Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN PTK

MENINGKATKAN PRESTASI HASIL BELAJAR BAHASA


INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
BENDUNGAN, KECAMATAN KALASAN, KABUPATEN SLEMAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Di susun oleh :
Vincensia Ratri Adiyani
20040202710148

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
TAHUN 2020
ii
iii
ABSTRAK

Adiyani, Vincensia Ratri. (2020). Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Bahasa


Indonesia Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pada Siswa Kelas V SD Negeri Bendungan, Kecamatan Kalasan,
Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2020/2021. PTK. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Veteran
Bangun Nusantara, Sukoharjo

Kata kunci: metode PBL, prestasi hasil belajra, Bahasa Indonesia

Latar belakang penelitian ini berlandaskan keprihatinan terhadap rendahnya


prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia karena model
pembelajaran yang kurang variative hanya menggunakan ceramah yaitu hanya 40%
siswa di kelas yang tuntas dalam mata pelajaran Bahsa Indonesia.
Metode penelitian menggunakan metode kuantitaif deskriptif. Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Bendungan Kalasan Sleman sebayak
28 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Penggunaan model pembelajaran


problem Based Learning (PBL) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
pantun di kelas V SD Negeri Bendungan Kalasan Tahun Pelajaran 2020/2021 dapat
meningkatkan prestasi hasil belajar sesuai dengan ketuntasan yang ditetapkan, 2)
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi pantun di kelas V SD Negeri Bendungan
Kalasan Tahun Pelajaran 2020/2021 dapat meningkatkan nilai setiap siklus.
Dimana pada pra siklus menggunakan metode ceramah ketuntasan nilai dicapai
hanya 11 siswa dengan presentase 40%. Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I
dengan menggunakan model PBL ketuntasan siswa naik menjadi 71% atau 21
siswa. Pada pelaksanaan siklus II dengan model PBL nilai ketuntasan siswa naik
cukup signifikan menjadi 93% atau 26 siswa

iv
MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau
kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
- Andrew Jackson-

Apakah saya gagal atau sukses bukanlah hasil perbuatan orang lain. Sayalah yang
menjadi pendorong diri sendiri.
-Elaine Maxwell-

Jangan selalu melihat jejak yang kau tinggalkan melainkan bayangkan jejak besar
apa yang dapat kau buat.
-Vincensia

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada:


1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberkati dan menyertai setiap
langkahku, memberikan kesehatan, serta mendengarkan dan mengabulkan
permohonanku.
2. Kedua orangtua dan kakak yang selalu memberikan semangat dan banyak
dukungan.
3. Semua sahabat yang selalu memberikan banyak dukungan dan bantuan.
4. Teman-teman Mahasiswa PPG Daljab Angkatan 2 Universitas Veteran Bangun
Nusantara Sukoharjo
5. Almamaterku Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “MENINGKATKAN PRESTASI HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
BENDUNGAN, KECAMATAN KALASAN, KABUPATEN SLEMAN” ini
dengan baik. Penulisan PTK ini bertujuan untuk memenuhi tugas PPG Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Veteran
Bangun Nusantara Sukoharjo.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Toni Harsan, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
2. MS. Khabibur Rahman, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan arahan dalam penyususnan skripsi ini
hingga selesai.
3. Christina Puji Rahayu, M.Pd. selaku Guru Pamong Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
4. Watini, S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Bendungan yang telah
memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian
5. Guru kelas V SD Negeri Bendungan yang sudah banyak membantu, sehingga
penelitian dapat berjalan dengan lancar.
6. Siswa kelas V SD Negeri Bendungan Kalasan yang telah bekerjasama dan
bersedia menjadi subjek penelitian sehingga penelitian berjalan lancar.
7. Staf Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo yang telah
membimbing dalam pelaksanaan PTK

vii
8. Kedua orangtua terkasih, Damianus Hari Wuryanto dan Theresia Timur
Murniningsih yang selalu memberikan dukungan, perhatian, dan doa kepada
penulis.
9. Suami tercinta, Albertus Tulus Hing Prasetyo yang selalu memberikan
motivasi dan bantuan dalam penyusunan PTK
10. Kakak tercinta, Felisitas Novia Arini Putri yang selalu memberi semangat dan
menemaniku dalam menyelesiakan skripsi ini.
11. Teman-teman PPG Daljab Angkatan 2 Universitas Veteran Bangun Nusantara
Sukoharjo
12. Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu, yang telah memberikan
dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih
banyak kesalahan pada penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga
skripsi ini juga dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Program Studi PGSD
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Penulis

viii
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………… i
HALAMAN KEASLIAN KARYA ………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iii
ABSTRAK …………………………………………………………………... iv
KALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. v
MOTTO ……………………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xi
DAFTAR DIAGRAM ………………………………………………………. xii
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………....... 1
B. Identifikasi masalah …………………………………………………….. 4
C. Batasan Masalah ….…………………………………………………….. 4
D. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 4
E. Tujuan Penelitian …………...………………………………………… 4
F. Cara Pemecahan Masala………………………………………………. 4
G. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori …………………………………………………………... 6
1. Hakikat Pembelajaran ……………………………………………. 6
2. Prestasi Belajar …………………………………………………… 7
3. Bahasa Indonesia …………………………………………………. 10
4. Tahap Perkembangan Anak ……………………………………… 11
5. Problem Based Learning (PBL) …………………………………. 12
B. Hipotesis Tindakan……………………………………………………. 16
C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ………………………………….. 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ix
A. Subjek Penelitian ……………………………………………………… 18
B. Variabel Penelitian ……………………………………………………. 18
C. Prosedur Penelitian …………………………………………………… 18
D. Menyusun Rancangan Penelitian ………………………………………. 19
E. Siklus Penelitian ……………………………………………………….. 21
F. Data dan Pengumpulan Data …………………………………………… 24
G. Teknik Analisis Data …………………………………………………… 26
H. Indikator Pencapaian …………………………………………………… 28
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pemaparan Data ………………………………………………………… 29
B. Analisis Data Per Silkus ……………………………………………… 29
C. Analisis Data Akhir …………………………………………………... 39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………... 41
B. Saran ……………………………………………………………………. 41
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 43
LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 45
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Problem Based Learning …………………… 13


Tabel 3.1.Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam % …………. 27
Tabel 3.2. Kriteria Ketuntasan Belajar SD Negeri Bendungan ……………. 28
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus …………………………………………. 30

Tabel 4.2 Tabel Daftar Nilai Siklus I …………………………………….. 33

Tabel 4.3 Tabel Daftar Nilai Siklus II ……………………………………. 37

Tabel 4.4 Tabel Perbandingan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan SIklus II 40

xi
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Langkah-langkah PTK ............................................................. 19

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus ............................................................... 30

Grafik 4.2 Daftar Nilai Siklus 1 .................................................................. 33

Grafik 4.3 Daftar Nilai Siklus 2 .................................................................. 37

Garifk 4.4 Perbandingan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan SIklus II….. 40

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan faktor yang amat penting dalam membentuk
manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan
dalam memajukan suatu negara. Hal ini sejalan dengan tujuan negara Indonesia
yang tertuang dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan sekolah dasar mampu memberikan dasar untuk mengikuti
pendidikan di jenjang selajutnya yang lebih tinggi. Untuk itu pengajaran di
sekolah dasar perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya. Melalui
pendidikan dasar anak dibekali kemampuan dasar terkait berpikir kritis,
membaca, menulis, berhitung, penguasaan dasar untuk mempelajari saintek dan
kemampuan komunikasi yang merupakan tuntutan minimal dalam kehidupan
bermasyarakat. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting
karena dapat mengembangkan diri peserta didik dalam berbagai kemampuan
mulai dari menalar, emosional maupun sosial.
Saat ini, proses pembelajaran banyak yang berpusat pada guru (teacher-
center) masih banyak diterapkan oleh para guru di kelas. Pembelajaran lebih
mementingkan hasil daripada proses pembelajaran itu sendiri, sehingga
pembelajaran terkesan menjadi kurang inovati dan monoton. Proses
pembelajaran yang berpusat pada guru kurang memberi kebebasan bagi siswa
untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru perlu melibatkan siswa untuk
selalu aktif dalam proses pembelajaran baik itu bertanya jawab, diskusi maupun
menyampaikan pendapat. Yang menjadi permasalahan adalah ketika dalam
menyampaikan materi di kelas, guru selalu menerapkan metode pembelajaran
yang seperti itu secara terus menerus dan menjadi kebiasaan sehingga siswa
menjadi kurang aktif dan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan.
Oleh karena itu proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sudah
seharusnya di ubah menjadi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Untuk memulai perubahan tersebut, guru perlu menerapkan suatu model
1
pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan
aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini selain
menyebabkan menurunnya kualitas pembelajaran, namun juga dapat
menyebabkan menurunya hasil pembelajaran siswa.
Setelah melakukan observasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia,
ditemukan fakta bahwa guru kurang memiliki inovasi dalam mengajar. Model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hanya
menggunakan metode yang itu-itu saja yaitu metode ceramah dan mengerjakan
soal saja. Terbukti dari proses pembelajaran yang terjadi di SD Negeri
Bendungan, saat pembelajaran siswa hanya diajarkan dengan metode ceramah
dan dilanjutkan dengan mengerjakan LKS maupun buku paket yang
berlangsung terus menerus ketika pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa
dituntut memiliki kemampuan hafalan mengenai apa yang diajarkan melalui
metode ceramah dan dituangkan untuk mengerjakan berbagai soal pada LKS.
Hal ini menyebabkan siswa menjadi cepat bosan, tidak bersemangat dalam
belajar, kurang aktif dalam pembelajaran, cepat mengantuk dan rendahnya
perhatian siswa terhadap pembelajaran. Model pembelajaran seperti ini kurang
dapat melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Pemahaman yang diperoleh siswapun menjadi hanya terbatas pada
pemahaman konseptual dan teoritik saja, padahal pemahaman bisa dipandang
dari berbagai aspek. Hal ini juga menyebabkan hasil belajar siswa kurang
maksimal.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang ada di Indonesia
yang digunakan sehari-hari, namun banyak siswa yang memiliki nilai rendah
pada mata pelajaran tersebut. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia banyak
siswa yang cepat bosan, rata-rata nilai mata pelajaran siswa SD Negeri
Bendungan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia masih kurang maksimal.
Berdasarkan hasil Penilaian Tengah Semester (PTS), hanya terdapat 40% siswa
yang nilainya di atas KKM, sisanya sebanyak 60% siswa nilainya berada di
bawah KKM. Banyak siswa yang nilainya masih di bawah kkm (75) tentu
menimbulkan keprihatinan di antara kita.
2
Guru memiliki tugas yang penting dalam membimbing, membina, dan
membantu peserta didik untuk mencapai pemahaman yang mendalam dalam
proses pembelajaran. Pemahaman yang baik terbentuk melalui proses
pengajarang yang baik pula. Guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam
proses untuk memperoleh dan membentuk pemahaman yang siswa. Menurut
Walisman (dalam Sutanto, 2013:180) tanggung jawab guru adalah menguasai
cara belajar mengajar yang efektif . Guru dituntut untuk tidak hanya menguasai
model pembelajaran yang umum saja melainkan berbagai macam metode
pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa dalam belajar
Bahasa Indonesia. Salah satu meodel pembelajaran inovatif yang sesuai untuk
mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah Problem Based
Learning).
Pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), siswa akan
dibentuk dalam suatu kelompok-kelompok kecil dan siswa saling bekerja sama
untuk memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) membuat siswa aktif berdiskusi bersama
anggota kelompok untuk memecahkan permasalahan dan menemukan
konsepnya sendiri. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran
tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacammacam prosedur pemecahan
masalah. Oleh sebab itu, mau tidak mau siswa dituntut untuk aktif membaca
dan menjelaskan penjelasan materi dari guru. Selain itu, mereka harus aktif
mencari informasi tambahan dari berbagai sumber untuk memecahkan masalah
dalam soal diskusi.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan di atas, maka
peneliti ingin merancang sebuah penelitian dengan judul “meningkatkan
prestasi hasil belajar Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada siswa kelas V SD Negeri Bendungan, Kalasan
tahun pelajaran 2020/2021”

3
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
1. Rendahnya nilai belajar bahasa Indonesia
2. Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton
3. Siswa kurang termotivasi ketika belajar
4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

C. Batasan Masalah
Dalam peneliti ini, peneliti memfokuskan penelitian pada upaya untuk
meningkatkan prestasi hasil belajar Bahasa Indonesia melalui model
pembelajaran problem based learning (PBL) pada siswa kelas V SD Negeri
Bendungan Kalasan tahun pelajaran 2020/2021”

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 5 SD Negeri Bendungan Kalasan tahun
pelajaran 2020/2021?”

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan prestasi hasil
belajar bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada siswa kelas V SD Negeri Bendungan Kalasan tahun pelajaran
2020/2021

F. Cara Pemecahan Masalah


Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran “Problem Based
Learning (PBL)”. Karena model ini dapat membantu siswa memahami materi
melalui masalah dalam kehidupan sehari-hari anak. Berdasarkan permasalahan
yang ada pada siswa kelas V SDN Bendungan, Kalasan, peneliti menetapkan
pemecahan masalah dengan menggunakan model PBL (Problem Based
4
Learning) pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Langkah-langkah model PBL
(Problem Based Learning) yaitu:
Fase 1 : Memberikan orientasi siswa pada masalah pada peserta didik
Fase 2 : Mengorganisasi peserta didik untuk meneliti
Fase 3 : Mendampingi dalam penyelidikan sendiri maupun kelompok
Fase 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
Fase 5 :Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. (Arends dalam
Wisudawati dan Eka, 2014)

G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi siswa:
Meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
Bhasa Indonesia
2. Bagi Guru:
Dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Bagi Sekolah:
Meningkatnya kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia

5
BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran
Menurut Komalasari (2013) Pembelajaran adalah Pembelajaran
merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar
yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis
agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektif dan efesien. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pengertian pembelajaran adalah proses cara perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Lingkungan belajar
merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran,
strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan.
Sedangkan pembelajaran secara leksikal juga dapat diartikan sebagai
proses, cara dan perbuatan mempelajari. Menurut Suprijono, Pembelajaran
adalah dialog interaktif dan merupakan proses organik dan konstruktif,
bukan mekanis seperti halnya pengajaran.
Darsono (dalam Hamdani 2011:47) mengungkapkan ciri-ciri
pembelajaran sebagai berikut: (1) pembelajaran dilakukan secara sadar
dan direncanakan sistematis; (2) pembelajaran dapat menumbuhkan
perhatian dan motivasi siswa dalam belajar; (3) pembelajaran dapat
menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan menantang siswa;
(4) pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan
menarik; (5) pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman
dan menyenangkan bagi siswa; (6) pembelajaran dapat memuat siswa siap
menerima pelajaran; (7) pembelajaran menekankan keaktifan siswa; dan
(8) pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja dilakukan oleh siswa.

6
Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu
kkeadaan/kondisi yang diciptakan melalui berbabagi interaksi dalam
sebuah kelas, baik dengan guru, siswa, sumber belajar maupun lingkungan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Prestasi Belajar
2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Berdasarkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
(2003) Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai
dari yang telah dilakukan. Sejalan dengan pendapat tersebut.
Menurut Sukmadinata (2007), Prestasi Belajar realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki oleh seseorang. Prestasi belajar merupakan kecakapan yang
sesungguhnya atau hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar pada periode tertentu (Nurkacana, 1986). Sedangkan
Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa Prestasi merupakan hasil usaha
yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam
bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil
kerja dalam waktu tertentu.
Jadi dapat dismpulkan bahwa prestasi belajar merupakan
kecakapan yang deiperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran
yang digunakan untuk mengukur tingkap pemahaman siswa
tterhadapmaateri yang diajarkan.
2.2 Faktor Penghambat Prestasi Belajar
Aktivitas yang dilaksanakan oleh setiap individu dalam belajar pastilah
terdapat faktor baik yang mendorong maupun malah cendrung
menghambat dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi pemerolehan prestasi belajar oleh siswa. Manurut
Suryabrata, (dalam Surya Wijaya 2009) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor dari luar yang terdiri
dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Selain itu terdapat pula

7
faktor dari dalam yang terdiri dari fisiologis (minat, bakat, kecerdasan,
motivasi, dan kemampuan kognitif).
2.2.1 Faktor Internal
Menurut Ahmadi, (dalam Yulita, 2008) Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang terdiri
dari:
a. Faktor intelegensi
Dalam arti sempit intelegensi dapat diartikan
kemampuan untuk mencapai prestasi. Intelegensi
memegang peranan penting dalam mencapai prestasi.
b. Faktor minat
Minat adalah kecendrungan yang mantap dalam diri
seseorang untuk merasa tertarik terhadap suatu tertentu
c. Faktor keadaan fisik dan psikis
Keadaan fisik berkaitan dengan keadaan pertumbuhan,
kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan
sebagainya. Keadaan psikis berhubungan dengan
keadaan mental siswa.

Sejalan dengan pendapat tersebut manurut Slameto (2010)


faktor internal internal yang mempengaruhi prestasi belajar
meliputi 1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh);
2) Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan); 3) Faktor kelelahan

2.2.2 Faktor eksternal


Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi prestasi belajar Ahmadi, (dalam Yulita,
2008) Ada beberapa faktor eksternal yaitu:
a. Faktor Guru

8
Guru betugas membimbing, melatih, mengolah, meneliti,
mengembangkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar-
mengajar.
b. Faktor lingkungan keluarga
Keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap
kemajuan prestasi belajar, karena kebanyakan waktu yang
dimiliki perserta didik berada di rumah. Jadi, ada banyak
kesempatan untuk belajar di rumah.
Keterlibatan orang tua patut diperhitungkan dalam usaha
memelihara motivasi belajar pesera didik. Dalam suatu studi
mengenai prestasi belajar, ditemukan hubungan yang kuat
antara keterlibatan orang tua dan prestasi belajar (Haster
dalam Suwatra 2007)
c. Faktor sumber belajar
Sumber belajar dapat berupa media atau alat bantu belajar
serta bahan buku penunjang. Alat bantu belajar adalah
semua alat yang dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam belajar. Sehingga belajar akan lebih menarik,
kongkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta
hasilnya lebih bermakna.

Sejalan dengan hal tersebut, menurut Muhibbin Syah (2006)


Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern
meliputi 1) Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan; 2)
Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,
dan tugas rumah; 3) Faktor masyarakat yaitu

9
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,
dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan hasil kajian teori dari beberapa pendapat ahli di


atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa
umumnya dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari baik dari
dalam diri peserta didik maupun faktor yang berasal dari luar
peserta didik termasuk di dalamnya berasal dari guru

3. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang dilaksanakan di
tingkat Indonesia. Dalm Depdiknas (2006) mengenai Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi
dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia.
Depdikas (2006) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
menjabarkan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Berkomunikasi
secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan maupun tulis. 2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3) Memahami
Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan. 4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial. 5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa. 6) Menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
10
Guru perlu mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
agar dapat Bahasa Indonesia dapat dipahami oleh anak.

4. Tahap Perkembangan Anak

Teori perkembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah


teori perkembangan kognitif Piaget. Peneliti menggunakan teori
perkembangan ini karena teori ini sangat sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa usia sekolah dasar, selain itu teori piaget berkaitan
erat terhadap variabel yang diteliti yaitu kemampuan membangun
empati dan memahami diri.
Dikutip dari Desmita (2010), Teori perkembangan kognitif anak
menurut Piaget dibagi menjadi 4 tahapan:
a. Sensorimotorik (2-6tahun)
Bayi bergerak dari tindakan refleks inskriptif pada saat lahir sampai
permulaan pikiran simbolis. Bayi membangun pemahaman tentang
dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-pengalaman sensor
dengan tindakan fisik.
b. Praoperasional (2-7 tahun)
Anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan
gamabar-gambar. Kata-kata dan gamabar ini menunjukkan adanya
peningkatan pemikiran simbolis dan melalui hubungan informasi
sensor dan tindak fisik.
c. Operasional konkret (7-11 tahun)
Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-
peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda ke
dalam bentuk-bentuk yang berbeda.
d. Formal opersional (11-15 tahun)
Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis.
Pemikiran lebih idealistik

11
Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget di atas, anak usia
sd termasuk dalam tahapan operasional konkret, untuk itu diperlukan
metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Metode pembelajaran yang digunakan sebaiknya mampu mengaktifkan
anak dalam proses pembelajaran dan menggunakan berbagai benda
konkret sehingga anak mampu mengkonstruksi sendiri pengetahuan
serta pemahamannya.

5. Problem Based Learning


5.1 Pengertian PBL
Nurhadi (2004) menjabarkan mengenai “Problem based
learning sebagai kegiatan interaksi antara stimulus dan respons,
merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan”.
Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan
bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi dapat
diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan
baik. PBL merupakan suatu model pembelajaran yang
menantang siswa untuk belajar, bekerja secara berkelompok
untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. PBL
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
masalah konstektual sehingga merangsang siswa untuk belajar.
Masalah ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin
tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran yang berbasis masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini dikuatkan oleh Trianto (2007), model pembelajaran
berdasarkan masalah merupakan suatu model yang didasarkan
pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian
nyata dari permasalahan yang nyata.
12
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang
dilaksanakan dengan berbasis masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Anak mencari pemecahan masalah dari kasus melalui
kerjasama yang dilakukan bersama kelompok serta berdiskusi.

5.2 Langkah-langkah PBL


Dalam pembelajaran Problem Based Learning terdapat
beberapa langkah-langkah yang dilaksanakan. Menurut Sani
(2014) langka-langkah PBL yaitu: 1) merumuskan tujuan
pembelajaran; 2) memperoleh informasi baru melalui
pembelajaran mandiri; 3) menerapkan strategi/metode baru
dalam menganalisis permasalahan; 4) mengajukan solusi
masalah; dan 5) mengkaji dan mengevaluasi solusi yang
diterapkan. Model PBL dapat berjalan lancar sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka guru harus
memahami langkah-langkah model PBL. Langkah-langkah
model PBL menurut Ibrahim Arends dalam Wisudawati dan Eka,
2014) adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Langkah-Langkah Problem Based Learning
Fase Indikator Tingkah Laku Guru
1 Memberika orientasi Membahas tujuan
masalah pada siswa pembelajaran,mendeskripsikan,
dan memotivasi siswa untuk
terlibat dalam kegiatan
mengatasi masalah
2 Mengorganisasi siswa Membantu siswa
untuk meneliti/belajar mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan
masalah tersebut
3 Mendampingi Mendorong siswa untuk
pengalaman/ mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan
13
penyelidikan eksperimen untuk mendapatkan
individual/kelompok penjelasan dan pemecahan
masalah
4 Mengembangkan dan Membantu siswa merencanakan
manyajikan hasil dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, dan
membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya
5 Menganalisis dan Membantu siswa untuk
mengevaluasi proses melakukan refleksi atau evaluasi
pemecahan masalah terhadap penyelidikan mereka
dan proses yang mereka
gunakan

Langkah-langkah PBL membantu siswa untuk memahami


pembelajaran dengan menerapkan proses pembelajaran PBL.
Menurut Aris Shoimin (2014) mengemukakan bahwa langkah-
langkah dalam model pembelajaran Problem Based Learning
adalah sebagai berikut: a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat
dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. b. Guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan
topik, tugas, jadwal, bahan dll). c. Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, dan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan
data, hipotesis, dan pemecahan masalah. d. Guru membantu siswa
dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
Langkah-langkah Problem Based Learning meliputi orientasi
siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar,
14
membimbing pengalaman individual maupun kelompok, serta
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, sampai dengan
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Untuk mencapai hasil maksimal setiap Langkah-langkah dalam
pembelajaran PBL perlu dilakukan secara utuh.

5.3 Kelebihan PBL


Sanjaya (2007) mengemukakan beberapa keunggulan dari
model problem based learning ini, yaitu:
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran
siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa
untuk memahami masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran
yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus
belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah
berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep
yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata

15
Hal serupa juga disampaikan menurut Sani (2014:129)
memaparkan kelebihan PBL dalam pembelajaran dapat
memungkinkan siswa terlibat mempelajari permasalahan dunia
nyata, meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
mempunyai keterampilan menyelesaikan masalah, belajar antar
disiplin ilmu, belajar secara mandiri, menggali informasi, siswa
juga dilatih bekerjasama dan dapat melatih keterampilan
berkomunikasi siswa.

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran


yang menyajikan masalah dalam dunia nyata, sehingga mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Inilah
kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning.

B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dari penelitian ini yaitu “Penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning Indonesia dapat meningkatkan prestasi siswa kelas kelas 5 SD
Negeri Bendungan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia”

C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dijabarkan sebagai berikut
1. Khalimah dalam Jurnal Ilmiah Pro Guru dengan judul penelitian ”
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas IXF di SMP
Negeri 7 Probolinggo melalui penerapan model PBL (Problem Based
Learning) yang dipadukan dengan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi”.
Penelitian ini menerapkan model PBL (Problem Based Learning) yang
dipadukan dengan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Berdasarkan hasil
penelitia tersebut,dapat diketahui bahw peserta didik telah mengalami
peningkatan aktivitas dan hasil belajar selama menggunakan PBL (Problem
Based Learning) yang dipadukan dengan Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi. Hal tersebut ditunjukkan melalui hasil pengamatan terhadap
16
aktivitas peserta didik melalui 17 aspek yang menghasilkan peningkatan
yang signifikan sebesar 12,40% dari siklus I ke II. Sedangkan terhadap hasil
belajar dari peserta didik juga mengalami peningkatan sebanyak 24,33%
untuk penugasan dan 25,00% untuk tes akhir. Sehingga sesuai dengan
indikator keberhasilan penelitian, maka penelitian tindakan kelas yang
menggunakan PBL (Problem Based Learning) dengan Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi dinyatakan berhasil.
2. Eka Eismawati , Henny Dewi Koeswanti , Elvira Hoesein Radia dalam
Jurnal Mercumatika : Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan
Matematika mdengan judul penelitian “Peningkatan hasil belajar
matematika melalui model pembelajaran problem based learning (PBL)
siswa kelas 4 SD”. Penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran
PBL (problem based learning) untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi bangun datar. Hasil
sebelum dilakukan tindakan yaitu pada pra siklus hanya 11 siswa atau 44%
yang tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 16 siswa atau 64% yang tuntas
belajar matematika dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 22 siswa yang
tuntas belajar matematika atau 88%. Penelitian ini dikatakan berhasil karena
mencapai indikator kinerja yaitu ≥ 80% dari seluruh siswa dengan KKM ≥
70.
3. Monika Setiyaningrum dalam Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi
Pendidikan dengan judul “Peningkatan hasil belajar menggunakan model
problem based learning (PBL) pada siswa kelas 5 SD.” Hasil penelitian
mengalami peningkatan presentase hasil belajar serta aktivitas belajar
siswa yang mencapai KKM pada siklus I dan II meningkat. Guru
sebaiknya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Bendungan Kalasan Kabupaten Sleman
pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021. Subjek penelitian ini adalah guru
dan Siswa Kelas V SDN bendungan, Kalasan, Sleman yang berjumlah 28 siswa
yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Prestasi hasil belajar Siswa Kelas V SD
Negeri Bendungan melalui pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
model PBL
C. Prosedur Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Wiriaatmadja (2010) berpendapat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri dan mencobakan
suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh
nyata dari upaya itu. Dalam melaksanakan PTK diperlukan perencanaan yang
cukup matang agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Penelitian Tindakan Kelas oleh Kurt Lewin
(dalam Rubiyanto, 2011) digambarkan sebagai serangkaian langkah yang
membentuk spiral. Setiap langkah mempunyai empat tahap, yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Berikut merupakan bagan langkah-langkah dalam penyusunan PTK

18
Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Diagram 3.1 Langkah-langkah PTK

D. Menyusun Rancangan Penelitian


Penyusunan rancangan penelitian ini, peneliti menentukan fokus peristiwa
yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti mengamati fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2010). Perencanaan yang disusun adalah
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi masalah yang akan dipecahkan yaitu dari 28 Siswa Kelas V
SDN Bendungan Kalasan yang sudah mencapai KKM hanya 11 siswa
berdasarkan nilai PTS.
2) Menganalisis materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester 1 yang
akan dilakukan tindakan penelitan dengan menganalisis standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran.
3) Menyusun perangkat pembelajaran (RPP, LKPD, dan Evaluasi berbasis CBT)
sesuai materi dan indikator yang ditetapkan.
4) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
5) Menyiapkan instrumen penelitian (lembar observasi, tes hasil belajar dan catatan
lapangan) yang akan digunakan dalam penelitian.
19
a. Pelaksanaan Tindakan
Penelitan tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan penerapan isi
rancangan tindakan kelas (Arikunto, 2010). Peneliti merencanakan penelitian yang
dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Siklus
pertama dan kedua dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun
menggunakan model PBL berbantuan media power point interaktif. Jika ternyata
tindakan perbaikan pada siklus pertama belum berhasil menjawab masalah maka
terdapat siklus berikutnya dengan langkah-langkahnya tetap sama dengan
menerapkan model PBL. Pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam 2 siklus. Siklus
I dan siklus II dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun.
b) Pengamatan
Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Guru pelaksana yang
berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap hal yang
terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan, guru
pelaksana mencatat hal yang terjadi saat pembelajaran agar memperoleh data yang
akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Kegiatan pengamatan dalam penelitian
ini dilakukan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamtan untuk mengetahui
keterampilan guru dan aktivitas siswa menggunakan instrumen pengamatan yang
telah disusun. Kegiatan pengamatan dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru
pengamat. Hasil observasi dicatat dalam lembar pengamatan untuk dianalisis dan
dilakukan refleksi.
c) Refleksi
Kata refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection yang diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia yaitu pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Refleksi pada penelitian untuk mengkaji proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan berupa aktivitas siswa, guru dan hasil belajar Siswa Kelas V SD
Negeri Bendungan, Kalasan. Hasil refleksi digunakan sebagai dasar pertimbangan
tindakan perbaikan. Kemudian peneliti dan kolaborator membuat perencanaan
tindak lanjut pada siklus berikutnya.
20
E. Siklus Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan rangkaian siklus yang
berkelanjutan. Diantara siklus-siklus tersebut terdapat informasi sebagai balikan
(feedback) terhadap apa yang telah dilakukan oleh peneliti (Mulyasa, 2011:112).
a) Siklus Pertama
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus masing-masing
siklus terdiri dari 1 pertemuan. Tahapan kedua siklus adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
a) Menelaah materi pembelajaran bahasa Indonesia
b) Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang disesuai dengan model PBL dengan materi
“pengertian dan unsur pantun”.
c) Mengajak tim kolaborasi sebagai rekan peneliti untuk berkolaborasi dalam
penelitian.
d) Mempersiapkan media power point interaktif (pantun dan unsurnya) untuk
melakukan kegiatan pembelajaran dalam PBL.
e) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran
f) Pendokumentasian
2. Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
2. Guru menyampaikan masalah sehari-hari, Bagaimana cara kita membuat
pantun?
3. Siswa mengamati pantun
4. Siswa mengerjakan lembar diskusi kelompok dengan menganalisis pantun,
membuat laporan diskusi yang telah dilakukan dan mempresentasikan.
5. Guru membimbing, menganalisis, merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dan memberikan penguatan.
6. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
7. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu
21
3. Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung peneliti bersama kolabolator
melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru dalam
pembelajaran diamati melalui lembar observasi keterampilan guru. Adapun yang
diamati adalah keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan model PBL
Sedangkan aktivitas siswa saat pembelajaran diamati melalui lembar
observasi aktivitas siswa. Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model PBL berbantuan media power
point interaktif.
4. Refleksi
a) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran siklus pertama.
b) Menganalisis proses dan hasil pembelajaran siklus pertama.
c) Membuat daftar permasalahan yang muncul pada siklus pertama.
d) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua.

