Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Alamat korespondensi: ISSN 2252-9047
Kampus Tegal, Jalan Kompol Suprapto No. 4
Tegal Jawa Tengah 52114
E-mail: pgsd.tegal@yahoo.com
36
Tiffani Rizkana Fatkur / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)
PENDAHULUAN
penyelesaian nyata dari permasalahan yang penjumlahan dan pengurangan pecahan melalui
nyata. model PBL?”. Penelitian ini bertujuan untuk
Melalui model PBL diharapkan dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa
meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa serta performansi guru di kelas IV pada mata
materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. pelajaran matematika di SD Negeri 01
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Wanarejan.
“Bagaimana meningkatkan hasil dan aktivitas .
belajar siswa serta performansi guru di kelas IV
SD Negeri 01 Wanarejan pada materi
meliputi kemampuan guru dalam membuat RPP pelajaran matematika materi pecahan serta data
dan pelaksanaan pembelajaran dengan model hasil tes formatif pada siklus I dan II untuk
PBL. Data yang diperoleh dari dokumen berupa mengetahui meningkat tidaknya hasil dan
data nilai siswa kelas IV pada tahun pelajaran aktivitas belajar siswa setelah pembelajaran
2010/2011 pada mata pelajaran matematika matematika dengan model PBL.
materi penjumlahan dan pengurangan pecahan
dan nilai matematika siswa kelas IV tahun Alat Pengumpul Data
pelajaran 2011/2012 setelah pembelajaran Alat pengumpul data yang digunakan
dengan model PBL. untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
yaitu alat tes dan non tes. Alat tes dalam
Teknik Pengumpulan Data penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
Teknik pengumpulan data pada penelitian hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan
ini dilakukan dengan teknik tes dan non tes. model PBL. Alat tes tersebut berupa soal tes
Teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil formatif yang dilaksanakan pada akhir siklus I
belajar siswa dan persentase tuntas belajar dengan materi penjumlahan pecahan dan siklus
klasikal, yaitu dengan tes formatif yang II materi pengurangan pecahan. Alat non tes
dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan II. digunakan untuk memperoleh data aktivitas
Teknik non tes dilakukan dengan observasi dan belajar siswa dan performansi guru dalam
dokumentasi. Observasi dilakukan untuk pembelajaran dengan model PBL. Untuk
memperoleh data aktivitas belajar siswa dan memperoleh data aktivitas belajar siswa
performansi guru. Observasi dilakukan selama menggunakan lembar pengamatan aktivitas
proses pembelajaran di setiap pertemuan belajar siswa. Sementara untuk memperoleh
pembelajaran pada siklus I dan II dengan data performansi guru menggunakan Alat
menggunakan lembar pengamatan aktivitas Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG 1
belajar siswa dan lembar pengamatan untuk menilai guru dalam membuat RPP dan
performansi guru. Dokumentasi digunakan APKG 2 untuk menilai kemampuan guru dalam
untuk memperoleh data nilai siswa kelas IV pelaksanaan pembelajaran.
pada tahun pelajaran 2010/2011 pada mata
39
Tiffani Rizkana Fatkur / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)
Siklus I Siklus II
Hasil Belajar Siswa
Banyak Siswa Persentase Banyak Siswa Persentase
70,59 92,16
Nilai ≥ 64 (tuntas) 36 47
% %
Nilai 64 (tidak 29,41 7,84
15 4
tuntas) % %
84,31
Nilai Rata-rata 68,14
No Persentase (%)
Aspek Yang Diamati
. Siklus I Siklus II
1. Keterlibatan siswa dalam melaksanakan tugas
75,04 83,38
belajarnya
2. Kerjasama siswa dalam kelompok untuk memecahkan
77,63 86,25
masalah
3. Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan
61,55 72,88
kepada siswa lain atau guru
4. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
57,43 69,63
atau tanggapan
5. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja 59,73 70,38
41
Tiffani Rizkana Fatkur / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)
PBL dalam pembelajaran materi pecahan untuk karena kalau pengetahuan itu didapatkan lebih
menjembatani materi matematika yang abstrak dekat dengan konteks praktiknya, maka kita
dengan kemampuan berpikir siswa yang masih akan lebih ingat. Melalui konteks yang dekat
konkret agar siswa menjadi lebih mudah dan sekaligus melakukan, maka siswa akan lebih
memahami materi pecahan. mudah memahami materi.
