Belajar.
Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua
guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru,
dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses
dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum
untuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan.
1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam
satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik
ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan
nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan
jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi
membaca dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa
kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi
membaca dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi
mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh
karena itu seluruh siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama.
Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan
tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM.
Materi belajar pada topik ini sudah Anda lewati. Petunjuk, teknis pelaksanaan, kriteria
peserta dan merumuskan butir soal AN telah Anda pahami. Sebelum melangkah ke topik
selanjutnya, silahkan mengikuti kuis Pelaksanaan Asesmen Nasional untuk mengukur
pemahaman belajar Anda pada topik ini. Berikut terdapat beberapa pernyataan benar
atau salah. Pilihlah pernyataan yang benar.
Jika Anda mendapat hasil yang kurang maksimal, Anda dapat kembali mempelajari
materi pada topik ini. Kemudian, Anda diberi kesempatan untuk mengulang kuis ini.
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis,
mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis,
menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan
pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang
lebih dari sekedar mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan
menulis, perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna
terkait berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan
pendidikan, kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk
dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen
Literasi Membaca yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan
diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya
mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada
beberapa tingkat proses kognitif.
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini
dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat
proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat
menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah
menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan
konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan.
Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.
Selanjutnya Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SD.
Pada tingkat SD terdapat 3 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level
pembelajaran yang ada pada tingkat SD.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 1 dan 2, siswa akan menemukan informasi
dengan cara mengakses dan mencari informasi dalam teks. Selain itu siswa akan
memahami teks secara literal, kemudian menyusun inferensi, membuat koneksi dan
prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga akan mengevaluasi dan
merefleksi dengan menilai format penyajian dalam teks. Bapak dan Ibu juga dapat
melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link
Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi
Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 3 dan 4, sama seperti level pembelajaran 1 siswa
juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada
kelas 3 dan 4 akan menggunakan konten yang sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan
mengevaluasi menilai format penyajian dalam teks, selain itu siswa juga merefleksi isi
wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks
terhadap pengalaman pribadi. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level
Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 5 dan 6, sama seperti level pembelajaran 2 siswa
juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada
kelas 5 dan 6 akan menggunakan konten yang sesuai dengan jenjangnya. Bapak dan Ibu
juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 3
Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 3 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen
literasi membaca pada tingkat SD. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-
contoh butir asesmen literasi membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SD.
Melalui teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi yang
dilatihkan. Kompetensi apa saja yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Contoh soalnya:
A Kupu-kupu
B Capung
C Belalang
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:
Contoh-Contoh Butir Soal Kompetensi Level 1
2. Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai
jenjangnya
Contoh soalnya:
Pernyataan Ben
Sukma dan Trisna mendapat tugas sains dari Ibu Guru untuk mengamati serangga.
Contoh soalnya:
Bagaimana perasaan Sukma dan Trisna setelah menyelesaikan tugas dari Bu guru?
Ketik jawabanmu!
Gembira
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:
Contoh soalnya:
Klik pada pilihan jawaban yang tepat!
Apa kegiatan Sukma dan Trisna sebelum pergi ke lapangan untuk mencari serangga?
A Berencana untuk menangkap capung.
Contoh soalnya:
Perhatikan Gambar!
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Pada gambar nomor berapa Sukma dan Trisna berhasil menangkap capung?
A Gambar nomor 1.
B Gambar nomor 2.
C Gambar nomor 3.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut:
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Mela mempunyai teman baru di kelasnya
Namanya Arini
Mela ingin mengajak Arini bermain sepeda di taman kota
Sayangnya, Arini belum tahu letak taman kota
Kemudian, Mela membuat sebuah denah untuk Arini
Klik pada satu pilihan jawaban!
B Di seberang masjid
Menurut kamu, mana judul yang paling cocok untuk tulisan itu?
Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi siswa SD. Pada aktivitas ini,
Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal literasi yang akan membantu siswa
Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi literasi untuk bernalar dalam
pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.
1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari situ
Anda dapat memilih teks yang sesuai. Misalnya, dari ketiga teks berikut ini manakah
yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah teks 1, teks 2 atau teks 3?
Jelaskan.
Konsep Numerasi
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD – Angkatan 2 Asesmen Numerasi
Tingkat SD Konsep Numerasi
IN PROGRESS
Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi
dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai
asesmen numerasi dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang
dimaksud dengan numerasi.
Pada jenjang SD/MI terdapat 3 level pembelajaran. Pada level 1 terdapat 3 konten yang
dipelajari yakni, bilangan, geometri dan pengukuran serta aljabar. Sedangkan pada level
2-3 terdapat 4 konten yakni, bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar, dan data dan
ketidak pastian.
IN PROGRESS
Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen
Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai
konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta
memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang
Anda akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen
Kompetensi Minimum dilaksanakan.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat
tingkat penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan
numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan
kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat
kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada
suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut
ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dengan Berbasis
Konten
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD – Angkatan 2 Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan
Berbasis Konten
IN PROGRESS
IN PROGRESS
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi
setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi,
tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan
terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya.
Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level
penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk
beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat”
berdasarkan informasi baru.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan
kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan
tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012).
Merekomendasikan Strategi
Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan
Asesmen Kompetensi Minimum
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD – Angkatan 2 Tindak Lanjut Laporan
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan
Asesmen Kompetensi Minimum
IN PROGRESS
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara
komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak
mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil
AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata
pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi
Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata
pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi:
menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan
menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan,
murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu
pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual
dan pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar
pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai
koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi
kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan
koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran
berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat
penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM
dan Implikasinya pada Pembelajaran
IN PROGRESS
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil
Asesmen Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa
dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami
bagaimana laporan hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi
pembelajaran yang lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten
saja.
Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu
bagaimana praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini
juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam
pembelajaran mata pelajaran.
egitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan
Pembelajaran
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum untuk Tingkat SD – Angkatan 2 Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen
Kompetensi Minimum Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran
IN PROGRESS
Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa
keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan
pengalaman belajar murid yang berkualitas?
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran
apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita
setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang
pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses
pembelajaran yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang
mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu
kita tidak melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri
sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang
menentukan pengalaman belajar murid.
Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut: