Anda di halaman 1dari 176

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN

BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV


SD SUSTER SINGKAWANG

TESIS

OLEH
RIMA MELATI
NIM F2211211010

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN
BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SD SUSTER SINGKAWANG

TESIS

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister


Jurusan Pendidikan Dasar
Program Studi Magister Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH
RIMA MELATI
F2211211010

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Rima Melati
NIM : F2211211010
Jurusan/Prodi : Pendidikan Dasar / Magister Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
hasil pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau hasil pikiran saya
sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa tesis ini hasil
jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Pontianak, Juli 2023


Yang membuat pernyataan,

Rima Melati
NIM F2211211010

iii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua
terhadap kemandirian belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD
Suster Singkawang dengan pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini
adalah siswa kelas IV SD Suster Singkawang dengan sampel 92 siswa merujuk
tabel Krecie dan Morgan. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu angket untuk
mengetahui pola asuh dan kemandirian belajar. Setelah melakukan pengumpulan
data pola asuh dan kemandirian belajar, angket dianalisis menggunakan SPSS
dengan menghitung rata-rata skor perolehan, kemudian menghitung normalitas dan
homogenitas data dan kesimpulan akhir dengan anova 1 jalan. Berdasarkan analisis
data yang diperoleh, pola asuh otoriter, demokratis tidak memberikan pengaruh
terhadap kemandirian belajar karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari
0,05. Sedangkan pola asuh permisif memberikan pengaruh terhadap kemandirian
belajar dengan nilai sig < 5%. Sedangkan pola asuh otoriter, demokratis, dan
permisif memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar matematika siswa.
Lebih lanjut, kemandirian belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa. Hal ini dibuktikan dengan analisis yang menunjukkan nilai sig
> 5%.

Kata kunci: Pola Asuh, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar.

iv
MOTTO

Hidup ini adalah kesempatan.

Jangan sia-siakan apa yang Tuhan berikan.

v
PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya...

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus. Karena berkat dan kasih-NYA telah

memberikanku kekuatan dan membekaliku dengan ilmu. Atas karunia serta

kemudahan yang Engkau berikan akhirnya tesis yang sederhana ini dapat

terselesaikan.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang paling berharga dihidup

saya, orang tua terkasih Ig.R.Yahya dan Marietha Limoi (Alm), suami tercinta

Ajanius, anak tersayang Elshaday Septian Nawangsa yang selalu mengisi hari-

hariku serta menjadi tempat berbagi.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya sehingga Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua

Terhadap Kemandirian Belajar Dan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Suster

Singkawang” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Dalam penyusunan tesis ini,

penulis banyak mendapatkan motivasi dari keluarga, sahabat dan kerabat yang terus

memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan tesis ini. Dalam

penyusunan dan penyelesaian tesis ini penulis banyak mendapat bimbingan, saran

dan motovasi dari Bapak Prof. Dr. H. Martono, M.Pd dan Bapak Dr. Antonius

Totok Priyadi, M.Pd selaku dosen pembimbing. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih karena telah membimbing, memberikan saran serta motivasi dan

dukungan dalam proses penyusunan tesis ini. Selain itu penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr. H. Ahmad Yani.T, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tanjungpura yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di FKIP Untan.

2. Dr. Agung Hartoyo, M.Pd selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tanjungpura yang telah membantu dalam proses administrasi akademik.

3. Ibu/Bapak Dosen Program studi Magister Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura yang telah

memberikan materi perkuliahan.

vii
4. Rekan-rekan seperjuangan S2 PGSD Angkatan 2021 yang telah memberikan

banyak masukan dan motivasi dalam proses penyelesaian tesis ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu baik

langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian proposal tesis ini.

Penulis telah berusaha secara maksimal dalam menulis tesis ini. Namun

sangat disadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat

diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dalam penulisan

selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Pontianak, Juli 2023

Penulis

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 9
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 9
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 10
E. Ruang Lingkup dan Definisi Operasional ........................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 14
A. Kajian Teori ........................................................................................ 14
1. Pola Asuh Orang Tua .................................................................... 14
a. Pengertian Pola Asuh ............................................................... 14
b. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua ............................................. 16
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh ......................... 23
d. Aspek-aspek Pola Asuh Orang Tua .......................................... 25
e. Ciri-ciri Pola Asuh Orang Tua ................................................. 25
2. Kemandirian Belajar ..................................................................... 27
a. Kemandirian Belajar dan Bimbingan Belajar........................... 27
b. Pengertian Kemandirian Belajar............................................... 28
c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar ................................................... 31
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ........ 34
3. Hasil Belajar .................................................................................. 37
a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 37
b. Faktor-faktor Hasil Belajar ....................................................... 38
c. Jenis-jenis Hasil Belajar ........................................................... 39
4. Pembelajaran Matematika ............................................................. 40
a. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar................................. 40
b. Karakteristik Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ...... 42
c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar................ 43
B. Hipotesis Penelitian............................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 47
A. Jenis Penelitian.................................................................................... 47

ix
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 48
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 48
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 51
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 52
F. Analisis Data ....................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 58
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 58
B. Pembahasan ......................................................................................... 62
BAB V PENUTUP........................................................................................... 75
A. Kesimpulan ......................................................................................... 75
B. Saran.................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 78

x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas IV SD Suster Singkawang TP 2022/2023 ........ 48
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban Angket Pola Asuh Orang Tua ........................ 52
Tabel 3.3 Alternatif Jawaban Angket Kemandirian Belajar Siswa ............... 53
Tabel 4.1 Skor Angket Pola Asuh Orang Tua ............................................... 58
Tabel 4.2 Skor Angket Kemandirian Belajar Siswa...................................... 60
Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Siswa ............................................................... 61
Tabel 4.4 Uji Normalitas Pola Asuh dan Kemandirian Belajar Siswa .......... 63
Tabel 4.5 Analisis Anova Pola Asuh terhadap Kemandirian Belajar Siswa . 65
Tabel 4.6 Uji Normalitas Pola Asuh dan Hasil Belajar Siswa ...................... 67
Tabel 4.7 Analisis Anova Pola Asuh Terhadap Hasil Belajar Siswa ............ 69
Tabel 4.8 Uji Normalitas Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa ............................................................................................ 72
Tabel 4.9 Analisis Regresi Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa ............................................................................................. 73

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Validasi Instrumen Pola Asuh Orang Tua ................. 83


Lampiran 2. Kisi-kisi Uji Coba Angket Pola Asuh Orang Tua .................... 88
Lampiran 3. Angket Uji Coba Pola Asuh Orang Tua ................................... 90
Lampiran 4. Lembar Validasi Instrumen Kemandirian Belajar .................... 93
Lampiran 5. Kisi-kisi Uji Coba Angket Kemandirian Belajar Siswa ........... 96
Lampiran 6. Angket Uji Coba Kemandirian Belajar Siswa ......................... 97
Lampiran 7. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa ............................................. 99
Lampiran 8. Tes Hasil Belajar Siswa ............................................................ 101
Lampiran 9. Sebaran Data Uji Coba Angket Kemandirian Belajar Siswa ... 108
Lampiran 10. Sebaran Data Uji Coba Angket Pola Asuh Orang Tua............. 110
Lampiran 11. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Pola Asuh Orang
Tua ............................................................................................ 113
Lampiran 12. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Kemandirian Belajar
Siswa......................................................................................... 114
Lampiran 13. Angket Penelitian Pola Asuh Orang Tua.................................. 115
Lampiran 14. Angket Penelitian Kemandirian Belajar Siswa ........................ 117
Lampiran 15. Sebaran Data Angket Pola Asuh Orang Tua ............................ 119
Lampiran 16. Sebaran Data Angket Kemandirian Belajar Siswa ................... 127
Lampiran 17. Sebaran Data Hasil Belajar Siswa ............................................ 131
Lampiran 18. Output Normalitas Data Pola Asuh dan Kemandirian Belajar
Siswa......................................................................................... 134
Lampiran 19. Output Normalitas Data Pola Asuh dan Hasil Belajar Siswa ... 135
Lampiran 20. Output Normalitas Data Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar
Siswa......................................................................................... 136
Lampiran 21. Output Analisis Anova Pola Asuh terhadap Kemandirian
Belajar Siswa ............................................................................ 137
Lampiran 22. Output Analisis Anova Pola Asuh Terhadap Hasil Belajar
Siswa......................................................................................... 139
Lampiran 23. Output Analisis Regresi Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa................................................................... 141
Lampiran 24. Dokumentasi ............................................................................. 142
Lampiran 25. Tabel Krijicie dan Morgan ....................................................... 146

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia sebagai

makhluk yang berpikir dan berkembang. Berdasarkan sudut pandang kehidupan

manusia, pendidikan mutlak diperlukan. Apalagi di era globalisasi saat ini,

pendidikan sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan zaman, agar seseorang selalu

mengembangkan potensi dirinya, baik fisik maupun mental, sesuai dengan nilai-

nilai yang berlaku dalam masyarakat dan budaya.

Salah satu upaya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas

adalah melalui kegiatan belajar di lembaga pendidikan baik formal, informal,

maupun nonformal. Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang secara sadar dan

sengaja sehingga memungkinkan seseorang melakukan sesuatu, berfikir,

maupun mendapatkan suatu ilmu pengetahuan yang baru, konsep, dan

pengalaman yang tetap dengan baik disebut dengan belajar (Susanto, 2016, h.4).

Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran salah

satunya pada pelajaran matematika, berbagai pihak perlu diajak bekerja sama

yaitu keluarga, guru dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan dalam proses

belajar mengajar di sekolah, guru harus selalu memberikan dorongan,

membimbing dan memfasilitasi siswa untuk belajar dengan baik (Slameto, 2015,

h.97). Lebih lanjut diterangkan (Jamiah, 2020) “proses pembelajaran untuk

membentuk perilaku siswa yang baik sangat dipengaruhi oleh kondisi

kewibawaan dan kewiyataan yang ada pada diri guru selaku pendidik.” Selain

1
2

itu diperlukan perencanaan yang baik dari guru dalam proses pembelajaran.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh (Martono, 2016) “Success in a highly

determined by the learning skills of teachers in planning lessons.”

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi beberapa faktor. Ada dua faktor

yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor

kelelahan, untuk faktor eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Faktor keluarga merupakan faktor yang terdekat dengan siswa

(Slameto, 2015, h.54-h.72). Lembaga pendidikan yang paling pertama dan

utama didapatkan oleh seseorang yaitu keluarga (Slameto, 2015, h.61).

Keluarga dikatakan lembaga pendidikan yang pertama karena di dalam

keluargalah individu pertama kali berhubungan dengan orang lain yaitu anggota

keluarga dan dikatakan utama karena pendidikan di dalam keluarga merupakan

dasar dan bekal untuk perkembangan individu di masa selanjutnya.

Bermacam - macam tumbuh kembang yang dialami oleh anak dipengaruhi

oleh penerapan pola asuh yang diterapkan orang tua secara konsisten mulai dari

emosi, perkembangan fisik dan juga sosial. Kontrol dan pemantauan, dukungan

dan keterlibatan, komunikasi, kedekatan dan pendisiplinan merupakan bentuk-

bentuk pengasuhan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya (Lestari, 2016,

h. 57-h.63). Semua hubungan dan komunikasi antara orang tua dan anak, dimana

anak dapat berperilaku, memperoleh ilmu pengetahuan, dan nilai – nilai agar

anak memiliki kemandirian, serta tumbuh kembang baik, sehat dan optimal,

memiliki tujuan untuk berhasil dan sukses, bersahabat, memiliki keingintahuan,


3

dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi disebut dengan pola asuh orang tua

(Tridhonanto, 2014, h.5)”.

Terdapat pengaruh antara kualitas kedekatan orang tua terhadap anak pada

keberhasilan anak di sekolah, dalam hal ini pencapaian hasil belajarnya

(Mahadewi, 2016, h.6). Jadi interaksi antara orang tua dengan anak sangatlah

penting, agar anak tumbuh dan berkembang secara sehat, memiliki rasa percaya

diri dan mandiri sehingga hasil belajar matematika siswa baik. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikatakan Fatimah (2010, h.143), seseorang membutuhkan

kesempatan, dorongan dan dukungan dari keluarga serta masyarakat sekitar

untuk mandiri dan mencapai kekuasaan untuk menjalankan dirinya sendiri.

Peran dari orang tua dan respon dari lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk

anak, agar anak kuat untuk menjalankan perilaku yang diinginkannya.

Erikson dalam Desmita (2014, h.185), menyatakan bahwa kemandirian

adalah usaha seseorang untuk menemukan jati dirinya sendiri dengan mencari

identitas ego dengan mengembangkan diri kearah individualisme yang mantap

berdiri sendiri dengan tujuan melepaskan diri dari orang tua. Lebih lanjut

dijelaskan (Maslihah dkk., 2021), “Independent learning is believed to play a

key role in student success in both academics and careers life.” Kemandirian

belajar dipercaya dapat menjadi kunci dalam kehidupan dan akademik.

Kemampuan seseorang menentukan nasib dirinya sendiri, mengendalikan

perilaku, berpikir kreatif dan berinisiatif, dapat menahan diri, bertanggung

jawab, membuat keputusan sendiri tanpa campur tangan orang lain, dan mampu

mengatasi masalah tanpa bantuan orang lain.


4

Dengan kemandirian, dapat membantu siswa mengoptimalkan

kemampuan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan salah satunya

untuk mencapai hasil belajar yang optimal. (Nugraheni, 2022) menyatakan,

“Independent learning is developed through a very long process.” Ada proses

yang panjang untuk mengembangkan kemandirian dalam belajar. Selain itu

dengan adanya kemandirian, kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan

dengan baik khususnya dalam pembelajaran Matematika, karena salah satu

tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar yaitu mendorong siswa

untuk memecahkan masalah yang dihadapi untuk mengembangkan

ketrampilan siswa. Untuk mengembangkan sikap kemandirian belajar siswa

dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran yang mengarahkan siswa

pada kemandirian belajar (Auliya dan Suminar, 2016, h.10). Lebih lanjut

dijelaskan (Kim & Kim, 2021) “parenting not only determines the quality of the

parent-child relationship, but also has a significant effect on a child’s

psychological characteristics,which in turn affects the child’s intellectual

development.” Pola asuh tidak hanya menentukan kualitas hubungan antara

orang tua dan anak, tetapi juga untuk perkembangan intelektual anak.

Pola asuh orang tua dan kemandirian belajar sangatlah penting bagi peserta

didik dalam proses belajar maupun saaat mengerjakan tugas, baik disekolah

maupun di rumah. (Hosokawa & Katsura, 2019) menerangkan “parenting is an

ecological variable that significantly influences achild’s personality

development.” Pola asuh orang tua merupakan variabel yang penting dalam

perkembangan anak. Selain itu, penelitian (Setyanisa, Setiawati, Irwanto,


5

Fithriyah, & Prabowo, 2022) menyatakan bahwa “There is a significant

relationship between parenting style and the risk of ADHD in children.”

Pola asuh orang tua dan kemandirian belajar siswa diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa salah satunya dalam pelajaran

Matematika di kelas IV SD Suster Singkawang. Matematika merupakan salah

satu pelajaran penting dalam kurikulum sekolah dasar. Pelajaran Matematika

adalah suatu pelajaran untuk mengembangkan cara berfikir setiap siswa, karena

itu Matematika sangat diperlukan baik untuk memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari maupun untuk menunjang kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi ( Offirston,2014, h.1). Dengan demikian hasil belajar Matematika

yang baik sangat diperlukan dalam peningkatan ilmu pengetahuan setiap siswa.

Hasil belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dan tidak

dapat dipisahkan dari proses belajar. asil belajar digunakan untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran. proses penilaian hasil belajar dapat

menginformasikan guru tentang kemajuan yang dialami siswa. Memiliki hasil

belajar yang baik merupakan dambaan bagi setiap siswa, dimana siswa merasa

bangga dengan hasil yang diperoleh. Sedangkan bagi guru hasil belajar siswa

yang baik menunjukan tercapainya tujuan pembelajaran yang di inginkan.

Namun apa yang terjadi di sekolah masih banyak siswa yang memperoleh nilai

yang rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada tahun 2023 berdasarkan pada

nilai ulangan harian siswa pada pelajaran matematika pada siswa kelas IVA.

IVB, IVC, dan IVD menunjukan bahwa sebagian besar siswa kelas IV SD Suster
6

Singkawang memperoleh hasil belajar Matematika yang rendah. Hal ini terlihat

pada hasil ulangan harian, sebanyak 40 % dari jumlah siswa yang mendapat nilai

dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) 70, sehingga siswa harus

mengikuti remedial untuk memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimum ( KKM ). Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya

perhatian dan pola asuh orang tua mengakibatkan kurangnya bimbingan

terhadap anak dalam mempersiapkan diri dalam pembelajaran di sekolah. Hal

tersebut diperoleh setelah penulis berkonsultasi dengan guru kelas dan

melakukan komunikasi dengan beberapa orang tua siswa yang anaknya

mengalami permasalahan dalam proses belajar dan rendahnya hasil belajar.

Selain itu penulis juga melakukan komunikasi dua arah dengan siswa dan

melakukan tanya jawab terkait keseharian mereka saat di rumah. Hal tersebut

tentunya menjadi salah satu masalah yang dapat berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa disebabkan rendahnya hasil belajar. Faktor lain yang menyebabkan

rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurangnya semangat dan kesadaran siswa

untuk belajar di rumah.

Kemandirian yang dimiliki oleh siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya

di sekolah maupun saat pembelajaran. Siswa yang sudah memiliki kemandirian

dalam belajar pasti selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sudah

siap dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik karena sudah membaca materi

yang akan dipelajari di sekolah, dan siswa dapat mengerjakan sendiri tugas yang

diberikan oleh guru tanpa bertanya pada temannya. Namun masih terdapat siswa

yang lupa ataupun malas mengerjakan PR dengan alasan tidak ada yang
7

mendampinginya untuk mengerjakan tugas. Bermain – main sendiri saat guru

menjelaskan materi pelajaran sehingga saat diberikan tugas sulit mengerjakan

sendiri dan akhirnya bertanya dengan temannya. Masih ada siswa yang sulit

mengerjakan tugas sendiri dan harus dibimbing oleh guru ataupun melihat

pekerjaan dari temannya, hal ini terlihat terdapat siswa yang kurang percaya diri

dan tingkat kemandiriannya masih rendah. Kesadaran dan kemauan siswa untuk

bisa menguasai pelajaran kurang, guru harus selalu mengingatkan siswa untuk

belajar dan membaca materi pelajaran baru siswa akan membaca materi ataupun

buku pelajaran.

Permasalahan lain yang memungkinkan hasil belajar Matematika siswa

kurang optimal yaitu pola asuh dan perhatian yang diberikan orang tua kepada

anaknya. Hal tersebut memberikan asumsi bahwa pola asuh orang tua

memberikan pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak. Pola asuh yang tepat

diterapkan orang tua kepada anaknya diharapkan anak dapat mendapatkan hasil

belajar yang baik.

Berdasarkan keadaan yang diamati selama proses pembelajaran di kelas,

peneliti menetapkan untuk melakukan penelitian lebih mendalam serta menguji

mengenai pengaruh pola asuh orang tua, terhadap kemandirian belajar dan hasil

belajar Kelas IV di SD Suster Singkawang , Mengingat pentingnya pola asuh

orang tua dan kemandirian belajar bagi siswa. Pola asuh dapat menjadi salah satu

indikator yang dapat mendukung terkait prestasi belajar siswa. Pola asuh orang

tua yang tidak baik tentu akan berdampak pada pribadi dan kemandirian anak

untuk belajar. Oleh sebab itu penting sekali untuk melihat bagaimana pola asuh
8

yang diterapkan oleh orang tua siswa SD Suster Singkawang. Berdasarkan

observasi awal didapatkan data bahwa terdapat beberapa masalah terkait pola

asuh orang tua di SD Suster Singkawang yang terbagi menjadi pola asuh

permisif, otoriter, dan gabungan keduanya. Pola asuh yang diterapkan

berdampak pula pada proses pembelajaran anak di sekolah.

Penelitian relevan yang dapat digunakan sebagai referensi oleh peneliti

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Parivash Rahimpour, Ashraf Direkvand-

Moghadam, dkk dalam Journal of Clinical and Diagnostic Research Vol.9

No.12 tahun 2015 menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara skor

gaya pengasuhan permisif (p = 0,001, r = 0,151), gaya pengasuhan otoriter (p =

0,001, r = 0,343) dan gaya pengasuhan otoritatif (p = 0,001, r = 0,261). Skor

rata-rata siswa untuk belajar meningkat dalam skor yang lebih tinggi dari semua

gaya pengasuhan. Dengan demikian dalam penelitian ini gaya penelitian otoriter

memiliki nilai tertinggi dengan skor rata-rata untuk belajar siswa (r=0,343).

