Anda di halaman 1dari 39

1

MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X SMA NEGERI 3 PALU PROPOSAL PENELITIAN

Oleh : JULIANTY A 351 07 024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2011

A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Pasal 3), disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berkaitan dengan tujuan pendidikan tersebut maka dalam proses pembelajaran merupakan perpaduan kegiatan yang melibatkan dua unsur secara manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Bagaimana seorang guru dapat menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Suatu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pembelajaran ataupun

setting lainnya. Model pembelajaran itu berbagai macamnya, dan kebaikan model pembelajaran sangat tergantung kepada tujuan pembelajaran itu sendiri. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari filosof yang mengemukakan bahwa dalam pembelajaran seseorang harus memiliki pasangan atau teman, sehingga teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif pertama kali dirancang oleh Elliot Arison dkk, yang selanjutnya model ini dikembangkan oleh Robert Slavin. Model pembelajaran kooperatif tumbuh dari suatu tradisi pendidikan yang menekankan berfikir dan latihan, bertindak demokratis, pembelajaran aktif, saling memberi dan menerima, bekerjasama dan saling menghormati dalam perbedaan. Pembelajaran kooperatif mengacu pada pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil (45) yang memiliki kemampuan yang heterogen dan saling membantu satu sama lain dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa yang memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam kelompokkelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran yang diberikan. Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-

sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya. Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan permasalahan. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang diterapkan yaitu model kooperatif tipe investigasi kelompok. Hal ini didasarkan oleh kemampuan siswa dalam satu kelas beragam dan siswa berkemampuan tinggi aktif dalam pembelajaran, sehingga diharapkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu siswa berkemampuan rendah memahami pembelajaran geografi. Selain itu dalam pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok siswa dilibatkan dalam penyelidikan untuk memecahkan suatu masalah sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sudah diterapkan di SMA Negeri 3 Palu, sejak bulan Januari, semester II, Tahun Pelajaran 20102011. Dari hasil observasi awal terhadap guru geografi yaitu Bpk. Drs. IBG Wijda Kusuma peneliti mendapatkan gambaran tentang penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok, yang telah diterapkan di kelas X dengan materi tentang litosfer dan atmosfer yaitu dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk memecahkan suatu topik permasalahan yang nantinya akan dipresentasikan didepan kelas. Berdasarkan hasil observasi, maka peneliti tertarik untuk meninjau lebih jauh tentang penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok tersebut di

SMA Negeri 3 Palu. Dengan menerapkan model kooperatif tersebut guru mengharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat serta keterlibatan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada meningkatnya hasil belajar siswa khususnya bidang studi geografi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan dan respon siswa terhadap model kooperatif tipe investigasi kelompok pada pembelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 3 Palu? 2. Bagaimana akibat penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X di SMA Negeri 3 Palu? C. Tujuan, Sasaran, dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan model koperatif tipe investigasi kelompok dalam proses pembelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 3 Palu; 2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok di kelas X SMA Negeri 3 Palu;

3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok di kelas X SMA Negeri 3 Palu. Sasaran Penelitian Sebagai sasaran dalam penelitian ini meliputi : - SMA Negeri 3 Palu sebagai lokasi penelitian; - Guru geografi SMA Negeri 3 Palu yaitu Bpk. Drs. IBG Wijda Kusuma yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada kelas X SMA Negeri 3 Palu; - Siswa-siswi kelas X SMA Negeri 3 Palu; - Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk: 1. Sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe investigasi kelompok dalam

pembelajaran geografi di kelas X SMA Negeri 3 Palu. 2. Memberikan pemahaman tentang penerapan model kooperatif tipe investigasi dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran geografi pada SMA. D. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada proses penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok serta respon siswa pada pembelajaran geografi melalui model kooperatif tipe investigasi kelompok di SMA Negeri 3 Palu.

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah Guru Geografi serta Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Palu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat secara langsung proses penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok pada pembelajaran geografi dengan pembahasan Jagad Raya, karena model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih difokuskan pada keterampilan dan keaktifan belajar siswa, maka guru hanya membahas materi berupa gambaran umumnya saja, kemudian siswa yang mencari tahu lebih jauh tentang materi yang dibahas, dengan membuat kelompok investigasi dan dilakukan disemua kelas yaitu dari kelas XA sampai kelas XJ. Pembahasan dalam materi yaitu hanya pokok bahasan yang akan diterapkan model investigasi kelompok tersebut, yang ditinjau dari aspek materi yang diajarkan apakah sesuai dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok tersebut. E. Kajian Pustaka Tinjauan Pustaka Penelitian sejenis dengan menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Echi Abd. Samad, 2008 Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran kooperatif Tipe Group investigation Siswa Kelas XB SMA Negeri 8 Palu. Hasil Penelitian Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA FKIP UNTAD Besarnya peranan guru dalam menggunakan pendekatan dan berbagai metode pengajaran dalam kegiatan pembelajaran sangat menentukan hasil belajar siswa. Pelaksaanaan pembelajaran yang baik tergantung dari pembuatan perangkat pembelajaran serta metode-metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan skripsi yang telah dibaca bahwa rendahnya hasil belajar biologi siswa khususnya kelas XB disebabkan oleh kurangnya respon siswa untuk mengikuti pelajaran biologi, hal ini dapat dilihat dari hasil yang di peroleh siswa pada semester sebelumnya dengan rata-rata nilai 50,8. Walaupun sekolah ini sudah menerapkan kurikulum KTSP Namun Metode diskusi, ceramah dan penugasan adalah yang sering digunakan yang pada akhirnya siswa hanya sekedar memperoleh infromasi dan kemudian menghafalkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa XB SMA Negeri 8 Palu. Sasarannya yaitu siswa siswi Kelas XB SMA Negeri 8 Palu, dan ruang lingkup dalam skripsi ini difokuskan pada penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok serta peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas XB SMA Negeri 8 Palu. Metode dalam skripsi ini yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas) maka Rancangan penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu: Tahapan-tahapan penelitian 1. 2. Pra Tindakan meliputi pembentukan kelompok belajar Pelaksanaan tindakan yaitu dilakukan melalui dua siklus

Hasil penelitian, hasil penelitian siklus I Tindakan siklus I ini, dilaksanakan 3 kali hasil yang diperoleh bahwa pada pertemuan pertama terlihat beberapa aspek yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar masih kurang baik seperti kemampuan kelompok dalam membuat hipotesis /melakukan pengujian hipotesis (investigasi), Pada pertemuan kedua terlihat adanya beberapa peningkatan kegiatan guru saat melakukan kegiatan belajar mengajar seperti pada aspek membagi kelas dalam beberapa kelompok, membimbing kelompok membuat hipotesis/ melakukan pengujian hipotesis

(investigasi). Pada hasil penelitian siklus II di peroleh skor tertinggi 96, skor terendah 64 sehingga skor rata-rata yang diperoleh 80.93 terdiri dari 31 orang siswa yang tuntas sebanyak 29 orang dengan persentase ketuntasan klasikal 93.5% dan daya serap klasikal 80.93%, dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe group investigation dinyatakan tuntas dan mencapai target yang telah ditentukan yaitu 80%. Kesimpulannya berdasarkan hasil diperoleh pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XB SMA Negeri 8 Palu. Nur Ainun, 2010. Penerapan Model Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok pada Mata Pelajaran Pkn Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu. Skripsi Program Studi PPKN. Jurusan Pendidikan IPS FKIP UNTAD. Sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari PKn, di sebabkan kurangnya pemahaman konsep yang mengakibatkan siswa kesulitan untuk menerapkan konsep tersebut dalam pemecahan masalah, selain itu sampai saat ini pelajaran PKn dipandang identik dengan materi-materi hafalan serta penggunaan metode yang kurang inovatif. Metode yang di gunakan masih dominasi oleh metode ceramah, Tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan penelitian dengan menerapkan model kooperatif tipe investigasi kelompok di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu. Tujuan dari skripsi ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada mata pelajaran PKn kelas XI IPS 2. Sasaran dalam skripsi ini yaitu siswa-siswi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu. Metode dalam skripsi ini yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas) maka Rancangan penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan

10

sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu: Tahapan-tahapan penelitian 1. Pra Tindakan meliputi pembentukan kelompok belajar 2. Pelaksanaan tindakan yaitu dilakukan melalui dua siklus Dari hasil Penelitian diperoleh hasil persentase ketuntasan klasikal 83.33% dan daya serap Klasikal 75 %, ini terlihat bahwa standar ketuntasan sudah baik (standar ketuntasan SKBM di SMA Negeri 7 palu yaitu 70%). Pada hasil penelitian siklus ke II diperoleh jumlah skor pada pertemuan pertama adalah 30 dari skor maksimal 36, dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 83.3% keberhasilan dalam kategori sangat baik, dengan tuntas klasikal 94.44%, daya serap klasikal 85.67%. Diperoleh kesimpulan yaitu Kemampuan interaksi edukatif (ketuntasan) meningkat, penguasaan materi ajar meningkat terlihat pada siklus I dan II Ratarata hasil belajar meningkat, aktivitas siswa meningkat lebih antusias, tercipta suasana aktif dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran.

Landasan Teoritis 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah sebuah proses guru membelajarkan siswa yang di harapkan ada kegiatan belajar pada diri siswa. Hal ini yang menjadi dasar bagi guru agar dapat menciptakan sebuah perencanaan pembelajaran sebagai usaha mengembangkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersamasama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya.

11

Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan permasalahan. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. 2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Abdussakir (2009) http://abdussakir.wordpress.com diakses kamis 14 juli 2011 jam 11.40.20 detik), mengemukakan Investigasi Kelompok dikembangkan oleh Shlomo & Yael Sharon di Universitas Tel Aviv (Slavin, 1995). Investigasi Kelompok adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Narudin (2009) http://davidnarudin.blogspot.com diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.30.12 detik), Metode ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam

12

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Dahlan (1984:21) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah: Suatu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pembelajaran ataupun setting lainnya. Disadari benar, bahwa dalam menentukan model yang dianggap tepat adalah terlalu sulit. Model pembelajaran itu berbagai macamnya, dan kebaikan model mengajar sangat tergantung kepada tujuan pengajaran itu sendiri. Metode Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan didepan kelas secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan tetapi dengan konsep yang lebih sederhana. Joyce dkk (2009:319) mengemukakan beberapa fase dalam struktur model pembelajaran investigasi kelompok (grup investigation) sebagai berikut: Fase pertama siswa dihadapkan pada keadaan yang penuh dengan tekateki dan membingungkan (direncanakan atau tidak direncanakan), fase kedua siswa mengeksplorasi reaksi terhadap situasi, fase ketiga siswa merumuskan tugas dan mengatur pelajaran (masalah definisi, peran, tugas dan lain-lain), fase keempat kemandirian dan kelompok belajar,

13

fase kelima siswa menganalisis dan proses, fase keenam mendengar ulang aktifitas. Guru yang menggunakan pembelajaran tipe investigasi kelompok paling sedikit mempunyai tiga tujuan yang saling berkaitan. Pertama membantu siswa untuk melakukan investigasi kelompok terhadap suatu topik secara sistematik dan analitik. Kedua pemahaman yang mendalam terhadap topik yang diberikan. Ketiga yaitu dalam investigasi kelompok siswa belajar bagaimana bekerja secara kooperatif dalam memecahkan masalah. Belajar untuk bekerja sama merupakan tipe investigasi kelompok dapat mencapai tiga hal yaitu siswa belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerja secara kooperatif.
3. Penerapan Metode Investigasi Kelompok

