Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2303-288X Vol.5, No.

2, Oktober 2016

MISKONSEPSI DALAM MATERI IPA SEKOLAH DASAR


Dek Ngurah Laba Laksana

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


STKIP Citra Bakti
Nusa Tenggara Timur-Indonesia

Email: laba.laksana@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang terjadi pada calon guru dalam
materi IPA di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk
memaparkan lebih dalam mengenai jenis miskonsepsi yang terjadi. Subjek dalam penelitian ini
adalah calon guru SD. Jumlah subjek yang dijadikan responden adalah 64 orang, yang terdiri
dari 44 orang calon guru perempuan dan 20 orang laki-laki. Hasil penelitian yang diperoleh
adalah sebagai berikut. (1) terjadi miskonsepsi dalam berbagai konsep IPA di sekolah dasar,
(2) konsep-konsep yang dominan mengalami miskonsepsi dengan persentase lebih dari 60%
adalah (a) konsep zat-zat yang diperlukan dalam proses fotosintesis tumbuhan hijau, b) konsep
fotosintesis membutuhkan cahaya, 3) konsep massa jenis zat, dan 4) konsep gerak jatuh
bebas.

Kata kunci: Miskonsepsi, IPA SD

Abstract
This study aimed to describe the misconception that occurs in the material science teachers in
primary schools. This study used a qualitative approach to explain more about the kinds of
misconceptions that occur. Subjects in this study were elementary school pre-service teacher.
The number of subjects who used the respondents is 64 people, consisting of 44 female
teachers and 20 men. The results obtained are as follows. (1) occurs misconceptions about the
various concepts of science in elementary school, (2) the concepts of the dominant experience
of misconceptions with a percentage of more than 60% is (a) the concept of substances that are
required in the process of photosynthesis of green plants, b) the concept of photosynthesis
requires light, 3) the concept of density of matter, and 4) the concept of motion.

Keywords: misconception, science concept at elementary school

PENDAHULUAN nyata yang dihadapi dalam


Penelitian-penelitian inovatif kehidupannya (Cakir, 2008).
dalam bidang pendidikan banyak Pembelajaran konvensional ini lebih
dilakukan beberapa tahun terakhir. banyak memberikan teori-teori yang
Penelitian ini mengkaji penerapan tidak mengakar pada dunia nyata
pembelajaran inovatif untuk membantu siswa. Pembelajaran tersebut hanya
siswa memahami konsep-konsep menuangkan pengetahuan sebanyak-
dengan menghubungkan antara konten banyaknya ke dalam kepala siswa
yang dipelajari dengan kehidupan nyata (Reigeluth & Carr-Cheliman, 2009).
siswa (Seraphin, dkk., 2012). Dasar Sementara itu, Gagne (1985)
penelitian ini dilatarbelakangi oleh mengemukakan bahwa siswa hadir ke
pembelajaran konvensional yang kelas umumnya tidak dengan kepala
dilakukan oleh guru terbukti gagal kosong, melainkan mereka sudah
mengembangkan daya nalar siswa membawa sejumlah pengalaman-
(Degeng, 2013). Hal ini dapat dilihat pengalaman atau ide-ide yang dibentuk
dari ketidakmampuan siswa untuk sebelumnya ketika mereka berinteraksi
memecahkan masalah-masalah dengan lingkungannya. Artinya bahwa
sebelum pembelajaran berlangsung

Jurnal Pendidikan Indonesia | 843


P-ISSN: 2303-288X Vol.5, No. 2, Oktober 2016

sesungguhnya siswa telah membawa rata-rata guru SD hanya mampu


sejumlah ide-ide atau gagasan yang menguasai 45% dari keseluruhan
sudah didapatkan sebelumnya. materi yang seharusnya mereka
Menurut Longfield, (2009), gagasan- kuasai. Hal yang sama juga ditemukan
gagasan yang telah dimiliki oleh siswa terhadap guru IPA SD yang
sebelumnya inilah yang disebut menunjukkan bahwa tingkat
prakonsepsi atau konsepsi alternatif. pemahaman guru terhadap materi IPA
Prakonsepsi ini juga sering muncul masih rendah. Kurangnya pemahaman
sebagai miskonsepsi. guru terhadap materi IPA juga
Fowler dan Jaoude (1987) dikemukakan oleh Simamora dan
menyatakan bahwa yang dimaksud Redhana (2007) yang menyatakan
dengan miskonsepsi adalah pengertian bahwa guru-guru yang mengajarkan
tentang suatu konsep yang tidak tepat, sains banyak mengalami masalah
salah dalam menggunakan konsep pembelajaran yang berkaitan dengan
nama, salah dalam mengklasifikasikan model pengubahan konseptual ditinjau
contoh-contoh konsep, keraguan dari karakteristik suatu konsep baru.
terhadap konsep-konsep yang berbeda, Pelajaran IPA merupakan salah
tidak tepat dalam menghubungkan satu mata pelajaran yang penting
berbagai macam konsep dalam ditanamkan pada anak didik karena
susunan hierarkinya atau pembuatan melalui pembelajaran IPA, siswa
generalisasi suatu konsep yang mampu bersikap ilmiah dalam
berlebihan atau kurang jelas. Menurut memecahkan masalah-masalah yang
Amien (1990) miskonsepsi dapat pula dihadapi (Rusnadi, 2013).
terjadi karena adanya gagasan atau ide Pembelajaran IPA diharapkan dapat
yang didasarkan pada pengalaman menjadi wahana bagi siswa untuk
yang tidak relevan. Jika miskonsepsi mempelajari diri sendiri dan alam
terjadi pada peserta didik cenderung sekitar, serta prospek pengembangan
menetap dan sulit untuk diubah serta lebih lanjut. Pembelajaran IPA
akan berpengaruh pada proses belajar merupakan suatu proses penyampaian
mengajar berikutnya. pengetahuan, yang dilaksanakan
Miskonsepsi dalam IPA dan dengan menuangkan pengetahuan
Matematika (Akbas & Gencturk, 2011; kepada siswa (Khusniati, 2012).
Hershey, 2004; Howe, 1993; Novak, Menurut Morrison dan Estes (2007)
1987; Timur, 2012) ditemukan bahwa menyatakan bahwa aplikasi skenario
miskonsepsi terhadap konsep IPA dunia nyata merupakan strategi yang
banyak terjadi pada murid di berbagai efektif untuk mengajarkan IPA sebagai
negara mulai dari murid tingkat Sekolah proses.
Dasar (SD) sampai dengan mahasiswa Dalam pembelajaran IPA perlu
di Perguruan Tinggi. Miskonsepsi yang memiliki strategi mengajar yang lebih
ditemukan hampir disemua materi IPA inovatif agar bidang studi yang
dari gaya dan gerak, bumi dan dibelajarkan mampu diserap dengan
antariksa, tumbuhan dan makhluk baik. Mata pelajaran IPA adalah salah
hidup. Untuk itu perlu dilakukan kajian satu mata pelajaran dasar yang wajib
lebih mendalam mengenai miskonspsi dibelajarkan dengan mengikutsertakan
yang terjadi untuk kultur pembelajaran benda-benda lain yang mendukung
dengan lingkungan belajar yang pembelajaran tersebut (Listyawati,
berbeda. 2013). Proses pembelajaran IPA
Beberapa survei dan penelitian memadukan berbagai konsep fisika,
yang ada, tampak komponen guru kimia, biologi, dan bumi antariksa lebih
sebagai pengajar menjadi titik awal berpotensi untuk mengembangkan
terjadinya miskonsepsi pada siswa. Hal pengalaman dan kompetensi siswa me-
ini ditunjukkan dari fakta bahwa mahami alam sekitar (Listiawati, 2012).
pemahaman guru terhadap materi IPA Dalam menerapkannya di dalam
masih rendah (Laksana, 2014). kehidupan sehari-hari (susiani, 2013).
Suryanto (1997) menyatakan bahwa Menurut (Trisnani, 2015) pelajaran IPA