Gaya pengasuhan ini belum memiliki kekuatan yang sama dengan orang tua di

Asia-Amerika, jika anak diasuh dengan gaya pengasuhan otoriter maka hasil

belajar anak tidak baik. Namun dalam penelitian ini ibu dengan gaya pengasuhan

otoritatif memiliki interaksi yang lebih positif dengan anak mereka, anak juga

lebih memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Effendi, Mursilah dan Mujiono

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara tingkat perhatian

orang tua dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa dengan indeks

korelasi sebesar 0,95 yang berada diantara 0,81 – 1,00. Hasil uji hipotesis
9

menunjukkan bahwa nilai F0 = 834,798, F0 > F0,05(2)(50) yaitu 834,798>3,180

sehingga hipotesis nihil (H0) ditolak sedangkan (Ha) diterima. Penelitian di atas

memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu membahas

keterkaitan antara pola asuh dengan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan ulasan latar belakang tersebut, maka peneliti memfokuskan

penelitian tentang “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian

Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Suster Singkawang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat

dirumuskan masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh

pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar dan hasil belajar matematika

siswa kelas IV di SD Suster Singkawang?” Berdasarkan masalah umum maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar

siswa kelas IV di Sekolah SD Suster Singkawang?

2. Bagaimanakah pengaruh pola asuh orang tua terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas IV di SD Suster Singkawang?

3. Bagaimanakah pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas IV di SD Suster Singkawang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum untuk mendeskripsikan bagaimana

pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar dan hasil belajar
10

matematika siswa kelas IV di SD Suster Singkawang. Adapun tujuan khusus

rancangan penelitian ini yang dibahas adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan pengaruh yang signifikan dan positif antara pola asuh

orang tua terhadap kemandirian belajar siswa kelas IV di SD Suster

Singkawang.

2. Mendeskripsikan pengaruh yang signifikan dan positif antara pola asuh

orang tua terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Suster

Singkawang.

3. Mendeskripsikan pengaruh yang signifikan dan positif antara kemandirian

belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Suster

Singkawang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

teoretis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas

pengetahuan khususnya dibidang pendidikan mengenai hubungan pola asuh

orang tua dan kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa secara lebih

mendalam serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi penelitian

selanjutnya.
11

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemandirian dan

hasil belajar siswa melalui kerjasama dengan guru dan orang tua.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

hubungan antara pola asuh orang tua dan kemandirian belajar terhadap

hasil belajar siswa, sehingga dapat membantu guru untuk menumbuhkan

dan mengembangkan kemandirian belajar siswa. Dapat pula dijadikan

sebagai masukan guru agar lebih memperhatikan hubungan dengan orang

tua siswa terkait dengan pola asuh yang diterapkan

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi

sekolah untuk meningkatkan kerja sama seluruh warga sekolah untuk

meningkatkan kemandirian belajar siswa dan memberikan masukan pada

sekolah agar memberikan informasi kepada orang tua siswa tentang

pentingnya menerapkan pola asuh yang tepat pada anak.

E. Ruang Lingkup dan Definisi Operasional

1. Pola Asuh Orang Tua

Dalam keluarga masing – masing orang tua memiliki cara yang berbeda

dalam mendidik anak. Pola asuh adalah suatu strategi atau cara yang

ditempuh oleh orang tua dalam membesarkan anak-anak mereka. Pola asuh

yang diteliti pada penelitian ini adalah pola asuh otoriter, pola asuh
12

demokratis dan pola asuh permisif. Pola asuh otoriter ini sifatnya mengekang

si anak untuk menuruti apa yang orang tuanya inginkan, disini orang tua

cenderung tidak terbuka kepada anak. Orang tua menduga bahwa semua

perilaku yang dilakukan anak itu sudah benar sehingga tidak perlu minta

pertimbangan anak atas semua keputusan yang mengangkat pertarungan

anaknya. Pola asuh demokratis memberikan kondisi yang kondusif bagi anak,

orang tua berperan sebagai pendukung dan pendamping anak. Pada pola asuh

demokratis, Anak-anak memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dan

berpikir, dan belajar menempatkan diri mereka pada posisi orang lain. Anak-

anak memiliki kesempatan untuk memperluas pengendalian internal mereka

sehingga mereka dapat menjalankan tanggung jawab untuk diri mereka

sendiri. Sedangkan Pola asuh permisif memberikan kebebasan kepada anak,

orang tua cenderung tidak memberikan kontrol kepada anak, dan orang tua

cenderung tidak tegas kepada anak. Pola asuh ini dicirikan oleh kenyataan

bahwa orang tua tidak pernah memaksakan aturan dan arahan kepada anak,

sehingga anak akan berperilaku sesuai dengan kehendaknya sendiri meskipun

hal tersebut bertentangan dengan norma sosial

2. Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah kemauan dan

kemampuan untuk belajar sendiri secara aktif, dengan atau tanpa bantuan

pihak lain, untuk menentukan tujuan belajar, baik dari segi pengetahuan,

keterampilan maupun sikap yang dapat digunakan untuk memecahkan


13

masalah akademik disekolah maupun menyelesaikan masalah yang di hadapi

di rumah.

3. Hasil Belajar

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian tujuan

pendidikan setelah mengikuti proses peserta didik dalam belajar dan guru

dalam mengajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh tiga domain yaitu kognitif,

afektif dan psikomotor. Hasil belajar satu pelajaran dengan yang lainnya juga

pasti berbeda sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa itu sendiri.

Hasil belajar Matematika tentu akan berbeda dengan hasil belajar mata

pelajaran lainnya. Dalam penelitian ini difokuskan pada hasil belajar ranah

pengetahuan pada mata pelajaran matematika di kelas IV.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pola Asuh Orang Tua

a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Secara umum pendidikan yang pertama kali diterima oleh seorang

individu berasal dari keluarga dan lingkungan sekitar. Oleh sebab itu

lembaga yang mendapatkan tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian

tujuan pendidikan umum salah satunya yaitu keluarga (Sochib, 2014, h.2).

Dalam hubungan keluarga, “orang tua” adalah ayah dan ibu yang secara

sadar mendidik anak-anaknya untuk mencapai kedewasaan (Djamarah,

2014, h.3). Orang tua berperan sebagai pengasuh, pembimbing dan

pendidik bagi anak-anaknya. Orang tua adalah pihak yang sering

bersentuhan dengan anak dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu

orang tua memiliki tanggung jawab yang besar sejak lahir hingga dewasa

dalam segala hal yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan seorang

anak (Rismawati, 2017, h.57).

Mendidik dan membimbing anak adalah kewajiban setiap orang tua,

karena anak adalah kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan kepada

Sang Pencipta Yang Maha Esa. Orang tua harus mampu mengadopsi

pendidikan yang membekali anak dengan prinsip-prinsip untuk

membimbing kehidupannya ke arah yang positif, baik dari agama, dari

afiliasi maupun dari lingkungan, agar mampu mentransformasikannya.

14
15

Putro, dkk (2020, h.127) menyatakan, “Pengasuhan dapat dipahami

sebagai proses relasional yang lengkap antara orang tua dan anak,

termasuk pemeliharaan (hadiah makan, kebersihan, dan perlindungan) dan

sosialisasi (mengajarkan perilaku umum dan penggunaan aturan keluarga

secara konsisten). Proses ini juga melibatkan bagaimana pengasuh (orang

tua) mengkomunikasikan pengaruh, nilai, minat, perilaku, dan agama

anak- anaknya”. Sedangkan menurut Sari, dkk (2020)

menyatakan,“Pengasuhan adalah segala sesuatu yang dilakukan orang tua

untuk membentuk perilaku anak, meliputi peringatan dan aturan,

pengajaran dan perencanaan, misalnya kasih sayang, pujian, dan

hukuman”. Menjadi orang tua dapat dibentuk dari hasil proses komunikasi

atau interaksi sehingga membentuk anak menjadi pribadi yang

menghormati peringatan dan aturan yang dibuat oleh orang tua. Sehingga

anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan mandiri. Hal ini sejalan

dengan pendapat Sari, dkk (2020, h.159) menyatakan,“Pola asuh adalah

interaksi orang tua-anak yang holistik dimana orang tua mendorong anak-

anaknya dengan mengubah perilaku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang

dianggap paling sesuai bagi anak dengan orang tua agar anaknya dapat

mandiri, tumbuh dan berkembang. dengan cara yang sehat. dan cara yang

optimal, percaya diri, ingin tahu, ramah dan berwawasan ke depan”.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Pola asuh

adalah suatu strategi atau cara yang dilakukan oleh orang tua dalam

membesarkan anak-anak mereka.


16

b. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

Sebagai seorang model atau contoh di rumah, orang tua dintutut

mempunyai keterampilan dalam mendidik anaknya. Hal yang harus

diperhatikan untuk menjadi model atau contoh yang baik yaitu bangun

kebiasaan kepada anak untuk mendengarkan, kenali pemicu emosi kepada

anak, selalu konsisten dalam melakukan kebaikan, berilah apresiasi serta

pujian yang akan membuat ia merasa lebih semangat dan termotivasi untuk

mengikutinya. Ketika mendidik anak, orang tua memiliki pola asuh yang

berbeda-beda. Walau begitu, tidak menutup kemungkinan bagi setiap

orang tua untuk menerapkan pola asuh yang hampir sama.

Menurut Strewart dan Koch (dalam Tridhonanto, 2014, h.12-h.17)

menyatakan bahwa pola asuh orang tua dibagi menjadi 3 kategori, yaitu

1) Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang diterapkan orang tua

dengan memprioritaskan kepribadian yang dimiliki oleh anaknya

dengan cara membuat peraturan – peraturan beserta hukuman yang

akan diterima anak apabila anak tidak patuh dan peraturan tersebut

cenderung bersifat mengancam, sehingga anak akan takut dan

menuruti apa yang dikehendaki oleh orang tua. Pola asuh otoriter

memiliki ciri-ciri antara lain: a) anak harus mematuhi apa yang

dikehendaki orang tua, b) orang tua mengawasi anakya dengan sangat

ketat, c) orang tua hampir tidak pernah memuji anak, d) orang tua tidak

memaklumi anaknya bila berbuat salah sedikit saja, dan komunikasi


17

antara orang tua dan anak bersifat satu arah atau anak jarang diberikan

kesempatan untuk berpendapat.

Pola asuh otoriter ini sifatnya mengekang si anak untuk menuruti

apa yang orang tuanya inginkan, disini orang tua cenderung tidak

terbuka kepada anak. Orang tua menduga bahwa semua perilaku yang

dilakukan anak itu sudah benar sehingga tidak perlu minta

pertimbangan anak atas semua keputusan yang mengangkat

pertarungan anaknya.

2) Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang menerapkan

perlakuan dan juga aturan untuk membentuk sifat dan perilaku anak

dengan memperioritaskan kepentingan anak secara rasional atau

pemikiran. Pola asuh demokratis ini memiliki ciri-ciri yaitu: a) orang

tua memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri dan

mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya, b) orang tua

mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan, c) menetapkan

peraturan yang telah disetujui bersama anak, sehingga orang tua dapat

menghukum anak sesuai kesepakatan yang telah dibuat, d) orang tua

mengutamakan kebutuhan anak, namun tetap mengendalikan mereka,

e) mendukung kemampuan dan bakat yang telah dimiliki anak, tidak

menuntut anak melampaui kemampuan yang dimilikinya, f) anak

diberi kebebasan memilih suatu tindakan yang akan dilakukannya, g)

pendekatan kepada anak bersifat hangat.


18

Pola asuh ini memberikan kondisi yang kondusif bagi anak, orang

tua berperan sebagai pendukung dan pendamping anak. Pada pola asuh

demokratis, Anak-anak memiliki kesempatan untuk berkomunikasi

dan berpikir, dan belajar menempatkan diri mereka pada posisi orang

lain. Anak-anak memiliki kesempatan untuk memperluas

pengendalian internal mereka sehingga mereka dapat menjalankan

tanggung jawab untuk diri mereka sendiri.

3) Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah pola asuh yang diterapkan orang tua pada

anaknya untuk membentuk kepribadian anak dengan memberikan

kelonggaran kepada anak untuk melakukan suatu kegiatan tanpa

diawasi dengan cukup. Pola asuh permisif memiliki ciri-ciri antara

lain: a) orang tua memiliki sikap menerima yang tinggi namun

pengawasan terhadap anakya rendah, orang tua memberikan

kelonggaran anak untuk membuat keputusannya sendiri dan

melakukan seluruh kegiatan yang anak inginkan, b) anak bebas untuk

mengatakan apa yang diinginkannya, c) anak hampir tidak pernah

mendapatkan hukuman bila apa yang dilakukannya salah.

Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak, orang tua

cenderung tidak memberikan kontrol kepada anak, dan orang tua

cenderung tidak tegas kepada anak. Pola asuh ini dicirikan oleh

kenyataan bahwa orang tua tidak pernah memaksakan aturan dan

arahan kepada anak, sehingga anak akan berperilaku sesuai dengan


19

kehendaknya sendiri meskipun hal tersebut bertentangan dengan

norma social.

Menurut Rakhmawati (dalam Putro, dkk 2020, h.128) menyatakan

bahwa terdapat 3 jenis pola asuh orang tua, yaitu:

1) Pola Asuh Otoriter (Authoritarian Parenting Style)

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang mencoba untuk

membentuk, mengontrol, dan mengevaluasi bahwa setiap perilaku dan

sikap anak sesuai standar perilaku, termotivasi dan otoritas yang lebih

tinggi. Pola asuh ini bersifat restriktif dan menghukum, menyebabkan

anak tidak patuh, menghormati orang tua, dan kurang berkomunikasi.

Anak-anak yang dibesarkan dengan cara otoriter cenderung memiliki

sikap sosial yang lebih buruk, keterampilan komunikasi yang buruk,

dan takut dibandingkan. Biasanya anak akan memberontak dengan

gaya otoriter seperti ini karena tidak dapat diterima dan lelah menahan

diri.

Oleh karena itu, anak cenderung ingin belajar sendiri tanpa batas.

Menurut Sari (2020, h.159), “Ciri mencolok dari pola asuh ini adalah

otoritas orang tua berlaku, jika tidak mutlak, anak yang tidak patuh

kepada orang tuanya akan mendapat hukuman yang berat. Terkadang

pendapat anak tidak didengar sehingga anak tidak ada di rumah,

perilaku anak dikontrol dengan sangat ketat”.

Mempertimbangkan kebahagiaan dan kebebasan berperilaku

maupun berpendapat. Anak harus mengikuti semua peraturan yang


20

telah ditetapkan, dan memberikan hukuman jika anak tidak menuruti

peraturan orang tua. Meskipun otoriter, tipe orang tua seperti ini

cenderung bersikap tegas, kreatif dan percaya diri, mandiri dan bahagia,

serta memiliki rasa tanggung jawab sosial. Orang tua yang berpola asuh

otoriter ini memiliki sikap bebas namun masih dalam batas-batas

normatif. Sehingga anak dari orang tua yang berpola asuh ini akan

tumbuh menjadi anak yang mandiri dan tegas terhadap dirinya sendiri.

2) Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah bagaimana orang tua mengutamakan

kepentingan anaknya tetapi tidak segan-segan untuk mengontrol

anaknya. Model pengasuhan ini dicirikan oleh tingkat kasih sayang,

keterlibatan, dan kepekaan orang tua yang tinggi terhadap anak-anak

mereka, penalaran, dan mendorong kemandirian.

Orang tua yang mengadopsi pola asuh seperti ini adalah orang tua

yang demokratis, memberikan kebebasan kepada anak namun tetap

memberikan batasan untuk membimbing anak mereka membuat

keputusan yang tepat dalam hidup. Menurut Sari (2020, h.159)

menyatakan, “Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis,

biasanya menawarkan berbagai kehangatan dan menerima tingkah laku

asertif anak mengenai peraturan, norma, dan nilai-nilai yang dianut dan

mau bernegosiasi dengan anaknya. Dengan aturan yang jelas dan

konsisten, anak akan belajar mengetahui apa yang diinginkan dan

diharapkan oleh orang tuanya”.


21

Putro (2020, h.129) mengemukakan bahwa “Pola asuh

demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap

kemampuan anak, anak yang diberi kesempatan buat tidak selalu

tergantung kepada orang tua. Sedikit memberi kebebasan pada anak

untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak didengarkan

pendapatnya, dilibatkan pada pembicaraan terutama yang menyangkut

menggunakan kehidupan anak. Anak diberi kesempatan untuk

menyebarkan kontrol internalnya sehingga sedikit berlatih untuk

bertanggung jawab pada dirinya sendiri”.

Menurut Arsandi (2013) menyatakan,“ Anak-anak yang

dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini memiliki kompetensi sosial,

percaya diri, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, memiliki

pemahaman yang baik tentang teman sebayanya, dan mengetahui

konsep harga diri yang tinggi. Karakteristik model pengasuhan ini dapat

menyeimbangkan rasa ingin tahu anak, sehingga proses yang

menyebabkan perilaku antisosial anak cenderung terbatas. Jadi

walaupun anak sudah dilepas, orang tua tetap terlibat dalam penetapan

batasan berupa peraturan yang agak ketat”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pola

asuh demokratis merupakan pola asuh orang tua dalam mendidik anak

dengan memberikan kebebasannya, tetapi tetap memberikan arahan dan

peraturan yang sudah disepakati bersama tanpa memaksakan kehendak


22

untuk melakukan suatu hal dan memberikan kesempatan kepada

anaknya untuk mengutarakan pendapat.

3) Pola Asuh Permisif

Menurut Suteja (2017, h.7) menyatakan,“ Pola asuh permisif adalah

pola asuh yang memberikan kebebasan penuh kepada anak.

Biarkan anak menjadi orang yang dia inginkan. Sedangkan menurut

Sari (2020, h.160), “Inilah ciri orang tua yang pengecut.” tidak terlalu

memberi bimbingan dan kontrol, perhatian terhadap anak terkesan

kurang. Kendali seorang anak sepenuhnya terdapat pada anak itu

sendiri. Anak dapat mempelajari banyak hal melalui pola asuh yang

dilakukan oleh orang tuanya, termasuk juga belajar tentang

kepribadian”.

Jadi, pola asuh permisif adalah bentuk pola asuh yang

memberikan kebebasan dan kesempatan kepada anak tanpa adanya

tuntutan untuk melakukan berbagai hal dan tanpa pengawasan yang

cukup. Segala keinginan anak akan dituruti dan orang tua tidak

menuntut apapun kepada anak.

Ketiga pola asuh diatas sangat diperlukan, namun tergantung

kepada penempatan orang tua terhadap kepribadian anaknya. Hasil pola

asuh akan lebih baik jika orang tua melakukan interaksi kepada anaknya

dan bukan memaksakan kehendak. Akan lebih baik orang tua

menghindari tindakan mencela, memberikan label negatif,


23

membandingkan dengan anak lain, sehingga anak tumbuh menjadi

pribadi yang positif.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh

Menurut Edward (dalam Ahmad, dkk, 2020, h.954) Faktor-faktor

yang mempengaruhi pola asuh orang tua meliputi:

1) Pendidikan Orang Tua

Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam mengasuh anak

akan mempengaruhi persiapan mereka untuk mengasuh. Ada beberapa

cara untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua yang lebih baik,

antara lain: terlibat aktif dalam pengasuhan, melihat segala sesuatu dari

sudut pandang anak, berusaha untuk selalu meluangkan waktu luang

bersama anak dan menilai perkembangan fungsi dan keyakinan

keluarga anak.

Menurut hasil penelitian Thomson (dalam Ahmad et al., 2020,

h.954), pendidikan diartikan sebagai pengaruh lingkungan terhadap

individu untuk menghasilkan perubahan yang permanen atau langgeng

dalam perilaku kebiasaan, pikiran dan sikap. Orang tua yang telah

mengasuh anak sebelumnya akan lebih siap untuk mengambil peran

sebagai orang tua, dan orang tua juga akan lebih mampu mengamati

tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan normal, biasanya anak-

anak.
24

2) Lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan seorang anak,

sehingga lingkungan juga berpengaruh terhadap pola pewarnaan orang

tua terhadap anak

3) Budaya

Biasanya orang tua mengikuti cara masyarakat dalam mengasuh

anaknya, kebiasaan masyarakat sekitar dalam membesarkan anaknya,

seperti teladan yang dianggap berhasil mendidik anaknya ke arah yang

lebih dewasa atau matang. Orang tua mengharapkan anaknya dapat

diterima dengan baik di masyarakat. Oleh karena itu, budaya atau

kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap

orang tua dalam menjamin pengasuhan anak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pola asuh antara lain: pendidikan orang tua, lingkungan

dan budaya. Pendidikan orang tua, pola asuh orang tua, dan pengalaman

dalam mengasuh anak dapat mempengaruhi persiapan mereka untuk

mengasuh. Faktor-faktor tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu

sama lain, membutuhkan perawatan dan perencanaan yang matang

dalam praktik pengasuhan dalam keluarga dimana orang tua harus

bijaksana dan memperhatikan kebutuhan anak-anak Anda. Sehingga

dengan itu, ia dapat membentuk kepribadian anak lebih baik dari

sebelumnya.
25

d. Aspek-aspek Pola Asuh Orang Tua

Menurut Damon dan Lerner ( Dalam artikel , 2017) terdapat 3 aspek

pola asuh orang tua, yaitu

1) Kehangatan atau Pengasuhan

Ini adalah ekspresi orang tua membesarkan anak-anak mereka

dengan menunjukkan kasih sayang, kehangatan, perhatian dan

dorongan. Orang tua membantu anak-anak mengidentifikasi dan

membedakan situasi ketika mengajar atau mengajar perilaku yang tepat

2) Kontrol

Ini adalah ekspresi orang tua membesarkan anak-anak mereka

dengan menunjukkan kasih sayang, kehangatan, perhatian dan

dorongan. Orang tua membantu anak-anak mengidentifikasi dan

membedakan situasi ketika mengajar atau mengajar perilaku yang tepat

3) Komunikasi antara Orang Tua dan Anak

Merupakan usaha orang tua dalam menciptakan komunikasi

yang baik dengan anak melalui hubungan timbal balik antara orang tua

dan anak. Orang tua menjelaskan kepada anak mengenai standar atau

aturan serta pemberian reward atau punish yang harus dilakukan pada

anak. Orang tua juga mendorong anak untuk bertanya jika anak tidak

memahami atau setuju dengan standar atau aturannya.

e. Ciri-ciri Pola Asuh Orang Tua

Orang tua memiliki cara dan pola asuh yang unik untuk

membesarkan dan membimbing seorang anak. Tentu saja itu akan


26

bervariasi dari keluarga ke keluarga. Jenis pola asuh dapat mempengaruhi

pembentukan kepribadian anak setelah dewasa. Setiap bentuk pola asuh

orang tua memiliki ciri-ciri pola asuhnya sendiri. Menurut Sari dkk (2020,

h.160) ciri-ciri pola asuh orang tua, yaitu

1) Ciri-ciri Pola Asuh Otoriter, yaitu:

a) Kepatuhan secara mutlak tanpa musyawarah.

b) Lebih memenangkan orang tua bahwa orang tua adalah manusia

paling benar.

c) Kurang memperhatikan perasaan anak, yang penting perilaku anak

berubah.

d) Pengontrolan orang tua terhadap perilaku anak sangat ketat.

e) Anak tidak mendapatkan pujian.

2) Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis, yaitu:

a) Orang tua melihat anaknya secara realistis, tidak meminta hal yang

berlebihan sesuai dengan kemampuan anaknya.

b) Orang tua memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk

melakukan apapun yang mereka inginkan.

c) Melibatkan anak dalam hal-hal tertentu.

d) Menghargai keberhasilan yang telah diraih oleh anak.

3) Ciri-ciri Pola Asuh Permisif, yaitu:

a) Orang tua tidak menegur dan memperingatkan anaknya dan orang

tua memberikan sedikit nasehat.


27

b) Orang tua tidak menegur atau berani menegur perilaku anak,

meskipun perilaku tersebut sudah terlalu jauh atau melampaui batas

normal.

c) Orang tua memiliki sedikit peraturan di rumah.

d) Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan

dorongan atau keinginannya

2. Kemandirian Belajar

a. Kemandirian Belajar dan Bimbingan Belajar

Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan.

Dalam undang undang ini, penyelenggaraan pendidikan harus

menghormati sejumlah prinsip, yaitu pendidikan diselenggarakan secara

demokratis dan setara, tanpa diskriminasi, dan sekaligus menghormati hak

asasi manusia. Salah satu jenis tujuan sistem pendidikan yang berhasil

adalah memberikan layanan konseling. Secara umum kegiatan bimbingan

dan konseling dikenal memiliki 4 bidang pengajaran, antara lain bidang

bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan studi dan

bidang bimbingan karir. Berdasarkan keempat bidang tersebut, salah satu

kiat yang dapat membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan

belajar untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan adalah bimbingan

belajar. Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk penting dari

layanan bimbingan yang diberikan di sekolah.

Menurut Syahputra (2017, h.370) menyatakan, “Bimbingan belajar

sebagai upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar


28

dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang

kondusif agar siswa terhindar dari kesulitan belajar”. Berdasarkan

Khoerunnisa dan Grafiyana (2019, h.40) menyatakan,“bimbingan belajar

merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan bantuan individu lain

untuk lebih memahami materi dan mendapatkan perubahan lebih baik dari

yang diharapkan. “Selain itu, menurut Syahputra (2017, h.372),” orientasi

belajar adalah proses suportif yang dilakukan oleh seorang spesialis untuk

satu orang atau lebih, anak-anak dan orang dewasa agar mentee dapat

mengembangkan kapasitasnya secara mandiri, menggunakan kekuatan

individunya. dan fasilitas yang ada serta dapat dikembangkan, berdasarkan

standar yang berlaku”.

Berdasarkan pernyataan di atas mengarah pada kesimpulan bahwa

bimbingan belajar sebagai layanan bimbingan dapat membantu siswa

dalam menghadapi dan memecahkan masalah belajarnya, sehingga peserta

didik memiliki kemampuan belajar yang baik serta mandiri dalam belajar.

Oleh sebab itu layanan bimbingan belajar disekolah sangat dibutuhkan

untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa, sehingga tingkat

ketergantungan siswa terhadap orang lain rendah.

b. Pengertian Kemandirian Belajar

Istilah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” dengan awalan

“ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk kata status atau nama.

Karena independensi berasal dari kata “aku”, maka pembahasan tentang

kemandirian tidak lepas dari pembahasan perkembangan “aku”, yang


29

dalam konsep Carl Rogers disebut dengan istilah “aku” karena ego dari

kemandirian. Apabila menurut kamus besar Bahasa Indonesia mandiri

artinya ”berdiri sendiri”. Menurut Damayanti & Ibrahim (2011, h.155)

menyatakan,”kemandirian adalah kemampuan individu untuk mengatur

diri sendiri, dicirikan dengan tidak bergantung pada dukungan emosional

orang lain, terutama orang tua, mampu membuat keputusan secara mandiri

dan menerima konsekuensi dari tindakan mereka”. Melepas diri untuk

tidak bergantung dengan orang lain termasuk orang tua merupakan suatu

bentuk pribadi yang mandiri. Sesuai dengan pernyataan Desmita (2012)

menyatakan,”kemandirian merupakan usaha sadar untuk melepaskan diri

dari orang tua dengan tujuan untuk menemukan dirinya melalui proses

mencari identitas diri”.

Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian merupakan suatu kondisi

di mana seseorang memiliki keinginan bersaing untuk maju dalam

kepentingannya, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan

secara proaktif mengatasi masalah yang muncul, percaya diri dan

memenuhi kewajibannya, serta bertanggung jawab tentang apa yang

dilakukan. Belajar adalah suatu aktivitas manusia untuk mendapatkan

perubahan dalam dirinya. Menurut Desmita (2014, h.185) mengemukakan

bahwa kemandirian adalah kemampuan mengatasi rasa tidak percaya diri

dan mengendalikan dan mengatur seluruh aspek dalam diri individu itu

sendiri secara tidak terikat. Kemandirian juga dapa diartikan sebagai


30

proses mencari identitas diri, yaitu perkembangan kearah individualitas

yang dapat berdiri sendiri dengan cara melepaskan diri dari orang tua.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bunandar (2016, h.9)

menyatakan,“belajar merupakan periode perubahan perilaku individu

yang relatif permanen karena pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Mereka yang berhasil dalam

proses pembelajaran, berdampak baik secara fisik maupun pikirannya.

Sehingga pemahaman dapt mengubah tingkah lakunya”. Siswa lebih

cenderung memiliki otonomi akademik yang dapat dilihat langsung dari

perilaku dan sikapnya. Suhendri dan Mardalena (2015, h.109)

menyatakan, “kemandirian belajar adalah suatu aktivitas belajar yang

dilakukan siswa tanpa bergantung kepada orang lain baik teman maupun

gurunya dalam mencapai tujuan belajar yaitu menguasai materi atau

pengetahuan dengan baik dengan kesadaran sendiri siswa serta dapat

mengaplikasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari- hari”. Dalam hal ini siswa diminta untuk mencari

informasi tidak hanya dari guru, tetapi juga dari internet dan media

lainnya. Selain itu, siswa dapat melakukan kegiatan belajar sendiri tanpa

pengaruh atau bantuan orang lain.

Menurut Hidayat, dkk (2020, h.159) menyatakan,“Kemandirian

belajar merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi dengan perilaku. Dengan perubahan perilaku, akan meningkatkan

pemikiran, belajar mandiri tanpa bantuan orang lain, dan mampu


31

mengambil tanggung jawab untuk dapat mengerjakan pekerjaan rumah

(PR) tanpa memerlukan partisipasi orang lain”. Menurut Ningsih dan

Arfatin (2016, h.76) menyatakan,“Belajar mandiri adalah kemampuan

seseorang untuk mengelola semua aktivitas, keterampilan dan kemampuan

pribadinya secara mandiri, dilengkapi dengan kemampuan dasar yang

dimiliki oleh individu tersebut, terutama dalam proses belajar”.

Menurut Bunandar (2016, h.2) menyatakan,“kemandirian belajar

adalah seseorang yang mempunyai sikap kepercayaan diri yang tinggi,

mempunyai inisiatif untuk mengatasi suatu masalah dan bertanggung

jawab atas tugas- tugas yang diperintahkan, sehingga pada akhirnya akan

membuat siswa menjadi siap untuk belajar sepanjang hayat dan

mempunyai kemampuan adaptasi dalam proses pembelajaran”.

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli, dapat disimpulkan bahwa

kemandirian belajar adalah kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri

secara aktif, dengan atau tanpa bantuan pihak lain, untuk menentukan

tujuan belajar, baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap

yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah akademik disekolah

maupun menyelesaikan masalah yang di hadapi di rumah.

c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Anak lebih memiliki otonomi dalam belajar yang terlihat dari

aktivitas belajarnya mandiri dalam belajar tidak perlu di perintah untuk

melakukan kegiatan belajar karena bagi mereka yang mandiri belajar

adalah kewajiban. Anak yang mandiri dalam belajar memiliki ciri tertentu.
32

Adapun Ciri-ciri seorang siswa yang memiliki kemandirian belajar dapat

dilihat dari beberapa aspek, seperti pendapat Robert Havighurst (dalam

Japar, dkk 2018, h. 98) menyatakan, kemandirian memiliki beberapa

aspek, antara lain aspek intelektual, sosial, emosional dan ekonomi.

1) Aspek intelektual, yang meliputi kemampuan berpikir, nalar untuk

memahami berbagai kondisi, situasi, dan gejala masalah sebagai dasar

upaya pemecahan masalah.

2) Aspek sosial, terkait dengan kemampuan untuk berani secara aktif

membangun hubungan sosial, tetapi tidak tergantung pada kehadiran

orang-orang di sekitar anda.

3) Dimensi emosional, yang meliputi kemampuan individu untuk

mengelola dan mengendalikan emosi dan reaksinya tanpa bergantung

pada emosi orang tuanya.

4) Aspek ekonomi, termasuk kemandirian regulasi ekonomi dan

kebutuhan-kebutuhan ekonomi tidak lagi bergantung pada orang lain

atau orang tua.

Aspek-aspek tersebut saling berhubungant satu sama lain, karena

aspek tersebut mempunyai pengaruh yang sama kuat dan saling

melengkapi dalam membentuk kemandirian belajar dalam diri seseorang.

Menurut Hidayat, dkk (2020) mengatakan: “Kemandirian dalam belajar

sangat penting dan harus dikembangkan pada diri siswa selama masih

menjadi siswa. Jika disesuaikan dengan definisi kemandirian, ketika siswa

dapat mandiri dalam belajar, siswa akan berusaha secara optimal


33

melaksanakan tugas atau tugas yang diberikan oleh guru tanpa bergantung

pada orang lain, siswa akan berusaha mengerjakan sendiri pekerjaannya.

sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa

kemandirian seseorang dapat diketahui dari sikap, pendapat, dan

perilakunya. Menurut Pratiwi dan Laksmiwati (2016) menyatakan, “ciri-

ciri pelajar yang memiliki kemandirian belajar antara lain mempunyai

tanggung jawab, memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya

serta dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk belajar”.

Menurut Desmita (2015, h. 185) kemandirian belajar yang dimiliki siswa

dapat dilihat dari beberapa tanda yaitu:

1) Kemampuan menentukan nasib sendiri


2) Kreatif dan inisiatif
3) Mengatur tingkah laku
4) Bertanggung jawab
5) Mampu menahan diri
6) Membuat keputusan – keputusan sendiri
7) Mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

kemandirian akademik setiap siswa dapat dilihat dari aspek intelektual,

sosial, emosional dan ekonomi. perilaku dan nilai. Dengan karakteristik

siswa, mereka bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.

Kemandirian siswa dalam belajar juga dapat dilihat dari sikap siswa.

Dalam memecahkan masalah belajar dan mengambil keputusan. Selain itu

siswa di tuntut untuk mampu berifikir, berinisiatif serta betanggung jawab

dalam belajar dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Hal ini

sesuai dengan pendapat Bunandar (2016, h.14) “Agar siswa dapat mandiri
34

dalam belajar maka siswa harus mampu berpikir kritis, bertanggung jawab

atas tindakannya, tidak mudah terpengaruh pada orang lain, bekerja keras

dan tidak tergantung pada orang lain”.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Syahputra (2017, h.371) menyatakan bahwa “kemandirian belajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor yang terdapat dalam

diri sendiri (faktor endogen) dan faktor eksternal (faktor eksogen).

1) Faktor Endogen (internal)

Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang berasal

dari dalam diri sendiri. Faktor internal yaitu faktor dalam diri siswa,

meliputi faktor seperti usia, jenis kelamin, kecerdasan, kepribadian

berupa rasa percaya diri, citra diri dan harga diri siswa, juga

mempengaruhi kemandirian anak.

2) Faktor Eksogen (eksternal)

Faktor eksogen (eksternal) adalah segala keadaan atau pengaruh

eksternal yang biasa disebut dengan faktor lingkungan. Faktor eksternal

tersebut adalah yang mempengaruhi kemandirian akademik anak yaitu

budaya maju, masyarakat dan tuntutan kehidupan yang kompleks.

mendorong tumbuhnya kemandirian dibanding dengan masyarakat

yang sederhana. Keluarga, meliputi aktivitas pendidikan dalam

keluarga, kecenderungan cara mendidik anak, cara memberikan

penilaian kepada anak bahkan sampai cara hidup orang tua berpengaruh

terhadap kemandirian anak.


35

Menurut Ali dan Asrori (2019, h.118) menyebutkan beberapa faktor

yang mempengaruhi perkembangan kemandirian yaitu:

1) Gen atau keturunan orang tua

Orang tua yang sangat mandiri sering kali merendahkan anak

yang juga mandiri. Namun, faktor genetik masih diperdebatkan karena

ada yang berpendapat bahwa sebenarnya bukan sifat independen orang

tua yang diturunkan kepada anak-anak, tetapi sifat orang tua tampaknya

bergantung pada bagaimana orang tua dilahirkan. anak-anak.

2) Pola asuh orang tua

Cara orang tua mengasuh dan mendidik anaknya akan

mempengaruhi perkembangan kemandirian anaknya. Terlalu banyak

orang tua yang melarang atau mengucapkan kata “tidak” kepada

anaknya tanpa penjelasan yang masuk akal, sehingga menghambat

perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, orang tua yang

menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarga dapat mendorong

perkembangan anak yang sehat. Demikian pula, kecenderungan orang

tua untuk sering membanding-bandingkan anaknya juga akan

berdampak buruk pada perkembangan kemandirian anak

3) Sistem pendidikan di sekolah

Proses pendidikan di sekolah tidak mengembangkan demokrasi

pendidikan dan cenderung menekankan pengajaran tanpa argumentasi

yang akan menghambat perkembangan kemandirian anak sebagai

siswa. Demikian pula proses pendidikan yang menekankan pentingnya


36

pemberian hukuman atau punishment juga dapat menghambat

perkembangan kemandirian anak. Di sisi lain, proses pendidikan yang

menekankan pentingnya menghargai potensi anak, memberi

penghargaan dan menciptakan kompetisi yang positif akan

memudahkan perkembangan kemandirian anak.

4) Sistem kehidupan di masyarakat

Sistem kehidupan mereka yang terlalu menekankan pentingnya

struktur sosial.hierarkis, merasa tidak aman atau stres, dan gagal

menghargai ekspresi potensi anak dalam kegiatan produktif yang dapat

menghambat perkembangan harmonis anak mandiri.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian

kemandirian tidak terlepas dari unsur-unsur dasar yang melatar belakangi

kemandirian. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian dalam

belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang

mempengaruhi kemandirian belajar siswa adalah disiplin, percaya diri,

motivasi, inisiatif dan tanggung jawab. Oleh karena itu, sering dikatakan

bahwa siswa memiliki belajar mandiri jika memiliki kepercayaan diri,

motivasi, inisiatif, disiplin dan tanggung jawab. Dan hal ini sangat

menentukan tercapainya kemandirian anak, seperti halnya kemandirian

siswa dalam belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu keluarga,

sekolah, dan lingkungan sosial, masyarakat, ekonomi dan masyarakat.

Faktor-faktor tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam

kehidupan selanjutnya, hal ini akan menentukan seberapa baik seorang


37

individu akan berperilaku dan berpikir secara mandiri dalam kehidupan

selanjutnya.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Jihad dan Haris (2013) mengemukakan bahwa, “Hasil belajar

merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung

menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar

yang dilakukan dalam waktu tertentu”(h.13). Menurut Suprijono (2014),

“Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap- sikap, apresiasi, dan keterampilan”(h.5). Sejalan

dengan pendapat di atas, Purwanto (2014) menerangkan bahwa, “Hasil

belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”(h.54).

Menurut Susanto (2016, h.5) hasil belajar siswa adalah perubahan

pada diri peserta didik dari beberapa aspek pengetahuan, sikap maupun

ketrampilan yang dimiliki peserta didik sebagi hasil dari proses belajar

yang telah dilakukan. Proses belajar yang dilakukan peserta didik

bertujuan untuk memperoleh perilaku yang relatif menetap dan didapatkan

melalui kegiatan pembelajaan yang berlangsung di sekolah.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2015, h.3) mengungkapkan bahwa

hasil belajar merupakan hasil dari suatu komunikasi antara peserta didik

sebagai tindak belajar dan puncak dari proses belajar dan guru sebagai

tindak mengajar di akhiri dengan evaluasi hasil belajar.


38

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian

tujuan pendidikan setelah mengikuti proses peserta didik dalam belajar dan

guru dalam mengajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh tiga domain yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar satu pelajaran dengan yang

lainnya juga pasti berbeda sesuai dengan kemampuan dan karakteristik

siswa itu sendiri. Hasil belajar Matematika tentu akan berbeda dengan

hasil belajar mata pelajaran lainnya. Dalam penelitian ini difokuskan pada

hasil belajar ranah pengetahuan.

b. Faktor-faktor Hasil Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor

tersebut bisa dari dalam maupun berasal dari luar. Menurut Slameto

(2013), “Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan itu dapat dibagi

menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yaitu

sebagai berikut.

1) Faktor internal

a) Faktor biologis (jasmaniah)

b) Kondisi psikologis

2) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan keluarga

b) Faktor lingkungan sekolah

c) Faktor lingkungan masyarakat

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa di sekolahnya sifatnya tidak tetap atau relatif, maksudnya yaitu hasil
39

belajar dapat berubah tiap saat, hal ini terjadi dikarenakan hasil belajar

siswa sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-

faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya baik

itu faktor internal maupun faktor eksternal. Kelemahan salah satu faktor

yang ada tentu akan mempengaruhi proses keberhasilan seseorang dalam

belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai

siswa di sekolah didukung oleh faktor internal (dari dalam) dan eksternal

(dari luar). Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi belajar, faktor-

faktor itu juga perlu diperhatikan agar usaha untuk memperoleh hasil

belajar yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

c. Jenis-jenis Hasil Belajar

Bloom (dalam Rifa’I dan Anni,2015, h.68) membagi jenis-jenis hasil

belajar menjadi tiga ranah yaitu:

1) Ranah Kognitif

Berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan. Ranah kognitif mencakup

kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

penilaian.

2) Ranah Afektif

Berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori tujuan

ranah afektif yaitu: penerimaan, penanggapan, penilaian,

pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.

3) Ranah Psikomotor
40

Berkaitan dengan keterampilan fisik seperti keterampilan motorik dan

syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf

4. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar

Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang

mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti

mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti

pengetahuan atau ilmu (knowledge,science). Kata mathematike

berhubungan pula dengan kata lainnya yang hamper sama, yaitu mathein

atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal

katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang

didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan

kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil

eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-

pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran

(Russeffendi, 1988, h.148).

Menurut Offirston (2014, h.1) Matematika adalah suatu alat untuk

mengembangkan cara berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan

baik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun

untuk menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini berarti

bahwa belajar matematika untuk mempersiapkan siswa agar mampu

menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupan kesehariannya dan

dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain.


41

Menurut Kamus Oxford English Dictionary (2012) Matematika

adalah “The abstract science of number, quantity, and space. Mathematics

may be studied in its own right ( pure mathematics ), or as it is applied to

other disciplines such as physics and engineering ( applied mathematics)”

yang artinya bahwa Matematika adalah ilmu abstrak tentang angka,

kuatitas, dan ruang. Matematika dapat dikaji dengan dirinya sendiri

(matematika murni), atau atau sebagai kegunaan pada disiplin ilmu lain

seperti fisika dan teknik (matematika aplikatif).

Dapat disimpulkan bahwa Matematika merupakan salah satu cabang

ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan-

penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan matematika itu

sendiri.

Penguasaan materi matematika oleh peserta didik menjadi suatu

keharusan yang tidak bisa ditawar lagi di dalam penataan nalar dan

pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif

pada saat ini. Matematika bukanlah ilmu yang hanya untuk keperluan

dirinya sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat untuk sebagian amat besar

untuk ilmu- ilmu lain. Dengan makna lain bahwa matematika mempunyai

peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama adalah sains dan

teknologi.
42

b. Karakteristik Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Menurut Amir (2014, h.78-h.79) pembelajaran matematika juga

mempunyai beberapa karakteristik yaitu:

1) Pembelajaran matemtika menggunakan metode spiral, yaitu

pembelajaran matematika yang selalu dikaitkan dengan materi yang

sebelumnya.

2) Pembelajaran matematika bertahap, yang dimaksudkan disini adalah

pembelajaran matematika yang dimulai dari hal yang konkret menuju

hal yang abstrak, atau dari konsep-konsep yang sedehana menuju

konsep yang lebih sulit.

3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif, yaitu metode

yang menerapkan proses berrpikir yang berlangsung dari kejadian

khusus menuju umum.

4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi, artinya

tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan yang lain,

atau dengan kata lain suatu pertanyaan dianggap benar apabila

didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan terdahulu yang diterima

kebenarannya.

5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna, yaitu cara pengajaran

materi pembelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan.

Beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik

pembelajaran matematika di SD adalah pembelajaran matematika yang

menyenangkan. Pembelajaran matematika yang menyenangkan


43

membantu siswa untuk lebih menyukai matematika. Matematika

dikenal dengan mata pelajaran yang rumit dan sukar itulah yang sudah

menjadikan matematika banyak yang tidak menyukai. Oleh karena itu,

karakteristik pembelajaran matematika hendaknya bermakna dan

menyenangkan untuk siswa khususnya sekolah dasar

c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun (2006, h.148) Tentang

Standar Isi Satuan mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengalikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat, fisien

dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan


44

Selain tujuan pembelajaran matematika, ada beberapa tujuan

pembelajaran matematika harus dibedakan menjadi dua menurut Fatimah

(2009, h.15) yaitu:

1) Anak pandai menyelesaikan permasalahan

Hal ini dapat dicapai apabila dalam menerapkan prinsip

pembelajaran matematika dua arah. Anak-anak akan dapat menguasai

konsep-konsep matematika dengan baik.

2) Anak pandai dalam berhitung

Anak mampu melakukan perhitungan dengan benar dan tepat

(cepat bukan tujuan utama). Kedua tujuan terseut dicapai apabila siswa

memahami operasi dasar matematika, mengahafal dasar matematika

(penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian). Berdasarkan

uraian di atas, tujuan tersebut merupakan tujuan penting yang harus

dicapai dalam pembelajaran matematika guna menghadapi kehidupan

yang selalu berubah dan berkembang. Menumbuhkan dan

mengembangkan keterampilan berhitung menggunakan bilangan

sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika

juga dapat membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin

B. Hipotesis Penelitian

Kuncoro (dalam Paramita, Rizal, & Sulistyan, 2021), menerangkan

“Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau

keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan

pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian,


45

serta merupakan pernyataan paling spesifik”(h.53). Berdasarkan pemaparan

beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian adalah

penjelasan tentang dugaan sementara tentang suatu fenomena maupun keadaan

yang telah terjadi maupun prediksi terkait yang akan terjadi.

Sejalan dengan pendapat tersebut, (Mundir, 2013) menyatakan “hipotesis

adalah dugaan sementara yang dinyatakan secara spesifik dan perlu diuji

kebenarannya, sebagai prediksi atas langkah-langkah pemecahan masalah yang

telah ditetapkan”(h.116). Johnson & Christensen (2020), menerangkan bahwa,

“hypothesis a prediction or educated guess; the formal statement of the

researchers prediction of the relationship that exists among the variables

under investigation”(h.286). Hipotesis merupakan prediksi peneliti tentang

hubungan yang ada di antara variabel-variabel yang diselidiki. Berdasarkan

pemaparan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian

adalah penjelasan tentang dugaan sementara tentang suatu fenomena maupun

keadaan yang telah terjadi maupun prediksi terkait yang akan terjadi.

Dalam penelitian ini terdapat dua bentuk hipotesis yaitu Hipotesis Nol

(Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha). Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian

ini adalah:

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian

belajar dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Suster Singkawang.


46

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar

dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Suster Singkawang.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitan yang datanya berupa angka-

angka , mulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan dari

hasilnya. Metode kuantitatif juga merupakan suatu penelitian atau metode yang

didasari oleh falsafah positivesme yaitu ilmu valid, ilmu yang dibangun dari

empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan membuat

generalisasi atas rerata. (Sudarmayanti dan Hidayat,2002, h.35). Alasan

penelitian ini diklasifikasikan pada data kuantitatif adalah karena data yang

diperlukan adalah data yang berbentuk angka dimana data ini kemudian akan

dianalisis secara statistik , serta diinterpretasikan dalam rangka menguji

hipotesis yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

korelasional. Penelitian korelasional adalah sebuah penelitian yang bertujuan

untuk mendeteksi sejauh mana variasi – variasi pada suatu faktor berkaitan

dengan variasi – variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada

koefisien korelasi (Sumadi Suryabrata,1992, h.82).

Menurut Sugiyono (2018, h.87) penelitian deskriptif korelasional adalah

metode pertautan atau metode penelitian yang berusaha menghubung-

hubungkan antara satu unsur atau elemen dengan unsu atau elemen lainnya untuk

menciptakan bentuk dan wujud baru yang berbeda dengan sebelumnya.

47
48

Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif korelasional Menurut

(Azwar, 2010) penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel

lain, berdasarkan koefisien korelasi. Dari Penelitian ini dapat memperoleh

informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, bukan mengenai ada-tidaknya

efek variabel satu terhadap variabel yang lain.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu satu variabel bebas dan

dua variabel terikat.

Variabel bebas (X) : Pola asuh orang tua

Variabel terikat (Y1) : Kemandirian belajar

Variabel terikat (Y2) : Hasil belajar matematika

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SD Suster Singkawang, Jl. P.

Diponegoro N0. 19 Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Kota

Singkawang.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini selama

satu bulan semester genap tahun ajaran 2022 / 2023

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Abdullah (2015), mendefinisikan “populasi adalah seluruh kumpulan

elemen yang menunjukan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk


49

membuat kesimpulan”(h.227). Sejalan dengan definisi tersebut, Paramita dkk

(2021), menjelaskan “Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang

berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karateristik yang serupa

yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai

sebuah semesta penelitian”(h.59).

Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah kumpulan objek penelitian yang memiliki karakteristik

tertentu yang dipilih oleh peneliti. Adapun populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas IV SD Suster Singkawang tahun ajaran 2022/2023.

Tabel 3.1
Data siswa kelas IV SD Suster Singkawang TA 2022/2023

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

A 15 14 30
B 12 18 30
C 14 16 30
D 18 12 30
Jumlah Siswa 120

2. Sampel

Menurut Sidiq & Choiri (2019), “sampel adalah sebagian dari populasi

yang akan diselidiki atau dapat dikatakan bahwa sampel adalah populasi

dalam bentuk mini (miniatur population)”(h.113). Menurut Johnson &

Christensen (2020), “sampel is set of elements or cases taken from a larger

population”(h.681). Sampel merupakan bagian dari elemen yang diambil dari

populasi. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampel

adalah elemen dari populasi yang terpilih. Dalam pengambilan sampel, perlu
50

dilakukan proses sampling. Arifin (dalam Sidiq & Choiri, 2019), menyatakan

“Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dan

biasanya mengikuti teknik atau jenis sampling yang digunakan”(h.113).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel

Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling). Menurut (Johnson &

Christensen, 2020) “Cluster sampling is a form of sampling in which clusters

(a collective type of unit that includes multiple elements, such as schools,

churches, classrooms, universities, households, and city blocks) rather than

single-unit elements (such as individual students, teachers, counselors, and

administrators) are randomly selected.” Pengambilan sampel acak

berdasarkan area atau cluster random sampling adalah salah satu metode

pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak terdiri dari

individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster.

Sehingga unit yang terpilih menjadi sampel bukan individu, namun kelompok

individu yang telah tertata. Cluster sampel ini harus dipilih secara random

dari populasi cluster juga.

Adapun penentuan besarnya sampel merujuk pada tabel Krejcie dan

Morgan (dalam Johnson & Christensen, 2020) dengan rumus

S = { λ² . N. P. Q}/ {d² (N-1) + λ² . P. Q }

Keterangan:

Dimana :S = Jumlah sampel

λ2 = Lamda (faktor pengali) dengan 3,841

N = Populasi
51

P (populasi menyebar normal) = Q = 0,5

d = 0,05

D. Teknik Pengumpulan Data

Melakukan sebuah penelitian dan menemukan sebuah teori, peneliti harus

melakukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan. Pada penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data menggunakan

teknik pengumpulan data dengan angket dengan sasaran sampel orang tua

dan siswa kelas IV SD Suster Singkawang dan nilai ulangan semester dari siswa

yang dijadikan sampel penelitian., Adapun mekanisme pengumpulan data

dengan angket sebagai berikut.

1. Angket

Menurut Arikunto angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan

yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Angket

yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket jenis tertutup dengan

modul Skala Likert sebagai alat ukur untuk angket pola asuh orang tua dan

kemandirian belajar siswa. Pada Skala Likert ini diadakan empat macam

pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju dengan bobot 4 , Setuju dengan bobot 3,

Tidak Setuju dengan bobot 2, dan Sangat Tidak Setuju dengan bobot 1. Butir-

butir yang ada terdiri dari butir-butir yang bersifat positif (favorable) yaitu

item yang pernyataannya mendukung variabel yang diukur dan bersifat

negatif (unfavorable) yaitu item yang pernyataannya tidak mendukung

variabel yang diukur terhadap masalah yang hendak diteliti.


52

2. Observasi

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

kondisi prapenelitian untuk menentukan lokasi penelitian, melakukan

pengamatan langsung terhadap subjek peneliti yaitu siswa kelas IV SD Suster

Singkawang agar mengetahui hasil belajar siswa selama belajar. Observasi

juga digunakan untuk mengumpulkan data seperti data profil sekolah, data

nilai-nilai ulangan siswa kelas IV, data latar belakang orang tua, serta data

lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang diperoleh dari wali kelas

masing-masing pada kelas IVA, IVB, IVC, dan IVD.

E. Instrumen Penelitian

Arikunto (dalam Murdiyanto, 2020) menerangkan bahwa ”instrument

pengumpul data merupakan alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga mudah

diolah”(h.84).

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan angket pola asuh orang

tua dan kemandirian belajar siswa sebagai instrumen pengumpul data. Uji coba

ini dilakukan tanggal 20 Februari 2023 pada siswa di kelas IV SD Bruder

Singkawang yang berjumlah 30 siswa

1. Angket Pola Asuh Orang Tua

Pengukuran instrument yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan skala likert dengan empat skala. Adapun skala untuk

pertanyaan positif (favorable) yaitu Sangat Setuju (SS) dengan bobot 4,


53

Setuju (S) dengan bobot 3, Tidak Setuju (TS) dengan bobot 2, dan Sangat

Tidak Setuju (STS) dengan bobot 1. Sedangkan skala untuk pertanyaan

negatif (unfavorable) yaitu Sangat Setuju (SS) dengan bobot 1, Setuju (S)

dengan bobot 2, Tidak Setuju (TS) dengan bobot 3, dan Sangat Tidak Setuju

(STS) dengan bobot 4. Pilihan jawaban sangat setuju atau setuu dipilih

apabila dalam keseharian penerapan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua

sangat sesuai atau sesuai dengan pernyataan yang disediakan oleh peneliti.

Sedangkan, apabila pernyataan tidak sesuai dengan penerapan pola asuh yang

diterapkan dalam keseharian, maka dapat dipilih awaban yang tidak setuju

atau sangat tidak setuju. Angket untuk pola asuh menggunakan 3 indikator

yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif.

Perhitungan pada 3 indikator ini menggunakan bantuan software SPSS untuk

menganalisis data yang didapatkan.

Tabel 3.2
Kategori alternatif jawaban
Skoring Skala Likert
Favorable Unfavorable
4 Sangat Setuju 1 Sangat Setuju
3 Setuju 2 Setuju
2 Tidak Setuju 3 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju 4 Sangat Tidak Setuju

2. Angket Kemandirian Belajar Siswa

Pengukuran instrumen yang digunakan dalam angket kemandirian

siswa ini menggunakan skala likert dengan empat skala yaitu Selalu (SL),

Sering (SR), Kadang-kadang(KK), dan Tidak Pernah (TP). Pilihan jawaban

sangat setuju atau setuu dipilih apabila dalam keseharian penerapan yang

dilakukan oleh siswa sangat sesuai atau sesuai dengan pernyataan yang
54

disediakan oleh peneliti. Sedangkan, apabila pernyataan tidak sesuai dengan

penerapan yang diterapkan dalam keseharian, maka dapat dipilih awaban

yang tidak setuju atau sangat tidak setuju. Indikator yang digunakan pada

angket kemandirian belajar siswa terdiri dari 3 indikator yaitu inisiatif,

percaya diri, dan tanggung jawab.

Tabel 3.3
Kategori alternatif jawaban

No Alternatif Jawaban Skor yang


diperoleh
1 Selalu (SL) 4
2 Sering (SR) 3
3 Kadang-kadang (KK) 2
4 Tidak Pernah (TP) 1

F. Analisis Data

1. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2012, h.100), “Reliabilitas atau sering disebut juga

ketetapan tes, merupakan kriteria untuk menetapkan taraf ketelitian, bila ini

digunakan untuk mengukur hasil belajar murid. Ketetapan itu berlaku untuk

setiap alat ukur yang sama.”

Nasution (2009, h.27) mengemukakan bahwa “Suatu alat pengukur

dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu

berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel

secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama”.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat cenderung mengarahkan

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu, instrumen yang sudah

dapat dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
55

juga. Dalam menghitung reliabilitas peneliti menggunakan rumus alpha

cronbach, yaitu:

𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑘−1 𝜎 𝑡

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir

𝜎 2𝑡 = Jumlah varians

Arikunto (2010)

Berdasarkan uji coba yang dilakukan pada 30 siswa SD Bruder

Singkawang diperoleh nilai Cronbach’s Alpa sebesar 0,734 untuk instrumen

pola asuh orang tua. Sedangkan nilai Cronbach’s Alpa pada instrumen

kemandirian belajar diperoleh hasil 0,734. Dengan demikian berdasarkan

hasil uji coba tersebut dapat dinyatakan bahwa kedua angket tersebut reliabel.

2. Uji Validitas

Arikunto (dalam Riduwan, 2012, h.97) menjelaskan bahwa yang

dimaksud dengan “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.” Menurut Arikunto (2012, h.80)

yang dimaksud validitas disini adalah “ketepatan tes, yaitu instrumen yang

digunakan untuk mengukur sesuatu, teliti dan tepat mengenai sasaran.”

Ketepatan suatu tes sebagian besar tergantung pada penilaian item (soal

tes) yang digunakan. Atau dengan kata lain, suatu teknik evaluasi dikatakan
56

mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid jika teknik evaluasi atau tes

itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur).

Pengukuran validitas mengunakan rumus Product Moment oleh

Pearson sebagai berikut:

r hitung =

Keterangan

r hitung = koefisien korelasi

⅀Xi = Jumlah skor item

⅀Yi = Jumlah skor total ( seluruh item)

n = Jumlah responden

Dalam penelitian ini uji validitas yang peneliti gunakan adalah uji validitas

dengan menggunakan pendapat beberapa ahli (judgment experts). Dengan hasil

instrument tes dan angket yang telah disusun sesuai indicator-indikator yang

telah tercantum kemudian diserahkan untuk dikonsultasikan pada para ahli untuk

mengukur tingkat kevalidan instrument tersebut. Angket yang telah dibuat

divalidasi oleh bapak Dr. Agung Hartoyo, M.Pd. untuk menilai kesesuaian butir

item berupa penelahaan materi, konstruksi, dan bahasa yang digunakan pada

angket penelitian.

Dalam penelitian ini, dilakukan terlebih dahulu uji coba angket/kuesioner

kepada 30 orang responden di kelas IV SD Bruder Singkawang. Uji coba

dilakukan untuk mengetahui valid, reliabel atau tidaknya item pertanyaan dalam

kuesioner ini. Setelah angket dinyatakan valid, maka angket akan diujikan
57

kepada seluruh sampel. Untuk item pertanyaan yang valid akan digunakan dan

dipakai, sedangkan untuk item pertanyaan yang tidak valid maka harus

dihilangkan. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan program Microsoft

Excel. Kemudian hasil r hitung dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi yang dipakai α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-2) sehingga

dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika didapatkan nilai r

hitung lebih kecil dari r tabel maka butir instrumen dapat dikatakan tidak valid.

Uji coba angket dilaksanakan pada SD Bruder Singkawang. Pemilihan SD

Bruder sebagai tempat pelaksanaan karena berdasarkan wawancara pada guru

kelas, mayoritas siswa memiliki latar belakang orang tua yang sama dengan SD

Suster tempat pelaksanaan penelitian dilaksanakan. Selain itu, latar belakang

geografis juga menjadi alasan dalam pemilihan sekolah uji coba. Berdasarkan

uji coba yang dilakukan pada 30 siswa SD Bruder Singkawang tanggal 20

Februari 2023 pada jenjang kelas IV, didapatkan hasil pada angket pola asuh ada

12 item yang tidak valid yaitu item nomor 2, 3, 9, 11, 14, 22, 23, 27, 29, 31, 36,

dan 37. Dengan demikian item yang bisa digunakan untuk penelitian berjumlah

25 item. Pada angket kemandirian belajar, setelah dilakukan uji coba, terdapat

4 item yang tidak valid yaitu item nomor 5, 6, 17, dan 18. Maka item yang dapat

digunakan pada penelitian yaitu berjumlah 14 item untuk instrumen kemandirian

belajar.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh

pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar dan hasil belajar

matematika siswa kelas IV di SD Suster Singkawang. Dalam pelaksanannya,

sampel berjumlah 92 orang diberikan angket untuk mengetahui pola asuh

orang tua dan kemandirian belajar. Sedangkan data hasil belajar diperoleh

dari Ulangan Tengah Semester (UTS) yang dilakukan oleh siswa.