Abdussakir (2009) http://abdussakir.wordpress.com diakses kamis 14 juli 2011 jam 11.40.20 detik), Perencanaan dalam melakukan Metode Investigasi Kelompok melibatkan lima tahapan antara lain sebagai berikut: a. Menentukan tujuan b. Merencanakan pengumpulan informasi c. Membentuk kelompok d. Mendesain aktivitas kelompok e. Merencanakan aktivitas kelompok secara keseluruhan Gambar implementasi metode Investigasi Kelompok Seperti pada perencanaan, implementasi aktivitas meliputi lima tahap yaitu: a. Seleksi topik

14

Pengorganisasian kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang anggotanya heterogen. Kemudian tahap identifikasi topik, dimana siswa menentukan subtopik dari sebuah wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru.

b. Perencanaan Kelompok Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih. c. Pelaksanaan Investigasi (Implementasi) Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya. d. Penyajian Laporan. Siswa membuat laporan kerja kelompok dan dipresentasikan didepan kelas. Berkaitan dengan implementasi metode Investigasi Kelompok, dalam proses belajar-mengajar, pengajar dan siswa yang belajar melakukan serangkaian langkah-langkah pokok. 4. Tiga konsep utama yang menjadi ciri Model Investigasi Kelompok a. penelitian (inquiry); Penelitian disini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah b. pengetahuan (knowledge); pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung c. Dinamika belajar kelompok (the dynamic of the learning group); menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang

15

melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi. Beberapa hal penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah: a. Membutuhkan Kemampuan Kelompok Didalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun diluar kelas. kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja. b. Rencana Kooperatif Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka didalam kelas. c. Peran Guru Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok. 5. Pembelajaran Geografi Pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan yang memberikan suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar, oleh karena itu pembelajaran bersifat rekayasa perilaku, maka proses tersebut terikat pada tujuan.

16

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Pembelajaran geografi pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa mengenali dan memahami gejala alam dan kehidupan dalam kaitannya dengan keruangan dan kewilayahan, mengembangkan sikap positif rasional untuk menghadapi permasalahan yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh lingkungan. Pembelajaran geografi itu sendiri adalah proses dan interaksi antara guru dan murid dalam menelaah interaksi, interelasi, dan integrasi gejala-gejala di permukaan bumi yang dapat di ungkapkan dengan pertanyaan Apa (What), dimana (Where), kapan (When), mengapa (Why), dan bagaimana (How). Materi geografi untuk SMA kelas X menggunakan KTSP Tahun 2006 dari semester 1 sampai 2 mencakup didalamnya yaitu konsep, metode pendekatan, prinsip dan aspek geografi, sejarah pembentukan bumi serta unsur-unsur geografi, dan materi yang akan digunakan dalam penerapan model kooperatif investigasi kelompok yaitu pada Bab II materi tentang jagad raya. 6. Kerangka Umum Pemikiran Penelitian model kooperatif tipe investigasi kelompok dilaksanakan di SMA Negeri 3 palu, dengan melakukan observasi, dan menemukan masalah yang akan diteliti yaitu begitu jarang guru-guru yang memakai atau menerapkan model kooperatif tipe investigasi kelompok, maka peneliti tertarik untuk meninjau lebih jauh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok tersebut. Data-data tipe

17

atau referensi mengenai model pembelajaran tipe investigasi kelompok dikumpulkan dari perpustakaan dan media internet yang menjadi landasan peneliti untuk melakukan penelitian ini, apakah sudah sesuai dengan prosedur model pembelajaran kooperatif atau berbeda yang diterapkan di lapangan. Setelah mendapatkan semua data-data yang diteliti kemudian dilakukan analisis data dan menarik kesimpulan.

18

Latar belakang penelitian, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sudah diterapkan di SMA Negeri 3 palu ,pada bulan januari semester II tahun pelajaran 2010-2011 dengan standar/acuan KTSP 2006.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan dan respon siswa pada pembelajaran geografi di SMA Negeri 3 Palu, dan bagaimana akibat dari penerapan model tersebut.