Jurnal Pendidikan Indonesia | 844


P-ISSN: 2303-288X Vol.5, No. 2, Oktober 2016

memiliki peranan penting dalam METODE PENELITIAN


perkembangan manusia, baik dalam Penelitian ini merupakan
hal perkembangan teknologi yang penelitian deskriptif kualitatif.
dipakai untuk menunjang kehidupanya Rancangan penelitian kualitatif dapat
maupun dalam hal penerapan konsep, diwujudkan dengan tahap-tahap
tanggung jawab, peduli lingkungan, penelitian kualitatif. Penelitian ini
nilai susila, kerja keras, rasa ingin tahu, dilakukan melalui tiga tahap, yakni satu
senang membaca, estetika, nilai tahap pralapangan, tahap ini
ekonomi, kreatif, teliti, skeptis, merupakan tahap penyusunan,
menghargai prestasi, pantang perencanaan, dan penyiapan segala
menyerah, terbuka, jujur, cinta damai, bentuk materi yang dibutuhkan sebagai
objektif, hemat, percaya diri, dan cinta bahan dasar tahap berikutnya. dua
tanah air, tetapi pada kenyataannya tahap lapangan, pada tahap ini
pendidikan karakter yang terbangun dilakukan proses pengumpulan data,
belum sesuai. Pembelajaran IPA tidak peneliti menggunakan alat-alat
lepas dari media dan bahan ajar yang penelitian yang sudah dipersiapkan
digunakan. Akan tetapi, media dan sebelumnya. Alat penelitian yang
bahan ajar yang beredar di lapangan penting digunakan adalah catatan
belum sesuai dengan harapan lapangan. Catatan lapangan adalah
pemerintah. Kaitannya dengan materi catatan yang dibuat oleh peneliti pada
IPA terpadu (Puspitoroni, 2014) IPA saat mengadakan pengamatan,
harus diajarkan dengan pembelajaran pemberian tes diagnostik, dan
yang memungkinkan siswa wawancara. Kemudian, data
mengembangkan kemampuan yang digolongkan menjadi; data pemahaman
dimilikinya dan dapat membangun konsep, profil miskonsepsi serta
sendiri konsepnya. Dasar dari penyebab/sumber miskonsepsi yang
pembelajaran tersebut adalah dialami guru. tiga tahap pasca
pembelajaran konstruktivisme (Rizal, lapangan adalah melakukan analisis
2014) data lanjutan, pengambilan simpulan
Menurut Laksana (2014) akhir, konfirmasi dan penyusunan
masalah-masalah yang terjadi saat ini laporan. Kegiatan analisis data lanjutan
antara lain guru menyajikan materi dilakukan setelah keseluruhan data
yang tidak sesuai, mempresentasikan terkumpul dan setelah kegiatan
penjelasan yang tidak perlu, pengumpulan data di lapangan terakhir.
menjelaskan konsepsi secara prematur, Penelitian ini dilakukan di
menggunakan istilah-istilah yang Provinsi Bali. Subjek penelitian
membingungkan, kurang menekan sebanyak 64 orang calon guru yang
pentingnya konteks, mengabaikan berasal dari mahasiswa S-1 PGSD
pengetahuan awal siswa, sedikit Universitas Pendidikan Ganesha, calon
membahas aplikasi konsep dan terlalu guru sudah duduk di semester 8.
banyak menggunakan persamaan Jumlah calon guru laki-laki 20 laki-laki
matematis. dan 44 orang perempuan.
Penelitian terbaru yang Analisis data dilakukan secara
dilakukan oleh Setiawati (2011) induktif. Analisis secara induktif
memperkuat fakta bahwa memang dilakukan untuk menemukan simpulan
terjadi miskonsepsi pada calon guru. akhir terhadap data yang dikumpulkan
Hasil penelitiannya menunjukkan sedikit demi sedikit. Analisis yang
terdapat variasi tingkat miskonsepsi dilakukan yaitu: satu Jawaban informan
pada berbagai konsep IPA (khususnya pada saat wawancara tentang sumber
biologi) dengan persentase informasi konsep-konsep IPA yang
miskonsepsi di atas 50%. Melihat fakta mereka pelajari. dua Petikan-petikan
ini, tidak menutup kemungkinan bahwa hasil tes diagnostik dan wawancara.
miskonsepsi yang sama juga terjadi
pada guru dan calon guru sekolah
dasar.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 845


P-ISSN: 2303-288X Vol.5, No. 2, Oktober 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN fotosintesis, konsep pernafasan pada


Sementara itu, dari hasil tes tumbuhan, konsep air dalam wujud gas,
diagnostik dan wawancara pada konsep perbedaan berat dan massa,
informan menunjukkan bahwa dalam konsep tekanan pada benda cair,
setiap item tes diagnostik terdapat konsep kuat arus listrik, konsep rotasi
miskonsepsi. Konsepsi paling rendah bumi, konsep benda-benda langit yang
adalah pada konsep gerak jatuh bebas memancarkan cahayanya sendiri,
dan konsepsi paling tinggi pada konsep konsep revolusi bumi, konsep gerhana
gerhana matahari. Sementara konsepsi bulan, konsep gerhana matahari
ilmiah calon guru dengan persentase Untuk lebih jelasnya, profil
lebih besar atau sama dengan 50% konsepsi calon guru tentang materi IPA
adalah konsep zat yang diperlukan sekolah dasar dapat dilihat pada Tabel
dalam proses fotosintesis, konsep zat 1 berikut.
yang dihasilkan dalam proses

Tabel 1. Persentase Konsepsi Ilmiah Calon Guru dalam Materi IPA SD


No Konsepsi ilmiah Persentase
(%)
1. Konsep zat-zat yang diperlukan dalam proses fotosintesis pada 53,1
tumbuhan hijau
2. Konsep proses fotosintesis membutuhkan cahaya 25,0
3. Konsep zat-zat yang dihasilkan dari proses fotosintesis 84,3
4. Konsep proses pernafasan pada tumbuhan 50,0
5. Konsep tumbuhan hijau mendapatkan makanan dari proses fotosintesis 56,2
6. Konsep air dalam wujud gas 50,0
7. Konsep perbedaan berat dan massa suatu benda padat 56,3
8. Konsep massa jenis zat 25,0
9. Konsep tekanan pada benda cair 81,3
10. Konsep pemuaian udara 31,3
11. Konsep gaya gesekan 34,3
12. Konsep gaya gravitasi di bulan 21,9
13. Konsep kuat arus listrik 50,0
14. Konsep gerak jatuh bebas 3,1
15. Konsep gaya pegas 31,3
16. Konsep rotasi bumi 90,6
17. Konsep benda-benda langit yang memancarkan cahayanya sendiri 84,3
18. Konsep revolusi bumi 71,9
19. Konsep gerhana bulan 78,1
20. Konsep gerhana matahari 93,7

Konsepsi ilmiah calon guru Konsep altenatif ditampilkan dalam


sangat beragam, demikian pula dengan Tabel 2 berikut ini.
konsep alternatif atau miskonsepsi
yang terjadi.