1. Pola Asuh Orang Tua

Untuk mengetahui pola asuh yang dilakukan orang tua, maka penulis

memberikan angket pada sampel berjumlah 92 orang siswa di kelas IV SD

Suster Singkawang. Hasil analisis angket pola asuh orang tua dapat dilihat

pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1
Pola asuh orang tua

No Inisial Siswa Skor No Inisial Siswa Skor


1 AF 60 47 AF 63
2 AAW 62 48 BX 59
3 AC 60 49 CD 56
4 BFL 65 50 CC 57
5 BW 62 51 CI 57
6 CMS 59 52 CJ 63
7 CDX 55 53 DL 57
8 CF 61 54 EC 64
9 CA 62 55 FNA 65
10 CAD 62 56 FJ 63
11 CC 61 57 F 65
12 DW 62 58 GFE 55
13 EN 60 59 GLR 62
14 ES 62 60 GC 65

58
59

15 EE 65 61 GN 60
16 EP 57 62 J 65
17 F 65 63 JH 59
18 GAW 55 64 K 65
19 HW 59 65 KABS 55
20 IRDS 59 66 LGA 56
21 JK 61 67 LKC 56
22 KY 57 68 LV 63
23 KKB 62 69 MA 57
24 LL 62 70 NN 56
25 MD 65 71 A 56
26 NF 55 72 GT 55
27 AVD 55 73 A 65
28 AC 64 74 W 64
29 CG 64 75 RSS 62
30 CV 56 76 LB 58
31 CA 63 77 TF 61
32 FAS 59 78 EP 58
33 FA 65 79 EL 58
34 GA 58 80 CD 57
35 GC 56 81 MF 60
36 JF 55 82 AW 56
37 JS 61 83 X 55
38 JAA 58 84 PA 58
39 KWW 57 85 CS 58
40 KM 57 86 ST 65
41 LAM 55 87 CM 61
42 LJA 59 88 Z 55
43 MV 57 89 N 61
44 MKC 55 90 J 65
45 MMV 59 91 VS 55
46 OPG 60 92 C 61

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa skor tertinggi 65 dan skor terendah

55. Dengan skor rata-rata 59,73 dan standar deviasi 3,404.

2. Kemandirian Belajar

Untuk mengetahui kemandirian belajar yang dilakukan orang tua, maka

penulis memberikan angket pada sampel berjumlah 92 orang siswa di kelas


60

IV SD Suster Singkawang. Hasil analisis angket kemandirian belajar dapat

dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2
Kemandirian belajar
No Inisial Siswa Skor No Inisial Siswa Skor
1 AF 38 47 AF 36
2 AAW 40 48 BX 37
3 AC 41 49 CD 38
4 BFL 35 50 CC 40
5 BW 39 51 CI 39
6 CMS 41 52 CJ 40
7 CDX 36 53 DL 39
8 CF 36 54 EC 39
9 CA 35 55 FNA 40
10 CAD 36 56 FJ 39
11 CC 37 57 F 38
12 DW 39 58 GFE 36
13 EN 41 59 GLR 38
14 ES 40 60 GC 38
15 EE 36 61 GN 36
16 EP 36 62 J 39
17 F 35 63 JH 37
18 GAW 37 64 K 39
19 HW 34 65 KABS 34
20 IRDS 38 66 LGA 39
21 JK 41 67 LKC 41
22 KY 37 68 LV 40
23 KKB 40 69 MA 34
24 LL 35 70 NN 36
25 MD 35 71 A 40
26 NF 34 72 GT 37
27 AVD 34 73 A 39
28 AC 36 74 W 39
29 CG 36 75 RSS 34
30 CV 41 76 LB 37
31 CA 39 77 TF 36
32 FAS 35 78 EP 40
33 FA 36 79 EL 40
34 GA 37 80 CD 36
35 GC 41 81 MF 39
36 JF 35 82 AW 38
37 JS 40 83 X 37
38 JAA 35 84 PA 41
61

39 KWW 41 85 CS 34
40 KM 39 86 ST 38
41 LAM 37 87 CM 34
42 LJA 35 88 Z 41
43 MV 34 89 N 38
44 MKC 36 90 J 34
45 MMV 40 91 VS 38
46 OPG 37 92 C 40

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa skor tertinggi 41 dan skor terendah

34. Dengan skor rata-rata 37,57 dan standar deviasi 2,515.

3. Hasil Belajar

Untuk mengetahui kemandirian belajar yang dilakukan orang tua, maka

penulis memberikan angket pada sampel berjumlah 92 orang siswa di kelas

IV SD Suster Singkawang. Hasil analisis angket kemandirian belajar dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3
Hasil Belajar
No Inisial Siswa Nilai No Inisial Siswa Nilai
1 AF 78 47 AF 94
2 AAW 58 48 BX 58
3 AC 58 49 CD 58
4 BFL 80 50 CC 80
5 BW 88 51 CI 64
6 CMS 94 52 CJ 86
7 CDX 80 53 DL 47
8 CF 86 54 EC 100
9 CA 62 55 FNA 68
10 CAD 100 56 FJ 49
11 CC 62 57 F 70
12 DW 86 58 GFE 54
13 EN 64 59 GLR 64
14 ES 58 60 GC 66
15 EE 98 61 GN 90
16 EP 76 62 J 90
17 F 80 63 JH 54
18 GAW 86 64 K 94
19 HW 67 65 KABS 80
62

20 IRDS 74 66 LGA 54
21 JK 80 67 LKC 60
22 KY 74 68 LV 60
23 KKB 82 69 MA 64
24 LL 70 70 NN 24
25 MD 90 71 A 62
26 NF 60 72 GT 74
27 AVD 88 73 A 66
28 AC 70 74 W 96
29 CG 74 75 RSS 48
30 CV 75 76 LB 94
31 CA 84 77 TF 82
32 FAS 74 78 EP 68
33 FA 83 79 EL 70
34 GA 65 80 CD 90
35 GC 98 81 MF 86
36 JF 64 82 AW 44
37 JS 50 83 X 60
38 JAA 47 84 PA 68
39 KWW 44 85 CS 78
40 KM 88 86 ST 68
41 LAM 60 87 CM 68
42 LJA 78 88 Z 86
43 MV 48 89 N 78
44 MKC 100 90 J 60
45 MMV 72 91 VS 74
46 OPG 70 92 C 70

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa nilai tertinggi 100 dan nilai

terendah 24. Dengan skor rata-rata 72,18 dan standar deviasi 15,359.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar

Secara garis besar, terdapat tiga tipe pola asuh orang tua terhadap

anaknya yaitu pola asuh otoriter, permisif, dan pola asuh demokratis.

Menurut Susmeini (dalam Pratini, Azmi, & Sarjana, 2021) ,”Tipe-tipe pola

asuh tersebut akan tercermin pada tingkah laku siswa dalam belajar.” Lebih

lanjut diterangkan oleh Gunarsa (dalam Pratini dkk., 2021), bahwa


63

“Dalam menerapkan pola asuh, terdapat beberapa hal yang


dapat mempengaruhinya, seperti pengalaman masa lalu
yang berhubungan erat dengan pola suh atau pun sikap orang
tua mereka, nilai-nilai yang dianut orang tua, tipe kepribadian
dari orang tua, kehidupan perkawinan orang tua, serta alasan
orang tuamempunyai anak”.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua

terhadap kemandirian belajar siswa, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

data. untuk mengetahui apakah data setiap variabel yang akan dianalisis

terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahui normal tidaknya

sebaran data dapat diketahui dari taraf signifikasinya. Apabila nilai signifikasi

> 0,05 maka data terdistribusi normal sebaliknya apabila nilai signifikasi <

0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Pengujian normalitas pada

penelitian ini menggunakan perhitungan model Kolmogorov-Smirnov

dengan bantuan software SPSS For Windows versi 25.0. Hasil dari uji

normalitas masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4
Hasil uji normalitas
64

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikasi yang

diperoleh dari hasil uji normalitas sebesar 0,095 pada skala pola asuh orang

tua dan kemandirian belajar dapat dikatakan berdistribusi secara normal,

karena menunjukan nilai signifikasi > 0.05. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan (Dan & Setiawati, 2021) judul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua,

Kemandirian Belajar, dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS

yang didapatkan hasil bahwa distribusi variabel kemandirian belajar

sebagian besar dalam kategori cukup baik (56,25%). Lebih lanjut

dijelaskan bahwa distribusi variabel pola asuh orang tua sebagian besar

dalam kategori cukup (50,00%).

Setelah dilakukan uji normalitas, maka selanjutnya dilakukan uji

hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua

terhadap kemandirian belajar siswa. Analisis data yang dilakukan untuk

mengetahui pengaruh pola asuh orang tua authoritative terhadap kemandirian

belajar siswa, yaitu menggunakan analisis anova 1 jalan. Menurut (Djudin &

Yani, 2022), “anova digunakan apabila variabel terikat adalah kontinu

(interval-rasio), sedangkan variabel bebasnya nominal (kategori).” Untuk

mempermudah analisis data, maka analisis dilakukan dengan bantuan SPSS

For Windows versi 21.0. Hasil analisis anova dapat disajikan pada tabel 4.5

sebagai berikut.
65

Tabel 4.5
Analisis anova

ANOVA
Kemandirian Belajar
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 11611.681 2 5805.841 2152.730 .000
Within Groups 736.272 273 2.697
Total 12347.953 275

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Kemandirian Belajar
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 337.692a 63 5.360 1.378 .176
Intercept 47085.779 1 47085.779 12104.684 .000
Otoriter 21.282 7 3.040 .782 .608
Demokratis 12.893 5 2.579 .663 .655
Permisif 77.370 8 9.671 2.486 .035
Otoriter * Demokratis 61.126 10 6.113 1.571 .167
Otoriter * Permisif 78.856 10 7.886 2.027 .069
Demokratis * Permisif 51.878 10 5.188 1.334 .261
Otoriter * Demokratis * 25.217 3 8.406 2.161 .115
Permisif
Error 108.917 28 3.890
Total 130272.000 92
Corrected Total 446.609 91
a. R Squared = .756 (Adjusted R Squared = .207)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,608 pada

pola asuh otoriter terhadap kemandirian belajar yang berarti tidak terdapat

pengaruh pola asuh otoriter terhadap kemandirian belajar siswa. Pembuktian

untuk hipotesis tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar

dari pada nilai probabilitas 0,608 > 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh
66

orang tua tipe otoriter terhadap kemandirian belajar. Pada variabel pola asuh

demokratis, didapatkan nilai signifikansi 0,655. Hal tersebut membuktikan

bahwa tidak terdapat pengaruh pola asuh demokratis terhadap kemandirian

belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis tersebut dapat dilihat dari nilai

signifikansi yang lebih besar dari pada nilai probabilitas 0,655 > 0,05. Maka

dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara pola asuh orang tua tipe demokratis terhadap kemandirian

belajar. Sedangkan untuk pola asuh permisif diperoleh nilai sig 0,035. Hal

tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pola asuh permisif terhadap

kemandirian belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis tersebut dapat dilihat

dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada nilai probabilitas 0,035 <

0,05.

Pola asuh orang tua bisa menjadi salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kemandirian belajar siswa. Hal ini disebabkan interaksi antara orang

tua dan anak yang terjalin positif membuat anak dapat bersemangat untuk

belajar karena ada dorongan dan dukungan dari orang tua. Hal ini sejalan

dengan pendapat Hurlock (dalam Dan & Setiawati, 2021) yaitu “pola asuh

menekankan kepada aspek edukatif atau pendidikan dalam membimbing

anak sehingga orang tua lebih sering memberikan pengertian, penjelasan,

dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tersebut

diharapkan.” Lebih lanjut dijelaskan (Maghami et al., 2022) “Parenting style

is one of the most important social issues in today's world.


67

2. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa.

Pola asuh dapat menjadi salah satu faktor yang dapat berpengaruh

terhadap tinggi maupun rendahnya hasil belajar siswa. (Ramadhan, Lubis, &

Dedy, 2022) menerangkan bahwa, “orang tua mempunyai peranan penting

baik dalam membentuk kepribadian anak maupun dalam meningkatkan

prestasi belajar anak.” Lebih lanjut disampaikan Freeman & Munandar

(dalam Ramadhan dkk., 2022) “Pola atau bentuk perilaku ini akan

berdampak positif atau negatif bagi anak.“ Untuk mengetahui pengaruh

pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas data. untuk mengetahui apakah data setiap variabel yang akan

dianalisis terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahui normal

tidaknya sebaran data dapat diketahui dari taraf signifikasinya. Apabila nilai

signifikasi > 0,05 maka data terdistribusi normal sebaliknya apabila nilai

signifikasi < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Pengujian normalitas

pada penelitian ini menggunakan perhitungan model Kolmogorov-Smirnov

dengan bantuan software SPSS For Windows versi 21.0. Hasil dari uji

normalitas masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6
Hasil uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 92
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 14.98013846
Most Extreme Differences Absolute .065
68

Positive .065
Negative -.060
Test Statistic .065
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikasi yang

diperoleh dari hasil uji normalitas sebesar 0,200 pada skala pola asuh orang

tua dan hasil belajar dapat dikatakan berdistribusi secara normal, karena

menunjukan nilai signifikasi > 0.05.

Setelah dilakukan uji normalitas, maka selanjutnya dilakukan uji

hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua

terhadap hasil belajar siswa. Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruh pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa, yaitu

menggunakan analisis anova. Untuk mempermudah analisis data, maka

analisis dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows versi 21.0. Hasil

analisis anova dapat disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut.


69

Tabel 4.7
Analisis anova

ANOVA
Hasil Belajar
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 11611.681 2 5805.841 2152.730 .000
Within Groups 736.272 273 2.697
Total 12347.953 275

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Hasil Belajar
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1041.707a 63 16.535 37.038 .000
Intercept 123138.003 1 123138.003 275829.127 .000
Otoriter 102.701 7 14.672 32.864 .000
Demokratis 40.904 5 8.181 18.325 .000
Permisif 172.369 8 21.546 48.263 .000
Otoriter * Demokratis 2.235 10 .223 .501 .875
Otoriter * Permisif .000 10 .000 .000 1.000
Demokratis * Permisif .000 10 .000 .000 1.000
Otoriter * Demokratis * .000 3 .000 .000 1.000
Permisif
Error 12.500 28 .446
Total 329261.000 92
Corrected Total 1054.207 91
a. R Squared = .988 (Adjusted R Squared = .961)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 pada

pola asuh otoriter terhadap hasil belajar yang berarti terdapat pengaruh pola

asuh otoriter terhadap kemandirian belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis

tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari pada nilai

probabilitas 0,000 < 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua tipe otoriter
70

terhadap hasil belajar. Pada variabel pola asuh demokratis, didapatkan nilai

signifikansi 0,000. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh pola

asuh demokratis terhadap hasil belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis

tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada nilai

probabilitas 0,000 < 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua tipe

demokratis terhadap hasil belajar. Sedangkan untuk pola asuh permisif

diperoleh nilai sig 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

pola asuh permisif terhadap hasil belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis

tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada nilai

probabilitas 0,000 < 0,05. Kesimpulan yang diperoleh yaitu semua pola asuh

orang tua baik itu otoriter, demokratis, maupun permisif memiliki pengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

Pola asuh orang tua bisa menjadi salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa karena pola asuh yang diberikan orangtua kepada

siswa di rumah harus bisa membuat siswa nyaman dan memiliki semangat

untuk belajar karena peran orangtua dalam membimbing siswa belajar di

rumah sangatlah penting dan juga bisa membantu siswa untuk mendapatkan

hasil belajar yang maksimal dan memuaskan. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Arrasyid & Mashari, 2022) yang mengatakan

bahwa pola asuh orangtua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil

belajar peserta didik di sekolah. Penelitian lain oleh (Hassan dkk., 2022)

menyatakan terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap proses belajar
71

anak di Pakistan. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh (Santia, Pranata,

Kresnadi, & Auliya Vilda Ghasya, 2022) menerangkan bahwa Hubungan

antara pola asuh otoriter dan partisipasi orang tua dengan hasil belajar siswa

kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Pontianak Selatan sebesar 0,448 yang

berarti terdapat hubungan yang positif dengan tingkat hubungan sedang.

Lebih lanjut dijelaskan Nasution (dalam Septianti & Afiani, 2020), “bahwa

masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai

berikut : (1) adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang

kongkrit. (2) amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar. (3) menjelang akhir

masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli

yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-

faktor. (4) pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan

berusaha menyelesaikan sendiri. (5) pada masa ini anak memandang nilai

(angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah. (6) anak

pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain

bersama-sama.”

3. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa

Kemandirian belajar dapat menjadi salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut (Puspita Indah & Farida, 2021),

“Kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual seorang siswa, minat

dan kesiapan siswa serta motivasi belajarnya merupakan hal pertama yang

mempengaruhi perkembangan siswa.” Lebih lanjut disampaikan (Riyanti,

Wahyudi, & Suhartono, 2021) “Siswa yang mandiri akan mempersiapkan


72

materi yang dipelajari atau mengulang kembali materi yang sudah

dipelajari.” Selain itu, Rafika dkk (dalam Armiyati, Hairida, & Priyadi, 2021)

menerangkan “Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi akan

termotivasi untuk mempelajari sesuatu dengan kemampuannya tanpa

meminta bantuan orang lain.”

Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap hasil belajar

siswa, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. untuk mengetahui

apakah data setiap variabel yang akan dianalisis terdistribusi secara normal

atau tidak. Untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dapat diketahui

dari taraf signifikasinya. Apabila nilai signifikasi > 0,05 maka data

terdistribusi normal sebaliknya apabila nilai signifikasi < 0,05 maka data

terdistribusi tidak normal. Pengujian normalitas pada penelitian ini

menggunakan perhitungan model Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan

software SPSS For Windows versi 21.0. Hasil dari uji normalitas masing-

masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8
Normalitas data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 92
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 15.35699056
Most Extreme Differences Absolute .062
Positive .049
Negative -.062
Test Statistic .062
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
73

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikasi yang

diperoleh dari hasil uji normalitas sebesar 0,200 pada skala pola asuh orang

tua dan hasil belajar dapat dikatakan berdistribusi secara normal, karena

menunjukan nilai signifikasi > 0.05.

Setelah dilakukan uji normalitas, maka selanjutnya dilakukan uji

hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua

terhadap hasil belajar siswa. Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruh pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa, yaitu

menggunakan analisis regresi sederhana. Untuk mempermudah analisis data,

maka analisis dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows versi 21.0. Hasil

analisis regresi dapat disajikan pada tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9
Analisis regresi sederhana

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,867, dapat

diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil

belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis tersebut dapat dilihat dari nilai

signifikansi yang lebih besar dari pada nilai probabilitas 0,867 > 0,05. Maka
74

dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan

pada penelitian yang dilakukan oleh (Wiriani, 2021) yang berjudul Pengaruh

Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran

Online, menerangkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan

kemandirian belajar terhadap hasil belajar. Dibuktikan melalui nilai koefisien

korelasi serdehana yang positif,uji signifikan korelasi dengan Sig < 0,05
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang diperoleh dari angket dan

hasil belajar siswa, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar dan hasil belajar

matematika siswa kelas IV di SD Suster Singkawang. Sedangkan secara khusus

dapat disimpulkan data sebagai berikut.

1. Pola asuh orang tua tipe otoriter dan demokratis tidak berpengaruh terhadap

kemandirian belajar siswa kelas IV SD Suster Singkawang. Hal ini

dikarenakan pada pola asuh ini, perilaku orangtua yang mengontrol dan

menuntut serta orang tua memandang dirinya dan anak punya peran masing-

masing serta orang tua memberikan tanggung jawab dan mendorong anak

melakukan aktivitasnya sendiri. Namun pola asuh orang tua tipe permisif,

berpengaruh terhadap kemandirian belajar siswa kelas IV SD Suster

Singkawang. Hal ini dikarenakan pada pola asuh ini, orangtua

memperlakukan anak sesuai dengan kemauan anak atau keputusan di tangan

anak.

2. Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD

Suster Singkawang. Pada pola asuh otoriter, orangtua berkomunikasi,

bertransaksi, berinteraksi dengan anak, cenderung menetapkan standar yang

mutlak harus dituruti, menuntut kepatuhan, mendikte, kurang hangat, kaku

dan keras, kurang memberi kepercayaan, menghukum. Pada pola asuh

75
76

demokratis, orangtua berkomunikasi, bertransaksi, berinteraksi, ucapan dan

tindakannya selalu bersikap rasional, bertanggung jawab, terbuka, obyektif,

tegas, hangat, realistis, fleksibel, sehingga mampu menumbuhkan

keyakinan, kepercayaan diri pada anak untuk mengambil keputusan terhadap

aktivitas dan kebutuhannya. Pada pola asuh permisif, orangtua ketika

berkomunikasi, bertransaksi atau berinteraksi dengan anak, selalu

memberikan kebebasan pada anak, kurang menuntut tanggung jawab,

melakukan pembiaran, sangat lemah dalam melaksanakan disiplin, dan

kurang tegas dalam menerapkan peraturan-peraturan

3. Kemandirian belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV

SD Suster Singkawang. Hal ini dikarenakan siswa belum mengevaluasi dan

mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara efisien, dan

belum mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berpikir

dan bertindak serta merasa bergantung pada orang lain.

B. Saran

Adapun saran-saran yang peneliti sampaikan berdasarkan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Pola asuh dapat menjadi penentu dalam keberhasil belajar anak. Orang tua

diharapkan memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat agar

kemandirian dan hasil belajar anak dapat meningkat.

2. Untuk mencapai keberhasilan dalam proses dan hasil belajar, diharapkan

kepada siswa untuk meningkatkan kemandirian dalam pembelajaran agar

proses dan hasil belajar dapat meningkat dengan baik.


77

3. Guru diharapkan dapat memberikan dukungan berupa fasilitas kepada siswa

dan meningkatkan komunikasi dengan orang tua siswa terkait pola asuh yang

dapat diterapkan agar kemandirian dan hasil belajar anak dapat meningkat.

4. Kepada sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan orang tua

dan guru terkait pentingnya penerapan pola asuh yang baik untuk

kemandirian dan peningkatan hasil belajar anak.

5. Agar tercipta iklim pembelajaran yang baik, diharapkan staff sekolah dapat

memberikan dukungan berupa fasilitas dan dukungan lain yang diperlukan

bagi orang tua dan siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan

maksimal.

6. Kepada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian dengan topik pola asuh,

kemandirian, dan hasil belajar dapat menjadikan temuan pada penelitian ini

sebagai rujukan dalam membuat perbandingan penelitian yang dilakukan.

7. Keterbatasan yang peneliti alami saat pembagian angket kepada siswa yaitu

kurangnya pendekatan dan kontrol saat siswa mengisi sehingga menyebabkan

tidak maksimalnya pengisian angket yang dilakukan siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.

Agency, Beranda dan Tridhonanto. 2014. Mengembangkan Pola Asuh Demokratis.


Jakarta: Gramedia

Ahmad Susanto. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group

Ali, Muhammad dan Muhammad Asrori. 2019. Psikologi Remaja Perkembangan


Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara

Amir, A. (2014). Kemampuan Penalaran dan Komunikasi dalam Pembelajaran


Matematika. Logaritma,Vol. II, No.01

Armiyati, Y., Hairida, & Priyadi, A. T. (2021). Penggunaan Internet Berbasis


Gadget untuk Meningkatkan Kemandirian, Motivasi, dan Hasil Belajar Siswa
Kelas V. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 10(2),
593–600.

Arrasyid, A. K., & Mashari, A. (2022). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Pada
Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 6(2), 3218–3224.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2933

Auliya. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 pada Mata


Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMK Negeri 9 Surakarta Tahun
Pelajaran 2015/2016. Skripsi. UMS

Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bunandar, A.S.E. 2016. Analisis kemandirian akademik siswa pada mata pelajaran
biologi kelas X Mas AlMustaqim Kubu Raya. Universitas Muhammadiyah
Pontianak. Hal.9

Damayanti, N dan Ibrahim, I. 2011. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan.


Kemandirian Santri Madrasah Tsanawiyah. Universitas Negeri Padang.
Hal.155

Dan, L., & Setiawati, E. (2021). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Kemandirian
Belajar, dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS. Jurnal Sosialita,
15(1).

Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.

78
79

Damon, D., dan Learner, R.M. (2006). Buku pegangan psikologi anak. Edisi
keenam. Kanada: John Wliley & Fils

Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam
Keluarga: Upaya Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak. Jakarta :
Rineka Cipta.

Djudin, T., & Yani, A. 2022. Aplikasi Statistika dalam Penelitian Pendidikan.
Pontianak: Untan Press.

Fatimah. 2009. Fun Math Matematika Asyik Dengan Metode Pemodelan. Penerbit:
DAR Mizan. Bandung.

Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).


Bandung: Pustaka Setia.

Hassan, M., Malik, A. S., Sang, G., Rizwan, M., Mushtaque, I., & Naveed, S.
(2022). Examine the parenting style effect on the academic achievement
orientation of secondary school students: The moderating role of digital
literacy. Frontiers in Psychology, 13.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.1063682

Hidayat, Dede Rahmat dkk 2020. Memahami kemandirian mahasiswa dalam e-


learning di masa pandemi Covid19. Universitas Negeri Jakarta. Vol 34,
Hal.14

Hosokawa, R., & Katsura, T. (2019). Role of parenting style in children’s


behavioral problems through the transition from preschool to elementary
school according to gender in Japan. International Journal of Environmental
Research and Public Health, 16(1). https://doi.org/10.3390/ijerph16010021

Jamiah, Y. (2020). Penguatan Karakter Siswa Perbatasan Melalui Internalisasi


Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Alphaeuclidedu, 12,
69–82.

Japar, Muhammad dkk. 2018. Pelatihan mandiri melalui kegiatan OSIS di SMA.
Jurnal pendidikan dan ilmu sosial. Vol 28. Hal.98

Khoerunnisa, Elfrida dan Grafiyana, Gisella Arnis.2019. Motivasi Siswa Mengikuti


Bimbingan Belajar. PSISULA: Prosiding Berkala Psikolog, Hal.41-42

Kim, J. Y., & Kim, E. (2021). Effect of positive parenting styles as perceived by
middle school students on academic achievement and the mediation effect of
self-esteem and academic engagement. Sustainability (Switzerland), 13(23).
https://doi.org/10.3390/su132313233
80

Lestari, Yudhanegara. 2016. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung : PT.


Refika Aditama

Maghami, H., Parhizkar, H., Riasaty, A., Banani, A., Poustfroosh, M., &
Hasehmpour-Sadeghian, M. (2022). Identifying the parenting style of
students’ parents of an school at Shiraz University of medical sciences.
Journal of Advanced Pharmacy Education and Research, 12(1), 91–96.
https://doi.org/10.51847/TLCOO2YVKI

Martono. (2016). Lesson Planning The Key to Success of The Teachers Teaching
in Class. 6th International Conference on Educational, Management,
Administration and Leadership (ICEMAL 2016), 267–270.

Maslihah, S., Waluya, S. B., Rochmad, Kartono, Karomah, N., & Iqbal, K. (2021).
Increasing mathematical literacy ability and learning independence through
problem-based learning model with realistic mathematic education approach.
Journal of Physics: Conference Series, 1918(4). IOP Publishing Ltd.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1918/4/042123

Mundir. (2013). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Jember: STAIN


Jember Press.

Ningsih, Rita dan Nurrahmah Arfatin. 2016. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan
Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Matematika, Hal.76

Nugraheni, N. (2022). Student’s Learning Independence Profiles in Solving HOTS


Questions Related to Numeracy. Journal of Higher Education Theory and
Practice, 22(15), 39.

Offirston, Topic. 2014. Aktivitas Pembelajaran Matematika Melalui Inkuiri


Berbantuan Software Cinderella. Jogjakarta: Deppublish.

Pratini, S. T., Azmi, S., & Sarjana, K. (2021). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Desember 2021 Journal of
Mathematics Education and Application, 1, 570. Diunduh di
https://mathjournal.unram.ac.id/index.php/Griya/indexGriya

Puspita Indah, R., & Farida, A. (2021). Pengaruh Kemandirian Belajar Siswa
Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Derivat, 8(1)

Putro, Khamim Zarkasih, dkk. 2020. Pola Interaksi Anak Dan Orangtua Selama
Kebijakan Pembelajaran Di Rumah. Journal of Islamic Education, Vol.1.
Hal.127

Putro, Khamim Zarkasih, dkk. 2020. Pola Interaksi Anak Dan Orangtua Selama
Kebijakan Pembelajaran Di Rumah. Journal of Islamic Education, Vol.1.
Hal.128
81

Putro, Khamim Zarkasih, dkk. 2020. Pola Interaksi Anak Dan Orangtua Selama
Kebijakan Pembelajaran Di Rumah. Journal of Islamic Education, Vol.1.
Hal.129

Ramadhan, M. R., Lubis, P. H. M., & Dedy, A. (2022). Hubungan Pola Asuh Orang
Tua terhadap Prestasi Siswa Bidang Matematika Kelas 5 di Sekolah Dasar.
EDUKATIF : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 2722–2734.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2450

Rismawati. 2017. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar PKN
pada Murid Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kecamatan Pallangga
kabupaten Gowa. Jurnal Etika Demokrasi Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan. 2 (1), 56-65

Riyanti, Y., Wahyudi, W., & Suhartono, S. (2021). Pengaruh Kemandirian Belajar
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar. EDUKATIF :
JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(4), 1309–1317.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.554

Santia, M., Pranata, R., Kresnadi, H., & Auliya Vilda Ghasya, D. (2022). Hubungan
Pola Asuh Orang Tua dan Partisipasi Orang Tua Dengan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV SDN 14 Pontianak Selatan. Journal on Teacher Education Research
& Learning in Faculty of Education, 4(2), 1446–1460.

Sari, Popy Puspita dkk. 2020. Model Pengasuhan untuk Perkembangan Emosional
Pada Anak Usia Dini. Majalah PAUD Agapedia, Hal.157-170

Septianti, N., & Afiani, R. (2020). Pentingnya Memahami Karakteristik Siswa


Sekolah Dasar di SDN Cikokol 2. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
2(1), 7–17. Diundah dari https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/assabiqun

Setyanisa, A. R., Setiawati, Y., Irwanto, I., Fithriyah, I., & Prabowo, S. A. (2022).
Relationship between Parenting Style and Risk of Attention Deficit
Hyperactivity Disorder in Elementary School Children. Malaysian Journal of
Medical Sciences, 29(4), 152–159.
https://doi.org/10.21315/mjms2022.29.4.14

Sidiq, U., & Choiri, Moh. M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang
Pendidikan. Ponorogo: CV Nata Karya

Slameto. (2015). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Cetakan


Keenam. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slovin, M.J. 1960. Sampling, Simon and Schuster Inc., New York.

Sudarmayanti Hidayat. 2002. Metodologi Penelitian. Bandung. Penerbit Mandar


Maju, Hal 3
82

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif,


kualitatif, dan R&D).Bandung: Alfabeta CV

Sumadi Suryabrata. 1992. Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Gajah Mada


University Press, hal.82

Suhendri, dkk.2013. Pengaruh metode pembelajaran pemecahan masalah terhadap


hasil belajar Matematika ditinjau dari kemandirian belajar. Majalah Formal,
Volume 3 (2) hal.105-114

Suhendri, Huri dan Mardalena, Tuti. 2015. Pengaruh Metode Pembelajaran


Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari
Kemandirian Belajar. Jurnal Formatif. 3(2): 105-114

Suteja, Jaja.2017. Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial-
Emosional Anak, hal.7

Syahputra, Teliti. 2017. Efektivitas Pembelajaran dan Bimbingan Belajar Mandiri


Terhadap Kemampuan Memahami Jurnal Penyesuaian Pada Siswa Sma
Melati Perbaungan. Hal.372

Syahutra, Dedi.2017. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Bimbingan Belajar


Terhadap Kemampuan Memahami. Jurnal Penyesuaian Pada Siswa Sma
Melati Perbaungan. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.2017:368-
3

Tasaik, Hendrik Lempe.2018. Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemandirian


Belajar Peserta Didik Kelas V Sd Inpres Samberpasi. Metodik Didaktik,
Hal.45-55

Tridhonanto, Al & Agency, Beranda. 2014. Mengembangkan Pola Asuh


Demokratis. Jakarta: Gramedia

Tasaik, Hendrik Lempe.2018. Peran Guru Dalam Meningkatkan Kemandirian


Belajar Peserta Didik Kelas V SD Inpres Samberpasi,Vol 14.Hal.49

Oxford English Dictionary. Oxford University Press. 2012. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 16 Nopember 2019. Diakses tanggal 16 Juni 2012. The science of
space, number, quantity, and arrangement, whose methods involve logical
reasoning and usually the use of symbolic notation, and which includes
geometry, arithmetic, algebra, and analysis.

Wiriani, W. T. (2021). Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar


Siswa Pada Pembelajaran Online. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik (JI-
MR), 2(1), 57–63.
LAMPIRAN
Lampiran 1

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN POLA ASUH ORANG TUA

Petunjuk:
1. Berdasarkan pendapat bapak/ibu, berikanlah tanda centang (✔) untuk “Ya” tau silang (x) untuk “tidak” pada kolom
yang tersedia
2. Jika ada yang perlu dikomentari, tulislah pada kolom komentar/saran.
3. Berikanlah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.

Bidang Butir Instrumen Komentar/


Kriteria Penilaian
Penelahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Saran
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan kisi-kisi
Batasan jawaban atau ruang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lingkupnya jelas
Isi angket yang ditanyakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Materi
sesuai dengan tujuan
pengukuran
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan jenjang atau jenis
sekolah
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan perintah yang
Konstruksi jelas
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menimbulkan tafsir ganda

83
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan bahasa yang
sederhana
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan kata-kata yang
Bahasa
menyinggung peserta didik
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
Kesimpulan LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD

84
Bidang Butir Instrumen Komentar/
Kriteria Penilaian
Penelahaan 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Saran
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan kisi-kisi
Batasan jawaban atau ruang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lingkupnya jelas
Isi angket yang ditanyakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Materi
sesuai dengan tujuan
pengukuran
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan jenjang atau jenis
sekolah
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan perintah yang
Konstruksi jelas
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menimbulkan tafsir ganda
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan bahasa yang
sederhana
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan kata-kata yang
Bahasa
menyinggung peserta didik
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
Kesimpulan LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD

85
Komentar/
Bidang Butir Instrumen
Kriteria Penilaian Saran
Penelahaan
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan kisi-kisi
Batasan jawaban atau ruang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lingkupnya jelas
Isi angket yang ditanyakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Materi
sesuai dengan tujuan
pengukuran
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan jenjang atau jenis
sekolah
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan perintah yang
Konstruksi jelas
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menimbulkan tafsir ganda
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan bahasa yang
sederhana
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bahasa
menggunakan kata-kata yang
menyinggung peserta didik
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan bahasa

86
Indonesia yang baik dan
benar
Kesimpulan LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD LD

Keterangan:

LD : Layak Digunakan
LDP : Layak Digunakan dan Diperbaiki
TLD : Tidak Layak Digunakan

Pontianak, Februari 2023

Dr. Agung Hartoyo, M.Pd.


NIP 196102131988101001

87
Lampiran 2
Kisi-kisi Angket Pola Asuh Orang Tua

Definisi Definisi Definisi Nomor butir Jumlah


Indikator
Teori Konseptual Operasional Positif Negatif butir
Pola asuh orang tua Pola asuh otoriter : 4,11, 29,31, 10
Pola asuh orang tua menurut
cara atau strategi ➢ Anak harus mematuhi 15,16, 34,35
Strewart dan Koch
yang digunakan oleh kehendak orang tua 18,19
(Tridhonanto,2014,h.12 –
orang tua dalam ➢ Orang tua mengawasi
h.17) ada tiga kategori pola
membesarkan anak – anak dengan ketat
asuh yakni :
anaknya, dengan ➢ Orang tua tidak pernah
a. Pola asuh otoriter
menerapkan memberi pujjian
Adalah pola sauh yang
bebarapa pola asuh ➢ Orang tua menghukum
membatasi, menghukum, Pola asuh orang
seperti pola asuh anak ketika bersalah
menuntut anak mematuhi tua adalah cara
otoriter, pola asuh Pola asuh demokratis : 2,3, 13,14, 12
kehendak orang tua. atau strategi yang
demokratis dan pola ➢ Orang tua memberikan 6,7,9, 21,27,
b. Pola asuh demokratis dilakukan oleh
asuh permisif. Pola kesempatan pada anak 22,28 37
Adalah pol asuh yang orang tua dalam
asuh otoriter sifatnya untuk mandiri
memberikan tuntunan membesarkan
mengekang si anak ➢ Mengikut sertakan anak
kepada anak untuk anak - anaknya
untuk menuruti apa dalam pengambilan
membentuk sikap dan
yang orang tuanya keputusan
perilaku anak dengan
inginkan, disini ➢ Mengutamakan kebutuhan
prioritas kepemtingan
orang tua cenderung anak namun tetap diawasi
anak.
tidak terbuka kepada ➢ Anak diberi kebebasan
c. Pola asuh permisif
anak. Pola asuh untuk memilih
Adalah pola asuh yang
demokratis ➢ Pendekatan terhadap anak
memberikan kelonggaran
memberikan kondisi bersifat hangat

88
Definisi Definisi Definisi Nomor butir Jumlah
Indikator
Teori Konseptual Operasional Positif Negatif butir
kepada anak tanpa yang kondusif bagi Pola asuh permisif : 1,5,12, 8,10, 15
diawasi dengan cukup anak, orang tua ➢ Pengawasan terhadap 20,24, 17,23,
berperan sebagai anak rendah 25,26, 33,36
pendukung dan ➢ Anak bebas untuk 30,32
pendamping anak. mengatakan apa yang
Pola asuh permisif diinginkannya
memberikan ➢ Anak hamper tidak pernah
kebebasan kepada mendapatkan hukuman
anak, orang tua
cenderung tidak
memberikan kontrol
kepada anak, dan
orang tua cenderung
tidak tegas kepada
anak.

89
Lampiran 3
Angket Pola Asuh Orang Tua

Bagian ini berisi data terkait identitas diri Anda

Petunjung Pengisisan: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah
tanda
check list (v) pada pilihan jawaban yang telah tersedia.

1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Kelas :
5. Pendidikan Orangtua :
Petunjuk Pengisian :
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan dibawah ini, kemudian
anda diminta mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai
dengan diri anda, dengan cara memberi tanda contreng (v) pada salah satu
pilihan jawaban yang tersedia.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah jawaban
yang dianggap paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang
dianggap salah.

Selamat Mengerjakan

No PERNYATAAN Jenis SS S TS STS


1 Orang tua membiarkan saya dengan segala
Negatif
kesulitan yang saya hadapi
2 Orang tua membimbing saya agar mampu
mengatur diri sendiri Positif

3 Orang tua mengingatkan saya ketika saya lupa


akan kewajiban saya untuk belajar Positif

4 Orang tua marah bila saya menentang


keinginannya Positif

90
5 Orang tua dapat menerima bila saya
menentang pendapatnya Positif

6 Orang tua akrab dengan saya


Positif

7 Orang tua memperhatikan saya


Positif

8 Orang tua jarang berkomunikasi dengan saya


Negatif

9 Orang tua menerima pendapat saya walaupun


berbeda dengan pendapat orangtua Positif

10 Orang tua acuh dengan apa yang saya


Negatif
sampaikan
11 Orang tua menerapkan disiplin belajar yang
ketat kepada saya Positif

12 Orang tua membiarkan saya belajar atau tidak


belajar Positif

13 Orang tua mengucapkan selamat atau


memberikan saya hadiah ketika saya Positif
mendapatkan prestasi
14 Orang tua mendukung apa yang saya lakukan
ketika itu positif Positif

15 Orang tua melarang saya melakukan aktifitas


sesuai keinginan saya Positif

16 Orang tua mengawasi dengan ketat kehidupan


saya Positif

17 Orang tua membebaskan saya dari segala


Negatif
aturan-aturan
18 Orang tua memaksakan kehendaknya pada
saya Positif

19 Orang tua mengharuskan saya bertingkah laku


sesuai dengan keinginan orangtua Positif

20 Orang tua membiarkan saya bertingkah laku


sesuka hati dan kemauan saya Positif

21 Orang tua mengajarkan saya untuk


Positif
menghormati orang yang lebih tua dari saya
22 Orang tua memuji saya ketika saya patuh
dengan apa yang orangtua minta Positif

91
23 Orang tua terlibat dengan kegiatan yang saya
Negatif
lakukan tetapi tidak mengawasi
24 Orang tua membiarkan saya melakukan
kegiatan apa saja dan dengan siapa saja Positif

25 Orang tua membiarkan saya melakukan hal-


hal yang saya ingin saya lakukan Positif

26 Orang tua memberi kebebasan sepenuhnya


kepada saya untuk mengatur diri sendiri Positif

27 Orang tua melibatkan saya dalam membahas


masalah keluarga Positif

28 Orang tua memberikan saya kesempatan


berpendapat ketika menentukan sesuatu Positif

29 Orang tua mengabaikan pendapat saya dalam


menentukan sesuatu Positif

30 Orang tua membiarkan saya dalam menetukan


kegiatan yang saya ikuti Positif

31 Orang tua menentukan kegiatan apa saja yang


boleh saya lakukan Positif

32 Orang tua acuh terhadap kesalahan yang saya


lakukan Positif

Orang tua memberikan kebebasan sepenuhnya


33 kepada saya untuk menentukan pilihan dan Positif
melakukan kegiatan
34 Orang tua mengatur kehidupan saya
Positif

35 Orang tua saya sibuk dengan pekerjaannya


Negatif

36 Orang tua mengabaikan keperluan membeli


Negatif
buku
37 Orang tua mengerti dengan kesulitan-kesulitan
saya Positif

92
Lampiran 4
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR

Petunjuk:
1. Berdasarkan pendapat bapak/ibu, berikanlah tanda centang (✔) untuk “Ya” tau silang (x) untuk “tidak” pada kolom
yang tersedia
2. Jika ada yang perlu dikomentari, tulislah pada kolom komentar/saran.
3. Berikanlah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.

Bidang Butir Instrumen Komentar/


Kriteria Penilaian
Penelahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Saran
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan kisi-kisi
Batasan jawaban atau ruang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lingkupnya jelas
Isi angket yang ditanyakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Materi
sesuai dengan tujuan
pengukuran
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan jenjang atau jenis
sekolah
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan perintah yang
Konstruksi jelas
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menimbulkan tafsir ganda

93
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan bahasa yang
sederhana
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan kata-kata yang
Bahasa
menyinggung peserta didik
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
Kesimpulan

Butir Instrumen Komentar/


Bidang
Kriteria Penilaian Saran
Penelahaan
14 15 16 17 18
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √
dengan kisi-kisi
Batasan jawaban atau ruang √ √ √ √ √
lingkupnya jelas
Isi angket yang ditanyakan √ √ √ √ √
Materi
sesuai dengan tujuan
pengukuran
Rumusan angket sesuai √ √ √ √ √
dengan jenjang atau jenis
sekolah
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √
Konstruksi menggunakan perintah yang
jelas

94
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √
menimbulkan tafsir ganda
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √
menggunakan bahasa yang
sederhana
Rumusan angket tidak √ √ √ √ √
menggunakan kata-kata yang
Bahasa
menyinggung peserta didik
Rumusan angket sudah √ √ √ √ √
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
Kesimpulan LD LD LD LD LD

Keterangan:

LD : Layak Digunakan
LDP : Layak Digunakan dan Diperbaiki
TLD : Tidak Layak Digunakan

Pontianak, Februari 2023

Dr. Agung Hartoyo, M.Pd.


NIP 196102131988101001

95
Lampiran 5
Kisi-kisi Kemandirian Belajar

Definisi Definisi Definisi Indikator Diskriptor Angket


Teori Konseptual Oprasional
a. Berani bertindak Skala
Inisiatif
b. Paham kebutuhan interval
belajar
Kemandirian belajar a. Yakin dengan Skala
merupakan suatu kemampuan diri interval
Kemandirian Kemandirian
kemauan dan sendiri
Belajar menurut Bunandar (2016, h.2) Belajar adalah kemauan
kemampuan pada diri b. Yakin dalam
adalah seseorang yang mempunyai dan kemampuan untuk Percaya Diri
siswa untuk belajar menyelesaikan
sikap kepercayaan diri yang tinggi belajar sendiri secara
dengan inisiatif permasalahan
mempunyai inisiatif untuk mengatasi aktif, tanpa bantuan
sendiri, yakin akan c. Tidak tergantung
suatu masalah dan tanggung jawab orang lain, yakin akan
kemampuannya dan kepada orang lain
akan tugas-tugas yang diperintahkan, kemampuan diri sendiri
bertanggung jawab a. Menyelesaikan Skala
sehingga siswa siap untuk belajar dan bertanggung jawab
akan tugas-tugas yang tugas tepat waktu interval
diberikan Tanggung b. Bersungguh –
jawab sungguh
c. Taat pada peraturan
dikelas

96
Lampiran 6
Angket Kemandirian Belajar

Angket Kemandirian Belajar Siswa


Nama : ………………………………………….
Kelas : ………………………………………….
Jenis Kelamin : ………………………………………….
PETUNJUK PENGISIAN
A. Isilah secara objektif menurut pendapat anda.

B. Isilah jawaban/ pendapat/ persepsi anda sesuai dengan tanda cheklis


(√).
C. Keterangan :

SL = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang – kadang
TP = Tidak pernah
D. Pengisian angket ini tidak ada hubungannya dengan nilai mata
pelajaran anda
No Pernyataan SL SR KK TP

1 Saya memiliki keinginan untuk mendapatkan hasil


belajar yang baik
2 Saya memiliki hasrat untuk mencapai hasil yang baik
dalam belajar untuk membuat orangtua saya bangga
3 Saya memiliki keinginan sendiri untuk belajar dengan
tekun
4 Saya mendengarkan guru dengan baik pada saat
menjelaskan materi
5 Saya belajar di dalam kelas dengan sepenuh hati
6 Setiap di berikan guru tugas saya menyelesaikan
dengan diri sendiri
7 Saya mengumpulkan PR dengan tepat waktu
8 Saya berusaha gigih dalam proses pembelajaran
9 Jika materi pelajaran belum saya pahami saya
berusaha bertanya kepada guru
10 Saya berusaha serius dalam menyelesaikan soal – soal
ataupun tugas
11 Saya memiliki cara tersendiri untuk memudahkan saya
dalam belajar
12 Dalam belajar, saya punya target / tujuan yang ingin
saya capai

97
13 Saya mengetahui tentang peraturan di kelas dan di
sekolah
14 Saya berusaha untuk mengerjakan tugas soal sampai
berhasil
15 Saya berani mempertahankan pendapat saya saat
diskusi kelompok
16 Saya belajar sendiri tanpa di perintah orang tua
17 Saya merasa perlu untuk membaca buku penunjang
materi yang di sampaikan oleh guru agar pengetahuan
saya menjadi bertambah
18 Saya memiliki kemauan untuk mencoba berlatih soal –
soal yang sulit

98
Lampiran 7
Kisi-kisi Hasil Tes Belajar Matematika

Satuan pendidikan : Sekolah Dasar


Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV/2
Jumlah soal : 25 soal

Aspek Pengetahuan Bentuk Jumlah


Kompetensi Dasar Indikator C1 C2 C3 C4 C5 C6 No. Soal
Soal Soal
3.6 Menjelaskan dan 3.6.1 Menganalisis berbagai bangun 2 1, 2
menentukan datar persegi, persegi panjang, √ PG
keliling dan luas dan segitiga.
persegi, persegi 3.6.2 Menyintesiskan masalah dalam 3 3, 4, 5
panjang, dan menghitung dan menentukan √ PG
segitiga serta keliling persegi.
hubungan pangkat 3.6.3 Memecahkan masalah dalam 1 6
dua dengan akar menghitung dan menentukan √
PG
pangkat dua. luas daerah persegi.
3.6.4 Memecahkan masalah dalam 4 7, 8, 10, 18
menghitung dan menentukan √ PG
keliling persegi panjang.
3.6.5 Memecahkan masalah dalam 3 9, 11, 20
menghitung dan menentukan √ PG
luas daerah persegi panjang.
3.6.6 Memecahkan masalah dalam 2 23, 24
menghitung dan menentukan √ PG
keliling segitiga.

99
3.6.7 Memecahkan masalah dalam 2 12, 19
menghitung dan menentukan √ PG
luas daerah segitiga.
4.9 Menyelesaikan 4.9.1 Memecahkan masalah yang 2 21, 25
masalah yang berkaitan dengan keliling
berkaitan dengan persegi, persegi panjang, dan √ PG
keliling dan luas segitiga.
daerah persegi,
persegi panjang, 4.9.2 Memecahkan masalah yang 6 13, 14, 15, 16,
segitiga termasuk berkaitan dengan luas persegi, 17, 22
melibatkan pangkat persegi panjang, dan segitiga. √ PG
dua dengan akar
pangkat dua

100
Lampiran 8
TES HASIL BELAJAR

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : IV /2
Waktu : 90 Menit

Petunjuk!
1. Tulislah identitas pada lembar jawaban yang telah disediakan
2. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum menjawab
3. Jawablah pertanyaan di bawah ini pada lembar jawaban yang telah disediakan
dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang anda anggap
benar

1. Perhatikan bangun datar di bawah ini!

Bangun di atas yang merupakan bangun datar beraturan adalah ….


a. (i) dan (ii)
b. (ii) dan (iii)
c. (iii) dan (iv)
d. (iv) dan (v)

2. Perhatikan bangun datar di bawah ini!

101
Bangun di atas yang bukan merupakan bangun datar beraturan adalah ….
a. (i) dan (ii)
b. (ii) dan (iii)
c. (iii) dan (iv)
d. (iv) dan (v)

3. Perhatikan bangun datar di bawah ini!

Persegi A memiliki luas 225 cm2, jika persegi A, B, dan C memiliki luas yang
sama maka keliling persegi A, B, dan C adalah ….
a. 140 cm
b. 160 cm
c. 180 cm
d. 200 cm

4. Perhatikan bangun datar di bawah ini!


D C

A B

Bangun di atas tersusun oleh sesepuluh persegi dengan sisi sama panjang. Bila
keliling persegi tersebut 36 cm, panjang sisi CD adalah….cm
a. 36 cm
b. 38 cm
c. 45 cm
d. 50 cm

5. Perhatikan bangun datar di bawah ini!


6.

102
7.
8.
9.

Bangun di atas tersusun oleh sepuluh persegi dengan sisi sama panjang. Bila
keliling persegi tersebut 24 cm, panjang sisi AB adalah … cm
a. 24 cm
b. 30 cm
c. 60 cm
d. 120 cm
6. Jika ada 2 persegi dengan masing masing persegi memiliki luas yang sama yaitu
484 cm2 , maka jumlah panjang sisi 2 persegi itu adalah…. cm
a. 166
b. 176
c. 186
d. 197

7. Jika ada 2 persegi panjang yang memiliki keliling sama yaitu 38 cm dan panjang
12 cm, maka lebar salah satu persegi panjang tersebut adalah….cm
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9

8. Perhatikan bangun datar di bawah ini!

Bangun datar di atas berbentuk rumah mempunyai persegi panjang yang


memiliki keliling 232 cm, lebar persegi panjang tersebut adalah….cm
a. 16
b. 24
c. 32
d. 42

9. Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 9 dan 10!

103
Jika luas persegi panjang di atas 630 cm2 , maka panjang persegi panjang
tersebut adalah….cm
a. 11
b. 15
c. 21
d. 25

10. Keliling persegi panjang di atas adalah….cm.


a. 102
b. 106
c. 112
d. 115

11. Perhatikan bangun datar di bawah ini!

Luas bangun datar di atas adalah….cm


a. 400
b. 500
c. 600
d. 700

12. Diketahui luas segitiga 50 cm2 dengan tinggi 25 cm, alas segitiga tersebut
adalah….cm
a. 16
b. 12
c. 8
d. 4

13. Martin memiliki penggaris berbentuk segitiga siku-siku dengan luas 39 cm2
dengan panjang alas 13 cm, tinggi penggaris Martin adalah… cm
a. 2
b. 4
c. 6
d. 9

14. Kebun Pak Budi berbentuk persegi panjang dengan luas 600 m2 dan lebar 20
meter, panjang kebun Pak Budi adalah….meter
a. 5
b. 10
c. 20
d. 30

104
15. Ibu Dayu adalah seorang penjahit. Untuk keperluan kegiatan pramuka, Dea dan
temanteamannya meminta tolong Ibu untuk membuatkan bendera regu dengan
bentuk dan ukuran seperti gambar di bawah dengan luas kain 600 cm2 . Tinggi
kain yang dibutuhkan mereka adalah….

40 cm

a. 30 cm
b. 60 cm
c. 80 cm
d. 100 cm

16. Pak Made membeli tanah pekarangan seluas 200 meter persegi. Jika lebar tanah
itu 10 m maka panjangnya adalah….m
a. 40
b. 30
c. 25
d. 20

17. Made mempunyai kolam ikan berbentuk persegi seluas 225 cm2 . Maka
panjang sisi kolam ikan Made adalah….cm.
a. 12
b. 13
c. 14
d. 15

18. Keliling sebuah bangun datar persegi panjang adalah 60 cm. Jika panjangnya
20 cm, maka lebar persegi panjang tersebut adalah….
a. 10 cm
b. 15 cm
c. 20 cm
d. 30 cm

19. Perhatikan bangun datar di bawah!

Luas bangun segitiga di atas adalah…. cm2


a. 22
b. 44

105
c. 60
d. 120

20. Jika luas persegi panjang 468 cm2 dan lebarnya 18 cm, maka panjang persegi
panjang tersebut adalah….cm.
a. 23
b. 26
c. 32
d. 36

21. Kebun Pak Budi berbentuk persegi panjang dengan luas 600 m2 dan lebar 20
meter. Keliling kebun Pak Budi adalah ….meter
a. 100
b. 150
c. 200
d. 250

22. Marni memiliki penggaris berbentuk segitiga siku-siku dengan luas 55 cm2
dengan panjang alas 10 cm, tinggi penggaris Marni adalah… cm.
a. 8
b. 9
c. 10
d. 11

23. Perhatikan bangun datar di bawah ini!

Keliling salah satu segitiga di atas adalah….cm.


a. 42
b. 43
c. 44
d. 45

24. Perhatikan bangun datar dibawah ini!

Keliling segitiga di atas adalah....cm


a. 40

106
b. 60
c. 80
d. 90

25. Made mempunyai kolam ikan berbentuk persegi memiliki keliling 120 cm.
Maka panjang sisi kolam ikan Made adalah….
a. 30
b. 43
c. 44
d. 45
KUNCI JAWABAN

1. B
2. D
3. C
4. A
5. B
6. B
7. B
8. D
9. C
10. A
11. A
12. D
13. C
14. D
15. A
16. D
17. D
18. A
19. C
20. B
21. A
22. D
23. D
24. D
25. A

Pedoman penskoran

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

107
Lampiran 9
Sebaran Data Uji Coba Angket Kemandirian Belajar

No Nama Siswa Item Total


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 A 3 1 4 4 2 3 2 2 4 4 4 2 3 1 4 4 2 3 52
2 CC 2 1 3 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 1 3 4 2 4 52
3 RS 1 2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 1 2 4 3 2 4 55
4 AP 2 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 2 4 59
5 EC 2 2 3 4 2 3 4 2 4 4 3 4 2 2 3 4 2 3 53
6 AAV 2 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 59
7 GL 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 66
8 KL 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 44
9 WG 2 1 3 4 2 4 2 2 3 2 2 3 2 1 3 4 2 4 46
10 KG 3 4 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 2 4 60
11 FJ 1 2 2 2 2 4 2 2 3 2 4 4 1 2 2 2 2 4 43
12 CR 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 2 2 3 4 3 4 55
13 IV 2 1 2 4 1 4 2 1 3 2 2 4 2 1 2 4 1 4 42
14 CDM 2 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 57
15 DC 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 2 4 52
16 CA 2 2 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 2 2 54
17 SA 1 1 3 4 1 4 4 1 3 4 4 3 1 1 3 4 1 4 47
18 LA 4 4 4 2 4 3 2 2 3 2 3 4 4 4 4 2 4 3 58
19 BN 3 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3 54
20 JAE 1 2 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 1 2 4 3 2 3 51
21 DN 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 40
22 FN 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 62

108
23 JH 2 3 4 2 2 4 4 2 4 3 3 2 2 3 4 2 2 4 52
24 JM 2 2 4 2 2 4 4 3 3 2 2 3 2 2 4 2 2 4 49
25 DE 2 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 46
26 EV 2 2 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 2 4 53
27 KRS 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 4 3 2 4 54
28 MA 1 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 3 31
29 SNH 1 1 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 1 1 4 3 2 3 48
30 YCK 1 1 3 2 4 4 1 3 4 4 4 3 1 1 3 2 4 4 49

109
Lampiran 10
Sebaran Data Uji Coba Angket Pola Asuh Orang Tua

Item
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 A 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4
2 CC 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4
3 RS 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4
4 AP 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3
5 EC 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3
6 AAV 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
7 GL 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3
8 KL 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4
9 WG 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4
10 KG 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3
11 FJ 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3
12 CR 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4
13 IV 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3
14 CDM 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
15 DC 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4
16 CA 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4
17 SA 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 2 2 4 4 2 3
18 LA 3 4 2 2 4 4 3 3 2 2 3 2 2 4 4 3 4 2
19 BN 2 4 4 3 2 2 4 2 4 3 4 2 2 3 3 2 2 2
20 JAE 2 4 3 2 2 4 2 4 3 2 4 2 2 3 3 2 3 3
21 DN 3 4 2 4 3 2 2 3 3 4 2 2 4 4 3 4 3 4
22 FN 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3

110
23 JH 2 2 4 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2
24 JM 4 4 2 3 2 2 3 2 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4
25 DE 4 4 4 2 3 2 3 2 4 4 2 4 3 2 3 2 2 2
26 EV 3 4 3 3 4 2 4 2 2 3 2 3 2 3 4 4 2 3
27 KRS 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2
28 MA 3 3 2 4 4 4 2 2 4 3 4 3 3 4 2 2 2 3
29 SNH 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 2
30 YCK 3 3 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 3 3 2 3 2

Item Total
No Nama Siswa
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1 A 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 127
2 CC 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 132
3 RS 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 128
4 AP 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 129
5 EC 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 128
6 AAV 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 131
7 GL 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 126
8 KL 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 134
9 WG 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 137
10 KG 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 135
11 FJ 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 130
12 CR 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 126
13 IV 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 132
14 CDM 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 131
15 DC 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 126

111
16 CA 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 131
17 SA 2 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 2 113
18 LA 2 2 4 3 4 3 3 2 4 2 4 4 3 4 2 3 4 2 3 111
19 BN 4 2 2 4 2 3 3 3 4 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 100
20 JAE 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 2 3 2 3 3 109
21 DN 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 3 2 4 2 4 105
22 FN 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 107
23 JH 2 4 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 2 4 2 4 2 3 4 106
24 JM 2 3 3 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 116
25 DE 3 2 3 2 4 4 2 2 4 4 2 3 4 2 4 2 3 4 3 109
26 EV 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 2 108
27 KRS 2 2 2 3 4 4 2 4 4 2 3 2 4 2 4 2 2 3 3 103
28 MA 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 4 2 2 2 4 3 4 113
29 SNH 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 4 4 2 4 4 108
30 YCK 2 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 4 2 4 4 105

112
Lampiran 11
Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Pola Asuh Orang Tua

No R Hitung R Tabel Keterangan


Item
1 0,540 0,3610 VALID
2 0,041 0,3610 TIDAK VALID
3 0,346 0,3610 TIDAK VALID
4 0,532 0,3610 VALID
5 0,482 0,3610 VALID
6 0,603 0,3610 VALID
7 0,482 0,3610 VALID
8 0,644 0,3610 VALID
9 0,157 0,3610 TIDAK VALID
10 0,428 0,3610 VALID
11 0,167 0,3610 TIDAK VALID
12 0,552 0,3610 VALID
13 0,683 0,3610 VALID
14 0,348 0,3610 TIDAK VALID
15 0,388 0,3610 VALID
16 0,426 0,3610 VALID
17 0,415 0,3610 VALID
18 0,645 0,3610 VALID
19 0,588 0,3610 VALID
20 0,555 0,3610 VALID
21 0,543 0,3610 VALID
22 0,332 0,3610 TIDAK VALID
23 0,290 0,3610 TIDAK VALID
24 0,368 0,3610 VALID
25 0,666 0,3610 VALID
26 0,456 0,3610 VALID
27 -0,018 0,3610 TIDAK VALID
28 0,460 0,3610 VALID
29 0,350 0,3610 TIDAK VALID
30 0,617 0,3610 VALID
31 0,346 0,3610 TIDAK VALID
32 0,586 0,3610 VALID
33 0,521 0,3610 VALID
34 0,437 0,3610 VALID
35 0,465 0,3610 VALID
36 0,326 0,3610 TIDAK VALID
37 0,095 0,3610 TIDAK VALID

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.883 37

113
Lampiran 12
Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Kemandirian Belajar

No R Hitung R Tabel Keterangan


Item
1 0,572 0,3610 VALID
2 0,549 0,3610 VALID
3 0,685 0,3610 VALID
4 0,443 0,3610 VALID
5 0,341 0,3610 TIDAK VALID
6 0,178 0,3610 TIDAK VALID
7 0,507 0,3610 VALID
8 0,659 0,3610 VALID
9 0,684 0,3610 VALID
10 0,492 0,3610 VALID
11 0,639 0,3610 VALID
12 0,416 0,3610 VALID
13 0,572 0,3610 VALID
14 0,549 0,3610 VALID
15 0,685 0,3610 VALID
16 0,443 0,3610 VALID
17 0,341 0,3610 TIDAK VALID
18 0,179 0,3610 TIDAK VALID

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.827 18

114
Lampiran 13
Angket Penelitian Pola Asuh
Bagian ini berisi data terkait identitas diri Anda

Petunjung Pengisisan: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah
tanda
check list (v) pada pilihan jawaban yang telah tersedia.

26. Nama :
27. Umur :
28. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
29. Kelas :
30. Pendidikan Orangtua :
Petunjuk Pengisian :
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan dibawah ini, kemudian
anda diminta mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai
dengan diri anda, dengan cara memberi tanda contreng (v) pada salah satu
pilihan jawaban yang tersedia.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah jawaban
yang dianggap paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang
dianggap salah.

-- Selamat Mengerjakan --

No Pernyataan STS TS S SS
Orangtua membiarkan saya dengan segala
1
kesulitan yang saya hadapi
Orangtua dapat menerima bila saya
2
menentang pendapatnya
3 Orangtua akrab dengan saya
4 Orangtua memperhatikan saya
5 Orangtua jarang berkomunikasi dengan saya
Orangtua acuh dengan apa yang saya
6
sampaikan
Orangtua membiarkan saya belajar atau
7
tidak belajar

115
Orangtua mengucapkan selamat atau
8 memberikan saya hadiah ketika saya
mendapatkan prestasi
Orangtua melarang saya melakukan aktifitas
9
sesuai keinginan saya
Orangtua dapat menerima bila saya
10
menentang pendapatnya
Orangtua mengawasi dengan ketat
11
kehidupan saya
Orangtua membebaskan saya dari segala
12
aturan-aturan
Orangtua memaksakan kehendaknya pada
13
saya
Orangtua mengharuskan saya bertingkah
14
laku sesuai dengan keinginan orangtua
Orangtua membiarkan saya bertingkah laku
15
sesuka hati dan kemauan saya
Orangtua mengajarkan saya untuk
16
menghormati orang yang lebih tua dari saya
Orangtua membiarkan saya melakukan
17
kegiatan apa saja dan dengan siapa saja
Orangtua membiarkan saya melakukan hal-
18
hal yang saya ingin saya lakukan
Orangtua memberi kebebasan sepenuhnya
19
kepada saya untuk mengatur diri sendiri
Orangtua memberikan saya kesempatan
20
berpendapat ketika menentukan sesuatu
Orangtua membiarkan saya dalam
21
menentukan kegiatan yang saya ikuti
Orangtua acuh terhadap kesalahan yang saya
22
lakukan
Orangtua memberikan kebebasan
23 sepenuhnya kepada saya untuk menentukan
pilihan dan melakukan kegiatan
24 Orangtua mengatur kehidupan saya
25 Orangtua saya sibuk dengan pekerjaannya

116
Lampiran 14
Angket Penelitian Kemandirian Belajar

Nama : ………………………………………….
Kelas : ………………………………………….
Jenis Kelamin : ………………………………………….
PETUNJUK PENGISIAN
A. Isilah secara objektif menurut pendapat anda.

B. Isilah jawaban/ pendapat/ persepsi anda sesuai dengan tanda cheklis


(√).
C. Keterangan :

SL = Selalu
SR = Sering
KK = Kadang – kadang
TP = Tidak pernah
D. Pengisian angket ini tidak ada hubungannya dengan nilai mata
pelajaran anda
No Pernyataan TP KK SR SL
Orangtua membiarkan saya dengan segala
1
kesulitan yang saya hadapi
Orangtua dapat menerima bila saya
2
menentang pendapatnya
3 Orangtua akrab dengan saya
4 Orangtua memperhatikan saya
5 Orangtua jarang berkomunikasi dengan saya
Orangtua acuh dengan apa yang saya
6
sampaikan
Orangtua membiarkan saya belajar atau
7
tidak belajar
Orangtua mengucapkan selamat atau
8 memberikan saya hadiah ketika saya
mendapatkan prestasi
Orangtua melarang saya melakukan aktifitas
9
sesuai keinginan saya
Orangtua dapat menerima bila saya
10
menentang pendapatnya
Orangtua mengawasi dengan ketat
11
kehidupan saya
Orangtua membebaskan saya dari segala
12
aturan-aturan
Orangtua memaksakan kehendaknya pada
13
saya

117
Orangtua mengharuskan saya bertingkah
14
laku sesuai dengan keinginan orangtua

118
Lampiran 15
Data Pola Asuh Orang Tua

Item
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Austyn Frederidck 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3
2 AF 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3
3 AAW 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3
4 AC 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3
5 BFL 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2
6 BW 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2
7 CMS 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2
8 CDX 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2
9 CF 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2
10 CA 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2
11 CAD 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
12 CC 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
13 DW 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3
14 EN 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2
15 ES 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3
16 EE 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2
17 EP 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
18 F 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2
19 GAW 2 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3
20 HW 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3
21 IRDS 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3
22 JK 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3

119
23 KY 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3
24 KKB 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
25 LL 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3
26 MD 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3
27 NF 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2
28 AVD 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3
29 AC 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2
30 CG 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2
31 CV 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3
32 CA 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3
33 FAS 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
34 FA 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2
35 GA 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2
36 GC 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3
37 JF 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2
38 JS 2 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3
39 JAA 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2
40 KWW 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3
41 KM 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2
42 LAM 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3
43 LJA 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2
44 MV 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
45 MKC 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2
46 MMV 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2
47 OPG 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3
48 AF 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3
49 BX 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3

120
50 CD 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3
51 CC 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2
52 CI 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2
53 CJ 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2
54 DL 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2
55 EC 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2
56 FNA 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2
57 FJ 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
58 F 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
59 GFE 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3
60 GLR 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2
61 GC 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3
62 GN 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2
63 J 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
64 JH 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2
65 K 2 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3
66 KABS 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3
67 LGA 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3
68 LKC 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3
69 LV 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3
70 MA 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3
71 NN 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3
72 A 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3
73 GT 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3
74 A 2 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3
75 W 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3
76 RSS 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2

121
77 LB 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2
78 TF 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2
79 EP 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3
80 EL 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2
81 CD 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3
82 MF 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3
83 AW 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3
84 X 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3
85 PA 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2
86 CS 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2
87 ST 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2
88 CM 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2
89 Z 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2
90 N 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2
91 J 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
92 VS 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3

Item
No Nama Siswa TOTAL
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 AF 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 60
2 AAW 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 62
3 AC 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 60
4 BFL 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 65
5 BW 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 62
6 CMS 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 59
7 CDX 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 55
8 CF 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 61

122
9 CA 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 62
10 CAD 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 62
11 CC 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 61
12 DW 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 62
13 EN 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 60
14 ES 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 62
15 EE 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 65
16 EP 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 57
17 F 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 65
18 GAW 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 55
19 HW 2 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 59
20 IRDS 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 59
21 JK 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 61
22 KY 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 57
23 KKB 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 62
24 LL 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 62
25 MD 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 65
26 NF 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 55
27 AVD 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 55
28 AC 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 64
29 CG 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 64
30 CV 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 56
31 CA 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 63
32 FAS 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 59
33 FA 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 65
34 GA 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 58
35 GC 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 56

123
36 JF 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 55
37 JS 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 61
38 JAA 2 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 58
39 KWW 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 57
40 KM 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 57
41 LAM 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 55
42 LJA 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 59
43 MV 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 57
44 MKC 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 55
45 MMV 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 59
46 OPG 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 60
47 AF 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 63
48 BX 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 59
49 CD 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 56
50 CC 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 57
51 CI 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 57
52 CJ 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 63
53 DL 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 57
54 EC 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 64
55 FNA 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 65
56 FJ 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 63
57 F 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 65
58 GFE 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 55
59 GLR 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 62
60 GC 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 65
61 GN 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 60
62 J 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 65

124
63 JH 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 59
64 K 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 65
65 KABS 2 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 55
66 LGA 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 56
67 LKC 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 56
68 LV 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 63
69 MA 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 57
70 NN 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 56
71 A 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 56
72 GT 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 55
73 A 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 65
74 W 2 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 64
75 RSS 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 62
76 LB 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 58
77 TF 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 61
78 EP 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 58
79 EL 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 58
80 CD 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 57
81 MF 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 60
82 AW 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 56
83 X 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 55
84 PA 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 58
85 CS 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 58
86 ST 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 65
87 CM 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 61
88 Z 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 55
89 N 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 61

125
90 J 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 65
91 VS 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 55
92 C 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 61

126
Lampiran 16
Data Kemandirian Belajar Siswa

Item
No Nama Siswa Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 AF 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 4 38
2 AAW 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 38
3 AC 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 38
4 BFL 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 40
5 BW 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 41
6 CMS 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 35
7 CDX 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 39
8 CF 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 41
9 CA 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 36
10 CAD 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 36
11 CC 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 35
12 DW 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 4 36
13 EN 4 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 4 37
14 ES 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 39
15 EE 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 41
16 EP 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 40
17 F 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 36
18 GAW 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 36
19 HW 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 35
20 IRDS 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 37
21 JK 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 4 34
22 KY 3 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 38

127
23 KKB 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 41
24 LL 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 37
25 MD 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 40
26 NF 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 4 35
27 AVD 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 35
28 AC 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 34
29 CG 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 34
30 CV 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 36
31 CA 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 36
32 FAS 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 41
33 FA 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 39
34 GA 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 35
35 GC 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 36
36 JF 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 37
37 JS 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 4 41
38 JAA 4 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 4 35
39 KWW 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 40
40 KM 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 35
41 LAM 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 41
42 LJA 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 39
43 MV 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 37
44 MKC 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 35
45 MMV 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 34
46 OPG 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 4 36
47 AF 3 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 40
48 BX 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 37
49 CD 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 36

128
50 CC 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 37
51 CI 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 4 38
52 CJ 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 40
53 DL 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 39
54 EC 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 40
55 FNA 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 39
56 FJ 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 39
57 F 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 40
58 GFE 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 39
59 GLR 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 38
60 GC 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 36
61 GN 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 38
62 J 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 4 38
63 JH 4 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 4 36
64 K 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 39
65 KABS 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 37
66 LGA 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 39
67 LKC 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 34
68 LV 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 39
69 MA 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 41
70 NN 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 40
71 A 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 4 34
72 GT 3 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 36
73 A 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 40
74 W 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 37
75 RSS 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 39
76 LB 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 4 39

129
77 TF 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 34
78 EP 4 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 37
79 EL 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 36
80 CD 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 40
81 MF 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 40
82 AW 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 36
83 X 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 39
84 PA 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 38
85 CS 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 37
86 ST 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 4 41
87 CM 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 4 34
88 Z 4 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 4 38
89 N 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 34
90 J 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 41
91 VS 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 38
92 C 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 34

130
Lampiran 17
Data Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Skor


1 AF 78
2 AAW 58
3 AC 58
4 BFL 80
5 BW 88
6 CMS 94
7 CDX 80
8 CF 86
9 CA 62
10 CAD 100
11 CC 62
12 DW 86
13 EN 64
14 ES 58
15 EE 98
16 EP 76
17 F 80
18 GAW 86
19 HW 67
20 IRDS 74
21 JK 80
22 KY 74
23 KKB 82
24 LL 70
25 MD 90
26 NF 60
27 AVD 88
28 AC 70
29 CG 74
30 CV 75
31 CA 84
32 FAS 74
33 FA 83
34 GA 65
35 GC 98
36 JF 64
37 JS 50
38 JAA 47
39 KWW 44
40 KM 88

131
41 LAM 60
42 LJA 78
43 MV 48
44 MKC 100
45 MMV 72
46 OPG 70
47 AF 94
48 BX 58
49 CD 58
50 CC 80
51 CI 64
52 CJ 86
53 DL 47
54 EC 100
55 FNA 68
56 FJ 49
57 F 70
58 GFE 54
59 GLR 64
60 GC 66
61 GN 90
62 J 90
63 JH 54
64 K 94
65 KABS 80
66 LGA 54
67 LKC 60
68 LV 60
69 MA 64
70 NN 24
71 A 62
72 GT 74
73 A 66
74 W 96
75 RSS 48
76 LB 94
77 TF 82
78 EP 68
79 EL 70
80 CD 90
81 MF 86
82 AW 44
83 X 60
84 PA 68

132
85 CS 78
86 ST 68
87 CM 68
88 Z 86
89 N 78
90 J 60
91 VS 74
92 C 70

133
Lampiran 18
Normalitas Data Pola Asuh dan Kemandirian Belajar

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikasi yang

diperoleh dari hasil uji normalitas sebesar 0,095 pada skala pola asuh orang tua dan

kemandirian belajar dapat dikatakan berdistribusi secara normal, karena

menunjukan nilai signifikasi > 0.05

134
Lampiran 19
Normalitas Data Pola Asuh dan Hasil Belajar

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 92
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 14.98013846
Most Extreme Differences Absolute .065
Positive .065
Negative -.060
Test Statistic .065
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikasi yang

diperoleh dari hasil uji normalitas sebesar 0,200 pada skala pola asuh orang tua dan

hasil belajar dapat dikatakan berdistribusi secara normal, karena menunjukan nilai

signifikasi > 0.05

135
Lampiran 20

Normalitas Data Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 92
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 15.35699056
Most Extreme Differences Absolute .062
Positive .049
Negative -.062
Test Statistic .062
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikasi yang

diperoleh dari hasil uji normalitas sebesar 0,200 pada skala pola asuh orang tua dan

hasil belajar dapat dikatakan berdistribusi secara normal, karena menunjukan nilai

signifikasi > 0.05.

136
Lampiran 21

Output SPSS Analisis Anova Pola Asuh Terhadap Kemandirian Belajar Siswa

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Kemandirian Belajar
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 337.692a 63 5.360 1.378 .176
Intercept 47085.779 1 47085.779 12104.684 .000
Otoriter 21.282 7 3.040 .782 .608
Demokratis 12.893 5 2.579 .663 .655
Permisif 77.370 8 9.671 2.486 .035
Otoriter * Demokratis 61.126 10 6.113 1.571 .167
Otoriter * Permisif 78.856 10 7.886 2.027 .069
Demokratis * Permisif 51.878 10 5.188 1.334 .261
Otoriter * Demokratis * 25.217 3 8.406 2.161 .115
Permisif
Error 108.917 28 3.890
Total 130272.000 92
Corrected Total 446.609 91
a. R Squared = .756 (Adjusted R Squared = .207)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,608 pada

pola asuh otoriter terhadap kemandirian belajar yang berarti tidak terdapat

pengaruh pola asuh otoriter terhadap kemandirian belajar siswa. Pembuktian

untuk hipotesis tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar

dari pada nilai probabilitas 0,608 > 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh

orang tua tipe otoriter terhadap kemandirian belajar. Pada variabel pola asuh

demokratis, didapatkan nilai signifikansi 0,655. Hal tersebut membuktikan

bahwa tidak terdapat pengaruh pola asuh demokratis terhadap kemandirian

137
belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis tersebut dapat dilihat dari nilai

signifikansi yang lebih besar dari pada nilai probabilitas 0,655 > 0,05. Maka

dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara pola asuh orang tua tipe demokratis terhadap kemandirian

belajar. Sedangkan untuk pola asuh permisif diperoleh nilai sig 0,035. Hal

tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pola asuh permisif terhadap

kemandirian belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis tersebut dapat dilihat

dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada nilai probabilitas 0,035 <

0,05.

138
Lampiran 22

Output SPSS Analisis Anova Pola Asuh Terhadap Hasil Belajar Siswa

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Hasil Belajar
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1041.707a 63 16.535 37.038 .000
Intercept 123138.003 1 123138.003 275829.127 .000
Otoriter 102.701 7 14.672 32.864 .000
Demokratis 40.904 5 8.181 18.325 .000
Permisif 172.369 8 21.546 48.263 .000
Otoriter * Demokratis 2.235 10 .223 .501 .875
Otoriter * Permisif .000 10 .000 .000 1.000
Demokratis * Permisif .000 10 .000 .000 1.000
Otoriter * Demokratis * .000 3 .000 .000 1.000
Permisif
Error 12.500 28 .446
Total 329261.000 92
Corrected Total 1054.207 91
a. R Squared = .988 (Adjusted R Squared = .961)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,000 pada

pola asuh otoriter terhadap hasil belajar yang berarti terdapat pengaruh pola

asuh otoriter terhadap kemandirian belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis

tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari pada nilai

probabilitas 0,000 < 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua tipe otoriter

terhadap hasil belajar. Pada variabel pola asuh demokratis, didapatkan nilai

signifikansi 0,000. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh pola

asuh demokratis terhadap hasil belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis

tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada nilai

139
probabilitas 0,000 < 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua tipe

demokratis terhadap hasil belajar. Sedangkan untuk pola asuh permisif

diperoleh nilai sig 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

pola asuh permisif terhadap hasil belajar siswa. Pembuktian untuk hipotesis

tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari pada nilai

probabilitas 0,000 < 0,05. Kesimpulan yang diperoleh yaitu semua pola asuh

orang tua baik itu otoriter, demokratis, maupun permisif memiliki pengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

140
Lampiran 23

Output SPSS Analisis Regresi Sederhana Kemandirian Belajar Terhadap Hasil

Belajar Siswa

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,867, dapat

diartikan bahwa tidak terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar

siswa. Pembuktian untuk hipotesis tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi yang

lebih besar dari pada nilai probabilitas 0,867 > 0,05. Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan pada penelitian yang

dilakukan oleh (Wiriani, 2021) yang berjudul Pengaruh Kemandirian Belajar

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Online, menerangkan bahwa

terdapat pengaruh positif yang signifikan kemandirian belajar terhadap hasil

belajar. Dibuktikan melalui nilai koefisien korelasi serdehana yang positif, uji

signifikan korelasi dengan Sig < 0,05.

141
Lampiran 24

Dokumentasi Peserta Didik Mengisi Instumen Angket Penelitian

SD Suster Singkawang

142
Dokumentasi Penyerahan Angket Penelitian kepada Kepala Sekolah

SD Suster Singkawang

143
Dokumentasi Penyerahan Angket Uji Coba kepada Kepala Sekolah

SD Bruder Singkawang

144
Dokumentasi Peserta Didik Mengisi Instumen Angket Uji Coba

SD Bruder Singkawang

145
Lampiran 25

Tabel Sample Morgan dan Krejcie


Populasi Sample Populasi Sample Populasi Sample
(N) (n) (N) (n) (N) (n)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384

146
RIWAYAT HIDUP

Rima Melati lahir Menjalin, Provinsi Kalimantan Barat

pada tanggal 30 Juli 1977 Penulis lahir dari pasangan

Ig.R.Yahya dan Marietha Limoi serta merupakan anak ke

dua dari empat bersaudara yakni Yustina Rita, S.Pd,

Veronika Riniwati, S.P, Fransiskus Ridwanto, A.Md. Pada

tahun 1983 penulis masuk Sekolah Dasar Negeri 01 Menjalin dan lulus pada tahun

1989 Kemudian melanjutkan sekolah tingkat pertama pada tahun yang sama di

SMP Negeri 01 Menjalin dan lulus tiga tahun kemudian pada tahun 1992

Selanjutnya pada tahun yang sama masuk pada sekolah menengah akhir di SMA

Negeri 01 Menjalin dan lulus pada tahun 1995 Selanjutnya penulis melanjutkan

pembelajaran jenjang Diploma III di Akademi Widya Dharma jurusan Manajemen

Perkantoran pada tahun 1997 dan lulus pada tahun 2001 kemudian penulis

melanjutkan studi jenjang S1 di Universitas Terbuka Program Studi Pendidikan

Ekonomi dan lulus pada tahun 2012 selanjutnya penulis melanjutkan studi jenjang

S1 di Universitas Terbuka Program Studi Penyetaraan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar pada tahun 2014 dan lulus pada tahun 2016 Kemudian penulis melanjutkan

studi jenjang S2 di Universitas Tanjungpura Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar pada tahun 2021. Saat ini penulis bekerja di SD Suster Singkawang

sebagai tenaga pendidik sejak tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai