Anda di halaman 1dari 12

P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.

1, April 2017

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK, KREATIVITAS


DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
Ni Wayan Rati1, Nyoman Kusmaryatni2, Nyoman Rediani3
1, 2, 3Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia

Email: niwayan_rati@yahoo.com1

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh model pembelajaran berbasis proyek
terhadap kreativitas dan hasil belajar mahasiswa secara parsial dan simultan, (2)
menguji pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar
mahasiswa. Penelitian eksperimen semu ini menggunakan rancangan post-test only
control group design. Populasi penelitian adalah mahasiswa semester VI PGSD
Undiksha tahun akademik 2015 sebanyak 175 orang yang terdiri dari 5 kelas.
Sampel sebanyak 2 (dua) kelas yang masing-masing terdiri dari 63 orang diperoleh
secara random group sampling. Variabel bebas adalah model pembelajaran yang
terdiri dari dua dimensi, yaitu pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran
konvensional, sedangkan variabel terikatnya adalah kreativitas dan hasil belajar.
Data dikumpulkan dengan lembar kuesioner dan tes. Data dianalisis dengan statistik
infrensial. Hipotesis penelitian diuji dengan manova menggunakan program SPSS
16.0 for Windows. Simpulan hasil penelitian adalah: (1) Terdapat pengaruh yang
positif model pembelajaran berbasis proyek terhadap kreativitas mahasiswa; (2)
Terdapat pengaruh yang positif model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil
belajar Pendidikan IPA SD mahasiswa; dan (3) Terdapat pengaruh yang positif
model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar Pendidikan IPA SD
mahasiswa secara simultan.

Kata Kunci: model pembelajaran berbasis proyek, peembelajaran konvensional,


kreativitas, hasil belajar.

Abstract
This study aims to examine the influence of project-based learning model for the
creativity and the results of student learning partially and simultaneously, (2) to test
the effect of project-based learning model to student results. This quasi-experimental
research design was post-test only control group design. The study population was
PGSD Undiksha VI semester student academic year 2015 as many as 175 people
consisting of 5 classes. A sample of 2 (two) classes, each consisting of 63 people
was obtained by random sampling group. The independent variable was the learning
model that consists of two dimensions, namely project-based learning and
conventional learning, while the dependent variable is the creativity and learning
outcomes. Data were collected by questionnaire and tests. Data were analyzed by
statistical infrensial. The hypothesis was tested by MANOVA using SPSS 16.0 for
Windows. Conclusion The results of the study are: (1) There is a positive influence
on project-based learning model for the creativity of the student; (2) There is a
positive influence on project-based learning model for learning outcomes Elementary
Science Education students; and (3) There is a positive influence on project-based
learning model for learning outcomes IPA Education Elementary students
simultaneously.

Keywords: project-based learning model, conventional peembelajaran, creativity,


learning outcomes.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 60


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

PENDAHULUAN harus memberikan tugas proyek untuk


Pendidikan IPA SD sebagai salah siswa.
satu mata kuliah yang merupakan bagian Pengertian IPA menurut Hendro
dari pendidikan secara umum memiliki Darmojo (Usman Samantowa, 2006)
peran penting dalam peningkatan mutu adalah pengetahuan tentang alam
pendidikan. Secara khusus Pendidikan semesta dengan segala isinya atau
IPA SD turut serta berperan dalam dapat dikatakan pengetahuan yang
menghasilkan peserta didik yang rasional dan objektif tentang alam
berkualitas, yaitu manusia yang mampu semesta dengan segala isinya.
mengembangkan sikap ilmiah, Sedangkan menurut Nash (Usman
mempunyai keterampilan proses sains. Samantowa, 2006) menyatakan bahwa
Pendidikan IPA pada hakikatnya IPA adalah suatu cara atau metode untuk
mempunyai dua komponen yaitu mengamati alam. Nash juga menjelaskan
komponen produk dan proses. “Sains bahwa cara IPA mengamati dunia ini
sebagai produk merupakan kumpulan bersifat analisis, lengkap, cermat, serta
hasil kegiatan empirik dan kegiatan menghubungkan antara satu fenomena
analitik yang dilakukan para ilmuan dengan fenomena lain, sehingga
selama berabad-abad” (Sudana, 2013). keseluruhannya membentuk suatu
Sebagai sebuah produk IPA terdiri dari perspektif yang baru tentang obyek yang
sekumpulan pengetahuan yang terdiri diamati. Sama halnya dengan penjelasan
dari fakta-fakta, konsep-konsep dari Powler (Usman Samantowa, 2006)
prinsipprinsip dan hukum tentang gejala bahwa IPA merupakan ilmu yang
alam. Sedangkan sebagai sebuah berhubungan dengan gejala -gejala alam
proses, IPA merupakan salah satu dan kebendaan yang sistematis yang
rangkaian yang tersusun dan sistematis tersusun secara teratur, berlaku umum
yang dilakukan untuk menemukan yang berupa kumpulan dari hasil
konsep, prinsip dan hukum tentang observasi dan eksperimen. Berdasarkan
gejala alam. Tujuan pembelajaran IPA beberapa para ahli di atas dapat
SD adalah pemahaman terhadap disiplin disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan
keilmuan IPA dan keterampilan berkarya Alam adalah pengetahuan manusia
(proyek) untuk menghasilkan suatu tentang gejala-gejala alam dan
produk yang akan merefleksikan kebendaan yang diperoleh dengan cara
penguasaan kompetensi seseorang observasi, eksperimen/penelitian, atau
sebagai hasil belajarnya (Warpala, uji coba yang berdasarkan pada hasil
2006). pengamatan manusia. Oleh karena itu,
IPA pada hakikatnya merupakan pembelajaran IPA seharusnya
suatu produk, proses dan aplikasi. berorientasi pada aktivitas-aktivitas yang
Sebagai produk IPA merupakan mendukung terjadinya pemahaman
sekumpulan pengetahuan dan terhadap konsep, prinsip, dan prosedur
sekumpulan konsep dan bagan konsep. dalam kaitannya dengan konteks
Sebagai suatu proses, IPA merupakan kehidupan mereka sehari-hari.
proses yang dipergunakan untuk Kondisi yang ditemukan di lapangan
mempelajari objek studi, menemukan (PGSD Undiksha) pada saat ini ternyata
dan membangun produk-produk sains, pengemasan pembelajaran Pendidikan
dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan IPA SD untuk pemahaman dan
melahirkan teknologi yang dapat keterampilan berkarya (proyek) kurang
memberi kemudahan bagi kehidupan ditangani secara sistematis. Hal ini
Trianto (dalam widiana, 2016) disebabkan karena pendidik (dosen)
berdasarkan hal tersebut maka penilaian relatif masih mengemas pembelajaran
dalam IPA perlu menggunakan penilaian dengan cara berdiskusi, presentasi dan
yang tidak hanya mengacu pada ranah pembuatan makalah. Sehingga
kognitif saja tetapi perlu penilaian yang kemampuan mahasiswa terbatas pada
dapat mengukur keterampilan siswa. teori dan presentasi. Kenyataan di
Sehubungan dengan hal tersebut guru lapangan menjadi seorang guru IPA tidak
hanya harus paham akan teori yang ada