Tabel 2. Bentuk-bentuk konsep alternatif (miskonsepsi) calon guru


dalam materi IPA SD
Konsep ilmiah Konsep alternatif %
Konsep zat-zat yang Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
diperlukan dalam proses air karena air berfungsi untuk melarutkan zat hara
15,6
fotosintesis pada dalam tanah
tumbuhan hijau
Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
air karena air dapat mempercepat terjadinya 15,6
fotosintesis
Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
air karena air diperlukan untuk mempercepat 6,3
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

Jurnal Pendidikan Indonesia | 846


P-ISSN: 2303-288X Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Konsep ilmiah Konsep alternatif %


Zat yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis adalah
uap air karena uap air dapat terjadi dari proses 9,4
penguapan di bagian daun oleh sinar matahari
Konsep proses fotosintesis Proses fotosintesis tidak dapat terjadi pada malam
membutuhkan cahaya hari karena fotosintesis hanya dapat terjadi jika 75,0
terdapat sinar matahari saja
Konsep zat-zat yang Gas yang dihasilkan dalam jumlah besar oleh
dihasilkan dari proses tumbuhan hijau ketika ada cahaya matahari adalah
9,4
fotosintesis karbondioksida karena gas oksigen diperlukan dalam
proses tersebut
Gas yang dihasilkan dalam jumlah besar oleh
tumbuhan hijau ketika ada cahaya matahari adalah
6,3
karbondioksida karena gas tersebut digunakan dalam
proses pernafasan tumbuhan
Konsep proses pernafasan Tumbuhan bernafas di siang hari karena tumbuhan
34,3
pada tumbuhan sedang melakukan proses fotosintesis
Tumbuhan bernafas di siang hari karena terdapat
6,3
udara seperti karbondioksida di lingkungan sekitarnya
Tumbuhan bernafas di siang hari dengan cara
menghirup karbondioksida, sedangkan pada malam 9,4
hari menghirup oksigen
Konsep tumbuhan hijau Tumbuhan hijau memperoleh makanan dari zat hara
mendapatkan makanan di dalam tanah kemudian menggunakannya dalam 34,4
dari proses fotosintesis proses fotosintesis
Tumbuhan hijau memperoleh makanan dari air di
dalam tanah karena air adalah sumber makanan 3,1
untama tumbuhan hijau
Konsep air dalam wujud Gelembung-gelembung yang muncul ketika air
gas mendidih adalah udara yang terdapat di dasar air 15,6
yang mengalir ke bagian atas permukaan air
Gelembung-gelembung yang muncul ketika air
mendidih adalah udara yang yang berasal dari gas 25,0
oksigen dan hidrogen di dalam air
Gelembung-gelembung yang muncul ketika air
mendidih adalah gas oksigen karena gas tersebut 9,4
akan menguap ketika air didihkan
Konsep perbedaan berat Besaran yang dapat diukur dengan menggunakan
dan massa suatu benda neraca duduk adalah berat karena memiliki satuan 34,3
padat kilogram
Besaran yang dapat diukur dengan menggunakan
neraca duduk adalah berat karena massa dengan 3,1
berat adalah sama
Konsep massa jenis zat Berdasarkan gambar, dua buah benda yang terbuat
dari bahan yang sama tetapi memiliki massa yang
berbeda akan ada yang terapung dan tenggelam 37,5
karena kedua benda tersebut memiliki massa jenis
yang berbeda tergantung besar kecilnya suatu benda
Berdasarkan gambar, dua buah benda yang terbuat
dari bahan yang sama tetapi memiliki massa yang
berbeda akan ada yang terapung dan tenggelam 31,3
karena peristiwa ini dipengaruhi oleh luas penampang
dari benda tersebut
Berdasarkan gambar, dua buah benda yang terbuat
dari bahan yang sama tetapi memiliki massa yang
berbeda akan terapung jika dimasukkan ke dalam air 3,1
laut karena tempat memepengaruhi terapung atau
tidaknya suatu benda
Berdasarkan gambar, dua buah benda yang terbuat
3,1
dari bahan yang sama tetapi memiliki massa yang