Penelitian lapangan berupa observasi dan wawancara untuk mendapatkan data primer dan data sekunder.

Landasan teoritis dari penelitian ini yaitu pengertian model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok serta prosedur/cara penerapan model pembelajaran tersebut.

Populasi dan sampel yaitu siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu.

Observasi langsung pada guru bidang studi geografi yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada kelas X serta dokumentasi foto dan video.

Analisis data yaitu data yang telah di dapat dari hasil penelitian, dianalisis sesuai dengan pedoman/rumus yang di pakai.

penarikan kesimpulan dari hasil analisis data.

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

19

F. Metode penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi atau peristiwa saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskripif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. 2. Lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Palu, yang beralamat tetap di Jalan Dewi Sartika No. 104 Palu. Secara administratif kawasan SMA Negeri 3 Palu termasuk dalam wilayah Desa Birobuli Kecamatan Palu Selatan Kota Palu, dengan luas sekolah yaitu 11.500 m2 . Sekolah tersebut dipilih dengan cara mewawancarai teman yang pernah bersekolah di SMA Negeri 3 Palu, Pemilihan SMA Negeri 3 Palu sebagai lokasi penelitian didasari pula oleh beberapa pertimbangan meliputi: a. SMA Negeri 3 Palu merupakan sekolah yang sudah cukup terkenal di kota palu, menjadi sekolah favorit, dan mempunyai kelas paralel yang cukup banyak;

20

b. Karena di SMA Negeri 3 Palu sudah menerapkan model kooperatif tipe investigasi kelompok. 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Juli sampai dengan bulan November 2011 (Semester I Tahun Akademik 2011-2012). Alokasi waktu berdasarkan jenis aktivitas penelitian sebagaimana tersebut dalam Tabel 1. Tabel. 1 Alokasi waktu pelaksanan penelitian No. 1. Aktivitas
Pencarian bahan,observasi awal & penyusunan proposal Konsultasi&Perbaik an proposal Ujian proposal Perbaikan proposal & penyusunan draft skripsi Penelitian lapangan Analisis Data Ujian Skripsi Perbaikan Skripsi

Juli Augst Sept Okt Nov Des 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

4. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan, yaitu melalui orang-orang sebagai sumber data (informan/responden) yang dijadikan sebagai subyek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diolah berupa

21

dokumen-dokumen maupun sumber-sumber lainnya, yang dilakukan melalui teknik pengumpulan data. 5. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Jika populasi itu terlalu banyak jumlahnya, maka biasanya diadakan sampling. Sebagai populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu yang berjumlah 462 siswa yang terbagi ke dalam 10 kelas. populasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel. 2 Keadaan siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan 1. XA 19 20 39 2. XB 19 19 38 3. XC 18 20 38 4. XD 26 23 49 5. XE 21 28 49 6. XF 24 25 49 7. XG 20 30 50 8. XH 20 29 49 9. XI 20 30 50 10. XJ 21 30 51 Jumlah 208 254 462 Sumber : Presensi siswa kelas X SMA Negeri 3 Palu tahun ajaran 2010/2011 No Kelas

22

b. Sampel Sampel sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian populasi saja, suatu reduksi terhadap jumlah objek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) Sampel adalah sebahagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling atau sampel acak sederhana yaitu cara mengambil sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi (Pabundu Tika 2005:30). Sebagai pedoman pengambilan sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 134) mengatakan bahwa : Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dan biaya; b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data; c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Sesuai dengan pendapat diatas maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 70 orang yakni 15 % dari 462 = 70 orang. Untuk lebih

23

jelasnya, jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini tertera pada Tabel dibawah Tabel 3 Jumlah sampel dari setiap kelas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kelas XA XB XC XD XE XF XG XH XI XJ Jumlah Jumlah Populasi 39 38 38 49 49 49 50 49 50 51 462 Jumlah sampel dari setiap kelas 6 6 6 7 7 7 8 7 8 8 70

6. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan untuk mencari data, baik data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi Observasi atau biasa disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Pengamatan secara langsung kepada guru geografi mengenai proses

24

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada siswa-siswi kelas X. b. Teknik wawancara (interview) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee). Wawancara adalah bentuk pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan subyek penelitian yaitu guru geografi Bpk. Drs IBG Widja Kusuma dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat, untuk mendapatkan data-data atau informasi terutama tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. c. Angket Angket adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden dalam hal ini adalah para siswa. Pada setiap pertanyaan sudah ada item-item atau jawaban yang disediakan sebagai alternatif dan responden diminta salah satu jawaban. 7. Instrumen Penelitian Instrument dalam penelitian ini yaitu: 1. Angket Angket ini terdiri dari 10 item pertanyaan. Setiap item pertanyaan diberikan alternatif jawaban dan bobot yang dapat dilihat sebagai berikut: 5 = Sangat setuju 4 = Setuju

25

3 = Kurang setuju 2 = Tidak setuju 1 = Sangat tidak setuju 2. Pedoman observasi Pedoman observasi mengenai cara atau proses penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok dan respon siswa terhadap pembelajaran geografi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. 3. Pedoman wawancara Pedoman wawancara berupa item pertanyaan kepada guru bidang studi geografi, pedoman wawancara terdiri dari 10 item pertanyaan untuk mengetahui proses penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok dan serta hal-hal yang berkaitan dengan model pembelajaran tersebut. 8. Alat dan Bahan Penelitian Dalam penelitian ini dipergunakan alat dan bahan penunjang meliputi: 1. Kamera digital/kamera HP Alat elektronik diperlukan untuk dokumentasi atau merekam hasil tinjauan penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok pada guru geografi dan siswa kelas X dalam pembelajaran geografi.

26

2. Alat tulis menulis Alat tulis menulis berupa buku catatan dan pena yang digunakan untuk mencatat hasil observasi berupa data-data dari sekolah dan hasil wawancara. 9. Langkah-langkah Analisis Data Langkah-langkah dalam analisis data menurut Mardalis (2003:77-79) adalah: 1. Memeriksa/editing Hal ini dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan melalui kuesioner atau angket atau instrument lainnya. Yang perlu dilakukan adalah memeriksa kembali semua kuesioner tersebut satu persatu. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mencek apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk sebelumnya, jika terdapat beberapa kuesioner yang masih belum diisi atau pengisian yang tidak sesuai dengan petunjuk dan tidak relevannya jawaban dengan pertanyaan, sebaiknya diperbaiki dengan jalan menyuruh isi kembali kuesioner yang masih kosong pada responden semula atau mencari responden lain sebagai pengganti sesuai dengan polanya. 2. Memberi tanda kode/coding Memberi tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis.

27

3. Tabulasi data Pekerjaan tabulasi data dilakukan, jika semua masalah editing dan coding diselesaikan. Artinya tidak ada lagi permasalahan yang timbul dalam editing dan coding atau semuanya telah selesai. Yang perlu disiapkan adalah tabel-tabel kerja sesuai dengan variable-variabel pertanyaan dan item-itemnya 10. Pengolahan dan Analisis data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini digunakan dengan maksud untuk menjelaskan data yang mengutamakan argumentasi verbal dengan menggunakan tabel seperlunya untuk data tertentu sesuai dengan yang ditemukan di lapangan. Teknik pengolahan data yang digunakan sehubungan dengan penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dimana data yang telah dikumpulkan dan

dipersentasekan. Sebagai pedoman penelitian dalam perhitungan persentase digunakan rumus sebagai berikut : P=

X 100

Keterangan: P F N = Hasil Yang Dicapai = Jumlah jawaban dan setiap alternatif = Jumlah Sampel (Nana Sudjana, 1991: 131)

