Anda di halaman 1dari 17

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MATERI LINGKARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 1
SD MUHAMMADIYAH 1 KOTA TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Eko Nita Yulia Rahmawati


857575226
ekonitayulia30@gmail.com

Abstrak

Eko Nita Yulia.2021, “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Mata Pelajaran Matematika Materi Lingkaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada
Siswa Kelas VI Semester 1 SD Muhammadiyah 1 Kota Tegal Tahun Pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini dilatar belakangi karena kurangnya partisipasi serta keaktifan siswa
terhadap pembelajaran Matematika khususnya pada materi lingkaran sehingga prestasi
belajar siswa cenderung masih dibawah KKM. Hal ini dikarenakan guru masih
menggunakan metode konvensional dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, peneliti
melakukan penelitian perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika materi Lingkaran. Penelitian ini dilaksanakan di
SD Muhammadiyah 1 Tegal yang terdiri atas dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa
kelas VI Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022 sebanyak 22 Siswa. Pengumpulan data
menggunakan lembar observasi dan refleksi siklus I dan siklus II. Dari hasil refleksi yang
diperoleh pada siklus 1 jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas sebanyak 12 siswa
(54,54%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa (45,46%), sedangkan pada siklus
II terjadi peningkatan jumlah siswa dengan nilai tuntas sebanyak 19 siswa (86,36%) dan
jumlah yang tidak tuntas sebanyak (13,64%), maka dapat disimpulkan bahawa model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar
Matematika materi Lingkaran.

Kata Kunci : Prestasi, Problem Based Learning(PBL), Model


2

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, “Pendidikan merupakan suatu usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
(pasal 1 ayat 1, 2003:3).
Salah satu muatan pelajaran yang diajarkan di sekolah dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia adalah matematika. Matematika merupakan salah satu
muatan pelajaran pokok yang ada sejak pendidikan dasar dan dapat membentuk
pola pemikiran yang logis, sistematis, kritis dan kreatif. Sehingga pembelajaran
matematika dianggap penting dalam pembelajaran khususnya pada Pendidikan
dasar.
Pengenalan materi lingkaran, diajarkan saat siswa duduk di bangku kelas
VI SD. Berdasarkan pengamatan awal siswa belum menunjukkan adanya respon
yang baik dalam mengikuti pembelajaran terutama pada bab Lingkaran. Siswa
lemah dalam menentukan jari-jari, diameter, keliling serta luas pada lingkaran.
Sering sekali siswa masih terbolak-balik dalam menentukkan rumus mencari
keliling dan luas lingkaran.
Pembelajaran yang dilakukan guru juga sangat membosankan karena guru
hanya menerangkan di depan kelas tanpa alat peraga ataupun media lainnya.
Pasifnya siswa juga sangat terlihat pada saat guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Kesulitan tersebut karena siswa
merasa kebingungan dalam menentukan rumus serta dalam perhitungan mencari
keliling dan luas lingkaran.
Hal itu didukung pula dari data pencapaian hasil observasi dan evaluasi
pembelajaran Matematika pada materi lingkaran siswa kelas VI Al-Jazzary SD
Muhammadiyah 1 Kota Tegal yang berjumlah 22 siswa dengan 13 siswa laki-laki
3

dan 9 siswa perempuan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


yang ditetakan oleh sekolah. Hasil belajar menunjukkan bahwa siswa belum
berhasil dalam pembelajaran. Dari data hasil belajar dan pelaksanaan
pembelajaran tersebut, perlu diadakan peningkatan kualitas pembelajaran yang
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan studi awal, identifikasi masalah yang terjadi dalam
pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas VI SD Muhammadiyah 1 Kota Teal
mata pelajaran matematika adalah kurangnya motivasi siswa dalam belajar
terutama terhadap pembelajaran Matematika, kurangnya usaha dalam
menjembatani konsep-konsep matematika dengan penglaman sehari-hari agar siswa
lebih paham dan aktif sehingga penguasaan materi pelajaran atau prestasi belajar
siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka analisis masalah tersebut antara
lain guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dan
terlibat langsung dalam proses pembelajaran, guru kuraang memotivasi siswa
dalam pembelajaran dan guru belum menggunakan metode pembelajaran yang
tepat sesuai materi yang disampaikan sehingga hasil belajar siswa belum optimal.
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan di atas, penulis mencoba memberikan
alternative dalam menyelesaikan permasalahan dengan mengubah strategi
pembelajaran yaitu dari pembelajaran yang membosankan seperti dengan ceramah
saja menjadi pembelajaran yang menyenangkan salah satunya yaitu dengan
menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang
bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut.
“Apakah dengan penerapan model pembelajaran Probrem Based Learning (PBL)
mata pelajaran Matematika materi Lingkaran dapat meningkatkan prestasi belajar
4