Jurnal Pendidikan Indonesia | 847


P-ISSN: 2303-288X Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Konsep ilmiah Konsep alternatif %


berbeda akan ada yang terapung dan tenggelam
karena kedua buah benda tersebut memiliki tekanan
yang berbeda
Konsep tekanan pada Berdasarkan gambar, titik yang tekanannya terbesar
benda cair adalah titik P karena benda yang terdapat paling atas 12,4
mendapatkan tekanan yang besar dari zat cair
Berdasarkan gambar, titik yang tekanannya terbesar
adalah titik P karena mempunyai luas permukaan 6,3
yang lebih besar
Konsep pemuaian udara Balon-balon udara jika terus bergerak ke atas, lama
kelamaan balon tersebut akan pecah karena tekanan
15,6
udara semakin tinggi sehingga terdapat perbedaan
besarnya tekanan udara di dalam balon
Balon-balon udara jika terus bergerak ke atas, lama
kelamaan balon tersebut tidak akan pecah karena
53,1
balon tersebut akan menyusut/mengecil dan turun
kembali ke bawah
Konsep gaya gesekan Berdasarkan ilustrasi, benda yang diam tidak
mengalami gaya karena benda yang diam tidak 59,4
mengalami perpindahan/bergerak
Konsep gaya gravitasi di Berdasarkan ilustrasi, suatu benda jika dijatuhkan di
bulan permukaan bulan tidak akan terjatuh ke bawah 68,8
karena di bulan tidak terdapat gaya gravitasi
Berdasarkan ilustrasi, suatu benda jika dijatuhkan di
permukaan bulan tidak akan terjatuh ke bawah 9,3
karena di bulan tidak terdapat udara
Konsep kuat arus listrik Berdasarkan gambar, kuat arus listrik yang masuk ke
lampu sama besar dengan kuat arus yang keluar dari 9,4
lampu karena memiliki rangkaian seri
Berdasarkan gambar, kuat arus listrik setelah keluar
dari lampu akan berkurang karena arus listrik sudah 28,1
digunakan oleh lampu
Berdasarkan gambar, kuat arus listrik setelah keluar
dari lampu akan berkurang karena arus listrik 12,5
terhambat oleh kabel
Konsep gerak jatuh bebas Dua buah bola yang terbuat dari bahan yang berbeda
jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama maka bola
96,9
yang lebih berat akan menyentuh lantai terlebih
dahulu
Konsep gaya pegas Berdasarkan gambar, besarnya gaya tarik yang
dimiliki oleh benda (i) lebih besar daripada benda (ii)
46,8
hal ini disebabkan karena gaya gesekan yang terjadi
pada benda (i) lebih besar
Berdasarkan gambar, besarnya gaya tarik yang dimiliki
oleh benda (i) lebih besar daripada benda (ii) hal ini
21,9
disebabkan karena luas penampang benda (i) lebih
besar daripada luas penampang benda (ii)
Konsep rotasi bumi Peristiwa matahari terbit di sebelah timur dan
tenggelam di sebelah barat terjadi karena gerakan
9,4
bumi mengelilingi matahari dimana setiap planet
berputar mengelilingi pusat tata surya yaitu matahari
Konsep benda-benda Bulan adalah benda langit yang dapat memancarkan
langit yang memancarkan cahaya sendiri karena bulan termasuk bintang 6,3
cahayanya sendiri
Bulan adalah benda langit yang dapat memancarkan
cahaya sendiri karena bulan termasuk satelit yang 6,3
bercahaya
Konsep revolusi bumi Semua planet di dalam tata surya termasuk bulan
15,6
beredar mengelilingi bumi karena adanya peristiwa

Jurnal Pendidikan Indonesia | 848


P-ISSN: 2303-288X Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Konsep ilmiah Konsep alternatif %


revolusi
Semua planet beredar mengelilingi matahari tetapi
12,5
bulan hanya beredar mengelilingi bumi
Konsep gerhana bulan Berdasarkan gambar, gerhana matahari terjadi jika
21,9
posisi bulan berada diantara bumi dan matahari
Konsep gerhana matahari Berdasarkan gambar, gerhana matahari terjadi jika
posisi bumi berada diantara bulan dan matahari 6,3
(Data Diolah, 2016)

Selain temuan berupa merupakan penjebaran pragmatis


miskonsepsi yang disajikan pada Tabel terhadap dunia nyata. Miskonsepsi
1 tersebut, juga diperoleh hasil dimungkinkan juga didapat oleh
penelitian berupa sumber penyebab seseorang dari proses pembelajaran
miskonsepsi calon guru. Berdasarkan sebelumnya dalam tingkatan
hasil tes diagnostik yang memuat 20 pendidikan tertentu.
buah konsep dalam materi IPA sekolah Penemuan miskonsepsi dalam
dasar, terdapat 10 konsep yang paling penelitian ini sejalan dengan
banyak miskonsepsi pada calon guru. penjelasan di atas. Meskipun calon
Melalui analisis terhadap hasil guru telah memperoleh mata kuliah
wawancara mendalam, maka diperoleh yang membahas tentang materi IPA di
sumber penyebab dari tipe miskonsepsi sekolah dasar sejak pendidikan tinggi,
yang paling banyak terjadi pada calon akan tetapi miskonsepsi masih terjadi.
guru. Sumber miskonsepsi yang paling Kemungkinan hal ini disebabkan oleh
dominan adalah bersumber dari hasil adanya pembatasan konstruksi seperti
kontruksi calon guru itu sendiri yaitu yang dikemukakan di atas. Selain itu,
81,6% dan 18,4% persepsi calon guru adanya miskonsepsi juga dapat
yang menyatakan bahwa bahan ajar diakibatkan munculnya pengetahuan
sebagai sumber miskonsepsi. baru hasil konstruksi sendiri yang tidak
Kemudian persepsi calon guru yang sesuai dengan pengetahuan ilmiah
menyatakan bahan ajar sebagai (Suparno, 2005).
penyebab terjadinya miskonsepsi Miskonsepsi dalam materi IPA
ditelusuri secara faktual dengan dalam temuan ini sangat beragam.
menganalisis beberapa bahan ajar Temuan sebelumnya memperlihatkan
yang di dalamnya terdapat bahwa terjadi miskonsepsi pada
miskonsepsi. Analisis ini dilakukan sebagian besar materi matematika dan
pada dua jenis bahan ajar yang sering IPA (Akbas & Gencturk, 2011; Hershey,
digunakan oleh calon guru yaitu bahan 2004; Howe, 1993; Timur, 2012). Hal ini
ajar jenis LKS dan buku teks yang menandakan bahwa miskonsepsi dapat
diterbitkan oleh Depdiknas. terjadi pada siswa, calon guru, dan
Miskonsepsi-miskonsepsi yang guru.
menjadi temuan dalam penelitian ini Melalui penelitian ini juga
merupakan gambaran mental yang diperoleh bahwa penyebab
dibayangkan secara intuitif oleh miskonsepsi adalah bahan ajar.
seseorang atas dasar pengalaman Berdasarkan hasil penelitian, bahan
sehari-harinya. Seperti yang dinyatakan yang menyebabkan calon guru
Sadia (2001) bahwa, miskonsepsi miskonsepsi adalah buku-buku untuk
hanya dapat diterima dalam kasus- jenjang sekolah dasar yang pernah
kasus tertentu dan tidak berlaku untuk calon guru pelajari serta buku LKS
kasus-kasus lainnya serta tidak dapat yang banyak digunakan di sekolah-
digeneralisasi. Konsepsi tersebut pada sekolah dasar. Temuan ini sejalan
umumnya dibangun dalam upaya dengan penelitian yang dilakukan
memberi makna terhadap dunia Yuliati (2007). Hasil penelitian tersebut
pengalaman mereka sehari-hari dan menyatakan penyebab miskonsepsi
hanya dapat berasal dari buku yang dimiliki
siswa. Suparno (2005) berpendapat

Jurnal Pendidikan Indonesia | 849


P-ISSN: 2303-288X Vol.5, No. 2, Oktober 2016

bahwa miskonsepsi yang bersumber High School Students’


dari buku teks dapat disebabkan Misconceptions about Air
karena bahasanya sulit atau karena Pressure. Educationals
penjelasannya yang tidak benar. Selain Sciences: Theory & Practice,
itu, gambar, diagram, grafik, atau 2217-2222
sumber informasi lainnya yang Amien. 1990. Pemetaan Konsep: Suatu
diperoleh dari buku juga dapat Tehnik untuk Meningkatkan
menimbulkan miskonsepsi pebelajar. Belajar yang Bermakna. Mimbar
Hasil penelitian Setiawati (2011) juga Pendidikan Tahun IX, 55-69.
memperoleh hasil sebesar 3,80% Cakir, M. 2008. Constructivist
miskonsepsi calon guru disebabkan Approaches to Learning in
oleh buku teks. Science and Their Implications for
Science Pedagogy: A Literature
SIMPULAN DAN SARAN Review. International Journal of
Berdasarkan temuan dari hasil Environmental & Science
penelitian, maka dapat ditarik simpulan Education, 3 (4), 193-206
sebagai berikut. (1) Miskonsepsi pada Degeng, I N. S. 2013. Ilmu
konsep-konsep dalam materi IPA pembelajaran: Klasifikasi variable
sekolah dasar sangat bervariasi. Hal ini untuk pengembangan teori dan
menunjukkan bahwa calon guru penelitian. Bandung: Aras Media
memiliki beragam konsepsi terhadap Fowler dan Jaoude. 1987. Using
suatu konsep yang telah dipelajari. hierarchichal concept /proposition
Rata-rata miskonsepsi calon guru maps to plan instruction that
adalah 44,8%. Konsep-konsep yang addresses existing and potential
banyak mengalami miskonsepsi, student misunderstanding in
diantaranya yaitu; konsep fotosintesis science. New York: Cornell
dapat terjadi pada malam hari sebesar University.
75%; konsep tumbuhan bernafas di Gagne, R.M. 1985. The Condition of
siang hari 50%; konsep air dalam wujud Learning and Theory of
gas 50%; konsep massa jenis suatu Instruction. New York: CBS
benda yang terbuat dari bahan yang College Publishing.
sama 75%; konsep pemuaian yang Hafizah, D., Haris, V., & Eliswatis.
terjadi pada benda gas 59,4%; konsep (2014). Analisis Miskonsepsi
benda diam mengalami gaya 59,44%; Siswa Melalui Tes Multiple
konsep gaya gravitasi pada permukaan Choice Menggunakan Certainty
bulan 78,1%; konsep kuat arus listrik of Response Index Pada Mata
50%; konsep gerak jatuh bebas 96,9%; Pelajaran Fisika Man 1
dan konsep besarnya gaya tarik suatu Bukittinggi. Edusainstika Jurnal
benda 68,8%. (2) Penyebab Pendidikan MIPA, 1(1), 2005–
miskonsepsi calon guru pada konsep- 2008.
konsep dalam materi IPA sekolah dasar Hershey, D. R. 2004. Avoid
didominasi oleh diri calon guru sendiri misconceptions when teaching
persepsi calon guru yang menyatakan about plants.
bahwa bahan ajar sebagai sumber Actionbioscience.org.http://www.a
miskonsepsi. Hasil analisis bahan ajar ctionbioscience.org/education/her
seperti LKS dan buku teks shey.html (diakses 31 Oktober
menunjukkan beberapa konsep IPA 2015)
yang terdapat di dalamnya memang Howe, A. C. 1993. A Vygotskian
mengandung konsep yang Perspective on Teaching for
miskonsepsi. Conceptual Change. In The
Proceedings of the Third
DAFTAR PUSTAKA International Seminar on
Akbas, Y & Gencturk, E. 2011. The Misconceptions and Educational
Effect of Conceptual Change Strategies in Science and
Approach to Eliminate 9th Grade

Jurnal Pendidikan Indonesia | 850


P-ISSN: 2303-288X Vol.5, No. 2, Oktober 2016

Mathematics, Misconceptions Komunikasi Pendidikan.


Trust: Ithaca, New York. Retrieved from
Khusniati, M. (2012). Pendidikan http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.p
Karakter Melalui Pembelajaran hp/JTP/article/view/1551
Ipa. Jurnal Pendidikan IPA Puspitorini, R., Prodjosantoso, A. K.,
Indonesia, 1(2), 204–210. Subali, B., & Jumadi, J. (2014,
Retrieved from October 9). Penggunaan Media
http://journal.unnes.ac.id/nju/inde Komik Dalam Pembelajaran Ipa
x.php/jpii/article/view/2140 Untuk Meningkatkan Motivasi
Laksana, D.N L. 2014. Profil Dan Hasil Belajar Kognitif Dan
Pemahaman Konsep IPA Guru- Afektif. Cakrawala Pendidikan.
Guru Kelas Sekolah Dasar di Retrieved from
Kabupaten Ngada. Jurnal Ilmiah http://journal.uny.ac.id/index.php/
Pendidikan Citra Bakti, 1 (1), 15- cp/article/view/2385.
26. Putrayasa, I. B. (2013, October 1).
Listyawati , Ni Nym, M. S. D. N. S. Penelusuran Miskonsepsi Dalam
(2013, July 3). Pengaruh Model Pembelajaran Tata Kalimat
Pembelajaran Kuantum Dengan Pendekatan
Berbantuan Peta Pikiran Konstruktivisme Berbasis Inkuiri
Terhadap Kemampuan Berpikir Pada Siswa Kelas I Smp
Kritis Siswa Pada Pembelajaran Laboratorium Undiksha
Ipa Kelas V Sd. Mimbar PGSD. Singaraja. Jurnal Pendidikan
Retrieved from Indonesia. Retrieved from
http://ejournal.undiksha.ac.id/inde http://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/JJPGSD/article/view/779 x.php/JPI/article/view/2168
Listyawati, M. (2012). Pengembangan Reigeluth, C.M. & Carr-Cheliman, A.A.
Perangkat Pembelajaran Ipa 2009. Theories for Different
Terpadu Di Smp. Journal of Outcomes of Instruction. Dalam
Innovative Science Education, C.M. Reigeluth, & A.A. Carr-
1(1), 61–69. Cheliman (Eds.), Instructional-
Longfield, J. 2009. Discrepant Teaching Design Theories and Models:
Events: Using an Inquiry Stance Building a Common Knowledge
to Address Students’ Base, Vol. 3 (hal. 195-197), New
Misconceptions. International York: Routledge.
Journal of Teaching and Learning Rezky Agung, H., & Tri Edi, M. S.
in Higher Education, 21 (2), 265- (2014). Analisis Kesalahan dan
271 Miskonsepsi Siswa Kelas VIII
Mosik, & Maulana, P. (2010). Usaha Pada Materi Aljabar. Jurnal Ilmu
mengurangi terjadinya Pendidikan Dan Pengajaran, 1(2),
miskonsepsi fisika melalui 173–184.
pembelajaran dengan Rizal. (2014). Pengaruh pembelajaran
pendekatan konflik kognitif. Jurnal inkuiri terbimbing dengan mind
Pendidikan Fisika Indonesia, 6, map terhadap keterampilan
98–103. proses sains dan hasil belajar
Novak. 1987. Proceeding of the second IPA. Jurnal Pendidikan Sains,
international seminar 2(4), 159–165. Retrieved from
misconcepsition and educational http://journal.um.ac.id/index.php/j
strategies in Science and ps
Mathematics. New York: Cornell Rusnadi, D. P. P. N. W. A. (2013, July
University. 5). Penerapan Model
Purnamasari, J., Herpratiwi, H., & Pembelajaran Kooperatif Tipe
Kandar, S. (2015, January 9). Team Games Tournament Untuk
Evaluasi Pembelajaran Ipa Meningkatkan Kemampuan
Berbasis Pendidikan Karakter. Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar
Jurnal Teknologi Informasi Ipa. MIMBAR PGSD. Retrieved

Jurnal Pendidikan Indonesia | 851


P-ISSN: 2303-288X Vol.5, No. 2, Oktober 2016

from Taufiq, M. (2012). Remediasi


http://ejournal.undiksha.ac.id/inde Miskonsepsi Mahasiswa Calon
x.php/JJPGSD/article/view/881 Guru Fisika Pada Konsep Gaya
Sadia, I W. 2001. Pengembangan Buku Melalui Penerapan Model Siklus
Ajar IPA Pendidikan Dasar Belajar (Learning Cycle) 5E.
Berwawasan Sains-Teknologi- Jurnal Pendidikan IPA Indonesia
Masyarakat (Studi Pembelajaran (Indonesian Journal of Science
IPA Menuju Siswa Yang Literasi Education), 1(2), 198–203.
Sains dan Teknologi). Laporan https://doi.org/10.15294/jpii.v1i2.2
Penelitian (tidak diterbitkan). 139
Singaraja: STKIP Singaraja. Timur, S. 2012. Preschool Teachers
Seraphin, K.D., Philippoff, J., Kaupp, L. Concerning the Subject “Force
& Vallin, L.M. 2012. and Motion”. Educationals
Metacognition as means to Sciences: Theory & Practice,
increase the effectiveness of 3038-3049
inquiry-based science education. Trisnani, I., Hasyim, A., & Djasmi, S.
Science Education International, (2015, January 12). Evaluasi
23 (4), 366-382 Program Pembelajaran Ipa.
Setiawati, G.A.D. 2011. Kajian Jurnal Teknologi Informasi
Miskonsepsi dalam Materi Komunikasi Pendidikan.
Fotosintesis dan Respirasi Retrieved from
Tumbuhan pada Mahasiswa http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.p
Jurusan Pendidikan Biologi hp/JTP/article/view/4778
Universitas Pendidikan Ganesha Yuliati, L. 2007. Miskonsepsi dan
Tahun Pelajaran 2010/2011. Remediasi Pembelajaran IPA.
Tesis (tidak diterbitkan). Buku Ajar. Jakarta: Universitas
Singaraja: Universitas Pendidikan Terbuka
Ganesha.
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan
Perubahan Konsep dalam
Pendidikan Fisika. Jakarta: PT
Grasindo.
Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan
Perubahan Konsep Pendidikan
Fisika. Jakarta: Grasindo
Suryanto. 1997. Pemahaman guru
Sekolah Dasar (SD) terhadap
Konsep konsep Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA): Suatu
diagnosis adanya miskonsepsi.
Laporan Penelitian (Tidak
diterbitkan) Jakarta: Pusat
Penelitian Universitas Terbuka.
Susiani, K., Dantes, N., & Tika, N.
(2013, May 10). Pengaruh Model
Pembelajaran Quantum
Terhadap Kecerdasan Sosio-
Emosional Dan Prestasi Belajar
Ipa Siswa Kelas V Sd Di
Banyuning. Jurnal Pendidikan
Dasar. Retrieved from
http://119.252.161.254/e-
journal/index.php/jurnal_pendas/a
rticle/view/525

Jurnal Pendidikan Indonesia | 852

Anda mungkin juga menyukai