100 = Nilai Tetap

28

Instumen penelitian yang digunakan yaitu observasi dan wawancara, maka analisa data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. (Miles & Huberman, 1992: 16). 1. Reduksi Data Reduksi dilakukan sebagai proses memilih, merefleksi data dan menyederhanakan data yang terdapat dalam catatan pada saat melaksanakan penelitian. Reduksi ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, dan membuang, data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasi data yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang penelitian. 2. Penyajian Data Penyajian data yang dimaksud ialah menyusun sekumpulan informasi yang didapatkan selama penelitian berlangsung sehingga memberikan

kemungkinan adanya penafsiran kesimpulan dan penyajian data dalam bentuk pemaparan. 3. Penarikan Kesimpulan/verifikasi data Penarikan kesimpulan dilakukan setelah informasi yang telah tersusun melalui penyajian data yang diperoleh, kesimpulan-kesimpulan yang telah disusun kemudian diverifikasi, hal ini dilakukan untuk memperoleh validitas data.

29

G. Definisi Operasional Pembelajaran geografi itu sendiri adalah proses dan interaksi antara guru dan siswa dalam menelaah interaksi, interelasi, dan integrasi gejala-gejala di permukaan bumi yang dapat diungkapkan dengan pertanyaan Apa (What), dimana (Where), kapan (When), mengapa (Why), dan bagaimana (How). (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705513_chapter
2.pdf).

Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya. Pemanfaatan kelompok kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam menuntaskan permasalahan. Dalam materi kelas X yang akan dibahas yaitu mengenai jagad raya. Dalam hal ini Jagad raya adalah alam semesta atau antariksa yaitu ruangan yang meluas ke segala arah, tidak terhingga, tetapi ada batas-batasnya yang belum dapat diketahui. Jagad raya terdiri atas galaksi-galaksi atau sistem-sistem bintang yang jumlahnya ribuan. Galaksi adalah kumpulan bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit lainnya yang membentuk pulau-pulau didalam ruang hampa jagat raya. sumber: Buku Geografi untuk SMA Kelas X.

30

DAFTAR PUSTAKA

Ainun Nur, 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok pada Mata Pelajaran Pkn Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 7 Palu. Skripsi S1. Palu: FKIP Universitas Tadulako. Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Dahlan, 1984. Model-model Mengajar. Bandung: Cv. DIPONEGORO Mardalis, 1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara Mudyahardjo Redja, 2002. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo persada Miles dan Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Pabundu Tika, 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara Sudjana, Nana. 1991. Metode statistika. Bandung: Tarsito Usman H.B. dkk. 2005. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. FKIP UNTAD: Palu Abudusakir. 2009. Pengertian model pembelajaran investigasi kelompok (online), http://abdussakir.wordpress.com. (Diakses kamis 14 juli 2011 jam 11.40.20 detik) Narudin. 2009. Metode investigasi kelompok (online) http://davidnarudin.blogspot.com. (Diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.30.12 detik) http://www.docstoc.com/docs/21294021/TUJUAN-PENDIDIKAN-NASIONAL
(diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.12.35 detik)

31

http://blog.unm.ac.id/hakim/2010/02/16/model-pembelajaran-kooperatif/ (diakses kamis 14 juli 2011 jam 12.15.10 detik) http://kuliahpunya.blogspot.com/2009/12/pembelajaran-kooperatif-dan-metode.html (diakses kamis 14 juli 2011 jam 13.00.25 detik)

32

Lampiran 1 Foto Lokasi Penelitian

Pintu Gerbang SMA Negeri 3 Palu

Salah satu bangunan ruang kelas di SMA N. 3 palu

Salah satu ruang kelas di SMA Negeri 3 Palu

Papan Nama SMA Negeri 3 Palu

33

Lampiran 2

ANGKET PENELITIAN

Petunjuk Pengisian Angket: 1. Mohon angket diisi dengan menjawab seluruh pertanyaan yang telah disediakan 2. Berilah tanda checklist () pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya 3. Proses saudara menjawab ini, tidak ada jawaban yang salah, oleh sebab itu usahakan agar tidak ada jawaban yang dikosongkan 4. Terima kasih atas kesediaan mengisi angket penelitian ini Petunjuk pengisian angket: ada 5 alternatif jawaban, yaitu: 1= Sangat Tidak setuju 2= Tidak setuju 3= Kurang setuju 4= Setuju 5= Sangat setuju ALTERNATIF JAWABAN 1 2 3 4 5 3

No 1 1. 2. 3.