b) Siklus Kedua
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus kedua adalah memperbaiki dan
menyempurnakan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus pertama.
Berikut tahap-tahap perencanaan sebagai berikut:
a) Menelaah materi pembelajaran bahasa Indonesia.
b) Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang disesuai dengan model PBL dengan materi “jenis
pantun berdasarkan usia”.
c) Mengajak tim kolaborasi sebagai rekan peneliti untuk berkolaborasi dalam
penelitian.
d) Menyiapkan media
e) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa.
f) Dokumentasi

22
2. Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
2. Guru menyampaikan masalah sehari-hari, Mengapa kita harus belajar
pantun?
3. Siswa mengamati media pantun
4. Siswa mengerjakan lembar diskusi kelompok dengan menganalisis berbagai
pantun berdasarkan usia membuat laporan diskusi yang telah dilakukan dan
mempresentasikan.
5. Guru membimbing, menganalisis, merefleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan dan memberikan penguatan.
6. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
7. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu
3. Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung peneliti bersama kolabolator
melakukan pengamatan aktivitas siswa dan guru. Aktivitas guru dalam
pembelajaran diamati melalui lembar observasi keterampilan guru. Adapun yang
diamati adalah keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan model PBL berbantuan media power point interaktif.
Aktivitas siswa saat pembelajaran diamati melalui lembar observasi aktivitas
siswa. Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia menggunakan model PBL berbantuan media power point interaktif.
4. Refleksi
Pada siklus kedua refleksi dilakukan untuk mengetahui peningkatan kualitas
pembelajaran Bahasa Indonesia dan untuk merencanakan tindak lanjut siklus
berikut. Adapun tahap-tahap refleksi sebagai berikut:
a) Menganalisis proses dan hasil pembelajaran siklus kedua.
b) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus kedua.
c) Membuat daftar permasalahan yang muncul pada siklus kedua.

23
d) Merencanakan perencanaan tindak lanjut bila siklus kedua belum mencapai
indikator keberhasilan yang ingin dicapai atau menyimpulkan hasil penelitian
bila indikator keberhasilan telah terpenuhi.

F. Data dan Teknik Pengumpulan Data


1. Sumber Data
1.1 Siswa
Siswa yang dijadikan sumber data adalah Siswa Kelas V SDN
Bendungan sebanyak 28 siswa. Sumber data siswa diperoleh dari lembar
observasi aktivitas siswa dan hasil evaluasi siswa dalam pembelajaran
bahasa indonesia menggunakan model PBL
1.2 Guru
Sumber data guru berasal dari lembar observasi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa indonesia menggunakan model PBL berbantuan
media power point interaktif.
1.3 Data Dokumen
Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes sebelum dilakukan
tindakan.

2. Jenis Data
2.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif
yang diangkakan (scoring) (Sugiyono, 2010). Data kuantitatif diwujudkan
dengan hasil belajar berupa keterampilan siswa dalam menulis prosa
deskripsi yang diperoleh siswa. Data kuantitatif berupa angka. Data
kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Data tersebut yang
akan diolah untuk menentukan prestasi belajar siswa
2.2 Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Data
kualitatif pada penelitian ini berupa data hasil observasi. Data tersebut
diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa dan keterampilan guru
24
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model PBL
berbantuan media power point interaktif.
3. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
metode tes dan metode non tes meliputi observasi, catatan lapangan dan
dokumentasi.
3.1 Metode Tes
menurut Poerwanti dkk (2008), tes adalah serangkaian pertanyaan
atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan terhadap
cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan
pengajaran tertentu. Hal ini didukung oleh pendapat Arikunto (2010)
yang menjelaskan bahwa tes adalah berbagai pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu ataupun kelompok. Sedangkan Tes diberikan kepada siswa
secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini
dilaksanakan pada pembelajaran siklus pertama dan siklus kedua
menggunakan soal pilihan ganda.
3.2 Metode Non Tes
Adapun metode non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Observasi dan dokumentasi.
3.2.1 Observasi
Dalam Arikunto (2010) Observasi adalah pengamatan dengan
tujuan tertentu. Penggunakan metode observasi cara yang
paling efektif adalah melengkapi data observasi dengan format
atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang
disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku
yang digambarkan akan terjadi. Data observasi diperoleh
melalui lembar pengamatan keaktifan selama mengikuti
pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan
25
peneliti dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
model PBL dengan bantuan media power point interaktif.
3.2.2 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010) metode dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda,
dan sebagainya. Metode dokumentasi dilakukan untuk
memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Metode
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data nama-nama siswa subjek penelitian dan nilai
atau hasil evaluasi siswa dari siklus ke siklus. Dokumen lain
yang mendukung penelitian ini adalah foto dan video yang
digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
model PBL (Problem Based Learning) berbantuan media
power point interaktif.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah:
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini dianalisis menggunakan
statistik deskriptif. Menurut Sugiyono, 2010 Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianilisis dengan
menggunakan teknik statistik deskriptif dengan menentukan mean,
modus, nilai terendah, nilai tertinggi, dan ketuntasan secara individual
maupun klasikal yang dBahasa Indonesiaparkan dalam bentuk
presentase.
26
Analisis tingkat keberhasilan atau ketuntasan belajar siswa
setelah proses belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Data nilai rata-rata (mean) kelas di analisis dengan rumus:

 f .x
x = f
Keterangan:
x = titik tengah interval kelas ke-i
fi = f = frekuensi pada interval kelas ke-i
(Herrhyanto dan Akip, 2010: 4.3)
Sedangkan untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal dan
penyajian data kuantitatif Bahasa Indonesiaparkan dalam bentuk
presentase. Adapun rumusnya sebagai berikut:

P= x 100%

Keterangan:
P = pesentase ketuntasan belajar klasikal (Aqib, 2011:41)

Tabel 3.2.Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %


Tingkat Arti
keberhasilan
>80% Sangat tinggi
60-79% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
<20% Sangat rendah
(Aqib, 2011:41)

27
Hasil perhitungan tersebut kemudian disesuaikan dengan kriteria
ketuntasan belajar siswa SD Negeri Bendungan yang dikelompokkan ke
dalam kategori tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kriteria Ketuntasan Belajar SD Negeri Bendungan

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

Individual Klasikal

≥ 61 ≥75% Tuntas

< 61 <75 % Tidak Tuntas

Sumber: KKM Muatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SDN Bendungan

H. Kriteria keberhasilan
Kriteria keberhasilan penelitian ini adalah siswa mendapat nilai memenuhi KKM
yaitu 75 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tingkat ketuntasan seluruh
siswa di kelas diatas 80%

28
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Pemaparan Data
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada saa PPL I yaitu tanggal
tanggal 19 Oktober – 2 November yang dilakukan dalam 2 siklus. Tahap pra
siklus dilakukan dengan menganalisis data yang dimiliki guru kelas sehingga
disimpulkan perlu adanya tindakan kelas karena hasil pra siklus menunjukkan
bahwa nilai yang diraih oleh siswa belum mencapai nilai ketuntasanyang telah
dilakukan sekolah terutama pada nilai PTS mata pelajaran Bahasa Indonesia
Siklus I dilaksanakan mulai tanggal 19 Oktober-24 Oktober menggunakan
model PBL pada materi pengertian dan unsur pantun yang dibantu dengan
media power point interaktif, sedangkan pada siklus II dilaksanakan tanggal
26 Oktober – 2 November 2020 dengan menggunakan model yang sama yaitu
PBL namun pada materi jenis pantun berdasarkan usia dengan bantuan media
poer point interaktif.

B. Analisis Data Per Siklus


1. Pra Siklus
Penelitian pra siklus menggunakan data nilai yang dimiliki guru kelas V
terutama pada nilai PTS pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan data yang dimiliki guru kelas, peneliti mengolah data sehingga
diperoleh nilai sebagai berikut ini:

29
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus

Nilai Kategori Pra Siklus


Siswa %
86-100 Baik Sekali 6 21 %
75-85 Baik 5 18 %
50-74 Cukup 12 43 %
<50 Kurang 5 18 %
Jumlah 28 100%

Nilai

45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
86-100 75-85 50-74 <50

Nilai

Grafik 4.1 Daftar Nilai Siswa Pra Siklus

Berdasarkan tabel dan diagram Pra Siklus di atas, dapat dilihat bahwa nilai
ketuntasan belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia masih di bawah rata-
rata ada 11 siswa dengan presentase 40%. Oleh karena itu diperlukan
Penelitian Tindakan Kelas untuk memperbaiki ketuntasan belajara siswa
kelas V SD Negeri Bendungan. Berdasarkan data penilaian hasil belajar
tersebut pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ternyata diketahui bahwa
masih banyak siswa yang belum memahami materi pembelajaran. Maka dari

30
itu, hal tersebut memberi pengungatan diperlukanadanya Tindakan khusus
untuk membantu siswa lebih memahami lagi materi pembelajaran yang
diajarkan.

2. Siklus 1
Berdasarkan hasil pra siklus di atas maka peneliti mengadakan tindakan
kelas yang tujuannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas
V. Pada siklus I ini, peneliti menggunakan metode PBL pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi pantun dan unsur-unsurnya. Penelitian
tindakan kelas siklus I dilaksanakan 19 Oktober-24 Oktober dengan
melakukan tahapan sebagai berikut :
a) Perencanaan
Perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh guru
antara lain:
1. Menelaah materi pembelajaran bahasa Indonesia
2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuai dengan model PBL
dengan materi “pengertian dan unsur pantun”.
3. Mengajak tim kolaborasi sebagai rekan peneliti untuk berkolaborasi
dalam penelitian.
4. Mempersiapkan media power point interaktif (pantun dan unsurnya)
untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam PBL.
5. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran
6. Pendokumentasian

b) Tindakan
Tindakan kelas dimulai dengan berdoa, mengecek kesiapan belajar
siswa, apersepsi dan menyampaikan tujuan –tujuan yang hendak dicapai
dalam pembelajaran serta memberikan motivasi. Apersepsi dilakukan
dengan memberikan pertanyaan yang sesuai dengan kehidupan sehari –

31
hari. Dilanjutkan dengan memberikan motivasi pentingnya mempelajari
Pantun dan unsur-unsurnya dan mengkaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan
sehari –hari di lingkungan sekitar.
Kegiatan inti pada tindakan kelas siklus I dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut :
1)Mengamati pantun
2)Menganalisis penertian pantun
3)Membagi anak sesuai kelompok
4)Siswa berdiskusi dalam kelompok mengenai unsur pantun
5)Siswa membuat pantun
6) Siswa mempresentasikan hasil diskusi
7) Siswa membaca antun
8) Siswa lain menanggap hasil presentasi
Di akhir tindakan sikus I, siswa dibimbing dan diarahkan untuk
menyimpulkan materi pengertian pantun dan unsur-unsurnya. Siswa
melakukan refleksi kemudian mengerjakan soal evaluasi. Selanjutnya
menyampaikan pesan –pesan moral di akhir kegiatan belajar.
Data yang berhasil dikumpulkan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa diperoleh dari hasil post test yang diberikan kepada siswa
pada setiap siklusnya. Post test berisi 10 soal hasil belajar konsep yang
berbentuk uraian dan tiap soal berbobot 1o. Sehingga keseluruhan memiliki
skor 100. Dengan soal bahasa indonesia sebanyak 5 soal.
Untuk menghitung perolehan hasil belajarsiswa siswa terhadap
pemahaman materi pantun dan unsurnya digunakan rumus ketuntasan
belajar individu, lalu dicari nilai rata – ratanya untuk kemudian mengukur
ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan ketuntasan belajar klasikal.
Melalui tabel berikut dapat diperoleh gambaran hasil belajar siswa kelas V
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I