pada siswa kelas VI Semester 1 SD Muhammadiyah 1 Kota Tegal Tahun


Pelajaran 2021/2022?”
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian mengandung maksud memperbaiki kinerja guru dalam
proses pembelajaran dan mendiskripsikan peningkatan prestasi belajr siswa
setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mata
pelajaran Matematika materi Lingkaran pada siswa kelas VI SD Muhammadiyah
1 Kota Tegal.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Bagi guru diharapkan dapat menemukan alternatif model pembelajaran
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika materi Lingkaran menggunakan model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) kelas VI SD Muhammadiyah 1 Kota Tegal Tahun 2021/2022,
dapat mengembangkan kemampuan professional degan memperbaiki
pembelajaran yang dikelola, serta dapat mengembangkan pengetahuan, rasa
percaya diri dalam mengajar.
Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, keaktifan, serta
prestasi belajar siswa khususnya materi Lingkaran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Bagi sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran melalui prestasi belajar siswa dan kinerja guru serta sekolah sebagai
pusat ilmu pengetahuan.
KAJIAN PUSTAKA
LANDASAN TEORI
Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar menurut Arifin (2011:2) terdiri dari dua suku kata,
yaitu prestasi dan belajar. Kata “prestasi” berasal dari Bahasa belanda yaitu
“prestatie” yang diartikan dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi atau hasil
usaha. Sedangkan menurut Syah, (dalam Evi 2017:40) Prestasi belajar merupakan
kinerja seseorang yang ditunjukkan dalam bentuk rata-rata nilai yang
diperolehnya. Selain itu, menurut Slameto dalam Harminingsih (2008:15)
5

menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
faktor dari dalam diri siswa dan faktor luar atau biasa disebut faktor lingkungan.
Faktor dalam terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), (2)
psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), (3)
dan kelelahan. Faktor luar yaitu: (1) keluarga (cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) sekolah (metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar, tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi hasil
belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki peran penting
dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru harus memiliki
kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak monoton maka guru
sebaiknya mampu memvariasikan metode pembelajaran misalkan diskusi inkuiri,
praktikum, game dan PBL. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi juga
dapat mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang dalam belajar,
motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran Problem based learning (PBL) adalah model
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah. Menurut Tan
dalam (Rusman, 2011: 229) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi
pembelajaran yang mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa melalui proses
kerja kelompok. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) bercirikan
pada penggunaan masalah dalam kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus
dipelajari siswa dalam melatih keterampilan berfikir kritis serta pemecahan
masalah yang didapatkan pada pengetaahuan konsep-konsep penting.
Pendapat dari David Bound fan Grahame I. Feletti (dalam Putra, 2013:
64), problem based learning is a conception of knowledge, understanding, and
education profoundly different from the more usual conception underlying
6

subject-based learning. Berdasarkan pendaapat tersebut dapat diketahui bawa


Problem Based Learning adalah gambaran dari ilmu pengetahuan, pemahaman,
serta pembelajaran yang jauh berbeda dengan pembelajaran subject based
learning.
Jadi Problem Based Learning dapat didefinisikan sebagai lingkungan
belajar yang menekankan pada pemberian masalah yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari kepada siswa kemudian siswa bekerja sama dengan
kelompoknya untuk mencari alternative solusi nyata. Subtansi Problem Based
Learning lebih merujuk pada pemecahan masalah dan penyelidikan nyata yang
ditemukan di kelas VI SD Muhammadiyah 1 Kota Tegal pada mata pelajaran
Matematika materi Lingkaran.
Pembelajaran Matematika di SD
Matematika adalah Bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif untuk memudahkan berfikir.
Sedangkan menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2010:1), menyatakan bahwa
matematika adalah salah satu cara untuk menemukan jawaban terhadap suatu
masalah, dengan menggunakan informasi, pengetahuan dalam bentuk serta
ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas, telah
diperoleh gambaran bahwa prestasi belajar matematika siswa masih
rendah.setelah dianalisa rendahnya prestasi belajar diduga karena kuraang
maksimalnya penerapan model pembelajaran dikelas. Maka dilakukan sebuah
peneraapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model
pembelajaran tersebut untuk mengupayakan agar pembelajaran yang terpusat pada
guru berubah menjadi terpusat kepada siswa. Pada kesempatan ini penulis ingin
mencoba menggunakan model pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kendala-kendala di atas adalah model pembelajaran Problem Based
Leaning mata pelajaran matematika materi Lingkaran pada siswa kelas VI SD
Muhammadiyah 1 Kota Tegal
7

Kerangka berpikir yang diterapkan pada penelitian ini sebagai berikut:

KONDISI TINDAKAN TUJUAN/HASIL

1. Pembelajaran 1. Penerapan 1. Guru


masih bersifat model mampu
konvensional pembelajaran menerapkan
Problem model PBL
2. Belum
menggunakan Based 2. Prestasi
model PBL learning mata belajar siswa
pelajaran meningkat
3. Prestasi belajar Matematika
siswa rendah materi
lingkaran
pada siklus I
dan II

EVALUASI AWAL EVALUASI AKHIR

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Subyek, Tempat dan Waktu serta Pihak yang Membantu Penelitian
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VI Al Jazzary SD Muhammadiyah 1 Kota
Tegal Tahun Pelajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa sebanyak 22 anak. 13
siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 1 Kota Tegal dalam
pembelajaran Matematika siswa kelas VI Al Jazzary Semester 1 Tahun Pelajaran
2021/2022 yang berada di Jalan Cempaka No.67 Kota Tegal. SD Muhammadiyah
8

1 merupakan sekolah swasta yang dikelola oleh Yayasan Persyarikatan


Muhammadiyah yang berdiri sejak tahun 1976.
Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian pada pembelajaran Matematika kelas VI SD
Muhammadiyah 1 Kota Tegal Tahun Pelajaran 2021/2022 akan dilaksanakan
dalam tiga kali kegiatan yaitu Pra siklus pada hari Rabu, 27 Oktober 2021, Siklus
I pada hari Rabu, 3 November 2021, siklus II pada hari Rabu, 17 November 2021
Pihak yang membantu
Dalam penelitian ini peneliti dibntu oleh pendamping yaitu Ibu Fatin
Chamamah, S.Pd Penilai 1 dan Ibu Farkhah, S.Pd selaku Penilai 2 dalam
penelitian ini bertindak sebagai pemberi saran dan penilai serta Bapak Kaselin,
M.Pd selaku supervisor.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan dua
siklus, setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Tindakan dalam setiap siklus saling berkaitan erat. Sebelumnya peneliti
melakukan kegiatan Pra Siklus dengan menggunakan metode ceramah dan
klasikal. Karena dirasa tidak mendapatkan hasil yang memuaskan maka guru
mengadakan perbaikan pembelajaran Siklus I yang dilakukan dengan penggunaan
Model Pembelajaran Problem Based Learning menggunakan Buku Siswa,
sedangkan pada perbaikan pembelajaran Siklus II guru masih sama menggunakan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) secara kelompok dengan
memecahkan masalah pada lembar kegiatan peserta didik (LKPD) dilanjutkan
dengan mengerjakan soal uraian.
Pra Siklus

Pada tahap perencanaan dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan


yang meliputi menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi
9

lingkaran dengan sub mencari keliling dan luas lingkaran, menyiapkan materi
pembelajaran, menetapkan kriteria penilaian, menyiapkan instrumen lembar
pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa, dan membuat alat evaluasi
untuk melihat tingkat keberhasilan siswa setelah prasiklus selesai.

Tahap pelaksanaan tindakan, peneliti mulai melaksanaan tindakan sesuai


RPP yang telah dibuat dari kegiatan pendahuluan selama 15 menit meliputi
kegiatan menyiapkan kelas, berdo’a, dan apersepsi. Kegiatan inti selama 45 menit
kegiatan yang dilakukan guru meliputi menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan konsep materi perbandingan dua besaran, mencatat poin – poin
penting materi di papan tulis. mempersilahkan siswa untuk mencatat materi
tersebut pada buku tulisnya, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jawab
dengan guru tentang materi tersebut, meluruskan kesalahpahaman, memberikan
penguatan, dan membuat kesimpulan, memberikan latihan soal kepada siswa
berkaitan dengan materi tersebut, Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru,
membahas latihan soal yang telah dikerjakan siswa, dan menyampaikan kepada
siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan mengadakan ulangan / evaluasi
tentang materi tersebut. Kegiatan penutup selama 10 menit kegiatan yang
dilakukan guru meliputi membimbing siswa untuk menyimpulkan materi,
memberi motivasi kepada siswa. menutup pembelajaran dengan berdo’a bersama,
dan memberi salam penutup.

Pada kegiatan pengamatan, peneliti mengamati segala sesuatu yang terjadi


selama pembelajaran berlangsung di kelas dari proses pembelajaran sampai
aktivitas belajar siswa. Tujuan pengamatan yaitu untuk memperoleh data sebagai
bahan pertimbangan dalam Menyusun perbaikan pada siklus selanjutnya. Dalam
penelitian ini yang akan diamati adalah pengamatan prestasi belajar yang
dilakukan melalui tes evaluasi yang diberikan oleh guru.

Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan terhadap hasil pengamatan dan
hasil evaluasi pada pelaksanaan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
yaitu berdiskusi dengan supervisor, saran, masukan dan kritik pada saat
10

pelaksanaan pembelajaran, serta solusi dan masukan yang dapat dillakukan pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.

Siklus I

Pada tahap perencanaan, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan


Perbaikan Pembelajaran (RPPP) dan menyampaikan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) tentang sub pokok bahasan mencari keliing lingkaran yang
dibagi menjadi dua pertemuan pada siklus I, menyiapkan alat peraga
pembelajaran, menyusun lembar kerja siswa yang terdapat pada Buku Siswa,
menyusun lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi guru,
menyusun instrumen penilaian berupa soal yang akan diberikan pada pertemuan
ketiga di siklus I, dan mempersiapkan alat penilaian performansi guru berupa APS
(Alat Penilaian Simulasi PKP) satu dan dua.

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti mulai melaksanakan tindakan


sesuai dengan RPPP yang telah dibuat dengan menggunakakn model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada sub pokok mencari keliling
lingkaran. Guru melakukan pengumpulan data kualitatif yang dibantu oleh
pendamping 2 dengan mengamati aktivitas siswa dan guru dikelas serta
melakukan pengumpulan data kuantitatif dari hasil nilai tes evaluasi siswa pada
siklus I.
Pada tahap pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi yang
memuat aktivitas siswa dan performasi guru selama pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus I. Sehingga dapat diketahui kelebihan serta kekurangan dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk menjadi dasar pada penyusunan
kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II
Pada tahap refleksi ini peneliti menganalisis hasil observasi dan hasil
evaluasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I yang telah
dilaksanakan. Peneliti berdiskusi dengan supervisor untuk menganalisis hasil
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I serta mencari solusi perbaikan
pembelajaran untuk disusun pada RPPP siklus II.
Siklus II
11

Pada tahap perencanaan, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan


Perbaikan Pembelajaran (RPPP) dan menyampaikan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) tentang sub pokok bahasan mencari luas lingkaran yang
dibagi menjadi dua pertemuan pada siklus II, menyiapkan alat peraga
pembelajaran, menyusun lembar kerja peserta didik (LKPD), menyusun lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa dan performansi guru, menyusun instrumen
penilaian berupa soal yang akan diberikan pada pertemuan ketiga di siklus II, dan
mempersiapkan alat penilaian performansi guru berupa APS (Alat Penilaian
Simulasi PKP) satu dan dua.

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti mulai melaksanakan tindakan


sesuai dengan RPPP yang telah dibuat dengan menggunakakn model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada sub pokok mencari luas
lingkaran menggunakan LKPD. Guru melakukan pengumpulan data kualitatif
yang dibantu oleh pendamping 2 dengan mengamati aktivitas siswa dan guru
dikelas serta melakukan pengumpulan data kuantitatif dari hasil nilai tes evaluasi
siswa pada siklus II.
Pada tahap pengamatan peneliti dengan pendamping mengamati aktivitas
siswa yang menunjukkan minat dan keaktifannya dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran serta aktifitas guru dalam menyajikan dan melaksanakan
pembelajaran dikelas menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
Pada tahap refleksi ini peneliti meninjau kembali hasil observasi dan hasil
evaluasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II yang telah
dilaksanakan. Kriteria keberhasilan yang telah tercapai merupakan tolak ukur
keberhasilan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini.
Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini analisis data penting dilakukan agar data dapat
bermakna dan sebagai jawaban atas keberhasilan tindakan yang dilakukan. Data
yang diperoleh dalam penelitia ini adalah berupa lembar observasi dalam proses
pembelajaran, serta teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu
Teknik Tes. Teknik tes dilakukan dengan menggunakan soal yang berhubungan
12