Penggunaan model PBL ternyata dapat Pembelajaran dengan model PBL juga
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi dapat menimbulkan aktivitas belajar siswa.
penjumlahan dan pengurangan pecahan. Hal ini Dalam proses pembelajaran, siswa lebih terlibat
terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa dari aktif dalam melaksanakan tugas belajarnya,
siklus I ke siklus II dan ketercapaian indikator lebih berani bertanya, bekerjasama dalam
keberhasilan yang ditetapkan. Peningkatan hasil kelompok untuk memecahkan masalah, berani
belajar siswa memiliki makna bahwa untuk menanggapi atau memberi pendapat
pembelajaran dengan model PBL dapat terhadap hasil kerja siswa atau kelompok lain,
memberikan pengalaman kepada siswa untuk serta mempresentasikan hasil kerjanya di depan
mengalami proses belajar melalui kegiatan kelas. Timbulnya aktivitas belajar siswa dapat
penyelidikan secara kelompok untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi
memecahkan permasalahan kontekstual yang dan menjadi lebih ingat karena ia mengalami
diajukan guru. Proses belajar yang dialami siswa sendiri proses belajarnya. Hal ini sesuai dengan
sesuai dengan pendapat Burton dalam pendapat Slameto (2010), bahwa penerimaan
Aunurrahman (2009), bahwa perubahan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri,
perilaku pada diri individu terjadi berkat adanya kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi
interaksi antara individu dengan individu dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi
individu dengan lingkungannya sehingga dalam bentuk yang berbeda. Siswa akan
mereka mampu berinteraksi dengan bertanya, mengajukan pendapat, maupun
lingkungannya. berdiskusi dengan guru, menjalankan perintah,
Proses belajar yang terjadi dalam melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram,
pembelajaran ternyata dapat menjadikan siswa inti sari dari pelajaran yang disajikan. Bila siswa
mengalami perubahan perilaku sebagai hasil menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki
belajar. Hasil belajar tersebut ditandai dengan ilmu atau pengetahuan itu dengan baik.
pemahaman siswa pada materi penjumlahan Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus
dan pengurangan pecahan menjadi lebih baik. I dan II, aktivitas belajar siswa mengalami
Hasil belajar yang diperoleh siswa sesuai dengan peningkatan. Peningkatan aktivitas belajar siswa
pendapat Hamalik (2008), bahwa hasil belajar dapat menjawab teori yang dikemukakan oleh
adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi Smith dalam Amir (2010), bahwa model PBL
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dapat mendorong terjadinya pengembangan
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari kecakapan kerja tim dan kecakapan sosial
tidak mengerti menjadi mengerti. Melalui model karena dilaksanakan dalam kelompok-kelompok
PBL, siswa lebih memahami materi pecahan kecil. Peningkatan hasil dan aktivitas belajar
karena pengetahuan yang mereka peroleh tidak siswa juga disebabkan karena peningkatan
hanya dalam bentuk matematika formal, tetapi performansi guru dalam pembelajaran dengan
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. model PBL. Hal ini menjawab teori yang
Siswa juga memperoleh kebermaknaan dalam dikemukakan oleh Ismail (2009), bahwa untuk
belajar, sehingga motivasi siswa dalam belajar mendapatkan proses dan hasil belajar siswa
matematika menjadi lebih baik. Temuan ini yang berkualitas tentu memerlukan kinerja
dapat menjawab teori yang dikemukakan oleh (performansi) guru yang maksimal. Performansi
Smith dalam Amir (2010), bahwa dengan model guru menjadi lebih baik karena guru semakin
PBL, siswa menjadi lebih ingat dan meningkat baik dalam menerapkan pembelajaran dengan
pemahamannya atas materi ajar. Hal ini terjadi model PBL pada materi pecahan. Guru sudah
42
Tiffani Rizkana Fatkur / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)
melaksanakan semua kegiatan sesuai yang lelah dan bosan jika mengerjakan pekerjaan
direncanakan dan lebih optimal dalam yang berkepanjangan. Siswa kelas tinggi
melaksanakan model PBL. kemampuan berpikirnya lebih tinggi dan kritis
Seperti yang dikemukakan oleh Trianto jika dibandingkan dengan siswa kelas rendah.
(2011), salah satu kekurangan model PBL yaitu Siswa kelas rendah cepat merasa lelah jika
persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) berpikir terlalu sulit.
yang kompleks. Melihat persiapan pembelajaran Model PBL membutuhkan sarana dan
yang kompleks dalam menerapkan model PBL, prasarana yang memadai karena membutuhkan
guru melakukan perencanaan, pengelolaan persiapan pembelajaran (media dan alat peraga)
pembelajaran, dan penilaian dengan baik. yang kompleks. Jika guru akan menggunakan
Melalui model PBL, performansi guru tampak model PBL, maka harus memperhatikan media
pada proses pembelajaran dan menjadi lebih dan alat peraga yang dibutuhkan untuk
baik. Penguasaan materi, kemampuan memfasilitasi siswa melakukan penyelidikan.
mengelola pembelajaran, dan komitmen guru Jika guru akan menggunakan model PBL untuk
dalam menjalankan tugas menjadi lebih baik. meningkatkan aktivitas belajar siswa, maka guru
Performansi guru yang tampak dalam harus memberikan motivasi, bimbingan, dan
pembelajaran model PBL sejalan dengan penguatan kepada siswa. Misalnya, agar siswa
pendapat Sanjaya dalam Ismail (2009), bahwa berani menyajikan atau mempresentasikan hasil
kinerja atau performansi guru berkaitan dengan kerjanya di depan kelas, maka guru dapat
tugas perencanaan, pengelolaan pembelajaran, memberi penguatan dengan memberikan
dan penilaian hasil belajar. lencana bintang kepada kelompok yang mau
Penggunaan model PBL dalam maju dan dapat mempresentasikannya dengan
pembelajaran matematika materi penjumlahan benar.
dan pengurangan pecahan di kelas IV SD Negeri Jika guru akan menggunakan model PBL,
01 Wanarejan dapat meningkatkan hasil dan maka harus memperhatikan alokasi waktu
aktivitas belajar siswa serta performansi guru. pembelajaran dan menyesuaikan dengan
Jika guru akan menggunakan model PBL untuk permasalahan yang diajukan. Alokasi waktu
meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pembelajaran yang dapat digunakan untuk
serta performansi guru dalam pembelajaran, model PBL minimal yaitu 2 jam pelajaran (2 x
maka harus memperhatikan karakteristik materi 35 menit). Selain memperhatikan alokasi waktu
pembelajaran, karakteristik siswa, sarana dan pembelajaran, jika guru akan menerapkan
prasarana, alokasi waktu pembelajaran, dan model PBL di kelas dengan jumlah siswa yang
kondisi kelas. banyak, maka harus membagi kelompok dengan
Jika guru akan menggunakan model PBL, baik agar anggota kelompok tidak terlalu
maka harus memilih materi pembelajaran yang banyak.
banyak menyangkut kehidupan nyata sehari-
hari. Jadi, guru akan mudah menyusun masalah
(problem) yang akan diajukan. Masalah tersebut SIMPULAN
berupa soal non rutin sehingga dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk Berdasarkan penelitian yang telah
melakukan penyelidikan memecahkan masalah. dilaksanakan, dapat disimpulkan bahawa model
Jika guru akan menggunakan model PBL, maka PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
lebih cocok diterapkan untuk siswa kelas tinggi. aktivitas belajar siswa, dan performansi guru
Secara fisik, siswa kelas tinggi sudah mampu dalam pembelajaran matematika materi pecahan
menggunakan alat maupun benda-benda kecil di kelas IV SD Negeri 01 Wanarejan Pemalang.
dalam pembelajaran. Sementara itu, siswa kelas Peningkatan tersebut ditunjukkan oleh (1)
rendah belum memiliki koordinasi otot-otot peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada siklus
kecil dengan sempurna, sehingga cepat merasa I, nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai
43
Tiffani Rizkana Fatkur / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)
68,14 dan persentase tuntas belajar klasikal dan bimbingan, dan semua pihak yang telah
70,59%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata membantu penyusunan artikel ilmiah ini.
meningkat menjadi 84,31 dan persentase tuntas
belajar klasikal menjadi 92,16%; (2) peningkatan
aktivitas belajar siswa dilihat dari kehadiran DAFTAR PUSTAKA
siswa dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Rata-rata kehadiran siswa pada Amir, M. T. 2010. Inovasi Pendidikan melalui Problem
siklus I 97,39% dan siklus II tetap 97,39%. Based Learning. Kencana, Jakarta
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran siklus I Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008.
Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara,
mencapai 66,28% (tinggi) dan meningkat pada
Jakarta
siklus II menjadi 76,50% (sangat tinggi); (3)
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran.
peningkatan performansi guru dalam
Alfabeta, Bandung
menerapkan model PBL pada pembelajaran Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bumi
matematika materi pecahan dinilai dari Aksara, Bandung
kemampuan guru dalam membuat RPP dan Ismail, M. I. (2009). Kinerja dan Kompetensi Guru
pelaksanaan pembelajaran. Nilai performansi dalam Pembelajaran.
guru pada siklus I mencapai 82,25 (AB) dan http://ilyasismailputrabugis.blogspot.com/2009/1
meningkat pada siklus II menjadi 93,58 (A). 1/kinerja-dan-kompetensi-guru-dalam.html.
Diunduh 23 Februari 2012
Prihandoko, A. C. 2006. Pemahaman dan Penyajian
UCAPAN TERIMAKASIH
Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik.
Depdiknas, Jakarta
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis.
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat Alfabeta, Bandung
dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang
menyelesaikan artikel ilmiah yang berjudul Mempengaruhi. Rineka Cipta, Jakarta
“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika
melalui Model Problem Based Learning (PBL)”. Sekolah Dasar. Depdiknas, Jakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan artikel
Alfabeta, Bandung
ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan
Supinah dan Titik S. 2010. Modul Matematika SD
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, Program Bermutu, Pembelajaran Berbasis Masalah
peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada Matematika di SD/MI. Kemdiknas, Yogyakarta
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
PGSD UPP Tegal UNNES; Drs. Yuli Witanto Progresif. Kencana, Jakarta
dan Drs. Utoyo yang telah memberikan arahan Yonny, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian
Tindakan Kelas. Familia, Yogyakarta
44