Jurnal Pendidikan Indonesia | 61


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

tapi bagaimana caranya kita untuk lebih memberikan kesempatan kepada guru
kreatif untuk menghasilkan sebuah karya untuk mengelola pembelajaran di kelas
yang bisa diterima dan dipergunakan dengan melibatkan kerja proyek.
untuk membatu proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek (PBL)
Dengan kata lain seorang mahasiswa merupakan penerapan dari
juga harus punya kreativitas. pembelajaran aktif. Secara sederhana
Kreativitas seringkali dianggap pembelajaran berbasis proyek
sebagai sesuatu ketrampilan yang didefinisikan sebagai suatu pengajaran
didasarkan pada bakat alam, di mana yang mencoba mengaitkan antara
hanya mereka yang berbakat saja yang teknologi dengan masalah kehidupan
bisa menjadi kreatif. Anggapan tersebut sehari-hari yang akrab dengan siswa,
tidak sepenuhnya benar, walaupun atau dengan proyek sekolah. Menurut
dalam kenyataannya terlihat bahwa Trianto (2011) model pembelajaran
orang tertentu memiliki kemampuan berbasis proyek memiliki potensi yang
untuk menciptakan ide baru dengan amat besar untuk membuat pengalaman
cepat dan beragam. Sesungguhnya belajar yang lebih menarik dan
kemampuan berpikir kreatif pada bermanfaat bagi peserta didik (Santyasa,
dasarnya dimiliki semua orang. 2006). Dalam pembelajaran berbasis
Menurut Satiadarma (2003), proyek, peserta didik terdorong lebih aktif
“kreativitas merupakan salah satu modal dalam belajar.
yang harus dimiliki mahasiswa untuk Menurut kamus besar Bahasa
mencapai prestasi belajar”. Kreativitas Indonesia “Proyek adalah rencana
mahasiswa tidak seharusnya diartikan pekerjaan dengan sasaran khusus dan
hanya sebagai kemampuan menciptakan dengan saat penyelesaian yang tegas”.
sesuatu yang benar-benar baru, akan Joel L Klein et. Al dalam Widyantini
tetapi bisa juga mengkombinasikan ide- (2014) menjelaskan bahwa
ide yang sudah ada kemudian diterapkan “Pembelajaran berbasis proyek adalah
menjadi sesuatu yang berbeda dari yang strategi pembelajaran yang
ada sebelumnya. Untuk meningkatkan memberdayakan siswa untuk
kreativitas dipandang perlu memperoleh pengetahuan dan
melaksanakan pembelajaran yang pemahaman baru berdasar
mendorong mahasiswa untuk lebih pengalamannya melalui berbagai
kreatif. Salah satu model pembelajaran presentasi”. Menurut Thomas, dkk (1999)
itu adalah model pembelajaran berbasis dalam Wati (2013) disebutkan bahwa
proyek. Pembelajaran berbasis proyek
Model pembelajaran berbasis merupakan model pembelajaran yang
proyek merupakan suatu model memberikan kesempatan kepada guru
pembelajaran yang menyangkut untuk mengelola pembelajaran di kelas
pemusatan pertanyaan dan masalah dengan melibatkan kerja proyek.
bermakna, pemecahan masalah, Thomas, dkk (Wina, 2009)
pengambilan keputusan, proses menyatakan bahwa Pembelajaran
pencarian berbagai sumber, pemberian Berbasis Proyek (Project Based
kesempatan kepada anggota untuk Learning) merupakan pembelajaran yang
bekerja secara kolaborasi, dan menutup memberikan kesempatan kepada guru
dengan presentasi produk nyata. Model untuk mengelola pembelajaran di kelas
pembelajaran berbasis proyek berfokus dengan melibatkan kerja proyek.
pada konsep dan prinsip inti sebuah Pembelajaran berbasis proyek memiliki
disiplin, memfasilitasi mahasiswa untuk potensi yang amat besar untuk membuat
berinvestigasi, pemecahan masalah, dan pengalaman belajar yang lebih menarik
tugas-tugas bermakna lainnya, berpusat dan bermanfaat bagi peserta didik.
pada siswa (students centered) dan Metode pembelajaran berbasis proyek
menghasilkan produk nyata. Menurut menurut Buck Institute for Education (M.
Thomas (dalam Wena, 2008), Hosnan, 2014) merupakan suatu metode
pembelajaran berbasis proyek pembelajaran sistematis yang
merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam belajar ilmu