dengan kompetensi dasar yang dikerjakan siswa. Adapun butir-butir soal terlampir
dalam RPPP.
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis terdiri dari 2 jenis data,
yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pada penelitian ini diperoleh data kuantitatif
berupa nilai evaluasi siswa yang dilaksanakan pada setiar akhir fase siklus, yaitu
siklus 1 dan siklus 2. Hasil tes pada akhir siklus I dibandingkan dengan siklus II,
jika mengalami kenaikan maka dianggap penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dadpat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan terhadap performansi
guru dan aktivitas belajar siswa selama perbaikan pembelajaran dilaksanakan.
Hasil analisis data observasi kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif.
Indikator Keberhasilan
Pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan hasil
pengetahuan dan keterampilan belajar siswa setiap siklusnya dengan prosedur
penelitian sekuraang-kurangnya 85% dari jumlah siswa memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Matematika 75 yaitu sejumlah 18
dari jumlah 22 siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)
Pada kegiatan prasiklus diperoleh data hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika materi Lingkaran diperoleh jumlah siswa yang mendapat
nilai A (sangat baik) ada 0 siswa atau 0%, yang mendapat nilai B (baik) ada 5
siswa atau 22,73 %, yang mendapat nilai C (cukup) ada 3 siswa atau 13,63%, dan
yang mendapat nilai D (kurang) ada 5 siswa atau 22,73%, sedangkan yang
mendapat nilai sangat kurang sebanyak 9 siswa atau 40,91%.

Dari hasil tes tersebut, Sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan
belajar sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi belajar siswa pra siklus
mata pelajaran Matematika materi Lingkaran masih banyak yang dibawah kriteria
ketuntasan minimum KKM (75), dari jumlah 22 siswa, siswa yang belum
13

mencapai ketuntasan adalah 15 siswa atau 68,19 %. Sedangkan siswa yang telah
mencapai ketuntasan sebanyak 7 siswa atau 31,81 %.
Deskripsi Hasil Siklus I
Sesuai dengan hasil pra siklus diatas, maka diadakanlah tindakan kelas
siklus I pada pembelajaran matematika materi lingkaran di kelas VI SD
Muhammadiyah 1 Kota Tegal dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Dari hasil tes siklus I, siswa yang mendapat nilai
A (sangat baik) ada 1 siswa atau (4,54%), mendapat nilai B (baik) ada 7 siswa
atau (31,82%), mendapat nilai C (cukup) sebanyak 4 orang (18,18%), yang
mendapatkan nilai D (kurang) ada 6 siswa atau (27,28%), sedangkan yang
mendapatkan nilai E (sangat kurang) ada 4 siswa atau (18,18%).
Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari jumlah 22 siswa, yang tuntas
belajar hanya 12 siswa atau 54,54%, sedangkan 10 siswa lainnya atau 45,46%
belum mencapai ketuntasan. Adapun pada siklus I diperoleh nilai tertinggi adalah
90 dan nilai terendah adalah 50. Dapat dilihat adanya pengurangan jumalah siswa
yang masih dibawah KKM. Pada prasiklus jumlah siswa yang dibawah KKM
sebanyak 15 anak atau 68,18% dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 10 anak
atau 45,46%. Nilai rata-rata kelas meningkat dari semula 60,68 naik menjadi
70,90%. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan pra siklus.
Deskripsi Hasil Siklus II
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus II diperoleh data
bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) ada 6 siswa atau 27,27%, yang
mendapatkan nilai baik (B) ada 13 siswa atau 59,1%, yang mendapat nilai C ada 1
siswa atau 4,5%, dan yang mendapat nilai D ada 2 siswa atau 9,1%, serta yang
mendapat nilai E tidak ada. Pada siklus II ini rata-rata kelas naik menjadi 81,59.
Siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa atau 86,36% dan yang
belum tuntas menurun sebanyak 3 siswa atau 13,64%. Hal ini jelas menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikasn. Rata-rata kelas pun meningkat
dibandingkan dengan siklus I yaitu dari 70,90% menjadi 81,59%.
14

