Anda di halaman 1dari 44

PROFIL SOSIAL EKONOMI TEKNIK KELEMBAGAAN

dan Lingkungan (PSETK+L)

Oleh : EKO SUBEKTI

Disampaikan pada Acara :


Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan DAK Bidang Irigasi TA 2023

Jakarta, 13-14 Maret 2023


Sumber : KP Irigasi versi 2013
Kerangka Pemikiran Kebijakan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi

Perubahan
Peraturan PENGEMBANGAN IRIGASI
Perudangan
• Pembangunan
• UU 7/2004 • Peningkatan
• PP 20/2006 • Modernisasi Irigasi
• UU 17/2019
• UU 11/2020
• RPP-Irigasi
KEBERLANJUTAN SISTEM
IRIGASI
Ketahanan
• Kelestarian Sistem
SISTEM Pangan
Irigasi, yang efektif dan dan
IRIGASI efisien
Perubahan Lingkungan Kesejahtera
• Kelestarian Lingkungan
Strategis : an Petani
• Kelestarian warisan
sistem nilai Budaya
• Otonomi Daerah • Kelestarian dan
• Transparansi, Konsistensi Pembinaan
Akuntabilitas, dan Pengembangan
Partisipasi Institusi Irigasi
• Degradasi kondisi
Lingkungan
• Perkembangan
PENGELOLAAN
Penduduk
• Perkembangan
• Operasi
Ekonomi
• Pemeliharaan
• Alih fungsi lahan
• Rehabilitasi
• Kompetisi pengguna
• Modernisasi Irigasi
Air dan Pengusahaan
• Keterjangkauan Sumber : Pokok-Pokok Kebijakan Irigasi (2007)
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 30/PRT/M/2015
TENTANG
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI
Pasal 4

1. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi


dilaksanakan di seluruh daerah irigasi.

2. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diselenggarakan secara partisipatif, terpadu,
berwawasan lingkungan hidup, transparan,
akuntabel, dan berkeadilan dengan mengutamakan
kepentingan dan peran serta masyarakat
petani/P3A/GP3A/IP3A.
Pasal 6

1. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilaksanakan


dengan pendayagunaan sumber daya air yang didasarkan pada
keterkaitan antara air hujan, air permukaan, dan air tanah
secara terpadu dengan mengutamakan pendayagunaan air
permukaan.

2. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan prinsip satu
sistem irigasi satu kesatuan pengembangan dan pengelolaan,
dengan memperhatikan kepentingan pemakai air irigasi dan
pengguna jaringan irigasi di bagian hulu, tengah, dan hilir
secara selaras.
Operasi Jaringan Irigasi

Pasal 23

1. Partisipasi masyarakat petani melalui P3A/GP3A/IP3A dalam


pelaksanaan kegiatan operasi jaringan irigasi dilakukan dalam:

2. pengajuan usulan rencana tata tanam;

3. pengajuan kebutuhan air; pemberian masukan mengenai


pengubahan rencana tata tanam, pengubahan pola tanam,
pengubahan jadwal tanam, dan pengubahan jadwal
pemberian/pembagian air dalam hal terjadi perubahan
ketersediaan air pada sumber air; dan

4. seluruh proses kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a,


huruf b, dan huruf c secara aktif.
Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pasal 24

(1) Masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A di daerah irigasi yang


bersangkutan dapat berpartisipasi dalam kegiatan penelusuran
jaringan irigasi, penyusunan kebutuhan biaya, dan pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder.

(2) Partisipasi dalam penelusuran jaringan irigasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), meliputi penyampaian usulan prioritas pekerjaan dan
cara pelaksanaan pekerjaan.

(3) Dalam penyusunan kebutuhan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A dapat memberikan usulan
kontribusi berupa material atau dana untuk membantu pembiayaan
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan cara swakelola.

(4) Dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), P3A/GP3A/IP3A dapat
berpartisipasi dengan cara sebagaimana dimaksud pada Pasal 17.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Pasal 27

(1) Rehabilitasi jaringan irigasi dilakukan melalui tahapan sosialisasi dan


konsultasi publik, penilaian indeks kinerja sistem irigasi, survai,
investigasi dan desain, pengadaan tanah, pelaksanaan konstruksi,
serta persiapan operasi dan pemeliharaan.

(2) Rehabilitasi jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


dilaksanakan berdasarkan urutan prioritas kebutuhan perbaikan
irigasi yang ditetapkan setelah memperhatikan pertimbangan komisi
irigasi.

(3) Masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A dapat berpartisipasi dalam


rehabilitasi jaringan irigasi dengan cara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 dan Pasal 18.

(4) Tahapan pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi dengan cara


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 sampai dengan Pasal 19
TATA LAKSANA DAN FUNGSI KOMISI IRIGASI
PERTA Pemerhati P3A/ Dinas yang
GUB/BUPATI LSM NIAN Pengguna membidangi
air Irigasi
Lainnya

Pemilihan
KEBI Jenis SUMBER
JAKAN Tanaman
AIR

Faktor
DOMESTIK TEHNO Ekonomi & O&P
PERTANIAN LOGI Sosial
PEKEBUNAN
AGRONOMI (B/C Ratio)
INDUSTRI, DLL
AIR
TERSEDIA
KOMISI IRIGASI
PROP/KABUPATEN

Debit Air RTT Rinciaan Sistem Biaya Pemeliharaan Prioritas Rencana


Tersedia Pembagian dan Golongan/ Primer/Sekunder Pemeliharaan Pengeringan
Pemberiaan Air Tidak
Irigasi
BAGAN ALIR KEGIATAN OPERASI JARINGAN
IRIGASI
Rencana Pengaturan
Debit Perhitungan Penyediaan Pembagian Air
Neraca Air Air (Tahunan) Dlm DI/Sek
Andalan 4 5

3 6 14

Usulan Rencana Penetapan Penyediaan


Tata Tanam Rencana Tata Tanam Air Irigasi
Kabupaten Per DI/Sek Per DI Pembuatan
Rencana
7 Penyediaan
2 11
13 Air
(2 mingguan)
Usulan Renc Penetapan
Tanam & Rencana Tata Tanam Perhit
Kebutuhan.Air Detail / Tersier Faktor
Ter/sek/DI K (bd) Debit
tersedia
12 di sumber air
1 8 10 (2 mingguan)
Pembuatan
Kebutuhan Renc Pembagian Air Laporan Tanaman
Petani Detail / (tahunan) & Kebutuhan. Air
9
(2 mingguan)
Tingkat Daerah Irigasi
DAFTAR SIMAK DAN BAGAN ALIR BLANGKO OPERASI
Periode Pengisian Awal Bulan :
Penyampaian Blangko : kirim =========> terima
No
Judul Blangko Jadwal Peralatan Blangko Ranting/ Kasi O Irigasi Kasi OP UPTD Balai Wilayah Kasi O&P Dinas UPT Balai Besa
Blangko Mantri /Juru
Pengamat Kab. Prov. Sungai Prov. Wilayah Sunga

(1-O) Usulan dan Keputusan luas T Sebelum mulai MT 1 X1 X2


tanam per Daerah Irigasi

(2–O) Rencana Luas Tanam Per T Sebelum mulai MT 1 X2


Wilayah Mantri / Juru X1 X2
X2

(3-O) Kutipan Lamp. Keputusan Komisi T Sebelum mulai MT 1 X2 X1 X2


Irigasi mengenai Rencana Tata X2 X2
Tanam

(4-O) Laporan Keadaan Air dan 1/2 B Tgl 12 dan tgl 27 X1 X2 X2 X2 X2


Tanaman Pada Wilayah Mantri /
Juru

(5-O) Rencana kebutuhan air di pintu 1/2 B Tgl 12 dan tgl 27 X2 X1 X2 X2 X2


pengambilan

(6-O) Pencatatan debit saluran 1/2 B Tgl 1 dan tgl 16 X1 X2 X2 X2 X2

(7-O) Rencana kebutuhan air di 1/2 B Tgl 14 dan tgl 29 X2 X1 X2 X2 X2


jaringan utama dan penetapan
pemberian air
(8-O) Pencatatan debit Bang. 1/2 B Tgl 14 dan tgl 29 X1 X2 X2 X2 X2
Pengambilan / debit sungai
normal

(9-O) Perhitungan faktor K 1/2 B Tgl 1 dan tgl 16 X2 X1 X2 X2 X2

(10-O) Laporan Produktivitas & Neraca T ½ bulan sesudah selesai X1 X2 X2 X2


Pembagian Air Per Daerah irigasi masa tanam

(11-O) Rekap Kabupaten Per Masa T 1 bulan sesudah selesai X1 X2 X2


Tanam masa tanam

(12-O) Rekap Provinsi T 1 ½ bulan sesudah selesai X2 X2 X1 X2 X2


masa tanam

Catatan :
X1 = Kantor yang menyusun / mengirim blangko T = Blangko dikerjakan tiap tahun
X2 = Kantor yang menerima / memeriksa blangko ½ B = Blangko dikerjakan tiap ½ bulan
Penyampaian blangko X1 ------ X2 disesuaikan dengan tingkat kewenangan masing-masing daerah Kemungkinan
Diisi V bila telah diterima Perubahan Tata Tanam ???
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , 2006
Auditor Pemeriksa

.................. ..................
DEFINISI PSETK+L

Profil Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan


(PSETK+L) adalah gambaran informasi atau
data mengenai keadaan sosial, ekonomi,
teknis, kelembagaan dan Lingkungan pada
suatu Daerah Irigasi (DI) yang dibutuhkan oleh
Kelembagaan Pengelola Irigasi (KPI) untuk
perencanaan program pemberdayaan dalam
meningkatkan Kinerja Pengelolaan Irigasi
Partisipatif
TUJUAN – PRINSIP – FUNGSI PSETK+L
Penyusunan PSETK+L bertujuan untuk menggali permasalahan yang
ada di masyarakat, identifikasi penyebab munculnya permasalahan,
dan cara pemecahan masalah dengan menggunakan potensi sumber
daya lokal

Prinsip pelaksanaan inventarisasi jaringan untuk penyusunan


PSETK+L sebagai berikut
a. Pemberdayaan kemampuan masyarakat sendiri
b. Prioritas dengan batasan paling mudah, murah, dan bermanfaat
besar bagi masyarakat

Fungsi PSETK+L menyediakan data atau informasi mengenai kondisi


sosial, ekonomi, teknis, kelembagaan dan lingkungan yang dibutuhkan
dalam program peningkatan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif
pada suatu daerah irigasi
Profil Sosial Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan (01)
Profil Sosial Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan, selanjutnya disebut PSETK
adalah gambaran informasi atau data mengenai keadaan sosial, ekonomi, teknis, dan
kelembagaan pada suatu daerah irigasi yang dibutuhkan oleh Kelembagaan
Pengelola Irigasi (KPI) untuk perencanaan program peningkatan kinerja pengelolaan
irigasi partisipatif.

Penyelenggaraan kegiatan PSETK dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai


berikut:

1. Partisipatif; semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan PSETK mempunyai peran
dan kepentingan yang sama, sehingga keterlibatan semua pihak sangat diperlukan.
2. Kemandirian; pelaksanaan kegiatan PSETK dilaksanakan dengan spirit membangun
kemandirian melalui optimalisasi potensi sumber daya lokal.
3. Akurasi dan validitas; data dan informasi yang dikumpulkan harus akurat dan valid
sehingga membutuhkan ketelitian yang memadai dalam mencermati kondisi yang
ditemukan di lapangan.
4. Kerjasama Tim; penyelenggaraan kegiatan PSETK diwujudkan dalam kerjasama
antarpihak yang terkait dalam suatu tim (KPL5, HIPPA, dan TPM6 (Tenaga Pendamping
Masyarakat/ Fasilitator).
5. Belajar Bersama; kegiatan PSETK diselenggarakan sebagai proses pembelajaran
bersama dengan mengutamakan kolektivitas berdasarkan pendekatan pembelajaran
sosial.
Profil Sosial Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan (02)
Tujuan penyusunan PSETK adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang
tepat serta aktual sebagai masukan dalam proses perencanaan program teknis,
kelembagaan, usahatani, dan usaha ekonomi lainnya pada suatu daerah irigasi
berdasarkan potensi sumberdaya lokal melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Penyusunan profil sosial dan ekonomi, serta mengidentifikasi potensi sumber


daya lokal;
2. Penyusunan profil teknis pengelolaan irigasi (operasi, pemeliharaan dan
rehabilitasi jaringan irigasi), termasuk gambaran ketersediaan air, kondisi fisik
dan fungsi jaringan irigasi, serta lahan pertanian beririgasi;
3. Penyusunan profil kelembagaan dengan mengidentifikasi kelembagaan lokal
yang ada, kebutuhan pembentukan organisasi P3A/GP3A dan upaya
pengembangannya berdasarkan hasil penelusuran kebutuhan petani; dan
4. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan
organisasi P3A baik pada aspek teknis, kelembagaan maupun usahatani dan
usaha ekonomi produktif.

Pelaksanaan PSETK dapat diselenggarakan melalui pendekatan Pemahaman Partisipatif


Kondisi Daerah Irigasi (PPKDI), yaitu salah satu metode yang dikembangkan dari metode
Partisipatory Rural Appraisal (PRA) dalam pengelolaan irigasi partisipatif dan pemberdayaan
organisasi P3A sebagai pendekatan baru dalam pelaksanaan kegiatan PSETK.
Teknik Penerapan Pemahaman Partisipatif
Kondisi Daerah Irigasi (PPKDI)

Beberapa jenis kegiatan dalam penerapan metode


PPKDI antara lain:

1. Penelusuran alur sejarah


2. Penelusuran jaringan irigasi dan kebutuhan akan
perbaikan
3. Analisis mata pencaharian petani
4. Pembuatan sketsa peta dan pemetaan
5. Penyusunan rencana kegiatan
6. Diskusi Kelompok dan pembahasan masalah
Participatory Rural Appraisal (PRA)
Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah kajian penelitian atau penilaian desa/DI
secara partisipatif. Secara sederhana, Participatory Rural Appraisal dapat diartikan
sebagai teknik penyusunan dan pengembangan program operasional yang
diperuntukkan membangun pedesaan (Moehar Daniel, dkk, 2006).

Participatory Rural Appraisal diartikan sebagai pengkajian keadaan desa/DI.


a. Kajian bisa berbentuk kegiatan penelitian yang meliputi aspek kehidupan
masyarakat.
b. Kajian yang dapat dilakukan bermacam-macam, tergantung aspek dan
kebutuhan, bisa mengambil aspek perekonomian masyarakat di bidang
pertanian, potensi SDA/SDM dan bisa juga non pertanian. Bahkan, bisa juga
mengambil dari kehidupan sosial-budaya masyarakat, pendidikan, kesehatan
hingga kehidupan politik.

Pada prinsipnya, hasil dari kajian tersebut menghasilkan tiga hal, sebagai berikut :
1. Memperoleh informasi terkait kondisi kehidupan di daerah/desa tersebut.
2. Memperoleh informasi terkait dengan kebutuhan dan “permasalahan” yang
menjadi masalah/kendala masyarakat itu sendiri.
3. Memperoleh informasi terkait dengan potensi lokal yang dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengembangkan SDA dan SDM untuk masyarakat sekitar
Kegiatan dalam penyusunan PSETK adalah sebagai berikut:

1. Persiapan; terdiri dari koordinasi dengan seluruh anggota P3A, tokoh


masyarakat dan Pendamping.
2. Pembentukan Tim Fasilitator; Ketua tim sekaligus penanggung jawab
pelaksanaan kegiatan penyusunan PSETK diketuai dari unsur Bappeda yang
menangani kegiatan irigasi, anggota tim terdiri dari unsur dinas terkait
dengan irigasi, yaitu Dinas PU Pengairan, Dinas Pertanian, dan dinas lainnya
yang memiliki kepentingan dalam pengelolaan irigasi, anggota
P3A/GP3A/IP3A, TPM, KPL .
3. Analisa kebutuhan untuk kegiatan; alat tulis, kertas gambar, meteran (alat
pengukur panjang, dokumen penunjang (Buku Daerah Irigasi, Peta
Jaringan Irigasi, Buku Catatan Operasi dan Pemeliharaan, atau dokumen
lainnya yang diperlukan).
4. Pelaksanaan; penelusuran jaringan irigasi dimulai dari saluran hulu sampai
hilir, berbagai kerusakan dan kebutuhan berdasarkan hasil pengamatan/
observasi ditulis secara lengkap.
5. Pengisian form PSETK; mengisi form yang telah disediakan dengan lengkap.
6. Analisis hasil; memberikan penilaian dan rekomendasi terkait potensi dan
kebutuhan P3A, baik tentang kelembagaan, teknik pengairan, teknik
pertanian dan pembiayaan.
PRINSIP DASAR PELAKSANAAN PPKDI DENGAN
Metode “PRA” (yang penting)
Masyarakat Sebagai Aktor, Petugas sebagai Fasilitator
Masyarakat sebagai aktor atau pelaku utama dalam pembuatan
program.
Sedangkan petugas yang ditunjuk sebagai fasilitator.
Fasilitator harus berbesar hati mendengar masyarakat sebagai
narasumber utama dan berbesar hati belajar dari masyarakat.
Fasilitator hanya memfasilitasi masyarakat. Secara tidak
langsung, fasilitator sebagai pendengar dari masyarakat. Apabila
masyarakat dalam mempresentasikan program ada yang kurang,
dapat dicatat dan saat waktu sesi diskusi, di diskusikan
Bersifat Fleksibel

PRA dikembangkan secara fleksibel. Program ini dijalankan tanpa


paksaan, informal, luwes dan tidak mengganggu kegiatan sehari-
hari masyarakat. Jadi, masyarakat tetap bisa menjalani aktivitas
seharihari, misalnya memasak, bertani dan sebagainya. Dari segi
program PRA untuk masyarakat menyesuaikan dengan pekerjaan
masyarakat desa.
Misal masyarakat desa seorang petani, maka program PRA di dunia
pertanian. Jika di desa tersebut mayoritas memiliki skill sebagai
pengrajin, maka program yang dijalankan tidak jauh-jauh dari
pengrajin.
Program Berkelanjutan dan berkesinambungan

PRA merupakan program keberlanjutan untuk masyarakat. Jadi,


program ini bukan program yang hanya diberikan sekali langsung
selesai. PRA akan terus berlanjut sampai tujuan tercapai dan
masyarakat bisa mandiri.

Prinsip Motivasi Belajar Bersama

Bagi masyarakat, program PRA ini mungkin ini adalah program


pertama kalinya. Oleh karena itu, apabila di lapangan melakukan
kesalahan itu wajar. Berawal dari kesalahan tahu bagaimana yang
benar. Prinsip program ini masyarakat memiliki motivasi belajar
yang besar itu yang lebih penting. Semakin masyarakat memiliki
motivasi belajar yang baik, kemandirian ekonomi di pedesaan
menjadi kawasan yang lebih maju akan lebih cepat.
KEGIATAN PENYUSUNAN PSETK+L :

1. PROFIL SOSIAL EKONOMI


A. KONDISI SOSIAL
1. Struktur Mata Pencaharian
2. Tingkat Pendidikan
3. Usia Produktif
4. Gotong Royong/Hubungan Kemasyarakatan

B. KONDISI EKONOMI
1. Produktifitas Hasil Usaha dan Jenis Usaha Tani
2. Tingkat Pendapatan Usaha Tani
3. Potensi Sumber Daya Lokal
4. Peluang Usaha Ekonomi Produktif
5. Kondisi/ Isue Gender
2. PROFIL TEKNIK
A. KONDISI FISIK JARINGAN IRIGASI
1. Bangunan Utama
2. Saluran Pembawa dan Bangunannya
3. Saluran Tersier dan Box Tersier/Kwarternya
4. Saluran Pembuang

B OPERASI JARINGAN IRIGASI


5. Pola Tanam
6. Rencana Tata Tanam
7. Pelaksanaan Operasi
8. Monitoring dan Evaluasi Operasi Jaringan

C. PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI


1. Monitoring dan Pencatatan Pemeliharaan
2. Pelaksanaan Pemeliharaan
3. PROFIL KELEMBAGAAN

1. Pembentukan P3A/GP3A
2. Status Hukum P3A/GP3A
3. Struktur Organisasi dan AD/ART dan Kelengkapannya
4. Administrasi Keuangan
5. Kelembagaan Kelompok Tani (Poktan)
6. Pemberdayaan/ Pelatihan yang Pernah diikuti
7. Capaian Kinerja P3A/GP3A
8. Fasilitas Kantor P3A/GP3A
4. PROFIL LINGKUNGAN
1. Perubahan lingkungan Daerah Aliran Sungai
(DAS) dan perubahan pemanfaatan lahan di
DAS
2. Perubahan lingkungan akibat kegiatan lain
disekitar DI
3. Perubahan pemanfaat air di Sungai sumber air
4. Dampak pencemaran air sungai/ irigasi
5. Harmonisasi pengelolaan SDA antar Desa,
Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
Maksud penyusunan dokumen perlindungan lingkungan
adalah untuk memastikan agar semua pihak yang
terlibat dalam proses perencanaan dan penyusunan
program, pelaksanaan konstruksi serta pemantauan dan
evaluasi program rehabilitasi/peningkatan irigasi dapat
melaksanakan persyaratan, prosedur serta aturan
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan Pemerintah Republik
Indonesia di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota
yang berlaku.
lntegrasi Lingkungan Dalam Perencanaan (RP2I
dan PSETK)
Pertimbangan lingkungan sebagai upaya preventif juga dilakukan dengan
memasukkan pertimbangan lingkungan dalam dokumen perencanaan,
antara lain:

1. RP21 (Rencana Pengembangan dan Pengelolaan lrigasi)


2. PSETK (Profil Sosial Ekonomi, Teknis dan Kelembagaan)

Dalam RP21, perencanaan dibuat dengan mempertimbangkan kondisi


lingkungan daerah setempat terutama dengan memperhatikan daya dukung
dan daya tampung yang tertuang dalam RPPLH (rencana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup) dan KLHS (kajian lingkungan hidup strategis)
yang sudah ada. Pertimbangan khusus isu lingkungan dimasukkan dalam
Panduan PSETK, yang disusun secara terpisah.
PROSES PENYUSUNAN
PSETK DALAM RANGKA PPSI
DAN PEMBERDAYAAN PETANI

Perencanaan Program
Tim Pelaksana O&PR,UT
Profil Teknis O&PR, UT O&PR, UT
PSETK dengan Partisipatif
Partisipatif Partisipatif
metode PPKDI

Belum ada P3A/ Pembentukan


Tingkat Pelaksanaa Poktan P3A/Poktan
Jaringan n
Sosialisasi Pelatihan PSTEK Profil Sosek Pelatihan Pemberdayaan
Tersier Hasil P3A/Poktan Pengaktifan P3A/ P3A/
PSETK/ PSETK/ dengan PSETK Kelembagaan P3A/Poktan P3A/Poktan
Pasif Poktan Poktan
PPKDI PPKDI metode
PPKDI
Daerah Irigasi Terpilih Lokasi Program

P3A/Poktan Pengembangan P3A/


Aktif Poktan

Kebutuhan Pelatihan
(Pertanian, Organisasi, Keuangan/
IPI, O&PR, Wirausaha)

Pembentukan
Gabungan/Induk
P3A
Perencanaan Program
Profil O&PR
O&PR O&PR
Teknis Partisipatif
Partisipatif Partisipatif

Tingkat
Jaringan
Primer/ Pelaksanaa G/IP3A
n Pengaktifan
Sekunder Sosialisasi Pelatihan PSTEK Profil Pasif Pemberdayaan
Hasil Pelatihan Pengelolaan
PSETK/ PSETK/ dengan PSETK Sosek G/IP3A
G/IP3A G/IP3A Irigasi Partisipatif
PPKDI PPKDI metode Kelembagaan
PPKDI G/IP3A Pengembangan
G/IP3A
Kebutuhan Pelatihan
(Pertanian, Organisasi,
Keuangan/IPI, SISTEM IRIGASI
O&PR, Wirausaha) BERKELANJUTAN

Persiapan Proses Pemberdayaan Kelembagaan P3A/GP3A/IP3A, Poktan/Gapoktan


SEQUENCES / URUTAN / TAHAPAN
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
REHABILITASI JARINGAN IRIGASI
DAN PERLUNYA LAPORAN-PSETK

Pedoman/Kriteria
Perencanaan Review Desain
Hasil Indeks Irigasi Update Rehabilitasi Jaringan
Laporan Kinerja Sistem Irigasi
IKSI Irigasi

Kondisi Pelaksanaan
Pengelolaan Aset SID Rehabilitasi Konstruksi Pengukuran Pencapaian
Laporan Outcome Rehabilitasi
Irigasi
PAI Jaringan Irigasi Rehabilitasi jaringan Irigasi
Jaringan Irigasi
Kondisi Sosial,
Laporan Ekonomi, dan
PSETK Kelembagaan

Hasil Pemetaan
LIDAR/Teristris

RP2I MUSRENBANG
KEGIATAN PENYUSUNAN PSETK DALAM RANGKA PPSI
CATATAN - PENTING
PENYUSUNAN PSETK
PSETK : harus dibangun dari kondisi
Sequencies eksisting infrastruktur, kelembagaan, sosial
kegiatan dan ekonomi petani sebagai masukan
untuk penyusunan RP2I dan SID/DED

Keterlibatan Masyarakat Petani


Partisipatif menjadi mutlak dalam penyusunan
PSETK

PSETK merupakan aktifitas


Perencanaan perencanaan dasar yang berisi
yang terintegrasi kondisi social, ekonomi, teknis irigasi
/ pertanian dan kelembagaan

Dapat dijadikan bahan


Pengembangan
masukan Musrenbang
Program
Provinsi dan Kabupaten, dan
bukan hanya sebagai
pemenuhan project .
BAGAN ALIR
Tahapan kegiatan penyusunan
PSETK meliputi tahapan, uraian
kegiatan dan penanggung jawab

1. Tahap persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penyusunan Laporan
4. Tahap Akhir
PENGERTIAN RENCANA
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN
IRIGASI
(RP2I)
Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I)
adalah:

Instrumen Perencanaan yang diperlukan oleh


B/BWS, Dinas PU Provinsi, Dinas PU Kabupaten, dan
pihak lain yang membutuhkan untuk melaksanakan
kebijakan dan strategi pembangunan di bidang
pertanian, serta pengelolaan irigasi secara
partisipatif dengan tujuan mewujudkan
keberlanjutan sistem irigasi selama 5 tahun
kedepan
DASAR HUKUM
RENCANA PENGEMBANGAN DAN
PENGELOLAAN IRIGASI (RP2I)
MANFAAT PENYUSUNAN RP2I
1. Data RP2I dapat berfungsi sebagai alat perencanaan untuk
menindaklanjuti kebijakan dan strategi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah pada bidang pertanian, serta
melaksanakan program Pengelolaan dan Pengembangan Irigasi
yang sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yang
berlaku.

2. Melalui RP2I, dapat dilakukan sinkronisasi program


program yang direncanakan oleh instansi pemerintah pusat
dan pemerintah daerah (BBWS/BWS, Bappeda, Dinas
Pertanian serta Dinas PU/ yang membidangi irigasi) sehingga
tepat sasaran, dan dapat mewujudkan:
a. Pelaksanaan program masing masing kewenangan mengacu
pada dokumen RP2I yang ditandatangani oleh masing
masing pihak
b. Keberlanjutan sistem irigasi
c. Peningkatan kesejahteraan masyarakat petani
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
JAKARTA ,14 MARET 2023

Anda mungkin juga menyukai