32
Tabel 4.2 Tabel Daftar Nilai Siklus I

Nilai Kategori Siklus I


Siswa %
86-100 Baik Sekali 11 39 %
75-85 Baik 9 32 %
50-74 Cukup 5 18 %
<50 Kurang 3 11 %
Jumlah 28 100%

Nilai Siklus I

45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
86-100 75-85 50-74 <50

Nilai

Grafik 4.2 Daftar Nilai Siklus 1

Berdasarkan hasil penerapan siklus I terlihat bahwa hasil belajar siswa mata
pelajaranBahasa Indonesia materi “Pantun dan Unsur-unsurnya” pada siswa kelas
V SD Negeri Bendungan Tahun Pelajaran 2020/2021 tingkat keberhasilannya
sebagai berikut :

33
a) Nilai 86–100 (baik sekali) ada 11 siswa atau 39% mengalami peningkatan
sebanyak 18% dari pra siklus yang hanya 6 anak atau 21%
b) Nilai 75 –85(baik) ada 9 siswa atau 32% mengalami peningkatan sebanyak
14% dari pra siklus yang hanya 5 anak atau 18%
c) Nilai 50-74(cukup) ada 5 siswa atau 18% mengalami penurunan sebanyak
25% dari pra siklus yaitu 12 anak atau 43%
d) Nilai < 50 (kurang) ada 3 siswa atau 11% mengalami penurunan 7% dari
pra siklus yaitu 5 anak atau 18%

c) Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan selama proses pembelajaran siklus 1
yang dilaksanakan siswa kelas V SD Negeri Bendungan mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi “pantun dan unsur-unsurnya” menggunakan media power
point interaktif dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) oleh observer. Melalui obeservasi peneliti mengamati
keaktifan siswa dalam belajar. Pada pembelajaran siklus 1 keaktifan belajar
siswa mulai nampak. Peserta didik beberapa mulai berani bertanya jawab,
menyampaikan pendapat berdiskusi maupun melakukan presentasi. Namun
keaktifan siswa belum maksimal, masih beberapa siswa yang terlihat aktif di
kelas dan menikmati pembelajaran. Namun secara keseluruhan siswa mau
terlibat dengan sungguh-sungguh dalam setiap proses pembelajaran yang
berlangsung.

d) Refleksi
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 yang dilaksanakan siswa kelas V SD
Negeri Bendungan mata pelajaran Bahasa Indonesia materi “pantun dan unsur-
unsurnya” menggunakan media power point interaktif dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) secara keseluruhan sudah
berjalan dengan baik dan lancar. Hasil presentase nilai siswa pada
pembelajaran siklus 1 mengalami peningkatan dibandingkan nilai pra siklus.
Akan tetapi dalam proses pembelajaran masih ditemui beberapa kelemahan
34
disamping kelebihan yang ada. Pada pembelajaran bahasa Indoesia dengan
model pembelajaran PBL, siswa mau aktif dalam melakukan tanya jawab
maupun menjawab pertanyaan dari pantun di media power point interaktif.
Selain itu, siswa juga mau berinisiatif untuk membaca pantun dalam media
power point dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Namun masih
beberapa siswa yang aktif, beberapa siswa masih malu-malu dalam
menyampaikan pendapatnya, dan saling menunggu untuk memberikan
jawaban. Terlihat siswa sangat antusiasme melakukan pembelajaran secara
daring karena bisa bertemu dengan guru dan teman-teman saat pembelajaran.
Namun terdapat beberapa kendala dalam pembelajaran daring ini karena
kendala sinyal diantaranya suara putus-putus, siswa keluar masuk googlemeet
dan siswa tidak terlihat membuka kamera padahal sudah membuka kamera.

3. Siklus 2
Berdasarkan hasil pra siklus di atas maka peneliti mengadakan tindakan
kelas yang tujuannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas
V. Pada siklus II ini, peneliti menggunakan metode PBL pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi pantun dan unsur-unsurnya. Penelitian
tindakan kelas siklus II dilaksanakan 26 Oktober-2 November dengan
melakukan tahapan sebagai berikut :
a) Perencanaan
Perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh guru
antara lain:
1. Menelaah materi pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuai dengan model PBL
dengan materi “jenis pantun berdasarkan usia”.
3. Mengajak tim kolaborasi sebagai rekan peneliti untuk
berkolaborasi dalam penelitian.
4. Menyiapkan media
5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa.
35
6. dokumentasi

b) Tindakan
Tindakan kelas dimulai dengan berdoa, mengecek kesiapan belajar
siswa, apersepsi dan menyampaikan tujuan –tujuan yang hendak dicapai
dalam pembelajaran serta memberikan motivasi. Apersepsi dilakukan
dengan memberikan pertanyaan yang sesuai dengan kehidupan sehari –
hari. Dilanjutkan dengan memberikan motivasi pentingnya mempelajari
Pantun dan unsur-unsurnya dan mengkaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari –hari di lingkungan sekitar.
Kegiatan inti pada tindakan kelas siklus II dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut :
1) Membaca jenis pantun berdasarkan usia
2) Mengamati dan bertanya jawab mengenai pantun
3)Membagi anak sesuai kelompok
4)Siswa berdiskusi dalam kelompok mengenai unsur pantun
5)Siswa membuat pantun
6) Siswa mempresentasikan hasil diskusi
7) Siswa membaca antun
8) Siswa lain menanggap hasil presentasi
Di akhir tindakan sikus II, siswa dibimbing dan diarahkan untuk
menyimpulkan materi pengertian pantun dan unsur-unsurnya. Siswa
melakukan refleksi kemudian mengerjakan soal evaluasi. Selanjutnya
menyampaikan pesan –pesan moral di akhir kegiatan belajar.
Data yang berhasil dikumpulkan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa diperoleh dari hasil post test yang diberikan kepada siswa
pada setiap siklusnya. Post test berisi 10 soal hasil belajar konsep yang
berbentuk uraian dan tiap soal berbobot 10. Sehingga keseluruhan memiliki
skor 100. Dengan soal bahasa indonesia sebanyak 4 soal.
Untuk menghitung perolehan hasil belajarsiswa siswa terhadap
pemahaman materi pantun dan unsurnya digunakan rumus ketuntasan
36
belajar individu, lalu dicari nilai rata – ratanya untuk kemudian mengukur
ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan ketuntasan belajar klasikal.
Melalui tabel berikut dapat diperoleh gambaran hasil belajar siswa kelas V
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus 2

Tabel 4.3 Tabel Daftar Nilai Siklus 2

Nilai Kategori Siklus II


Siswa %
86-100 Baik Sekali 21 75 %
75-85 Baik 5 18%
50-74 Cukup 2 7%
<50 Kurang 0 0%
Jumlah 28 100%

Nilai

80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
86-100 75-85 50-75 <50

Nilai

Grafik 4.3 Daftar Nilai Sikul 2

Berdasarkan hasil penerapan siklus 2 terlihat bahwa hasil belajar siswa mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi “jenis pantun berdasarkan usia” pada siswa kelas
37
V SD Negeri Bendungan Tahun Pelajaran 2020/2021 tingkat keberhasilannya
sebagai berikut :
e) Nilai 86–100 (baik sekali) ada 21 siswa atau 75% mengalami peningkatan
sebanyak 54% dari pra siklus yang hanya 6 anak atau 21%
f) Nilai 75 –85(baik) ada 5 siswa atau 18% tidak mengalami peningkatan
maupun penurunan dari pra siklus yang hanya 5 anak atau 18%
g) Nilai 50-74(cukup) ada 2 siswa atau 7% mengalami penurunan sebanyak
36% dari pra siklus yaitu 12 anak atau 43%
h) Nilai < 50 (kurang) ada 0 siswa atau 0% mengalami penurunan 18% dari
pra siklus yaitu 5 anak atau 18%

c) Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan selama proses pembelajaran siklus II
yang dilaksanakan siswa kelas V SD Negeri Bendungan mata pelajaran Bahasa
Indonesia materi “pantun dan unsur-unsurnya” menggunakan media power
point interaktif dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) oleh observer. Melalui obeservasi peneliti mengamati
keaktifan siswa dalam belajar. Pada pembelajaran siklus II keaktifan belajar
siswa semakin nampak. Peserta didik semakin berani bertanya jawab dan
menyampaikan pendapat tanpa disuruh dan tanpa menunggu-nunggu
temannya. Siswa aktif berdiskusi maupun melakukan presentasi. Secara
keseluruhan siswa mau terlibat dengan sungguh-sungguh dalam setiap proses
pembelajaran yang berlangsung. Siswa mau mempresentasikan hasil pantun
yang dibuatnya dengan senang hati.

d) Refleksi
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II yang dilaksanakan siswa kelas V SD
Negeri Bendungan mata pelajaran Bahasa Indonesia materi “jenis pantun
berdasarkan usia” menggunakan media power point interaktif dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) secara
keseluruhan sudah berjalan dengan baik dan lancar. Hasil presentase nilai siswa
38
pada pembelajaran siklus 2 mengalami peningkatan cukup drastis
dibandingkan nilai pra siklus. Akan tetapi dalam proses pembelajaran masih
ditemui beberapa kelemahan disamping kelebihan yang ada. Pada
pembelajaran bahasa Indoesia dengan model pembelajaran PBL, siswa mau
aktif dalam melakukan tanya jawab maupun menjawab pertanyaan dari pantun
di media power point interaktif tanpa malu-malu. Selain itu, siswa juga mau
berinisiatif untuk membaca pantun dalam media power point dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Siswa sangat antusias dan berebut
untuk membacakan pantun yang dibuat. Terlihat siswa sangat antusiasme
melakukan pembelajaran secara daring karena bisa bertemu dengan guru dan
teman-teman saat pembelajaran. Namun terdapat beberapa kendala dalam
pembelajaran daring ini karena kendala sinyal diantaranya suara putus-putus,
siswa keluar masuk googlemeet dan siswa tidak terlihat membuka kamera
padahal sudah membuka kamera.

C. Analisis data (akhir)


Berdasarkan paparan dan analisis data dari siklus I dan siklus II, peneliti
menggambarkan untuk perbandingan data sebagai berikut:
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya, dimana pada pra
siklus dengan menggunakan metode ceramah, hanya terdapat 11 siswa yang
nilainya tuntas atau 40%. Setelah melakukan pembelajaran dengan model
PBL pada siklus I terlihat kenaikan nilai ketuntasan siswa yang cukup
signifikan menjadi 21 siswa atau 71%. Kemudian diperbaiki kembali
melalui kegiatan pembelajaran siklus 2 menggunakan model pembelajaran
PBL, terjadi kenaikan pada nilai ketuntasan belajar siswa menjadi 26 siswa
atau 93%. Tabel berikut ini akan menggambarkan peningkatan nilai pda
setiap siklus:

39
Tabel 4.3 Tabel Perbandingan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan SIklus II

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II


Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas 11 40% 21 71% 27 93%
Tidak Tuntas 17 60% 8 29% 2 7%
Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%

Hasil tersebut menunjukkan bahwa apa yang telah dilakukan oleh peneliti
pada penyampaian materi mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
mdel pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas V SD Negeri
Bendungan, Kalasan telah meningkatkan hasil belajar hal ini menunjukkan bahwa
siswa telah memahami materi yang diajarkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram batang berikut ini:

Ketuntasan Pra Siklus, siklus I, Siklus II

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.4 Diagram Perbandingan Hasil belajarsiswa Siswa Pra Siklus, SiklusI,
dan Siklus II

Setelah mengamati dan menganalisis data di atas, dapat ditarik hasil akhir berupa
apa yang yang telah dilakukan oleh peneliti dalam menyampaikan materi Bahasa
40
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran mampu meningkatkan hasil
belajar siswa dan keaktifan siswa. Hipotesis yang menyatakan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bendungan Kalasan Tahun Pelajaran
terbukti dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.

41
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan melalui siklus I
dan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan model pembelajaran problem Based Learning (PBL) dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pantun di kelas V SD Negeri
Bendungan Kalasan Tahun Pelajaran 2020/2021 dapat meningkatkan
prestasi hasil belajar sesuai dengan ketuntasan yang ditetapkan.
2. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pantun di kelas V SD Negeri
Bendungan Kalasan Tahun Pelajaran 2020/2021 dapat meningkatkan nilai
setiap siklus. Dimana pada pra siklus menggunakan metode ceramah
ketuntasan nilai dicapai hanya 11 siswa dengan presentase 40%. Setelah
pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan menggunakan model PBL
ketuntasan siswa naik menjadi 71% atau 21 siswa. Pada pelaksanaan siklus
II dengan model PBL nilai ketuntasan siswa naik cukup signifikan menjadi
93% atau 26 siswa

B.Saran
Beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti untuk peningkatan
pembelajaran di SD Negeri Bendungan Kalasan :
1. Bagi Peserta Didik
Lebih aktif dalam pembelajaran dan membaca materi pembelajaran yang
dishare sebelum pembelajaran dimulai

2. Bagi Praktisi Pendidikan (Guru)

42
a. Guru menyiapkan aplikasi yang sesuai dalam proses pembelajaran
daring
b. Guru membuat prencanaan yang matang dan perangkat pembelajaran
yang sesuai dalam pembelajaran
c. Guru menggunakan pendekatan serta model pembelajaran yang sesuai
dengan siswa

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti yang hendak menggunakan model pembelajarn ini sebagai


bahan penelitian, diharapkan untuk mempelajari lebih mendalam mengenai
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) agar seluruh sintaks
dapat terlaksana dan sesuaikan juga dengan karakteistik materi
pembelajaran agar dapat mencapai hasil lyang maksimal pada proses
pembelajaran.

43
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta

Aris, Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta : AR-RUZ Media.

Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran


IPA. Jakarta: Bumi Aksara

Aqib, Zainal, dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK.
Bandung: Yrama Widya

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Eka Eismawati , Henny Dewi Koeswanti , Elvira Hoesein Radia dalam Jurnal
Mercumatika : Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika
mdengan judul penelitian “Peningkatan hasil belajar matematika melalui
model pembelajaran problem based learning (PBL) siswa kelas 4 SD”-
diakses tanggal 12 Oktober 2020

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Harjati. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Khalimah dalam Jurnal Ilmiah Pro Guru dengan judul penelitian ” meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas IXF di SMP Negeri 7
Probolinggo melalui penerapan model PBL (Problem Based Learning) yang
dipadukan dengan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi-diakses tanggal
10 Oktober 2020.

Monika Setiyaningrum dalam Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan


dengan judul “Peningkatan hasil belajar menggunakan model problem
44
based learning (PBL) pada siswa kelas 5 SD-diakses tanggal 11 Oktober
2020.

Nurkancana, Wayan. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang:


UM Press

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Assemen Pembelajran SD. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Sani, Berlin. 2014.Strategi Pembelajaran didalam Kelas.Alfabeta:Bandung

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi pembelajan Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sanjaya,Wina. 2008. Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis


kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Bhineka Cipta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D; Penerbit CV


Alfabeta, Bandung

Sukmadinata. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung. PT Remaja


Pusdakarya

Syah Muhibbin,. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivis.


Jakarta : Prestasi Pustaka

Wiriatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
45
LAMPIRAN

Lembar daftar nilai siwa siklus 1

Nomor Nama Nilai Keterangan


Tuntas Tidak Tuntas
1 Rina 60 V
2 Ais 80 V
3 Alifa 80 V
4 Allya 100 V
5 Ridho 80 V
6 Arsy 80 V
7 Ayu Alima 100 V
8 Bima 100 V
9 Dian 80 V
10 Fika 100 V
11 Hesfita 80 V
12 Karn 60 V
13 Khanza 100 V
14 Lovesha 100 V
15 Vio 60 V
16 Farden 80 V
17 Fauzan 100 V
18 Rafa 100 V
19 Adit 80 V
20 Surya 100 V
21 Nova Ariska 100 V
22 Nova Ayu 60 V
23 Oliv 40 V
24 Bagus 60 V
25 Kevin 100 V

46
26 Vinno 40 V
27 Leon 40 V
28 Desta 80
Jumlah 20 8
Rata-Rata 80

Lembar daftar nilai siwa siklus 2

Nomor Nama Nilai Keterangan


Tuntas Tidak Tuntas
1 Rina 75 V
2 Ais 100 V
3 Alifa 100 V
4 Allya 100 V
5 Ridho 100 V
6 Arsy 100 V
7 Ayu Alima 100 V
8 Bima 100 V
9 Dian 75 V
10 Fika 100 V
11 Hesfita 75 V
12 Karn 100 V
13 Khanza 100 V
14 Lovesha 100 V
15 Vio 75 V
16 Farden 100 V
17 Fauzan 100 V
18 Rafa 100 V
19 Adit 100 V
20 Surya 100 V

47
21 Nova Ariska 100 V
22 Nova Ayu 100 V
23 Oliv 75 V
24 Bagus 100 V
25 Kevin 100 V
26 Vinno 50 V
27 Leon 50 V
28 Desta 75 V
Jumlah 26 2
Rata-Rata 91

48
RPP SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SD Negeri Bendungan

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting ( Tema 4)

Sub Tema : Peredaran Darahku Sehat (Sub Tema 1)

Pembelajaran ke : 1

Alokasi waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,
menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Muatan : IPA

No Kompetensi Indikator

49
3. 4 Menjelaskan organ peredaran darah 3.4.1 Menganalisis peredaran darah
dan fungsinya pada hewan dan dan fungsinya pada manusia.
manusia serta cara memelihara (HOTS, C4-4C)
kesehatan organ peredaran darah
3.4.2 Mengumpulkan informasi
manusia mengenai organ-organ perdaran
darah (HOTS, C6-4C)

4.4 Menyajikan karya tentang organ 4.4.1 Menyajikan laporan mengenai


peredaran darah pada manusia
organ peredaran darah

4.4.2 Membuat gambar organ


peredaran

darah pada mausia.

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompetensi Indikator

3.6 Menggali isi dan amanat pantun yang 3.6.1 Menelaah tentang pengertian
disajikan secara lisan dan tulis dengan tujuan
untuk kesenangan pantun. (HOTS, C4-4C)

3.6.1 Menganalisis unsur-unsur yang

terdapat dalam pantun. (HOTS,


C4-4C)

4.6 Melisankan pantun hasil karya pribadi dengan 4.6.1Membuat pantun dengan benar.
lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
sebagai bentuk ungkapan diri
4.6.2Membacakan pantun di depan
kelas.

50
C. TUJUAN
1. Dengan kegiatan mengamati gambar peredaran darah manusia pada media
power point, siswa dapat menganalisis organ peredaran darah dan fungsinya
pada manusia dengan rinci. (HOTS, 4C, ICT, TPACK)
2. Dengan mencari informasi melalui berbagai sumber, siswa dapat
mengumpulkan informasi mengenai organ-organ yang berperan dalam proses
peredaran darah dengan tepat (HOTS, 4C, ICT, TPACK)
3. Dengan mencari informasi dari berbagai sumber, siswa dapat membuat laporan
mengenai organ peredaran darah dengan tepat
4. Dengan kegiatan berkreasi menggambar, siswa dapat menggambar cara kerja
organ peredaran darah manusia secara rinci.
5. Dengan kegiatan mencari tahu tentang pantun melalui berbagai sumber, siswa
dapat menelaah pengertian pantun dengan tepat (HOTS, 4C, ICT, TPACK)
6. Dengan kegiatan mengamati pada media powerpoint, siswa dapat menganalisis
unsur-unsur pantun (HOTS, 4C, ICT, TPACK)
7. Setelah mengetahui unsur-unsur pantun, siswa dapat membuat pantun dengan
tepat
8. Dengan google meet, siswa dapat membacakan pantun yang telah dengan
benar (ICT)

D. MATERI
MATERI REGULER MATERI REMEDIAL MATERI PENGAYAAN

Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia

• Pengertian dan Ciri- Menganalisis unsur Persamaan dan


ciri pantun pada pantun Perbedaan pada pantun
• Unsur-unsur pantun sederhana dan syair

IPA IPA IPA

• Menganalisis organ Menunjukkan dan Mengumpulkan


peredaran darah dan menganalisis organ informasi mengenai
fungsinya peredaran darah pada cara menjaga orga
• Mengumpulkan gambar kesehatan darah
informasi mengenai

51
organ-organ yang
terlibat dalam
peredaran darah

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

Model : Problem based learning dengan penerapan 4C, HOTS, Literasi,


ICT dan

TPACK

F. Karakter yang diharapkan : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong-royong, Integritas,


jujur,
percaya diri, disiplin, tanggung jawab, mandiri

52
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pembukaan KEGIATAN PENDAHULUAN DILAKUKAN DENGAN 15 menit


GOOGLEMEET

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,


menanyakan kabar dan mengingatkan siswa untuk
menjaga kesehatan
2. Dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa melakukan presensi pada link
https://forms.gle/z9p156kmiPpFSJYg9
4. Menyanyikan lagu Indoneisa raya (Nasionalisme)
5. Siswa melakukan tepuk semangat
6. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/
berbicara selama 15-20 menit materi
7. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai;
Neurosains 8. Guru menyampaikan cakupan materi dan langkah
kegiatan pemmbelajaran secara garis besar
KEGIATAN INTI DILAKUKAN DENGAN GOOGLEMEET 140

Langkah-Langkah Pembelajaran:

Guru meminta siswa mendownload bahan ajar, materi, dan


video pembelajaran pada alamat

https://drive.google.com/drive/folders/1zDLcQtPtskmPn
HXkBVWbDerUNTlo6CPz?usp=sharing

53
➢ Guru membacakan cerita mengenai organ
peredaran darah melalui PPT (Orientasi peserta
didik pada masalah, ICT)
➢ Siswa melakukan tanya jawab mengenai cerita yang
telah dibaca oleh guru . (critical thinking, ICT,
collaboration)
Apa saja organ peredaran darah?
Apa fungsi organ peredaran darah?
➢ Guru membagi siswa dalam kelompok
(Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar)
Mengamati

➢ Secara mandiri siswa diminta untuk mengamati


gambar peredaran darah pada manusia pada tayangan
powerpoint (mandiri, ICT, TCK) (Orientasi
peserta didik pada masalah)
Menanya

➢ Siswa saling bertanya jawab dan berdiskusi


mengenai gambar pada media power point
(Collaboration, ICT, mandiri, santun)
Menalar

➢ Guru menstimulus daya analisis siswa dengan


mengajukan pertanyaan: Apa saja bagian-bagian
jantung yang tampak pada gambar? (PCK)
➢ Siswa diminta menyebutkan bagian-bagian jantung
yang terlibat dalam proses peredaran darah.
(critical thinking)
➢ Siswa mengamati gambar peredaran darah
➢ Guru bertanya jawab mengenai gambar bergerak
proses peredaran darah.
➢ Bagaimana proses peredaran darah kecil?
➢ Bagaimana proses peredaran darah besar?
➢ Guru menjelaskan kepada siswa bahwa peredaran
darah pada manusia ada dua, yaitu peredaran
darah kecil dan peredaran darah besar melalui
power point (TPACK)
➢ Siswa mendengarkan penjelasan mengenai jantung
Mencoba

➢ Siswa melakukan percobaan denyut jantung


(berani, madiri)

54
➢ Siswa bertanya jawab mengenai denyut
jantung(Critical thinking)
Berapa denyut jantungmu?
Pembuluh darah apa yang berperan?
➢ Guru menjelaskan mengenai peredaran darah
power point (TPACK)
Guru menjelaskan mengenai paru-paru melalui
power point (TPACK)

Mengamati

➢ Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan


pantun pada power point (ICT) (Orientasi peserta
didik pada masalah)
➢ Siswa diminta mengamati mengenai pantun
tersebut (ICT, berani, madiri) (Orientasi peserta
didik pada masalah)
Menanya

➢ Siswa saling tanya jawab tentang isi pantun melalui


google meet/zoom (Collaboration, critical thinking,
santun)
Mengumpulkan informasi (Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok)

➢ Siswa masuk dalam grup diskusi dalam


googleclassroom
➢ Siswa mengerjakan LKPD dengan dibimbing guru
➢ Siswa berdiskusi mengenai tugas-tugas dalam LKPD
melalui googleclassroom (critical thinking,
collaboration, ICT, (Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok)
➢ Siswa mencari informasi dalam kelompok melalui
bahan ajar maupun secara online melalui
webbrowser dengan didampingi guru dan
menuliskan pada LKPD (creativity and innovation,
critical thinking, ICT, Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok)
1. Organ peredaran darah dan fungsinya
2. Perbedaan pembuluh nadi dan pembuluh balik
➢ Siswa mencari informasi dalam kelompok melalui
bahan ajar maupun secara online melalui
webbrowser dengan didampingi guru

55
(collaboration, critical thinking, ICT, Membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok)
1. Pengertian pantun dan unsur-unsurnya

Mengkomunikasikan (mengembangkan dan menyajikan


data)

➢ Siswa dalam kelompok menuliskan hasil kerjanya


pada LKPD (ICT, collaboration, creativity dan
innovation, communication) (Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya)
➢ Siswa menggambar sistem peredaran darah dan
menuliskan cara kerjanya secara mandiri (creativity
dan innovation)
➢ Siswa membuat pantun secara mandiri (creativity
dan innovation)
➢ Salah satu kelompok mempresentasikan hasil tugas
kelompok secara bergantian serta kelompok lain
menanggapi (collaboration, communication,
santun, berani)
➢ Guru mengonfirmasi dan mengapresiasi hasil
pekerjaan siswa (Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah)
➢ Guru menguatkan dan meluruskan pemahaman
siswa. (Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
➢ Seluruh hasil kerja siswa diupload di
googleclassroom (disiplin, tanggung jawab, ICT)
Ayo renungkan!

➢ Siswa diajak merenungkan pentingnya menjaga


kesehatan organ (critical thinking, peduli)

56
Penutup KEGIATAN PENUTUP DILAKUKAN DENGAN GOOGLEMEET 15 menit

menyimpulkan/ 1. Siswa mengemukan hasil belajar hari ini dan bersama


generalization guru menyimpulkan pembelajaran
2. Siswa melakukan refleksi (integritas)
3. Guru memberi umpan balik bagi siswa
4. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
5. Siswa mengerjakan soal evaluasi
https://forms.gle/6LnsJjuJRchSuKKs6

6. Guru menjelakan materi/kegiatan pembelajaran


selanjutnya.
7. Menyanyikan salah satu lagu wajib ”Garuda
Pancasil)(nasionalisme, persatuan, dan toleransi.)
8. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.(religius).
9. Guru mengucapkan salam penutup
H. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru
yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian sebagai berikut.

a. Teknik Penilaian
57
1. Penilaian Sikap: Observasi

2. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis

3. Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja

b. Instrumen penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
Penilaian dilakukan melalui google formulir meliputi pengertian pantun,
unsur pantun,

cara kerja organ peredaran darah, cara menjaga organ peredaran darah,
fungsi organ peredaran darah melalui link
https://forms.gle/6LnsJjuJRchSuKKs6

2. Penilaian sikap
Guru dapat menambahkan catatan penilaian sikap, contoh terlampir pada
lampiran pertama Buku Guru.
Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada sikap setiap siswa yang terlihat!

Tanggung Percaya
Nama Jujur Disiplin Santun Peduli
No Jawab Diri
Siswa
T BT T BT T BT T BT T BT T BT

Keterangan:

T : Terlihat

: Belum
BT
Terlihat

58
3. Penilaian Keterampilan
• Rubrik Kreasi Pembuatan Bagan Organ Peredaran Darah

• Rubrik Mencari Informasi tentang Pantun

59
• Rubrik Mencari Informasi Mengenai Organ-organ Peredaran darah

I. PROGRAM REMEDIAL
1. Siswa yang masih memiliki kesulitan dalam menemukan unsur penting
pantun dapat melatihnya dengan guru.
2. Guru memilihkan pantun sederhana, kemudian bersama menemukan unsur
pantun tersebut
3. Guru memandu siswa menganalisis organ peredaran darah dan fungsinya

J. PENGAYAAN

60
1. Carilah informasi tentang persamaan dan perbedaan antara pantun dan syair.
Tuliskan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

2. Carilah informasi mengenai cara menjaga kesehatan organ peredaran darah!

K. SUMBER DAN MEDIA


SUMBER MEDIA Alat/bahan
• Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku • Video • Alat tulis, kertas,
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 • Gambar pewarna
Rev.2017, Jakarta: Kementerian • Google
Pendidikan dan Kebudayaan, Classroom/Google
drive
2013).
• Zoom/googlemeet
• Buku Guru Tema Tema 1 Kelas 5 (Buku • HP atau Leptop
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 • LKPD
Rev.2017, Jakarta: Kementerian • PPT
Pendidikan dan Kebudayaan,
2013).
• Lingkungan sekitar

Refleksi Guru

61
Catatan Guru

1. Masalah :……….

2. Ide Baru :………..

3. Momen Spesial :………….

Mengetahui …………………, ...............

Kepala Sekolah, Guru Kelas 5 ,

Watini, S.Pd Vincensia Ratri Adiyani, S.Pd.

NIP. 19620616 1980 2 001 NIP19930409 201903 2 013

62
RPP SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING

(RPP) KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SD Negeri Bendungan

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)

Sub Tema : Peredaran Darahku Sehat (Sub Tema 1)

Pembelajaran ke : 4

Alokasi waktu : 2 JP

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : IPS

63
No Kompetensi Dasar Indikator

3.2 Memahami interaksi manusia dengan 3.2.1 Menganalisis bentuk


lingkungan dan pengaruhnya terhadap interaksi
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat Indonesia. manusia dilingkungannya
(HOTS, C4-4C)

4.2 Menceritakan interaksi manusia dengan 4.2.2 Membuat laporan


lingkungan dan pengaruhnya terhadap pengamatan di
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat Indonesia. lingkungan tempat tinggal.

Muatan : PPKn

No Kompetensi Dasar Indikator

1.2 Menghargai kewajiban, hak, dan tanggug 1.2.1 Menerapkan sikap toleran
jawab sebagai warga masyarakat dan sebagai
umat beragama dalam kehidupan sehari-
hari. umat beragama.

2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam 2.2.1 Bertanggungjawab dengan


memenuhi kewajiban dan hak sebagai hak dan kewajiban sebagai
warga masyarakat dalam warga masyarakat.

kehidupan sehari-hari.

3.2 Memahami makna tanggung jawab 3.2.1 Menganalisis berbagai


sebagai warga masyarakat dalam tanggung

kehidupan sehari-hari. jawab dalam masyarakat


(HOTS,

C4-4C)

64
4.2 Mengambil keputusan bersama tentang 4.2.1 Mengikuti pengambilan
tanggung jawab sebagai warga keputusan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
bersama di dalam
masyarakat.

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompetensi Indikator

3.6 Menggali isi dan amanat pantun yang 3.6.1 Menyimpulkan pengertian
disajikan secara lisan dan tulis dengan pantun
tujuan untuk kesenangan.
kanak-kanak, pantun muda,
pantun

tua (HOTS, 4C)

4.6 Melisankan pantun hasil karya pribadi 4.6.1 Membuat pantun


dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat sebagai bentuk ungkapan diri.

C. TUJUAN
1. Dengan mengamati gambar dan membaca contoh aktivitas masyarakat
pada power point, siswa dapat menganalisis interaksi masyarakat
dilingkungannya dalam upaya pembangunan sosial budaya sesuai bacaan
dengan benar (HOTS, 4C, ICT)
2. Dengan kegiatan mengamati lingkungan sekitar, siswa dapat membuat
laporan hasil observasi dilingkungan sekitar tentang upaya pembangunan
sosial budaya secara rinci
3. Dengan membaca kasus melalui power point, siswa dapat menganalisis
berbagai tanggung jawab dalam masyarakat dengan tepat (HOTS,C4-4C)
4. Dengan kegiatan mengemukakan pendapat melalui google meet, siswa
dapat mengikuti pengambilan keputusan dalam masyarakat dengan benar
5. Dengan kegiatan membaca contoh pantun kanak-kanak, pantun muda,
dan pantun dewasa melalui power point, Menyimpulkan pengertian
pantun kanak-kanak, pantun muda, pantun tua yang dibacanya dengan
tepat (HOTS, 4C, ICT)
65
6. Dengan kegiatan menulis pengertian pantun, siswa dapat membuat pantun
secara tepat.

D. MATERI
MATERI
MATERI REGULER MATERI REMEDIAL
PENGAYAAN

IPS IPS IPS

menemukan jenis- menemukan jenis- Mengamati interaksi di


jenis interaksi pada jenis interaksi pada lingkungan rumah
gambar/kasus gambar/kasus

Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia

Menentukan dan Menentukan jenis- Membuat berbagai


jenis-jenis pantun jenis pantun yang jenis pantun
yang disajikan disajikan

PPKN PPKN PPKN

Menuliskan Menuliskan Menuliskan manfaat


pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
tanggung jawab tanggung jawab tanggung jawab di
sebagai masyarakat masyarakat
pada soal

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan


Ceramah

Model : Problem Based Learning dengan menerapkan TPACK,


ICT, 4C, LITERASI,

PPK, Neurosains

66
F. Karakter yang diharapkan : Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong-royong,
Integritas, jujur,
percaya diri, disiplin, tanggung jawab, mandiri

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan KEGIATAN PENDAHULUAN DILAKUKAN 15 menit


DENGAN GOOGLE MEET (ICT)

9. Kelas dimulai dengan dibuka dengan


salam, menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa melalui WA (Disiplin, ICT)
10. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh
salah seorang siswa. Siswa yang diminta
Neurosains membaca do’a adalah siswa siswa yang
hari ini datang paling awal. (Menghargai
kedisiplikan siswa/PPK).
11. Siswa melakukan tepuk semangat
12. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau
lagu nasional lainnya atau menghormat
pada bendera merah putih (Nasionalisme.)
13. Pembiasaan membaca/ menulis/
mendengarkan/ berbicara selama 15-20
menit (literasi)
14. menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai;

15. menyampaikan cakupan materi dan


langkah kegiatan pemmbelajaran secara
garis besar
Inti KEGIATAN INTI DILAKUKAN MELALUI 140 menit
GOOGLE MEET

Sebelumnya guru mengingatkan siswa untuk


mendownload materi pembelajaran pada WA
atau google drive

1. Pada awal pembelajaran, guru menstimulus


ide, gagasan, dan motivasi siswa dengan
pertanyaan panduan yang ada di buku guru.
Oleh karena itu, guru meminta siswa untuk

67
mengungkapkan pendapatnya secara percaya
diri. (Orientasi peserta didik pada masalah)
1. Apa kamu pernah mengerjakan tugas
kelompok?
2. Apa saja tugas saat bekerja berkelompok?
Siswa dibagi dalam kelompok
(Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar)
Mengamati

2. Siswa mengamati gambar pada tayangan


powerpoint lalu membaca narasi dengan
dibimbing guru (Critical thinking, mandiri, ICT,
TPACK) (Orientasi peserta didik pada
masalah)
Menanya

3. Siswa bertanya jawab mengenai gambar


(Critical thinking, santun)
4. Guru memandu siswa memahami mengenai
tanggung jawab dalam kelompok
Mengamati

5. Siswa membaca narasi dan contoh pantun


pada tayangan power point sesuai arahan
guru (mandiri, ICT, TPACK) (Orientasi
peserta didik pada masalah)
Menanya

6. Siswa melakukan tanya jawab mengenai


pantun tersebut (santun, communication,
collaboraton, critical thinking)
7. Guru menjelaskan mengenai pantun dan jenis
pantun berdasarkan usia
Mengamati

8. Siswa diminta untuk mengamati gambar


kegiatan gotong royong sesuai petunjuk guru
(Mandiri, TPACK, ICT) (Orientasi peserta
didik pada masalah)
Menanya

9. Siswa bertanya jawab mengenai gambar


tersebut (critical thinking, santun)
Menalar

68
10. Siswa menganalisis interaksi yang terjadi
pada gambar (critical thinking, HOTS)
11. Guru menjelaskan mengenai upaya yang bisa
dilakukan warga masyarakat untuk
melaksanakan tanggung jawabnya di bidang
budaya dan sosial dengan bantuan power point
(TPACK, ICT)
Mengamati

Selanjutnya, siswa diminta mengamati aktivitas


masyarakat dalam upaya pembangunan sosial
budaya, lalu membuat laporan hasil observasi.
(peduli, madiri, critical thinking)

Menalar

12. Siswa membaca dan bertanya jawab mengenai


kasus tersebut “tanggung jawab dalam
masyarakat” soal contoh kasus pada tayangan
power point atau materi yang sudah
didownload dari googleclassroom (mandiri,
ICT) (Orientasi peserta didik pada masalah
critical thinking)
Mengumpulkan informasi

13. Siswa masuk dalam kelompok dan berdiskusi


dalam forum google classroom (ICT),
(mengorganisis peserta didik untuk belajar,
14. Guru memandu siswa untuk berdiskusi dan
mengerjakan LKPD secara berkelompok baik
melalaui google classroom maupun goole meet
mengenai (Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok, ICT, TPACK,
HOTS, critical thinking)
- Tanggung jawab dalam kelompok
- Pengertian dan unsur pantun kanak-kanak,
pantun muda dan pantun tua
- Memecahkan kasus mengenai tanggung
jawab keamanan dalam masyarakat
- Tanggung jawab dalam masyarakat dengan
memecahkan kasus “sikap Ketika ada yang
menanyakan alamat Pak RT)
15. Setiap kelompok menuangkan hasil dalam
LKPD (Mengembangkan dan menyajikan

69
hasil karya)(cretivity and innovation,
collaboration)
16. Setiap siswa membuat laporan mengenai
berbagai interaksi dalam masyarakat serta
membuat pantun secara mandiri
(Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya) )(cretivity and innovation,
collaboration
Mengkomunikasikan

17. Setiap kelompok mempresentasikan hasil


pekerjaan kelompok secara bergantian dan
kelompok lain menanggapi (collaboration,
communication)
18. Salah satu siswa diminta mempresentasikan
hasil secara individu mengenai pantun dan
laporan pengamatan lingkungan yang
dibuatnya (collaboration, communication)
19. Guru mengidentifikasi dan menganalisa
jawaban masing-masing siswa dan memberi
penguatan (TPACK) (Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah)
20. Guru meluruskan jawaban siswa serta
mengapresiasi jawaban siswa (Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah)
21. Guru memberi kesempatan pada siswa yang
mau bertanya
22. Siswa mengumpulkan seluruh hasil
pekerjaannya melalui google classroom

70
Penutup KEGIATAN PENUTUP DILAKUKAN DENGAN 15
ZOOM/GOOGLE MEET (ICT)

10. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini


Menyimpulkan 11. Siswa melakukan refleksi(integritas)
/generalization 12. Guru memberi umpan balik bagi siswa
13. Guru membuat kesimpulan bersama dengan
siswa dan memberi penguatan
14. Siswa diberikan kesempatan berbicara
/bertanya dan menambahkan informasi dari
siswa lainnya.
15. Siswa mengerjakan soal evaluasi
16. Penugasan dirumah
• Untuk mengoptimalkan kerja sama, siswa
dapat berbagai peran dan tugas denga
orang tuanya.
17. Guru menjelakan materi/kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
18. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan (nasionalisme, persatuan,
dan toleransi.)
19. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah
satu siswa.(religius)

71
H. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.

a. Teknik Penilaian

1. Penilaian Sikap: Observasi

2. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis

3. Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja

c. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
Kegiatan penilaian dilakukan melalui google form meliputi interaksi
masyarakat, tanggung jawab dalam masyarakat, pantun

2. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan melalui observasi

Petunjuk:

Berilah tanda centang ( ) pada sikap setiap siswa yang terlihat!

Keterangan:

T : Terlihat

72
BT : Belum Terlihat

3. Penilaian Keterampilan
Rubrik Membuat Laporan Hasil Observasi

Rubrik berkreasi membuat pantun

73
G. SUMBER DAN MEDIA
SUMBE MEDIA Alat/bahan
R
• Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 • Video • Alat tulis, kertas,
(Buku Tematik Terpadu • Gambar pewarna
Kurikulum 2013 Rev.2017, • Cerita
Jakarta: Kementerian • Kasus
Pendidikan dan Kebudayaan, • Google
Classroom/Google
2013).
drive
• Buku Guru Tema Tema 1 • Googlemeet
Kelas 5 (Buku Tematik • HP atau Leptop
Terpadu Kurikulum 2013 • LKPD
Rev.2017, Jakarta: • PPT
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan,
2013).
• Lingkungan sekitar

74
Refleksi Guru

Catatan Guru

1. Masalah :……….

2. Ide Baru :………..

3. Momen Spesial :………….

Mengetahui …………………, ...............

Kepala Sekolah, Guru Kelas 5,

Watini, S.Pd Vincensia Ratri Adiyani, S.Pd.

NIP. 19620616 1980 2 001 NIP19930409 201903 2 013

75
RIWAYAT HIDUP

Vincensia Ratri Adiyani merupakan anak kedua dari


pasangan Damianus Hari Wuryanto dan Theresia Timur
Murniningsih. Lahir di Sleman, Yogyakarta pada tanggal
09 April 1993. Pendidikan awal dimulai di Sekolah Dasar
Kanisius Kadirojo, Yogyakarta tahun 1999-2005.
Pendidikan dilanjutkan ke jenjang pendidikan SMP Negeri
1 Kalasan, Sleman, Yogyakarta, dan lulus pada tahun 2008.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah
Menengah Atas Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, di SMA Negeri 1 Kalasan, dan
lulus pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun
dan lulus tahun 2015. Selama lulus dari S1 Universitas Sanata Dharma penulis
bekerja sebagai guru dibeberapa instansi. Berikut riwayat pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penulis:

Riwayat Pekerjaan

No Nama Instansi Tahun Status


Mengajar

1 SD Negeri Jomblang 1 2015 Honor

2 SD Negeri Sambiroto 2 2018 PHL

3 SD Negeri Bendungan 2019 CPNS

4 SD Negeri Bendungan 2020 PNS

76

Anda mungkin juga menyukai