Jika dibandingkan dengan kondisi saat Prasiklus, siklus I, siklus II dapat


dilihat bahwa saat kondisi Pra siklus rata-rata kelas hanya sebesar 60,68, nilai
rata-rata kelas siklus I sebesar 70,90, sedangkan rata-rata pada siklus II menjadi
81,59. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan dari
keadaan pra siklus hingga siklus II.
Atas dasar informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
pendekatan Problem Based Learning (PBL) khususnya pada penguasaan
kompetensi dasar keliling dan luas lingkaran ada peningkatan prestasi siswa yang
signifikan dalam pembelajaran matematika. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tindakan pada siklus II sudah berhasil. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas
ini dihentikan.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian pembelajaran pada mata pelajaran Matematika dengan
materi Lingkaran didapatkan bahwa sebelum diadakan siklus I atau Pra Siklus
masih banyak siswa yang bingung dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM). Hal ini disebabkan karena peneliti masih menggunakan model
pembelajaran konvensional saat KBM berlangsung. Peneliti juga kurang
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran serta kurang memberikan motivasi
atau penguatan yang menyebabkan perhaatian siswa terhadap materi pelajaran
dalam proses pembelajaran sangat rendah.

Oleh sebab itu peneliti melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan


model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dirasa peneliti dapat
memperbaiki pembelajaran khususnya pada peningkatan hasil prestasi siswa. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa serta
keaktifan siswa dari siklus 1 ke siklus II selama pelaksanaan pembelajaran.
Prestasi belajar siswa meningkat tiap siklusnya dimana para siklus yang
menggunakan metode konvensional atau metode ceramah ketuntasan hanya siswa
yang aktif saja dengan rata-rata kelas 60,68%, setelah menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I prosentasi rata-rata siswa
menjadi 70,90% dan diperbaiki Kembali pada siklus II dengan ketuntasan sudah
mencapai 86,39%.
15

Hasil antara kondisi awal (Prasiklus) dengan siklus I menyebabkan adanya


perubahan walaupun belum maksimal, yang ditandai dengan adanya peningkatan
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu peneliti
melakukan tindakan pembelajaran pada siklus II yang menunjukkan semua siswa
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Adanya interaksi antar siswa secara
individu maupun kelompok, serta antar kelompok. Hasil antara siklus I dengan
siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar, dari hasil tes akhir siklus II lebih
baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil ini menunjukkan
apa yang dilakukan guru pada penggunaan model Problem Based Learning pada
mata pelajaran Matematika materi Lingkaran di kelas VI SD Muhammadiyah 1
Kota Tegal telah meningkatkan prestasi belajar siswa.

Model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan


prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Lingkaran. Terbukti
dengan prestasi belajar siswa kelas VI SD Muhammadiyah 1 Kota Tegal dalam
pembelajaran Matematika menggunakan model Problem Based Learning dengan
mencapai ketuntasan klasikal sebanyak 86,39% dengan nilai KKM ≥75.

Simpulan dan Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian yang telaah dilakukan, dapat dikatakan bahwa


penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Lingkaran di kelas
VI SD Muhammadiyah 1 Kota Tegal Tahun Pelajaran 2021/2022.
Metode pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning pada penelitian ini memberikan peningkatan yang signifikan terhadap
hasil prestasi belajar siswa hal ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi belajar
per siklus. Pada prasiklus hanya ada 7 siswa atau 31,8 % saja yang memenuhi
KKM dengan rata-rata kelas 60,68. Pada siklus I meningkat menjadi 12 siswa atau
54,54% yang memenuhi KKM dengan rata-rata kelas 70,90. Sedangkan pada
siklus II meningkat pesat yaitu menjadi 19 siswa atau 86,36% yang memenuhi
16

KKM dengan rata-rata kelas 81,59. Dengan demikian perbaikan pembelajaran


sudah tuntas dan tidak perlu diulang.
Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan beberapa simpulan yang telah diuraikan diatas, saran tindak
lanjut yang dapat peneliti berikan yaitu selama proses pembelajaran, diharapkan
siswa lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam menyerap informasi dari
penjelasan guru dan proses penemuan informasi dalam kegiatan belajar baik
individu maupun kelompok. Dalam meningktkan kualitas pembelajaran sebelum
melaksanakan proses pembelajaran hendaknya guru mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan seperti RPP, alat peraga maupun Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) sehingga akan lebih mudah dalam mentransfer konsep-konsep dari
materi yang akan diajarkan.
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi
Lingkaran sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
pelaksanaan pembelajaran lainnya
17

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.Jakarta: Depdiknas.

Indonesia. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Cipta Karya


Education International (EI) dan Persatuan Guru Republik Indonesia.
2013. Artikel Kompas. Jakarta: Kompas

Putra, Stitava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Jogyakarta: Diva Pres

Rusman. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:


Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:Rajawali Pers. PT. Raja
Grafindo Persada

Ruseffendi, E.T. 2010. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non


Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Slameto. 2008. Belajar dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Zainal Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai