi/Polowijo/Tebu 1 Gol. A = 1445 Ha 363 363 197 923 0 0 166 166 1082 1082 1082 3246 1445 1445 1445
sehingga pola tanam Nopember I = Padi/Tebu 2 Gol. B = 1445 Ha 363 363 197 923 0 0 166 166 1082 1082 1082 3246 1445 1445 1445
Padi/Tebu Padi/Polowijo/Tebu 3 Gol. C = 1447 Ha 364 364 197 925 0 0 167 167 1083 1083 1083 3249 1447 1447 1447
1090 1090 591 0 0 499 3247 3247 3247
Untuk hasil perhitungan yang lebih lengkap
yang dilakukan oleh program QM for Windows 2 Sumber : Hasil Analisa
bisa dilihat pada lampiran C.

6.5 Intensitas tanaman BAB VII


Dari hasil optimasi diatas, bisa diketahui KESIMPULAN DAN SARAN
intensitas tanamnya, sebagai contoh perhitungan 7.1 Kesimpulan
untuk awal tanam Nopember I : Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari
pembahasan pada bab sebelumnya, antara lain :
Tabel 6.4 Intensitas Tanaman Pada Awal Tanam a) Dari data debit sungai Jatoiroto, dengan
Nopember I menggunakan perumusan empiris diperoleh

Musim
Tanaman
Total Intensitas (%)
debit andalan sungai dengan peluang
Padi Polowijo Tebu keandalan 80% (Q80%). Besarnya debit
MH 1090 0 3247 4337 100
MKI 1090 0 3247 4337 100
andalan yang tersedia pada sungai Jatiroto
MK II 591,21 498,79 3247 4337 100 tiap periodenya dapat dilihat pada table 4.3
Total 300 b) Dalam studi ini telah dicoba 5 alternatif
Sumber : Hasil Perhitungan awal tanam (Nopember I, Nopember II,
Nopember III, Desember I dan Desember
(Untuk intensitas tanaman hasil optimasi yang lain II). Dari alternatif-alternatif tersebut,
selengkapnya bisa dilihat pada lampiran D) dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk
tiap tanaman (padi, palawija dan tebu).
Dari data yang ada dapat dihitung intensitas tersebut yang dapat dilihat pada lampiran B.
dan keuntungan yang diperoleh pada kondisi c) Berdasarkan kebutuhan air dan debit
eksisting di lapangan, yang dapat dilihat pada andalan yang ada, telah dilakukan
lampiran E. perhitungan untuk mencari luasan yang
optimal dari tiap alternatif awal tanam.
Tabel 6.5 Rekapan Hasil Perhitungan Optimasi Dengan menggunakan program bantu
Luas Tanam dan Keuntungan Menggunakan QM Quantity Methods for Windows 2 telah
for Windows 2 diperoleh luasan tiap tanaman yang dapat
Luas (Ha) diairi selama 1 tahun sesuai dengan
Awal Tanam Musim Tanam Luas Total (Ha) Keuntungan (Rp) Intensitas (%)
Padi Palawija Tebu alternatif awal tanamnya masing-masing.
MH 1090 0 3247 Dari tabel 6.5 dapat dilihat besarnya
Nopember I 1090 0 3247
MK I
MK II 591,21 498,79 3247
13011 46239434034,02 300
luasan tanam dari tiap-tiap alternatif awal
MH 1090 0 3247 tanam. Luasan areal tanam yang dapat
Nopember II MK I 1090 0 3247 13011 46000651946,25 300 dilayani secara optimum adalah sebesar
MK II 496,78 593,22 3247 130011 ha dengan intensitas tanam sebesar
MH 1090 0 3247
Nopember III MK I 1090 0 3247 13011 45786899608,92 300 ialah 300 % dengan masa awal tanam
MK II 412,25 677,75 3247 dimulai pada bulan Nopember dekade I.
MH 1090 0 3247 Sehingga bisa dilihat telah terjadi
Desember I MK I 1090 0 3247 13011 45667193728,80 300
MK II 364,91 725,09 3247
peningkatan intensitas sebesar 17,73 %
MH 1090 0 3247 dari intensitas 282,27 % (eksisting).
Desember II MK I 1090 0 3247 13011 45551593491,68 300 d) Dari tabel di 6.5 juga dapat dilihat bahwa
319,2 770,8 3247
MK II
keuntungan maksimum hasil usaha tani yang
Sumber : Hasil Analisa akan diperoleh selama setahun berdasarkan
luasan optimalnya ialah sebesar Rp
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 46,239,434,034.02 dengan pola tanam padi-
keuntungan dan luas tanaman optimum berada pada padi-padi/palawija dan tebu selama 1
awal tanam Nopember I. Dari Luasan tiap tanaman tahun.
tersebut dibuat pembagian golongan yang telah
diasumsikan sebelumnya, yang dapat dilihat pada
tabel 6.6 berikut.
7.2 Saran
Adapun saran yang bisa diberikan berdasarkan
hasil kesimpulan studi yang telah diperoleh antara
lain sebagai berikut :
a) Jika pola tanam hasil optimasi ini ingin
diterapkan, pihak terkait, dalam hal ini adalah
Balai PSAWS (Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai) Bondoyudo-Bedadung
sebaiknya melakukan pendekatan terlebih dahulu
kepada petani untuk mendapat persetujuan petani
terkait perubahan pola tanam tersebut.
b) Selain masalah perubahan pola tanam dari padi-
padi/palawija-palawija menjadi padi-padi-
padi/palawija, Balai PSAWS Bondoyudo-
Bedadung hendaknya juga memperhatikan dan
meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan di
lapangan seperti bangunan air dan saluran yang
selama ini kurang diperhatikan karena dapat
menghambat dan memperbesar kebutuhan air
selama diperjalanan.
c) Untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai
sudah benar-benar optimal, disarankan kepada
mahasiswa lain yang ingin memperdalam lagi
subjek ini untuk mencoba berbagai alternatif
pola tanam yang lain dan dicocokkan dengan
data kondisi lapangan yang terbaru.

Anda mungkin juga menyukai