Jurnal Pendidikan Indonesia | 62


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

pengetahuan dan keterampilan melalui Berdasarkan pendapat tersebut,


proses penyelidikan terhadap masalah- dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
masalah nyata dan pembuatan berbagai Berbasis Proyek (project-based learning)
karya yang dirancang secara hati-hati. adalah suatu model yang menekankan
Sedangkan menurut Ridwan Abdullah pada mahasiswa untuk dapat belajar
Sani (2014) merupakan belajar mengajar secara mandiri dengan memecahkan
yang melibatkan siswa untuk masalah yang dihadapi serta mahasiswa
mengerjakan sebuah proyek yang juga dapat menghasilkan suatu proyek
bermanfaat untuk menyelesaikan atau karya nyata.
permasalahan masyarakat atau
lingkungan. METODE
Pembelajaran berbasis proyek Penelitian ini mengikuti desain
memiliki potensi yang besar untuk penelitian kuasi eksperimen dengan
memberikan pengalaman belajar yang rancangan non-equivalent post test only
lebih menarik dan bermakna bagi siswa control group design. Populasi dalam
adalah keterangan Gear (M. Hosnan, penelitian ini adalah mahasiswa
2014). Sedangkan ciri pembelajaran semester VI Jurusan PGSD FIP
berbasis proyek menurut Center for Undiksha UPP Singaraja. Jumlah kelas
Youth Development and Education keseluruhannya adalah 7 kelas.
Boston (M. Hosnan, 2014) yaitu: 1) Siswa Berdasarkan karakteristik populasi dan
mengambil keputusan sendiri dalam tidak bisa dilakukan pengacakan
kerangka kerja yang telah ditentukan individu, maka pengambilan sampel
bersama sebelumnya. 2) Siswa pada penelitian ini dilakukan dengan
berusaha memecahan sebuah masalah teknik cluster random sampling. Sampel
atau tantangan yang tidak memiliki satu dalam penelitian ini terdiri atas dua
jawaban pasti. 3) Siwa didorong untuk kelompok yaitu kelompok eksperimen
berfikir kritis, memecahkan masalah, dan kelompok kontrol. Kelompok
berkolaborasi, serta mencoba berbagai eksperimen diberi perlakuan dengan
bentuk komunikasi. 4) Siswa menerapkan model pembelajaran
bertanggung jawab mencari dan berbasis proyek, sedangkan kelompok
mengelola sendiri informasi yang mereka kontrol dengan pembelajaran
kumpulkan. 5) Evaluasi dilakukan secara konvensional. Data yang dikumpulkan
terus-menerus selama proyek dalam penelitian ini adalah data
berlangsung. 6) Siswa secara reguler kreativitas mahasiswa yang dikumpulkan
merefleksikan dan merenungi apa yang dengan lembar kuesioner sebanyak 30
telah mereka lakukan, baik proses butir dan hasil belajar (hasil belajar aspek
maupun hasilnya. kognitif) dengan tes esay. Data dianalisis
Kerja proyek dalam pembelajaran dengan menggunakan manova. Sebelum
berbasis proyek dilihat pada proses, dilakukan analisis, terlebih dahulu
kreativitas dan aktivitas mahasiswa dilakukan pengujian normalitas dan
dalam proses pembelajaran sehingga homogenitas data sebagai uji prasyarat.
akan berdampak pada meningkatnya Pengujian normalitas sebaran data
hasil belajar mahasiswa. Menurut digunakan statistik Kolmogrov Test dan
Sudjana (dalam Jihad dan Haris, 2013) Shapiro-Wilks Test (Candiasa, 2004).
“hasil belajar adalah kemampuan- Kriteria pengujian: data memiliki sebaran
kemampuan yang dimiliki siswa setelah distribusi normal jika angka signifikansi
menerima pengalaman belajar”. yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 dan
Kemampuan-kemampuan tersebut dalam hal lain data tidak berdistribusi
mencakup aspek kognitif, afektif, dan normal. Uji homogenitas varians antar
psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat kelompok menggunakan Levene’s test of
melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan Equality of Error Variansce (Candiasa,
untuk mendapatkan data pembuktian 2004). Kriteria pengujian: data memiliki
yang menunjukkan tingkat kemampuan varians yang sama (homogen) jika angka
mahasiswa dalam mencapai tujuan signifikansi yang diperoleh lebih besar
pembelajaran. dari 0,05 dan dalam hal lain varians

Jurnal Pendidikan Indonesia | 63


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

sampel tidak sama (tidak homogen). Uji eksperimen dan kelompok control),
normalitas dan homogenitas dilakukan masing-masing berjumlah 33 orang.
dengan memanfaatkan bantuan SPSS Dalam penelitian ini ada dua data yang
statistic 16.00. diperoleh yaitu data kreativitas dan data
hasil belajar) Pendidikan IPA SD.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan secara deskriptif (mean,
Jumlah mahasiswa yang dilibatkan modus, standar deviasi, nilai maksimum,
dalam penelitian ini adalah 66 orang yang dan nilai minimum) dapat dilihat pada
terbagi menjadi dua kelompok (kelompok Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor kreativitas dan hasil belajar pendidikan
IPA Sekolah Dasar

Variabel Kreativitas Hasil belajar


Statistik Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Mean 127 96,36 86 81,8
Modus 130 100 86 82
Std. Deviasi 8,36 4,87 1,54 2,5
Skor Minimum 110 87 84 76
Skor
Maksimum 144 108 89 87

Berdasarkan Tabel 1 di atas, populasi yang berdistribusi normal,


dapat diketahui rata-rata skor kreativitas sehingga uji hipotesis dapat dilakukan.
mahasiswa yang dibelajarkan dengan Uji normalitas data dalam penelitian ini
model pembelajaran berbasis proyek menggunakan statistic Kolmogorov-
sebesar 127, dan rata-rata skor hasil Swirnov test (Candiasa, 2004) dengan
belajar Pendidikan IPA SD sebesar bantuan SPSS V.16 for Windows. Hasil
86,52. Rata-rata skor kreativitas yang analisis menunjukkan bahwa nilai
dibelajarkan dengan model statistik Kolmogorov-Smirnnov untuk
pembelajaran konvensional sebesar 96, kreativitas kelompok eksperimen (0,90)
dan rata-rata skor hasil belajar dan kelompok kontrol (0,167) lebih
Pendidikan IPA SD sebesar 81,76. Hasil besar dari 0,05. Sehingga dapat
ini mengindikasikan bahwa secara disimpulkan bahwa kelompok data
deskriptif model pembelajarn berbasis kreativitas belajar kelompok eksperimen
proyek relatif lebih baik sebagai fasilitas (0,200) maupun kelompok kontrol
belajar bagi mahasiswa dalam rangka (0,200) berdistribusi normal. Sehingga
meningkatkan kreativitas dan hasil uji selanjutnya bisa dilaksanakan. Nilai
belajar. Untuk membuktikan bahwa statistic Kolmogorov-Smirnnov untuk
secara statistik hal tersebut teruji, maka hasil belajar Pendidikan IPA SD
telah dilakukan pengujian terhadap kelompok eksperimen dan kelompok
hipotesi penelitian yang didahului kontrol lebih besar dari 0,05. Sehingga
pengujian terhadap asumsi dan dapat disimpulkan bahwa kelompok
prasyarat analisis. data nilai hasil belajar Pendidikan IPA
Pengujian asumsi dilakukan untuk SD kelompok eksperimen (0,07)
mengetahui bahwa data yang tersedia maupun kelompok kontrol (0,81)
dapat dianalisis dengan parametrik atau berdistribusi normal.
tidak. Berkaitan dengan statistik yang Uji homogenitas varians
digunakan untuk analisis data dalam antarkelompok digunakan untuk
penelitian ini, uji asumsi yang dilakukan mengukur apakah group mempunyai
meliputi uji normalitas, uji homogenitas, varians yang sama antara group
dan uji korelasi antar variabel. tersebut. Uji homogenitas varians antar
Ujian normaliats dilakukan untuk kelompok menggunakan uji Levene’s
meyakinkan bahwa sampel berasal dari yang dilakukan terhadap empat

Jurnal Pendidikan Indonesia | 64


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

kelompok data. Hasil analisis data bahwa untuk kreativitas dan hasil
menunjukkan bahwa semua nilai belajar berada pada toleransi 0,417 dan
statistic Leveve’s menunjukkan angka VIF 2,398. Hasil analisis uji
signifikan lebih dari 0,05, baik data nilai multikoloniaritas dengan nilai VIF
kreativitas maupun data nilai hasil menunjukkan bahwa nilai tidak terjadi
belajar Pendidikan IPA SD. Hal ini multikolinearitas hal ini ditunjukan oleh
berarti varian antara kelompok skor dari tolerasi mendekati 1 dan skor
eksperimen dan kelompok kontrol VIF mendekati 1. Sehingga dari uji
adalah homogen, baik untuk data nilai prasyarat yang telah dilakukan maka
kreativitas maupun data nilai hasil dari semua kelompok berasal dari
belajar. Sehingga uji selanjutnya bisa populasi yang berdistribusi normal,
dilaksanakan. mempunya varian yang sama atau
Uji korelasi antar variabel homogen dan tidak ada masalah
digunakan untuk mengetahui terdapat multikolinieritas antar variabel. Oleh
hubungan yang cukup tinggi atau tidak karena, itu uji hipotesis dengan manova
antara variabel kreativitas dangan hasil dapat dilakukan.
belajar mahasiswa pada mata kuliah Uji manova digunakan untuk
Pendidikan IPA SD. Jika tidak terdapat menguji apakah terdapat perbedaan
hubungan yang cukup tinggi, maka tidak beberapa variabel terikat antara
ada aspek yang sama diukur pada beberapa kelompok yang berbeda.
variable tersebut, dengan kata lain Keputusan diambil dengan analisis
analisis dapat dilanjutkan. Teknik yang Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s
digunakan untuk menentukan Trace dan Roy’s Largest Root. Hasil
multikoloniaritas adalah dengan melihat analisis manova dari proses
nilai VIF (variance inflation factor). pembelajaran Pendidikan IPA SD
Berdasarkan hasil analisis diperoleh disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 Hasil Analisis Manova

Hipotesis
Effect Value F Error df Sig.
Df
Intercept Pillai's Trace 0,999 5,386E4a 2,000 63,000 0,000
Wilks' Lambda 0,001 5,386E4a 2,000 63,000 0,000
Hotelling's Trace 1,710E3 5,386E4a 2,000 63,000 0,000
Roy's Largest Root 1,710E3 5,386E4a 2,000 63,000 0,000
Kelas Pillai's Trace 0,847 1,744E2a 2,000 63,000 0,000
Wilks' Lambda 0,153 1,744E2a 2,000 63,000 0,000
Hotelling's Trace 5,537 1,744E2a 2,000 63,000 0,000
Roy's Largest Root 5,537 1,744E2a 2,000 63,000 0,000
a. Exact statistic
b. Design: Intercept +Kelas

Berdasarkan tabel 2, tampak nilai- Kesimpulannya ada perbedaan


nilai statistic Pillai’s Trace, Wilks’ kreativitas dan hasil belajar Pendidikan
Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s IPA SD secara silmultan antara
Largest Root masing-masing dengan F mahasiswa yang mengikuti model
= 5,386E4a, dengan nilai signifikansi pembelajaran berbasis proyek dengan
0,000. Ini berarti hipotesis nol (H0) mahasiswa yang mengikuti model
ditolak. Oleh karena itu, hipotesis pembelajaran konvensiona
alternativ (H1) diterima.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 65


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

Tabel 3 Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Type III Sum


Source Df Mean Square F Sig.
Variable of Squares
Corrected Kreativitas 16168,015a 1 16168,015 333,687 0,000
Model Hasil Belajar 373,470b 1 373,470 85,885 0,000
Kreativitas 828128,015 1 828128,015 1,709E4 0,000
Intercept
Hasil Belajar 467209,227 1 467209,227 1,074E5 0,000
Kreativitas 16168,015 1 16168,015 333,687 0,000
Kelas
Hasil Belajar 373,470 1 373,470 85,885 0,000
Kreativitas 3100,970 64 48,453
Error
Hasil Belajar 278,303 64 4,348
Kreativitas 847397,000 66
Total
Hasil Belajar 467861,000 66
Corrected Kreativitas 19268,985 65
Total Hasil Belajar 651,773 65
a. R² = .839 (Adjusted R Squared = .837)
b. R² = .573 (Adjusted R Squared = .566)

Berdasarkan analisis multivariat pembelajaran dengan model


hubungan antara model pembelajaran pembelajaran berbasis proyek dengan
(X) dengan kreativitas memberikan mahasiswa yang mengikuti
harga F sebesar 333,687 dengan pembelajaran dengan model
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari pembelajaran konvensional ditolak. Hal
taraf signifikansi 0,05. Ini berarti ini menunjukkan bahwa terdapat
hipotesis nol (Ho) yang menyatakan perbedaan secara signifikan hasil
bahwa tidak ada perbedaan kreativitas belajar antara mahasiswa yang
antara mahasiswa yang mengikuti mengikuti model pembelajaran berbasis
pembelajaran dengan model proyek dengan mahasiswa yang
pembelajaran berbasis proyek dengan mengikuti pembelajaran dengan model
mahasiswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
pembelajaran dengan model Hasil penelitian ini sejalan dengan
pembelajaran konvensional ditolak. Hal hasil penelitian yang dilakukan oleh
ini menunjukkan bahwa terdapat Triagustiana dan Rati (2013) dalam
perbedaan yang signifikan kreativitas penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
antara mahasiswa yang mengikuti Model Pembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran dengan model Terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa
pembelajaran berbasis proyek dengan Kelas V SD Ditinjau dari Motivasi
mahasiswa yang mengikuti Berprestasi (studi eksperimen di SD
pembelajaran dengan model negeri Banyuning)” menyatakan bahwa
pembelajaran konvensional. pembelajaran berbasis proyek
Hasil analisis multivariat berpengaruh positif terhadap prestasi
menunjukkan bahwa hubungan antara belajar siswa.
model pembelajaran dengan hasil Hasil analisis manova menunjukkan
belajar memberikan harga F sebesar bahwa kreativitas dalam proses
85,885 dengan signifikansi 0,000 yang pembelajaran antara kelompok
lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Ini eksperimen dan kelompok kontrol
berarti hipotesis nol (Ho) yang memberikan nilai yang bermakna
menyatakan bahwa tidak ada (p<0,05). Jadi dapat dikatakan bahwa
perbedaan hasil belajar antara ada perbedaan yang bermakna anatara
mahasiswa yang mengikuti

Jurnal Pendidikan Indonesia | 66


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

kelompok eksperiment dan kelompok jawabanya dengan cara bertanya pada


kontrol dalam hal kreativitas. orang lain ataupun mencari jawabanya
Kreativitas sering kali dianggap di buku dan sumber belajar, 3)
sebagai sesuatu ketrampilan yang memberikan banyak gagasan, 4)
didasarkan pada bakat alam, di mana mampu mengembangkan imajinasinya
hanya mereka yang berbakat saja yang yang ada pada dirinya, dan 5) mampu
bisa menjadi kreatif. Anggapan tersebut menyampaikan hasil dari apa yang
tidak sepenuhnya benar, walaupun dibuat kepada orang lain. Hal tersebut
dalam kenyataannya terlihat bahwa dapat berpengaruh terhadap
orang tertentu memiliki kemampuan peningkatan kreativitas mahasiswa.
untuk menciptakan ide baru dengan Melalui kegiatan pembelajaran
cepat dan beragam. Sesungguhnya yang dilakukan dengan menerapkan
kemampuan berpikir kreatif pada pembelajaran berbasis proyek ini
dasarnya dimiliki semua orang. berdampak pada kreativitas mahasiswa
Kreativitas adalah potensi daya kreatif ini terbukti dari hasil penelitian yang
yang dimiliki individu sebagai bentuk sudah dilakukan di mana dari hasil
pemikiran dalam menemukan hubungan analisis menunjukkan bahwa kreativitas
antara unsur yang sudah ada atau cara mahasiswa berada pada kategori
baru dalam menghadapi masalah yang sangat tinggi.
datang dari diri sendiri berupa hasrat Temuan penelitian ini sejalan
dan kreativitas yang kuat untuk dengan pendapat yang dikemukakan
berkreasi. oleh Satiadarma (2003) bahwa
Dalam penelitian ini ditemukan kreativitas merupakan salah satu modal
bahwa mahasiswa yang mengikuti yang harus dimiliki untuk mencapai
model pembelajaran konvensional prestasi belajar. Kreativitas mahasiswa
mempunyai kreativitas yang berada tidak seharusnya diartikan sebagai
pada kategori sedang sampai sangat kemampuan menciptakan sesuatu yang
tinggi, sedangkan untuk mahasiswa benar-benar baru, akan tetapi
yang mengikuti model pembelajaran kecerdasan yang dimiliki mahasiswa
berbasis proyek semua berada pada dalam mengkombinasikan ide-ide yang
katagori sangat tinggi. Temuan tersebut sudah ada ataupun mengubah ide-ide
disebabkan oleh perlakuan yang tersebut sesuai dengan kebutuhan dan
berbeda. sarana yang ada kemudian
Dalam model pembelajaran menerapkannya. Rhodes (dalam
berbasis proyek mahasiswa lebih Susanto, 2013) menjelaskan jenis
banyak dihadapakan pada pemecahan kreativitas yang dikenal dengan four p’s
masalah, pengambilan keputusan of creativity yakni person, process, press
dengan caranya sendiri, membuat dan product. Kreativitas dari segi
keputusan tentang sebuah kerangka “pribadi” (person) menunjukan pada
kerja. Dengan adanya permasalahan potensi daya kreatif yang ada pada
atau tantangan yang diajukan, setiap pribadi. Kreativitas sebagai suatu
mahasiswa mendesain proses untuk “proses” (process) dapat dirumuskan
menentukan solusi atas permasalahan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana
atau tantangan yang diajukan. individu berusaha menemukan
Mahasiswa secara kolaboratif hubungan yang baru, mendapatkan
bertanggungjawab untuk mengakses jawaban, metode atau cara baru
dan mengelola informasi untuk menghadapi masalah. Kreativitas
memecahkan permasalahan yang sebagai “pendorong” (press) yang
dihadapi. datang dari diri sendiri berupa hasrat
Banyaknya kegiatan yang dilakukan dan kreativitas yang kuat untuk
oleh mahasiswa dalam proses berkreasi. Kreativitas dari segi “hasil”
pembelajaran membuat mahasiswa (product) segala sesuatu yang
harus memiliki: 1) rasa ingin tahu yang diciptakan seseorang sebagai hasil dari
tinggi dan mendalam, 2) mampu keunikan pribadinya dalam interaksi
menyampaikan pendapat dan mencari dengan lingkungannya.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 67


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

Munandar (2009) menyatakan pembelajaran antara kelompok


bahwa kreativitas sebagai kemampuan eksperimen dan kelompok kontrol
untuk menciptakan sesuatu yang baru, memberikan nilai yang bermakna
sebagai kemampuan untuk memberi (p<0,05). Jadi, dapat dikatakan bahwa
gagasan baru yang dapat diterapkan ada perbedaan yang bermakna anatara
dalam pemecahan masalah, atau kelompok eksperiment dan kelompok
sebagai kemampuan untuk melihat kontrol dalam hal hasil belajar.
hubungan baru antara unsur yang sudah Perbedan hasil belajar mahasiswa
ada sebelumnya. Kreativitas seseorang ini dapat dideskripsikan karena kondisi
dapat dilihat dari tingkah laku atau belajar yang menyenangkan, lebih
kegiatannya yang kreatif. menantang, lebih menarik dan suasana
Menurut Moreno (dalam Slameto kelas yang lebih hidup membantu
2003) yang penting dalam kreativitas mahasiswa libih nyaman sehingga
bukanlah penemuan sesuatu yang tingkat produk yang dihasilkan lebih
belum pernah diketahui orang baik. Di samping itu, mahasiswa bebas
sebelumnya, melainkan bahwa produk mengemukan pendapat dalam
kreativitas merupakan sesuatu yang pengambilan sebuah keputusan.
baru bagi diri sendiri dan tidak harus mahasiswa lebih merasa dihargai dalam
merupakan sesuatu yang baru bagi proses pembelajaran. Hal tersebut
orang lain atau dunia pada umumnya. berdampak pada semangatnya untuk
Pamilu (2007) menyatakan terdapat menghasilkan karya yang tebaik.
beberapa faktor yang memengaruhi Dalam proses pembelajaran
kreativitas anak, yaitu (1) kedekatan bebasis proyek mahasiswa mengalami
emosi, (2) kebebasan dan respek, dan proses menganalisis dan mensintesis
(3) menghargai prestasi dan kreativitas. informasi yang disampaikan oleh
Sedangkan menurut Munandar (2009) pengajar. Setiap mahasiswa terlibat aktif
ciri-ciri kepribadian yang kreatif yaitu: (1) baik jasmani maupun mental pada
Rasa ingin tahu yang mendalam, (2) setiap aspek kegiatan sehingga
Sering mengajukan pertanyaan yang pemahaman mahasiswa terhadap
baik, (3) Memberikan banyak gagasan, materi pembelajaran menjadi lebih baik.
(4) Bebas dalam menyampaikan Penekanan pembelajarannya
pendapat, (5) Mempunyai rasa bukan sebatas pada upaya mencekoki
keindahan yang dalam, (6) Memiliki rasa atau menjejali seseorang dengan
humor yang luas, (7) Mempunyai daya sejumlah konsep yang bersifat hapalan
imajinasi, (8) Orisinal dalam belaka, melainkan terletak pada upaya
mengungkapkan gagasan, dan (9) menjadikan seseorang memiliki
Menonjol dalam salah satu bidang seni. seperangkat pengetahuan, sikap, nilai,
Kreativitas itu dimiliki oleh semua dan keterampilan. Proses pembelajaran
orang tanpa ada pengecualian. Akan dilaksanakan dengan memberikan
tetapi bila kreativitas seorang individu itu mahasiswa keleluasaan untuk mencari
tidak dikembangankan maka anak itu solusi atau pemecahan masalah dari
akan mengikuti dan menjalani apa yang berbagai sumber. Kebebasan yang
diperolehnya dari orang lain tanpa mau diberikan pada mahasiswa untuk
mencari pemecahan sendiri. Dengan mencari alternatif pemecahan
kata lain individu itu hanya meniru apa masalahnya memberikan suasana
yang sudah ada dan menerima yang pembelajaran lebih bermakna dan
sudah jadi. Akan tetapi sebaliknya menyenangkan serta kondisi yang
kegiatan yang lebih mengaktifkan nyaman dalam proses pembelajaran.
individu untuk memecahkan masalah Untuk meningkatkan
dan mencari solusi dari masalah itu kebermaknaan pembelajaran
mampu mengebangkan kreativitas yang hendaknya proses pembelajaran lebih
`sudah dimiliki oleh masing-masing banyak berpusat kepada aktivitas
individu tersebut. pembentukan pengetahuan dalam diri
Hasil analisis manova menunjukkan mahasiswa bukan lagi proses
bahwa hasil belajar dalam proses pembelajaran itu lebih memperhatikan

Jurnal Pendidikan Indonesia | 68


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

bagaimana proses transper meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah,


pengetahuan itu berlangsung. dan faktor masyarakat.
Pembelajaran berbasis proyek Keberhasilan peningkatan kualiats
merupakan pendekatan pembelajaran pembelajaran pada kelompok
yang memberikan kebebasan kepada eksperimen dibandingkan dengan
peserta didik untuk merencanakan kelompok kontrol, tidak terlepas dari
aktivitas belajar, melaksanakan proyek intervensi model pembelajaran berbasis
secara kolaboratif, dan pada akhirnya proyek yang diterapkan pada kelompok
menghasilkan produk kerja yang dapat eksperimen sehingga kondisi belajar
dipresentasikan kepada orang lain. menjadi lebih aktif, menyenangkan dan
Berbeda dengan model nyaman. Di samping itu, sintaks
pembelajaran konvensional, proses pembelajarannyapun memberikan
belajar mengajar lebih diarahkan hanya pengaruh besar terhadap kualitan
pada transfer pengetahuan dari guru ke pembelajaran Pendidikan IPA SD dalam
mahasiswa, guru menganggap belajar penelitian ini mencapai efektifitas dan
adalah hanya untuk hapalan saja, dan efesiensi yang tinggi.
pembelajaran cenderung hanya untuk Model Pembelajaran Berbasis
memenuhi target pencapain kurikulum Proyek juga dapat meningkatkan
tanpa melihat hasil belajar dan proses keyakinan diri para mahasiswa,
secara proporsional. Akibat dari kreativitas untuk belajar, kemampuan
pembelajaran seperti ini maka kreatif, dan mengagumi diri sendiri.
mahasiswa hanya menerima apa yang Menurut Thomas (dalam Wena, 2010),
disampaikan oleh dosen tanpa berpirkir pembelajaran berbasis proyek
secara mendalam seolah olah proses merupakan model pembelajaran yang
pembelajaran yang ideal dan memberikan kesempatan kepada guru
berkmakna terabaikan. Dari uraian untuk mengelola pembelajaran di kelas
tersebut kedua model pembelajaran ini dengan melibatkan kerja proyek.
memiliki karakterisrik yang berbeda, Untuk menghasilkan sebuah proyek
sehingga mempengaruhi tinggkat yang bermakna dan sesuai dengan yang
kreativitas dan hasil belajar yang diharapakan bukan hanya dibutuhkan
mengikuti model pembelajaran berbasis sebuah pengetahuan semata tapi juga
proyek dengan model pembelajaran dibutuhkan sebuah kratifitas yang tinggi.
konvensional. Keseimbangan antara keduanya akan
Sudjana (2009) mendefinisikan mendukung keberhasilan sebuah
hasil belajar pada hakikatnya adalah proyek yang nantinya. hasil dari proyek
perubahan tingkah laku sebagai hasil ini akan menunjukkan bagaimana hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas belajar dari seoarang individu. Dengan
mencakup bidang kognitif, afektif, dan kata lain kreativitas dan hasil belajar
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono adalah dua hal yang saling
(2006) juga menyebutkan hasil belajar berhubungan dan saling memengaruhi.
merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. SIMPULAN DAN SARAN
Hasil belajar sebagai salah satu Berdasarkan hasil penelitian dan
indikator pencapaian tujuan pembahasan yang dilakukan diperoleh
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari simpulan hasil penelitian sebagai
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil berikut: (1) Terdapat pengaruh secara
belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. signifikan model pembelajaran berbasis
(2007), menyebutkan faktor-faktor yang proyek terhadap kreativitas mahasiswa
mempengaruhi hasil belajar, sebagai (harga F sebesar 333,687 dan
berikut: 1) Faktor internal adalah faktor signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
yang ada dalam diri individu yang 0,05); (2) Terdapat pengaruh yang
sedang belajar. Faktor internal meliputi: signifikan model pembelajaran berbasis
faktor jasmaniah dan faktor psikologis. proyek terhadap hasil belajar
2) Faktor eksternal adalah faktor yang mahasiswa (harga F sebesar 85,885
ada di luar individu. Faktor eksternal dan signifikansi 0,000); dan (3)

Jurnal Pendidikan Indonesia | 69


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

Terdapat perbedaan kreativitas dan Kreativitas Dan Kecerdasan Anak.


hasil belajar antara mahasiswa yang Jakarta: Buku Kita.
mengikuti model pembelajaran berbasis Samatowa, U. (2006). Bagaimana
proyek dan yang mengikuti model Membelajarkan IPA di Sekolah
pembelajaran konvensional. Dasar. Jakarta: Depd iknas.
Berdasarkan temuan penelitian ini, Sani, R. A. (2014). Pembelajaran
disarankan kepada para pendidik Saintifik untuk Implementasi
(dosen) dapat menggunakan model Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
pembelajaran berbasis proyek dalam Aksara.
rangka meningkatkan kreativitas dan https://doi.org/10.1007/s13398-
hasil belajar mahasiswa. Kepada 014-0173-7.2
peneliti lain, yang tertarik melakukan Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan
penelitian lebih lanjut yang sejenis Kelas. Jakarta: Kencana
dapat menguji konsistensi hasil Prenamedia Group.
penelitian ini, baik pada mata kuliah Santyasa. (2006a). Pembelajaran
sejenis maupun mata kuliah lainnya. inovatif: model kolaboratif, basis
proyek, dan orientasi nos. In
DAFTAR PUSTAKA Seminar Jurusan Pendidikan Fisika
Agustiana, G. A. T & Rati, N. W. (2013). IKIP NEGERI Singaraja,.
Pengaruh Model Pembelajaran Santyasa. (2006b). Pembelajaran
Berbasis Proyek Terhadap Prestasi inovatif: model kolaboratif, basis
Belajar IPA Siswa Kelas V Sekolah proyek, dan orientasi nos. In
Dasar Ditinjau Dari Motivasi Seminar Jurusan Pendidikan Fisika
Berprestasi Studi Eksperimen di IKIP Negeri Singaraja (p. 12).
SD Negeri Banyuning. Universitas Singaraja.
Pendidikan Ganesha. Satiadarma, Monti P dan Waruwu, F. E.
Candiasa, I. M. (2004). Statistik (2003). Mendidik Kecerdasan.
Multivariat Petunjuk Analisis Jakarta: Pustaka Populer Obor.
dengan SPSS. Singaraja: Program Slameto, D. (2003). Belajar dan Faktor
Pasca Sarjana Universitas faktor yang mempengaruhinya.
Pendidikan Ganesha Singaraja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Depdiknas. (2003). Manajemen mutu Sudana D. N, Astawan G., Kusmaryatni
berbasis pesantren. Jakarta: N., Rati W., R. N. P. (2013). Buku
Direktorat. Ajar Pendidikan IPA SD. Singaraja:
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Fakultas Ilmu Pendidikan,
dan Kontekstual dalam Universitas Pendidikan Ganesha.
Pembelajaran Abad 21 Kunci Sudjana, N. (1987). Dasar dasar proses
Sukses Implementasi Kurikulum belajar mengajar. Bandung: Sinar
2013. Bogor: Ghalia Indonesia. Baru Agresindo.
Jihad, A. dan A. H. (2013). Evaluasi Sugihartono, D. (2007). Psikologi
Pembelajaran. Yogjakarta: Multi Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Pressindo. Press.
Lindawati, Fatmariyanti, S. D., & Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan
Maftukhin, A. (2013). Penerapan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Model Pembelajaran Project Based Jakarta: Prenadamedia Group.
Learning Untuk Meningkatkan Thomas, J. W., Mergendoller, J. R., &
Kreativitas Siswa Man I Kebumen. Michaelson, A. (1999). Project
Jurnal Pendidikan, 3(1), 42–45. based learning: A handbook for
Mudjiono, D. dan. (2006). Belajar dan middle and high school teachers.
Pembelajaran. Jakarta: Rineka New York.: The Buck Institute for
Cipta. Education.
Munandar, U. (2009). Pengembangan Trianto. (2011). Model Pembelajaran
Kreativiats Anak Berbakat. Jakarta: Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Rineka Cipta. Warpala, I. W. S. (2006). Pengaruh
Pamilu, A. (2007). Mengembangkan Pendekatan Pembelajaran dan

Jurnal Pendidikan Indonesia | 70


P-ISSN: 2303-288X E-ISSN: 2541-7207 Vol. 6, No.1, April 2017

Strategi Belajar Kooperatif yang


Berbeda terhadap Pemahaman
dan Keterampilan Berpikir Kritis
dalam Pembelajaran IPA SD.
Universitas Negeri Malang.
Wena. M. (2010). Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer. Jakarta:
Bumi Aksara.
Widiana, I. W. (2016). Pengembangan
asesmen proyek dalam
pembelajaran ipa di sekolah dasar.
Jurnal Pendidikan Indonesia
Universitas Pendidikan Ganesha.
https://doi.org/10.23887/jpi-
undiksha.v5i2.8154
Widyantini. (2014). Laporan Penelitian
Pengembangan Model
Pembelajaran Project Based
Learning dalam Pembelajaran
Matematika. Yogyakarta: PPPTK.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 71

Anda mungkin juga menyukai