PERNYATAAN 2 Mata Pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik Dengan penerapan model tipe investigasi kelompok anda lebih memahami mata pelajaran geografi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok yang dilakukan oleh Guru Geografi membuat anda lebih termotivasi untuk belajar Belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok, anda menjadi mandiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok membuat anda menjadi lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

4.

5.

6.

34

7.

8.

Investigasi Kelompok, menambah pengetahuan anda tentang pelajaran geografi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok menambah rasa solidaritas anda untuk selalu bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan suatu topic Melalui model pembelajaran tipe Investigasi Kelompok menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri anda

Melalui pembentukan kelompok yang sesuai dengan minat dan teman dekat anda membuat anda lebih memahami karakteristik teman anda. 10. Penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok membuat belajar jadi lebih menyenangkan

9.

35

Lampiran 3 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA UNTUK GURU

1.

Apa alasan Bapak memilih model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok?

2.

Apakah pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memperhitungkan lingkungan belajar? Apabila jawaban Ya!, apa alasannya dan faktor lingkungan belajar apa saja yang diperhatikan?

3.

Adakah faktor proses pembelajaran menjadi pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok? Apabila jawabannya Ya!, apa alasannya dan faktor proses pembelajaran apa saja yang diperhatikan?

4.

Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok siswa menjadi lebih aktif? Apabila jawabannya ya!, seberapa besar aktifnya?

5.

Apakah setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pemahaman siswa tentang pembelajaran geografi lebih meningkat? Apabila jawabannya Ya!, seberapa besar peningkatannya indikator apa saja yang dijadikan tolok ukur?

6.

Apakah dengan penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok siswa lebih terampil dalam mengemukakan pendapat/argumentasinya? Apabila jawabannya Ya!, seberapa besar peningkatannya dan indikator apa saja yang dijadikan tolok ukur keterampilan ?

36

7.

Bagaimana dengan tingkat keberhasilan siswa dalam penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok!

8.

Apakah siswa menjadi tertantang untuk memecahkan suatu topik permasalahan? Apabila jawabannya Ya!, indikator apa saja yang jadikan tolok ukur bahwa siswa semakin tertantang?

9.

Apakah penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok sesuai dengan prosedur yang ada, atau bapak menerapkan dalam bentuk yang lebih sederhana?

10. Bagaimana tanggapan umum dan hasil evaluasi Bapak tentang model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yang telah Bapak terapkan!

37

Lampiran 4 RENCANA DAFTAR ISI SKRIPSI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSEMBAHAN HALALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAKSI/INTISARI/SARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan,Sasaran dan Kegunaan Penelitian D. Ruang Lingkup Penelitian E. Definisi Operasional BAB II KAJIAN PUSTAKA

38

A. Tinjaun Pustaka B. Landasan Teori 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
3. Penerapan Metode Investigasi Kelompok

4. Tiga Konsep Utama Ciri Model Investigasi Kelompok 5. Pembelajaran Geografi 6. Bagan Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi Penelitian C. Waktu Pelaksanaan Penelitian D. Jenis dan Sumber Data Penelitian E. Populasi dan Sampel F. Teknik Pengumpulan Data G. Instrumen Penelitian H. Pengolahan dan Analisis Data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil observasi 2. Hasil wawancara 3. Hasil angket B. Pembahasan 1. Penerapan dan respon siswa terhadap model kooperatif tipe investigasi kelompok

39

2. Akibat penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran geografi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - Foto Pelaksanaan Penelitian Lapangan - Instrumen Penelitian (Angket) - Pedoman Wawancara - Rencana Pelaksanaan Pembelajaran - Surat Izin Penelitian - Biodata Penulis

Anda mungkin juga menyukai